Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Penelitian SZV
Jurnal Penelitian SZV
ABSTRACT
The long-term goal of this study is to assess the water balance of Kelara-Karalloe Irrigation Area, with
specific targets on how to provide a solution for the distribution of water to be distributed across an irrigation
area of ± 10,000 ha. The most fundamental advantage of determining water balance in Jeneponto Kelara-
Karalloe Irrigation Area is the possibility of the fulfillment of water requirements for various farming
purposes, water capacity for irrigation should be given in appropriate amounts, time and quality.
This research method begins with secondary data collection and primary data collection. Furthermore,
field survey and measurement of Kelara and Karalloe river discharge are conducted. Debit measurements are
made using the current meter tool to obtain instantaneous debit data used to match the recorded debit data
from the secondary data.
Furthermore, data analysis to determine the availability of water in the river used as the basis for
determining the equilibrium of water (water balance) in Kelara-Karalloe Irrigation Area.
1. PENDAHULUAN
Dalam rangka mendukung pemantapan ketahanan pangan nasional, maka Pemerintah
Indonesia telah melaksanakan serangkaian usaha secara terus menerus yang bertitik tolak pada
sektor pertanian. Untuk menunjang pembangunan sektor pertanian perlu pembangunan fasilitas
jaringan irigasi guna penyediaan kebutuhan air yang diperlukan untuk meningkatkan produksi
tanaman utamanya beras.
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan dalam meneliti suatu objek dalam rangka
pengumpulan data penelitian dengan menggunakan teknik-teknik tertentu. Penelitian ini dilakukan
dengan beberapa metode seperti berikut :
Penelitian desain
Pengumpulan data dengan metode ini dilakukan dengan melakukan tinjauan langsung di lapangan
dengan melakukan pengukuran debit langsung di sungai Kelara dan sungai Karalloe. Melalui
pengukuran tersebut maka penulis akan memperoleh data yang berhubungan dengan rumusan
masalah dan tujuan.
Penelitian pustaka
Penelitian pustaka adalah memeroleh data khususnya data tertulis yang berhubungan dengan objek
penelitian, diperoleh dengan cara membaca sejumlah buku, literatur-literatur, serta hasil-hasil
penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah-masalah penelitian yang sedang dibahas.
Setelah memperoleh data-data yang diperlukan maka dilakukan pengolahan dan analisa data untuk
menentukan kesetimbangan air pada Daerah Irigasi Kelara-Karalloe.
Prosedur penelitian adalah sistematika atau urutan kegiatan pada penelitian ini. Adapun prosedur
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
2. Melakukan peninjauan lokasi
3. Pengumpulan data sekunder berupa : Peta, data curah hujan, data debit dan data klimatologi.
4. Pengambilan data debit sungai di lapangan (sebagai klarifikasi data debit sekunder)
5. Wawancara dengan P3AI (Petani Pemakai Pengguna Air)
6. Analisa data
7. Pembuatan Laporan Penelitian.
Data Debit Andalan Sungai Kelara dan Sungai Karalloe disajikan pada tabel berikut :
Debit Andalan
Bulan ke-
Sungai Sungai
Kelara Karalloe
Jan 1 3,16 6,41
Jan 2 4,30 8,71
Feb 1 4,32 8,76
Feb 2 3,62 7,34
Mar 1 4,08 8,27
Mar 2 3,86 7,83
Apr 1 2,90 5,88
Apr 2 3,16 6,41
Mei 1 2,12 4,29
Mei 2 2,36 4,78
Jun 1 2,05 4,15
Jun 2 1,78 3,61
Jul 1 1,60 3,24
Jul 2 1,43 2,90
Ags 1 0,68 1,37
Ags 2 0,56 1,14
Sep 1 0,46 0,93
Sep 2 0,53 1,07
Okt 1 0,60 1,21
Okt 2 0,66 1,34
Nop 1 0,96 1,94
Nop 2 0,97 1,96
Des 1 2,06 4,17
Des 2 2,28 3,30
Sumber : Hasil Perhitungan
Kebutuhan air irigasi adalah sejumlah air irigasi yang diperlukan untuk mencukupi
keperluan bercocok tanam pada petak sawah ditambah dengan kehilangan air pada
jaringan irigasi.
Luas daerah irigasi dikurangi artinya bagian-bagian tertentu dari daerah yang bisa diairi
(luas maksimum daerah layanan) tidak akan diairi.
Melakukan modifikasi dalam pola tanam artinya dapat diadakan perubahan dalam pemilihan
tanaman atau tanggal tanam untuk mengurangi kebutuhan air irigasi di sawah (lt/dt/ha)
agar ada kemungkinan untuk mengairi areal yang lebih luas dengan debit yang tersedia.
Rotasi teknis golongan artinya untuk mengairi kebutuhan puncak air irigasi rotasi
teknis/golongan mengakibatkan eksploitasi yang lebih kompleks dan dianjurkan hanya
untuk proyek irigasi yang areal pelayanannya luas.
Analisa kesetimbangan air Waduk Karalloe dengan cara simulasi operasi waduk dilakukan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
• Kebutuhan air untuk irigasi pertama-tama dipenuhi oleh ketersediaan air pada Bendung
Kelara, dengan pengambilan debit maksimum sebesar 6,00 m3/dt, dan apabila terjadi
kekurangan maka akan disuplesi dari Waduk Karalloe melalui Bendung Karalloe.
- Pola tanam padi – padi - palawija dengan intensitas tanam 250% dengan awal penyiapan
lahan mulai Nopember-1
4.
KESIM
PULAN
4.1. Kesimpulan
Dari pembahasan hasil penelitian dan analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini, stasiun hujan yang digunakan untuk perhitungan debit banjir ada 3
stasiun hujan, yaitu : Stasiun Bendung Kelara, stasiun Malino dan Stasiun Malakaji. Untuk
perhitungan hujan efektif dan drainase ekstern adalah menggunakan 7 stasiun : Kelara,
Tanrang, Tarowang, Paitana, Gantinga, Pamisorang serta Bulo-bulo.Sedangkan data
klimatologi diambil dari stasiun klimatologi Gantinga.
2. Hasil perhitungan kebutuhan air irigasi adalah : di sawah (NFR) = 1,23 l/dt/ha; di saluran
tersier = 1,53 l/dt/ha; di saluran Sekunder = 1,70 l/dt/ha; dan di saluran induk = 1,90 l/dt/ha.
Dimana efisiensi irigasi ditetapkan sebesar : 80 %, 90 %, dan 90 %, berturut-turut untuk
saluran tersier, sekunder, dan induk.
3. Pola tanam eksisting adalah : Padi Rendeng (April-Sept) 100% - Padi Gadu (Oktober –
Maret) 55 %; sedangkan pola tanam usulan adalah : Padi I 100 % - Palawija 50 % - Padi II 70
%.
4. Dari hasil analisis neraca air diketahui bahwa, ketersediaan air Sungai Kelara mencukupi
untuk mengairi areal irigasi Kelara seluas 4500 ha, dengan intensitas tanam 220 % (Padi I 100
% - Palawija 50 % - Padi II 70 %). Untuk dapat mengairi areal sesuai desain semula (7004 ha)
diperlukan adanya waduk.
4.2. Saran
1. Perlu dilakukan kegiatan sosialisasi terhadap masyarakat pengguna air irigasi dan pihak-
pihak yang terkait agar air irigasi bisa termanfaatkan dengan optimal. Sosialisasi yang
dilakukan akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dari OP jaringan irigasi.
2. Upaya Operasi dan Pemeliharaan air irigasi perlu dikelola secara menyeluruh, terpadu
dan berwawasan lingkungan dengan tujuan mewujudkan pemanfaatan yang berkelanjutan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
5. DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay, 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Edisi III,Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Chay Asdak, 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Edisi III,Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. 2000. Standar Perencanaan Irigasi KP. Direktorat Jenderal Pengairan.
Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum.
Gary Widayanto, 2015. Analisis Keseimbangan Air Pada Bendung Brangkal Guna Memenuhi
Kebutuhan Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Siwaluh Kabupaten Karanganyar, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Harto Sri Br, 1993. Analisis Hidrologi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Martha Joyce, Wanny, 1980. Mengenal Dasar-Dasar Hidrologi, Penerbit Nova, Bandung.
Suripin, 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air, Andi, Yogyakarta.
Sosrodarsono Suyono, Takeda Kensaku , 1993. Hidrologi Untuk Pengairan, Pradnya Paramita,
Jakarta.
Sosrodarsono Suyono, Tominaga Masateru , 1994. Perbaikan dan Pengaturan Sungai, Pradnya
Paramita, Jakarta.
Soewarno, 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data, Penerbit Nova, Bandung.
Soewarno, 1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri) , Penerbit
Nova, Bandung.
Ulfa Fitriati, 2015. Studi Imbangan Air Pada Daerah Irigasi Pitap, Volume 4, Nomor 1, Jurnal
Cantilever ISSN: 2477-4863, Banjar Baru.
Yenni Syahreni, 2013. Analisa Neraca Air Daerah Irigasi Panca Arga Di Kabupaten Asahan,
Universitas Sumatera Utara, Medan.