Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

VOLUME 3 No.

2, 22 Juni 2014 Halaman 81-166

PERKEMBANGAN LAYANAN TRANSPORTASI PERDESAAN PADA


WILAYAH BERBUKIT

Dewanti dan Danang Parikesit


Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan
Fakultas TeknikUniversitas Gadjah Mada
Email: dewanti_marsoyo@yahoo. com

Achmad Djunaedi
Jurusan Teknik Arsiektur dan Perencanaan
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT
Transport services development generally indicates some development problems and transport troubles in
particular. This research analyses the development of rural transport services in Kemalang Sub-district, Klaten
District, Central Java Province using qualitative research method and adopts Case Study research approach.
Primary data were collected by in-depth interviewing to 26 informants and supported by secondary data from
institusional survey. Transport service development was reviewed in three development stages, those are before
1990, 1990-2005 and 2005-2010. There have been usage alterations of dominant transport service during those
three periods, from unmotorized private transport service to motorized public transport services and then has
changed to private transport services of motor cycle. That development leads positive changes on the character of
transport service, such as the increase of transport service availability, flexibility and capability in solving nature
restrictions so that promote mobility and accessibility. One negative change is traffic safety decrease.

Keywords: Transportation services, Rural, Hilly region.

ABSTRAK
Perkembangan layanan transportasi dapat mengindikasikan berbagai permasalahan pembangunan
pada umumnya dan permasalahan transportasi pada khususnya. Penelitian ini mengkaji perkembangan
layanan transportasi perdesaan di kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah
dengan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian Studi Kasus. Data primer diperoleh
dari wawancara mendalam terhadap 26 informan serta didukung data sekunder dari survei instansional.
Perkembangan layanan transportasi dikaji dalam tiga tahap perkembangan, yaitu sebelum tahun
1990, pada tahun 1990-2005 dan tahun 2005-2010. Selama tiga periode perkembangan tersebut terjadi
perubahan penggunaan layanan transportasi yang dominan, yaitu dari layanan transportasi pribadi
dengan kendaraan tidak bermotor berubah ke layanan transportasi umum bermotor dan berkembang
menjadi layanan sepeda motor. Perkembangan tersebut memberikan perubahan positif pada karakter
layanan transportasi, berupa peningkatan ketersediaan layanan, fleksibilitas, kemampuan mengatasi
kendala alam yang bermuara pada peningkatan mobilitas masyarakat dan aksesibilitas wilayah.

91
| VOL 3, NO. 2, JUNI 2014; 91-101

Satu perubahan negatif, berupa penurunan berorientasi pada isu-isu pembangunan


keselamatan lalu-lintas. dan pemeliharaan jalan, evaluasi ekonomi
proyek jalan, serta dampak ekonomi-sosial
Kata Kunci: Layanan transportasi, Perdesaan, peningkatan jalan (Johnston, 2007). Di Indo­
Wilayah berbukit.
nesia studi yang terkait dengan layanan
transportasi perdesaan masih terbatas pada
PENGANTAR karakter layanan angkutan umum meng­
Wilayah perdesaan sering digambarkan gunakan bis atau ”mini-van” belum dikaitkan
sebagai wilayah dengan aksesibilitas dan dengan dampaknya terhadap pergerakan
mobilitas rendah (Starkey, dkk, 2002). Se­ masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini
cara umum sarana transportasi di wilayah dilakukan dengan tujuan mengetahui pola
perdesaan memiliki variasi lebih besar perkembangan layanan tranportasi per­
dibanding wilayah perkotaan (Dewanti, desaan dan dampak yang ditimbulkan ter­
dkk. , 2013). Berbagai jenis kendaraan yang hadap karakter layanan transportasi.
beroperasi di suatu wilayah pada dasarnya Infrastruktur dan layanan transportasi
merupakan perwujudan perkembangan perdesaan seringkali memiliki kinerja buruk
layanan transportasi di wilayah tersebut. dan diperparah oleh rendahnya kepadatan
Salah satu faktor yang mempengaruh penduduk, terbatasanya fasilitas dan layanan
perkembangan layanan transportasi tersebut umum serta lokasi tempat tinggal yang
adalah topografi wilayah (Starkey, dkk, menyebar sehingga berpengaruh terhadap
2002). Wilayah perdesaan dengan topografi kesulitan akses dan pelayanan angkutan yang
berbukit memiliki hambatan yang lebih tidak efisien (Starkey, dkk, 2002;Williams dan
besar dalam penyediaan sarana prasarana White, 2001). Aksesibilitas buruk tidak hanya
transportasi. Keberadaan berbagai layanan berkaitan dengan kemudahan mendapatkan
transportasi akan mempengaruhi mobilitas layanan transportasi tetapi juga akses ke
masyarakat dan aksesibilitas wilayah. Porter layanan sosial dan ekonomi (Donges, 2001).
(2013) melihat adanya dampak layanan Masyarakat perdesaan di Asia dan Afrika
transportasi perdesaan di Africa yang di­ menghabiskan waktu perjalanan cukup
dominasi oleh penggunaan kendaraan besar untuk perjalanan sehari-hari dalam
tidak bermotor terhadap peningkatan kese­ memenuhi kebutuhan dasar (Sarkar dan
jahteraan masyarakat meskipun muncul Ghosh, 2000, dan Porter, 2002). Kondisi ini
kendala yang dihadapi sebagian masyarakat mengindikasikan bahwa wilayah perdesaan
yang tidak memiliki akses ke layanan ken­ tersebut tidak mendapatkan layanan
daraan bermotor atau angkutan umum. transportasi umum maupun kendaraan
Sementara itu, perkembangan layanan bermotor yang dapat memperpendek waktu
transportasi perdesaan di negara-negara tempuh. Menurut Owen bahwa melihat
maju memunculkan ’car culture’ (Nutley, perkembangan transportasi dari perubahan
2005) dan berdampak pada berkembangnya teknologi kendaraan, berawal dari kendaraan
eksklusi sosial (Halden, 2002) serta perubahan tidak bermotor hingga mekanisasi kendaraan
karakter pergerakan masyarakat. Dari fakta di yang menghasilkan kecepatan tinggi (Owen,
atas, memunculkan pertanyaan ”Bagaimana­ 1987). Perkembangan transportasi perdesaan
kah perkembangan layanan transportasi di Inggris (kelompok negara maju) bermula
perdesaan di Indonesia, khususnya di wi­ dari dominasi penggunaan angkutan umum
layah berbukit dan bagaimana dampak hingga tahun 1950-an, diikuti dengan
perkembangan tersebut terhadap karakter peningkatan kendaraan pribadi (mobil). Pada
layanan transportasi? Selama ini, berbagai tahun 1960 upaya untuk mempertahankan
studi di bidang transportasi perdesaan lebih transportasi umum tidak berhasil. Muncul

92
Dewanti, Danang Parikesit, dan Achmad Djunaedi e PERKEMBANGAN LAYANAN
TRANSPORTASI PERDESAAN PADA WILAYAH BERBUKIT

layanan transportasi berbasis komunitas dan dominan serta periode atau tahapan dominasi
bersifat sukarela (community and voluntary layanan tersebut. Berbagai perubahan ter­
transport) pada tahun 1970 hingga saat ini sebut dikelompokkan dalam tema-tema
(Rural Development Commission,1996). Pola yang relevan dengan perkembangan laya­nan
perkembangan transportasi yang sama transportasi. Setiap tema dibangun penjelasan
terjadi di Irlandia utara, meskipun dengan yang rinci didiskusikan dengan berbagai
periode waktu perkembangan lebih akhir teori atau dibandingkan dengan kasus-
(Nutley, 2005). Bagi wilayah-wilayah kasus lain yang hampir sama. Berbagai tema
negara yang sedang berkembang di Afrika, perkembangan layanan transportasi tersebut
perkembangan layanan transportasi masih selanjutnya dikaji dampaknya terhadap
terbatas pada layanan kendaraan tidak karakter pergerakan masyarakat perdesaan.
bermotor dan berjalan kaki. Angkutan
umum bermotor dijumpai di jalan-jalan PEMBAHASAN
utama desa saja yang berjarak cukup jauh Deskripsi Lokasi Penelitian dan Layanan
dari permukiman (Porter, 2013) Transportasi yang Berkembang
Penelitian dilakukan dengan menggu­ Kecamatan Kemalang di Kabupaten
na­kan pendekatan Kualitatif dan strategi Klaten, Jawa Tengah memiliki karakter
penelitian studi kasus yang dikembang­kan wilayah perbukitan. Sebagian besar wilayah­
oleh Yin (Yin, 2009). Studi kasus digunakan nya berada di lereng Gunung Merapidengan
untuk penelitian dengan pertanyaan pe­ elevasi antara 300-1. 000 m di atas permukaan
nelitian ‘bagaimana’ dan atau ‘mengapa’ laut (dpl). Meskipun memiliki wilayah
serta untuk meneliti peristiwa kontemporer. terluas, (7,88% wilayah Klaten), tetapi jumlah
Peneliti memiliki peluang yang sangat kecil penduduknya hanya 34. 428 jiwa dengan
untuk melakukan kontrol terhadap satu kepadatan penduduk rendah. Sebagian besar
peristiwa serta berusaha mengamati dalam wilayah (98,94%) berupa tegalan, kebun,
konteks alamiah yang dibatasi oleh ruang dan ladang dengan hasil pertanian menjadi
dan waktu (Hancock dan Algozzine, 2006). salah satu sumber utama ekonomi penduduk
Data primer yang diperlukan adalah perilaku selain penggalian pasir dan peternakan.
perjalanan masyarakat dan penggunaan moda Kondisi wilayah yang berbukit menghasilkan
transportasi, permasalahan transportasi yang alinemen jalan berkelok-kelok dan naik turun.
dihadapi serta upaya pemerintah maupun Banyak jalan rusak berat akibat beban truk-
masyarakat dalam mengatasi permasalahan truk pengangkut pasir di sepanjang jalan
transportasi. Data tersebut diperoleh dengan desa maupun kabupaten. Peta Kecamatan
wawancara mendalam (in-depth interview) Kemalang dapat dilihat pada Gambar 1.
kepada 26 informan yang mewakili rumah
tangga dan tokoh-tokoh dari instansi terkait
(Pemerintah desa, Dinas perhubungan, dan
ORGANDA). Data sekunder yang mencakup
kondisi sosial, ekonomi, dan fisik lingkungan
wilayah diperoleh dengan survei instansional.
Lokasi penelitian adalah Kecamatan
Kemalang, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa
Tengah yang terletak di kaki gunung Merapi.
Analisis data dilakukan dengan mem­
bangun konsep perkembangan layanan
transportasi yang menggambarkan pola pe­ Gambar 1. Peta Kecamatan Kemalang
rubahan jenis kendaraan dan layanan yang

93
| VOL 3, NO. 2, JUNI 2014; 91-101

Wilayah Kemalang didukung oleh jalan perdesaan dengan karakter gotong-royong


poros desa sebagai penghubung antardesa, maupun tenggang rasa cukup kuat. Layanan
sepanjang 173. 450 km, sedangkan jalan ini berupa saling meminjam kendaraan,
lingkungan sepanjang 26. 100 km. Seluruh berbagi kendaraan atau ikut menumpang
jalan tersebut memiliki jenis perkerasanaspal, kendaraan orang lain ketika melakukan
batuan yang dipadatkan, beton maupun jalan perjalanan dengan arah/tujuan yang sama.
tanah. Wilayah ini dilayani oleh layanan Berbagai jenis kendaraan untuk layanan
transportasi pribadi, umum, dan sosial. transportasi yang berkembang di wilayah
Transportasi sosial banyak dijumpai di penelitian pada saat ini dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1.
Jenis Layanan Transportasi dan Alat Angkut Eksisting
Transportasi umum
Transportasi Pribadi Transportasi Sosial
Formal Non-formal
Jalan-kaki, sepeda sepeda Bis (perdesaan) Ojek spd motor, Mobil Kendaraan Pinjaman
motor (roda 2,3), mobil, Bis pariwisata charter/sewa, Pick-up/ Shared vehicle, lift
gero-bag sapi truck, kereta mini, mobil giving
plat hitam

Keterangan: Mini van: L300, Isuzu


Sumber: survei lapangan, 2012.

Pola Perkembangan Layanan pada saat ini (tahun 2010) dan sebelumnya.
Transportasi Berbagai perubahan yang terjadi tersebut
Perkembangan layanan transportasi dikelompokkan dalam tema-tema pola
difokuskan pada perubahan jenis kendaraan perkembangan yang mewakili satu bentuk
yang dominan digunakan masyarakat perubahan jenis kendaraan dominan, seperti
(dalam hal ini informan- informan penelitian) pada Tabel 2.
Tabel 2.
Pola Perkembangan Layanan Transportasi Berdasarkan Cakupan Wilayah
Cakupan wilayah Sebelumnya Saat ini Perubahan Pola
Desa Jalan kaki ke spd. motor Pola 1

Kecamatan Sepeda motor ke mobil Pola 2

Bis kesepeda motor Pola 3

Kabupaten Sepeda motor ke mobil Pola 4

Bis ke sepeda motor Pola 3

Luar Kabupaten Bis ke sepeda motor Pola 3

Bis ke mobil Pola 5

Sumber: Hasil Analisis.

94
Dewanti, Danang Parikesit, dan Achmad Djunaedi e PERKEMBANGAN LAYANAN
TRANSPORTASI PERDESAAN PADA WILAYAH BERBUKIT

Pada berbagai cakupan wilayah ditemu­ yaitu terjadi perpindahan layanan dari berjalan
kan adanya lima pola perkembangan layan­ kaki ke sepeda motor dan dari angkutan umum
an transportasi (Pola 1-5). Sepeda motor (bis) ke sepeda motor.
mendominasi layanan transportasi saat ini,
yang digunakan untuk pergerakan orang dan Tahapan Perkembangan
barang baik untuk perjalanan jarak pendek Perkembangan layanan transportasi
(dalam wilayah desa) maupun jarak jauh (ke juga dilihat berdasarkan tahapan perkem­
luar wilayah desa). Pergerakan orang dan bang­an yang dianalisis dengan cara meng­
atau barang dalam unit keluarga biasanya urutkan dan mengelompokkan berbagai
menggunakan jenis kendaraan yang sama, tidak informasi dari informan terkait waktu
ada pemisahan secara khusus penggunaan maupun periode beroperasinya suatu
kendaraan untuk angkutan barang (beratnya layanan transportasi dominan ke dalam
kurang dari 50 kg). Di sisi lain, peran angkutan tema tahapan perkembangan, seperti tersaji
umum menurun untuk pergerakan orang di pada Tabel 3. Pada tahap pertama, hanya
dalam wilayah desa, kecamatan, dan kabupaten; dengan mengandalkan berjalan kaki dalam
sementara orang berjalan kaki hanya pada melakukan perjalanan di daerah berbukit
cakupan wilayah desa saja. Pola perkembangan tentunya memberikan beban tersendiri bagi
layanan transportasi cenderung ke pola 1 dan 3, masyarakat Kemalang.
Tabel 3.
Tahapan Perkembangan Layanan Transportasi Perdesaan
Tahapan Perkembangan Dominasi Layanan Transportasi
Tahapan I: Sebelum 1990 Jalan kaki (Kendaraan tidak bermotor) untuk layanan transportasi
pribadi
Tahapan II: Tahun 1990-2005 Bis dan ojek (Kendaraan bermotor) untuk layanan transportasi umum
Tahapan III: Tahun 2005-2010 Sepeda motor untuk layanan transportasi pribadi
Sumber : Hasil analisis.

Kegiatan belajar-mengajar sering ter­


hambat karena siswa atau guru terlam
batdatang atau bahkan tidak masuk sekolah
karena kendala jarak dan medan yang
naik turun. Situasi ini juga menyebabkan
terbatasnya jumlah pelajar yang ingin
melanjutkan sekolah ke luar desa, apalagi
ke luar kabupaten. Perjalanan ke pasar, ke
layanan kesehatan, dan berbagai fasilitas
umum memerlukan waktu dan tenaga cukup
besar. Mobilitas masyarakat pada periode ini
sangat rendah.
Tahap II, dominasi transportasi umum
bermotor, diawali dengan munculnya
layanan transportasi umum bis di Kemalang
pada tahun 1987. Keberadaan layanan ini
(lihat gambar 2) mampu membangkitkan
jumlah perjalanan, khususnya di sepanjang
rute transportasi umum yang melewati pasar,
sekolah maupun fasilitas umum lainnya. Gambar 2. Angkutan Umum Bus di Kemalang

95
| VOL 3, NO. 2, JUNI 2014; 91-101

Situasi tersebut dijelaskan oleh Pak Srmt Tahap III, dominasi sepeda motor.
(sopir bis, wawancara tanggal 1 Desember Layanan ini sudah ada di Kemalang sejak
2012), yang sudah lebih 30 tahun bekerja tahun 1970an, tetapi penggunaan sebagai
sebagai sopir bis. angkutan pribadi yang dominan, merata di
seluruh masyarakat baru tahun 2005. Hal ini
“Dulu jalur ini dilayani oleh PO Wahyu Utomo,
diungkap oleh Pak Hndk, penjual sepeda
PO Tulus Rapi, PO Putera Daya, PO Berkah
Ria. Masing-masing punya armada banyak, motor bekas, dan diperkuat oleh pak Hyk,
ada yang 4, ada yang 3, ada yang 2, semuanya staf kecamatan.
jalan (beroperasi). Jadi saat itu cukup ramai, “Disini ekonomi bagus, karena lapangan
tiap 10 menit ada angkutan. Jadi kalau mau kerja bagus. Sepeda motor mulai kelihatan
ke Klaten enak sekali, setiap 10 menit sudah banyak tahun 2000. Namun baru tahun
datang bis. Bis pertama berangkat jam 6. 15, 2005 itu saatnya ‘booming’, hampir semua
setelah itu 15 menit berikutnya, [...] ini karena keluarga disini mempunyai sepeda motor.
penumpang masih banyak..” Kemana-mana orang menggunakan sepeda
Ungkapan yang hampir sama juga motor. ”
(Bapak Hndk, penjual sepeda motor bekas,
disampaikan oleh pak Blm (petani, wawan­
wawancara tanggal 6 Desember 2011).
cara tanggal 23 Desember 2011). Bahkan
pekerjaan sebagai sopir angkutan saat itu “[...] Jadi, sepeda motor di Kemalang itu
sangat membanggakan dan dapat memberi berkembang semenjak galian C berkembang
penghasilan yang memadai, seperti yang tahun 1995 dan “bego-bego” [maksudnya
diungkap pak Srmt (sopir bis, wawancara ‘backhoe’ alat berat untuk menambang pasir]
tanggal 1 Desember 2012). muncul tahun 2000 dan sepeda motor tumbuh
pesat sejak tahun 2003. Puncaknya terjadi
“Jadi sopir jaman sekarang tidak bisa di­ pada tahun 2005. [...] Itu menjadi salah satu
banggakan, kalau jaman tahun 1990an itu alasan kenapa angkutan umum menurun. ”
‘mentereng’.... dari atas kendaraan gagah... (Bapak Hyk, staf kecamatan, wawancara
merokok, makan tidak bayar, hasilnya bisa tanggal 6 Desember 2011)
untuk men­cukupi keluarga. ”
Hal senada juga disampaikan oleh bu
Menurut bu Lrt, sekitar tahun 1970, Lrt (istri pengusaha angkutan di Kemalang)
di Kemalang sudah berkembang taksi bahwa sepeda motor sudah menjadi barang
sepeda motor atau yang dikenal sebagai yang umum dimiliki setiap keluarga di
‘ojek’. Awalnya Ojek berkembang cukup Kemalang, bahkan menurut pak Byn banyak
pesat pada tahap perkembangan I dan pada keluarga yang memiliki sepeda motor lebih
tahap IIterjadi pergeseran area layanannya. dari satu. Kondisi ekonomi masyarakat
‘Ojek’ pada tahap II tetap beroperasi dengan Kemalang dianggap pak Hndk baik sehingga
wilayah layanan berbeda, yaitu pada wilayah memungkinkan membeli sepeda motor
yang tidak dilalui transportasi umum dengan mudah.
bis. Menurut Pak Sprn, sopir bis, antara
angkutan bis dan ‘ojek’ tidak pernah ada “[...] Semua orang disini kalau bepergian
konflik, masing-masing memiliki wilayah naik sepeda motor, tidak ada yang berjalan
layanan yang berbeda, keduanya saling kaki. Kondisi tersebut mulai ramai tahun
melengkapi. Keberadaan transportasi umum 2005, saat itu di atas [maksudnya di lereng
gunung] mulai banyak “bego-bego” meng­
telah memudahkan masyarakat mengakses
ambil tanah, pasir. Masyarakat dapat uang
berbagai layanan yang lebih jauh lokasinya banyak untuk membeli kendaraan, anak-
(misal:sekolah), lebih baik layanannya (misal: anak sekolah banyak yang diantar naik
rumah sakit) maupun lebih murah harganya motor atau mobil. [...] HP juga berpengaruh
(misal: pasar). dalam penurunan angkutan umum, dan

96
Dewanti, Danang Parikesit, dan Achmad Djunaedi e PERKEMBANGAN LAYANAN
TRANSPORTASI PERDESAAN PADA WILAYAH BERBUKIT

terasa sekali sekitar tahun 2005. Jadi motor menggunakan helm di jalan-jalan utama.
dan HP berpengaruh pada tahun 2005. ” Menurut pak Hdk, banyak orangtua yang
(Ibu Lrt, istri pengusaha angkutan, wawan­ membelikan sepeda motor untuk anak-
cara tanggal 6 Desember 2011). anak mereka dengan alasan supaya tidak
“[...] dulu Kemalang juara 1 dalam pem­ merepotkan orang tua. Peraturan sekolah
belian sepeda motor, masyarakat di sini melarang anak-anak membawa sepeda
terkenal ekonominya baik karena hasil motor ke sekolah, tetapi mereka tetap saja
panen tembakau berhasil dan ketika di bersepeda motor tanpa menggunakan helm
Kemalang banyak ‘bego’. Orang-orang yang dan memarkirkan kendaraannya di rumah
jadi ‘Toker’ (orang yang kerjaannya merata­ warga yang berdekatan dengan sekolah.
kan lahan) itu, dalam satu hari semalam Situasi tersebut dapat dilihat pada gambar 4.
bisa dapat 200 ribu... lumayan sekali.
Perputaran ekonomi disini cepat sekali.
Kondisi ini menyebabkan sepeda motornya
‘mbludag’(banyak). ”
(Bapak Byn, pemilik truck, wawancara
tanggal 1 Januari 2012).

Peningkatan jumlah sepeda motor yang


demikian besar tidak lepas dari keunggulan
kendaraan tersebut di mata pembeli atau
pengguna, seperti yang disampaikan oleh Bu
Hni.

“Kalau angkutan umum itu ya gimana ya.


Kalo disuruh milih ke Klaten naik motor
atau angkutan umum ya milih naik motor
karena irit, tidak menunggu terlalu lama.
Kalau motor kan ‘sakkarepe’(semaunya),
kapanpun diperlukan bisa. Bus itu paling
jam 6 pagi datang, nanti jam 3 sore itu udah
tidak ada. Bus yang ke Klaten itu sekitar Rp
7.000 atau Rp 8.000, kalau uang itu dipakai
buat bensin kan bisa kemana-mana. [...] Jadi,
yang sulit itu ya nunggunya itu yang lama. ”
(Bu Hni, ibu rumah tangga, wawancara
tanggal 29 Desember 2011).

Sepeda motor juga digunakan untuk


angkutan barang seperti yang dilakukan
pedagang sayuran keliling, pak Krn dan Bu
Tnk, serta penjual buah pak Drm. Sepeda
motor memberikan kecepatan dan kelincahan Gambar 4. Penggunaan Sepeda Motor oleh
bergerak, dapat menjual dagangannya lebih Anak-Anak Sekolah
jauh, dan menghemat waktu perjalanan.
Di wilayah ini banyak dijumpai anak- Meskipun sepeda motor berkembang
anak, pelajar SD/SMP yang mengendarai pesat sebagai layanan transportasi pribadi,
sepeda motor ke sekolah maupun untuk kendaraan ini masih juga digunakan sebagai
kegiatan lain, berkendaraan sendirian atau layanan transportasi umum non-formal
berboncengan hingga tiga orang tanpa (‘ojek’). Penggunaan sepeda motor telah

97
| VOL 3, NO. 2, JUNI 2014; 91-101

menjadi layanan transportasi dominan, ningkat. Sepeda motor merupakan layanan


tidak hanya untuk keperluan pergerakan yang paling sering digunakan untuk
di dalam desa saja (internal), tetapi juga berbagai kebutuhan perjalanan mau­pun
untuk pergerakan keluar desa bahkan ke pengangkutan. Dengan kata lain, -keter­
luar kabupaten (eksternal). Kondisi medan sediaan (availability)-layanan sepeda motor
berbukit dengan alinemen jalan berkelok- lebih baik dibandingkan layanan transportasi
kelok serta naik turun bukan kendala bagi pada tahap sebelumnya. Hal ini dikarenakan
sepeda motor untuk bisa dikendaraai dengan sifat kepemilikan sepeda motor yang bersifat
cepat. Mobilitas masyarakat dan aksesibili­ pribadi, pemanfaatannya tidak tergantung
tas wilayah pada periode ini bisa dikatakan pihak lain, lebih bebas digunakan sebagai
baik, meski muncul dampak negatif berupa layanan transportasi orang maupun barang
menurunnya keselamatan lalu-lintas. serta layanan transportasi pribadi maupun
umum.
Perubahan Karakter Layanan Perkembangan layanan transportasi
Transportasi ditunjukkan pula oleh jangkauannya yang
Perkembangan layanan transportasi berubah dari wilayah yang sempit (di
perdesaan dari tahap I hingga III menun­ dalam desa) menjadi ke berbagai wilayah
jukkan perubahan jenis layanan berawal (ke luar desa) dengan berbagai karakter
dari layanan yang lambat (tidak bermotor) topografi yang bisa ditempuh sepeda
menjadi layanan cepat (bermotor) dengan motor. Layanan sepeda motor tersebut
menggunakan sepeda motor untuk layanan diperkuat dengan kemampuan jelajahnya
pribadi maupun umum. Karakter layanan pada berbagai kondisi jalan, seperti: jalan
yang lambat pada tahap I berkembang tanah, jalan dengan perkerasan, jalan rusak,
menjadi lebih cepat (kecepatan sedang) pada jalan baik, jalan sempit maupun jalan lebar.
tahap II (angkutan umum) dengan wilayah Sepeda motor mampu memberikan layanan
layanan terbatas pada rute tertentu saja dan transportasi yang sangat –fleksibel-.
pada tahap III menjadi layanan kecepatan Fleksibilitas sepeda motor yang baik
tinggi dengan wilayah layanan yang luas. tersebut mendorong masyarakat perdesaan
Perkembangan terakhir, dominasi layanan lebih sering menggunakan sepeda motor
sepeda motor, menunjukkan penggunaan untuk melakukan berbagai perjalanan, baik
yang sangat beragam, bisa untuk layanan untuk jarak sangat pendek maupun sangat
pribadi atau umum, layanan angkutan jauh. Masyarakat bertumpu pada sepeda
orang atau barang maupun transportasi motor dalam melakukan perjalanan dan
sosial. Kecepatan yang tinggi didukung kegiatan sehari-hari. Sebelumnya mereka
oleh kemampuan jelajahnya yang bagus melakukan perjalanan dalam satu hari
mengakibatkan layanan sepeda motor dalam jumlah terbatas sekarang mereka
memiliki –aksesibilitas- paling tinggi bisa kemana-mana, kapanpun, dengan lebih
dibanding layanan sebelumnya. leluasa. Situasi ini meningkatkan –mobilitas-
Aspek waktu layanan, terjadi perubahan masyarakat perdesaan.
waktu layanan yang semakin panjang, dari Masih tersisa satu aspek penting dalam
semula hanya waktu-waktu tertentu saja operasional layanan transportasi, yaitu
(layanan angkutan umum) berubah menjadi -keselamatan (safety). Secara mendasar,
sepanjang hari atau setiap saat kapanpun ke­cepatan merupakan faktor risiko yang
diperlukan tersedia layanan tersebut penting (Elvik dan Vaa, 2005). Semakin tinggi
(layanan sepeda motor). Pemanfaatan la­ kecepatan kendaraan, semakin tinggi risiko
yanan transportasi ditunjukkan pula de­ kecelakaannya. Perkembangan layanan
ngan frekuensi layanan yang semakin me­ trans­portasi yang terjadi menunjukkan per­

98
Dewanti, Danang Parikesit, dan Achmad Djunaedi e PERKEMBANGAN LAYANAN
TRANSPORTASI PERDESAAN PADA WILAYAH BERBUKIT

kembangan penggunaan kendaraan yang sesuai dengan pernyataan bahwa sepeda


semakin cepat, makin tinggi kemampuan motor merupakan kendaraan tidak aman
manuvernya dan semakin besar pula risiko (Oshima dan Fukuda, 2007). Berdasarkan
kecelakaannya. Dapat disimpulkan, perkem­ uraian di atas, perkembangan layanan trans­
bangan layanan sepeda motor menunjukkan portasi menunjukkan karakter perkembang­
penurunan tingkat keselamatan lalu-lintas, an seperti pada Tabel 4.
Tabel 4.
Karakter Perkembangan Layanan Transportasi
Periode I
Karakter Periode II Periode III
(Kendaraan tidak Kesimpulan
perkembangan (Angkutan Umum) (sepeda motor)
bermotor
Aksesibilitas Meningkat
Ketersediaan Meningkat
Fleksibilitas Meningkat
Mobilitas Meningkat
Keselamatan Menurun
Sumber: Hasil analisis

Layanan transportasi di wilayah studi SIMPULAN


menunjukkan adanya perkembangan positif Perkembangan layanan transportasi
berupa peningkatan aksesibilitas, keterse­ di wilayah studi menunjukkan perbedaan
diaan, fleksibilitas, dan mobilitas. Hanya ada yang signifikan dengan wilayah negara maju
satu perkembangan negatif yaitu penurunan yang saat ini didominasi oleh layanan mobil
keselamatan lalu-lintas. Konteks wilayah pribadi. Layanan mobil pribadi menunjukkan
ber­bukit dan rentan terhadap dampak erupsi fleksibilitas lebih rendah dibandingkan
gunung Merapi, perkembangan tersebut juga dengan layanan sepeda motor. Kemampuan
menunjukkan adanya karakter layanan yang jelajah mobil pribadi terbatas pada jalan-jalan
mampu mengatasi kendala alam. Penggunaan dengan perkerasan baik,lebar minimal tiga
sepeda motor memudahkan masyarakat meter, kondisi medan tidak terlalu terjal serta
melakukan perjalanan ke berbagai wilayah biaya operasional kendaraan lebih tinggi
terpencil, dengan ketinggian cukup besar dibanding layanan angkutan umum. Layanan
yang sebelumnya sulit dijangkau. Sepeda sepeda motor memberikan lebih banyak
motor juga membantu dalam evakuasi kemudahan bagi masyarakat perdesaan di
ketika erupsi gunung Merapi, masyarakat wilayah perbukitan, termasuk kemampuan
dapat mengungsi dengan cepat dan ketika mengatasi kendala alam (topografi) dan
harus menengok rumah, ternak maupun evakuasi akibat bencana alam yang tidak
kebun mereka selama di pengungsian diperoleh dalam layanan mobil pribadi.
tidak bergantung pada ang­kutan yang Sementara itu, perkembangan layanan
disediakan Pemerintah. Sepeda motor telah transportasi perdesaan di negara-negara
menjadi sarana untuk menaklukan kondisi sedang berkembang (di luar Indonesia)
wilayah yang sulit serta sebagai sarana masih didominasi oleh layanan transportasi
untuk menyelamatkan diri pada saat terjadi pribadi menggunakan kendaraan tidak
bencana erupsi gunung Merapi. bermotor dan layanan transportasi umum
menggunakan bis kecil atau mini-van. Untuk
mengakses angkutan umum tersebut masih

99
| VOL 3, NO. 2, JUNI 2014; 91-101

sangat sulit. Penggunaan sepeda motor dan gotong-royong. Layanan transportasi


sebagai kendaraan pribadi belum ekstensif sosial menjadi konsep utama pengembangan
di Indonesia, sehingga mobilitas masyarakat layanan transportasi perdesaan di wilayah-
dan aksesibilitas wilayah masih lebih rendah. wilayah terpencil, sulit di akses oleh layanan
Perkembangan layanan transportasi juga transportasi umum.
memberikan perubahan karakter layanan Disarankan pula, aspek negatif per­
baik yang positif (peningkatan ketersediaan, kembangan layanan transportasi berupa
frekuensi, mobilitas, dan aksesibilitas serta penurunan keselamatan lalu-lintas harus segera
mengatasi kendala alam) maupun negatif direspon pemerintah dengan langkah-langkah
(penurunan keselamatan lalu-lintas). Karak­ kongkrit seperti pening­katan kedisiplinan
ter positif telah memudahkan masyarakat berlalu-lintas, control, dan penindakan yang
dalam mengakses berbagai layanan sosial tegas terhadap penyalahgunaan kendaraan
dan ekonomi. Peluang untuk me­ningkatkan bermotor oleh anak-anak atau remaja di
kesejahteraan keluarga se­makin terbuka. bawah usia yang disyaratkan. Kesemrawutan
Hanya saja, sebagian be­sar masyarakat lalu-lintas di jalan sebagai akibat peningkatan
belum melihat dampak negatif berupa jumlah kendaraan bermotor harus diantispasi
penurunan keselamatan lalu-lintas sebagai lebih awal dengan manajemen lalu-lintas.
satu permasalahan yang besar pada saat ini. Demikian pula bertambahnya pencemaran
Masyarakat perbukitan juga mendapatkan lingkungan berupa asap sisa pembakaran
manfaat besar dari perkembangan layanan bahan bakar kendaraan bermotor dan debu
transportasi berupa kemampuan mengatasi pekat yang menyeliputi jalan-jalan perdesaan
kendala alam dalam melakukan perjalanan akan menurunkan kesehatan masyarakat
serta kemudahan dan kecepatan evakuasi maupun lingkungan.
ketika terjadi erupsi gunung Merapi.
Konsekuensi perkembangan sepeda DAFTAR PUSTAKA
motor berupa penurunan kinerja transportasi Dewanti; Djunaedi, Achmad; Parikesit,
umum perdesaan yang menjadi wewenang Danang, 2013, Strategies of Rural
dan tanggung jawab pemerintah. Sebagai Transport Service Provision,
penyedia layanan transportasi, Pemerintah Proceeding The 4th International
disarankan harus tetap mengembangkan Conference on Sustainable Future
layanan transportasi umum, terutama bagi for Human Security - SUSTAIN 2013,
masyarakat yang tidak memiliki kendaraan Kyoto University, Kyoto, Japan.
pribadi atau tidak bisa menggunakan sepeda Donges, Chris, 2001, Rural Access and
motor. Kebijakan subsidi bagi transportasi Employment. The Laos Expereience,
perdesaan harus dibangun dengan mewajib­ ILO, Geneva.
kan operator transportasi umum perkotaan
juga melayani transportasi umum perdesaan Elvik, Run; Vaa, Truls, 2004, The Handbook
dengan menganut sistem subsidi silang. of Road Safety Measures, Elsevier,
Dengan demikian, setiap anggota masyarakat London.
diharapkan bisa memiliki akses ke layanan Halden, Derek; Farrington, John; Copus,
transportasi umum. Pada wilayah-wilayah Andrew, 2002, Rural Accessibility,
dengan kondisi topografi sangat sulit, Scottish Executive Central Research
Pemerintah bisa berperan lebih besar dalam Unit, Edinburg.
penyediaan jaringan jalan serta mendorong Hancock,DR; Algozzine,B. , 2006, Doing Case
peran serta masyarakat dalam penyediaan Study Reseach: A Practical Guide
layanan transportasi sosial yang memiliki for Beginning Researchers, Teachers
prinsip saling menolong, tenggang rasa Colledge Press, London.

100
Dewanti, Danang Parikesit, dan Achmad Djunaedi e PERKEMBANGAN LAYANAN
TRANSPORTASI PERDESAAN PADA WILAYAH BERBUKIT

Johnston, DC. , 2007, These roads were made Porter, G,. 2013, Transport Services and Their
for walking? The nature and use of Impact on Poverty and Growth in
rural public transport services in Rural Sub-Saharan Africa, AFCAP/
Garut regency, west java, Indonesia, Durham University.
Singapore Journal of Tropical Sarkar, A. K. ; Ghosh, D. , 2000, Development
Geography 28, 2007, 171-187. Debate and Practice: Identification
Nutley, Stephen, 2005, Monitoring rural travel and Prioritisation of Access Problems
behaviour: a longitudinal study in in Rural Areas, Development Southern
Northern Ireland 1979–2001, Journal Africa Vol 17 No. 1 March 2000.
of Transport Geography 13, 247 – Starkey, P. , Ellis, S. , Hine, J. , Ternell, A. ,
263. 2002, Improving Rural Mobility:
Oshima, R. , Fukuda, A. , 2007, Study on Options for Developing Motorized
Regulation of Motorcycle Taxi Service and Nonmotorized Transport in
in Bangkok, Journal of the Eastern Rural Areas, World Bank Technical
Asia Society for Transportation Paper.
Studies, vol 7 Williams,C. ; White, R. , 2001, Evaluating the
Owen, Wilfred, 1987, Transportation and role of the social economy in tackling
World Development, Hutchinson rural transport problems: some case
Education, London. study evidence from rural England,
Porter, G. , 2002, Living in a Walking World: Planning Practice and Research vol
Rural Mobility and Social Equity 16, Nos 3 / 4.
Issues in Sub-Saharan Africa, World Yin, Robert K. , 2009, Case Study Research
Development, 30-2, 285-300 Design and Method, third edition, Sage
Publication, United Kingdom.

101

You might also like