Professional Documents
Culture Documents
Analisis Residu Pestisida Dalam Tanah Dan Umbi Bawang Merah Di Lahan Pasir Sanden, Bantul, Yogyakarta Dengan Kromatografi Gas
Analisis Residu Pestisida Dalam Tanah Dan Umbi Bawang Merah Di Lahan Pasir Sanden, Bantul, Yogyakarta Dengan Kromatografi Gas
Analisis Residu Pestisida Dalam Tanah Dan Umbi Bawang Merah Di Lahan Pasir Sanden, Bantul, Yogyakarta Dengan Kromatografi Gas
net/publication/273130100
Analisis Residu Pestisida dalam Tanah dan Umbi Bawang Merah di Lahan Pasir
Sanden, Bantul, Yogyakarta dengan Kromatografi Gas
CITATION READS
1 1,524
6 authors, including:
Ema Damayanti
Indonesian Institute of Sciences
9 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Satriyo Krido Wahono on 05 March 2015.
Analisis Residu Pestisida Dalam Tanah dan Umbi Bawang Merah di Lahan
Pasir Sanden, Bantul, Yogyakarta dengan Kromatografi Gas
(Analysis of Pesticide Residue in Soil and Bulb Onion in Sanden Sandy Land,
Bantul, Yogyakarta Using Gas Chromatography)
Anastasia Wheni Indrianingsih1, Khoirun Nisa, Satriyo Krido Wahono, Vita Taufika
Rosyida, Ema Damayanti , Roni Maryana
UPT BPPT Kimia LIPI Yogyakarta
Jl. Yogya Wonosari Km 32, Gading, Playen, Gunungkidul ,Telp/Fax (0274) 392570
Abstrak
Pada penelitian ini dilakukan analisis residu pestisida kimia dalam tanah dan umbi bawang merah di
lahan pasir Sanden, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan melakukan
penanaman bawang merah di lahan pasir seluas 48 m2. Penyemprotan pestisida kimia tanaman
bawang merah dilakukan setiap 5 hari sekali selama 50 hari masa tanam dengan dosis 1,5 liter/(2x2
m2). Pestisida kimia yang digunakan yakni Decis 2,5 EC dengan bahan aktif Deltametrin. Analisis
residu pestisida dengan kromatografi gas menunjukkan bahwa dalam konsentrasi pestisida yang
digunakan petani tidak terdeteksi adanya residu bahan aktif deltametrin di umbi bawang merah
ataupun sampel lahan pasir.
Abstract
A research to analysis pesticide residue in soil and bulb onion in Sanden sandy land, Bantul,
Yogyakarta had been done. The research was done by cultivating onion in Sanden sandy land with
48 m2 area wide. Pesticide application was 5 days once during 50 days of planting period with dose
1 liter/ square (2x2 m2). Chemical pesticide used was Decis 2,5 EC with contain Deltamethrin as
active ingredient. Analysis pesticide residue with gas chromatography showed that there was no
deltamethrin residue in sandy land soil and bulb onion.
Pendahuluan
Residu pestisida adalah substansi atau campuran substansi dalam makanan untuk manusia atau binatang
yang dihasilkan dari penggunaan pestisida, termasuk beberapa senyawa turunan hasil degradasi dan konversi, proses
metabolisme, produk hasil reaksi dan pengotor yang dipertimbangkan sebagai signifikan yang bersifat toksik
(IUPAC Compendium of Chemical Terminology, 1997).
Penggunaan pestisida kimia memiliki beberapa dampak positif dan negatif bagi lingkungan, petani dan
konsumen. Dampak positif dari penggunaan pestisida kimia adalah meningkatnya hasil pertanian dan dihasilkannya
kualitas yang lebih bagus. Hal ini meningkatkan kesejahteraan petani dan kepuasan konsumen karena hasil pertanian
terlihat lebih bagus dan menarik. Namun ternyata banyak dampak negatif yang tidak disadari akibat penggunaan
pestisida kimia ini. Bagi lingkungan, penggunaan pestisida kimia kemungkinan menyebabkan tertumpuknya residu
pestisida di dalam tanah yang membutuhkan waktu lama untuk terdegradasi sehingga menimbulkan pencemaran
tanah. Hal ini akan menurunkan biodiversitas organisme dalam tanah. Bagi petani, bersentuhan dengan pestisida
dalam jangka waktu lama akan menimbukkan efek buruk bagi kesehatan, antara lain: masalah pernafasan, kanker,
depresi, efek neurologik dan penyakit dermatologi (http://en.wikipedia.org/wiki/pesticide, 2007).
Berdasarkan dampak negatif yang muncul dari penggunaan pestisida maka Menteri Kesehatan dan Menteri
Pertanian mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (tahun 1996) tentang batas ambang maksimum residu pestisida
1
anastasia_wheni_i@yahoo.com / anas004@lipi.go.id
I-8-1
Anastasia Wheni Indrianingsih1, Khoirun Nisa, Satriyo Krido Wahono, Vita Taufika Rosyida, Ema
Damayanti , Roni Maryana
yang aman dalam berbagai komoditas pertanian di Indonesia. Tabel 1 menyajikan beberapa jenis pestisida dan batas
maksimum residu dalam komoditas pertanian di Indonesia.
Tabel 1. Jenis pestisida dan batas ambang maksimum residu pada beberapa komoditas pertanian
Jenis Pestisida Komoditas (Batas Maksimum Residu (mg/kg))
2,4-D Arbei (0,1), biji-bijian (0,1), daging (0,05), gabah (0,05), gandum (0,5),
jagung (0,05), jeruk (2), kentang (0,2), sorgum (0,05), susu (0,05), telur
(0,05)
Dalapon Daging (0,2)
DDT Biji-bijian (0,1), buah kecuali anggur (1), daging (1), sayuran (1), susu
(0,05), telur (0,5)
Deltametrin Anggur (0,05), apel (0,05), ara (0,01), arbei (0,05), articok (0,05), biji-bijian
(1), buncis kering (1), daging (0,01), gandum (5), jamur (0,01), jeruk (0,05),
kacang (0,1), kacang kapri (1), kacang tanah (0,01), kakao (0,05), kiwi
(0,05), kopi (2), legum pakan ternak (0,5), melon (0,01), nenas (0,01),
persik (0,05), pisang (0,05), sayuran berakar umbi (0,01), sayuran berbuah
(0,2), sayuran daun-daunan (0,2), sayuran legum (0,05), sayuran umbi-
umbian (0,1), susu (0,02), teh (10), telur (0,01), zaitun (0,1)
Diazinon Almon (0,1), beras (0,1), daging (0,7), gandum (0,1), jagung manis (0,7),
jeruk (0,7), kacang tanah (0,1), kemiri (0,1), sayuran (0,5), telur (0,5), zaitun
(2)
1,2 dibromoetan Biji-bijian (20), buah-buahan (0,1), jeruk (0,5), tepung serealia (0,01)
Dieldrin Bawang bombay (0,1), biji-bijian (0,02), brokoli (0,1), buah-buahan (0,05),
daging (0,2), kecambah (0,1), kembang kol (0,1), kentang (0,1), ketimun
(0,1), kubis (0,1), lada (0,1), lobak (0,1), padi (0,02), selada (0,01), susu
(0,006), telur (0,1), terung (0,1), wortel (0,1)
Difenil Jeruk (110)
Difenilamin Apel (5)
1,2-dikloro etan Biji-bijian (50), hasil olah serealia (0,1), tepung serealia (10)
Lahan pasir Sanden, Bantul, Yogyakarta merupakan lahan pasir di pantai Samas yang diolah sebagai lahan
pertanian. Berbagai macam komoditas pertanian ditanam di lahan ini seperti semangka, melon, cabai, tomat, dan
bawang merah. Lahan pasir yang digunakan ini biasanya dicampur dengan campuran pupuk dan tanah liat untuk
memungkinkan tanaman pertanian bisa tumbuh dengan subur. Untuk memberantas hama penyakit, petani di lahan
pasir biasanya menggunakan pestisida kimia yang praktis dan hasilnya memuaskan. Salah satu pestisdia kimia yang
umum digunakan adalah pestisida yang mengandung bahan aktif deltametrin. Pengolahan lahan pasir yang terus-
menerus dan tidak ada masa tenggang, memungkinkan adanya residu pestisida kimia yang menumpuk di lahan
pasir, oleh karena itu dalam penelitian ini akan dianalisis kemungkinan adanya residu pestisida kimia yang berbahan
aktif deltametrin di lahan pasir Sanden dan di umbi bawang merah dengan analisis menggunakan kromatografi gas.
I-8-2
Analisis Residu Pestisida Dalam Tanah dan Umbi Bawang Merah di Lahan Pasir Sanden, Bantul,
Yogyakarta dengan Kromatografi Gas
(Analysis of Pesticide Residue in Soil and Bulb Onion in Sanden Sandy Land, Bantul, Yogyakarta Using Gas
Chromatography)
Kuantifikasi dari residu pestisida dilakukan dengan menggunakan kurva kalibrasi. Kurva standar
deltametrin dibuat dengan konsentrasi 1, 2, 3 dan 4 ppm. Kelinieran yang dihasilkan dari persamaan kurva standar
deltametrin adalah r = 0.9993 dengan limit deteksi sebesar 0,047 ppm. Tingginya harga r ini menunjukkan kevalidan
yang cukup tinggi dari metode analisis yang digunakan. Gambar kromatogram standar deltametrin pada konsentrasi
4 ppm disajikan pada Gambar 1.
Dari Gambar terlihat bahwa deltametrin pada sampel pasir dan umbi bawang pada penelitian ini tidak
terdeteksi dengan analisis kromatografi gas. Hal ini mengindikasikan bahwa bahan aktif deltametrin pada residu
pestisida kemungkinan sudah terdegradasi, atau mungkin juga kandungannya di bawah limit deteksi. Kemungkinan
lain yang bisa terjadi adalah terjadinya degradasi residu pestisida dalam sampel saat berada di injektor kromatografi
gas karena deltametrin termasuk senyawa pestisida yang memiliki sifat sensitif terhadap suhu (www.varianic.com,
2007).
Hasil beberapa analisis residu pestisida dalam beberapa sampel tanah disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Analisis residu pestisida dalam sampel tanah dari berbagai sumber
No Sampel Pestisida Metode preparasi Instrumen Hasil
a
1 tanah fipronil Ekstraksi cair-cair, RP-HPLC - Jumlah residu pestisida (hari 1 ke
I-8-3
Anastasia Wheni Indrianingsih1, Khoirun Nisa, Satriyo Krido Wahono, Vita Taufika Rosyida, Ema
Damayanti , Roni Maryana
Tabel di atas menunjukkan perbandingan analisis residu pestisida beberapa sampel tanah. Sampel lahan
pasir baik bekas olahan maupun sampel lahan pasir yang bukan bekas olahan menunjukkan tidak terdeteksinya
deltametrin. Lahan bekas olahan di sini maksudnya adalah lahan pasir yang langsung ditanami kembali sesudah
dilakukan panen, sehingga kemungkinan masih ada kandungan residu pestisida, tetapi ternyata hasil analisis
menunjukkan tidak terdeteksinya deltametrin sehingga kemungkinan deltametrin sudah terdegradasi. Kemungkinan
yang lain adalah masih adanya residu deltametrin tetapi tidak terdeteksi karena konsentrasinya yang sangat kecil di
bawah limit deteksi (0,047 ppm). Hal yang sama ditunjukkan hasil penelitian M. R. Hadjmohammadi et al, 2006,
(Tabel 1) yang menunjukkan residu pestisida fipronil terdegradasi semakin banyak dengan bertambahnya hari, dan
residu sudah tidak terdeteksi lagi pada hari ke-28. Kemungkinan hal yang sama juga terjadi pada deltametrin, tidak
terdeteksi karena analisis dilakukan 45 hari setelah panen.
Hasil analisis residu pestisida dalam beberapa sampel makanan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Analisis residu pestisida dalam sampel makanan dari berbagai sumber
No Sampel Pestisida Metode preparasi Instrumen Hasil
a
1 bayam deltametrin SCF extraction GC/MS Recovery 63,34%
dengan RSD 12,3%
b
2 buah dan deltametrin Ekstraksi dengan etil GC-PCI (Positive Recovery 87-95%
sayuran di asetat dan sodium sulfat Chemical Ionisation)/ EI dengan RSD 3-7%.
Almeria, (Electron Impact)-MS-MS
Spanyol
c
3 kentang, deltametrin Ekstraksi dengan GPC (Gel Permeation Recovery > 82%
jeruk polimer dari asam Chromatography), NCI dengan RSD 3-9%.
akrilat dan penggunaan (Negative Chemical
kolom karbon yang Ionization) mode GC-MS,
tergrafitisasi. EI (Electron Ionization)
mode GC-MS, GC-FPD
(Flame Photometric
Detector)
4 Bawang deltametrin Ekstraksi dengan etil GC dengan detektor ECD Tidak terdeteksi
merah asetat dan n-heksana adanya deltametrin
I-8-4
Analisis Residu Pestisida Dalam Tanah dan Umbi Bawang Merah di Lahan Pasir Sanden, Bantul,
Yogyakarta dengan Kromatografi Gas
(Analysis of Pesticide Residue in Soil and Bulb Onion in Sanden Sandy Land, Bantul, Yogyakarta Using Gas
Chromatography)
Kesimpulan
Residu pestisida deltametrin dalam sampel pasir dan umbi bawang merah dari lahan pasir Sanden, Bantul,
Yogyakarta tidak terdeteksi dengan analisis menggunakan instrumen kromatografi gas.
Daftar Pustaka
H. L. Wang, J. Z. Li, J. Y. Hu, 2006, Pyraflufen-ethyl Residues in Soil by Solid Phase Extraction and High
Performance Liquid Chromatography with UV Detection, Analytical Sciences, 22, 1589-1592.
Metode Pengujian Residu Pestisidaa Dalam Hasil Pertanian, 1997, Komisi Pestisida Departemen Pertanian, Jakarta,
hal. 377.
Y. Ono, T. Yamagami, T. Nishina, T. Tobino, 2006, Pesticide Multiresidue Analysis of 303 Compounds Using
Supercritical Fluid Extraction, Analytical Sciences, 22, 1473-1476.
M. R. Hadjmohammadi, S. M. Nikou, K. Kamel, 2006, Determination of Fipronil Residue in Soil and Water in the
Rice Fields in North of Iran by RP-HPLC Method, Acta Chim. Slov., 53, 517-520.
A. Aguera, M. Contreras, J. Crespo, A. R. F. Alba, 2002, Multiresidue Method For The Analysis of Multiclass
pesticides in Agricultural Products by Gas Chromatography-Tandem Mass Spectrometry, Analyst, 127, 347-354.
H. Obana, K. Akutsu, M. Okihashi, S. Kakimoto, S. Hori, 1999, Multiresidue Analysis of Pesticides in Vegetables
and Fruits Using A High Capacity Absorbent Polymer For Water, Analyst, 124, 1159-1165.
SKB Menteri Pertanian dan Menteri Kesehatan, 1996, Batas Maksimum Residu Pestisida Pada Beberapa Komoditas
Hortikultura,No. 33, 15 September 2002.
I-8-5