Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

PERUBAHAN KADAR IODIUM URIN, TSH, DAN T4 BEBAS PADA WUS SETELAH

PEMBERIAN GARAM DOSIS 30-35 ppm KIO3

Alteration of UIE, TSH, and Free T4 Level in Childbearing Age Women After
Intervention of 30 – 35 ppm KIO3 Iodized Salt

Yusi Dwi Nurcahyani*1, Nur Ihsan1, Suryati Kumorowulan1


1
Balai Litbang GAKI Magelang
Kavling Jayan, Borobudur, Magelang
*e-mail: youseedn@gmail.com

Submitted: February 22, 2016, revised: April 11, 2016, approved: June 21, 2016

ABSTRACT
Background. In several countries, iodine deficiency has been turned into iodine
excess. These iodine excess due to poor monitoring of iodine concentration on
salt, which cause high and uneven iodine rations. The objective of the study was
to determine if intervention of 30-35 ppm iodized salt improves UIE, TSH and fT4
level in childbearing age women. Methods. This is a quasi-experimental study by
providing 30-35 ppm KIO3 iodized salt for 6 months on childbearing age women in
IDD mild endemic area (n=71). The control group were only measured by iodine salt
consumption of each monthly used (n=76). The study conducted in in Bener village
Purworejo. Urinary iodine concentration (UIC), TSH and fT4 were measured at
baseline and endline. TSH and fT4 level were measured using ELISA method. UIE
was analysed using APDM method. Result. Subject characterisitcs of each group
are not much different. Iodine concentration median (range) of treatment group and
control group were 149 (20-400) µg/ L and 160 (28 – 698) µg/ L, respectively. Mean
TSH level which were normal before intervention (3.03 ± 1.19 µIU/ ml vs 2.52 ±
1.29 µIU/ ml), improved significantly after intervention compared to the control group
(2.03 ± 1.28 µIU/ ml vs 2.71 ± 1.66 µIU/ ml). Mean free T4 level which were normal
before intervention (1.29 ± 0.29 ng/ dl vs 1.32 ± 0.24 ng/ dl), decreased significantly
after intervention compared to the control group (1.04 ± 0.24 ng/ dl vs 1.18 ± 0.43
ng/ dl). Conclusion. 30 – 35 ppm iodized salt Intervention for 6 months was able to
provide iodine requirement, improve level of TSH and maintain level of fT4 in normal
level.

Keywords: iodine urine concentration, iodized salt intervention, thyroid function,


women of childbearing age

ABSTRAK
Latar belakang. Di beberapa negara, kekurangan iodium telah berubah menjadi
kelebihan iodium. Hal ini terjadi karena kurangnya pemantauan sehingga kadar
iodium dalam garam yang tinggi atau proses fortifikasi iodium pada garam yang
tidak merata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar EIU, TSH
dan T4 bebas wanita usia subur setelah pemberian garam dosis 30-35 ppm KIO3.
Metode. Penelitian kuasi eksperimental dengan memberikan garam dosis 30-35
ppm KIO3 selama 6 bulan pada wanita usia subur di daerah endemik Gangguan
Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) ringan (n=71). Kelompok kontrol hanya dipantau
penggunaan garam konsumsinya setiap bulan (n=76). Lokasi penelitian di
kecamatan Bener Purworejo. Pemeriksaan kadar iodium urin, serum TSH dan T4
bebas dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Kadar TSH dan FT4 diukur dari
serum darah dengan menggunakan metode ELISA. Kadar iodium urin dianalisis
dengan metode APDM. Hasil. Karakteristik subjek masing-masing kelompok tidak

77
MGMI Vol. 7, No. 2, Juni 2016: 77-90

jauh berbeda. Setelah intervensi, median urin kelompok perlakuan 149 µg/ L dan
kelompok kontrol 160 µg/ L. Perbaikan rerata kadar TSH terjadi pada kelompok
perlakuan setelah intervensi (3.03 ± 1.19 µIU/ ml menjadi 2.52 ± 1.29 µIU/ ml)
dibanding dengan kelompok kontrol (2.03 ± 1.28 µIU/ ml menjadi 2.71 ± 1.66 µIU/
ml). Rerata kadar T4 bebas sebelum perlakuan 1.29 ± 0.29 ng/ dl menjadi 1.32 ±
0.24 ng/ dl, menurun signifikan dibanding kelompok kontrol yang semula 1.04 ± 0.24
ng/ dl menjadi 1.18 ± 0.43 ng/ dl. Kesimpulan. Intervensi garam dengan kadar 30-
35 ppm selama 6 bulan mampu mencukupi kebutuhan iodium subjek, memperbaiki
kadar TSH dan mempertahankan kadar T4 bebas subjek pada level normal.

Kata kunci: ekskresi iodium urin, intervensi garam beriodium, fungsi tiroid, WUS

PENDAHULUAN Ekses iodium lebih sering terjadi


Gangguan Akibat Kekurangan Iodi- akibat kadar iodium dalam garam yang
um (GAKI) merupakan salah satu ma- terlalu tinggi dan tidak merata atau karena
salah kesehatan di dunia. Diperkirakan buruknya pemantauan.6 Di beberapa
2 milyar penduduk dunia terutama di ne- negara, fortifikasi iodium pada garam juga
gara berkembang berpotensi menderita menimbulkan efek samping ekses asupan
GAKI.1 Menurut survei GAKI tahun iodium. Di Chile, Kongo,7 dan China,8
2003 di Indonesia, diperkirakan 57.1% median iodium urin mencapai lebih dari
kabupaten merupakan daerah endemik 500 µg/l. Kadar median iodium urin lebih
GAKI. Sebanyak 18.8% penduduk hidup dari 300 µg/l terjadi di Brazil, Somalia,
di daerah endemik ringan, 4.2% di daerah Columbia, Honduras, dan Uganda.8
endemik sedang, dan 4.5% di daerah Resiko iodide induced hyperthyroidism,
endemik berat.2 Kekurangan iodium terjadi tiroiditis, hipertiroidisme, hipotiroidisme,
apabila asupan iodium di bawah angka dan gondok meningkat apabila asupan
kecukupan yang dianjurkan dan terjadi iodium berlebihan.1 Fortifikasi iodium atau
dalam jangka waktu yang lama. suplementasi iodium dosis tinggi di Sudan
Penanggulangan GAKI di Indonesia dan Zaire selama 12 bulan menyebabkan
yang dilakukan selama ini hanya meningkatnya persentase TSH kurang
mengandalkan fortifikasi iodium pada dari 0.1 mU/l dan memicu timbulnya
garam konsumsi dengan kadar lebih kasus hipertiroid.9 Asupan iodium yang
dari 30 ppm.3 Walaupun cakupan berlebihan melalui suplementasi iodium
garam beriodium pada tahun 2013 baru dan fortifikasi iodium dalam garam secara
mencapai 77%, namun median iodium bersamaan juga meningkatkan kasus
dalam urin telah mencapai peningkatan.4 tirotoksikosis di Eropa, Amerika Latin, dan
Evaluasi GAKI yang dilaksanakan pada Tasmania.10
2003 mengindikasikan kejadian ekses Kadar iodisasi garam bervariasi
iodium pada anak sekolah di sebagian tergantung pada kebutuhan individu dan
besar daerah di Indonesia (35%).2 Data tingkat endemisitas daerah. Hilangnya
Riskesdas memperkuat hasil Evaluasi kadar iodium saat distribusi garam
GAKI 2003 dimana proporsi ekses iodium dari produsen ke konsumen juga perlu
berdasarkan Riskesdas 2007 sebesar diperhitungkan. WHO/ UNICEF/ ICCIDD
21.9%5 meningkat sebesar 30.4% di tahun merekomendasikan kadar iodisasi garam
2013.4 yang dianjurkan 20-40 mg per kg garam,11

78
Perubahan Kadar Iodium Urin.... (Nurcahyani YD, Ihsan N, Kumorowulan S)

setara dengan kadar 20-40 ppm iodium Kejadian kelebihan iodium sering dijumpai
atau 34-66 ppm KIO3. Saat ini pemerintah pada daerah endemik GAKI, karena pada
hanya menetapkan batas bawah garam sebagian masyarakat di daerah tersebut
beriodium yang dianjurkan yaitu sesuai tidak dapat menoleransi asupan iodium
SNI lebih dari 30 ppm KIO3.3 Hasil dalam jumlah besar dan akhirnya dapat
penelitian fortifikasi iodium pada garam menimbulkan autoimun.9 Di samping itu
dengan konsentrasi 50 ppm berakibat cakupan garam beriodium pada lokasi
ekses iodium dalam waktu relatif singkat.12 terpilih masih rendah. Karakteristik Desa
Penelitian kadar garam dengan dosis 10– Nglaris dan Limbangan hampir sama,
20 ppm, 21–30 ppm, dan 31 – 40 ppm KIO3 pada saat pelaksanaan penelitian tidak
pada WUS dan anak sekolah di Kabupaten mendapatkan distribusi kapsul iodium, dan
Bantul tahun 2008 menunjukkan garam mobilitas penduduknya rendah sehingga
dengan kadar 31–40 ppm memberikan meminimalisasi asupan makanan dari
hasil UIE yang adekuat (median UIE 100– luar.
299 µg/l) pada kedua kelompok sasaran.13
Telah dilakukan penelitian eksperimen Subjek Penelitian
kuasi dengan kontrol untuk mengetahui Subjek penelitian dengan kriteria
efek pemberian garam dengan kadar 30- inklusi wanita usia subur umur 17 –
35 ppm KIO3 terhadap perubahan kadar 45 tahun yang sudah atau pernah
TSH dan T4 bebas pada wanita usia berkeluarga, tidak mengonsumsi kapsul
subur. Sehingga dapat diketahui kadar iodium selama 3 tahun terakhir, tinggal di
efektif untuk mengurangi terjadinya ekses daerah penelitian lebih dari 3 tahun, tidak
iodium dan dapat menjadi koreksi kadar berencana pindah atau bepergian selama
iodium dalam garam yang aman untuk penelitian berlangsung, tidak hamil, tidak
penanggulangan GAKI. sedang menderita penyakit kronis, tidak
sedang menjalani pengobatan, dan lolos
METODE skrining pemeriksaan klinis. Sedangkan
Lokasi Penelitian kriteria eksklusi dari penelitian ini ada-
Desain penelitian ini adalah kuasi lah subjek berencana bekerja di luar kota
eksperimental yang berbasis masyarakat, atau pindah keluar kota selama penelitian
dengan memberikan intervensi berupa berlangsung. Subjek yang memenuhi kri-
garam beriodium dengan kadar 30-35 teria inklusi diminta untuk menandatangani
ppm pada kelompok perlakuan. Lokasi penjelasan penelitian (informed consent).
penelitian dilakukan di Kabupaten Purwo- Persetujuan setelah informed consent
rejo Kecamatan Bener, sedangkan lokasi diperoleh dari subjek secara tertulis. Se-
terpilih adalah desa Nglaris sebagai daerah belumnya subjek diberi penjelasan ten-
perlakuan dan Limbangan sebagai daerah tang penelitian ini, termasuk manfaat dan
kontrol. Pemilihan lokasi berdasarkan prosedur penelitian. Protokol penelitian ini
data evaluasi GAKI 2003, Kabupaten telah mendapatkan ethical clearence pe-
Purworejo merupakan salah satu dari nelitian dari Komisi Etik Badan Penelitian
4 kabupaten di Jawa Tengah dengan dan Pengembangan Kesehatan Kemen-
ekskresi iodium urin di bawah 100 µg/l.2 kes RI Nomor LB. 03.05/KE/3075/2009.

79
MGMI Vol. 7, No. 2, Juni 2016: 77-90

Besar sampel menggunakan ru- meminta garam cadangan pada bidan.


mus uji hipotesis dua means populasi Sebelum garam beriodium diserahkan,
dari Lameshow,14 dimana standar deviasi dijelaskan larangan penggunaan garam
1.45, rerata TSH awal 2.6 µIU/ml; rerata lain dan subjek hanya menggunakan
TSH akhir 1.5 µIU/ml, dengan α sebesar garam intervensi. Selama penelitian,
0.05 dan β sebesar 95%. Diketahui dilakukan monitoring penggunaan garam
jumlah minimal subjek 46 orang per intervensi, tata cara penggunaan dan
kelompok, ditambah 20% cadangan drop penyimpanan garam yang baik.
out sebanyak 10 orang, sehingga untuk 2
kelompok dibutuhkan 112 orang subjek. Data karakteristik subyek dan biokimia
Diperoleh 85 orang WUS di Desa Nglaris Data karakteristik subjek, riwayat
dan 86 orang WUS di Desa Limbangan kesehatan, dan konsumsi makanan
yang sesuai dengan kriteria inklusi dan dikumpulkan dengan cara wawancara
eksklusi. saat awal dan akhir penelitian. Berat
badan diukur dengan timbangan merk
Intervensi Seca dengan ketelitian 0.1 kg. Tinggi
Bahan intervensi berupa garam badan diukur tanpa menggunakan
dengan kadar iodium 30-35 ppm KIO3. sepatu dengan mikrotoise. Status gizi
Iodisasi garam dilakukan di Balai Besar dihitung dengan baku WHO antropometri
Teknologi Pencegahan dan Pencemaran 2007.15 Pola konsumsi diperoleh dengan
Industri Semarang. Pemeriksaan kadar metode recall 24 jam kemudian diolah
garam intervensi dilakukan di Balai Besar dengan menggunakan software FP2 yang
Teknologi Pencegahan dan Pencemaran disesuaikan dengan DKBM Indonesia.
Industri Semarang, dicek ulang di Awal dan akhir penelitian, subjek
laboratorium Balai Litbang GAKI Mage- diambil darahnya ± 3.5cc, diputar dengan
lang. Analisis garam dilakukan dengan kecepatan tinggi untuk diambil serumnya,
titrasi. Pembuatan garam dilakukan dimasukkan ke dalam tube untuk
sebulan sekali, setelah diambil dari pemeriksaan TSH dan T4 bebas dengan
Semarang langsung dikemas dalam botol metode ELISA di laboratorium Balai
plastik tidak tembus cahaya sebanyak 1 Litbang GAKI Magelang. Ekskresi iodium
kg untuk menghindari kerusakan garam. urin diperoleh dengan cara menampung
Kelompok intervensi diberi garam urin 24 jam dengan menggunakan gelas
dengan kadar iodium 30-35 ppm KIO3 ukur yang dilapisi plastik setiap kali ken-
selama 6 bulan sedangkan kelompok cing kemudian ditampung di jirigen.
kontrol tidak diberi garam intervensi, tetapi Setelah 24 jam, urin tampung diukur
memakai garam sehari-hari yang biasa volumenya kemudian dikocok supaya
dikonsumsi. Pemakaian garam konsumsi merata dan diambil ± 50 cc untuk disimpan
rumah tangga oleh kelompok kontrol dalam botol urin. Sampel urin dianalisis
dipantau setiap bulannya. Pembagian dengan metode Ammonium Persulphate
garam pada kelompok intervensi dilakukan Digestion Method (APDM) di laboratorium
setiap satu bulan dan jumlah garam yang Balai Litbang GAKI Magelang. Kadar
berkurang diasumsikan sebagai garam garam subjek penelitian dan kadar garam
yang dikonsumsi keluarga. Apabila garam bahan intervensi dianalisis dengan metode
habis kurang dari satu bulan, subjek dapat titrasi.
80
Perubahan Kadar Iodium Urin.... (Nurcahyani YD, Ihsan N, Kumorowulan S)

Analisis Statistik kelompok perlakuan dan 86 subjek seba-


Sebelum diolah, dilakukan uji gai kelompok kontrol. Saat penelitian
normalitas data untuk melihat distribusi berjalan, 2 subjek dari kelompok perlaku-
data. Uji Chi-square digunakan untuk me- an dan 5 subjek dari kelompok kontrol
nguji kesamaan distribusi variabel non- mengikuti transmigrasi keluar Jawa.
parametrik antar kelompok perlakuan. Dari hasil pemeriksaan awal ditemukan
Uji Paired-sample t-test atau Wilcoxon 12 subjek dari kelompok perlakuan dan
digunakan untuk membandingkan signi- 5 subjek dari kelompok kontrol yang
fikansi variabel parametrik sebelum dan mempunyai kadar TSH dan T4 bebas
sesudah intervensi. Uji Independent t- yang abnormal. Karena dikhawatirkan
test atau Mann Whitney digunakan untuk akan mengganggu hasil dari intervensi
membandingkan perbedaan variabel pa- garam, maka subjek dengan kadar
rametrik sebelum perlakuan antar kelom- hormon tiroid abnormal dikeluarkan. Akhir
pok. Uji regresi linear digunakan untuk penelitian tersisa 147 subjek, 71 subjek
mengoreksi (adjusted) peubah perancu pada kelompok perlakuan, dan 76 subjek
(confounder). pada kelompok kontrol. Jumlah subjek
masih memenuhi besar sampel minimal
HASIL yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Pada awal penelitian didapatkan
171 subjek, dimana 85 subjek sebagai

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Subjek menurut Kelompok Perlakuan


Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Kategori p
(71) (76)
Umur subjek
• < 20 thn 3 (4.2 %) 1 (1.3 %)
• 20 – 35 thn 46 (64.8 %) 51 (67.1 %) 0.555
• > 35 thn 22 (31.0 %) 24 (31.6 %)
Pendidikan subjek
• Tidak tamat SD 1 (1.4 %) 5 (6.6 %)
• Pendidikan dasar 40 (56.3 %) 53 (70.5 %)
0.110
• Pendidikan menengah 22 (31.0 %) 12 (15.4 %)
• Pendidikan lanjutan 8 (11.2 %) 6 (7.8 %)
Pekerjaan subjek
• PNS 2 (2.8 %) 0 (0.0 %) 0.096
• Swasta/ Dagang 6 (8.4 %) 8 (10.5 %)
• Petani/ Buruh 18 (25.3 %) 31 (40.7 %)
• Tidak bekerja 45 (63.4 %) 37 (48.7 %)
Pernah minum kapsul iodium 14 (19.7 %) 5 (6.6 %) 0.018
Kontrasepsi hormonal 55 (77.5 %) 54 (71.1 %) 0.375
Goiter
• Grade 1 7 (9.9 %) 10 (13.2 %)
0.506
• Grade 2 1 (1.4 %) 3 (3.9 %)
Status gizi subjek (IMT)
• < 18.5 1 (1.4 %) 3 (3.9 %) 0.489
• 18.5 – 25.0 52 (73.2 %) 58 (76.3 %)
• > 25.0 18 (25.4 %) 15 (19.7 %)

81
MGMI Vol. 7, No. 2, Juni 2016: 77-90

Karakteristik subjek antara dua kelompok diperkirakan sudah tidak berpengaruh


tidak jauh berbeda (Tabel 1), tetapi kelom- terhadap asupan iodium. Subjek lebih
pok perlakuan
yang lebih
diperoleh banyak yang
menyatakan bahwapernah memilihkapsul
subyek minum kontrasepsi hormonal
iodium lebih dari 3baik pada
tahun,
minum kapsul iodium (19.7%) daripada kelompok perlakuan (77.5%) dan kelom-
diperkirakan
yang diperoleh sudah
menyatakantidak berpengaruh terhadap asupan iodium. Subyek
3 tahun, lebih
kelompok kontrol (6.6%) bahwa subyek minum
dan berbeda pokkapsul iodium
kontrol lebih dari
(71.1%). Pembesaran kelen-
memilih
bermakna kontrasepsi
secara
diperkirakan sudah hormonal
statistik.
tidak Informasi baik
berpengaruhyang pada kelompok
jar gondok
terhadap asupan (gradeperlakuan
iodium.1 Subyek (77.5%)
dan 2) lebih dan
lebih banyak
diperoleh
memilih menyatakan
kelompokkontrasepsi
kontrol (71.1%). bahwa
hormonal subjek
Pembesaran
baik pada kelompok
pada kelenjar
kelompok gondok kontrol
(grade
perlakuan (17.1%)
1 dan dan
(77.5%) 2)dibanding
lebih
minum
banyakkapsul
kelompok pada iodium
kelompok
kontrol lebih
(71.1%). dari (17.1
kontrol 3 tahun,
Pembesaran kelompok
%) kelenjar
dibanding perlakuan
kelompok
gondok (grade 1 (10.3%).
perlakuan
dan 2)(10.3 %).
lebih
banyak pada kelompok kontrol (17.1 %) dibanding kelompok perlakuan (10.3 %).

23,5 (4,3-77,0) 28,5 (4,3-99,9)


23,5 (4,3-77,0) 28,5 (4,3-99,9)

24,5 (4,4-79,4) 20,0 (4,3-120,6) 37,4 (5,3-98,1)


24,5 (4,4-79,4) 20,0 (4,3-120,6) 37,4 (5,3-98,1)

Gambar
Gambar 1.1.1.
Gambar Sebaran
Sebaran
Sebaran kadar
Kadar
kadar iodium
Iodium
iodium dalam
dalam garam
dalam
garam yang
Garam
yang dikonsumsi
yang pada
dikonsumsi pada
Dikonsumsikelompok
kelompok kontrolkontrol
pada Kelompok
Kontrol

161 (23 – 698)


161 (23 – 698)
149 (20 – 400)
149 (20 – 400)

150 (29 – 523) 151 (41 – 572)


150 (29-523)150 (29 – 523)
146 (44-572) 151 (41
149 (20-400) – 160
572)(28-698)
150 (29-523) 146 (44-572) 149 (20-400) 160 (28-698)

Gambar 2. Sebaran Data Iodium Urin Subjek pada Awal dan Akhir Penelitian
Gambar 2. Sebaran data iodium urin subyek pada awal dan akhir penelitian
82
Gambar 2. Sebaran data iodium urin subyek pada awal dan akhir penelitian
Perubahan Kadar Iodium Urin.... (Nurcahyani YD, Ihsan N, Kumorowulan S)

Tabel 2. Kadar Iodium Garam yang Dikonsumsi Subjek di Awal Penelitian sebelum
Pemberian Garam Intervensi menurut Kelompok

Variabel Kelompok Perlakuan (71) Kelompok Kontrol (76) P


Kadar garam awal (ppm)
• < 30 38 (56.7%) 41 (54.7%)
0.806
• ≥ 30 29 (43.3%) 34 (45.3%)
Median (min-maks) 27.45 (4.45-70.48) 24.48 (4.45-79.45)
Rerata konsumsi garam 7.26 ±2.07 7.70±2.71 0.245

Berdasarkan analisis titrasi, kadar pada kelompok kontrol. Angka ini jauh dari
iodium garam subjek pada awal penelitian angka nasional, berdasarkan Riskesdas
menunjukkan separuh lebih subjek baik 2013 penggunaan garam beriodium yang
di kelompok perlakuan (56.7%) dan di memenuhi syarat di Indonesia mencapai
kelompok kontrol (54.7%) menggunakan 77.1%,4 sedangkan rerata pemakaian
garam yang tidak memenuhi syarat (<30 garam per hari lebih banyak pada
ppm) dengan median kadar iodium urin kelompok kontrol dibandingkan kelompok
27.45 (4.45-70.48) µg/l pada kelompok perlakuan (Tabel 2).
perlakuan dan 24.48 (4.45-79.45) µg/l

Tabel 3. Distribusi Kadar Iodium Urin Subjek antar Kelompok pada Awal dan Akhir
Penelitian

Proporsi kadar iodium urin setelah


Total awal
Proporsi kadar iodium urin intervensi (µg/l) %
iodium
awal intervensi (µg/l) % urin
<50 50-99 100-299 ≥ 300

< 50 0 (0.0) 1 (7.7) 1 (2.0) 0 (0.0) 2 (2.8)


Kelompok
Perlakuan 50 – 99 3 (100.0) 5 (38.5) 8 (16.3) 0 (0.0) 16 (22.5)
(71)
100 – 299 0 (0.0) 5 (38.5) 29 (59.2) 4 (66.7) 38 (53.5)

≥ 300 0 (0.0) 2 (15.4) 11 (22.4) 2 (33.3) 15 (21.1)

Total akhir iodium urin 3 (4.2) 13 (18.3) 49 (69.0) 6 (8.5) 71 (100)

< 50 0 (0.0) 0 (0.0) 1 (2.1) 0 (0.0) 1 (1.3)


Kelompok
Kontrol 50 – 99 1 (100.0) 6 (42.9) 13 (27.7) 4 (28.6) 24 (31.6)
(76)
100 – 299 0 (0.0) 8 (57.1) 26 (55.3) 9 (64.3) 43 (56.6)

≥ 300 0 (0.0) 0 (0.0) 7 (14.9) 1 (7.1) 8 (10.5)

Total akhir iodium urin 1 (1.3) 14 (18.4) 47 (61.8) 14 (18.4) 76 (100)

83
MGMI Vol. 7, No. 2, Juni 2016: 77-90

Distribusi kadar garam kelompok termasuk dalam level normal, tetapi


perlakuan setiap bulannya sama berkisar sebarannya sangat lebar dengan data ti-
antara 30-35 ppm KIO3, sedangkan kelom- dak simetris. Tidak ada perbedaan ber-
dikonsumsi, sehingga subyek berusaha memperbaiki kualitas garam yang
pok kontrol lebih bervariasi karena meng- makna kadar iodium urin antar kelompok di
dipakainya.
gunakan garam yang biasa dikonsumsi. awal dan diakhir penelitian. Sebagian be-
Median iodium garamdata
Distribusi padaiodium
kelompokurinkon-
pada sar subjek di
penelitian iniawal
tidakpenelitian
normal, masuk
kemudiandalam
trol dilakukan
setiap bulan mengalami
transformasi peningkatan.
data dalam bentukkategori kecukupan
log supaya iodium normal,
data berdistribusi hanya
normal
Kadar iodium dalam garam di awal 24.5 25.3% subjek pada kelompok perlakuan
untuk kepentingan analisis data, sedangkan penyajiannya menggunakan data
ppm menjadi 37.4 ppm di akhir penelitian dan 32.9% subjek pada kelompok kon-
faktual. Median urin kedua kelompok
(Gambar 1). Hal ini dimungkinkan karena penelitian termasuk
trol yang dalam level
mengalami normal, tetapi
kekurangan iodium.
sebarannya sangat lebar dengan
dilakukan pemantauan berkala setiap bu- data tidak simetris. Tidak ada perbedaan
Pada akhir penelitian terlihat penurunan
lan bermakna
pada kualitas garam
kadar yangurin
iodium dikonsumsi, proporsi
antar kelompok di subjek
awal yang
dan mengalami defisiensi
diakhir penelitian.
sehingga subjek berusaha memperbaiki iodium yaitu kelompok
Sebagian besar subyek di awal penelitian masuk dalam kategori kecukupan iodium perlakuan sebesar
kualitas garam yang dipakainya. 22.5% dengan median 149 (20 - 400) µg/l
normal, hanya 25.3% subyek pada kelompok perlakuan dan 32.9% subyek pada
Distribusi data iodium urin pada dan kelompok kontrol 19.7% dengan me-
kelompok kontrol yang mengalami
penelitian ini tidak normal, kemudian kekurangan
dianiodium.
160 (28 Pada akhirµg/l.
– 698) penelitian terlihat
Proporsi ekses
dilakukan transformasi
penurunan proporsi data dalam
subyek bentuk
yang iodium
mengalami pada kelompok
defisiensi perlakuan
iodium yaitu menu-
kelompok
log perlakuan
supaya data berdistribusi
sebesar normal untuk
22.5% dengan run (20
median 149 (21.1%
- 400)menjadi
µg/l dan8.5%) setelah
kelompok inter-
kontrol
kepentingan analisis data, sedangkan vensi, sedangkan kelompok kontrol meng-
19.7% dengan median 160 (28 – 698) µg/l. Proporsi ekses iodium pada kelompok
penyajiannya menggunakan data faktual. alami peningkatan ekses iodium (10.5%
perlakuan menurun (21.1% menjadi 8.5%) setelah intervensi, sedangkan kelompok
Median urin kedua kelompok penelitian menjadi 18.4%).
kontrol mengalami peningkatan ekses iodium (10.5% menjadi 18.4%).

Gambar 3. Perubahan rerata kadar TSH sebelum dan sesudah 6 bulan intervensi menurut
Gambar 3. Perubahan
kelompok Rerata Kadar TSH sebelum dan sesudah 6 Bulan Intervensi
menurut Kelompok
Median iodium urin subyek kedua kelompok termasuk dalam kategori
Median
normal, yaituiodium urinperlakuan
kelompok subjek kedua
150 (29 –µg/l.
523)Setelah
µg/l danintervensi
kelompokmedian
kontrol iodium
146 (44urin
kelompok termasuk dalam kategori normal, kelompok perlakuan cenderung stagnan
– 572) µg/l. Setelah intervensi median iodium urin kelompok perlakuan cenderung
yaitu kelompok perlakuan 150 (29 – 523) 149 (20 - 400) µg/l sedangkan median
stagnan 149 (20 - 400) µg/l sedangkan
µg/l dan kelompok kontrol 146 (44 – 572) medianurin
iodium iodium urin kelompok
kelompok kontrol
kontrol meningkat
meningkat menjadi 160 (28 – 698) µg/l, tetapi masih dalam katagori normal.

84 Perubahan kadar iodium urin selama intervensi (Δ UIE) pada kelompok perlakuan
Perubahan Kadar Iodium Urin.... (Nurcahyani YD, Ihsan N, Kumorowulan S)

menjadi 160 (28 – 698) µg/l, tetapi masih Perubahan kadar UIE setelah intervensi
dalam katagori normal. Perubahan kadar 6 bulan dibandingkan data awal tidak
dibanding kelompok kontrol tidak
iodium urin selama intervensi (Δ UIE)menunjukkan perbedaan yang
mengalami bermakna
perubahan yang(p>0.05).
berarti dan
Perubahan kadar UIE setelah
pada kelompok perlakuan dibanding intervensi 6 secara statistik tidak signifikan tidak
bulan dibandingkan data awal baik pada
kelompok kontrol tidak menunjukkan kelompok perlakuan maupun
mengalami perubahan yang berarti dan secara statistik tidak signifikan baik pada kelompok
perbedaan yang bermakna
kelompok perlakuan (p>0.05).
maupun kelompok kontrolkontrol (p>0.05).
(p>0.05).

‘Tabel 4. Distribusi Kadar Hormon Tiroid Subjek antar Kelompok Setelah Intervensi
‘Tabel 4. Distribusi kadar hormon tiroid subyek antar kelompok setelah intervensi
Kelompok perlakuan Kelompok kontrol
Variabel hormon tiroid
(71)
Kelompok perlakuan (76)
Kelompok kontrol
Variabel hormon tiroid
Kadar TSH < 0.3 µIU/ml (71)
2 (2.8) (76) 2 (2.6)
Kadar TSH 0.30.3
< µIU/ml
– 6.2 µIU/ml 2 (2.8)
68 (95.7) 2 (2.6)
70 (92.1)
0.3>–6.2
6.2µIU/ml
µIU/ml 68 (95.7)
1 (1.4) 70 (92.1)
4 (5.3)
> 6.2 µIU/ml 1 (1.4) 4 (5.3)
< 0.8 ng/dl 10 (14.1) 2 (2.6)
Kadar T4 bebas < 0.8 ng/dl 10 (14.1) 2 (2.6)
Kadar T4 bebas 0.8––2.0
0.8 ng/dl
2.0ng/dl 61 (85.9)
61 (85.9) 70 (92.1)
70 (92.1)
>>2.0
2.0ng/dl
ng/dl 0 (0.0)
0 (0.0) 4 (5.3)4 (5.3)

Diketahui bahwa
Diketahui bahwa distribusi
distribusidata
datakadarSetelah
TSH danintervensi,
T4 bebas kelompok
pada awal perlakuan
dan
kadar
akhir TSH dan T4inibebas
penelitian tidakpada awalUntuk
normal. dan kepentingan
mempunyai analisis
1.4% subjek dibandingkan
data dilakukan
akhir penelitian
transformasi inidalam
data tidak bentuk
normal.sqrtUntuk 5.3%dansubjek
untuk TSH pada
log untuk kelompok
T4 bebas supayakontrol
kepentingan analisis data dilakukan trans- dengan kadar TSH tinggi (>6.2 µIU/ml).
data berdistribusi normal, sedangkan penyajiannya menggunakan data faktual.
formasi data dalam bentuk sqrt untuk Di lain sisi terdapat 2.8% subjek pada
Semua subyek terpilih pada
TSH dan log untuk T4 bebas supaya awal penelitian mempunyai
kelompokkadar hormon tiroid
perlakuan normal. 2.6%
dibanding
Setelah
data intervensi, kelompok
berdistribusi perlakuan mempunyai
normal, sedangkan 1.4% subyek
subjek pada dibandingkan
kelompok kontrol yang
penyajiannya
5.3% subyek pada kelompok kontrol dengan kadar TSH tinggi (>6.2 µIU/ml). Di(<lain
menggunakan data faktual. mempunyai kadar TSH rendah 0.3 µIU/
Semua subjek2.8%
sisi terdapat terpilih pada awal
subyek pada penelitian ml).
kelompok perlakuan dibanding 2.6% subyek pada
mempunyai kadar hormon tiroid normal.
kelompok kontrol yang mempunyai kadar TSH rendah (< 0.3 µIU/ml).

Δ TSH perlakuan -0,99±1,07*

Δ TSH kontrol 0,19±1,77

* adasignifikan
* ada beda beda signifikan antar kelompok,
antar kelompok, p<0,05;p<0,05; adasignifikan
ada beda beda signifikan dari sebelum
dari sebelum intervensi, <0,05
intervensi, p<0,05
Gambar 4. Perubahan Rerata Kadar TSH Sebelum dan Sesudah 6 Bulan Intervensi
Gambar 4. Perubahan rerata kadar TSH sebelum dan sesudah 6 bulan intervensi menurut
Menurut Kelompok kelompok

85
MGMI Vol. 7, No. 2, Juni 2016: 77-90
Rerata kadar TSH pada kelompok perlakuan 3.03±1.19 µIU/ml lebih tinggi
Rerata
dibanding kadarkontrol
kelompok TSH pada kelompok
2.52±1.29 menunjukkan
µIU/ml. Pada kelompok perbedaan yang bermakna
perlakuan rerata
perlakuan
kadar TSH 3.03±1.19 µIU/ml 2.03±1.28
menurun menjadi lebih tinggi
µIU/ml,(p=0.000).
sedangkan Hal ini berarti
kelompok kontrol pemberian
dibanding kelompok
cenderung naik menjadi kontrol
2.71±1.662.52±1.29
µIU/ml dan garam dengan
perubahan kadardosis
TSH 30-35
selama ppm KIO3
µIU/ml. Pada kelompok perlakuan rerata selama 6 bulan dapat memperbaiki kadar
intervensi (ΔTSH) pada kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol
kadar TSH menurun menjadi 2.03±1.28 TSH subjek. Perubahan kadar TSH pada
menunjukkan perbedaan yang bermakna (p=0.000). Hal ini berarti pemberian garam
µIU/ml, sedangkan kelompok kontrol kelompok perlakuan setelah intervensi 6
dengan dosis 30-35 ppm KIO 3 selama 6 bulan dapat memperbaiki kadar TSH
cenderung naik menjadi 2.71±1.66 µIU/ bulan dibandingkan data awal mengalami
subyek. Perubahan kadar TSH pada
ml dan perubahan kadar TSH selama kelompok perlakuan setelah
penurunan intervensi
yang 6 bulan
signifikan secara statistik
intervensi
dibandingkan (ΔTSH)
data awal pada
mengalamikelompok
penurunan (p=0.000), sedangkan
yang signifikan pada kelompok
secara statistik
perlakuan dibanding
(p=0.000), sedangkan padakelompok kontroltidakkontrol
kelompok kontrol tidak
bermakna bermakna (p>0.05).
(p>0.05).

Δ T4 bebas kontrol 0,01 ±


0,58

ΔT4 bebas perlakuan -0,25 ±


0,26*

* ada beda signifikan antar kelompok, p<0,05; $ ada beda signifikan dari sebelum
* ada intervensi,
beda signifikan
p<0,05antar kelompok, p<0.05; $ ada beda signifikan dari sebelum intervensi, p<0.05
Gambar
Gambar5.5.Perubahan Rerata
Perubahan rerata Kadar
kadar T4 Bebas
T4 bebas sebelumSebelum dan
dan sesudah Sesudah
6 bulan 6 Bulan Intervensi
intervensi
menurut Kelompok menurut kelompok

Kadar T4 bebas kedua kelompok di awal penelitian semuanya normal.


Kadar T4 bebas kedua kelompok di menjadi 1.04±0.24 ng/dl, sedangkan
Setelah intervensi, tidak ada subyek pada kelompok perlakuan dengan kadar T4
awal penelitian semuanya normal. Setelah kelompok kontrol menjadi 1.18±0.43 ng/
bebas tinggi (> 2.0 ng/dl) dibandingkan
intervensi, tidak ada subjek pada kelompok 5.3% subyek
dl. pada kelompokkadar
Perubahan kontrol.T4
Tetapi
bebas selama
di lain sisi terdapat 14.1% subyek
perlakuan dengan kadar T4 bebas tinggi pada kelompok perlakuan dibanding 2.6% subyek
intervensi (ΔT4 bebas) pada kelompok
(> 2.0 ng/dl) dibandingkan 5.3% subjek
pada kelompok kontrol yang kekurangan kadar perlakuan dibanding
T4 bebas adekuat (<0.8 kelompok
ng/dl). kontrol
pada kelompok kontrol. Tetapi di lain sisi menunjukkan perbedaan
Rerata kadar awal T4 bebas pada kelompok perlakuan 1.29±0.29 ng/dl lebih rendah yang bermakna
terdapat
dibanding 14.1%
kelompoksubjek
kontrol pada kelompok
1.32±0.24 (p=0.004).
ng/dl. Setelah Hal ini
intervensi, berarti
rerata pemberian
kadar T4 garam
perlakuan
bebas padadibanding 2.6% subjek
kelompok perlakuan padamenjadi
menurun dengan dosisng/dl,
1.04±0.24 30-35 ppm KIO3 selama
sedangkan
kelompok kontrol yang kekurangan kadar 6 bulan dapat menurunkan kadar T4
kelompok kontrol menjadi 1.18±0.43 ng/dl. Perubahan kadar T4 bebas selama
T4 bebas adekuat (<0.8 ng/dl). Rerata bebas. Perubahan kadar T4 bebas pada
kadar awal T4 bebas pada kelompok kelompok perlakuan setelah intervensi 6
perlakuan 1.29±0.29 ng/dl lebih rendah bulan dibandingkan data awal mengalami
dibanding kelompok kontrol 1.32±0.24 penurunan yang signifikan secara statistik
ng/dl. Setelah intervensi, rerata kadar T4 (p=0.000), sedangkan pada kelompok
bebas pada kelompok perlakuan menurun kontrol tidak bermakna (p>0.05).

86
Perubahan Kadar Iodium Urin.... (Nurcahyani YD, Ihsan N, Kumorowulan S)

PEMBAHASAN Pemberian garam beriodium kadar


Penelitian ini bertujuan untuk 30-35 selama 6 bulan dapat menurunkan
mengetahui perubahan kadar UIE, TSH proporsi ekses (≥300 µg/l) dan resiko de-
dan T4 bebas WUS setelah pemberian fisiensi iodium pada kelompok perlakuan.
garam dosis 30-35 ppm KIO3 di mana Penggunaan garam intervensi juga dapat
kadar iodium dengan dosis rendah dapat menjaga median urin tetap dalam kead-
mencukupi kebutuhan iodium, sekaligus aan optimum. Berbeda dengan penggu-
dapat mengurangi risiko ekses iodium naan garam yang di jual bebas dipasaran
pada wanita usia subur. Dari penelitian dengan kadar iodium yang bervariasi,
terdahulu di banyak negara menunjukkan proporsi ekses (≥300 µg/l) pada kelompok
bahwa fortifikasi garam beriodium mampu kontrol meningkat seiring dengan pening-
memperbaiki kecukupan iodium dan me- katan median iodium urin. Tetapi resiko
normalkan kadar status iodium.16 Tetapi, defisiensi iodium ikut turun.
fortifikasi garam beriodium juga mening- Apabila konsumsi garam beriodium
katkan risiko ekses iodium.8-12 Asupan telah mencapai lebih dari 90% maka
iodium yang berlebihan melalui suplemen- kecukupan iodium pada manusia dan
tasi dan atau fortifikasi garam akan me- hewan telah terjamin.11 Walaupun hasil
ningkatkan risiko tiroiditis, hipertiroidisme, pemeriksaan iodium urin menunjukkan
hipotiroidisme, dan gondok.1 kriteria adekuat, tetapi pemakaian garam
Penelitian ini dilakukan pada sam- yang tidak memenuhi syarat dapat
pel sehat yang telah memenuhi kriteria menjadikan ancaman tidak terpenuhinya
inklusi dan eksklusi, dengan median io- kebutuhan iodium subjek di kemudian hari
dium urin subjek pada kelompok per- (Tabel 2). Pemantauan garam selama 6
lakuan 150 (29–523) µg/l dan kelompok bulan pada kelompok kontrol menunjukkan
kontrol 146 (44–572) µg/l, lebih rendah terjadi peningkatan kadar iodium garam
dari hasil Riskesdas 2013 yaitu 190 µg/l.4 yang dikonsumsi. Pemantauan yang di-
Namun, median iodium urin subjek baik lakukan menyebabkan subjek berusaha
pada kelompok perlakuan maupun kelom- untuk memperbaiki kualitas garam yang
pok kontrol menunjukkan kecukupan dikonsumsinya (Gambar 1).
iodium yang adekuat. Indikator yang di- Iodium dalam makanan akan di-
rekomendasikan untuk menentukan ke- serap tubuh, disintesis dan disekresi oleh
cukupan iodium adalah dengan mengukur kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon
median iodium urin pada populasi.1 Dan tiroid. Proses tersebut dikontrol oleh hipo-
dinyatakan adekuat apabila median io- talamus dengan mengubah TRH, hipofisis
dium urin dalam range 100 – 199 µg/l.11 dengan menghambat atau merangsang
Iodium urin merupakan penanda yang sekresi TSH yang dihasilkan oleh kelen-
baik untuk menggambarkan kecukupan jar pituitari, dan kelenjar tiroid melalui au-
iodium, karena lebih dari 90% iodium toregulasi blokade atau perangsangan re-
diekskresi lewat urin dan sangat sensitif septor TSH.18-20
untuk perubahan asupan iodium terkini.17 Rerata kadar TSH subjek awal
UIE dapat digunakan untuk menilai penelitian pada kedua kelompok termasuk
asupan iodium dan status iodium populasi, dalam katagori normal, walaupun ke-
juga tingkat endemik suatu daerah.10 lompok perlakuan sedikit lebih tinggi

87
MGMI Vol. 7, No. 2, Juni 2016: 77-90

dibanding kelompok kontrol, tetapi sehingga kadar TSH akan meningkat dan
secara statistik tidak signifikan. Setelah sintesis hormon tiroid pada kelenjar tiroid
pemberian garam kadar 30-35 ppm KIO3 menjadi meningkat.18 Atau mekanisme ini
selama 6 bulan, terjadi penurunan rerata terjadi karena efek Wollf-Chaikoff.19 Kelen-
kadar TSH pada kelompok perlakuan, jar tiroid memiliki mekanisme autoregulasi
dan perubahan kadar TSH tersebut instrinsik untuk mempertahankan fungsi
signifikan apabila dibandingkan dengan tiroid dalam keadaan normal. Ketika asup-
kelompok kontrol. Penurunan kadar TSH an iodium subjek tiba-tiba meningkat,
ini menunjukkan perbaikan kadar TSH. terjadi mekanisme penghambatan pada
Karena kadar TSH yang cenderung tinggi sintesis hormon tiroid karena peningkat-
dapat meningkatkan resiko kejadian an konsentrasi iodium pada intrathyroid9
hipotiroidisme, hipertensi, dislipidemia dengan cara menurunkan penangkapan
dan berat badan.21 Penurunan kadar iodium pada kelenjar tiroid atau menu-
TSH pada kelompok perlakuan mungkin runkan sodium iodide symporter (NIS)
karena mekanisme kelenjar tiroid yang ak- mRNA dan ekspresi protein.9 Mekanisme
tif mengabsorbsi iodium sebagai bahan tersebut menyebabkan terjadinya penu-
untuk memproduksi hormon tiroid. Se- runan kadar T4 bebas yang drastis. Hal ini
hingga peningkatan hormon tiroid akan terjadi karena garam yang digunakan oleh
menurunkan sekresi hormon TSH. subjek sebelum penelitian ini lebih rendah
Mekanisme ini diatur melalui efek umpan kadar iodiumnya dibanding garam inter-
balik negatif yang melibatkan kerja kelenjar vensi (Tabel 2). Kadar garam sebelum
tiroid, hipotalamus dan hipofisa.18-20 intervensi pada kelompok perlakuan <30
Hormon tiroid T4 bebas merupakan ppm. Mekanisme Wollf-Chaikoff ini ber-
hormon tiroksin (T4) yang tidak berikatan tujuan untuk melindungi fungsi tiroid dari
dengan protein transpor dan secara efek yang mengganggu karena asupan
hormonal lebih aktif.20 Setelah intervensi iodium yang berlebihan.19
garam kadar 30-35 ppm KIO3 selama 6 Hasil penelitian ini hampir serupa
bulan, kadar T4 bebas pada kelompok dengan penelitian Kumorowulan et al. yaitu
perlakuan tetap pada level normal pemberian iodium dalam berbagai macam
walaupun terjadi penurunan rerata kadar dosis 400 mg, 200 mg dan pemberian abon
T4 bebas. Sedangkan rerata kadar T4 ikan tuna 10 mg per hari dengan kadar
bebas pada kelompok kontrol relatif tidak iodium 50 ppm per gram selama 3 bulan.22
berubah. Penurunan kadar T4 bebas Pemberian iodium dosis tinggi pada
pada kelompok perlakuan secara statistik wanita usia subur tersebut menyebabkan
signifikan dibandingkan dengan kelompok penurunan TSH diikuti dengan penurunan
kontrol. T4 bebas pada kelompok abon ikan,
Secara teori, ketika kadar T4 bebas sedangkan kelompok lainnya mengalami
turun, maka kadar TSH meningkat sesuai peningkatan T4 bebas setelah bulan
dengan mekanisme umpan balik ne- kedua.22 Tetapi dalam penelitian ini tidak
gatif.18,19 Apabila kadar T4 bebas turun, diperiksa trend kadar T4 bebas sehingga
kelenjar tiroid akan memberikan sinyal tidak diketahui fluktuasi kadar T4 bebas
kepada hipofisis anterior untuk mening- pada subjek.22
katkan sintesis dan pelepasan TSH,

88
Perubahan Kadar Iodium Urin.... (Nurcahyani YD, Ihsan N, Kumorowulan S)

Pemberian iodium dosis tinggi UCAPAN TERIMA KASIH


pada daerah kecukupan iodium dapat di- Penelitian ini terlaksana dengan
toleransi sampai 1000 µg/ hari. Namun, baik berkat dukungan dari beberapa pihak.
individu dengan defisiensi iodium akan Peneliti mengucapkan terima kasih atas
memberikan respon yang merugikan apa- berbagai macam dukungan kepada Dinas
bila diberikan garam dengan dosis tinggi.1 kesehatan Kabupaten Purworejo Jateng,
Hasil metaanalisis menyimpulkan bahwa Puskesmas Bener Purworejo, Kepala
data terkuat menunjukkan rendahnya ka- desa dan seluruh responden penelitian.
dar iodium (1-5 mg/hari) aman bagi ke-
banyakan orang selama bertahun-tahun.23 DAFTAR PUSTAKA
Program fortifikasi garam diperkirakan 1. Zimmermann MB, Jooste PL dan
akan meningkatkan resiko iodide-induced Pandav CS. Iodine Deficiency
hyperthyroidism sebesar 1.7% di daerah Disorders. Lancet. 2008;372:1251–62.
endemik.9 WHO merekomendasikan do- 2. Departemen Kesehatan. Survai
sis garam konsumsi paling sedikit 20 – Nasional Pemetaan Gangguan Akibat
40 ppm iodium,11 sedangkan Kemenkes Kekurangan Yodium (GAKY). Proyek
menetapkan paling sedikit 30 ppm KIO3.3 Intensifikasi Penanggulangan GAKY.
Penggunaan garam intervensi dosis 30- Evaluasi program GAKI. Jakarta:
35 ppm selama 6 bulan, dengan konsumsi Departemen Kesehatan RI; 2003.
rerata garam per orang per hari sebesar 3. Tim Penanggulangan GAKY Pusat.
7.26 gram, diperkirakan masukan iodium Rencana Aksi Nasional Kesinambung-
subyek berkisar antara 129 – 151 µg/l. an Program Penanggulangan Gang-
Hasil pemeriksaan kadar iodium dalam guan Akibat Kurang Yodium. Jakarta;
urin pada kelompok perlakuan setelah 2005.
intrvensi sesuai perkiraan yaitu 149 µg/l, 4. Kemenkes. Laporan Nasional Riset
dalam katagori adekuat. Dalam penelitian Kesehatan Dasar; RISKESDAS 2013.
ini juga dibuktikan bahwa kadar garam in- Jakarta: Balitbang Kemenkes RI;
tervensi mampu memperbaiki kadar TSH 2014.
dan mempertahankan kadar T4 bebas 5. Depkes. Riset Kesehatan Dasar
pada level normal. (Riskesdas, 2008). Laporan Nasional.
Jakarta: Balitbang Depkes RI; 2008.
KESIMPULAN 6. Delange F, Benist BD, and Burgi
Intervensi garam dengan kadar 30- H. Iodine Deficiency in the World:
35 ppm selama 6 bulan mampu mencukupi Where Do we Stand at the Turn of the
kebutuhan iodium subjek, memperbaiki Century? Thyroid. 2001;11(5):437-
kadar TSH dan mempertahankan kadar 447.
T4 bebas subjek pada level normal. Perlu 7. Zimmermann MB, Ito Y, Hess SY,
penetapan batas atas kadar iodium SNI Fujieda K and Molinari L. High thyroid
untuk memperkecil resiko ekses iodium. volume in children with excess
Untuk ibu hamil dan wanita menyusui dietary iodine intakes. Am J Clin Nutr.
perlu dipastikan kecukupan iodium de- 2005;81(4):840-844.
ngan pemberian suplementasi sebelum 8. Zimmermann MB. Iodine deficiency
kehamilan atau di awal kehamilan. and excess in children: Worldwide

89
MGMI Vol. 7, No. 2, Juni 2016: 77-90

status in 2013. Endocrine Practice. Nutrition: Where Do We Stand in


2013;19:839–846. doi: 10.4158/ 2013? Thyroid. 2013;23(5): 1-6.
ep13180.ra. 17. Zimmermann MB. Iodine Deficiency.
9. Roti E dan Uberti ED. Iodine Excess Endocrine Reviews. 2009;30:376–
and Hyperthyroidism. Thyroid. 2001; 408.
11(5):493-500. 18. Carrasco N. Thyroid hormone
10. Dunn JT. Iodine Excess in IDD Control synthesis-thyroid iodine transport in
Programs. Jurnal GAKY Indonesia Braverman LE and Utiger RD (Eds).The
(Indonesian Journal of IDD). 2002; Thyroid-A Fundamental and Clinical
2(1):20-24. Text. 9th ed.Philadelphia:Lippincott
11. World Health Organization. Assess- Williams & Walkins; 2005. p. 37-52.
ment of Iodium Deficiency Disorders 19. Greenspan FS, Baxter JD.
and Monitoring Their Elimination : A Endokrinologi Dasar & Klinik. Edisi 4.
Guide For Programme Managers. 3rd Wijaya C, Maulany RF, Samsudin S,
ed. Geneva: WHO; 2007. penerjemah. Jakarta; Penerbit Buku
12. Budiman B, Komari, Saidin. Pengaruh Kedokteran EGC. Terjemahan dari:
Pemberian Garam Beriodium terhadap Basic and Clinical Endocrinology;
Kadar Tiroksin pada Ibu Usia Subur di 1998.
Daerah Endemik Defisiensi Iodium. 20. Gropper SS, Smith JL, Groff JL.
Gizi Indon. 2005;30(1):32-39. Advanced Nutrition and Human
13. Widagdo D. Dampak Pemberian Metabolism. Singapore: Wadsworth/
Iodium Berbagai Dosis terhadap Thomson Learning; 2009.
Ekskresi Iodium dalam Urin (EIU). 21. Völzkel H, Robinson DM, Spielhagen
Laporan Akhir Penelitian. Magelang: T, Nauck M, Obst A, Ewert R, et al.
BPGAKI; 2008. Are Serum Thyrotropin Levels within
14. Lemeshow S, Hosmer Jr DW dan Klar the Reference Range Associated with
J. Besar Sampel Dalam Penelitian Endothelial Function? Eur Heart J.
Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada 2009; 30: 217–224.
University Press; 1997. 22. Kumorowulan S, Nurcahyani YD,
15. WHO. Child Growth Standarts : Soedjono SK dan Sadewo AH.
Length/Height-for-Age, Weight-for- Pengaruh terhadap Perubahan Fungsi
Age, Weight-for-Length, Weight-for- Tiroid dan Status Iodium. J. MGMI.
Height and Body Mass Index-for-Age 2013;5(1):17-29.
: Methods and Development. Geneva, 23. Dasgupta PK, Liu Y dan Dyke JV.
Switzerland: WHO press; 2007. Iodine Nutrition: Iodine Content of
16. Pearce EN, Andersson M dan Iodized Salt in the United States.
Zimmermann MB. Global Iodine Environ. Sci. Technol. 2008;42:1315–
1323.

90

You might also like