Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.

5  Januari 2014 ISSN: 2089-5917

PENGARUH PENJUALAN PERSONAL TERHADAP


PENGETAHUAN PRODUK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUV PREMIUM
DI JAWA BARAT

Aditya Wardhana1*) dan Zainuddin Iba2)


1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Nurtanio Bandung
*) pesona.indonesia@yahoo.com
2
Dosen STIE Kebangsaan Bireun Aceh

__________________________________________________________________________

ABSTRACT

This research can provide useful information about the importance of personal selling in building
customer knowledge against the products offered by the company (product knowledge), which in turn
implies an increase in consumer purchasing decisions. Research using multistage area sampling which
combined between cluster random sampling and systematic random sampling done on the consumers car
dealer shops in the city of Bandung, as many as 400 respondents as samples. This research using survey
method with the quantitative approach. While this research type is descriptive research and verificative
explanatory research. To test the hypothesis of research statistical methods used path analysis. Test
results found a significant relationship between sales personnel with knowledge of the product, other than
that of the test results found no significant influence between the personal selling and product knowledge
of the consumer buying decisions either partially or simultaneous.

Keywords: Personal Selling, Product Knowledge, Consumer Buying Decision


__________________________________________________________________________

1. Pendahuluan
Industri kendaraan bermotor di Indonesia mulai
berkembang sejak beroperasinya Agen Tunggal
Pemegang Merek (ATPM) pada awal tahun 1970-
an yang didukung oleh Keputusan Menteri
Perindustrian Nomor 295/M/SK/7/1982 tanggal 7
Juli 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Keagenan
Tunggal dan Keputusan Menteri Perindustrian
Nomor 428/M/SK/12/1987 tanggal 23 Desember
1987 tentang Penyederhanaan Ketentuan-ketentuan
Pengakuan dan Pengurangan Pengakuan Keagenan
Tunggal Kendaraan Bermotor dan Alat-alat Besar Sumber: Gaikindo 2013
serta Keagenan Tunggal Alat-alat Elektronika dan
Gambar 1.
Alat-alat Listrik untuk Rumah Tangga. Hasil Penjualan Kendaraan Roda Empat Nasional
Kondisi pasar otomotif kendaraan roda empat di Kendaraan jenis SUV diminati oleh para profe-
Indonesia terus meningkat dalam kurun waktu sional, pengusaha maupun para eksekutif muda,
2000 s.d. 2012 sebagaimana disajikan pada karena SUV memiliki keunggulan dibandingkan
Gambar 1.

Aditya Wardhana dan Zainuddin Iba |Pengaruh Penjualan Personal terhadap Pengetahuan Produk dan . . . 1
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.5  Januari 2014 ISSN: 2089-5917

jenis lainnya seperti: kabin yang lapang, desain Berdasarkan survey pendahuluan (preliminary
bodi yang gagah, posisi mengemudi (ground research) bahwa konsumen sangat berperan dalam
clearance) yang tinggi, ketangguhan di segala pengambilan keputusan penggunaan produk. Oleh
medan dengan kinerja kaki-kaki yang lebih karena itu, konsumen perlu mendapatkan pengeta-
fleksibel pada berbagai kondisi jalan, dan huan produk SUV Premium, baik melalui promosi
kenyamanan berkendara seperti MPV dan Sedan yang dilakukan oleh tenaga penjual produk.
(Harry Tanoso, 2012). Konsumen dapat memilih untuk menggunakan
produk SUV Premium yang diproduksi di dalam
Dengan semakin meningkatnya kelas menengah di
negeri maupun produk impor CBU. Dari survey
Indonesia dan kondisi infrastruktur jalan yang
pendahuluan diperoleh data bahwa keputusan
masih buruk di Indonesia, menjadi faktor
menggunakan produk SUV Premium masih rendah,
pendorong bagi para ATPM untuk meraih angka
sebesar 55 % konsumen menyatakan masih
penjualan tertinggi untuk varian kendaraan mobil
kurangnya pengetahuan terhadap produk SUV
jenis SUV ini (Agus Soerono, 2012).
Premium (product knowledge) yang disebabkan
Hasil penjualan Peringkat Lima Besar Merek dan karena masih kurangnya edukasi/ pengetahuan dari
Jenis Kendaraan SUV Premium Tahun 2010-2012 penjualan personal yang dilakukan oleh tenaga
dapat dijelaskan pada gambar berikut : penjualan dealer ATPM.
Produk kendaraan SUV Premium merupakan
produk yang memerlukan penjelasan detil dalam
memberikan edukasi/ presentasi kepada
konsumennya terkait fungsinya, kualitasnya, cara
penggunaannya, pengetahuan tentang merek
produk SUV diperlukan dalam meningkatkan
pengetahuan konsumen terhadap produk. Hal ini
senada dengan yang dinyatakan oleh Kotler (2009:
174-178) bahwa penjualan personal (personal
selling) merupakan penjualan tatap muka atau
penjualan personal yang paling efektif dalam
memasarkan produk yang sifatnya khusus
(memerlukan penjelasan detil) seperti produk
kendaraan SUV Premium yang dapat mengetahui
reaksi langsung calon konsumen dan terjadi
Sumber: Gaikindo 2013 komunikasi dua arah antara keduanya.
Gambar 2. Mengingat masih rendahnya tingkat keputusan
Hasil Penjualan Peringkat Lima Besar Merek dan Jenis konsumen untuk menggunakan produk SUV
Kendaraan SUV Premium Tahun 2010-2012 Premium yang diproduksi oleh ATPM karena
Berdasarkan data dari Gabungan Industri kurang efektifnya penjualan personal yang
Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), potensi dilakukan oleh tenaga penjual ATPM dan
pasar kendaraan bermotor roda empat di Jawa kurangnya pengetahuan konsumen terhadap produk
Barat cukup besar yaitu dengan pangsa pasar 18% SUV Premium yang ditawarkan ATPM, maka
dari penjualan nasional serta didukung pula oleh ATPM selaku produsen menggelar promosi setiap
keberadaan 68 bengkel resmi dari lima ATPM tahun di seluruh kota-kota besar Indonesia guna
SUV Premium terbesar yang tersebar di 15 kota/ memberikan sosialisasi dan edukasi/presentasi
kabupaten di Jawa Barat. kepada konsumen. Promosi tersebut diselenggara-
kan melalui penjualan personal yang ditujukan
Volume penjualan mobil di Jawa Barat selama untuk memberikan edukasi/ pengetahuan produk
tahun 2010 sebanyak 137.646 unit, tahun 2011 SUV Premium kepada konsumen dari kelas sosial
sebanyak 160.809 unit, tahun 2012 sebanyak menengah atas (middle up class) dan kelas atas (top
184,679 unit. Sedangkan porsi kendaraan SUV class).
Premium di Jawa Barat selama tahun 2010
sebanyak 23.398 unit, tahun 2011 sebanyak Berdasarkan uraian diatas, penjualan personal
28.946 unit), dan tahun 2012 sebanyak 33.796 unit (personal selling) yang dilakukan oleh ATPM
(Gaikindo dan Dispenda Jawa Barat, Januari perlu mendapat perhatian serius guna
2013). meningkatkan pengetahuan konsumen terhadap
produk SUV Premium (product knowledge) yang

Aditya Wardhana dan Zainuddin Iba |Pengaruh Penjualan Personal terhadap Pengetahuan Produk dan . . . 2
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.5  Januari 2014 ISSN: 2089-5917

pada akhirnya dapat meningkatkan keputusannya presentasi lisan dalam suatu percakapan antara satu
untuk menggunakan produk tersebut. orang atau lebih dengan konsumen yang prospektif
yang bertujuan untuk menciptakan penjualan.
Berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas,
maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian Sedangkan menurut Kotler & Keller (2009:261)
ini sebagai berikut: menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya penjual-
an personal melibatkan peran utama dari tenaga
1) Bagaimana penjualan personal (personal
penjual yang dalam pelaksanaannya langsung
selling) yang dilakukan oleh ATPM mobil SUV
berhadapan dengan pembeli, sehingga seorang
Premium di Jawa Barat
tenaga penjual tidak hanya berfungsi sebagai
2) Bagaimana pengetahuan produk yang dimiliki tenaga penjual dari produk perusahaan saja
konsumen terhadap mobil SUV Premium di melainkan harus dapat berperan sebagai duta atau
Jawa Barat wakil perusahaan. Tenaga penjual dilatih dengan
3) Bagaimana keputusan pembelian konsumen teknik-teknik penjualan tekanan tinggi seperti
(buying decision) terhadap mobil SUV dalam menjual ensiklopedia atau mobil. Teknik ini
Premium di Jawa Barat mencakup membesar-besarkan kelebihan produk,
4) Bagaimana pengaruh penjualan personal mengkritik produk pesaing, menggunakan presen-
(personal selling) terhadap pengetahuan produk tasi canggih, memasarkan diri sendiri, dan mena-
(product knowledge) mobil SUV Premium di warkan kesepakatan untuk memperoleh pesanan.
Jawa Barat Disamping itu, tenaga penjual juga dilatih untuk
5) Bagaimana pengaruh pengetahuan produk memecahkan masalah konsumen dimana tenaga
(product knowledge) terhadap keputusan penjual belajar bagaimana mendengarkan dan
pembelian konsumen (buying decision) mobil mengajukan pertanyaan agar dapat mengidenti-
SUV Premium di Jawa Barat fikasi kebutuhan konsumen dan dapat memberikan
6) Bagaimana pengaruh penjualan personal solusi produk yang terbaik.
(personal selling) terhadap keputusan Kotler & Keller (2009 :272) mengemukakan enam
pembelian konsumen (buying decision) mobil tahap dalam penjualan personal yaitu :
SUV Premium di Jawa Barat
1) Mencari calon konsumen (memprospek)
7) Bagaimana pengaruh penjualan personal
dan mengkualifikasikannya. Merupakan
(personal selling) melalui pengetahuan produk
proses mencari calon Konsumen atau mem-
(product knowledge) secara simultan terhadap
prospek dan mengkualifikasikannya.
keputusan pembelian konsumen (buying
2) Prapendekatan. Merupakan proses pra-
decision) mobil SUV Premium di Jawa Barat
pendekatan dimana tenaga penjual harus
belajar sebanyak mungkin tentang apa yang
2. Kajian Pustaka diperlukan konsumen, siapa yang terlibat
dalam keputusan pembelian, karakteristik
Pengertian Penjualan Personal pribadi dan gaya pembelian.
3) Presentasi dan demonstrasi. Merupakan
Salah satu unsur dari bauran promosi adalah
proses melakukan presentasi dan demons-
penjualan tatap muka atau penjualan personal
trasi dimana tenaga penjual menyampaikan
(personal selling). Penjualan tatap muka merupa-
riwayat produk kepada pembeli dengan
kan alat yang paling efektif dalam memasarkan
menggunakan pendekatan fitur, keunggul-
produk perusahaan, karena dengan aktivitas ini
an, manfaat, dan nilai.
pemasar dapat mengetahui reaksi langsung dari
4) Mengatasi keberatan. Merupakan proses
calon konsumen, dimana terjadi komunikasi dua
mengatasi keberatan. Konsumen biasanya
arah antara pemasar dengan konsumennya. Pada
mengajukan keberatan.
tahapan lebih lanjut dalam proses penjualan,
5) Penutupan. Merupakan proses penutupan
melalui penjualan personal, perusahaan dapat
dimana tanda penutupan dari pembeli
membangun preferensi, keyakinan dan tindakan
meliputi tindakan fisik, pernyataan atau
membeli, sehingga tercipta kepuasan konsumen
komentar, dan pertanyaan.
baik dari segi produk yang ditawarkan maupun
6) Tindak lanjut dan pemeliharaan. Merupakan
dari pelayanannya.
proses tindak lanjut dan pemeliharaan yang
Beberapa definisi penjualan personal (personal diperlukan untuk memastikan kepuasan
selling) antara lain menurut Alma (2007:142) konsumen dan terulangnya kerjasama.
menyatakan bahwa penjualan personal adalah

Aditya Wardhana dan Zainuddin Iba |Pengaruh Penjualan Personal terhadap Pengetahuan Produk dan . . . 3
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.5  Januari 2014 ISSN: 2089-5917

Pengetahuan Produk produk adalah memori, yang jika kemudian


dirasakan tidak cukup maka konsumen akan
Pengetahuan produk merupakan hal penting yang
mencari informasi yang berasal dari luar.
harus dikomunikasikan oleh pemasar dalam
memberikan petunjuk atas produk yang ditawar- Anderson, et al (1980) dalam Lin & Lin (2007:123)
kannya kepada Konsumen. Berbagai upaya membedakan konsumen berdasarkan jenis
promosi yang dilakukan oleh pemasar untuk pengetahuan produk yang dimiliki, yaitu ahli
memberikan edukasi kepada Konsumen khususnya (expert) dan pemula atau orang baru (novice). Ahli
dalam menunjukkan keunggulan produknya (expert) tidak perlu mencari informasi tentang
dibandingkan dengan pesaing. banyak produk dan dapat memproses informasi
secara efektif serta dapat membedakan berbagai
Coulter, at al (2005:604) menyatakan bahwa
merek dan menentukan kualitasnya. Sedangkan
pengetahuan produk merupakan variabel konsep-
orang baru (novice) menjadikan saran atau
tual yang penting dalam perilaku konsumen dan
masukan dari orang lain tentang pengetahuan
dipengaruhi oleh pengumpulan informasi.
produk karena kurangnya pengetahuan yang
Zeithaml (1988) dalam Lin & Lin (2007:121)
dimiliki.
menyatakan bahwa pengetahuan produk merupa-
kan petunjuk intrinsik yang sangat penting bagi Larkin et al (1980) dalam Lin & Chen (2006:250)
konsumen untuk dipertimbangkan ketika meng- bahwa pengetahuan produk konsumen dipengaruhi
evaluasi produk sebelum dilakukannya pembelian. pemrosesan informasi. Konsumen pada umumnya
Konsumen cenderung akan menggunakan petunjuk akan membuat pilihan setelah mereka memperoleh
intrinsik terlebih dahulu dalam menilai suatu informasi, meskipun informasi yang menjadi dasar
produk, seperti fungsi ataupun kualitas produk, pengambilan keputusan adalah berbeda.
namun jika petunjuk intrinsik tidak diperoleh
Lin & Zhen (2005) dalam Lin & Chen (2006:250)
dengan benar, maka konsumen akan menggunakan
menegaskan bahwa pengetahuan produk bergan-
petunjuk ekstrinsik seperti citra merek. Definisi
tung kepada kesadaran konsumen atau pengertian
pengetahuan produk antara lain dikemukakan oleh
tentang produk, atau kepercayaan konsumen
Beatty & Smith (1987) dalam Lin & Lin
terhadap produk tersebut.
(2007:122) yaitu "product kowledge is a perception
consumers have towards certain product, including Park & Lesig (1981) dalam Lin &Lin (2007:123)
previous experience of using the product." Brucks menyatakan bahwa pengetahuan produk konsumen
(1985) dalam Lin & Chen (2006 : 250) menyatakan didasarkan pada tingkat kebiasaan (familiarity)
bahwa "product knowledge is based on memories or terhadap produk. Konsumen dengan pengetahuan
known knowledge from consumers." Sedangkan produk yang lebih tinggi akan memiliki daya ingat
Alba & Hutchinson (1987) dalam Baker et al (2002 pengenalan, analisis dan kemampuan logis yang
: 47) menyatakan bahwa "product knowledge is a lebih baik daripada konsumen dengan pengetahuan
complex, multidimensbnal construct that is produk yang rendah, sehingga konsumen yang
characterized by the structure and the content of berfikir bahwa mereka memiliki pengetahuan
information stored in memory." produk yang lebih tinggi akan mempercayakan
pada petunjuk intrinsik dalam mempertimbangkan
Berdasarkan definisi tersebut maka studi ini
kualitas produk karena mereka sadari pentingnya
menyimpulkan bahwa (i) pengetahuan konsumen
informasi tentang suatu produk. Sedangkan
tentang produk didasarkan pada persepsi konsumen
konsumen dengan pengetahuan produk yang lebih
tentang produk tersebut. (ii) pengetahuan produk
rendah cenderung menggunakan petunjuk
dapat berasal dari jumlah, tipe serta organisasi yang
ekstrinsik, seperti harga atau merek untuk
menghasilkan suatu produk yang tersimpan dalam
mengevaluasi suatu produk karena mereka tidak
memori seseorang. (iii) pengetahuan konsumen
mengetahui cara menilai suatu produk.
tentang produk dapat pula didasarkan pada
pengalaman konsumen dalam menggunakan Beberapa ahli pemasaran mengembangkan
produk. Pengalaman konsumen sepanjang waktu pengukuran pengetahuan produk, antara lain Peter
dari penggunaan suatu produk akan membuat & Olson (2008:71) yang mengukur pengetahuan
konsumen lebih familiar dan memiliki pengetahuan produk konsumen dengan tiga tipe pengetahuan
yang lebih baik tentang produk tersebut. (iv) produk, yaitu (1) produk sebagai paket atribut
pengetahuan produk bersifat multidimensional dan (product bundles of attributes); (2) produk sebagai
sangat kompleks sehingga diperlukan suatu paket manfaat (products as bundles of benefit): dan
pemahaman tentang suatu produk yang didasarkan (3) produk sebagai nilai yang memuaskan (product
pada informasi yang diperoleh dan tersimpan pada as value satisfier). Bracks (1985 dalam Lin & Lin
ingatan konsumen. (v) sumber utama pengetahuan (2007:122) mengukur pengetahuan produk dengan

Aditya Wardhana dan Zainuddin Iba |Pengaruh Penjualan Personal terhadap Pengetahuan Produk dan . . . 4
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.5  Januari 2014 ISSN: 2089-5917

tiga cara, yaitu (1) Subjective knowledge, dikenal sebagai stimulus AIDA. Produsen berusaha
merupakan tingkat pengertian konsumen terhadap untuk mempengaruhi pikiran konsumen dan
suatu produksering disebut menilai pengetahuan mengubah sikap konsumen berdasarkan hal
sendiri (self-assessed knowledge) (2) Objective tersebut model AIDA dibagi menjadi empat tahap
knowledge, yaitu tingkat dan jenis pengetahuan yaitu :
produk yang benar-benar tersimpan dalam memori
Attention (Perhatian). Timbulnya perhatian
konsumen, disebut juga pengetahuan aktual (actual
konsumen terhadap suatu usaha pemasaran
knowledge). (3) Experience-based knowledge,
yang dilakukan produsen
merupakan pengalaman sebelumnya dari pembe-
lian atau penggunaan produk. Interest (Minat). Muncul rasa tertarik terhadap
objek yang dikarenakan usaha pemasar tersebut.
Keputusan Pembelian Konsumen
Desire (Keinginan). Setelah rasa tertarik timbul
Menurut Ujang Suwarman (2010:289) menjelaskan hasrat atau keinginan untuk memiliki objek
bahwa perilaku konsumen berusaha memahami tersebut.
bagaimana konsumen mencari, membeli, meng- Action (Tindakan). Tindakan konsumen
gunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk pembelian yang dilakukan konsumen setelah
dan jasa. Pengambilan keputusan merupakan memiliki hasrat atau keinginan untuk memiliki
sebuah proses pemilihan option dari dua atau lebih objek.
pilihan alternatif.
Dalam mempelajari perilaku pembelian konsumen,
Sedangkan menurut Schiffman & Kanuk Kotler & Keller (2009:189) menawarkan model
(2007:479), pengambilan keputusan pembelian perilaku konsumen. Titik tolaknya adalah model
seorang individu merupakan suatu tahap dari rangsangan jawaban yang memperlihatkan stimulus
proses tingkah laku membeli yang mendahului dan pemasaran (produk & jasa, harga, distribusi,
menentukan tindakan pembelian apabila tindakan komunikasi) dan lingkungan makro (ekonomi,
itu diperlukan. Tindakan yang diperlukan disini teknologi, politik kebudayaan) yang berada diluar
artinya membeli produk yang diinginkan dalam diri konsumen dan menghasilkan respon tertentu.
rangka memuaskan kebutuhannya. Apabila dikaji Bauran pemasaran yang diluncurkan perusahaan
pendapat diatas akan terdapat dua elemen penting dan lingkungan individu (baik lingkungan sosial
dari tingkah laku konsumen yaitu: 1) proses budaya maupun lingkungan internal atau lingku-
pengambilan keputusan, 2) kegiatan individu yang ngan psikologis) akan mempengaruhi keputusan
melibatkan dirinya dalam menilai mendapatkan dan pembelian konsumen.
menggunakan barang dan jasa.
Hal yang sama juga didukung oleh Schiffman &
Pemahaman mengenai bagaimana konsumen Kanuk (2007:544) bahwa bauran pemasaran dan
melakukan keputusan pembelian merupakan salah lingkungan sosial budaya adalah stimulus utama
satu syarat bagi pemasar untuk meraih keberhasilan yang akan mempengaruhi keputusan konsumen.
dalam melakukan program pemasarannya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Kotler
Menurut Cravens & Piercy (2009:106) bahwa & Keller (2009:179) yakni keputusan pembelian
“buyers’attitude toward brand are important dipengaruhi oleh bauran pemasaran dan pengaruh
because experience and research findings indicate lingkungan melalui karakteristik pembeli dan
that attitudes influence behavior”, sikap pembeli proses keputusan pembelian.
terhadap merek merupakan hal yang penting karena Menurut Kotler & Keller (2009:185) bahwa proses
temuan riset dan pengalaman konsumen menun- keputusan pembelian konsumen adalah sebagai
jukkan bahwa sikap (attitude) mempengaruhi berikut:
perilaku (behavior). Begitu juga yang dikemukakan
oleh Kotler &Keller (2009:176) bahwa melalui 1) Pengenalan masalah atau kebutuhan.
proses belajar orang akan memperoleh kepercayaan Pengenalan kebutuhan didefinisikan sebagai
dan sikap. Pemasar akan tertarik terhadap keperca- persepsi atas perbedaan antara keadaan yang
yaan (beliefs) ini akan merias atau memperindah diinginkan (situasi yang konsumen
produk dan citra merek (brand image) sehingga inginkan) dengan situasi aktual (yaitu situasi
mempengaruhi perilaku pembelian. konsumen saat ini) yang memadai untuk
menggugah dan mengaktifkan proses
Menurut Chaharsough & Hamdard, (2011:4) keputusan pembelian (Schiffman & Kanuk,
bahwa alat insentif perangsang yang bernilai bagi 2007:555). Ketika kesenjangan tersebut
pembeli dan perilaku konsumen yang merespon melebihi ambang batas tertentu, maka
terhadap rangsangan yang diberikan tersebut kebutuhan pun dikenali atau muncul

Aditya Wardhana dan Zainuddin Iba |Pengaruh Penjualan Personal terhadap Pengetahuan Produk dan . . . 5
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.5  Januari 2014 ISSN: 2089-5917

pengenalan kebutuhan. Pengenalan kebutuh- pembeli. Kotler & Amstrong (2008:181)


an, tidak secara otomatis mengaktifkan menyatkan bahwa jika pengalaman yang
suatu tindakan. diperoleh pembeli menyenangkan atau
2) Pencarian informasi. Bila kebutuhan telah membuat ia puas, maka konsumen cende-
teridentifikasi konsumen kemudian akan rung akan membeli ulang, menceritakan
mencari informasi mengenai berbagai ma- kepuasannya kepada orang lain, tidak terlalu
cam alternatif untuk memenuhi kebutuhan memperhatikan atau tertarik pada produk
tersebut. Kotler & Keller (2009:185) pesaing dan konsumen yang puas akan
mengatakan bahwa konsumen pertama-tama membeli produk lainya dari perusahaan
akan melakukan pencarian internal yang sama.
(memperoleh kembali informasi yang ter- Konsumen akan membuat suatu pilihan yang
simpan dalam memori). Jika konsumen didasarkan pada persepsinya terhadap nilai dan
merasa bahwa pencarian internal tidak kepuasan, dimana kepuasan konsumen merupakan
cukup memadai, maka ia akan mengadakan suatu pengaruh kunci terhadap perilaku pembelian
pencarian external. Pencarian external ini masa depan. (Kottler & Keller; 2009:181).
dapat dilakukan melalui sumber pribadi
Kerangka pemikiran
misalnya informasi dari anggota keluarga,
teman, kenalan dan melalui sumber Bauran pemasaran sering disebut dengan istilah
komersial yaitu promosi yang dilakukan empat P terdiri dari produk (product), harga
perusahaan (price), tempat atau saluran distribusi (place), dan
3) Evaluasi alternatif. Dalam tahap evaluasi promosi (promotion). Dalam promosi tersebut
alternatif ini, konsumen memproses infor- terdapat istilah bauran promosi (promotion mix)
masi untuk mengevaluasi beberapa alternatif yang disebut juga bauran komunikasi pemasaran
merek. Schiffman & Kanuk (2007:559) perusahaan merupakan paduan spesifik dari iklan
menyatakan bahwa konsumen kemudian (advertising), promosi penjualan (sales promo-
menyusun kriteria-kriteria yang akan tion), hubungan masyarakat (public relation),
mereka gunakan untuk mengevaluasi setiap penjualan personal (personal selling), dan sarana
produk/jasa yang direncanakan. Kriteria pemasaran langsung (direct marketing) yang
yang digunakan untuk mengevaluasi merek digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan
biasanya diekspresikan dalam istilah atribut nilai pelanggan (customer valuse) secara persuasif
produk yang penting. Sedangkan Kotler & dan membangun kedekatan pelanggan (customer
Keller (2009:186) menyatakan bahwa relations) sedemikian rupa sehingga konsumen
atribut minat pembeli berbeda beda menurut dapat mengenal produk perusahaan dan tertarik
produk untuk membeli produk tersebut.
4) Tindakan pembelian. Kotler & Keller
Kotler & Keller (2009:216) menyatakan bahwa
(2009:188) menyatakan bahwa setelah
membandingkan beberapa alternatif, selan- penjualan personal adalah presentasi lisan dalam
jutnya konsumen akan memutuskan apakah suatu percakapan antara satu orang atau lebih
dengan konsumen yang prospektif yang bertujuan
akan melakukan pembelian atau tidak atas
untuk menciptakan penjualan. Penjualan personal
produk atau jasa yang ditawarkan suatu
(personal selling) sebagai salah satu alat bauran
perusahaan. Pada umumnya konsumen akan
promosi tersebut merupakan presentasi lisan dalam
memutuskan untuk membeli produk atau
jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan bentuk komunikasi antara satu orang atau lebih
nya. Dalam melaksanakan pembelian, pemasar dengan konsumen yang prospektif yang
bertujuan untuk menciptakan penjualan. Fungsi
konsumen dapat membuat 5 sub keputusan
tenaga penjual tidak hanya sebagai tenaga penjual
pembelian: pemilihan merek, pemilihan
produk perusahaan saja, melainkan juga berperan
saluran pembelian, jumlah pembelian,
sebagai representasi perusahaan.
penentuan waktu pembelian dan metode
pembayaran Kotler & Keller (2009:185) mengemukakan bahwa
5) Perilaku setelah pembelian. Ketika terdapat enam tahap dalam penjualan personal
memutuskan untuk membeli suatu produk yaitu : (1) mencari calon konsumen (memprospek)
atau jasa, pembeli mempunyai harapan dari dan mengkualifikasikannya; (2) prapendekatan; (3)
produk atau jasa yang dibelinya tersebut. presentasi and demonstrasi; (4) mengatasi
Menurut Schiffman & Kanuk (2007:570- keberatan; (5) penutupan; dan (6) tindaklanjut dan
571) perilaku setelah pembelian ini dapat pemeliharaan. Tenaga penjual melakukan presen-
diukur dengan kepuasan dan ketidakpuasan tasi lisan dan demontrasi untuk memberikan

Aditya Wardhana dan Zainuddin Iba |Pengaruh Penjualan Personal terhadap Pengetahuan Produk dan . . . 6
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.5  Januari 2014 ISSN: 2089-5917

edukasi/pengetahuan terhadap produk yang PENJUALAN


PENJUALANPERSONAL
PERSONAL PENGETAHUAN
PENGETAHUAN KEPUTUSAN
KEPUTUSANPEMBELIAN
PEMBELIAN
ditawarkannya kepada konsumen agar tertarik Kotler
Kotler&&Keller
Keller(2009:
(2009:216)
216) PRODUK
PRODUK Schiffman
Schiffman&&Kanuk
Kanuk(2010:
(2010:479)
479)
Zeithaml
Zeithaml(1988)
(1988)dalam
dalam
untuk melakukan keputusan pembelian produk Memprospek
Memprospekdan danmengkualifikasikan
mengkualifikasikan Lin
Lin&&Lin
Lin(2007:
(2007:121)
121) Pengenalan
Pengenalanmasalah/
masalah/kebutuhan
kebutuhan
Prapendekatan
Prapendekatan Pencarian
PencarianInformasi
Informasi
tersebut. Presentasi
Presentasi&&demontrasi
demontrasi Fungsi
Fungsiproduk
produk Evaluasi
Evaluasialternatif
alternatif
Mengatasi
Mengatasikeberatan
keberatan Kualitas
Kualitasproduk
produk Olson dan Jacoby Tindakan
Tindakanpembelian
pembelian
Kotler & Keller
Zeithaml (1988) dalam Lin & Lin (2007:121) Penutup
Penutup (2009: 261)
Merek
Merek dalam Lin Lin Perilaku
Perilakusetelah
setelahpembelian
pembelian
Tindaklanjut
Tindaklanjut&&pemeliharaan
pemeliharaan (2007: 121)
menyatakan bahwa pengetahuan produk
merupakan petunjuk intrinsik suatu produk seperti
fungsi ataupun kualitas produk, namun jika
petunjuk intrinsik tidak diperoleh dengan benar, Kotler & Keller
maka konsumen akan menggunakan petunjuk (2009: 261)

ekstrinsik seperti citra merek dari produk yang


Gambar 3. Paradigma Penelitian
ditawarkan tenaga penjual.
Schiffman & Kanuk (2010:479) menyatakan bahwa
3. Metode Penelitian
pengambilan keputusan pembelian konsumen Penelitian dilakukan berdasarkan deskriptif dan
merupakan suatu tahap dari proses tingkah laku verifikatif yang bertujuan untuk memberikan
membeli yang berupa tindakan pembelian produk gambaran keterkaitan variabel penelitian dan
yang diinginkan dalam rangka memuaskan kebu- menjawab permasalahan penelitian sebagaimana
tuhannya. Keputusan pembelian dipengaruhi oleh dinyatakan oleh Malhotra (2010:106).
bauran pemasaran dan lingkungan melalui karak-
teristik pembeli dan proses keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
Proses keputusan pembelian Konsumen meliputi: gambaran dan informasi mengenai penjualan
(1) pengenalan masalah/kebutuhan; (2) pencarian personal (personal selling), pengetahuan produk
informasi, (3) evaluasi alternatif; (4) tindakan (product knowledge), dan keputusan pembelian
pembelian; (5) perilaku setelah pembelian. konsumen dalam menggunakan produk SUV
Premium dengan studi pada konsumen SUV
Penjualan personal yang dilakukan oleh tenaga Premium di Jawa Barat. Penelitian ini untuk
penjual dapat meningkatkan pengetahuan mengetahui adanya hubungan sebab akibat antara
konsumen terhadap produk yang ditawarkan dan variabel independen yaitu penjualan personal
bersedia melakukan pembelian. Kotler & Keller (personal selling), dan variabel intervening yaitu
(2009:261) mengemukakan bahwa penjualan pengetahuan produk (product knowledge),
personal akan meningkatkan pengetahuan konsu- sedangkan variabel dependen adalah keputusan
men terhadap produk yang ditawarkan melalui pembelian konsumen dalam menggunakan produk
langkah persentasi dan demontrasi yang dilakukan SUV Premium. Pada penelitian ini time horizon
oleh tenaga penjualnya. Hal tersebut juga menjadi datanya adalah cross sectional yang mencerminkan
masukan bagi tenaga penjual melalui proses gambaran dari suatu waktu tertentu dan unit
penutupan guna memastikan sejauhmana konsu- analisisnya adalah konsumen SUV Premium di
men telah memiliki pengetahuan terhadap produk Jawa Barat.
yang ditawarkan dan bersedia melakukan
pembelian. Prinsip penjualan personal berorientasi Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian
pada transaksi karena tujuan mereka adalah ini, variabel yang akan dianalisis terdiri atas :
menutup penjualan tertentu atau terciptanya variabel bebas (X1) penjualan personal (personal
keputusan pembelian konsumen. selling); variabel intervening (X2) yaitu pengeta-
huan produk (product knowledge); sedangkan
Tolson dan Jacoby dalam Lin Lin (2007:121) variabel terikat (Y) adalah keputusan pembelian
menyatakan bahwa konsumen dengan pengetahuan konsumen.
produk yang tinggi akan mempercayakan petunjuk
intrinsik untuk melakukan penilaian tentang Penjualan personal (X1) dengan indikator: kete-
kualitas karena mengetahui pentingnya informasi patan memilih konsumen, kecermatan menggali
produk. Tingkat pengetahuan produk akan mempe- kebutuhan Konsumen, kemampuan memulai
ngaruhi konsumen untuk membeli suatu produk. kontak pembicaraan, kemenarikan sikap dalam
pembicaraan, keterampilan menawarkan produk,
Bertitik tolak dari keseluruhan kerangka pemikiran penguasaan terhadap produk yang ditawarkan,
diatas, maka dirumuskan paradigma keterkaitan sikap dan penampilan mempresentasikan produk,
penjualan personal terhadap pengetahuan produk kerincian/ detail produk yang dipresentasikan,
serta implikasinya terhadap keputusan pembelian kepentingan mempresentasikan keistimewaan
konsumen, yang disajikan pada gambar berikut ini: produk, kemampuan mengatasi keberatan/ keluhan

Aditya Wardhana dan Zainuddin Iba |Pengaruh Penjualan Personal terhadap Pengetahuan Produk dan . . . 7
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.5  Januari 2014 ISSN: 2089-5917

konsumen, kepentingan memiliki kemampuan H0 : ρx2x1 = 0, artinya bahwa tidak ada pengaruh
bernegosiasi, kecepatan merespon, keseringan signifikan Penjualan Personal (X1) terhadap
menghubungi konsumen, dan kepentingan melaku- Pengetahuan Produk (X2)
kan kontak rutin dengan Konsumen. Pengetahuan H1 : ρx2x1 ≠ 0, artinya bahwa terdapat pengaruh
signifikan Penjualan Personal (X1) terhadap
produk (X2) dengan indikator: kemampuan untuk Pengetahuan Produk (X2)
mengetahui fungsi produk, kepercayaan terhadap
kualitas produk, dan kemampuan untuk mengetahui Hipotesis 2: Pengetahuan Produk (X2) berpe-
merek produk. Keputusan Pembelian konsumen ngaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y). Jika
(Y) dengan indikator: kebutuhan akan adanya hipotesis penelitian tersebut dinyatakan ke dalam
informasi, ketersediaan informasi yang dibutuhkan hipotesis statistik, maka :
oleh konsumen, keunggulan produk yang ditawar- H0 : ρyx2 = 0, artinya bahwa tidak ada pengaruh
kan dibandingkan produk pesaing, kesadaran untuk signifikan Pengetahuan Produk (X2)
melakukan pembelian, dan kesadaran untuk mem- terhadap Keputusan Pembelian (Y)
beli ulang dan mereferensikan kepada orang lain. H1 : ρyx2 ≠ 0, artinya bahwa terdapat pengaruh
signifikan Pengetahuan Produk (X2)
Populasi dan Teknik Sampling terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Metode pengambilan sampel menggunakan multi-
stage area sampling, mengkombinasikan antara Hipotesis 3: Penjualan personal (X1) berpengaruh
cluster random sampling dan systematic random terhadap Keputusan Pembelian (Y). Jika hipotesis
sampling sebagaimana dinyatakan oleh Mudrajad penelitian tersebut dinyatakan ke dalam hipotesis
(2009:137). Penentuan data dilakukan terhadap statistik, maka :
dealer resmi kendaraan SUV Premium di Jawa H0 : ρyx1 = 0, artinya bahwa tidak ada pengaruh
signifikan Pen jualan Personal (X1) terhadap
Barat yang termasuk dalam peringkat lima besar
Keputusan Pembelian (Y)
ATPM berdasarkan hasil penjualan kendaraan SUV H1 : ρyx1 ≠ 0, artinya bahwa terdapat pengaruh
Premium-nya yaitu sebanyak 68 dealer resmi. signifikan Penjualan Personal (X1) terhadap
Tahap cluster random sampling dilakukan untuk Keputusan Pembelian (Y)
memilih area domilisi konsumen yang terdiri dari
Jawa Barat Bagian Utara (Bekasi, Depok, Hipotesis 4: Penjualan Personal (X1) melalui
Karawang, Subang, Purwakarta), Bagian Selatan Pengetahuan Produk (X2) berpengaruh secara
(Sukabumi, Garut, Tasikmalaya), Bagian Barat simultan terhadap Keputusan Pembelian konsumen
(Bogor, Bandung, Cianjur), dan Bagian Timur (Y). Jika hipotesis penelitian tersebut dinyatakan
(Sumedang, Cirebon, Jatibarang, Ciamis). Kota ke dalam hipotesis statistik, maka :
H0 : ρyx1 = ρyx2 = 0, artinya bahwa Penjualan
yang terpilih sebagai sampel adalah: Karawang
Personal (X1) melalui Pengetahuan Produk
(mewakili Jawa Barat Bagian Utara), Bandung tidak berpengaruh secara simultan terhadap
(mewakili Jawa Barat Bagian Tengah), Tasik- Keputusan Pembelian (Y)
malaya (mewakili Jawa Barat Bagian Selatan), H1 : ρyx1 ≠ ρyx2 ≠ 0, artinya bahwa Penjualan
Depok (mewakili Jawa Barat Bagian Barat), dan Personal (X1) melalui Pengetahuan Produk
Cirebon (mewakili Jawa Barat Bagian Timur). berpengaruh secara simultan terhadap
Tahap systematic random sampling dilakukan Keputusan Pembelian (Y)
pengumpulan data konsumen di wilayah kota
tersebut sebagai pemilik kendaraan SUV Premium, Substruktur ini menguji hipotesis penelitian ke-3.
populasi sasaran yaitu sebanyak 65.140 konsumen Dan digambarkan dalam diagram jalur dan
(Tahun 2010-2012). persamaan struktural sebagai berikut :

Untuk menentukan jumlah sampel yang akan ƐƐ11


diteliti maka penulis menggunakan rumus menurut
rumus slovin yang dikutip oleh Husein (2005:146)
ρX2X1 ρYX2
dengan total jumlah Konsumen yang dijadikan
Penjualan
Penjualan Pengetahuan
Pengetahuan Keputusan
Keputusan
responden (sampel penelitian) adalah sebanyak 400 Personal
Personal Produk
Produk Pembelian
Pembelian
konsumen dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. (X
(X11)) (X
(X22)) (Y)
(Y)

Hipotesis Statistik
ρYX1
Hipotesis 1: Penjualan Personal (X1) berpe-
ngaruh terhadap Pengetahuan Produk (X2). Jika Gambar 3. Struktur
hipotesis penelitian tersebut dinyatakan ke dalam Pengaruh Penjualan Personal, Pengetahuan Produk
hipotesis statistik, maka : terhadap Keputusan Pembelian

Aditya Wardhana dan Zainuddin Iba |Pengaruh Penjualan Personal terhadap Pengetahuan Produk dan . . . 8
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.5  Januari 2014 ISSN: 2089-5917

Persamaan struktural : Y = ρYx1 X1 + ρYx2 X2 + Ɛ1 3) Penjualan Personal mempengaruhi Pengetahuan


Produk sebesar 64% dan memiliki korelasi yang
4. Hasil dan Pembahasan besar terhadap variabel Pengetahuan Produk
yaitu sebesar 0,80 mendekati 1,00. Artinya
Penjualan personal yang dilakukan oleh ATPM penjualan personal memiliki hubungan erat/
dalam memasarkan produk SUV Premium-nya di kuat dengan Pengetahuan Produk. Hal tersebut
Jawa Barat, dinilai oleh konsumen menunjukkan mendukung teori yang dikemukakan oleh
nilai baik. Namun demikian masih terdapat Kotler & Keller (2009: 261) yang mengemu-
indikator penjualan personal yang menunjukkan kakan bahwa penjualan personal akan
mayoritas nilai kurang baik, yaitu pemilihan meningkatkan pengetahuan konsumen terhadap
Konsumen prospek yang masih kurang tepat, dan produk yang ditawarkan melalui langkah
kurangnya kontak/ komunikasi dengan Konsumen persentasi dan demontrasi yang dilakukan oleh
pasca penjualan produknya. Sedangkan Pengeta- tenaga penjualnya.
huan konsumen terhadap produk SUV Premium 4) Penjualan Personal (X1) melalui Pengetahuan
ATPM, dinilai oleh konsumen menunjukkan nilai Produk (X2) secara simultan berpengaruh
baik. Namun demikian masih terdapat indikator terhadap Keputusan Pembelian konsumen (Y)
pengetahuan produk yang menunjukkan mayoritas dengan besaran 71,40%. Hal ini mendukung
nilai kurang baik, yaitu konsumen kurang teori yang dikemukakan oleh Kotler & Keller
mengetahui kualitas produk SUV Premium yang (2009: 261) mengemukakan bahwa penjualan
ditawarkan ATPM. Selanjutnya Keputusan pembe- personal akan meningkatkan pengetahuan
lian konsumen terhadap produk SUV Premium konsumen terhadap produk yang ditawarkan
ATPM menunjukkan nilai baik, namun demikian sehingga terciptanya keputusan pembelian
masih terdapat indikator keputusan pembelian konsumen.
konsumen yang menunjukkan mayoritas nilai
kurang baik, yaitu: pencarian informasi alternatif
yang masih kurang sebelum dilakukannya pembe- 5. Kesimpulan
lian produk oleh konsumen, dan keengganan untuk
membeli kembali atau merekomendasikan kepada 1) Penjualan personal yang dilakukan oleh ATPM
pihak lain tentang produk SUV Premium ATPM dalam memasarkan produk SUV Premium-nya
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur melalui di Jawa Barat secara mayoritas dinilai oleh
program SPSS versi 16.0, bahwa : konsumen menunjukkan nilai baik.
Kekurangan yang terjadi adalah pemilihan
1) Penjualan Personal mempunyai pengaruh yang Konsumen prospek yang masih kurang tepat
signifikan terhadap Keputusan Pembelian dan kurangnya kontak/ komunikasi dengan
konsumen sebesar 31,36%. konsumen pasca penjualan produknya
2) Pengetahuan Produk mempunyai pengaruh 2) Pengetahuan konsumen terhadap produk SUV
yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian Premium ATPM secara mayoritas dinilai oleh
konsumen, dimana besar pengaruhnya sebesar konsumen menunjukkan nilai baik. Kekura-
24,01%. Jika hasilnya dibandingkan dengan ngan yang terjadi adalah konsumen kurang
pengaruh Penjualan Personal terhadap Keputus- mengetahui kualitas produk SUV Premium
an Pembelian konsumen, maka Penjualan yang ditawarkan ATPM.
Personal pengaruhnya adalah lebih besar
3) Keputusan pembelian konsumen terhadap
daripada Pengetahuan Produk. Hal ini menun-
produk SUV Premium ATPM menunjukkan
jukkan bahwa Keputusan Pembelian konsumen
nilai baik. Kekurangan yang terjadi adalah
terhadap kendaraan SUV Premium di Jawa
pencarian informasi alternatif yang masih
Barat lebih banyak dipengaruhi oleh Penjualan
kurang sebelum dilakukannya pembelian
Personal dibandingkan dengan Pengetahuan
produk oleh konsumen, dan keengganan untuk
Produk SUV Premium tersebut. Hal tersebut
membeli kembali atau merekomendasikan
senada dengan yang dikemukakan oleh Olson
kepada pihak lain tentang produk SUV
dan Jacoby dalam Lin Lin (2007:121) yang
Premium ATPM.
menyatakan bahwa konsumen dengan pengeta-
huan produk yang tinggi akan mempercayakan 4) Penjualan personal berpengaruh secara
petunjuk intrinsik untuk melakukan penilaian signifikan terhadap pengetahuan produk.
tentang kualitas karena mengetahui pentingnya Penjualan personal akan meningkatkan penge-
informasi produk. Tingkat pengetahuan produk tahuan konsumen terhadap produk SUV
mempengaruhi konsumen membeli produk. Premium yang ditawarkan ATPM melalui

Aditya Wardhana dan Zainuddin Iba |Pengaruh Penjualan Personal terhadap Pengetahuan Produk dan . . . 9
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.5  Januari 2014 ISSN: 2089-5917

langkah persentasi dan demontrasi yang Harry Tanoso. (2012). Prospek Penjualan SUV.
dilakukan oleh tenaga penjualnya. http://www.marketing.co.id/blog/2012/07/25
5) Pengetahuan produk berpengaruh secara signi- Husein Umar. (2005). Riset Pemasaran dan
fikan terhadap keputusan pembelian produk Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia
SUV Premium oleh konsumen di Jawa Barat. Pustaka Utama
6) Penjualan personal berpengaruh secara signi-
Gaikindo dan Dispenda Jawa Barat. (2013).
fikan terhadap keputusan pembelian produk
Laporan Kendaraan Bermotor 2010-2012.
SUV Premium oleh konsumen di Jawa Barat.
Bandung.
7) Penjualan personal berpengaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen melalui Kottler, Philip. and Amstrong, Gary. (2008).
pengetahuan produk. Hal ini menunjukkan Prinsip-prinsip Pemasaran. Terjemahan.
bahwa penjualan personal dan pengetahuan Jakarta: Penerbit Erlangga.
produk secara bersama-sama akan mempenga- Kottler, Philip. and Keller, L. Kevin. (2009).
ruhi keputusan pembelian konsumen. Manajemen Pemasaran. Edisi 13.
Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Daftar Pustaka Lin, L & Chen, C. (2006). The Influence of The
Agus Soerono. (2012). Kemajuan Industri Otomotif Country of Origin Image, Product
Indonesia: ATPM Berlomba-lomba Menjadi Knowledge and Product Involvement on
YangTerbaik. http://www.neraca.co.id/harian/ Consumer Purcahse Decision: An Empirical
article/22763 Study of Insurance and Catering Service in
Taiwan. Journal of Consumer Marketing,
Alma Buchori. (2007). Manajemen Pemasaran dan Vol 23, Iss.5. p. 248-265
Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta
Lin, N & Lin, B. (2007). The Effect of Brand
Baker, et.al. (2002). The Effect of Introduction A Image and Product Knowledge on Purchase
New Brand On Consumer Perceptions Of Intention Moderated by Price Discount.
Current Brand Similarity: The Roles Of Journal of International Manageent Studies,
Product Knowledge and Involvement. p. 121-132.
Journal of Marketing Theory and Practice.
Vol.10, Issues 4. Page 45-57. Malhotra, K.N. (2010). Marketing Research: An
Applied Orientation. New Jersey: Pearson
Chaharsough, Shahriar A, & Hamdard, Jamia. Education.
(2011). The Affect of Sales Promotion On
Customer Interest to Purchase in IKCO Mudrajad Kuncoro. (2009). Metode Riset untuk
Automotive Company. Journal of Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga
Knowledge Management, Economics, & Peter, J.P., & Olson, J.C. (2008). Perilaku
Information Technology, Issue 4, p 1-14. Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi 8.
Coulter, et.al. (2005). The Evolution of Consumer Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Knowledge and Sources of Information: Schiffman, G. Leon. and Kanuk, L. Leslie. (2007).
Hungary in Transition. Journal of the Perilaku Konsumen. Edisi 7. Terjemahan.
Academy of Marketing Science, Vol. 33, No. Jakarta: Penerbit Indeks.
4. Page. 28-54
Ujang Sumarwan. (2010). Perilaku Konsumen.
Cravens, W.D., and Piercy, F.N. (2009). Strategic Jakarta: Ghalia Indonesia.
Marketing. Singapore: McGraw Hill

Aditya Wardhana dan Zainuddin Iba |Pengaruh Penjualan Personal terhadap Pengetahuan Produk dan . . . 10

You might also like