Professional Documents
Culture Documents
Persepsi Mahasiswa Pada Profesionalisme Dosen, Minat Belajar Dan Pemahaman Konsep Diferensial
Persepsi Mahasiswa Pada Profesionalisme Dosen, Minat Belajar Dan Pemahaman Konsep Diferensial
Virgana
FTMIPA Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Jl. Nangka Tanjung Barat No 58 Jagakarsa Jakarta Selatan
e-mail: virganaunindra@gmail.com
Hp: 081310101022
ABSTRACT
This research using survey method with causal technique, where the data is analyzed with
path analysis. Next do the analysis of influence of one variable against other variables, the
variables examined is comprised of two kinds, namely: endogenous variables and exogenous
variables. Exogenous variables influence either directly or indirectly against endogenous
variables. While the endogenous variables are the variables that can affect the endogenous
variables, from the sample as many as 100 students Unindra semester III in 2016/17.
Based on the analysis of the results of the study, there are: 1) the influence of the direct
perception of the students on the competence learning interest against the lecturers; 2)
influence of direct competence of professors against the understanding of the concept of
differential, 3) direct influence learning interest towards the understanding of the concept
of differential, and 4) indirect influence perceptions of students on the competency of professors
against the understanding of the differential.
Keywords: causal Research, competence of the lecturers, the interest in learning, understanding
of the concept.
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik kausal, dimana data dianalisis
dengan analisis jalur (path analysis). Selanjutnya dilakukan analisis pengaruh satu variabel
terhadap variabel yang lain, variabel yang dikaji terdiri dari dua macam, yakni: variabel
eksogen dan variabel endogen. Variabel eksogen memberikan pengaruh baik langsung maupun
tak langsung terhadap variabel endogen. Sedangkan variabel endogen adalah variabel yang
dapat mempengaruhi variabel endogen, dari sampel sebanyak 100 orang mahasiswa Unindra
semester III tahun 2016/17.
Berdasarkan analisis hasil penelitian, terdapat: 1) pengaruh langsung persepsi mahasiswa
pada kompetensi dosen terhadap minat belajar ; 2) pengaruh langsung kompetensi dosen
terhadap pemahaman konsep diferensial, 3) pengaruh langsung minat belajar terhadap
pemahaman konsep diferensial, dan 4) pengaruh tidak langsung persepsi mahasiswa pada
kompetensi dosen terhadap pemahaman konsep diferensial.
Kata Kunci: Penelitian kausal, kompetensi dosen, minat belajar, pemahaman konsep.
167
Virgana, Persepsi Mahasiswa Pada Profesionalisme Dosen, Minat Belajar Dan Pemahaman Konsep Diferensial........
168
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 2 Juli 2017, hal 167-176
kemahiran diskriminasi dalam proses kognitif dalam rangka mendekatkan kepada konsep
berdasarkan ciri-ciri dan sekumpulan stimulus matematik realistik, sehingga lebih memahmi
dari objeknya. Menurut S. Nasution (2005: dan mengetahui asal-muasal dari konsep yang
164) siswa yang menguasai konsep dapat dihasilkan. Pendapat yang senada dengan
mengidentifikasi dan mengerjakan soal baru Budiono (2009:4) konsep matematika adalah
yang lebih bervariasi. Selain itu, apabila anak segala yang berwujud pengertian –pengertian
memahami suatu konsep maka ia akan dapat baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran,
menggeneralisasikan suatu obyek dalam meliputi definisi, pengertian, ciri khusus,
berbagai situasi lain yang tidak digunakan hakikat dan inti /isi dari materi matematika.
dalam situasi belajar, sedangkan menurut Pendapat lain dari, Sa’dijah, (2006: 15) bahwa,
Suherman (2003 :57) siswa dibiasakan untuk penanaman konsep atau merumuskan konsep
memperoleh pemahaman tentang sifat-sifat ini juga memerlukan keterampilan jasmani
yang dimiliki dari sekumpulan objek. Siswa dan rohani keterampilan jasmani meliputi
diharapkan dapat menangkap pengertian suatu keterampilan-keterampilan yang dapat
konsep melalui pengamatan terhadap contoh diamati, sedangkan keterampilan rohani
dan bukan contoh. Dan menurut Orlich C. bersifat lebih rumit karena selalu berhubungan
Donald, at al (2007: 151) salah satu dengan masalah-masalah yang dapat diamati
pembelajaran konsep yang biasa dilakukan dan lebih abstrak, seperti keterampilan
adalah mengemukakan contoh atau fakta yang berpikir, penghayatan serta kreativitas untuk
berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari menyelesaikan dan merumuskan masalah atau
dan memberi kesempatan siswa untuk konsep.
menemukan sendiri konsep tersebut. Jadi penguasaan konsep merupakan
Oleh karena itu dalam proses modal utama dalam menyelesaikan soal-soal
pembelajaran matematika dalam hal ini latihan atau tes, sebagaimana yang
termasuk diferensial, tentang konsep materi diungkapkan Kurniawan (2006:6). modal
sangatlah penting pemberian contoh dan bisa utama dalam mengerjakan sebuah soal adalah
juga memperlihatkan yang bukan contoh dari menguasai konsep materi dari soal tersebut,
konsep itu. Proses pembelajaran dipandang bahkan dalam mengerjakan soal antar ruang
tidak hanya sematamenjelaskan suatu materi lingkup diperlukan penguasaan beberapa
yang baru kepada siswa, tetapi juga sebagai konsep.
upaya untuk memberdayakan serta Berdasarkan uraian diatas dapat
memperkuat pengetahuan yang sudah dimiliki disimpulkan bahwa pemahaman konsep
mahasiswadalam hal ini adalah mahasiswa. deferensial adalah kemampuan bersikap,
Karena semua materi dalam matematika pada berpikir dan bertindak yang ditunjukkan oleh
umumnya abstrak, maka dalam penjelasan mahasiswa dalam memahami definisi,
setiap konsep atau prinsip dalam matematika pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti dari
yang disajikan dalam bentuk yang konkret diferensial dan kemampuan dalam memilih
akan dapat dipahami dengan baik oleh peserta prosedur secara efisien dan tepat. Pemahaman
didik, ini berarti bahwa benda-benda atau konsep materi sangat penting untuk
objek-objek dalam bentuk permainan akan memahami konsep selanjutnya. Pemberian
sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik contoh dan bukan contoh, Dapat membantu
dalam pengajaran matematika. seseorang dapat lebih memahami suatu konsep
Dengan demikian sebaiknya mahasiswa dengan jelas. Persepsi Mahasiswa Pada
dituntut lebih aktif dalam mencari contoh lain Profesionalisme Dosen.
169
Virgana, Persepsi Mahasiswa Pada Profesionalisme Dosen, Minat Belajar Dan Pemahaman Konsep Diferensial........
Persepsi dari bahasa laitin perceptio tentang petunjuk petunjuk inderawi (sensory)
adalah tindakan menyusun, mengenali, dan dan pengalaman masa lampau yang relevan
menafsirkan informasi sensoris untuk diorganisasikan untuk memberikan kepada
memberikan gambaran dan pemahaman. kita gambaran yang terstruktur dan bermakna
Persepsi setiap orang dalam melihat suatu pada suatu situasi tertentu.
gambar abstrak misalnya dapat berbeda-beda, Dari beberapa pendapat tersebut di atas
tergantung kepada kemampuan dan persepsi dapat diartikan sebagai proses
pengalaman menafsir gambar itu. Persepsi pengorganisasian dari berbagai pengalaman
pada kompetensi profesional dosen adalah yang diterima oleh indera dan di internalisasi,
proses ketika mahasiswa menerima, selanjutnya berbagai informasi yang relevan
mengorganisasikan dan menginterpretasi diorganisasikan. Sehingga memberikan
kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai gambaran yang terstruktur dan
perilaku yang dimiliki dosen pada saat bermakna atas suatu situasi tertentu atau
mengajar. Dengan kata lain persepsi pandangan terhadap sesuatu. Pendapat senada
mahasiswa pada kompetensi profesional dosen dari Gibson dan Donely (2004:53)
merupakan proses penginderaan dan menjelaskan bahwa persepsi adalah proses
pemberian makna atas berbagai stimulus pemberian arti terhadap lingkungan oleh
respon yang diterima oleh indera mahasiswa seorang individu. Jadi dapat disimpulkan
yang selanjutnya dari pengorganisasian persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan,
tersebut mahasiswa dapat memberikan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
gambaran yang terstruktur dan bermakna mengorganisasikan dan menafsirkan kesan
tentang hasil kerja yang dicapai oleh dosen indera mereka agar memberi makna kepada
sesuai dengan peran atau tugasnya sebagai lingkungan mereka.
pengajar dalam periode tertentu. Proses interaksi antar mahasiswa dengan
Pendapat beberapa akhli, menurut dosen dapat menghasilkan persepsi mahasiwa
Slameto, 2003:102, persepsi adalah proses tentang sosok dosen yang di ketahuinya.
yang menyangkut masuknya pesan ke dalam Mahasiswa menganggap dosen sebagai figur
otak manusia. Melalui persepsi manusia yang menarik dan menyenangkan, sehingga
terus menerus mengadakan hubungan dengan hal ini akan meningkatkan minat
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat mahasiswauntuk mengikuti mata pelajaran
inderanya, yaitu indera penglihatan, yang diampunya.
pendengaran, peraba, perasa dan penciuman. Persepsi mahasiswa akan menentukan
Dari pernyataan di atas persepsi diartikan sikapnya terhadap lingkungan dalam hal ini
sebagai suatu proses dimana manusia terhadap dosen. Dimana mahasiswa yang
mengadakan hubungan dengan mempunyai persepsi positif terhadap dosen
lingkungannya. Pemaknaan dari hubungan seringkali akan mempunyai sikap yang positif
dengan lingkungannya tersebut dilakukan juga pada dosen itu terlebih kepada matakuliah
dengan memanfaatan berbagai indera yang yang diampunya, ketika mahasiswa
dimilikinya. Menurut Rakhmat Jalaludin mempersepsikan profesionalisme dosennya
(2000: 51), adalah pengalaman tentang objek, secara positif, maka sikap yang positif
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang terhadap dosen itu juga terbentuk secara
diperoleh dengan menyimpulkan informasi positif. Hal senada denga Syah (2003:149)
dan menafslrkan pesan. Sedangkan menurut mengatakan bahwa sikap mahasiswayang
Ruch (2002: 300), persepsi adalah suatu proses positif terhadap guru merupakan pertanda
170
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 2 Juli 2017, hal 167-176
awal yang baik bagi proses belajarnya. Sikap keterampilan untuk rujukan perhatian atau
yang positif dari diri mahasiswaini yang akan pencapaian. Sedangkan Muhibin (2010: 151)
meningkatkan minat belajarnya. berpendapat bahwa” minat adalah
kecendrungan dan kegairahan yang tinggi
Minat Belajar. atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.
Menurut bahasa minat berarti Dengan demikian minat merupakan
“kecendrungan hati yang tinggi terhadap pendorong bagi seseorang untuk menunjukkan
sesuatu”. Minat dan tidak berminat merupakan perhatiannya terhadap sesuatu yang menarik
sifat yang relative menetap pada diri atau menyenangkan, ia akan cendrung
seseorang, sebab dengan minat ia akan berusaha lebih aktif untuk mengetahui sesuatu
melakukan sesuatu yang diminatinya. yang diminatinya.
Sebaliknya tanpa minat tak mungkin seseorang Belajar adalah suatu proses perubahan
melakukan sesuatu yang tidak diminatinya. dari tidak tahu menjadi tahu (komptensi
Sedangkan pengertian minat secara istilah kognitif), dari tidak paham menjadi paham
telah banyak dikemukan para ahli, diantaranya (kompetensi afektif) dan dari tidak bisa
dikemukan oleh Slamento (2003 : 180) “ menjadi bisa (kompetensi psikomotor). Hal
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa tersebut dapat dicapai melalui interaksi
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, manusia dengan lingkungannya. Belajar
tanpa ada yang menyuruh. Minat pada bersifat aktif, mahasiswa tidak akan mampu
dasarnya adalah penerimaan akan suatu merubah prilaku jika ia tidak aktif mengikuti
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu setiap proses yang terencana. Minat belajar
diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan adalah keinginan pembelajar untuk
tersebut, semakin besar minatnya”. Jadi minat mewujudkan harapan guru, orang tua dan
dspat diartikan sebagai suatu kondisi yang teman bahwa dirinya termasuk orang yang
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri arti memiliki kemampuan dan kecakapan untuk
sementara situasi yang dihubungkan dengan belajar. Dengan munculnya keinginan tersebut
keinginan-keinginan atau kebutuhan- maka akan tumbuh minat belajar. Minat
kebutuhan sendiri. Sedangkan Belly (2006: belajar merupakan dorongan batin yang
4) berpendapat bahwa minat adalah keinginan tumbuh dari seseorang untuk meningkatkan
yang didorong oleh sesuatu setelah melihat, kebiasaan belajar. Minat belajar akan tumbuh
mengamati dan membandingkan serta saat manusia memiliki keinginan untuk meraih
mempertimbangkan dengan kebutuhan yang kompetensi yang lebih baik dengan indikator
diinginkannya, kemudian Virgana(2015:41), memperoleh indeks prestasi yang baik, atau
bahwa minat belajar adalah sesuatu keadaan ingin memenangkan persaingan dalam belajar
dimana seseorang merasa senang dan memberi antar mahasiswalainnya. Minat belajar juga
perhatian pada mata kuliah serta kemauan dapat dibangun dengan menetapkan cita-cita
belajarnya timbul sikap keterlibatan belajar. yang tinggi sesuai dengan bakat dan
Zakiah Darajat, dkk (2001 ; 113) mengartikan kemampuan seseorang. Menurut Syaiful Bahri
minat sebagai kecendrungan jiwa yang tetap Djamarah (2005 : 48), ada 4 cara untuk
kejurusan sesuatu hal yang berharga bagi membangkitkan minat belajar, yaitu : 1)
orang lain. Pendapat lain dari Getzel dalam membangkitkan adanya kebutuhan, 2)
Mardapi (2007:106) minat adalah suatu menghubungkan dengan persoalan
disposisi yang terorganisir melalui pengalaman pengalaman yang lampau, 3) memberi
yang mendorong seseorang untuk memperoleh kesempatan untuk hasil yang baik, 4)
objek khusus, aktivitas, pemahaman dan menggunakan berbagai model belajar.
171
Virgana, Persepsi Mahasiswa Pada Profesionalisme Dosen, Minat Belajar Dan Pemahaman Konsep Diferensial........
Meningkatkan minat belajar pembelajar model struktural analisis jalur adalah sebagai
tidak dapat dilepaskan seutuhnya pada berikut.
pembelajar, unsur orang tua dan pendidik,
dimana pendidik sangat berperan dalam
membangun prilaku belajar pembelajar. Peran
pendidik dan orang tua adalah memberi
dukungan moril pada pembelajar bahwa
mereka memiliki kemampuan dan bakat untuk
berhasil dalam belajar baik sehingga tidak
ada hal yang perlu dirisaukan dan meyakinkan
pembelajar bahwa pada dasarnya mereka
memiliki kemampuan untuk menguasai materi
mata pelajaran sesulit apa pun. Keminatan Gambar 1 Model Struktural Pengaruh
tinggi suatu anggota kelompok akan lebih Antarvariabel dalam Analisis Jalur
lancar dalam melaksanakan untuk
mewujudkan pemahaman konsep, bila Keterangan:
dibandingkan dengan kelompok lain yang X1 : persepsi mahasiswa pada
mempunyai minat rendah dan dapat dipastikan profesionalisme dosen
pemahaman konsepnya akan rendah. X2 : minat Belajar
Kepeminatan seseorang dapat ditingkatkan X3 : pemahaman konsep diferensial
dari minat rendah sampai kepada minat tinggi
melalui latihan diri. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan instrumen penelitian
METODE PENELITIAN berbentuk angket. Skala yang digunakan untuk
Tempat penelitian dilaksanakan di variabel persepsi mahasiswa pada
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta semester profesonalisme dosen, dan Minat belajar
Ganjil 2016/2017. Dalam penelitain ini sampel adalah Rating Scale yang memiliki lima
diambil 100 orang mahasiswa kelas sore. kategori pilihan jawaban, yaitu: (a) selalu; (b)
Penelitian ini menggunakan metode survei sering; (c) kadang-kadang; (d) jarang; dan (e)
dengan teknik kausal. Sedangkan data tidak pernah. Sedangkan skala yang digunakan
dianalisis dengan analisis jalur (path analysis). untuk variabel . Alternatif jawaban diberi
Penelitian ini menganalisis pengaruh satu bobot nilai 5 sampai dengan 1 untuk
variabel terhadap variabel yang lain. Variabel pernyataan positif, dan bobot nilai 1 sampai
yang dikaji terdiri dari dua macam, yakni: dengan 5 untuk pernyataan negatif.
variabel eksogen dan variabel endogen. Sedamgkan pengumpulan data untuk variabel
Variabel eksogen memberikan pengaruh baik pemahaman konsep diferensial adalah dengan
langsung maupun tak langsung terhadap 5 (lima) buah soal esai.
variabel endogen. Sedangkan variabel Instrumen diuji coba terlebih dahulu
endogen adalah variabel yang dapat sebelum dipergunakan dalam penelitian.
mempengaruhi variabel endogen lainnya. Pengujian instrumen tersebut meliputi uji
Variabel endogen dalam penelitian ini keabsahan (validity) dan uji keandalan
adalah Pemahaman Konsep Diferensial (X3). (reliability). Dari hasil pengujian tersebut
Sedangkan variabel eksogen meliputi: Persepsi diperoleh butir-butir instrumen yang valid
Mahasiswa pada Profesionalisme Dosen (X1); dan tidak valid. Instrumen yang tidak valid
dan Minat Belajar (X2). Dengan demikian dibuang (tidak digunakan dalam penelitian).
172
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 2 Juli 2017, hal 167-176
173
Virgana, Persepsi Mahasiswa Pada Profesionalisme Dosen, Minat Belajar Dan Pemahaman Konsep Diferensial........
174
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 2 Juli 2017, hal 167-176
175
Virgana, Persepsi Mahasiswa Pada Profesionalisme Dosen, Minat Belajar Dan Pemahaman Konsep Diferensial........
176