Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

APLIKASI METODA RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA


DI KELAS X MIPA.5 SMAN 1 PASAMAN

Saeful Bahri1)
1
SMAN 1 Pasaman
Email: saefulbahri@gmail.com

Abstract

This class action research aims to determine whether through Reciprocal Teaching Applications can be
scaling up of activities and achievement of students in the class Physical MIPA.5 X SMAN 1 Pasaman.
Implementation of this study were classified in a classroom action research that uses methods siklus.Tindakan
conducted in two cycles where each cycle has four phases namely planning, implementation, observation, and
refleksi.Satu done twice learning cycle. Action learning are conducted on half of July to December 2016.
Learning in the first cycle of use the basic competencies of the symptoms of magnetism and how to make a
magnet, whereas in the second cycle using the material on the use of magnetism in technology products. The
findings of the study include: Physics student learning activities using Reciprocal Teaching Method
experienced an average increase in student activity summarize the material in cycle 1 that is equal to 51.65%
and the second cycle the average is 81%, which means an increase of 29, 35%. Average student activity
asking questions on the first cycle of 37.9%, in the second cycle average to 63.75% means an increase of
25.85%. The average activity of students in determining aspects of advanced materials in the first cycle is
equal to 24.05% and the second cycle the average is 55.15%, meaning an increase sebesar31,1%. The
average results of student learning in the subjects of Physics has increased where at the end of the first cycle
of 74.2 and at the end of the second cycle be 84.5. An increase sebesar4,3 point. Students who complete at the
end of the first cycle as many as 19 people, and at the end of the second cycle of 30 people, an increase of 9
people.

Keywords: Methods Reciprocal Teaching, learning Physics, Learning Outcomes

Abstrak

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui Aplikasi Reciprocal Teaching dapat
menngkatkan aktivitas dan hasil belajar Fisika siswa di kelas X MIPA.5 SMAN 1 Pasaman. Pelaksanaan
penelitian ini digolongkan pada sebuah Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan metode siklus.Tindakan
dilakukan dalam dua siklus dimana setiap siklus memiliki empat tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi.Satu siklus dilakukan dua kali pembelajaran. Tindakan pembelajaran dilaksankan pada
semester Juli-Desember 2016. Pembelajaran pada siklus pertama menggunakan kompetensi dasar mengenai
gejala kemagnetan dan cara membuat magnet, sedangkan pada siklus kedua menggunakan materi mengenai
pemanfaatan kemagnetan dalam produk teknologi. Temuan penelitian ini meliputi: Aktivitas belajar Fisika
siswa dengan menggunakan Metoda Reciprocal Teaching mengalami peningkatan rata-rata aktivitas belajar
siswa merangkum materi di siklus 1 yaitu sebesar 51,65% dan pada siklus II rata-rata menjadi 81% yang
berarti terjadi peningkatan sebesar 29,35%. Rata-rata aktivitas belajar siswa mengajukan pertanyaan pada
siklus I sebesar 37,9%, pada siklus II rata-rata menjadi 63,75% berarti terjadi peningkatan sebesar 25,85%.
Rata-rata aktivitas belajar siswa pada aspek menentukan materi lanjutan pada siklus I yaitu sebesar 24,05%
dan pada siklus II rata-rata menjadi 55,15%, berarti terjadi peningkatan sebesar31,1%. Rata-rata hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran Fisika mengalami peningkatan dimana pada akhir siklus I sebesar 74,2 dan pada
akhir siklus II menjadi 84,5. Terjadi peningkatan sebesar4,3 point. Siswa yang tuntas di akhir siklus I
sebanyak 19 orang dan di akhir siklus II sebanyak 30 orang atau meningkat sebesar 9 orang.

Kata Kunci: Metoda Reciprocal Teaching, pembelajaran Fisika, Hasil Belajar.

PENDAHULUAN meganalisis dan bersifat kuantitatif.


Pembelajaran Fisika memiliki Tuntutan terhadap skill analisa dan
salah satu ciri utama yakni keterampilan bersifat hitungan dalam pembelajaran

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 119


Vol. I No.1 Th. 2016
Fisika akibatnya cukup banyak peserta Sedangkan guru hanya membimbing dan
didik cepat bosan belajar dan mengalami menunjukkan jalan dengan
kesulitan belajar Fisika karena mereka memperhitungkan jalan sesuai
beranggapan Fisika sebagai mata kepribadian siswa.Kesempatan untuk
pelajaran yang sulit, dan berakibat pada berbuat aktif berpikir lebih banyak
nilai anak sulit ditingkatkan. Keadaan ini diberikan kepada siswa (Slameto
juga dipicu oleh ucapan dan sikap para 1995:30).
guru yang entah disengaja atau tidak Bedasarkan pengalaman peneliti
menyatakan pelajaran Fisika sulit ada beberapa kendala pada pembelajaran
sehingga diperlukan waktu yang lebih Fisika selama ini yaitu antara lain :
untuk mempelajarinya dibandingkan 1. Siswa tidak memahami konsep dasar
dengan mata pelajaran yang lain. sehingga kesulitan mempelajari materi-
Rendahnya kesukaan siswa pada materi Fisika yang memerlukan konsep
pembelajaran diduga disebabkan sering dasar tersebut.
siswa dilatih untuk paham dan mengerti 2. Siswa kurang aktif atau siswa pasif
tetapi hanya mengingat konsep-konsep dalam proses pembelajaran.
saja.Sehingga mereka kurang mampu 3. Siswa sering ragu untuk bertanya dan
meningkatkan skillnya dan memecahkan takut salah.
masalah pembelajaran yang dihadapinya. 4. Belajar Fisika terpisah dengan
Sedangkan Roestiyah (1989:8) pengalaman anak sehari-hari.
mengemukakan bahwa belajar adalah 5. Hasil nilai ulangan atau hasil belajar
proses aktivitas yangdapat membawa siswa pada pembelajaran Fisika masih
perubahan pada individu. Kemudian rendah (KKM tidak tercapai).
Slameto (1995:2) menambahkan bahwa 6. Pembelajaran tidak menyenangkan
belajar suatu proses usaha yang dilakukan bagi siswa.
seseorang untuk memperoleh suatu 7. Kurangnya minat siswa terhadap
perubahan tingakah laku yang baru secara pembelajaran.
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya Dari sekian banyak permasalah
sendiri dalam interaksi dengan yang dikemukakan di atas, salah satu
lingkungannya. masalah yang menonjol dalam
Mengajar merupakan usaha guru pembelajaran Fisika pada kelas X MIPA.5
untuk menciptakan kondisi-kondisi atau SMAN 1 Pasaman adalah rendahnya
mengatur lingkungan sedemikian rupa, kemampuan siswa dalam menyelesaikan
sehingga terjadi interaksi antara murid masalah Fisika yang dikemas dalam
dengan lingkungan, termasuk guru, alat bentuk soal yang lebih menekankan pada
pelajaran, dan sebagainya yang disebut pemahaman dan penguasaan konsep suatu
dengan proses belajar, sehingga tercapai pokok bahasan tertentu.
tujuan pelajaran yang telah ditentukan. Berdasarkan pengamatan penulis
Adapun defenisi lain di Negara-negara selama mengajar di kelas X MIPA.5 salah
yang sudah maju mengatakan bahwa satu konsep yang sulit di Fisika pahami
mengajar adalah bimbingan kepada siswa siswa adalah pada materi memahami
dalam proses belajar. Defenisi ini Konsep Fisika dan Masalah serta
menunjukkan bahwa yang aktif adalah pemecahannya.Padahal materi ini
siswa yang mengalami proses belajar. merupakan materi penting dan materi pra-

120 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 120


Vol. I No.1 Th. 2016
syarat yang harus dikuasai siswa untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
mempelajari ilmu Fisika pada jenjang Belajar Pada Mata Pelajaran Fisika di
pendidikan yang lebih tinggi siswa. Kelas X MIPA.5 SMAN 1 Pasaman”.
Bedasarkan di atas, maka peneliti
tertarik untuk mencoba melaksanakan dan METODE PENELITIAN
menerapkan modelReciprocal Teaching Penelitian ini temasuk dalam jenis
dalam pembelajaran Fisika untuk penelitian tindakan kelas (PTK). Zuriah.
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar (2003). Ciri utama dari penelitian
siswa Kelas X MIPA.5 SMAN 1 tindakan kelas yakni adanya tindakan-
Pasaman. Pendekatan Reciprocal tindakan tertentu untuk memperbaiki dan
Teaching pada hakikatnya adalah suatu menyempurnakan proses pembelajaran di
pendekatan pembelajaran yang kelas.
menerapkan empat strategi pemahaman Penelitian ini dilaksanakan pada
mandiri yaitu; (1) menyimpulkan bahan siswadi Kelas X MIPA.5 SMAN 1
ajar, (2) menyusun pertanyaan dan Pasaman TP.2016/2017.
menyelesaikannya (3) menjelaskan Subjek penelitian ini terdiri dari 30
kembali pengetahuan yang telah orang di Kelas X MIPA.5 SMAN 1
diperolehnya, kemudian (4) Pasaman yang terdiri dari 30 orang siswa.
mendeskripsikan pertanyaan selanjutnya Penelitian tindakan kelas ini
dari persoalan yang disodorkan kepada direncanakan terdiri dari dua siklus.
siswa. Menurut Palinesar dan Brown Setiap siklus dilaksanakan dengan
seperti yang dikutip oleh Slavin (1997) perubahan yang ingin dicapai. Sebelum
bahwa strategi Reciprocal Teaching dilaksanakan tindakan, terlebih dahulu
adalah pendekatan konstruktivis yang diberikan tes awal dengan maksud untuk
didasarkan pada prinsip-prinsip membuat mengetahui kemampuan awal siswa.
pertanyaan, mengajarkan keterampilan Setiap siklus dalam penelitian ini meliputi
metakognitif melalui pengajaran, dan prosedur berikut ini : (1) perencanaan (2)
permodelan oleh guru untuk pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan
meningkatkan keterampilan membaca evaluasi, (4) refleksi (Anonim,1999).
pada siswa yang berkemampuan rendah. Untuk mengumpulkan data yang
Dengan menerapkan pendekatan diperlukan maka digunakan alat
pembelajaran ini diharapkan dapat pengumpul data sebagai berikut
meningkatkan antusias siswa dalam :Lembaran Observasi, Tes hasil belajar.
pembelajaran serta siswa tidak hanya Data hasil observasi akan
menghafalkan konsep-konsep materi saja dianalisis secara kualitatif dengan teknik
tetapi juga memahami dan menerapkan persentase.Data prestasi belajar akan
konsep-konsep dari materi tersebut dianalisis bedasarkan analisis criteria
sebagai hasil dari proses berfikir mereka. ketuntasan minimal yang telah ditetapkan
Proses pembelajaran dengan baik ketuntasan pribadi siswa ketuntasan
menggunakan pendekatan Reciprocal kelas. Sebagai indikator keberhasilan
Teaching tersebut akan penulis jadikan proses penelitian ini adalah : (1) jika
sebagai sesuatu penelitian tindakan kelas siswa telah tuntas dalam mempelajai
yang diberi judul “Aplikasi Metoda materi yaitu dengan angka ketuntasan
Reciprocal Teaching Untuk minimal adalah 80 dan (2) jika siswa telah
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 121
Vol. I No.1 Th. 2016
mengalami peningkatan aktivitas belajar kali pertemuan, pada pertemuan pertama
dan teknik penilaian aktivitas belajar aktivitas menentukan materi lanjutan
siswa, dapat dilakukan dengan sebesar 20,6% kriteria (rendah) dan pada
menggunakan teknik persentase yang pertemuan kedua meningkat menjadi
ditemukan oleh Arikunto (1989:214) 27,5% kriteria (rendah). Ini berarti terjadi
yaitu : peningkatan aktivitas sebesar 6,9%.
Persentase aktivitas Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
jumlah siswa aktif pada gambar di bawah ini :
=
jumlah seluruh siswa
× 100% 70
Kategori aktivitas belajar siswa terdiri 62
dari lima interval sebagai berikut: 60
a. 81% - 100% : sangat tinggi 50 44.8
b. 61% - 80% : tinggi 41.3
c. 41% - 60% : sedang 40 pertemua
31 n1
d. 21% - 40% : rendah 30 27.5
e. 0% - 20% : sangat rendah 20.6
20
pertem
HASIL PENELITIAN 10 uan 2
Siklus I
0
aktivitas 1 aktivitas 2 aktivitas 3
Tabel 1. Data Aktivitas Siswa Siklus I
Kelas X MIPA.5 SMAN 1 Pasaman
Siklus I
pertemuan Pertemu Siklus II
I an II Ken Selama proses PBM berlangsung,
Aktivitas
N n= 30 org n= 30 aika
O
yang
org n
maka terlihat aktivitas belajar siswa
diamati
Jml % J % (%) antara lain.
m
l
Tabel 2. Data Aktivitas Belajar Siswa
1 Merangku
m materi 12
41,3
18
62 20,7 Siklus II Kelas X MIPA.5 SMAN 1
% % %
Pasaman
2 Mengajuka Siklus II Ke
n 31 44, 13,8 nai
Pertanyaan 9 13 pertemua Pertemua
% 8% % N Aktivitas yang ka
nI n II
O diamati n
n= 29 org n= 29 org
3 Menentuka (%
Jm Jm
n materi % % )
l l
lanjutan 20,6 27, 6,9
6 8
% 5% % Merangkum 65, 96, 31
1 19 28
materi 5% 5% %

Mengajukan 51, 75, 24,


Pada pertemuan pertama dengan 2 15 22
Pertanyaan 7% 8% 1%
menggunakan metoda Reciprocal
Teaching, Dari data siklus I selama dua

122 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 122


Vol. I No.1 Th. 2016
PEMBAHASAN
Menentukan 44, 65, 20, Peningkatan aktivitas dan hasil
3 13 19
materi lanjutan 8% 5% 7% belajar dari siklis I dan siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

Pada pertemuan pertama dengan Tabel 3. Data Aktivitas Siswa Siklus I dan
Siklus II Kelas X MIPA.5 SMAN 1 Pasaman
menggunakan Metoda Reciprocal
Rata-rata
Teaching, Dari data siklus II selama dua
Aktivitas (%) Kenaik
kali pertemuan, pada pertemuan pertama N
aktivitas menentukan materi lanjutan yang an
O Sikl Sikl
sebesar 44,8% kriteria (sedang) dan pada diamati (%)
us I us II
pertemuan kedua meningkat menjadi
65,5% kriteria (tinggi). Ini berarti terjadi Merangk
51,6
peningkatan aktivitas sebesar 20,7%. 1 um 81 29,35
5
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada materi
gambar di bawah ini : Mengajuk
an 63,7
120 2 37,9 25,85
Pertanyaa 5
100
n
80
Menentuk
60 24,0 55,1
pertemu 3 an materi 31,1
40
5 5
an 1 lanjutan
20
0 pertemu Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
an 2
pada gambar di bawah ini :
90
80
70
60
Gambar IV. 3 Perbandingan Aktivitas 50
40 siklus I
Belajar Siswa Siklus II
30 Siklus II
20
Rata-rata hasil belajar pertemuan I 10
sebesar 80,1 dan pertemuan II sebesar 0
84,5 terjadi peningkatan 4,4. Siswa yang aktivitas aktivitas aktivitas
tuntas pada pertemuan I sebanyak 21 1 2 3
orang dan pada pertemuan II sebanyak 28
Gambar IV.4 Perbandingan Aktivitas
orang, terjadi peningkatan sebesar
Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
24,14%.

Perbandingan aktivitas siswa siklus I


dan siklus II yang dapat dilihat pada tabel
3 diatas, semua aktivitas siswa yang

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 123


Vol. I No.1 Th. 2016
diamati menunjukkan peningkatan yaitu Tabel 4. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pada
untuk aktivitas merangkum materi pada Siklus I dan Siklus II Matpel Fisika di Kelas X
MIPA.5 SMAN 1 Pasaman
siklus I yaitu sebesar 51,65% meningkatdi
No Rerata Hasil Kenaikan
siklus II menjadi 81% yang berarti terjadi
Belajar (%)
peningkatan sebesar 29,35%. Ini terjadi
Siklus Siklus II
karena guru sudah mulai mampu
I
membangkitkan motivasi belajar siswa
1. 74,2 82,3 8,1
yaitu dengan menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan dan menarik.
Terjadinya peningkatan pada aktivitas Dari tabel hasil belajar siswa
mengajukan pertanyaan yaitu pada siklus diatas, maka dapat diketahui bahwa
dengan penggunaan model pembelajaran
I sebesar 37,9% di siklus II menjadi
Reciprocal Teaching peningkatan hasil
63,75% yang berarti terjadi peningkatan
sebesar 25,85%. Aktivitas bertanya dalam sudah mulai tampak walaupun dirasakan
pembelajaran Reciprocal Teachingbila hanya sedikit, namun itu sangat berarti
karena peningkatan hasil belajar secara
semakin rendah persentasenya semakin
besar tidak mungkin bisa tercapai dengan
baik atau dengan kata lain penerapan
model pembelajaran Reciprocal begitu saja dikarenakan penggunaan
Teachingini siswa menjadi lebih paham Metoda ini sangat baru diperkenalkan
kepada siswa. Untul lebih jelasnya dapat
sebab diberi kesempatan untuk mencari
dijelaskan melalui gambar berikut ini :
jawaban melalui pemecahan masalah dan
dilanjutkan dengan presentase kelompok,
sehingga kalau siswa sudah tahu Persentase
jawabannya tentu tidak akan muncul
pertanyaan lagi. 84
Peningkatan pada aktivitas 82
menentukan materi selanjutnya pada
80
siklus I yaitu sebesar 24,05% dan
78
meningkatkan pada siklus II menjadi
persentase
55,15% yang berarti terjadi peningkatan 76
sebesar 31,1%. Ini menunjukkan bahwa 74
siswa telah memahami pelajaran yang 72
diberikan selama presentasi, siswa lebih
70
percaya diri untuk menjawab pertanyaan
Siklus 1 siklus 2
dan dibantu oleh guru yang selalu melatih
siswa melakukan Tanya jawab dalam
diskusi. Untuk hasil belajar siswa juga Gambar V.5 Grafik Perbandingan
mengalami peningkatan, yang dapat kita Hasil Belajar Siswa Siklus I dengan
lihat pada tabel berikut ini : Siklus II

Dari data siklus I dan siklus II di


atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan Metoda Reciprocal

124 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 124


Vol. I No.1 Th. 2016
Teachingdapat menjadikan siswa aktif 1. Penerapan tipe Reciprocal Teaching
dalam proses pembelajaran dan juga dapat perlu lebih intensif agar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam meningkatkan pemahaman dalam
pelajaran Fisika. aktivitas belajar dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Fisika,
KESIMPULAN dimana kemampuan setiap siswa
Beberapa kesimpulan yang dapat dengan siswa lainnya semakin
ditarik dari hasil penelitian yang telah terdorong untuk melakukan temuan-
dilaksanakan pada kelas X MIPA.5 temuan dalam pembelajaran.
SMAN 1 PASAMAN antara lain adalah 2. Agar aktivitassiswa dalam
sebagai berikut : pembelajaran terpantau lebih baik,
1. Aktivitas belajar Fisika siswa dengan perlu dikembangkan instrument yang
menggunakan Metoda Reciprocal benar-benar dapat mencakup seluruh
Teaching mengalami peningkatan aktivitas pembelajaran.
rata-rata aktivitas belajar siswa 3. Perlu adanya upaya-upaya terhadap
merangkum materi di siklus 1 yaitu peningkatan kemampuan guru-guru
sebesar 51,65% dan pada siklus II Fisika dalam menyajikan
rata-rata menjadi 81% yang berarti pembelajaran secara intensif,
terjadi peningkatan sebesar bermakna, menantang dan
29,35%.Rata-rata aktivitasbelajar menyenangkan.
siswa mengajukan pertanyaan pada 4. Agar pembelajaran Fisika dapat
siklus I sebesar 37,9%, pada siklus II dilaksanankan dengan bedasarkan
rata-rata menjadi 63,75% berarti kepada rencana pelaksanaan
terjadi peningkatan sebesar 25,85%. pembelajaran yang telah dipersiapkan
Rata-rata aktivitas belajar siswa pada sebelumnya, sehingga permasalahan
aspek menentukan materi lanjutan kekurangan waktu penyajian dapat
pada siklus I yaitu sebesar 24,05% diatasi.
dan pada siklus II rata-rata menjadi
55,15%,berarti terjadi peningkatan DAFTAR PUSTAKA
sebesar 31,1%. Arikunto. 1989. Evaluasi Hasil Belajar.
Bandung: Bumi Aksara.
2. Rata-rata hasil belajar siswa dalam Anonim. 1999. Penelitian Tindakan
mata pelajaran Fisika mengalami Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.
peningkatan dimana pada akhir siklus Roestiyah, N.K. 1989. Didaktik Metodik.
I sebesar 80,2 dan pada akhir siklus II Bandung : Jemaars.
menjadi 84,5. Terjadi peningkatan Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor
sebesar4,3 point.Siswa yang tuntas di Yang Mempengaruhinya. Jakarta :
akhir siklus I sebanyak 21 orang dan Rineka Cipta.
di akhir siklus II sebanyak 28 orang Slavin. (2011). Menjadi Guru Profesional
atau meningkat sebesar 9 orang. . Bandung: Remaja Rosdakarya.
SARAN Zuriah. (2003). Penelitian Tindakan
Mengacu pada hasil penelitian, dalam Bidang Pendidikan dan
pembahasan, dan kesimpulan, maka dapat Sosial. Malang : Banyu Publishing
diajukan saran-saran sebagi berikut :

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 125


Vol. I No.1 Th. 2016
Kemmis, S dan R. Mc Taggart. Planner. Victoria: Deakin
(1988). The Action Research University.

126 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 126


Vol. I No.1 Th. 2016

You might also like