Jurnal KTI

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PADA PASIEN BPJS DAN PASIEN NON- BPJS DI PUSKESMAS PADANG BULAN JALAN
JAMIN GINTING MEDAN
Tahun 2015

Rohmah Murdhiyah
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Medan, Jl. Jamin Ginting Kel Lau Cih Medan

ABSTRACT

Satisfaction is customer evaluation on quality, performance, and cost which is spent,


compared with its benefit. Some dimensions which influence satisfaction: tangibility, reliability,
responsiveness, assurance, and empathy.
The research used analytic method with cross sectional design which was aimed to find out
the difference in the level of satisfaction with dental and oral health care between BPJS Patients and
Non-BPJS Patients at Padang Bulan Puskesmas, Jalan Jamin Ginting, Medan, in 2015. The samples
were 52 patients (26 BPJS patients and 26 non-BPJS patients).
The result of the research showed that for Non-BPJS patients, 26 respondents (100%) were
satisfied; while for BPJS patients, there was the criteria of dissatisfaction in which 1 respondent (4%)
dissatisfied in the dimension of tangibility and responsiveness and 25 respondents were in the criteria
of satisfaction, while 26 respondents (100%) were in the criteria of satisfaction in the dimension of
reliability, assurance, and empathy.
It could be concluded there was no difference in the level of satisfaction between BPJS
patients and Non-BPJS patients at Padang Bulan Puskesmas.
Keywords : Level of Satisfaction, BPJS Patient, Non-BPJS Patient

Pendahuluan BPJS Kesehatan sebagai Badan


Pelaksana merupakan badan hukum yang
Kesehatan adalah hak dan investasi, dibentuk untuk menyelenggarakan program
dan semua warga negara berhak atas jaminan kesehatan (Peraturan Menkes RI
kesehatannya termasuk masyarakat miskin. No.71 Pasal 1 Tahun 2013). Peserta BPJS
Diperlukan suatu sistem yang mengatur Kesehatan mendapatkan pelayanan gigi di
pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama maupun
warga negara untuk tetap hidup sehat, dengan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan yang
mengutamakan pada pelayanan kesehatan bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
bagi masyarakat. Dalam rangka memenuhi Penggunaan Kartu BPJS pada
hak masyarakat sebagaimana diamanatkan pelayanan gigi di Fasilitas Kesehatan Tingkat
konsititusi dan undang-undang, Departemen Pertama umumnya digunakan oleh
Kesehatan menetapkan kebijakan untuk lebih masyarakat golongan menengah dan memiliki
memfokuskan pada pelayanan kesehatan batasan yang telah ditentukan oleh
(Fatima, 2012). pemerintah, berbeda dengan pasien umum
Dalam rangka memenuhi hak yang bisa menggunakan fasilitas yang sudah
masyarakat sebagaimana diamanatkan ada semaksimal mungkin.
konstitusi dan undang-undang, Departemen Pusat Kesehatan Masyarakat
Kesehatan menetapkan kebijakan untuk lebih (PUSKESMAS) adalah salah satu sarana
memfokuskan pada pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menjadi andalan
Maka pada tanggal 1 Januari 2014, Indonesia atau tolak ukur dari pembangunan kesehatan,
mengalami perubahan besar dalam sistem sarana peran serta masyarakat, dan pusat
pembiayaan kesehatan, seperti tercantum pelayanan pertama yang menyeluruh dari
dalam Undang Undang No.40 Tahun 2004 suatu wilayah (Alamsyah, 2011).
tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional Puskesmas diharapkan memberikan
(SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun pelayanan kepada masyarakat, yang mampu
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan
Sosial (BPJS) dimana seluruh rakyat masyarakat serta mampu memberikan
Indonesia secara bertahap mulai tahun 2014 kepuasan. Namun, Penggunaan pelayanan
sampai dengan 2019 akan ditanggung biaya publik aparatur pemerintah saat ini masih
kesehatannya. banyak dijumpai kelemahan sehingga belum
dapat memenuhi kualitas yang diharapkan

1
masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih diperbaiki di masa mendatang sehingga
adanya berbagai keluhan masyarakat yang pelayanan terhadap kesehatan gigi pada
disampaikan melalui media massa, sehingga pasien BPJS dan pasien non-BPJS di
dapat menimbulkan citra yang kurang baik Puskesmas Padang Bulan Jalan Jamin Ginting
terhadap aparatur pemerintah. Jadi, indikator- bisa semakin baik dan lebih mengutamakan
indikator apa saja yang perlu mendapat kepuasan pasien.
perhatian oleh pihak Puskesmas untuk
diperbaiki di masa mendatang untuk 2. Bagi Jurusan
pelayanan terhadap kesehatan gigi pada Sebagai bahan rujukan dalam
pasien BPJS dan pasien non-BPJS. pembelajaran dan sebagai bahan masukan
Mengingat fungsi utama pemerintah adalah bagi mahasiswa dan mahasiswi yang akan
melayani masyarakat maka pemerintah perlu mengambil judul karya tulis ilmiah khususnya
terus berupaya meningkatkan kualitas anggota BPJS di Puskesmas.
pelayanan (KEPMENPAN 2004).
Kepuasan masyarakat berhubungan 3. Bagi Penulis
erat dengan kualitas pelayanan jasa publik. Menambah wawasan dan
Suatu pelayanan kesehatan dinilai baik pengetahuan penulis tentang informasi
apabila pelayanan tersebut menimbulkan rasa pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
puas bagi diri setiap pasien. Disamping itu,
sikap operator terhadap pasien juga akan Kerangka Konsep
berdampak terhadap kepuasan pelanggan
dimana kebutuhan pelanggan dari waktu ke Variabel Independent Variabel Dependent
waktu akan meningkat, begitu pula
tuntutannya akan mutu pelayanan yang
diberikan. Pengukuran kepuasan pelanggan
atau pasien merupakan elemen penting dalam Pengguna
menyediakan pelayanan yang lebih baik, layanan Tingkat
efisien dan lebih efektif.  BPJS Kepuasan
 Non-
BPJS
Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan tingkat


kepuasan terhadap pelayanan kesehatan gigi Gambar 2.1 Kerangka Konsep
dan mulut pada pasien BPJS dan pasien Non-
BPJS di Puskesmas Padang Bulan Jalan
Jamin Ginting Tahun 2015. Metode Penelitian

Hipotesis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah


penelitian analitik. Dengan pendekatan cross
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara sectional, yaitu suatu penelitian untuk
kepuasan pasien yang menggunakan mempelajari antara variabel bebas dengan
BPJS dengan pasien Non-BPJS di variabel terikat, dengan cara pemberian
Puskesmas Padang Bulan. kuesioner, dimana penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan tingkat
Ha : Terdapat perbedaan antara kepuasan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan gigi
pasien yang menggunakan BPJS dan mulut Pada Pasien BPJS dan pasien Non-
dengan pasien Non-BPJS di BPJS di Puskesmas Padang Bulan Jalan
Puskesmas Padang Bulan. Jamin Ginting Medan.
Dengan sampel 52 orang. Pasien
BPJS 26 orang dan pasien Non-BPJS 26
Manfaat Penelitian orang.

1. Bagi Puskesmas
Dengan diketahuinya tingkat
kepuasan terhadap pelayanan kesehatan gigi
dan mulut pada pasien BPJS dan pasien Non-
BPJS di Puskesmas Padang Bulan Jalan
Jamin Ginting, maka dapat diketahui indikator-
indikator apa saja yang perlu mendapat
perhatian oleh pihak Puskesmas untuk

2
Hasil dan Pembahasan

A. Hasil
Tabel A.1
Distribusi Perbedaan Tingkat Kepuasan Terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien
BPJS dan Non-BPJS Dimensi Tangibility (Tampilan Fisik) Tahun 2015

Tangibility (tampilan fisik)


Kebersihan ruang Penampilan dokter Penampilan perawat Kondisi alat yang
kriteria dan tertata rapi bersih dan rapi bersih dan rapi digunakan baik
n Persentase n Persentase n Persentase n Persentase
Puas 26 100% 26 100% 26 100% 25 96%
Kurang
BPJS 1 4%
Puas
Tidak
Puas
Puas 26 100% 26 100% 26 100% 26 100%
Non- Kurang
BPJS Puas
Tidak
Puas

Dari tabel A.1 dapat dilihat bahwa (100%), diperoleh dengan kriteria yang sama
dimensi Tangibility (tampilan fisik) yaitu baik pasien BPJS maupun Pasien Non-BPJS,
kebersihan ruang dan tertata rapi diperoleh pada pasien BPJS untuk kondisi alat yang
kriteria puas 26 orang (100%), penampilan digunakan baik diperoleh kategori puas 25
dokter bersih dan rapi diperoleh kriteria puas orang (96%),1 orang (4%) kategori kurang
26 orang (100%), penampilan perawat bersih puas.
dan rapi diperoleh kriteria puas 26 orang

Tabel A.2
Distribusi Perbedaan Tingkat Kepuasan Terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien
BPJS dan Non-BPJS Dimensi Reliability (Handal) Tahun 2015

Reliability (handal)
Dokter gigi Kesiapan perawat
Dokter gigi terampil Hasil Kerja Dokter
memeriksa melayani pasien
menggunakan alat Gigi Rapi
dengan teliti setiap saat
kriteria
Persentas
n Persentase n Persentase n Persentase n
e
Puas 26 100% 26 100% 26 100% 26 100%
Kurang
BPJS Puas
Tidak
Puas
Puas 26 100% 26 100% 26 100% 26 100%
Non- Kurang
BPJS Puas
Tidak
Puas

Dari tabel A.2 dapat dilihat bahwa diperoleh kriteria puas 26 orang (100%),
dimensi Reliability (handal) yaitu dokter gigi kesiapan perawat melayani pasien setiap saat
memeriksa dengan teliti diperoleh kriteria puas diperoleh kriteria puas 26 orang (100%) baik
26 orang (100%), dokter gigi terampil pasien BPJS dan Non-BPJS, dan tidak ada
menggunakan alat diperoleh kriteria puas 26 kriteria kurang puas maupun tidak puas.
orang (100%), hasil Kerja dokter gigi rapi

3
Tabel A.3
Distribusi Perbedaan Tingkat Kepuasan Terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien
BPJS dan Non-BPJS Dimensi Responsiveness (Tanggap) Tahun 2015

Responsiveness (tanggap)
Dokter
Dokter selalu memberikan Dokter memberi
Perawat bersikap
menanyakan kesempatan penjelasan tentang
kriteria ramah dan sopan
keluhan pasien pasien untuk penyakit
bertanya
n Persentase n Persentase n Persentase n Persentase
Puas 26 100% 25 96% 25 100% 26 100%
Kurang
BPJS 1 4% 1 4%
Puas
Tidak
Puas
Puas 26 100% 26 100% 26 100% 26 100%
Non- Kurang
BPJS Puas
Tidak
Puas

Dari tabel A.3 dapat dilihat bahwa dokter memberi penjelasan tentang penyakit
dimensi Responsiveness (tanggap) pada diperoleh 25 orang (94%), 1 orang kriteria
pasien BPJS yaitu dokter selalu menanyakan kurang puas aserta perawat bersikap ramah
keluhan pasien diperoleh 26 orang (100%), dan sopan 26 orang (100%). Sedangkan
dokter memberikan kesempatan pasien untuk untuk pasien Non-BPJS secara keseluruhan
bertanya diperoleh kriteria puas 25 orang diperoleh kriteria puas 26 orang (100%).
(94%), 1 orang (4%) kriteria kurang puas dan

Tabel A.4
Distribusi Perbedaan Tingkat Kepuasan Terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien
BPJS dan Non-BPJS Dimensi Assurance (Jaminan)Tahun 2015

Assurance (jaminan)
Ketrampilan
Perilaku dokter Perawat terdidik dokter, perawat,
Biaya perawatan
menimbulkan rasa dan mampu dan petugas
terjangkau
kriteria aman melayani pasien lainnya dalam
bekerja
n Persentase n Persentase n Persentase n Persentase
Puas 26 100% 26 100% 26 100% 26 100%
Kurang
BPJS Puas
Tidak
Puas
Puas 26 100% 26 100% 26 100% 26 100%

Non- Kurang
BPJS Puas
Tidak
Puas

Dari tabel A.4 dapat dilihat bahwa terjangkau diperoleh kriteria puas 26 orang
dimensi Assurance (jaminan) baik BPJS (100%), Keterampilan dokter, perawat, dan
maupun Non-BPJS yaitu perilaku dokter petugas lainnya dalam bekerja diperoleh
menimbulkan rasa aman diperoleh kriteria kriteria puas 26 orang (100%) dan tidak ada
puas 26 orang (100%), Perawat terdidik dan dengan kriteria kurang puas maupun tidak
mampu melayani pasien diperoleh kriteria puas.
puas 26 orang (100%), Biaya perawatan

4
Tabel A.5
Distribusi Perbedaan Tingkat Kepuasan Terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Pasien
BPJS dan Non-BPJS Dimensi Empathy (Perhatian) Tahun 2015

Empathy (perhatian)
Pada saat Perawat/dokter Pelayanan kepada
Dokter berusaha
berbicara dokter bersedia semua pasien tanpa
menenangkan
menggunakan mendengarkan memandang status
kriteria rasa cemas pasien
bahasa yang keluhan yang Anda sosial dan lain
terhadap keluhan
mudah dipahami sampaikan lainnya.
n Persentase n Persentase n Persentase n Persentase
Puas 26 100% 26 100% 26 100% 26 100%
Kurang
BPJS Puas
Tidak
Puas
Puas 26 100% 26 100% 26 100% 26 100%
Non- Kurang
BPJS Puas
Tidak
Puas

Dari tabel A.5 dapat dilihat bahwa pengguna layanan. Dalam hal ini, pengguna
dimensi Empathy (perhatian) baik BPJS jasa menggunakan inderanya (mata,telinga
maupun Non-BPJS yaitu dokter berusaha dan rasa) untuk menilai kualitas jasa layanan
menenangkan rasa cemas pasien terhadap kesehatan yang diterima sehingga pasien
keluhan kriteria puas 26 orang (100%), pada akan merasa puas dengan pelayanan
saat berbicara dokter menggunakan bahasa tersebut.
yang mudah dipahami diperoleh kriteria puas Dari tabel A.2 dapat dilihat bahwa
26 orang (100%), perawat/dokter bersedia dimensi Reliability (handal). Pada dimensi ini
mendengarkan keluhan yang anda sampaikan dokter memeriksa pasien dengan teliti dan
diperoleh kriteria puas 26 orang (100%), menggunakan alat dengan terampil hal ini
pelayanan kepada semua pasien tanpa sangat diperlukan karena dengan ketelitian
memandang status sosial diperoleh kriteria dalam memeriksa akan berhubungan dalam
puas 26 orang (100%). Sedangkan untuk pemberian obat dan tindakan yang akan
kriteria kurang puas dan tidak puas tidak ada dilakukan sehingga penyakit dapat
baik BPJS maupun Non-BPJS. disembuhkan, membuat pasien percaya akan
kemampuan dokter ditambah lagi dengan hasil
Pembahasan kerja dokter yang rapi yang membuat pasien
Dari tabel A.1 dapat diperoleh bahwa merasa puas akan kinerja dokter dan kesiapan
dari 52 orang pasien BPJS dan Non-BPJS perawat dalam mempersiapkan alat, atau
yang diteliti pada dimensi Tangibility (tampilan dalam melayani pasien.
fisik). Pada dimensi ini ruangan poli gigi bersih Dari tabel A.3 dapat dilihat bahwa
dan tertata rapi hal ini membuat pasien dimensi Responsiveness (tanggap). Pada
merasa nyaman untuk masuk dan merasa dimensi ini karena dokter selalu menanyakan
nyaman berada dalam ruang poli gigi. keluhan pasien dan memberikan pasien untuk
Penampilan dokter dan perawat bersih dan bertanya akan membantu dokter dalam
rapi sehingga membuat pasien merasa mendiagnosa pasien disamping pemeriksaan
nyaman dan dapat menimbulkan rasa percaya objektif yang dilakukan. Penjelasan yang
kepada dokter dan perawat. Hal diatas harus diberikan dokter tentang penyakit akan
sangat diperhatikan karena hygiene pelayanan membuat pasien tahu apa yang akan
kesehatan gigi dan mulut sangat penting. dilakukan selanjutnya dan memberikan
Serta kondisi alat yang baik dapat menambah ketenangan pada pasien. Berdasarkan
kenyamanan dan kepercayaan pasien untuk keputusan kementerian kesehatan nomor
dilakukan perawatan, disamping itu alat juga 378/Memkes/SK/III/2007 Komunikasi antara
dalam keadaan bersih dan steril untuk perawat dengan pasien merupakan kewajiban
menghindari infeksi silang antara pasien yang perawat terhadap masyarakat (Nuraskin, dkk,
satu dengan pasien yang lain. 2012). Hal ini sangat diperlukan karena akan
Menurut Muninjaya cit.Pasuraman menjalin hubungan yang baik sehingga pasien
karena sifat produk jasa yang tidak bisa dilihat, akan merasa lebih tenang dan leluasa untuk
dipegang dan dirasakan, perlu ada ukuran lain menyampaikan keluhan yang dirasakan.
yang bisa dirasakan lebih nyata oleh

5
Dari tabel A.4 dimensi Assurance hipotesa nol diterima yaitu tidak ada
(jaminan). Pada dimensi ini perilaku dokter perbedaan kepuasan antara pasien BPJS dan
menimbulkan rasa aman dapat membantu Non-BPJS. Dari hasil yang diperoleh secara
pengobatan pasien baik dari segi mental, keseluruhan, pasien BPJS kriteria puas 26
tenaga medis/dokter dan perawat merupakan orang (100%), dan juga pasien Non-BPJS
unsur yang memberikan pengaruh paling diperoleh kriteria puas 26 orang (100%).
besar dalam menentukan kualitas pelayanan Tetapi pada pasien BPJS dimensi tangibility
yang diberikan kepada pasien di puskesmas, (tampilan fisik) untuk kondisi alat yang
fungsi utama dokter adalah memberikan digunakan baik diperoleh 1 orang (4%) kriteria
pelayanan medik kepada pasien dengan mutu kurang puas, 25 orang (96%) kriteria puas.
sebaik-baiknya dengan menggunakan tata Kemudian pada pasien BPJS dimensi
cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran responsiveness (tanggap) untuk dokter
gigi dan etik yang berlaku serta dapat memberikan kesempatan untuk bertanya
dipertanggung jawabkan (Depkes,2004). diperoleh 1 orang (4%) kriteria kurang puas,
Biaya perawatan yang terjangkau memberikan 25 orang (96%) kriteria puas, serta pada
kemudahan bagi pasien untuk berobat. dokter memberikan penjelasan tentang
Dari tabel A.5 dimensi Empathy penyakit diperoleh 1 orang (4%) kriteria kurang
(perhatian) Pada dimensi ini menenangkan puas, 25 orang (96%) kriteria puas.
rasa cemas pasien sangat penting karena
bagaimanapun rasa cemas pasien
mempengaruhi kesembuhan penyakit itu B. Saran
sendiri. Dan dalam menenangkan pasien
dokter/perawat menjelaskan tentang penyakit Sesuai dengan hasil penelitian yang
dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh telah dilakukan maka peneliti memberikan
pasien. Bahasa yang mudah dimengerti oleh saran sebagai berikut :
pasien merupakan syarat komunikasi yang 1. Diharapkan kepada dokter dan
efektif (Nuraskin, dkk, 2012). Dan dalam perawat gigi mempertahankan atau
pelayanan pasien di puskesmas tidak bahkan meningkatkan pelayanan
memandang status sosial, jadi baik yang kesehatan gigi dan mulut agar pasien
menggunakan BPJS dan Non-BPJS dalam selalu merasa puas dengan pelayanan
pemberian pelayanan kesehatan gigi dan yang diberikan.
mulut dilayani dengan baik tanpa membeda- 2. Diharapkan dalam menjaga kondisi
bedakan. Peranan SDM kesehatan disini alat lebih dipertahankan dan
sangat menenyukan mutu pelayanan ditingkatkan agar dalam pelayanan
kesehatan karena mereka dapat langsung lebih maksimal.
memenuhi kepuasan para pengguna jasa
pelayanan kesehatan (Muninjaya
cit.Pasuraman, 2011). DAFTAR PUSTAKA
Untuk analisa data menggunakan Alamsyah, Dedi. 2011. Manajemen Pelayanan
SPSS dengan Uji Chi-Square tidak dilakukan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
lagi karena dari hasil yang diperoleh dari 52 Medika.
orang sampel seluruhnya mendapat kriteria Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian
puas (kepuasan tinggi). Hal ini dikarenakan Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Puskesmas Padang Bulan Merupakan salah Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
satu Puskesmas terbaik. Disamping itu ________________. 2013. Manajemen
ditunjang dengan fasilitas dan peralatan yang Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta:
cukup memadai dengan tenaga kesehatan gigi Rineka Cipta.
yang handal dan berpengalaman. Dengan Fatima, Desta. 2012. Perbandingan Kepuasan
demikian Hipotesa nol diterima. Antara Puskesmas dan Pasien
Jamkesmas di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUP. Dr. Kariadi Semarang.
SIMPULAN DAN SARAN Program Pendidikan Sarjana
A. Simpulan Kedokteran Universitas Dipenogoro.
Koentjoro, Tjahjono. 2007. Regulasi
Dari hasil penelitian tentang Kesehatan di Indonesia. Yogyakarta:
perbedaan tingkat kepuasan terhadap ANDI.
pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada Muninjaya, A.A. Gde. 2011. Manajemen Mutu
pasien BPJS dan pasien Non-BPJS di Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
Puskesmas Padang Bulan Jalan Jamin Ginting EGC.
Tahun 2015 maka didapat simpulan bahwa

6
Nuraskin, C., Asmawati dan S Nurasniwati.
2012. Buku Ajar Etika Profesi dan
Hukum Kesehatan. Medan: USU
Press.
Nuraskin, C., M Rosma dan S Junita. 2012.
Komunikasi Terapeutik. Medan: USU
Press
Panduan Praktis Pelayanan Gigi dan Prothesa
Gigi Bagi Peserta JKN. BPJS
Kesehatan.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian
Kesehatan Penuntun Praktis Bagi
Pemula. Jogjakarta: Mitra Cendikia
Press.
Syafrudin, dkk. 2011. Manajemen Mutu
Pelayanan Kesehatan Untuk Bidan.
Jakarta: Trans Info Media.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS)
Yovanda, Y. Riezqi., 2015. Ini Kata YLKI Soal
Lamanya Pelayanan BPJS
Kesehatan. Time Online, [online]21
Maret. Available at:
<http://ekbis.sindonews.com/read/97
9606/34/ini-kata-ylki-soal-lamanya-
pelayanan-bpjs-kesehatan-
1426912625>

You might also like