Analisis Kelayakan Pemberian Kredit Usah

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO DALAM

UPAYA MENGANTISIPASI TERJADINYA KREDIT BERMASALAH


(Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Sawojajar Malang)

Stevanie Helena Lapia


Moch. Dzulkirom
Zahroh Z.A
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: stevaniehelena@gmail.com

ABSTRACT

The research aimed at knowing the creditworthiness analysis for micro enterprises and effort to anticipate
the bad debt. The research is case study research with descriptive method with qualitative approach. The
research focus is creditworthiness analysis of micro enterprise with 3R principle and all aspect valuation,
effort to anticipate bad debt and bad debt analysis at PT. Bank Rakyat Indonesia of Sawojajar MalangUnit
in period 2013-2015 by using NPL formula. Data collection technique through interview and documentation.
The research showed that credit worthiness with 3R principle and comprehensive valuation have been good
but no character valuation. Preventive control of credit is good enough, but there is sag for credit plafond by
officer and debtor development lack maximum. For repressive control of credit has been done well but no
restructuring. Credit channeling improvement for micro enterprise at PT. Bank Rakyat Indonesia of
Sawojajar Malang Unit is not followed with the NPL increase. Bad debt occurred because of animus from
debtor, credit usage deviation, credit used by third party, out of expectation condition, credit plafond sag,
officer unable to look animus of debtor and debtor development lack routine.

Keyword: Creditworthiness analysis, Anticipative effort for bad debt, NPL

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kelayakan pemberian kredit usaha mikro dan upaya
mengantisipasi terjadinya kredit bermasalah. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus serta metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini adalah
analisis kelayakan pemberian kredit usaha mikro dengan prinsip 3R serta penilaian keseluruhan aspek, upaya
mengantisipasi terjadinya kredit bermasalah dan analisis kredit bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia
Unit Sawojajar Malang periode 2013-2015 menggunakan rumus NPL. Teknik pengumpulan data melalui
wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa ananlisis kelayakan pemberian kredit
dengan prinsip 3R dan penilaian keseluruhan sudah baik tetapi belum dilakukan penilaian karakter. Preventive
control of credit sudah cukup baik, karena masih adanya kelonggaran pemberian plafond kredit oleh Mantri
dan pembinaan debitur yang kurang maksimal. Untuk represive control of credit sudah dilakukan dengan baik
meskipun tidak ada restructuring. Peningkatan penyaluran kredit usaha mikro pada PT. Bank Rakyat
Indonesia Unit Sawojajar Malang tidak diikuti dengan meningkatnya NPL. Kredit bermasalah yang terjadi
disebabkan adanya itikad tidak baik dari debitur, penyimpangan penggunaan kredit, kredit digunakan pihak
ketiga, terjadi kondisi di luar dugaan, kelonggaran pemberian plafond kredit, mantri tidak bisa melihat itikad
tidak baik debitur dan pembinaan debitur yang kurang rutin.

Kata kunci: Analisis kelayakan kredit, Upaya antisipasi terjadinya kredit bermasalah, NPL

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 179


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. PENDAHULUAN 6.060.694.205,-. Peningkatan pemberian kredit
Sejak lama dunia perbankan memainkan juga diikuti dengan peningkatan jumlah debitur
peranan yang sangat vital bagi perekonomian suatu yang memanfaatkan kredit usaha rakyat mikro dari
negara. Bagi Indonesia sendiri sebagai negara yang tahun 2013-2014 yaitu 28,57% dari total debitur
sedang berkembang serta mengalami pertumbuhan 287 orang menjadi 369 orang. Tahun 2014-2015
di berbagai sektor, perbankan berkontribusi besar juga mengalami peningkatan sebesar 20,6% dari
terhadap kemajuan perekonomian nasional. total debitur 369 orang menjadi 445 orang.
Berkembangnya perekonomian Indonesia disertai Klasifikasi kredit pada PT. Bank Rakyat
pula dengan peningkatan jumlah usaha besar, Indonesia Unit Sawojajar digolongkan menjadi 5
usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM). Salah kolektabilitas, yaitu kolektabilitas 1 Lancar (L),
satu peran penting UMKM sebagai sumber utama kolektabilitas 2 Dalam Perhatian Khusus (DPK),
lapangan kerja dan pendapatan di negara-negara kolektabilitas 3 Kurang Lancar (KL), kolektabilitas
maju maupun di negara-negara sedang 4 Diragukan (D), Kolektabilitas 5 Macet (M).
berkembang termasuk Indonesia. Kredit bermasalah di PT. Bank Rakyat Indonesia
Meskipun memiliki peranan yang cukup Unit Sawojajar yaitu kolektabilitas 3 hingga
penting dan jumlahnya kian meningkat tiap tahun, kolektabilitas 5. Setiap tahunnya kolektabilitas 3
ada beberapa hal yang menjadi hambatan bagi atau yang disebut kredit Kurang Lancar (KL)
pertumbuhan dan pengembangan usaha skala mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2014
mikro dan kecil yaitu kurangnya akses keuangan” kredit kurang lancar mengalami penurunan sebesar
(Arsyad, 2008:9). Kurangnya akses keuangan oleh Rp 25.972.550,- kemudian pada tahun berikutnya
UMKM dibaca sebagai peluang potensial bagi mengalami peningkatan sebesar Rp 18.472.450,-.
bank di tengah persaingan yang semakin kompetitif Untuk tingkat kolektabilitas 4 atau yang disebut
antar bank. Banyak bank saat ini menyalurkan kredit Diragukan (D) cenderung mengalami
kredit usaha mikro untuk memfasilitasi penurunan setiap tahunnya. Tahun 2014
pembiayaan bagi usaha mikro. mengalami penurunan signifikan sebesar Rp
PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Unit 76.486.123,- yaitu dari Rp 92.319.623,- menjadi
Sawojajar selaku unit dari PT. Bank Rakyat Rp 15.833.500,-. Untuk tahun 2015 mengalami
Indonesia Kawi merupakan salah satu unit yang penurunan sebesar Rp 2.631.936,- yaitu dari Rp
menyalurkan kredit usaha mikro selama tiga tahun 15.833.500,- menjadi Rp 13.201.564,-.
terakhir dan telah mengalami peningkatan Sedangkan untuk kolektabilitas 5 atau yang
penyaluran kredit pada nasabah. disebut kredit Macet (M) mengalami fluktuasi
pula. Tahun 2013 PT. Bank Rakyat Indonesia Unit
Tabel 1. Perkembangan Penyaluran Kredit Usaha Sawojajar tidak memiliki kredit Macet tetapi pada
Mikro PT. Bank Rakyat Indonesia Unit tahun 2014 meningkat sebesar Rp 36.052.639,-
Sawojajar Per 31 Desember kemudian tahun 2015 turun sebesar Rp
Tahun Total Kredit yang Tingkat 16.608.239,-Berfluktuasinya kredit bermasalah
debitur disalurkan pertumbuhan yang ada di PT. Bank Rakyat Indonesia Unit
2013 287 3.023.512.689 Sawojajar dapat disebabkan oleh berbagai
orang kemungkinan. Guna mencegah peningkatan
terjadinya kredit bermasalah di masa yang akan
2014 369 4.396.621.481 31,23% datang, maka analisis kelayakan pemberian kredit
orang usaha mikro sangat diperlukan. Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan oleh penulis,
2015 445 6.060.694.205 27,46%
sehingga penulis tertarik untuk mengadakan
orang
penelitian dengan judul “Analisis Kelayakan
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Sawojajar Pemberian Kredit Usaha Mikro dalam Upaya
2016, (Data diolah) Mengantisipasi Terjadinya Kredit Bermasalah
(Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tahun Unit Sawojajar)”.
2013-2014 pemberian kredit di PT. Bank Rakyat
Indonesia Unit Sawojajar mengalami peningkatan
sebesar 31,23% yaitu dari total Rp 3.023.512.689,-
menjadi Rp 4.396.621.481,-. Tahun 2014-2015
juga mengalami peningkatan sebesar 27,46% yaitu
dari total Rp 4.396.621.481,- menjadi Rp
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 180
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2. KAJIAN PUSTAKA e. Aspek teknis/operasi: dalam aspek ini yang
Kredit dinilai adalah masalah lokasi usaha, kemudian
Pengertian Kredit kelengkapan sarana dan prasarana yang
Kredit (Wahjono, 2013:95) berasal dari dimiliki, termasuk lay out gedung dan ruangan.
bahasa Yunani, yaitu “credere, yang berarti f. Aspek manajemen: untuk menilai bagaimana
kepercayaan. debitur menjalankan perusahaan, sumber daya
manusia yang dimiliki perusahaan serta rencana
Prinsip-prinsip dalam Pemberian Kredit yang mampu diwujudkan debitur guna
Menurut Hasibuan (2009:108) analisis pengembangan usaha.
penilaian 3R mencakup penilaian kredit sebagai g. Aspek sosial ekonomi: untuk menilai dampak
berikut: usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat
a. Pengembalian (return) adalah penilaian atas luas baik ekonomi maupun sosial. Apakah
hasil yang akan dicapai perusahaan calon memberikan dampak ekonomi dan sosial yang
debitur setelah memperoleh kredit. Apakah positif seperti pemberdayaan masyarakat sekitar
hasil yang dicapai akan mampu digunakan untuk tenaga kerja perusahaan sehingga mampu
untuk mengangsur pinjaman serta bersamaan memberikan pendapatan bagi masyarakat.
serta bersamaan dengan pengembalian h. Aspek amdal: aspek ini sangat penting dalam
pinjaman apakah usaha debitur dapat rangka apakah usaha yang dibuatnya sudah
berkembang atau tidak. memenuhi kriteria analisis dampak lingkungan
b. Kemampuan pengembalian (repayment terhadap darat, air dan udara sekitarnya.
capacity) adalah memperhitungkan jangka
waktu pengembalian kredit yang sesuai dengan Kredit Bermasalah
kemampuan pembayaran angsuran debitur. Pengertian Kredit Bermasalah
c. Kemampuan menghadapi resiko (risk bearing Menurut Latumaerissa (2014:162) “kredit
ability) adalah memperhitungkan besarnya bermasalah adalah kredit yang pembayaran
kemampuan perusahaan calon debitur untuk kembali utang pokok dan kewajiban bunganya
menghadapi resiko, apakah perusahaan calon tidak sesuai dengan persyaratan atau ketentuan
debitur risikonya besar sekali atau kecil. yang ditetapkan oleh bank, serta mempunyai risiko
Kemampuan menghadapi resiko erat kaitannya penerimaan pendapatan dan bahkan punya potensi
dengan jaminan yang diberikan debitur apabila untuk rugi”.
resiko kegagalan pembayaran kredit terjadi.
Cara menghitung kredit bermasalah
Aspek-aspek dalam penilaian kredit Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.
Analisis kredit dirangkum secara singkat 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, kredit
oleh Kasmir (2012:140) sebagai berikut : bermasalah dapat dihitung dengan rumus:
a. Aspek Hukum: tujuannya adalah untuk menilai
kebenaran dan legalitas dokumen-dokumen
persyaratan kredit. Dokumen-dokumen
persyaratan kredit yang tidak lengkap dan tidak
akurat akan menimbulkan masalah yang Pengawasan Kredit
mungkin merugikan kreditur. Macam-macam Pengawasan Kredit
b. Aspek pasar dan pemasaran: merupakan aspek Jenis-jenis pengendalian kredit menurut
untuk menilai apakah produk yang dipasarkan Hasibuan (2009:106-109) adalah sebagai berikut:
akan laku di pasar, wilayah pemasaran dan a. Preventive Control of Credit
bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan Preventive control of credit adalah pengendalian
perusahaan. kredit yang dilakukan dengan tindakan
c. Aspek pasar dan pemasaran: merupakan aspek pencegahan sebelum kredit tersebut macet.
untuk menilai apakah produk yang dipasarkan Tindakan pengendalian yang dilakukan antara
akan laku di pasar, wilayah pemasaran dan lain:
bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan 1) Penetapan plafond kredit
perusahaan 2) Pemantauan debitur
d. Aspek keuangan: untuk menilai keuangan 3) Pembinaan debitur
perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan
perusahaan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 181


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
b. Represive Control of Credit a. Prinsip 3R dengan tahapan:
Represive Control of Credit adalah tindakan 1) Return
pengamanan atau penyelesaian kredit macet Menganalisis hasil yang akan dicapai
dengan cara reschedulling, reconditioning, perusahaan, apakah hasil tersebut mampu
restructuring dan liquidation. digunakan untuk membayar pinjaman dan
pengembangan usaha.
3. METODE PENELITIAN 2) Repayment Capacity
Jenis Penelitian Menganalisis berapa lama perusahaan mampu
. Jenis penelitian ini adalah studi kasus serta melunasi pinjaman sesuai dengan kemampuan
metode penelitian yang digunakan adalah metode bayarnya.
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. 3) Risk Bearing Ability
Menganalisis besarnya kemampuan
Lokasi Penelitian perusahaan debitur untuk menghadapi resiko,
Lokasi penelitian yang dipilih untuk tempat apakah perusahaan debitur resiko besar sekali
penelitian adalah PT. Bank Rakyat Indonesia Unit atau kecil. Kemampuan menghadapi resiko
Sawojajar Malang, yang terletak di Jalan Jl. Danau erat kaitannya dengan jaminan yang akan
Toba B.22 Malang. diberikan debitur apabila kegagalan
pembayaran kredit terjadi.
Sumber Data b. Penilaian keseluruhan aspek yang ada dengan
Data primer diperoleh melalui wawancara. tahapan:
Data sekunder diperoleh melalui bukti, catatan atau 1) Aspek Hukum
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip Menganalisis kelengkapan dan keabsahan
(data dokumenter) yang telah dipublikasikan berkas persyaratan pengajuan kredit oleh
maupun yang tidak dipublikasikan PT. Bank debitur.
Rakyat Indonesia Unit Sawojajar Malang. 2) Aspek Manajemen
Menganalisis pengelolaan dan kepengurusan
Teknik Pengumpulan Data usaha yang dijalankan oleh debitur.
1. Dokumentasi: Data yang dibutuhkan dari PT. 3) Aspek Pemasaran
Bank Rakyat Indonesia Unit Sawojajar Malang Menganalisis jenis produk, kepemilikan
adalah data total debitur, data total volume pelanggan tetap, strategi pemasaran yang
kredit usaha mikro yang telah disalurkan selama dilakukan dan potensi perluasan wilayah
tiga tahun, data kolektabilitas kredit usaha pemasaran.
mikro, struktur organisasi, produk dan layanan 4) Aspek Teknis
bank. Menganalisis tentang bahan baku, lokasi usaha
2. Wawancara: Wawancara yang diadakan peneliti dan peralatan usaha.
meliputi tanya jawab secara langsung dengan 5) Aspek Keuangan
pihak-pihak yang terkait dengan bagian kredit Menganalisis keuangan perusahaan yang
untuk memperoleh informasi mengenai masalah dilihat dari laporan keuangan perusahaan.
prosedur pemberian kredit usaha mikro, analisis 6) Aspek Sosial Ekonomi
kelayakan pemberian kredit usaha mikro dan Menganalisis dampak usaha yang diberikan
upaya mengantisipasi terjadinya kredit terutama bagi masyarakat luas baik dari segi
bermasalah di PT. Bank Rakyat Indonesia Unit ekonomi maupun sosial.
Sawojajar. 7) Aspek AMDAL
Menganalisis apakah usaha debitur memiliki
F. Instrumen Penelitian dampak pada lingkungan air, darat, udara dan
Instrumen penelitian yang digunakan adalah sekitarnya.
pedoman wawancara dan dokumentasi. c. Upaya mengantisipasi terjadinya kredit
bermasalah dengan melakukan pengawasan
G. Analisis Data kredit:
Sesuai dengan permasalahan yang ada, 1) Preventive control of credit
tahapan-tahapan analisis data dalam penelitian ini Preventive control of credit dilakukan dengan
adalah: cara:
1. Menganalisis kelayakan pemberian kredit usaha a) Penentuan plafond kredit
mikro pada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit b) Pemantauan debitur
Sawojajar Malang menggunakan: c) Pembinaan debitur
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 182
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2) Represive control of credit laba atau rugi bersih telah ditemukan. Bila laporan
a) Rescheduling laba rugi menunjukkan adanya laba dari aktivitas
b) Reconditioning usaha debitur maka pengajuan kredit dianggap
c) Restructuring layak untuk diterima.
d) Liquidation 2) Repayment Capacity
2. Menganalisis kredit bermasalah dari kredit usaha 75% laba bersih merupakan kemampuan
mikro pada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit membayar sebenarnya dari debitur. 25% laba
Sawojajar Malang selama tiga tahun terakhir. bersih diasumsikan Mantri digunakan oleh debitur
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. untuk keperluan lain-lain debitur seperti
3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, kredit pengembangan usaha atau menabung. Pengajuan
bermasalah dapat dihitung dengan rumus: kredit dianggap layak bila sesuai dengan
kemampuan membayar kredit dari debitur dengan
plafond kredit, jangka waktu kredit yang ada pada
tabel kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Unit
Klasifikasi presentase NPL yang ditetapkan Sawojajar Malang. Apabila ada perubahan-
oleh Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 : perubahan tentang jangka waktu dan plafond
0% ≤ Rasio ≤ 2% = Kategori sangat baik kredit, maka perubahan tersebut harus disetujui
2% ≤ Rasio ≤ 5% = Kategori baik oleh Mantri dan debitur sehingga pengajuan kredit
5% ≤ Rasio ≤ 8% = Kategori cukup baik dapat diterima.
8% ≤ Rasio ≤ 11% = Kategori kurang baik 3) Risk Bearing Ability
Rasio > 11% = Kategori tidak baik Mantri melakukan on the spot untuk
melihat kondisi usaha yang dibayai apakah
4. HASIL DAN PEMBAHASAN tergolong usaha yang harus dihindari atau dilarang
Penyajian Data untuk dibiayai. Usaha yang harus dihindari ini
rawan untuk dibiayai karena usaha ini sifatnya
Tabel 2. Laporan Kredit Bermasalah Kredit Usaha sementara (musiman) dan komoditas yang
Mikro PT. Bank Rakyat Indonesia Unit diperdagangkan memiliki harga yang tak menentu.
Sawojajar Malang Periode 2013-2015 Saat-saat tertentu usaha ini booming tetapi dengan
Tah Jenis Kolektabilitas Kredit Jumlah Jumlah berkembangnya teknologi, adanya tren usaha jenis
un Kredit Kredit
Bermasalah yang baru, usaha-usaha ini cepat menghilang. Kemudian
Disalurka
n komoditi yang diperdagangkan memiliki harga
Kolek 3 Kolek 4 Kolek 5 (M)
(KL) (D) yang tinggi untuk diperdagangkan dan sesudahnya
2013 38.472.50 92.319.62 0 130.792.12 3.023.512
harga komoditi merosot tajam. Untuk usaha yang
0 3 3 .689 dilarang, pembiayaan terhadap usaha ini dapat
menimbulkan sanksi hukum bagi kreditur. Nilai
2014 12.499.95 15.833.50 36.052.639 64.386.089 4.396.621 jaminan harus melebihi jumlah kredit yang
0 0 .481
disalurkan. Apabila terjadi kegagalan pembayaran
2015 30.972.40 13.201.56 19.444.400 63.618.364 6.060.694 maka jaminan dapat dilelang untuk digunakan
0 4 .205
membayar tunggakan kredit atau utang pokok.
Sumber: Data diolah (2016) b) Penilaian keseluruhan aspek:
1) Aspek Hukum
Analisis dan Interpretasi Data Web check terhadap KTP debitu. Kartu
1. Analisis Kelayakan Pemberian Kredit Usaha Keluarga untuk membuktikan bahwa debitur telah
Mikro : berkeluarga. Kartu keluarga juga berisi informasi
a) 3R tentang jumlah anggota keluarga yang masih
1) Return menjadi tangggungan debitur. SIUP bahwa usaha
Untuk menentukan pendapatan netto, yang dijalankan telah mendapat izin, minimal
omzet usaha dikurangi jumlah pengeluaran. Jumlah usaha telah berjalan 6 bulan dan bidang usaha yang
pengeluaran terdiri dari harga pokok penjualan dijalankan tidak bertentangan dengan aturan PT.
tersebut ditambah dengan upah tenaga kerja (bila Bank Rakyat Indonesia. Fotokopi rekening listrik,
ada), biaya listrik, telepon, air, pajak/retribusi, air dan telepon untuk melihat biaya yang harus
biaya rumah tangga, biaya lain-lain. Kemudian dikeluarkan calon sesuai dengan yang disebutkan
pendapatan netto ditambah dengan sharing dana saat wawancara untuk pengisian laporan laba rugi.
sendiri debitur dan menghasilkan laba atau rugi Keabsahan dokumen dapat dicek di Badan
bersih. Bila tidak ada sharing dana sendiri maka pertanahan (bila sertifikat tanah atau SHM),
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 183
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
fotokopi STNK dan gesek nomor mesin kemudian sampai ke tangan konsumen. Ketersediaan listrik
cek di samsat (bila BPKB). Fotokopi slip gaji dan air juga merupakan hal yang penting bagi suatu
digunakan untuk membuktikan bahwa calon usaha, jika lokasi usaha debitur sering mati lampu
debitur memiliki pendapatan sampingan di luar dan sulit dalam mendapatkan air maka dapat
usaha/ sharing dana sendiri. Fotokopi rekening menganggu jalannya usaha debitur. lokasi tersebut
koran calon debitur digunakan Mantri untuk mudah dijangkau oleh konsumen maksudnya
melihat mutasi rekening calon debitur, apakah aktif banyak moda transportasi yang melewati lokasi
atau cenderung ada cerukan. usaha debitur, letaknya dapat dilihat konsumen
2) Aspek manajemen (misalnya di pinggir jalan, baik pengguna jalan
Mantri menilai melalui on the spot ke yang lewat maupun konsumen dapat menemukan
tempat usaha debitur. Mantri akan bertanya tentang lokasi usaha dengan mudah).
bagaimana usaha calon debitur tersebut dijalankan. - Peralatan usaha
Apakah benar-benar usaha tersebut dimiliki oleh Mantri saat melakukan on the spot, juga
debitur yang mengajukan kredit, dijalankan sendiri melakukan pengecekan peralatan usaha debitur.
atau orang lain yang menjalankan, jumlah tenaga Menilai apakah peralatan yang dimiliki calon
kerja yang dimiliki, bagaimana pembagian tugas debitur untuk usaha sudah lengkap atau tidak.
kerjanya bila memiliki tenaga kerja. Kemampuan Terkadang beberapa debitur mengajukan kredit
debitur dalam menjawab pertanyaan Mantri dalam usaha mikro untuk menambah peralatan usahanya
proses wawancara akan menentukan apakah usaha sehingga pengecekan ini penting untuk dilakukan.
tersebut benar dimilki oleh debitur yang Apakah peralatan ini benar-benar dibutuhkan oleh
bersangkutan. usaha debitur dan berapa harga peralatan tersebut.
3) Aspek Pemasaran Pada analisis aspek teknis, pengajuan kredit
Mantri ketika melakukan on the spot akan dianggap layak jika kondisi bahan baku, lokasi
melihat produk atau jasa yang dihasilkan masih usaha dan peralatan usaha sesuai dengan omzet
dapat diterima dan bersaing di pasaran, area usaha dan plafond kredit. Bahan baku mudah
pemasaran produk/ jasa memiliki banyak pesaing didapat, lokasi usaha strategis dan peralatan usaha
atau tidak, adakah pesaing yang memasarkan lengkap sehingga omzet usaha besar. Mantri dapat
produk atau jasa sejenis dengan harga yang lebih memberikan plafond kredit yang besar karena
terjangkau, sejauh ini pemasaran dilakukan melalui sesuai dengan omzet usahanya.
media online atau brosur atau dari mulut ke mulut 5) Aspek Keuangan
atau sama sekali tidak melakukan pemasaran, Aspek keuangan tidak hanya menilai
apakah memungkinkan bagi debitur untuk laporan laba rugi tetapi juga neraca. Pada saat
memperluas area pemasaran dan apakah memiliki melakukan on the spot, Mantri juga akan
pelanggan tetap atau tidak, target market melakukan wawancara tentang aktiva yang
(pelanggan yang umumnya datang berasal dimiliki debitur, hutang dan modal mendirikan
darimana). usaha. Aktiva yang dimiliki menunjukkan
4) Aspek Teknis kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban
- Bahan Baku jangka pendek maupun panjang. Mantri juga akan
Saat on the spot pada calon debitur Mantri menilai permodalan debitur, darimana sumber
akan melihat bahan baku yang digunakan untuk pendanaan usaha debitur berasal. Apakah
produksi/ barang yang diperdagangkan. Apakah menggunakan dana tabungan sendiri, pinjaman
bahan baku tersebut mudah untuk didapatkan, dari kerabat atau pinjaman dari lembaga keuangan
karena bila bahan baku sulit untuk didapatkan akan non bank seperti koperasi,dll. Semakin besar modal
mengancam keberlangsungan usaha calon debitur. sendiri dari debitur semakin kemampuan debitur
- Lokasi Usaha dalam memenuhi kewajibannya.
Mantri melakukan on the spot untuk 6) Aspek Sosial Ekonomi
menentukan apakah lokasi usaha strategis: dekat Mantri melihat pada saat on the spot,
dengan bahan baku, dekat dengan pasar, memiliki apakah usaha debitur memberikan dampak positif
ketersediaan listrik dan air yang cukup, mudah pada masyarakat sekitar. Misalnya pemberdayaan
dijangkau konsumen. Jika lokasi usaha dekat warga sekitar lokasi usaha untuk menjadi tenaga
dengan bahan baku maka dapat mengurangi biaya kerja sehingga memberikan keuntungan secara
angkut yang harus dikeluarkan debitur. Dan jika ekonomi bagi masyarakat sekitar. Usaha yang
lokasi usaha debitur dekat dengan pasar maka memberikan dampak negatif pada kondisi sosial
dapat mengurangi biaya distribusi yang harus ekonomi masyarakat dapat menimbulkan gejolak
dikeluarkan debitur agar produk yang dihasilkan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 184
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
penolakan keberadaan usaha. Sehingga sebaiknya - Reconditioning
tidak dibiayai. Bunga dijadikan utang pokok bisa saja
7) Aspek AMDAL dilakukan bila debitur mau, tetapi Mantri tidak
Mantri juga perlu mengetahui apakah usaha menyarankan karena akan memberatkan debitur.
debitur memiliki aktivitas usaha yang memberikan Membayar utang pokoknya terlebih dahulu lalu
dampak terhadap lingkungan hidup, apakah usaha bunganya dicicil kemudian. Penurunan suku bunga
memiliki limbah dan bagaimana debitur mengelola tidak dapat dilakukan bagi debitur dengan
limbah tersebut. PT. Bank Rakyat Indonesia Unit kolektabilitas 1 hingga 3 di PT. Bank Rakyat
Sawojajar Malang juga harus memperhatikan Indonesia Unit Sawojajar Malang karena bunga
bahwa usaha yang akan dibiayai tidak bertentangan dari kredit usaha mikro sendiri sudah cukup rendah
dengan peraturan tentang pengelolaan dan yaitu 0,4% dan sudah mendapat subsidi dari
pemeliharaan lingkungan hidup. Selain itu, usaha pemerintah. Tetapi penurunan bunga bunga
juga bisa ditolak keberadaannya karena berlaku bagi debitur dengan kolektabilitas 4 dan 5
keberadaannya dianggap menggangu akibat limbah bila sudah mengangsur bunga minimal 50% pada
yang dihasilkan. PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Sawojajar
c) Upaya mengantisipasi terjadinya kredit Malang. Penghapusan bunga tidak dilakukan PT.
bermasalah Bank Rakyat Indonesia Unit Sawojajar Malang
1) Preventive Control of Credit karena dapat menimbulkan anggapan bahwa PT.
- Penentuan plafond kredit Bank Rakyat Indonesia Unit Sawojajar Malang
Pemberian plafond kredit tidak boleh memberikan keringanan bagi debitur yang
melebihi nilai jaminan. Tidak hanya berpatokan menunggak dan menyebabkan debitur lain
pada nilai jaminan tetapi Mantri juga harus melakukan penunggakan untuk mendapat
memperhatikan kemampuan membayar kredit oleh perlakuan yang sama. Sehingga penghapusan
debitur, omzet usaha dan peralatan usaha. bunga tidak disarankan untuk dilakukan.
Meskipun Mantri mengetahui tentang apa saja - Liquidation
yang harus diperhatikan dalam penyaluran kredit Penyitaan terhadap jaminan dilakukan bila
tetapi terkadang Mantri masih memberi saat pembinaan dan Mantri menemukan bahwa
kelonggaran plafond kredit dikarenakan adanya alasan keterlambatan pembayaran angsuran karena
target penyaluran kredit yang harus dicapai oleh adanya itikad tidak baik dari debitur, usaha debitur
Mantri. tidak dapat diselamatkan lagi atau permintaan dari
- Pemantauan debitur debitur sendiri karena merasa tidak mampu
Pemantauan debitur pada PT. Bank Rakyat memenuhi kewajibannya. Selain itu surat
Indonesia Unit Sawojajar Malang dilakukan panggilan 1, 2 dan 3 telah dikirimkan dan tidak ada
melalui ketepatan pembayaran angsuran oleh respon dari debitur, Mantri melihat bahwa debitur
debitur. tidak kooperatif dan sulit ditemui. Sehingga
- Pembinaan debitur penyitaan jaminan merupakan jalan terkahir yang
Pada saat pembinaan nasabah Mantri dilakukan PT. Bank Rakyat Indonesia Unit
melakukan wawancara mengapa terjadi Sawojajar untuk menyelesaikan kredit bermasalah.
keterlambatan pembayaran angsuran. Dari
wawancara tersebut dapat diketahui penyebab Analisis kredit bermasalah (Net Performing
keterlambatan pembayaran angsuran dan perlu atau Loan) yang terjadi pada PT. Bank Rakyat
tidaknya dilakukan represive control of credit. Indonesia Unit Sawojajar Malang periode 2013-
2) Represive Control of Credit 2015
Represive Control of Credit dilakukan bila Tabel 3. Tingkat NPL PT. Bank Rakyat Indonesia
dirasa pembinaan terhadap debitur tidak berhasil. Unit Sawojajar Malang Tahun 2013-2015
Tahun Jumlah Kredit Jumlah Kredit NPL Kategori
Jika keterlambatan pembayaran angsuran Bermasalah yang Disalurkan
disebabkan karena menurunnya usaha, masalah
keluarga atau musibah maka reschedulling dan 2013 130.792.123 3.023.512.689 4,32% Baik
reconditioning yang disarankan oleh Mantri.
Pemilihan antara reschedulling dan reconditioning 2014 64.386.089 4.396.621.481 1,46% Sangat
Baik
akan ditentukan berdasarkan persetujuan Mantri
dan debitur. 2015 63.618.364 6.060.694.205 1,05% Sangat
Baik
- Reschedulling
Perpanjangan jangka waktu angsuran atau Sumber: Data diolah (2016)
kredit agar angsurannya lebih ringan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 185
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Kenaikan penyaluran kredit yang e) Aspek manajemen: usaha benar-benat
disalurkan tidak mempengaruhi besarnya NPL. dimiliki debitur sendiri, bukan merupakan
Justru sebaliknya peningkatan penyaluran kredit usaha milik bersama dan tidak adanya
tidak diikuti dengan peningkatan kredit partisipasi pihak ketiga dalam proses
bermasalah. Persentase NPL pada PT. Bank Rakyat wawancara.
Indonesia Unit Sawojajar Malang pada tahun 2015 f) Aspek pemasaran: kondisi pasar dan
masuk dalam kategori sangat baik. Hal ini dinilai pemasaran usaha debitur sesuai dengan
baik karena NPL dari tahun ke tahun semakin omzet usaha dan plafond kredit yang
mendekati 0% dan masih berada dalam batas diberikan.
kewajaran yaitu di bawah 5% sesuai dengan g) Aspek teknis: kondisi bahan baku, lokasi
Peraturan yang ditetapkan BI. usaha dan peralatan usaha sesuai dengan
Analisis kelayakan pemberian kredit usaha omzet usaha dan plafond kredit.
mikro dengan prinsip 3R, keseluruhan aspek, h) Aspek keuangan: debitur tidak memiliki
upaya mengantisipasi terjadinya kredit bermasalah pinjaman non konsumtif dan harus memiliki
dengan preventive control of credit serta repressive modal sendiri dalam mendirikan usaha
control of credit telah dilakukan, meskipun telah (modal tidak bergantung pada hutang saja).
dilaksanakan tetapi pada tahun 2014 dan 2015 i) Aspek sosial ekonomi: kegiatan usaha debitur
NPL-nya yang dikategorikan dalam kondisi sangat tidak bertentangan dengan kondisi sosial
baik dari tahun 2013 justru PT. Bank Rakyat ekonomi masyarakat yang ada pada
Indonesia Unit Sawojajar Malang memiliki kredit lingkungan usaha.
yang menunggak hingga kolektabilitas 5. Berbeda j) Aspek AMDAL: kegiatan usaha debitur tidak
dari tahun 2013 yang tidak memiliki kredit memiliki dampak buruk terhadap lingkungan
bermasalah dengan kolektabilitas 5 meski NPL serta adanya pengelolaan terhadap limbah
pada tahun tersebut sebesar 4,32%. yang dihasilkan.
2. Analisis kelayakan pemberian kredit usaha
5. KESIMPULAN DAN SARAN mikro yang dilakukan dengan prinsip 3R dan
Kesimpulan penilaian keseluruhan aspek sudah baik. Akan
1. Berdasarkan hasil analisis kelayakan pemberian tetapi belum dilakukan penilaian terhadap
kredit usaha mikro yang dilakukan dengan karakter calon debitur dalam prinsip 3R dan
prinsip 3R dan penilaian keseluruhan aspek penilaian keseluruhan aspek. Karena karakter
dapat disimpulkam kredit layak diberikan jika: orang yang sulit ditebak, berubah-ubah dan sulit
a) Return: perhitungan laporan laba rugi menentukan ukuran layak atau tidaknya
menunjukkan adanya laba yang mampu pemberian kredit berdasarkan karakter.
dihasilkan oleh usaha debitur. Sehingga penilaian karakter tidak dilakukan
b) Repayment capacity: kemampuan membayar oleh peneliti.
debitur sesuai dengan jangka waktu dan 3. Dari analisis upaya antisipasi terjadinya kredit
plafond kredit yang ada pada tabel kredit PT. bermasalah pada PT.Bank Rakyat Indonesia
Bank Rakyat Indonesia Unit Sawojajar Unit Sawojajar Malang untuk preventive control
Malang. Apabila ada perubahan-perubahan of credit belum dilakukan secara maksimal,
tentang jangka waktu dan plafond kredit, masih banyak kelonggaran-kelonggaran yang
maka perubahan tersebut harus disetujui oleh diberikan Mantri dalam pemberian plafond
Mantri dan debitur sehingga pengajuan kredit kredit dan pembinaan debitur masih belum
dapat dianggap layak. maksimal. Sedangkan untuk represive control
c) Risk bearing ability: pengajuan kredit dapat of credit sudah dilakukan dengan baik meski
diterima bila usaha debitur memiliki resiko tanpa penghapusan bunga dan reschedulling.
yang rendah serta nilai jaminan harus 4. Peningkatan penyaluran kredit tidak diikuti
melebihi plafond kredit yang diberikan. dengan peningkatan kredit bermasalah.
d) Aspek hukum: bila tidak terdapat indikasi Persentase NPL pada PT. Bank Rakyat
adanya perbedaan antara isi dokumen Indonesia Unit Sawojajar Malang pada tahun
persyaratan kredit dengan kondisi di 2015 masuk dalam kategori sangat baik. Hal ini
lapangan, sesuainya dokumen dengan syarat dinilai baik karena NPL dari tahun ke tahun
kredit yang ditentukan PT. Bank Rakyat semakin mendekati 0% dan masih berada dalam
Indonesia Unit Sawojajar Malang dan sahnya batas kewajaran yaitu di bawah 5% sesuai
dokumen persyaratan kredit. dengan Peraturan yang ditetapkan BI.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 186


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
5. Faktor-faktor penyebab kredit bermasalah pada 4. Mantri sebaiknya membuat daftar setiap hari
PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Sawojajar tentang jadwal pembinaan debitur baik lancar
Malang: maupun menunggak sehingga dapat dilakukan
a. Pihak Debitur secara rutin dan teratur. Untuk debitur
1) Adanya itikad tidak baik dari debitur untuk menunggak juga dapat dibuat daftar yang
tidak melaksanakan kewajibannya. membutuhkan pembinaan yang lebih intensif,
2) Penyimpangan penggunaan kredit usaha sehingga intensitas pembinaan bisa lebih
mikro yang diperoleh debitur.Kredit yang disesuaikan.
seharusnya digunakan untuk
pengembangan usaha, kenyataanya DAFTAR PUSTAKA
digunakan untuk kepentingan pribadi. Arsyad, Lincolin. 2008. Lembaga Keuangan
3) Dana yang diterima dari pengajuan kredit Mikro: Institusi, Kinerja dan
usaha mikro sebagian atau seluruhnya Sustanabilitas. Yogyakarta: Andi.
dipergunakan oleh pihak ketiga. Hasibuan, H. Malayu S.P. 2009. Dasar-dasar
4) Adanya kondisi yang tidak terduga, seperti Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
bencana alam, kebakaran atau masalah Kasmir. 2012. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta:
keluarga yang menyebabkan menurunnya PT. Raja Grafindo.
pendapatan debitur sehingga debitur Latumaerissa, R.Julius. 2014. Manajemen Bank
kesulitan untuk memenuhi kewajibannya. Umum. Bekasi: Mitra Wacana Media.
b. Pihak Bank
1) Kelonggaran pemberian plafond kredit oleh Surat Edaran Bank Indonesia No. 3. 2001. “Surat
Mantri akibat adanya target penyaluran Edaran Pedoman Perhitungan Rasio
kredit yang harus dicapai. Keuangan Nomor 3/30/DPNP”, diakses
2) Mantri tidak bisa melihat adanya itikad pada 20 Juli 2016 dari
tidak baik dari debitur. www.bi.go.id/id/peraturan/arsip-peraturan/
3) Pembinaan debitur yang kurang rutin dan Perbankan2001/Lampiran14-Pedoman
terencana. PerhitunganRasioKeuangan.PDF.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 6. 2004. “Surat
Saran Edaran Matriks Perhitungan/Analisis
1. Sebaiknya PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Komponen Faktor Nomor 6/23/DPNP”,
Sawojajar Malang melakukan wawancara II diakses pada 20 Juli 2016 dari
untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat www.bi.go.id/id/peraturan/arsip-peraturan/
dan lengkap meskipun telah melakukan Perbankan 2004/se-6-23-dpnp.pdf.
wawancara saat on the spot.
2. Perlu adanya pelatihan untuk Mantri PT. Bank Wahjono, S. Imam. 2013. Manajemen Pemasaran
Rakyat Indonesia Unit Sawojajar Malang secara Bank. Yogyakarta: Graha Ilmu.
berkala agar dapat memahami ketentuan-
ketentuan pemberian kredit, menentukan
besarnya plafond kredit secara tepat, melakukan
penilaian serta membuat rekomendasi atas
penolakan atau persetujuan pengajuan kredit
dengan lebih baik. Pembinaan dapat dilakukan
dari pihak PT. Bank Rakyat Indonesia sendiri
maupun berdampingan dengan pihak luar
seperti dosen perguruan tinggi.
3. Untuk pembinaan debitur, sebaiknya Mantri PT.
Bank Rakyat Indonesia Unit Sawojajar Malang
melakukan pembinaan tidak hanya kepada
debitur yang menunggak saja tetapi juga debitur
lancar. Bila terjadi permasalahan kepada debitur
lancar dapat dideteksi lebih dini dan dicari
solusinya secepatnya sehingga masalah tidak
berlarut-larut dan menyebabkan penunggakan
pembayaran angsuran hingga kolektabilitas 5.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 187


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like