Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JPE (Jurnal Pendidikan Edutama) Vol. 5 No.

2 Juli 2018
P-ISSN : 2339-2258 (Print) E-ISSN: 2548-821X (Online)
http://ejurnal.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/JPE

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA DONGENG BERBASIS


KEARIFAN LOKAL PADA SISWA KELAS IV

Heny Kusuma Widyaningrum


PGSD Universitas PGRI Madiun
heny@unipma.com

Abstract : The objectives this research are to (1) plan teaching learning of writing the
fairy tale text based on local wisdom to fourth-grade students of SDN Kedungputri 02,
Ngawi (2) do teaching learning of writing the fairy tale text based on local wisdom to the
fourth-grade students of SDN Kedungputri 02, Ngawi (3) evaluate teaching learning of
writing the fairy tale text based on local wisdom to the fourth grade students of SDN
Kedungputri 02, Ngawi. The subject of this research was the fourth-grade students and
classroom teacher of the fourth-grade in SDN Kedungputri 02, Ngawi. The object of this
research was teaching learning of writing the fairy tale text based on local wisdom. This
study was using descriptive qualitative study . The aim was to obtain a clear, objective,
and systematic image about the facts. The results showed that teacher have three stages,
they are the plan of the learning, the teaching learning, and evaluation of the learning. In
the plan of teaching learning, the teacher made complete lesson plan (RPP) based on
components of RPP on the 2013- curciculum. In teaching learning, teacher and students
do activities. There are three teacher activities in learning: the introduction, the core,
and the cover. Teachers assess students in attitude assessment through observation
techniques, knowledge assessment through oral and written tests, while fairy tale skills
assessment through practice tests.

Keywords: Writing, fairy tale text, local wisdom.

Abstrak : Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) perencanaan pembelajaran


menulis teks cerita dongeng berbasis kearifan lokal pada siswa kelas IV di SDN
Kedungputri 02, Ngawi (2) pelaksanaan pembelajaran menulis teks cerita dongeng
berbasis kearifan lokal siswa kelas IV di SDN Kedungputri 02, Ngawi , (3) evaluasi
pembelajaran menulis teks cerita dongeng berbasis kearifan lokal pada siswakelas IV di
SDN Kedungputri 02, Ngawi. Siswa kelas IV dan guru kelas kelas IV SDN Kedungputri
02, Ngawi merupkan subjek penelitian. Objek penelitian ini adalah pembelajaran menulis
teks cerita dongeng berbasis kearifan lokal. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif yang bertujuan mendapatkan pendeskripsian yang jelas, objektif, dan sistematis
tentag fakta-fakta yang ada selama penelitian. Hasil penelitian ini yaitu guru
melaksanakan tiga tahapan, yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran. Pada tahap perencanaan, guru membuat RPP K-13 lengkap berdasarkan
komponen-komponennya. Pada tahap pelaksanaan, guru dan siswa melakukan suatu
aktivitas. yang dilakukan oleh guru dan siswa. Ada tiga aktivitas guru dalam
pembelajaran: pendahuluan, inti, dan adanya penutup. Guru menilai siswa dalam
penilaian sikap melalui teknik pengamatan, penilaian pengetahuan melalui tes lisan dan
tulis, sedangkan penilaian keterampilan dongeng melalui tes praktik.

Kata kunci: Keterampilan menulis, teks cerita dongeng, kearifan lokal.

85
86 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol 5, No. 2, Juli 2018

PENDAHULUAN dan rumit untuk dikuasai karena banyak


Penerapakan Kurikulum 2013 aturan-aturan yang harus dilakukan.
di sekolah saat ini merupakan Dengan demikian, aturan-aturan dalam
serangkaian kurikulum yang keterampilan menulis harus
disempurnakan yang dirintis sejak tahun diperhatikan agar pesan yang
2004 dengan kurikulum 2006 (KTSP) disampaikan penulis bisa diterima
(Kurinasih dan Berlin, 2014:32). dengan baik.
Kurikulum 2013 yang sedang Aturan-aturan keterampilan
berlangsung saat ini mengutamakan menulis masing-masing teks berbeda-
keterampilan, pemahaman, dan beda. Pada siswa kelas IV, siswa sudah
pendidikan berkarakter. Siswa juga dituntut untuk menulis teks cerita
dituntut aktif dalam berdiskusi dongeng. Menurut Suharma (2006: 57),
memiliki sopan santun, dan nilai menjelaskan bahwa latihan menulis
religius yang tinggi. kembali suatu dongeng dari hasil
Kurikulum 2013 tidak hanya bacaan atau dari hasil simakan,
menuntut guru dalam perubahan langkah-langkah yang dilakukan adalah
konsep, metode, komitmen, dan strategi (1) mendengarkan atau membaca
pendekatan, tetapi juga mencanangkan kembali dongeng yang akan ditulis, (2)
pembelajaran berbasis teks. Oleh karena memperhatikan bagian demi bagian
itu, siswa dituntut mampu memproduksi dongeng dari awal hingga akhir, (3)
sebuah teks. mengingat kembali alur cerita, pemain
Pembelajaran bahasa Indonesia atau tokoh, dan unsur-unsur yang lain,
juga memiliki tujuan, salah satunya (4) membayangkan atau berimajinasi
yaitu berkomunikasi dengan efektif, adegan dongeng, seolah-olah pembaca
efisien, dan sesuai etika yang berlaku, terlibat dalam isi dongeng tersebut ,
baik secara lisan dan tulis(Abidin, 2012: dan (5) menulis kembali suatu isi dari
14). Oleh karena itu, Pembelajaran dongeng dengan menggunakan bahasa
bahasa Indonesia mempunyai empat Indonesia yang baik dan benar.
keterampilan yang wajib dikuasai oleh Sebagian besar guru dan siswa
siswa. Keempat keterampilan tersebut, beranggapan bahwa kegiatan menulis
yaitu menyimak atau mendengarakan, merupakan keterampilan yang paling
membaca, berbicara, dan menulis. sulit karena banyak unsur yang terlibat,
Pembelajaran keterampilan seperti unsur kebahasaan, isi, dan ragam
menulis termasuk dalam keterampilan tulisan. Jadi, keterampilan menulis
yang penting dalam berkomunikasi tidak hanya dituntut untuk dapat
dengan baik dan benar, khususnya menyusun isi tulisan, tetapi juga harus
dalam berkomunikasi tulisan. Menurut mampu menuangkan gagasannya dalam
Akhadiah (1996: 158) menjelaskan bentuk tulisan yang dipahami oleh
bahwa menulis merupakan penyajian pembaca.
dari gagasan, pendapat, dan perasaan Kurikulum 2013 dalam
ke dalam bentuk tulisan. pembelajaran bahasa Indonesia
Dalam pembelajaran bahasa merupakan pembelajaran berbasis teks.
Indonesia, keterampilan menulis Oleh karena itu, melalui kegiatan
termasuk keterampilan yang kompleks menulis, siswa dapat dilatih dalam
Widyaningrum, Pembelajaran Menulis Teks............87

berbagai materi yang berkaitan dengan kecerdasan yang dimiliki oleh kelompok
teks di sekolah dasar. Beberapa materi masyarakat etnis tertentu yang
bahasa Indonesia yang sesuai dengan didapatkan melalui pengalaman
pembelajaran menulis dalam Kurikulum masyarakat itu sendiri.
2013, antara lain menulis puisi, teks Kearifan lokal milik masyarakat
fiksi, teks deskripsi, teks percakapan, tertentu, dianggap dapat mempertahakan
dan teks laporan, dan teks eksplanasi. arus globalisasi karena kearifan lokal
Salah satu jenis teks fiksi dalam tersebut mempunyai nilai-nilai yang
materi bahasa Indonesia adalah cerita berfungsi sebagai sarana atau tempat
dongeng. Menurut Sugeng (2005: 126) pembangunan karakter bangsa (Yunus,
isi dari dongeng adalah suatu ungkapan 2014: 37). Dengan adanya sarana
mengenai hal-hal yang bersifat pembentukan karakter bangsa, siswa
permukaan dan sendi kehidupan yang mempelajari cerita dongeng
masyarakat secara mendalam. Dapat berbasis kearifan lokal juga akan
dijelaskan pula bahwa cerita dongeng terbentuk pendidikan karakter dalam diri
yang dikarang isinya berupa pandangan mereka.
hidup masyarakat pemilik daerah Tidak hanya pembentukan
masing-masing yang dijelaskan secara karakter bangsa, apabila pembelajaran
detail. Kehadiran dongeng menjawab berbasis kearifan lokal digunakan
teka-teki dari alam yang ada dalam dalam acuan pengembangan
kehidupan suatu masyarakat pendidikan, pendidikan tidak hanya
pendukungnya. menghasilkan kemajuan di bidang
Materi cerita dongeng dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
pembelajaran bahasa Indoensia di teknologi saja, tetapi juga sebagai wadah
sekolah dasar dapat menjadi sarana pelestarian budaya dan identitas bangsa
yang baik siswa dalam tumbuh (Subagia & Wiratama dalam Suastra,
kembangnya empati anak. Selain itu, 2005: 88). Oleh karena itu, dengan
dongeng juga bermanfaat sebagai sarana adanya penelitian pembelajaran sastra
hiburan dan pendidikan moral. yang memuat materi cerita dongeng
Cerita dongeng dalam berbasis kearifan lokal, siswa
pembelajaran sastra mempunyai nilai- mendapatkan manfaat berupa
nilai kearifan lokal, salah satunya pengetahuan dan pelestarian budaya
munculnya nilai moral. Nilai moral secara bersamaan.
berfungsi untuk membuat siswa menjadi Pengintegrasian budaya dalam
seseorang yang lebih baik dalam pembelajaran di sekolah dasar dapat
lingkungan bermasyarakat. Hal tersebut berupa kearifan lokal. Pengintegrasian
ditegaskan pendapat Sumayana (2017: kearifan lokal pada matapelajaran bahasa
21) bahwa kearifan lokal dalah Indonesia di kelas IV salah satunya
pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan keterampilan menulis teks cerita
strategi kehidupan berupa aktivitas yang dongeng.
dilakukan oleh masyarakat lokal untuk Penelitian yang berjudul
menjawab masalah dalam pemenuhan “Pembelajaran menulis teks cerita
kebutuhan mereka. Rahyono (dalam dongeng berbasis kearifan lokal pada
Fajarini : 2104: 124) menambahkan siswa kelas IV” perlu dilakukan karena
bahwa kearifan lokal pada setiap cerita di dapat memperluas wawasan penelitian
setiap daerah setempat merupakan yang telah ada. Selain itu, penelitian ini
88 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol 5, No. 2, Juli 2018

juga efektif dalam meningkatkan mutu yang terkumpul lalu dianalisis dengan
keterampilan menulis siswa pada model analisis interaktif (Miles &
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas Huberman, 1984: 23). Empat komponen
IV. Tujuan penelitian ini adalah analisis model milik Miles dan
mendeskripsikan (1) perencanaan Huberman tersebut adalah pengumpulan
pembelajaran menulis teks cerita data, reduksi, display, dan penarikan
dongeng berbasis kearifan lokal siswa kesimpulan.
kelas IV di SDN Kedungputri 02, Ngawi
(2) pelaksanaan pembelajaran menulis HASIL DAN PEMBAHASAN
teks cerita dongeng berbasis kearifan Hasil
lokal siswa kelas IV di SDN Hasil penelitian pembelajaran
Kedungputri 02, Ngawi, (3) evaluasi menyusun teks cerita dongeng berbasis
pembelajaran menulis teks cerita kearifan lokal terdiri dari tiga tahapan:
dongeng berbasis kearifan lokal siswa perencanaan yang dilakukan guru,
kelas IV di SDN Kedungputri 02, Ngawi. pelaksanaan yang dilakukan guru dan
siswa, dan penilaian hasil kerja siswa.
METODE PENELTIAN Saat tahap perencanaan, perencanaan
Penelitian ini menggunakan pembelajaran menyusun teks cerita
rancangan penelitian deskriptif karena dongeng berbasis kearifan lokal yang
menggambarkan secara utuh dirancang oleh guru masih belum
pembelajaran menulis teks cerita memenuhi komponen. Komponen
dongeng berbasis kearifan lokal. Hal dalam pembuatan RPP Kurikulum 2013
tersebut sejalan dengan tujuan (K-13) yang sudah terpenuhi, yaitu
pelaksanaan penelitian deskriptif, yaitu identitas, perumusan indikator dan
memberikan gambaran suatu kasus tujuan yang dicapai, pemilihan dan
secara tepat (Jabrohim , 2001:32). penjelasan materi, sumber dan media
belajar, kegiatan pembelajaran, dan
Sumber data penelitan ini ialah penilaian siswa.
pembelajaran keterampilan menulis teks Saat menganalisis RPP K-13
cerita dongeng berbasis kearifan lokal yang dimiliki guru, kekurangan guru,
siswa kelas IV . Pembelajaran pada yaitu apada identitas nama, guru tudak
penelitian ini difokuskan pada tiga hal. mencantumkan sub sub tema. Hanya
Pertama, perencanaan pembelajaran tema saja yang dicantumkan. Selain itu,
menulis teks cerita dongeng dalam hal pencantuman alokasi waktu belum
ini RPP (Rencana Pelaksanaan secara bertahap serta pemaparan materi
Pembelajaran). Kedua, pelaksanaan belum lengkap. Materi pada bahasa
pembelajaran keterampilan menulis teks Indonesia kurang dalam pemaparan
cerita dongeng dilakukan oleh pihak hakikat cerita dongeng dan cara
guru dan siswa kelas IV. Ketiga, penulisan kembali cerita dongeng.
penilaian pembelajaran. Namun, pada dasarnya semua
Metode pengumpulan data yang komponen RPP K-13 sebagian besar
dilakukan dalam penelitian ini adalah telah memiliki kesesuaian dengan aspek
observasi kelas, wawancara oleh guru yang terdapat dalam setiap komponen
dan siswa, dan dokumentasi. Penelitian yang ada.
ini dilaksanakan pada semester ganjil, Pada tahap pelaksanaan,
tepatnya tanggal 16 Oktober 2017. Data pelaksanaan pembelajaran menyusun
Widyaningrum, Pembelajaran Menulis Teks............89

teks cerita dongeng berbasis kearifan bahasa yang benar dan tepat, seperti
lokal dilaksanakan tiga kegiatan: penggunaan kalimat lugas dan
pendahuluan, inti, dan penutup. Ketiga pemberian contoh nyata kepada siswa,
kegiatan pembelajaran tersebut juga digunakan oleh guru sehingga
dijabarkan secara detail pada penjabaran siswa dapat memahami materi pelajaran
berikut ini. cerita dongeng dengan baik. Setelah
Pada kegiatan pendahuluan, pemberian penjelasan oleh guru, siswa
guru mengawali pembelajaran melalui menyimak cerita dongeng berjudul
apersepsi dan motivasi. Kegiatan “Asal Muasal Telaga Pasir”dengan
apersepsi dilakukan dengan cermat.
menghubungkan pengalaman nyata Penilaian yang dilakukan guru
siswa dengan pembelajaran dalam menuliskan kembali teks cerita
sebelumnya. Selain itu, guru juga tidak dongeng berbasis kearifan lokal berupa
lupa menjelaskan kompetensi yang penilaian sikap dengan melakukan
dicapai dan rencana kegiatan yang akan pengamatan secara langsung terhadap
diajarkan. siswa. Penilaian pengetahuan dilakukan
Pada kegiatan inti, guru oleh guru secara lisan dan tulisan.
melaksanakan kegiatan pembelajaran Penilaian tersebut dilakukan disela-sela
dan menunjukkan penguasaannya saat guru menjelaskan materi cerita
terhadap materi menyusun teks cerita dongeng. Penilaian keterampilan dila-
dongeng. Guru juga merancang kukan oleh guru saat siswa
menerapkan strategi dan metode mendapatkan tugas menuliskan kembali
pembelajaran yang bersifat mendidik. teks cerita dongeng dengan melakukan
Pendekatan saintifik juga diterapkan diskusi kelompok.
karena sebagai pendekatan yang wajib
dalam pembelajaran Kurikulum 2013, Pembahasan
khususnya pembelajaran menulis teks Dalam penelitian ini, terdapat
cerita dongeng. Ciri khas dari tiga temuan yang dapat dikaitkan
pendekatan saintifik adalah adanya dengan pembelajaran menulis teks cerita
kegiatan 5M, yaitu Mengamati, dongeng berbasis kearifan lokal. Ketiga
Menanya, Menganalisis, Menalar, temuan tersebut berupa perencanaan ,
dan Mengomunikasikan. Untuk pelaksanaan, dan penilaian
mendukung pembelajaran, guru pembelajaran.
menggunakan sumber belajar dan media Guru sudah merancng RPP K-
dalam pembelajaran. Sumber belajar 13 berdasarkan komponen-komponen
siswa yaitu berupa teks cerita dongeng kurikulum K-13. Namun, dalam
berbasis kearifan lokal yang berjudul pengembangan komponen RPP-nya
“Asal Muasal Telaga Pasir”. Cerita belum maksimal. Ada beberapa
tersebut merupakan cerita dongeng lokal komponen yang harus diperbaiki, yaitu
asal Magetan. Selain itu, media belajar tema belum dispefikasikan ke dalam
yang digunakan guru berupa gambar sub tema, belum ada pembagian alokasi
yang mendukung cerita dongeng. waktu menjadi beberapa tahap, dan
Dalam pembelajaran di kelas, kurang lengkap memaparkan teori
guru juga melibatkan siswa dalam mengenai cerita dongeng dan cara
aktivitas belajar. Guru mendorong siswa penulisan teks cerita dongeng di dalam
agar aktif dalam bertanya. Penggunaan RPP.
90 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol 5, No. 2, Juli 2018

RPP yang seharusnya bertujuan suasana belajar yang dapat membuat


untuk memperlancar dan mempermudah siswa berhasil mencapai tujuan
pembelajaran di kelas, masih terlihat pembelajaran yang sudah direncanakan
belum maksimal karena terkesan dalam RPP K13. Hal tersebut senada
hanya sebagai kepentingan administrasi dengan pendapat Bower dan Hilgard
sekolah (formalitas). Oleh karena itu, (2008:45) menjelaskan bahwa belajar
hendaknya guru melengkapi beberapa mempunyai hubungan dengan perilaku
komponen yang belum tercapai dengan dan situasi atau suasana tertentu yang
lengkap sehingga ke depannya akan disebabkan pengalaman yang berulang
memudahkan guru dalam melakukan kali dalam situasi tersebut. Perubahan
praktik pembelajaran. tingkah laku itu tida bisa diterangkan
Pelaksanaan pembelajaran kerena kecenderungan respon
adalah pengaplikasian dari perencanaan pembawaan, kematangan manusia, atau
pembelajaran yang dibuat oleh guru, suatu keadaan sesaat manusia .
yaitu RPP. Jadi, pelaksanaannya Evaluasi merupakan salah satu
bergantung pada perencanaan aspek yang wajib dimiliki oleh guru
pengajaran. Namun, kenyataannya pada agar dapat mengetahui suatu tingkat
RPP yang telah dibuat guru, cukup pemahaman dalam diri siswa terhadap
susah untuk menyamakan dengan materi yang dipelajari sebelumnya.
praktik di kelas. Tujuan dari evaluasi adalah mengetahui
Kegiatan pembelajaran adalah kemampuan siswa , baik dari aspek
proses keaktivan siswa dalam afektif, kognitif, dan psikomotor selama
mengembangkan potensinya. Dengan proses proses pembelajaran.
demikian, siswa akan memiliki ilmu Evaluasi yang dilakukan guru
pengetahuan dan terampil dalam berupa penilaian tes lisan dan tulis. Tes
kegiatan menulis teks. Hal tersebut lisan dilakukan setelah guru
didukung oleh Muslich (2008:75) menerangkan hakikat cerita dongeng
bahwa dalam pembelajaran di kelas dan cara penulisan kembali cerita
guru menggunakan metode ceramah dongeng yang benar. Guru memberikan
saja, siswa hanya mengingat 20% dari peluang atau kesempatan bertanya
sesuatu yang didengarnya. Sebalikanya, kepada jika ada materi yang kurang
jika guru melaksanakan pembelajaran dimengerti atau kurang dipahami siswa.
dengan siswa diberikan tugas-tugas dan Guru memantau perkembangan
mempresetasikan hasilnya, siswa dapat belajar siswa dengan melihat apakah
mengingat sampai 90% dari sesuatu siswa mampu memahami dan menjawab
yang dikerjakan dalam bentuk laporan pertanyaan yang diajukan oleh guru.
lisan atau tulis. Nilai tersebut disesuaikan dengan tugas
Kondisi yang dihadapi guru siswa dalam menyusun kembali teks
dalam melaksanakan pembelajaran cerita dongeng yang berjudul Asal
menuliskan kembali teks cerita dongeng Muasal Telaga Pasir. Penilaian
mendapatkani pengaruh yang cukup dilakukan dengan menyesuaikan
besar terhadap kelancaran proses pedoman penskoran pada tiap-tiap
pembelajaran. Guru seharusnya sadar instrument dalam RPP. Hasil pekerjaan
terhadap situasi dalam proses siswa terkait dengan pembelajaran
pembelajaran. Artinya, guru mampu menulis teks cerita dongeng berbasis
mengondisikan siswa dan menciptakan kearifan lokal sudah mencapai nilai
Widyaningrum, Pembelajaran Menulis Teks............91

ketuntasan dengan nilai rata-rata sebesar Pelaksanaan pembelajaran


80,35. Menulis teks cerita dongeng berbasis
Tujuan utama dalam evaluasi kearifan lokal yang dilakukan oleh guru
proses pembelajaran adalah unutk kelas IV telah dilaksanakan secara
memperoleh pemahaman mengenai sistematis, dimulai pendahuluan, inti,
strategi pembelajaran, cara atau metode dan penutup. Pada pelaksanaan
pembelajaran, dan media pembelajaran. pembelajaran, selain guru membacakan
Evaluasi pembelajaran sebagian besar cerita dongeng lokal berjudul Asal
sesuai tujuan yang ingin dicapai oleh Muasal Telaga Pasir, guru juga
guru. Hal tersebut sesuai dengan tujuan menampilkan gambar yang mendukung
pembelajaran terkait evaluasi. Alat cerita untuk membantu siswa
evaluasi yang digunakan sudah jelas menemukan ide dalam menulis teks
yaitu berupa instrument yang berbunyi cerita dongeng.
susunlah kembali sebuah teks cerita Pelaksanaan evaluasi
dongeng yang berjudul Asal Muasal pembelajaran menulis teks cerita
Telaga Pasir yang diperdengarkan oleh dongeng berbasis kearifan lokal yang
guru dengan pemilihan kata yang tepat dilakukan oleh guru kelas IV telah
dan sesuai dengan PUEBI. dilakukan berdasarkan pemilihan kata
atau diksi dan penggunaan PUEBI yang
SIMPULAN DAN SARAN tepat. Evaluasi dilakukan secara
Simpulan individu, tetapi dapat dikerjakan secara
Perencanaan pembelajaran berdiskusi. Guru kelas IV memiliki
menulis teks cerita dongeng berbasis format penilaian khusus sehingga
kearifan lokal yang dilakukan oleh guru penilaiannya berlangsung efektif dan
kelas IV telah disusun berupa silabus efisien.
dan RPP. Dalam penyusunan silabus,
guru telah mengkaji KI dan KD, Saran
mengembangkan indikator dan tujuan Dalam penyusunan RPP
pembelajaran, membuat materi menulis teks cerita dongeng berbasis
pembelajaran, mengembangkan kearifan lokal, guru sebaiknya memilih
kegiatan pembelajaran, penilaian, dan metode pembelajaran dan media belajar
menentukan sumber belajar. Setelah itu, sesuai dengan kemampuan dan karakter
guru telah menyusun RPP dengan siswa. Tujuannya agar pembelajaran
menjabarkan setiap kegiatan lebih rinci menulis cerita dongeng yang diajarkan
dari silabus yang sudah disusun dapat dipahami siswa dengan baik.
sebelumnya.
Pada saat melaksanakan DAFTAR RUJUKAN
evaluasi pembelajaran menulis teks Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran
cerita dongeng, laporan hasil penilaian Bahasa Indonesia Berbasis
keterampilan siswa sebaiknya Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Refika Aditama.
memperhatikan kisi-kisi dalam
penyusunan teks cerita dongeng. Akhadiah, dkk. (1996). Menulis.
Penyusun teks cerita dongeng juga Bandung: Dikbud.
dinilai berdasarkan pemilihan kata yang
tepat serta penggunaan PUEBI. Bower, G. H. & Hilgard, E. R. (1981).
Theories of Learning.
Widyaningrum, Pembelajaran Menulis Teks............33

Englewood Cliffs New Jersey: Suastra, I.W. (2005). “Mengembangkan


Prentice Hall. Pendidikan Berbasis Budaya
Lokal di Sekolah. Jurnal
Fajarini, Ulfah. (2014). Peranan Pendidikan dan Pengajaran”
Kearifan Lokal dalam Jurnal Pendidikan, Volume
Pendidikan Karakter. Sosio 38, (3).
Didaktika. Vol 1 no 2.
Sugeng. (2005). Bahasa dan Sastra
Indonesia Kelas VII SMP dan
Jabrohim. (2001). Metodologi
MTs. Jakarta : Bumi Aksara.
Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Hinindita Graham Widya.
Suharma, (2006). Bahasa dan Sastra
Indonesia SMP Kelas VII.
Kurinasih, Imas dan Berlin Sari. (2014). Bogor : Yudhistira
Impelmentasi Kurikulum 2013
Konsep dan Penerapan.
Sumayana, Yena. (2017). Pembelajaran
Surabaya. Kata Pena.
Sastra di Sekolah Dasar
Berbasis Kearifan Lokal
Muslich, Mansur. (2008). KTSP.
(Cerita Rakyat). Mimbar
Pembelajaran Berbasis
Sekolah Dasar. Vol 4 (1)
Kompetensi dan Kontekstual.
2017.
Panduan Bagi Guru. Kepala
Sekolah dan Pengawas
Sekolah. Jakarta : Bumi Yunus, Risaid. (2014). Nilai-nilai
Aksara. Kearifan Lokal (Local Genius)
sebagai Penguat Karakter
Rahyono. F.X. (2009). Kearifan budaya Bangsa: Studi Empiris
dalam kata. Jakarta: Tentang Huyula. Yogyakarta:
Wedatama Widyasastra. Deepublish.

You might also like