Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN MERKURI PADA


MASYARAKAT DI AREA PENAMBANGAN EMAS TANPA IJIN (PETI) DESA
KAYELI KABUPATEN BURU PROVINSI MALUKU

Bacrudin Lain*), Yusniar Hanani D**), Tri joko***)


)
* Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP
**)Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP
***) Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP
Email : rudizero03@gmail.com

ABSTRACT
The activity of Illegal Gold Mining in Kayeli Village is done by amalgamation
method. Amalgamation is a process of gold medal string from gold classifier
using toxic mercury in a box called tromol (amalgamator). This research is done
for predict health risk caused by mercury attack. Measurement of mercury
concentrate of dug wells on 3 sample points and Polymesoda erosa shells
amounting to 9 sample points and measurement anthropometric upon 67 field
workers covering their weights, length and duration of the attacks. The risk of
non carcinogenic Health with Risk Quotients (RQ) by dividing average non
cancer food whole life food daily consumption with referent concentrate (RfD).
The calculation reveals that average mercury concentrate of dug wells is 0.0005
mg/l and that average Polymesoda erosa shells amounts to 7mg/kg. Such
amount of mercury concentrate and anthropometric characteristic of whole life
food daily consumption of the people living around the village of illegal gold
mining areas do not indicate that there is any health risk to the respondents, if the
concentrate calculation is done for the period of 15 years, it can be estimated that
mercury concentrate has the risk of (RQ>1) that is 1.173 for the prople in the
village. Whereas Polymesoda erosa shells for non carcinogenic health risk is
indicated (RQ>1) that is 14.404. It was concluded that the non carcinogenic
health risk at concentration of dug wells would be at risk if the attack is up to 30
years, meanwhile in Polymesoda erosa shells, non carcinogenic health risk has
exceeded the allowed limit.

Keywords: Mercury, Analysis on Environmental Health Risk, PETI

PENDAHULUAN lingkungan hidup yaitu terjadinya


PETI (Penambangan Emas degradasi lingkungan dan
Tanpa Izin) adalah kegiatan menurunnya daya dukung dan daya
penambang emas yang dilakukan tampung lingkungan.1
oleh para penambang emas atau Data dari Balai Teknik Kesehatan
yang secara lokal biasa disebut Lingkungan Tahun 2014
dengan gurandil atau penambang menunjukkan adanya kandungan
emas tradisional yang tidak memiliki merkuri yang tinggi di sebagian
izin penambangan. Penambangan sumur gali milik penduduk di Desa
emas yang dilakukan di berbagai Kayeli Kecamatan Teluk Kayeli,
wilayah di Indonesia saat ini banyak Kabupaten Buru, yaitu berkisar
menimbulkan kerugian tidak hanya antara 0,01 - 0,08 mg/L.2
kerugian materi berupa hilangnya Aktivitas penambangan emas
devisa bagi Negara tetapi juga rakyat di Desa Kayeli Kecamatan
ancaman dan kerugian bagi Teluk Kayeli Kabupaten Buru

129
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Provinsi Maluku telah berlangsung tanah yang digunakan oleh


sejak tahun 2011 sampai sekarang. penduduk sebagai sumber air
Proses penambangan emas bersih, antara lain untuk keperluan
dilakukan tanpa melalui ijin air minum dan memasak. Oleh
pemerintah setempat atau lebih karena itu, perlu dilakukan suatu
dikenal dengan Penambangan Emas Analisis yang berisiko Kesehatan
Tanpa Ijin (PETI), sehingga Lingkungan (ARKL), yang dapat
pendataan jumlah penambang tidak dijadikan acuan untuk penentuan
dapat dilakukan dengan baik, namun keputusan guna meningkatkan
saat ini diperkirakan berjumlah kesehatan masyarakat di area
sekitar 750 orang. Penambangan penambangan emas tanpa ijin yang
dilakukan secara berpindah tempat terkontaminasi oleh logam berat
mengikuti arah penyebaran urat merkuri.
kuarsa. Analisis Risiko Kesehatan
Desa Kayeli merupakan desa Lingkungan (ARKL) merupakan
yang berada pada kawasan penilaian atau penaksiran risiko
penambangan emas tradisional. kesehatan yang bisa terjadi disuatu
Desa ini terletak di Kecamatan Teluk waktu pada populasi manusia
Kayeli Kabupaten Buru, Provinsi berisiko. Kajian prediktif ini
Maluku. Di desa kayeli terdapat 75 menghasilkan karakteristik risiko
tempat proses amalgamasi, proses secara kuantitatif, pilihan
amalgamasi masih bersifat manajemen risiko dan strategi
tradisional yang dikelola oleh komunikasi untuk meminimalkan
masyarakat setempat. Kegiatan ini risiko tersebut. Data kualitas
memberikan dampak positif dari segi lingkungan yang bersifat agent
sosial ekonomi antara lain spesifik dan site spesifik,
memberikan kesempatan kerja pada karakteristik antropometri dan pola
masyarakat, tetapi menimbulkan aktivitas populasi terpajan di
dampak negatif yakni menurunkan butuhkan untuk kajian ini.4
kualitas lingkungan sebagai akibat
pencemaran limbah cair hasil METODE PENELITIAN
pengolahan emas secara Penelitian ini merupakan
amalgamasi yang menggunakan jenis penelitian observasional
merkuri.3 dengan pendekatan Analisis Risiko
Kegiatan penggarangan yang Kesehatan Lingkungan (ARKL) yang
dilakukan di areal pemukiman berupa pengamatan pada sampel-
penduduk menyebabkan pajanan sampel untuk mengetahui gambaran
merkuri bagi seluruh anggota tentang variabel yang diteliti yaitu
masyarakat. Pembuangan tailing paparan logam berat merkuri (Hg)
langsung ke saluran yang tidak terhadap masyarakat di area
permanen, dibuang menuju pantai, penambangan emas tanpa ijin Desa
sehingga kerang dan biota lau akan Kayeli Kabupaten Buru.
tercemar oleh logam berat merkuri. Penelitian ini dilakukan di
Dan tanpa perlakuan yang baik juga laboratorium Balai Besar
menyebabkan tanah tercemar Laboratorium Kesehatan Makassar
merkuri sehingga kemungkinan dan pengambilan sampel dilakukan
terjadi akumulasi merkuri pada di Desa Kayeli Kecamatan Teluk
tanaman pangan yang berada Kayeli Kabupaten Buru,
disekitarnya. Selain itu dapat pula Maluku.Penelitian ini dilakukan mulai
menyebabkan infiltrasi Hg ke air bulan agustus - Desember 2015.

130
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Variabel yang akan diteliti mengandung merkuri. Nilai RQ ≤ 1


pada area penambagan emas tanpa artinya pajanan masih berada di
ijin (PETI) di Desa Kayeli Kecamatan bawah batas normal dan penduduk
Teluk Kayeli Kabupaten Buru. yang mengkonsumsi kerang dan
Variabel yang dimaksud adalah konsumsi air minum tersebut aman
untuk variabel independen berupa: dari risiko kesehatan oleh merkuri
berat badan, kadar Hg pada kerang, sepanjang hidupnya. 7
kadar Hg pada air minum, laju Data mengenai asupan (intake)
asupan kerang, laju asupan air konsentrasi logam merkuri dalam
minum, durasi pajanan, frekuensi kerang atau air minum diperoleh
pajanan. Sedangkan untuk variabel dengan menggunakan persamaan
dependen berupa Karakteristik sebagai berikut (koluru R.V):8
Risiko. C xR xƒE xDt
I=
Dari jumlah populasi Wb xtavg
sebanyak 558 orang maka Keterangan :
didapatkan besar sampel subyek I : Asupan (intake), jumlah risk agent
sebanyak 67 orang responden. (merkuri) yang masuk dalam
Sedangkan sampel obyek terdiri dari tubuh manusia per berat badan
per hari (mg/kg/hari)
:sampel air sumur gali yang
C : Konsentrasi risk agent, (logam
dikonsumsi oleh masyarakat yang merkuri dalam kerang/air minum),
lebih dekat dengan proses (mg/kg)
amalgamasi, sampel diambil 3 titik R : Laju (rate) asupan (mg/hari)
sumur gali. sampel kerang yang fe: frekuensi pajanan, (hari/tahun)
diambil pada 3 lokasi pembuangan Dt : Durasi pajanan , real time atau 30
tailing langsung ke pantai. Tiap tahun untuk pajanan yang terjadi
lokasi diambil 3 titik, jadi total sampel di tempat tinggal
kerang yang diambil yaitu pada 9 W b : Berat badan responden (kg)
titik. tavg : Periode waktu rata-rata, (30 tahun
x 365 hari/tahun untuk efek non
Analisis data dilakukan
karsinogen) dan (70 tahun x 365
menggunakan analisis deskriptif dan hari/tahun untuk efek karsinogen)
analisis risiko kesehatan lingkungan
(ARKL). Analisis deskriptif dilakukan HASIL PENELITIAN
terhadap tiap variabel dari hasil A. Karakteristik Antropometri dan
penelitian yang bertujuan untuk Sosiodemografi penduduk Desa
menggambarkan karakteristik Kayeli
sampel dengan cara menyusun tabel Data karakteristik antropometri
frekuensi dari masing-masing dan sosiodemografi responden
variabel. didapatkan sebagian besar
Untuk menghitung risiko responden berjenis kelamin laki-laki,
kesehatan masyarakat digunakan yaitu sebanyak 59 orang (88,06%)
rumus sebagai berikut : dan 8 orang (11,94%) responden
Risk Quotients (RQ) perempuan. Karakteristik umur
intake (mg/kg/hari)
responden berkisar antara 19 tahun
= (RfD = 0,001 mg/kg/hari) sampai dengan 57 tahun, dengan
persentase terbesar berusia diatas
Nilai RQ (risk quotients) 35 tahun sebanyak 29 orang
menunjukan tingkat risiko (43,28%), usia 30 – 34 tahun
kesehatan manusia akibat sebanyak 15 orang (22,39%), 25 –
mengkonsumsi kerang dan 29 tahun sebanyak 12 orang
konsumsi air minum yang (17,91%) dan 19 – 24 tahun masing-

131
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

masing sebanyak 11 orang Didapatkan bahwa pada lama


(16,42%). Tingkat pendidikan pajanan yang berkisar antara 4 – 9
responden terendah adalah lulus jam, karena varian > 0,50 berarti
SD, sampai yang tertinggi yaitu S1. data distribusi tidak normal,
Responden dengan tingkat sehingga dipakai nilai median, yaitu
pendidikan tamat SD sebanyak 15 7 jam. Hari kerja dalam setahun
orang (22,39%), SMP sebanyak 11 berkisar antara 325 hari hingga 350
0rang (16,42%), SMA sebanyak 38 hari, karena nilai varian > 0,5 maka
orang (56,72%), D3 sebanyak 1 diambil juga nilai median 350..
orang (1,49%) dan S1 sebanyak 2 Sementara untuk lama bekerja
orang (2,98%). Dari 67 responden responden (Dt) tersebut bervariasi
sebagian besar sudah menikah yaitu antara 1 hari hingga 4 tahun
sebanyak 62 orang (92,54%), dengan varian > 0,50 yang berarti
sisanya belum menikah sebanyak 5 data berdistribusi tidak normal
orang (7,46%). sehingga dipakai nilai median 4
Kebiasaan merokok akan tahun untuk nilai perkiraan satu
menambah jumlah asupan merkuri titiknya (single point estimate).
ke dalam tubuh responden, yang 2. Pengalaman Bekerja
akan memperburuk risiko kesehatan Jumlah responden yang aktif
yang dihadapinya. Didapatkan hasil bekerja sebanyak 91,04% (61
sebanyak 12 orang tidak orang), sedangkan yang tidak
merokok(17,91%), responden yang bekerja sebanyak 8,96% (6 orang).
merokok sebanyak 55 orang Berikut distribusi pengalaman
(82,09%). Berat badan merupakan responden bekerja di Area
salah satu faktor penting dalam Penambangan Emas Tanpa Ijin
proses analisis risiko kesehatan, hal (PETI) Desa Kayeli. Sebanyak
ini disebabkan berat badan 4,92% ( 3 orang) bekerja pada
merupakan denominator dalam jangka masa kerja 1 tahun, 2 tahun
perhitungan dosis suatu agen terdapat 13,11% (8 orang)
pencemar yang masuk ke dalam responden, 3 tahun terdapat 18,03%
tubuh. Gambaran distribusi berat (11 orang) responden, dan 4 tahun
badan responden adalah berkisar terdapat 63,93% (39 orang)
antara 52 kg hingga 89 kg. Rata- responden.
rata berat badan masyarakat pada 3. Gejala Penyakit Responden
area penambangan emas adalah Jumlah responden yang
sebesar 70 kg, dengan nilai tengah diwawancarai sebanyak 67 orang
sebesar 71 kg. (100%),responden yang mengalami
gangguan kesehatan dalam 1 bulan
B. Gambaran Jumlah Asupan terakhir yaitu, responden yang
Merkuri mengalami gatal-gatal sebanyak 34
1. Pola Aktivitas Responden orang (50,74%), gejala iritasi mata
Distribusi deskriptif jumlah sebanyak 16 responden (23,88%),
jam kerja per hari (te), jumlah hari yang mengalami kesemutan
bekerja dalam setahun (frekuensi sebanyak 11 orang (16,41%), serta
pajanan, fe) dan lama bekerja responden yang mengalami
responden pada bengkel sepatu gangguan sendi kaku sebanyak 7
tersebut (durasi pajanan, Dt). orang (10,44%).

132
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 1 Disribusi responden menurut gejala penyakit di Area Penambangan


Emas Tanpa Ijin (PETI) Desa Kayeli Kabupaten Buru tahun 2015

Gejala Penyakit jumlah responden yang merasakan (orang) Persentase (%)

Gatal-gatal 34 50,74
Iritasi mata 16 23,88
kesemutan 11 16,41
Sendi kaku 7 10,44

C. Konsentrasi merkuri pada air Kayeli, dari tiga titik pengukuran


minum diketahui bahwa konsentrasi merkuri
adalah < 0,0005 mg/l sedangkan
Dari hasil pemeriksaan batas maximum yang dibolehkan
laboratorium didapatkan konsentrasi yaitu 0,001 mg/l.
merkuri pada sumur gali di Desa

Tabel 2 Disribusi hasil pemeriksaan merkuri pada sumur gali di Area


Penambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) Desa Kayeli
Kabupaten Buru tahun 2015

Keterangan konsentrasi Merkuri (mg/l)

1. Titik 1 (002) 0,0005


2. Titik 2 (003) 0,0005
3. Titik 3 (004) 0,0005
Rata-rata 0,0005
Median 0,0005
Standardeviasi 0
Varian 0

D. Konsentrasi Merkuri pada Polymesoda erosa, responden yang


mempunyai kebiasaan konsumsi
Kerang Polymesoda erosa
kerang sebanyak 58 orang
Dari hasil wawancara (86,57%), sedangkan yang tidak
responden menunjukan hampir mengkonsumsi sebanyak 9 orang
seluruh menyatakan kebiasaan (13,43%).
mengkonsumsi kerang, kerang yang
dikonsumsi adalah kerang
sebesar 0,5955 ug/g. sedangkan
Dari hasil pemeriksaan pada lokasi 3 sampel diambil juga
laboratorium didapatkan konsentrasi sebanyak 3 titik. Titik 3.1 sebesar
merkuri pada kerang polymesoda 0,3930 ug/g, titik 3.2 sebesar 0,7244
erosa di pesisir pantai Desa Kayeli, ug/g dan pada titik 3.3 sebesar
dari tiga lokasi pengukuran, tiap 2,7406 ug/g. Dari hasil pemeriksaan
lokasi terdiri dari 3 titik sampel yang laboratorium konsentrasi merkuri
diperiksa. Lokasi 1 pada titik 1.1 pada lokasi 1, lokasi 2 dan lokasi 3
yaitu sebesar 0,3438 ug/g, titik 1.2 pada titik 3.1 dan titik 3.2 masih
sebesar 0,5481 ug/g, titik 1.3 berada di bawah nilai ambang batas
sebesar 0,6133 ug/g. Dan pada masih berada di bawah nilai ambang
lokasi 2 terdapat 3 titik sampel yaitu batas, sedangkan lokasi 3 pada titik
titik 2.1 sebesar 0,3563 ug/g, titik 2.2 3.3 sudah melebihi nilai ambang
sebesar 0,4929 ug/g, titik 2.3 batas, sesuai dengan SNI

133
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

7387:2009 tentang batas maksimum Tanpa Ijin (PETI) di desa Kayeli


cemaran logam berat dalam pangan, pada saat ini (real time) tidak
merkuri pada kerang yaitu 1.0 menunjukkan adanya risiko.
mg/kg. dari hasil ini risiko kesehatan
dapat terjadi pada responden yang 2. Analisis paparan pada kerang
mengkonsumsi kerang. polymesoda erosa
Perhitungan asupan merkuri
E. Perkiraan Risiko Kesehatan dalam air minum proyeksi real time
1. Analisis paparan pada air minum untuk masyarakat di kawasan
Perhitungan asupan merkuri Penambangan Emas Tanpa Ijin
dalam air minum proyeksi real time (PETI) menggunakan data-data
untuk masyarakat di kawasan sebagai berikut:
Penambangan Emas Tanpa Ijin
(PETI) menggunakan data-data Ckerang = 0.5481 mg/kg
sebagai berikut: Rkerang = 87.50 mg/hari
te = 7 jam/hari
Cair minum = 0,0005 mg/l fe = 365 hari/tahun
Rair minum = 2500 ml/hari Dt = 4 tahun
te = 7 jam/hari Wb= 71 kg
fe = 365 hari/tahun tavg= 30 tahun x 365 hari/tahun
Dt = 4 tahun Konsentrasi merkuri (C) dan
Wb= 71 kg lama pajananreal time diambil nilai
tavg=30 tahun x 365 hari/tahun tengah
Konsentrasi merkuri (C) dan (median)karenavariannya>0,50yang
lama pajananreal time diambil nilai berartidistribusinyaadalahtidaknorma
tengah l.
(median)karenavariannya>0,50yang Asupan (Non Kanker) merkuri :
berartidistribusinyaadalahtidaknorma
l. 0,5481 x 87,50 x 7 x 350 x 4
Asupan (Non Kanker) merkuri : I=
71 x 30 x 365
0,0005 x 2500 x 7 x 365 x 4 I = 0,605 mg/kg/hari
I=
71 x 30 x 365
Karakteristik risiko dilakukan
I = 0,0164mg/kg/hari untuk membandingkan hasil analisa
pemaparan (intake) dengan nilai
Karakteristik risiko dilakukan dosis acuan Rfd. Rfd merupakan
untuk membandingkan hasil analisa dosis acuan yang diperoleh dari
pemaparan (inhalasi) dengan nilai kepustakaan (US EPA). Rfd merkuri
dosis acuan Rfd. Rfd merupakan melalui paparan oral melalui kerang
dosis acuan yang diperoleh dari US adalah 0,042 mg/kg/hari. RQ
EPA. Rfd merkuri melalui paparan dihitung dengan :
oral melalui air minum adalah 0,042
mg/kg/hari. RQ dihitung dengan I 0,605
۷ ૙, ૙૚૟૝ RQ = = = 14,404
ܴ݂݀ 0,042
‫= ۿ܀‬ = = ૙, ૜ૢ૚
ࡾࢌࢊ ૙, ૙૝૛
Risiko kesehatan non kanker
Risiko kesehatan non kanker (RQ) (RQ) untuk seluruh masyarakat di
untuk seluruh masyarakat di kawasan Penambangan Emas
kawasan Penambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) di desa Kayeli

134
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pada saat ini (real time) kawasan Penambangan Emas


menunjukkan adanya risiko Tanpa Ijin (PETI) di desa Kayeli
kesehatan sepanjang hidupnya. tersebut hingga 30 tahun mendatang
Dilakukan juga perhitungan berisiko (RQ>1). Risiko kesehatan
apabila pajanan dilakukan selama non kanker pajanan masyarakat di
5,10,15,20,25 hingga 30 tahun, dan kawasan Penambangan Emas
dapat diestimasikan bahwa pajanan Tanpa Ijin (PETI) di desa Kayeli..
merkuri untuk masyarakat di

Tabel 3 Perkiraan risiko kesehatan non kanker (RQ) pajanan


merkuri pada masyarakat di kawasan Penambangan Emas
Tanpa Ijin (PETI) di desa Kayeli tahun 2015

Dt(Lamapajanan-tahun)
Keterangan
5 10 15 20 25 30

Intake(mg/kg/hari) 0,0164 0,0328 0,0492 0,0656 0,082 0,0984

RQ 0,391 0,782 1,173 1,564 1,955 2,346

Tabel 4. Perkiraan risiko kesehatan non kanker (RQ) pajanan merkuri


pada masyarakat di kawasan Penambangan Emas Tanpa
Ijin (PETI) di desa Kayeli tahun 2015

Dt(Lamapajanan-tahun)
Keterangan
5 10 15 20 25 30

Intake(mg/kg/hari) 0,605 1,21 1,815 2,42 3,025 3,63


RQ 14,404 28,808 43,212 57,616 72,02 86,424

masyarakat di kawasan
F. Total RQ Indeks Penambangan Emas Tanpa Ijin
(PETI) di desa Kayeli tersebut
Total RQ index merupakan hasil hingga 30 tahun mendatang berisiko
dari penjumlahan RQ air minum dan (RQ>1).
RQ kerang.
RQ index = ∑ RQ PEMBAHASAN
Analisis paparan pada air minum
= RQ air minum + RQkerang Pada perhitungan risiko
kesehatan untuk analisis paparan
= 0,391 + 14,404 pada air minum, digunakan nilai
= 14,795 anthropometri yang diambil dari
Jadi total RQ index yaitu analisis deskriptif faktor-faktor
14,795 yang menunjukan adanya pemajanan tersebut. Didapatkan
risiko kesehatan sepanjang nilai asupan (non kanker) real time
hidupnya, dan dapat diestimasikan merkuri sebesar 0,0164 mg/kg/hari
bahwa pajanan merkuri untuk yang apabila dibandingkan dengan

135
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

nilai konsentrasi referen dari EPA Telah banyak orang-orang


(0,042 mg/kg/hari) maka didapatkan yang mengetahui tentang merkuri
nilai Risk Qoutient (Risiko dan kebanyaka mereka
nonkanker) untuk real time sebanyak mengkonsumsi metil merkuri dari
0,391. Hal inimenunjukkan bahwa ikan dan biota laut lainnya yang
untuk pajanan merkuri terhadap terkontaminasi merkuri dimana
seluruh total responden di area hewan tersebut merupakan rantai
Penambangan Emas Tanpa Ijin makanan bagi manusia.9 National
(PETI) tidak menunjukkan adanya Research Council di dalam
risiko kesehatan non karsinogenik beberapa laporannya tentang efek
pada saat ini. toxicological dari metil merkuri yang
Untuk perkiraaan risiko ditunjukan bahwa populasi pada
kesehatan non karsinogenik pada resiko yang paling tinggi adalah
tahun selanjutnya, dibuat jangka keturunan dari wanita-wanita yang
waktu pajanan 5 hingga 30 tahun, mengkonsumsi sejumlah besar ikan
dan didapatkan bahwa pada pajanan dan makanan hasil laut.10 Laporan
30 tahun, nilai RQ didapat sebesar penyelidikan yang didapat,
2,346 (RQ > 1), berarti bahwa menyatakan bahwa lebih dari 60.000
apabila pajanan berlangsung hingga anak yang lahir tiap tahunnya
30 tahun maka akan ada risiko berhadapan dengan resiko
kesehatan non karsinogenik yang neurodevelopmental yang kurang
harus dihindari. baik dalam kaitannya dengan
Analisis paparan pada kerang kandungan metil merkuri.
polymesoda erosa Environmental protection
Dalam perhitungan perkiraan agency menyimpulkan bahwa
risiko kesehatan non karsinogenik merkuri merupakan sumber penyakit
untuk paparan merkuri pada kerang atau resiko bagi beberapa orang
polymesoda erosa, didapatkan nilai dewasa dan populasi hewan jika
asupan (non kanker) merkuri mengkonsumsi sejumlah besar air
terhadap responden pada real time minum dan ikan yang terkontaminasi
adalah sebesar 0,605 mg/kg/hari oleh merkuri.
dengan nilai RQ 14,404 , nilai RQ Merkuri merusak system
untuk real time ini menyatakan pusat nerves, system endokrin,
bahwa pada saat ini sudah terjadi ginjal, dan organ bagian badan yang
risiko kesehatan non karsinogenik lain, dan akan mempengaruhi mulut,
pada responden di area gusi dan gigi. Uap merkuri di udara
Penambangan Emas Tanpa Ijin jika terhirup oleh manusia dapat
(PETI). Untuk perkiraaan risiko mengakibatkan kerusakan otak dan
kesehatan non karsinogenik pada pada akhirnya menimbulkan
tahun selanjutnya, dibuat jangka kematian. Merkuri dan campurannya
waktu pajanan 5 hingga 30 tahun, adalah senyawa yang terutama
dan didapatkan bahwa pada pajanan sekali meracuni janin dan bayi.
5 tahun nilai RQ didapat sebesar Wanita-wanita yang telah
14,404 (RQ > 1), sedangkan mengkonsumsi merkuri di dalam
pajanan 30 tahun nilai RQ sebesar kondisi hamil terkadang melahirkan
86,424, berarti bahwa apabila anak-anak dengan cacat kelahiran
pajanan berlangsung dari 5 tahun yang serius.
hingga 30 tahun maka akan ada
risiko kesehatan non karsinogenik KESIMPULAN
yang melebihi nilai ambang batas.

136
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil analisis risiko kesehatan ambang batas (NAB)


menunjukkan bahwa kadar merkuri berdasarkan Permenkes 492
di air sumur gali dan kerang tahun 2010 yaitu 0,001 mg/l.
polymedosa erosa di area
6. Konsentrasi merkuri di kerang
Penambangan Emas Tanpa Ijin
polymedosa erosa pada area
(PETI) Desa Kayeli Kabupaten Buru
Penambangan Emas Tanpa Ijin
Provinsi Maluku tahun 2015 ini dapat
(PETI) adalah rata-rata 0.756433
menyebabkan risiko kesehatan non
mg/kg, nilai ini belum melebih
karsinogenik dengan rincian sebagai
nilai ambang batas (NAB)
berikut :
berdasarkan SNI 7387:2009
1. Konsentrasi merkuri di sumur tentang batas maksimum
gali pada area Penambangan cemaran logam berat dalam
Emas Tanpa Ijin (PETI) adalah pangan, merkuri pada kerang
rata-rata sebesar < 0,0005 mg/l, yaitu 1.0 mg/kg.
yang masih berada di bawah
7. Gejala penyakit yang ditimbulkan
nilai konsentrasi referen yang
dari Penambangan Emas Tanpa
ditetapkan oleh EPA yaitu
Ijin adalah gatal gatal, iritasi
sebesar 0,042 mg/kg/hari.
mata, kesemutan dan sendi
2. Konsentrasi merkuri di kerang kaku.
polymedosa erosa pada area
SARAN
Penambangan Emas Tanpa Ijin
(PETI) adalah rata-rata sebesar Saran untuk Pemerintah,
0.756433 mg/kg, yang sudah Pemerintah perlu melakukan
melebihi nilai konsentrasi referen penyuluhan kesehatan kerja terpadu
yang ditetapkan oleh EPA yaitu secara berkesinambungan tentang
sebesar 0,042 mg/kg/hari. materi bahaya merkuri bagi
kesehatan dan penatalaksanaan
3. Pada sumur gali sebagai sumber
kegiatan Penambangan Emas
air minum, dengan konsentrasi Tanpa Ijin (PETI), misalnya dengan
merkuri pada air minum rata-rata
penyebaran brosur dan pamphlet
sebesar < 0,0005 mg/l, tentang bahaya merkuri dan
responden tidak memiliki risiko melakukan pertemuan dengan
kesehatan non karsinogenik (RQ
pimpinan dan tokoh masyarakat
< 1) tetapi hingga pajanan (15 penambangan untuk menyampaikan
tahun) responden memiliki risiko
informasi mengenai teknologi
kesehatan, karena RQ > 1 penambangan emas yang ramah
(1,173). lingkungan dengan menggunakan
4. Pada kerang polymedosa erosa, boraks, serta Kementerian
dengan konsentrasi merkuri Kesehatan dan Kementerian Tenaga
pada kerang polymedosa erosa Kerja merumuskan dan
rata-rata sebesar 0.756433 mengembangkan program deteksi
mg/kg, responden memiliki risiko dini risiko kanker serta pemeriksaan
kesehatan non karsinogenik (RQ kesehatan berkala terhadap para
> 1) yaitu 14,404. pekerja yang berisiko.
5. Konsentrasi merkuri di sumur Saran bagi tenaga kerja,
gali pada area Penambangan diharapkan kesadaran pekerja
Emas Tanpa Ijin (PETI) adalah dalam upaya mengurangi dampak
rata-rata sebesar < 0,0005 mg/l, bahaya merkuri dengan lebih
nilai ini belum melebih nilai memperhatikan aspek kesehatan

137
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dan keselamatan kerja dalam Bogor, Provinsi Jawa


proses penambangan emas yaitu Barat.Proceeding Pemaparan
dengan menggunakan Alat Hasil-hasil Kegiatan Lapangan
Pelindung Diri (APD) secara lengkap dan Non- Lapangan,Pusat
untuk meminimalisir tingkat Sumberdaya Geologi.
pemaparan merkuri. 7. Cakrawati, Cucu. 2002. Analisis
Faktor Karakteristik Responden
Saran untuk masyarakat,
dan Kebiasaan Makan Ikan
Peran serta masyarakat dalam
terhadap Kadar Merkuri dalam
upaya mengurangi dampak dari
Rambut pada Masyarakat Kota
pemaparan yang mengakibatkan
Pontianak Provinsi Kalimantan
keracunan merkuri dengan pola
Barat Tahun 2000. Depok:
hidup bersih dan sehat, misalnya
Tesis UniversitasIndonesia.
dengan memberikan larangan
8. Widiana, Nina. 2007.
pembuangan tailing dari proses
Konsentrasi Merkuri di
amalgamasi yang langsung ke pantai
Lingkungan dan Rambut serta
dan sungai.
Gambaran pengetahuan, sikap,
dan perilaku penambang dan
DAFTAR PUSTAKA
penduduk di wilayah PETI
1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Pongkor, Kabupaten Bogor
Metodologi Penelitian
Tahun 2007. Depok:
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
SkirpsiFakultas Kesehatan
Cipta.
Masyarakat Universitas
2. Herman, Danny Zulkifli. 2006.
Indonesia.
Tinjauan terhadap Tailing
9. DH, Andri; Anies dan Suharyo
Mengandung Unsur Pencemar
H. 2011. Kadar Merkuri pada
Arsen (As), Merkuri (Hg),
Rambut Masyarakat di Sekitar
Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd)
Penambangan Emas Tanpa
dari Sisa Pengolahan Biji
Ijin. Jurnal Media Medika
Logam. Jurnal Geologi
Indonesia, Vol.45, No. 3, Tahun
Indonesia, Vol. 1 No. 1
2011. Fakultas Kedokteran
Maret2006: h. 31-36.
Universitas Diponegoro
3. BPOM (Badan Pengawas Obat
danIkatan Dokter Indonesia
dan Makanan Republik
Wilayah Jawa Tengah.
Indonesia). 2004. Info POM.
10. Freire C, Ramos R, Lopez-
Jurnal Vol. 5, No. 4, Juli 2004.
Espinosa MJ, Dı´ez S, Vioque
4. Bose-O’Reilly S, Lettmeier B,
J, Ballester F, Ferna´ndez MF,
Roider G, Siebert U, Drasch G.
2010. Hair mercury levels, fish
2008. Mercury in breast milk –
consumption, and cognitive
a health infants in gold mining
development in preschool
areas ? Int. J. Hyg. Environ.
children from Granada, Spain.
Health 21 : 615–623.
Environmental Research 110 :
5. Basyir, Dani Abdurrahman.
96–104.
2008. Evaluasi Keberlanjutan
Masyarakat Desa di Aliran
Sungai Cisadane Menuju
Ecovillage. Bogor: Skripsi IPB.
6. Juliawan, Nixon. 2006.
Pendataan Penyebaran Merkuri
pada Wilayah Pertambangan di
Daerah Pongkor, Kabupaten

138

You might also like