Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No.

2 Juli 2017, hal 167-176

PERSEPSI MAHASISWA PADA PROFESIONALISME DOSEN, MINAT


BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP DIFERENSIAL

Virgana
FTMIPA Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Jl. Nangka Tanjung Barat No 58 Jagakarsa Jakarta Selatan
e-mail: virganaunindra@gmail.com
Hp: 081310101022

ABSTRACT
This research using survey method with causal technique, where the data is analyzed with
path analysis. Next do the analysis of influence of one variable against other variables, the
variables examined is comprised of two kinds, namely: endogenous variables and exogenous
variables. Exogenous variables influence either directly or indirectly against endogenous
variables. While the endogenous variables are the variables that can affect the endogenous
variables, from the sample as many as 100 students Unindra semester III in 2016/17.
Based on the analysis of the results of the study, there are: 1) the influence of the direct
perception of the students on the competence learning interest against the lecturers; 2)
influence of direct competence of professors against the understanding of the concept of
differential, 3) direct influence learning interest towards the understanding of the concept
of differential, and 4) indirect influence perceptions of students on the competency of professors
against the understanding of the differential.

Keywords: causal Research, competence of the lecturers, the interest in learning, understanding
of the concept.

ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik kausal, dimana data dianalisis
dengan analisis jalur (path analysis). Selanjutnya dilakukan analisis pengaruh satu variabel
terhadap variabel yang lain, variabel yang dikaji terdiri dari dua macam, yakni: variabel
eksogen dan variabel endogen. Variabel eksogen memberikan pengaruh baik langsung maupun
tak langsung terhadap variabel endogen. Sedangkan variabel endogen adalah variabel yang
dapat mempengaruhi variabel endogen, dari sampel sebanyak 100 orang mahasiswa Unindra
semester III tahun 2016/17.
Berdasarkan analisis hasil penelitian, terdapat: 1) pengaruh langsung persepsi mahasiswa
pada kompetensi dosen terhadap minat belajar ; 2) pengaruh langsung kompetensi dosen
terhadap pemahaman konsep diferensial, 3) pengaruh langsung minat belajar terhadap
pemahaman konsep diferensial, dan 4) pengaruh tidak langsung persepsi mahasiswa pada
kompetensi dosen terhadap pemahaman konsep diferensial.

Kata Kunci: Penelitian kausal, kompetensi dosen, minat belajar, pemahaman konsep.

167
Virgana, Persepsi Mahasiswa Pada Profesionalisme Dosen, Minat Belajar Dan Pemahaman Konsep Diferensial........

PENDAHULUAN mengikuti perkuliahan di sore hari, mengisi


Dalam suatu usaha peningkatan mutu dan memanfaatkan waktu yang tersisa dengan
sumber daya manusia Indonesia, perguruan bekerja dan kuliah. Kondisi inilah, kepada
tinggi merupakan posisi sentral dalam proses mereka, peneliti mempunyai keyakinan bahwa
peningkatan mutu sumber daya manusia secara mereka sudah memiliki minat untuk belajar
formal, yaitu melalui upaya dinamisasi proses dalam rangka meningkatkan kualitas diri.
pembelajaran antar mahasiswa dan dosen. Minat ini semakin tinggi, ketika mereka dapat
Akan tetapi tingkat kepentingan dalam kontek menjangkau biaya perkuliahan dengan kualitas
peran perguruan tinggi dalam rangka terjamin.
meningkatkan mutu sumber daya manusia Generasi muda itulah yang kita harapkan
tidak terlepas dari sub sistem yang lain, seperti yang sudah tahu jalan hidupnya tidak mudah
kualitas dosen, fasilitas, iklim akademik, menyerah, bahwa dirinya perlu selalu
sistem informasi berbasis teknologi, termasuk meningkatkan diri dalam rangka
manajemen organisasi di dalamnya. meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Berkaitan dengan dosen berdasarkan Indonesia, walaupun ada keterbatasan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor kemampuan biaya, namun mereka
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal mendapatkan solusi yang benar. Kepeminatan
3, menyatakan, (1) Dosen mempunyai mahasiswa dalam perkuliahan, dan
kedudukan sebagai tenaga profesional pada pemahaman pada suatu konsep akan semakin
jenjang pendidikan tinggi yang diangkat sesuai meningkat apablia ditangani oleh dosen yang
dengan peraturan perundang-undangan. (2) profesional. Sehubungan dengan itu penelitian
Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga ini diberi judul Persepsi Mahasiswa pada peda
profesional sebagaimana dimaksud pada ayat Profesionalisme Dosen, Minat Belajar, dan
(1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Pemahaman Konsep Diferensial, pada
Berdasarkan undang-undang tersebut tidak mahasiswa semester III tahun 2016/2017.
semua orang dapat menjadi dosen, dan tidak
semua dosen menjadi tenaga profesional, TINJAUAN PUSTAKA
kecuali mereka sudah memiliki sertifikat Pemahaman Konsep
pendidik. Itulah jaminan undang-undang Berdasarkan kamus besar bahasa
kepada masyarakat, bahwa seorang dosen Indonesia, pemahaman diartikan sebagai
yang sudah tersertifikasi adalah tenaga mengerti benar atau tahu benar. Dengan kata
profesional yang kompeten dalam proses lain pemahaman dapat diartikan sebagai suatu
pembelajaran. proses, perbuatan, atau cara untuk mengerti
Generasi muda yang mempunyai cita- dengan benar dan atau mengetahui benar
cita ingin melanjutkan pendidikannya setelah mengenai hal tersebut. Konsep dapat diartikan
menamatkan jenjang sekolah menengah atas, suatu rancangan, tetapi dalam matematika
tidak semuanya dapat memproses konsep itu suatu yang abstrak tentang
mendaptarkan diri ke perguruan tinggi yang penggolongan suatu objek. Seorang dapat
akan di tuju secara langsung. Sebagian dari lupa tentang suatu rumus, tetapi kalau dia
mereka harus mencari pekerjaan dulu, karena tahu konsep dasar tentang mencari rumus
suatu keterbatasan. Dinilah mereka menunda tersebut akan mudah mengingat kembali suatu
cita-cita, sedangkan dalam dirinya ada suatu rumus itu.
keinginan besar untuk meraih cita-cita yang Pendapat beberapa akhli, Djamarah dan
lebih tinggi. Dalam kontek inilah mereka Zain (2002 :17) konsep merupakan kondisi
bekerja sambil melanjutkan cita-cita, dengan utama yang diperlukan untuk menguasai

168
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 2 Juli 2017, hal 167-176

kemahiran diskriminasi dalam proses kognitif dalam rangka mendekatkan kepada konsep
berdasarkan ciri-ciri dan sekumpulan stimulus matematik realistik, sehingga lebih memahmi
dari objeknya. Menurut S. Nasution (2005: dan mengetahui asal-muasal dari konsep yang
164) siswa yang menguasai konsep dapat dihasilkan. Pendapat yang senada dengan
mengidentifikasi dan mengerjakan soal baru Budiono (2009:4) konsep matematika adalah
yang lebih bervariasi. Selain itu, apabila anak segala yang berwujud pengertian –pengertian
memahami suatu konsep maka ia akan dapat baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran,
menggeneralisasikan suatu obyek dalam meliputi definisi, pengertian, ciri khusus,
berbagai situasi lain yang tidak digunakan hakikat dan inti /isi dari materi matematika.
dalam situasi belajar, sedangkan menurut Pendapat lain dari, Sa’dijah, (2006: 15) bahwa,
Suherman (2003 :57) siswa dibiasakan untuk penanaman konsep atau merumuskan konsep
memperoleh pemahaman tentang sifat-sifat ini juga memerlukan keterampilan jasmani
yang dimiliki dari sekumpulan objek. Siswa dan rohani keterampilan jasmani meliputi
diharapkan dapat menangkap pengertian suatu keterampilan-keterampilan yang dapat
konsep melalui pengamatan terhadap contoh diamati, sedangkan keterampilan rohani
dan bukan contoh. Dan menurut Orlich C. bersifat lebih rumit karena selalu berhubungan
Donald, at al (2007: 151) salah satu dengan masalah-masalah yang dapat diamati
pembelajaran konsep yang biasa dilakukan dan lebih abstrak, seperti keterampilan
adalah mengemukakan contoh atau fakta yang berpikir, penghayatan serta kreativitas untuk
berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari menyelesaikan dan merumuskan masalah atau
dan memberi kesempatan siswa untuk konsep.
menemukan sendiri konsep tersebut. Jadi penguasaan konsep merupakan
Oleh karena itu dalam proses modal utama dalam menyelesaikan soal-soal
pembelajaran matematika dalam hal ini latihan atau tes, sebagaimana yang
termasuk diferensial, tentang konsep materi diungkapkan Kurniawan (2006:6). modal
sangatlah penting pemberian contoh dan bisa utama dalam mengerjakan sebuah soal adalah
juga memperlihatkan yang bukan contoh dari menguasai konsep materi dari soal tersebut,
konsep itu. Proses pembelajaran dipandang bahkan dalam mengerjakan soal antar ruang
tidak hanya sematamenjelaskan suatu materi lingkup diperlukan penguasaan beberapa
yang baru kepada siswa, tetapi juga sebagai konsep.
upaya untuk memberdayakan serta Berdasarkan uraian diatas dapat
memperkuat pengetahuan yang sudah dimiliki disimpulkan bahwa pemahaman konsep
mahasiswadalam hal ini adalah mahasiswa. deferensial adalah kemampuan bersikap,
Karena semua materi dalam matematika pada berpikir dan bertindak yang ditunjukkan oleh
umumnya abstrak, maka dalam penjelasan mahasiswa dalam memahami definisi,
setiap konsep atau prinsip dalam matematika pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti dari
yang disajikan dalam bentuk yang konkret diferensial dan kemampuan dalam memilih
akan dapat dipahami dengan baik oleh peserta prosedur secara efisien dan tepat. Pemahaman
didik, ini berarti bahwa benda-benda atau konsep materi sangat penting untuk
objek-objek dalam bentuk permainan akan memahami konsep selanjutnya. Pemberian
sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik contoh dan bukan contoh, Dapat membantu
dalam pengajaran matematika. seseorang dapat lebih memahami suatu konsep
Dengan demikian sebaiknya mahasiswa dengan jelas. Persepsi Mahasiswa Pada
dituntut lebih aktif dalam mencari contoh lain Profesionalisme Dosen.

169
Virgana, Persepsi Mahasiswa Pada Profesionalisme Dosen, Minat Belajar Dan Pemahaman Konsep Diferensial........

Persepsi dari bahasa laitin perceptio tentang petunjuk petunjuk inderawi (sensory)
adalah tindakan menyusun, mengenali, dan dan pengalaman masa lampau yang relevan
menafsirkan informasi sensoris untuk diorganisasikan untuk memberikan kepada
memberikan gambaran dan pemahaman. kita gambaran yang terstruktur dan bermakna
Persepsi setiap orang dalam melihat suatu pada suatu situasi tertentu.
gambar abstrak misalnya dapat berbeda-beda, Dari beberapa pendapat tersebut di atas
tergantung kepada kemampuan dan persepsi dapat diartikan sebagai proses
pengalaman menafsir gambar itu. Persepsi pengorganisasian dari berbagai pengalaman
pada kompetensi profesional dosen adalah yang diterima oleh indera dan di internalisasi,
proses ketika mahasiswa menerima, selanjutnya berbagai informasi yang relevan
mengorganisasikan dan menginterpretasi diorganisasikan. Sehingga memberikan
kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai gambaran yang terstruktur dan
perilaku yang dimiliki dosen pada saat bermakna atas suatu situasi tertentu atau
mengajar. Dengan kata lain persepsi pandangan terhadap sesuatu. Pendapat senada
mahasiswa pada kompetensi profesional dosen dari Gibson dan Donely (2004:53)
merupakan proses penginderaan dan menjelaskan bahwa persepsi adalah proses
pemberian makna atas berbagai stimulus pemberian arti terhadap lingkungan oleh
respon yang diterima oleh indera mahasiswa seorang individu. Jadi dapat disimpulkan
yang selanjutnya dari pengorganisasian persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan,
tersebut mahasiswa dapat memberikan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
gambaran yang terstruktur dan bermakna mengorganisasikan dan menafsirkan kesan
tentang hasil kerja yang dicapai oleh dosen indera mereka agar memberi makna kepada
sesuai dengan peran atau tugasnya sebagai lingkungan mereka.
pengajar dalam periode tertentu. Proses interaksi antar mahasiswa dengan
Pendapat beberapa akhli, menurut dosen dapat menghasilkan persepsi mahasiwa
Slameto, 2003:102, persepsi adalah proses tentang sosok dosen yang di ketahuinya.
yang menyangkut masuknya pesan ke dalam Mahasiswa menganggap dosen sebagai figur
otak manusia. Melalui persepsi manusia yang menarik dan menyenangkan, sehingga
terus menerus mengadakan hubungan dengan hal ini akan meningkatkan minat
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat mahasiswauntuk mengikuti mata pelajaran
inderanya, yaitu indera penglihatan, yang diampunya.
pendengaran, peraba, perasa dan penciuman. Persepsi mahasiswa akan menentukan
Dari pernyataan di atas persepsi diartikan sikapnya terhadap lingkungan dalam hal ini
sebagai suatu proses dimana manusia terhadap dosen. Dimana mahasiswa yang
mengadakan hubungan dengan mempunyai persepsi positif terhadap dosen
lingkungannya. Pemaknaan dari hubungan seringkali akan mempunyai sikap yang positif
dengan lingkungannya tersebut dilakukan juga pada dosen itu terlebih kepada matakuliah
dengan memanfaatan berbagai indera yang yang diampunya, ketika mahasiswa
dimilikinya. Menurut Rakhmat Jalaludin mempersepsikan profesionalisme dosennya
(2000: 51), adalah pengalaman tentang objek, secara positif, maka sikap yang positif
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang terhadap dosen itu juga terbentuk secara
diperoleh dengan menyimpulkan informasi positif. Hal senada denga Syah (2003:149)
dan menafslrkan pesan. Sedangkan menurut mengatakan bahwa sikap mahasiswayang
Ruch (2002: 300), persepsi adalah suatu proses positif terhadap guru merupakan pertanda

170
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 2 Juli 2017, hal 167-176

awal yang baik bagi proses belajarnya. Sikap keterampilan untuk rujukan perhatian atau
yang positif dari diri mahasiswaini yang akan pencapaian. Sedangkan Muhibin (2010: 151)
meningkatkan minat belajarnya. berpendapat bahwa” minat adalah
kecendrungan dan kegairahan yang tinggi
Minat Belajar. atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.
Menurut bahasa minat berarti Dengan demikian minat merupakan
“kecendrungan hati yang tinggi terhadap pendorong bagi seseorang untuk menunjukkan
sesuatu”. Minat dan tidak berminat merupakan perhatiannya terhadap sesuatu yang menarik
sifat yang relative menetap pada diri atau menyenangkan, ia akan cendrung
seseorang, sebab dengan minat ia akan berusaha lebih aktif untuk mengetahui sesuatu
melakukan sesuatu yang diminatinya. yang diminatinya.
Sebaliknya tanpa minat tak mungkin seseorang Belajar adalah suatu proses perubahan
melakukan sesuatu yang tidak diminatinya. dari tidak tahu menjadi tahu (komptensi
Sedangkan pengertian minat secara istilah kognitif), dari tidak paham menjadi paham
telah banyak dikemukan para ahli, diantaranya (kompetensi afektif) dan dari tidak bisa
dikemukan oleh Slamento (2003 : 180) “ menjadi bisa (kompetensi psikomotor). Hal
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa tersebut dapat dicapai melalui interaksi
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, manusia dengan lingkungannya. Belajar
tanpa ada yang menyuruh. Minat pada bersifat aktif, mahasiswa tidak akan mampu
dasarnya adalah penerimaan akan suatu merubah prilaku jika ia tidak aktif mengikuti
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu setiap proses yang terencana. Minat belajar
diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan adalah keinginan pembelajar untuk
tersebut, semakin besar minatnya”. Jadi minat mewujudkan harapan guru, orang tua dan
dspat diartikan sebagai suatu kondisi yang teman bahwa dirinya termasuk orang yang
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri arti memiliki kemampuan dan kecakapan untuk
sementara situasi yang dihubungkan dengan belajar. Dengan munculnya keinginan tersebut
keinginan-keinginan atau kebutuhan- maka akan tumbuh minat belajar. Minat
kebutuhan sendiri. Sedangkan Belly (2006: belajar merupakan dorongan batin yang
4) berpendapat bahwa minat adalah keinginan tumbuh dari seseorang untuk meningkatkan
yang didorong oleh sesuatu setelah melihat, kebiasaan belajar. Minat belajar akan tumbuh
mengamati dan membandingkan serta saat manusia memiliki keinginan untuk meraih
mempertimbangkan dengan kebutuhan yang kompetensi yang lebih baik dengan indikator
diinginkannya, kemudian Virgana(2015:41), memperoleh indeks prestasi yang baik, atau
bahwa minat belajar adalah sesuatu keadaan ingin memenangkan persaingan dalam belajar
dimana seseorang merasa senang dan memberi antar mahasiswalainnya. Minat belajar juga
perhatian pada mata kuliah serta kemauan dapat dibangun dengan menetapkan cita-cita
belajarnya timbul sikap keterlibatan belajar. yang tinggi sesuai dengan bakat dan
Zakiah Darajat, dkk (2001 ; 113) mengartikan kemampuan seseorang. Menurut Syaiful Bahri
minat sebagai kecendrungan jiwa yang tetap Djamarah (2005 : 48), ada 4 cara untuk
kejurusan sesuatu hal yang berharga bagi membangkitkan minat belajar, yaitu : 1)
orang lain. Pendapat lain dari Getzel dalam membangkitkan adanya kebutuhan, 2)
Mardapi (2007:106) minat adalah suatu menghubungkan dengan persoalan
disposisi yang terorganisir melalui pengalaman pengalaman yang lampau, 3) memberi
yang mendorong seseorang untuk memperoleh kesempatan untuk hasil yang baik, 4)
objek khusus, aktivitas, pemahaman dan menggunakan berbagai model belajar.

171
Virgana, Persepsi Mahasiswa Pada Profesionalisme Dosen, Minat Belajar Dan Pemahaman Konsep Diferensial........

Meningkatkan minat belajar pembelajar model struktural analisis jalur adalah sebagai
tidak dapat dilepaskan seutuhnya pada berikut.
pembelajar, unsur orang tua dan pendidik,
dimana pendidik sangat berperan dalam
membangun prilaku belajar pembelajar. Peran
pendidik dan orang tua adalah memberi
dukungan moril pada pembelajar bahwa
mereka memiliki kemampuan dan bakat untuk
berhasil dalam belajar baik sehingga tidak
ada hal yang perlu dirisaukan dan meyakinkan
pembelajar bahwa pada dasarnya mereka
memiliki kemampuan untuk menguasai materi
mata pelajaran sesulit apa pun. Keminatan Gambar 1 Model Struktural Pengaruh
tinggi suatu anggota kelompok akan lebih Antarvariabel dalam Analisis Jalur
lancar dalam melaksanakan untuk
mewujudkan pemahaman konsep, bila Keterangan:
dibandingkan dengan kelompok lain yang X1 : persepsi mahasiswa pada
mempunyai minat rendah dan dapat dipastikan profesionalisme dosen
pemahaman konsepnya akan rendah. X2 : minat Belajar
Kepeminatan seseorang dapat ditingkatkan X3 : pemahaman konsep diferensial
dari minat rendah sampai kepada minat tinggi
melalui latihan diri. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan instrumen penelitian
METODE PENELITIAN berbentuk angket. Skala yang digunakan untuk
Tempat penelitian dilaksanakan di variabel persepsi mahasiswa pada
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta semester profesonalisme dosen, dan Minat belajar
Ganjil 2016/2017. Dalam penelitain ini sampel adalah Rating Scale yang memiliki lima
diambil 100 orang mahasiswa kelas sore. kategori pilihan jawaban, yaitu: (a) selalu; (b)
Penelitian ini menggunakan metode survei sering; (c) kadang-kadang; (d) jarang; dan (e)
dengan teknik kausal. Sedangkan data tidak pernah. Sedangkan skala yang digunakan
dianalisis dengan analisis jalur (path analysis). untuk variabel . Alternatif jawaban diberi
Penelitian ini menganalisis pengaruh satu bobot nilai 5 sampai dengan 1 untuk
variabel terhadap variabel yang lain. Variabel pernyataan positif, dan bobot nilai 1 sampai
yang dikaji terdiri dari dua macam, yakni: dengan 5 untuk pernyataan negatif.
variabel eksogen dan variabel endogen. Sedamgkan pengumpulan data untuk variabel
Variabel eksogen memberikan pengaruh baik pemahaman konsep diferensial adalah dengan
langsung maupun tak langsung terhadap 5 (lima) buah soal esai.
variabel endogen. Sedangkan variabel Instrumen diuji coba terlebih dahulu
endogen adalah variabel yang dapat sebelum dipergunakan dalam penelitian.
mempengaruhi variabel endogen lainnya. Pengujian instrumen tersebut meliputi uji
Variabel endogen dalam penelitian ini keabsahan (validity) dan uji keandalan
adalah Pemahaman Konsep Diferensial (X3). (reliability). Dari hasil pengujian tersebut
Sedangkan variabel eksogen meliputi: Persepsi diperoleh butir-butir instrumen yang valid
Mahasiswa pada Profesionalisme Dosen (X1); dan tidak valid. Instrumen yang tidak valid
dan Minat Belajar (X2). Dengan demikian dibuang (tidak digunakan dalam penelitian).

172
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 2 Juli 2017, hal 167-176

HASIL PENELITIAN DAN struktural; (2) penentuan dan pengujian


PEMBAHASAN signifikansi koefisien jalur pada masing-
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis masing substruktur yang terdapat dalam model
dan pembahasan lebih lanjut, terdapat struktural; dan (3) penentuan besar pengaruh
beberapa langkah dalam penentuan dan langsung dan tidak langsung variabel eksogen
pengujian koefisien jalur pada analisis jalur terhadap variabel endogen dalam model
(path analysis), meliputi: (1) penentuan struktural, selanjutnya penentuan Koefesien
koefisien korelasi antarvariabel dalam model Jalur berdasarkan tabel dibawah ini.
Tabel 1 Hasil Perhitungan korelasi

Menentukan matriks koefisien korelasi antar variabel eksogen


Tabel 2 Hasil Perhitungan Koefisien Jalur Z1,Z2 terhadap Z3

Tabel 3 Hasil Perhitungan Koefisien Jalur Z1 terhadap Z2

Tabel 4 Parameter model

173
Virgana, Persepsi Mahasiswa Pada Profesionalisme Dosen, Minat Belajar Dan Pemahaman Konsep Diferensial........

Dari perhitungan koefisien jalur yang Pengujian Hipotesis Kedua


diperoleh angka yang signifikan (di atas 0,05). H0 : Terdapat pengaruh langsung Minat
Belajar terhadap Penguasaan Konsep
Z1 R13=(0,428) Diferensial
P31=(0,398)
H1 : Tidak terdapat pengaruh langsung Minat
P21= (0,146) Z3
Belajar terhadap Penguasaan Konsep
R12= (0,146) Diferensial
Pada analisis jalur diketahui bahwa
P32=(0,210)
Z2
R23=(0,268)
koefisien jalur variabel Minat Belajar terhadap
Penguasaan Konsep Diferensial P32= 0,210
Gambar 2 Hasil Perhitungan Paradigma Penelitian
Maka diperoleh nilai t hitung . Dimana • = 0,05
Hal ini membuktikan bahwa diagram dan dk = n – k - 1 = 100 – 2 – 1 = 97 pada
jalur yang disusun dapat diterima. uji dua pihak diperoleh nilai ttabel = 1,980
Dengan demikian koefisien jalur yang Karena nilai thitung 2,325 > ttabel 1,980
diperoleh angka yang signifikan (di atas 0,05). maka H0 di tolak maka disimpulkan terdapat
Hal ini membukatikan bahwa diagram jalur pengaruh langsung Minat Belajar terhadap
yang disusun dapat diterima, hal ini Penguasaan Konsep Diferensial.
membuktikan bahwa:
1) Terdapat pengaruh langsung Z 1 Pengujian Hipotesis ketiga
terhadap Z3, H0 : Terdapat pengaruh langsung Persepsi
2) dan juga pengaruh tidak lansung Z1 mahasiswapada profesional dosen
terhadap Z3 melalui Z2. terhadap Minat Belajar Mahasiswa
3) Terdapat pengaruh langsung Z 1 H1 : Tidak terdapat pengaruh langsung
terhadap Z2. Persepsi mahasiswapada profesional
4) Terdapat pengaruh langsung Z 2 dosen terhadap Minat Belajar Mahasiswa
terhadap Z3. Pada analisis jalur diketahui bahwa
Pengujian Hipotesis Koefisien Jalur koefisien jalur variabel Persepsi mahasiswa
Pengujian Hipotesis Kesatu pada profesional dosen terhadap Minat Belajar
H0 : Terdapat pengaruh langsung Persepsi Mahasiswa P21= 0,146 Maka diperoleh nilai
mahasiswapada profesional dosen t hitung
terhadap Penguasaan Konsep Diferensial Dimana untuk • = 0,05 dan dk = n – k -
H1 : Tidak terdapat pengaruh langsung 1 = 100 – 2 – 1 = 97 pada uji dua pihak
Persepsi mahasiswapada profesional diperoleh nilai ttabel = 1,98. Karena nilai thitung
dosen terhadap Penguasaan Konsep 0,148 < ttabel 1,980 maka H0 di terima maka
Diferensial. disimpulkan tidak terdapat pengaruh langsung
Berdasarkan analisis jalur diketahui Persepsi mahasiswa pada profesional dosen
bahwa koefisien jalur variabel Persepsi terhadap Minat Belajar Mahasiswa.
mahasiswapada profesional dosen terhadap Pengujian keempat
Penguasaan Konsep Diferensial P31= 0,398 H0 : Terdapat pengaruh tidak langsung
Maka diperoleh nilai t hitung Persepsi mahasiswa pada profesional
Untuk • = 0,05 dan dk = n – k - 1 = 100 – 2 dosen terhadap Penguasaan Konsep
– 1 = 97 pada uji dua pihak diperoleh nilai Diferensial melalui Minat Belajar
ttabel = 1,980 H1 : Tidak terdapat pengaruh tidak langsung
Karena nilai thitung 4,407 > ttabel 1,980 Persepsi mahasiswapada profesional
maka H0 di tolak maka disimpulkan terdapat dosen terhadap Penguasaan Konsep
pengaruh langsung Persepsi mahasiswapada Diferensial melalui Minat Belajar.
profesional dosen terhadap Penguasaan Pada analisis jalur diketahui bahwa
Konsep Diferensial. koefisien jalur variabel Persepsi mahasiswa

174
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 2 Juli 2017, hal 167-176

pada profesional dosen terhadap Penguasaan


Konsep Diferensial melalui Minat Belajar
Mahasiswa P321 = P21 X P32 = (0,146) (0,210)=
0,03. Sehingga jika kita bandingkan dengan
nilai p31 maka nilai P123 =0,03 < p31= 0,398.
Hal ini dapat menginterpresaikan bahwa Dimana pada • = 0,05 dan dk = n – k -
variable intervening tidak berpengaruh secara 1 = 100 – 2 – 1 = 97 pada uji dua pihak
signifikan terhadap penguasaan konsep diperoleh nilai ttabel = 1,980. Karena nilai thitung
diferensial. Dari data hasil penelitian dalam 0,170 < ttabel 1,980, H0 di terima sedangkan
menentukan signifikansi pengaruh tidak H1 ditolak sehingga disimpulkan tidak terdapat
langsung Persepsi mahasiswa pada profesional pengaruh tidak langsung yang tidak signifikan
dosen terhadap Penguasaan Konsep persepsi mahasiswa pada profesional dosen
Diferensial melalui Minat Belajar Mahasiswa terhadap Penguasaan Konsep Diferensial
menggunakan rumus sebagai berikut : melalui minat belajar.
Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis

SIMPULAN keterbatasan dapat meningkatkan diri di


Berdasarkan analisis terhadap hasil universitas ini; 3) terdapat pengaruh langsung
penelitian tentang mahasiswa Unindra yang positif minat belajar terhadap pemahaman
bekerja sambil belajar dalam upaya konsep diferensial, minat belajar merupakan
meningkatkan mutu diri, dapat disimpulkan modal dasar seseorang dalam belajar, sehingga
bahwa: 1) terdapat pengaruh langsung positif akan menurunkan angka drop out;
persepsi mahasiswa pada profesioanlisme Selain itu, hasil analisis data juga
dosen terhadap penguasan konsep diferensial, menyimpulkan, bahwa: tidak terdapat
bahwa artinya dengan meningkatkan jumlah pengaruh tidak langsung Persepsi mahasiswa
dosen yang tersertifikasi, akan berpengaruh pada profesonalisme dosen terhadap
positif pada imajinasi mahasiswa. Sehingga pemahaman konsep diferensial melalui minat
mereka tidak akan ragu-ragu untuk kuliah di belajar.
Unindra; 2) terdapat pengaruh langsung positif Dengan demikian, dapat disarankan
Persepsi mahasiswa pada profesonalisme karena variasi persepsi mahasiswa pada
dosen terhadap minat belajar, hal ini profesionalisme dosen secara positif
merupakan sesuatu yang harus diperhatikan mempengaruhi langsung pemahaman konsep
oleh perguruan tinggi, untuk selalu diferensial, maka pelatihan dan pembinaan
mempromosikan lebih jauh kepada yang terprogram terhadap dosen, akan secara
masyarakat terutama masyarakat menengah langsung meningkatkan kompetensi dosen
ke bawah, bahwa kepeminatan mereka dalam dan secara tidak langsung akan meningkatkan

175
Virgana, Persepsi Mahasiswa Pada Profesionalisme Dosen, Minat Belajar Dan Pemahaman Konsep Diferensial........

kinerja mahasiswa. Dengan meningkatnya Muhibbin, Syah. (2010). Psikologi Pendidikan


kinerja mahasiswa diharapkan dapat dengan Pendekatan Baru. Bandung:
meningkatkan mutu hasil lulusan pada Rosdakarya
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Nasution, S. (2005).Berbagai Pendekatan
sehingga peningkatan mutu SDM Indonesia Dalam Proses Belajar dan Mengajar.
akan meningkat secara gradual. Jakarta: Bumi Aksara.
Sedangkan variabel lain yang dapat Orlich, C. Donald. (2007), Teaching
mempengaruhi baik secara langsung maupun Strategies.a Guide to Better Instruction.
tidak langsung terhadap pemahaman konsep, Toronnto:
dapat diteliti oleh peneliti lainnya, demikian D.C. Heath Company.
juga pengambilan sampel yang lebih besar Rakhmat, Jalaludin. (2003). Psikologi
akan lebih akurat dalam menggeralisasikan Komunikasi. Bandung : Remaja
hasil penelitian. Rosdakarya.
Akhirnya peneliti mengucapkan Ruch, (2002) Penelitian Prestasi Belajar
terimaksih kepada Prof. Dr. Mulyoto sebagai ,Bandung Remaja Rosda Karya
Rektor yang telah membina para dosen yang Slamento.(2003). belajar dan factor-faktor
terprogram, demikian juga di sampaikan yang mempengaruhinya. Jakarta; Rineka
terimakasih kepada Bpk, Drs Syamhuri, MM Cipta
selaku kepala LPPM Unindra yang selalu Sa’dijah, C. (2006). Pengembangan
mendorong pada dosen untuk menulis karya Pembelajaran Matematika Beracuan
ilmiah. konstruktivis. Surabaya: Jurnal Math Edu
Program Pascasarjana UNESA.
Suherman, Eman. (2003). Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer.
DAFTAR PUSTAKA Bandung UPI.
Undang-undang, Republik Indonesia, Nomor
Belly, Tilya dkk. (2006). Pengaruh Motivasi 14 Tahun (2005), tetang Guru dan Dosen
Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi. Virgana, (2015), Hasil Belajar integral
Simposium Nasional Akuntansi: Padang. Ditinjaiu dari Metode Belajar dan Minat
Boediono, (2009). Kurikulum Berbasis Belajar Jurnal, Faktor, Vol 2, No1, Maret
Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum 20
Balitbang Depdiknas.
Darajat, Zakiah dkk. (2007). Metode Khusus
Pengajaran Agama Islam. Jakarta:
Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, (2010).
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Gibson dan Donaly, (2004) Membiasakan
belajar Nyaman, Bandung Remaja
Rosdakarya
Kurniawan.(2006). Siap Juara Olimpiade
Matematika SMP. Jakarta: Erlangga.
Mardapi dan Ghofur, A.(2004). Pedoman
Umum Pengembangan Penilaian,
Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA:
Jakarta: Direktorak Pendidikan
Menengah Umum.

176

You might also like