Perbedaan Hitung Jenis Leukosit Antara Pekerja Terpajan Polutan Dengan Pekerja Tidak Terpajan Polutan

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

The Difference of differential counts of leucocytes between workers exposed to

pollutan and workers not exposed to pollutan

PERBEDAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT


ANTARA PEKERJA TERPAJAN POLUTAN
DENGAN PEKERJA TIDAK TERPAJAN POLUTAN

Fahmi Fauzi Sugandi


Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY

ABSTRACT

Background: The development of industry in the field of transportation continues to


increase. Increased number of motor vehicles followed by increased use of premium
fuel and diesel fuel. Pollutants which are particularly present in vehicle exhaust
gases. People in daily work are always associated with vehicle fumes such as
motorcycle mechanic mechanics will get much more vehicle emissions exposure than
people who are not associated with vehicle fumes in their work. Incomplete smoke of
the vehicle will produce harmful gases. Dangerous gases can enter the body through
the respiratory tract. Most of the gases will accumulate in the bone marrow and soft
tissue which will disrupt the process of hematopoiesis such as leukopoeiesis and may
causes inflammation, and also allergic reaction of body. Many other jobs are at risk
of exposure to low pollutants. This is what makes researchers interested to examine
whether there are differences in the differential counts of leucocytes in workers
exposed to pollutants with workers not exposed to pollutants.

Purpose: To know the difference of the differential counts of leucocytes in workers


exposed to pollutants with workers not exposed to pollutants.

Methods: This research is an analytic observational study with cross sectional design.
This research is done by collected blood samples of workers unexposed to pollutan at
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta and workers exposed to pollutan at Bantul,
Yogyakarta in the range of August month till May in 2017. Differential counts of
leucocytes are examined from the blood sample in Balai Laboratorium Yogyakarta.
Total samples is 40 samples consisted of 20 workers exposed to pollutan and 20
workers unexposed to pollutan. Data is analyzed with Independent Sample T-test and
Mann Whitney Test.
Results and Discussion: Average value of the basophile number in the pollutant
exposed workers, is 0.65% and the average basophile number in the unexposed
pollutant workers, is 0.45%, the average number of eosinophils in workers exposed to
pollutants, is 5, 20% and The average number of eosinophils on the workers is not
exposed to pollutants, is 4%, the average number of neutrophil segments in workers
exposed to pollutants, is 59.15% and the average number of neutrophil segments in
workers not exposed to pollutants, is 57.85% Resulting in an average basophil,
eosinophil, and neutrophil segment numbers in the exposed pollutant workers higher
than unexposed pollutant workers. The average value of lymphocyte numbers in
exposed workers pollutants, is 29.90% and the average number of lymphocytes in
workers not exposed to pollutants, is 32.00%, the average monocyte rate in workers
exposed to pollutants, is 3.65% and the average number of monocyte numbers on
workers is not exposed to pollutants, is 4.25%, so that the average number of
lymphocytes and monocytes in pollutant exposed workers is lower than that of
unexposed pollutants. The average number of non segmented neutrophils in workers
exposed to pollutants, is 1.45%, and the average number of non segmented
neutrophils in workers not exposed to pollutants, is 1.45%, so the average number of
non segmented neutrophils in workers pollutants exposure is equal to workers are not
exposed to pollutants.
There is no meaningful difference of differential counts of leucocyte between exposed
pollutan workers and unexposed pollutan workers. It can be seen from the result of
Independent Sample T-Test and Mann Whitney Test which showed p > 0,05 (p = 0,209
for basophil, p = 0,299 for eosinophil, p = 0,916 for non segmented neutrophils, p =
0,095 for monocyte, p = 0,586 for segmented neutrophils, p = 0,328 for lymphocyte).

Conclusion: This research concluded that there is no difference of differential counts


of leucocyte between exposed pollutan workers and unexposed pollutan workers.

Keyword: differential counts of leucocyte, exposed pollutan workers, unexposed


pollutan workers.
INTISARI

Latar belakang: Perkembangan industri di bidang transportasi terus meningkat.


Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor diikuti oleh kenaikan penggunaan bahan
bakar premium dan solar. Polutan yang terutama ada di gas buang kendaraan. Orang
dalam pekerjaan sehari-hari selalu dikaitkan dengan asap kendaraan seperti mekanik
mekanik sepeda motor yang akan mendapatkan eksposur emisi kendaraan lebih
banyak daripada orang-orang yang tidak terkait dengan asap kendaraan dalam
pekerjaan mereka. Asap kendaraan yang tidak lengkap akan menghasilkan gas
berbahaya. Gas berbahaya bisa masuk ke tubuh melalui saluran pernafasan. Sebagian
besar gas akan terakumulasi di sumsum tulang dan jaringan lunak yang akan
mengganggu proses hematopoiesis seperti leukopoeiesis dan bisa menyebabkan
radang, dan juga reaksi alergi tubuh. Banyak pekerjaan lain berisiko terkena polutan
rendah. Inilah yang membuat peneliti tertarik untuk memeriksa apakah ada perbedaan
dalam perbedaan jumlah leukosit pada pekerja yang terpapar polutan dengan pekerja
yang tidak terpapar polutan.

Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan hitung jenis leukosit pada pekerja terpajan
polutan dengan pekerja tidak terpajan polutan.

Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik


dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan
sampel darah pekerja yang tidak terpajan polutan di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta dan pekerja yang terpajan polutan di Bantul, Yogyakarta dalam rentang
bulan Agustus sampai Mei tahun 2017. Sampel darah hitung jenis leukosit diperiksa
di Balai Laboratorium Yogyakarta. Total sampel adalah 40 sampel, terdiri dari 20
pekerja yang terpajan polutan dan 20 pekerja tidak terpajan polutan. Data dianalisis
dengan Independent Sample T-test dan Mann Whitney Test.

Hasil Penelitian: Nilai rata-rata basofil pada pekerja yang terpajan polutan adalah
0,65% dan nilai rata-rata basofil pada pekerja yang tidak terpajan polutan, adalah
0,45%, nilai rata-rata eosinofil pada pekerja yang terpajan polutan adalah 5, 20% dan
nilai rata-rata eosinofil pada pekerja tidak terpajan polutan, adalah 4%, nilai rata-rata
neutrofil segmen pada pekerja yang terpajan polutan, adalah 59,15% dan nilai rata-
rata neutrofil segmen pada pekerja yang tidak terpajan polutan, adalah 57,85 %. Nilai
rata-rata basofil, eosinofil, dan neutrofil segmen pada pekerja terpajan polutan lebih
tinggi daripada pekerja tidak terpajan polutan. Nilai rata-rata limfosit pada pekerja
terpajan polutan adalah 29,90% dan nilai rata-rata limfosit pada pekerja tidak terpajan
polutan adalah 32,00%, nilai rata-rata monosit pada pekerja yang terpajan polutan,
adalah 3,65% dan nilai rata-rata monosit pada pekerja tidak terpajan polutan, adalah
4,25%, sehingga nilai rata-rata limfosit dan monosit pada pekerja yang terpajan
polutan lebih rendah daripada pekerja yang tidak terpajan terpajan. Nilai rata-rata
neutrofil batang pada pekerja yang terpajan polutan adalah 1,45%, dan nilai rata-rata
neutrofil batang pada pekerja yang tidak terpajan polutan adalah 1,45%, sehingga
nilai rata-rata neutrofil batang pada polutan pekerja sama dengan pekerja tidak
terpajan polutan. Tidak ada perbedaan bermakna antara hitung jenis leukosit antara
pekerja yang terpajan polutan dan pekerja yang tidak terpajan polutan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil uji Independent Sample T-Test dan Mann Whitney Test yang
menunjukkan p> 0,05 (p = 0,209 untuk basofil, p = 0,299 untuk eosinofil, p = 0,916
untuk neutrofil batang, p = 0,095 untuk monosit , p = 0,586 untuk neutrofil segmen, p
= 0,328 untuk limfosit).

Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hitung
jenis leukosit antara pekerja terpajan polutan dengan pekerja tidak terpajan polutan.

Kata kunci: Hitung Jenis Leukosit, pekerja terpajan polutan, pekerja tidak terpajan
polutan.

Pendahuluan kendaraan bermotor diikuti dengan


Perkembangan industri di
peningkatan penggunaan bahan bakar
Indonesia sekarang ini berlangsung
premium maupun solar (tugaswati,
sangat pesat seiring dengan kemajuan
2012). Proses pembakaran yang terjadi
ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses
pada kendaraan bermotor yang tidak
industrialisasi masyarakat Indonesia
sempurna di dalam industri
berjalan semakin cepat dengan
menghasilkan bahan pencemar pada
berdirinya perusahaan dan tempat kerja
kadar yang lebih tinggi. Dengan
yang beraneka ragam. Perkembangan
demikian, masyarakat yang tinggal atau
industri dalam bidang transportasi terus
mempunyai pekerjaan yang sehari-
meningkat. Peningkatan jumlah
harinya terpajan polutan, sangat
beresiko untuk terjadi kelainan reaksi peradangan dan alergi jika terjadi

kesehatan pada tubuhnya (tugaswati, pajanan yang berulang.

2012) Tidak semua pekerjaan yag

Gas-gas berbahaya seperti timbal berkembang seiring perkembangan

dapat masuk ke dalam tubuh melalui industri beresiko tinggi terpajan

saluran pernapasan, sebagian besar polutan. Banyak pekerjaan lain yang

timbal akan menumpuk di sel darah memiliki resiko terpajan polutan

merah (eritrosit), sisanya akan rendah. Hal inilah yang membuat

terakumulasi di sumsum tulang dan peneliti tertarik untuk meneliti apakah

jaringan lunak yang kemudian akan terdapat perbedaan hitung jenis leukosit

mengganggu proses hematopoiesis pada pekerja terpajan polutan dengan

(Gunawan, 2013). Hematopoiesis atau pekerja tidak terpajan polutan.

proses pembentukkan darah terjadi di .

dalam sumsum tulang pada orang Bahan dan Cara

dewasa sehingga jika terjadi gangguan Penelitian ini merupakan

pada sumsum tulang akan penelitian observasional analitik

mempengaruhi pembentukan sel-sel dengan desain cross sectional. Populasi

darah (Bakta, 2006). penelitian ini adalah pekerja terpajan

Selain mengganggu proses polutan dan pekerja tidak terpajan

hematopoiesis, emisi gas buangan polutan. Sampel penelitian ini adalah

kendaraan motor dapat menghasilkan pekerja terpajan polutan di Bantul,

Yogyakarta dan pekerja tidak terpajan


polutan di Universitas Muhammadiyah Bahan yang digunakan dalam

Yogyakarta yang memenuhi kriteria penelitian ini, yaitu serum darah,

inklusi dan kriteria eksklusi. Jumlah sedangkan alat yang digunakan, yaitu

responden yang dipilih adalah 20 spuit 3cc, alcohol swab, torniquet,

pekerja terpajan polutan dan 20 pekerja tabung reaksi, kapas, vial centrifuge,

tidak terpajan polutan. Machine Automatic, dan Machine

Variabel terikat (dependent Komputer (sebagai program

variable) dalam penelitian ini, yaitu interpretasi data otomatis).

hitung jenis leukosit. Variabel bebas Penelitian ini dilakukan

(independent variable) dalam pengambilan sampel darah pada

penelitian ini, yaitu pekerja terpajan pekerja terpajan polutan di Bantul,

polutan dan pekerja tidak terpajan Yogyakarta dan pekerja tidak terpajan

polutan. Untuk mendapatkan data yang polutan di Universitas Muhammadiyah

bersifat kuantitatif, peneliti Yogyakarta pada bulan Januari sampai

menggunakan lembar informasi Mei 2017. Semua sampel darah

penelitian, lembar informed consent diperiksa di Balai Laboratorium

yang meliputi riwayat kesehatan yang Yogyakarta.

berisi kriteria inklusi dan eksklusi, Pengambilan sampel darah

melakukan pengecekan vital sign, responden diawali dengan memberikan

tinggi dan berat badan kemudian penjelasan mengenai penelitian dan

pengambilan darah vena. informed consent kepada responden.

Kemudian dilakukan anamnesis,


pemeriksaan vital sign, tinggi badan, pekerja terpajan polutan dengan

dan berat badan. Setelah itu pekerja tidak terpajan polutan. Uji

pengambilan darah vena terhadap statistik yang digunakan untuk

responden yang dilakukan oleh pihak menganalisa data, yaitu Independent

Balai Laboratorium Yogyakarta. Sample T-Test dan Mann Whitney West

Sampel darah yang telah diambil, karena data berdistribusi normal dan

diperiksa di Balai Laboratorium tidak normal dengan menggunakan

Yogyakarta. Sampel darah dimasukkan perangkat lunak komputer program

ke dalam tabung reaksi, kemudian SPSS versi 16.0.

tabung reaksi yang berisi EDTA 10%.

Kemudian sample dimasukkan Hasil Penelitian

kedalam Automatic Analyzer. Tunggu Berdasarkan hasil penelitian dan

hasil yang dikeluarkan oleh alat. Baca pengolahan data, didapatkan hasil pada

dan catat hasil pemeriksaan hitung jenis Tabel 1. tampak bahwa rata-rata nilai

leukosit pada komputer. rata-rata angka basofil pada pekerja

Data hasil penelitian dapat terpajan polutan, yaitu 0,65 % dan nilai

dideskripsikan dalam bentuk tabel rata-rata angka basofil pada pekerja

hitung jenis leukosit antara pekerja tidak terpajan polutan, yaitu 0,45 %.

terpajan polutan dan pekerja tidak Nilai rata-rata angka eosinofil pada

terpajan polutan. Setelah itu, dilakukan pekerja terpajan polutan, yaitu 5,20 %

analisis untuk mengetahui adakah dan nilai rata-rata angka eosinofil pada

perbedaan hitung jenis leukosit antara pekerja tidak terpajan polutan, yaitu 4
%. Nilai rata-rata angka neutrofil angka monosit pada pekerja tidak

segmen pada pekerja terpajan polutan, terpajan polutan, yaitu 4,25 %.

yaitu 59,15 % dan nilai rata-rata angka Didapatkan nilai rata-rata angka

neutrofil segmen pada pekerja tidak limfosit dan monosit pada pekerja

terpajan polutan, yaitu 57.85 %. terpajan polutan lebih rendah daripada

Didapatkan nilai rata-rata angka pekerja tidak terpajan polutan. Tetapi

basofil, eosinofil, dan neutrofil segmen nilai rata-rata angka neutrofil batang

pada pekerja terpajan polutan lebih pada pekerja terpajan polutan, yaitu

tinggi daripada pekerja tidak terpajan 1,45 %, dan nilai rata-rata angka

polutan. neutrofil batang pada pekerja tidak

Nilai rata-rata angka limfosit terpajan polutan, yaitu 1,45 %,

pada pekerja terpajan polutan, yaitu sehingga didapatkan nilai rata-rata

29,90 % dan nilai rata-rata angka angka neutrofil batang pada pekerja

limfosit pada pekerja tidak terpajan terpajan polutan sama dengan pekerja

polutan, yaitu 32,00 %, nilai rata-rata tidak terpajan polutan, sebagaimana

angka monosit pada pekerja terpajan terlihat pada Gambar 1.

polutan, yaitu 3.65 % dan nilai rata-rata

Tabel 1. Deskriptif hitung jenis leukosit antara pekerja terpajan polutan


dengan pekerja tidak terpajan polutan
No. Kriteria (%) Pekerja Terpajan Pekerja Tidak Terpajan
Polutan Polutan
Min Max Mean Min Max Mean
1. Basofil 0 1 0,65 0 1 0,45
2. Eosinofil 2 14 5,20 1 14 4
3. Neutrofil 1 2 1,45 0 3 1,45
Batang
4. Neutrofil 49 71 59,15 39 69 57,85
Segmen
5. Limfosit 20 43 29,90 18 50 32,00
6. Monosit 2 6 3,65 2 6 4,25

Chart Title

70

60

50

40

30

20

10

0
Basofil Eosinofil Neutrofil Neutrofil Limfosit Monosit
Batang Segmen

Pekerja Terpajan Polutan Pekerja Tidak Terpajan Polutan

Gambar 1 . Grafik hitung jenis leukosit antara pekerja terpajan polutan


dengan pekerja tidak terpajan polutan
Berdasarkan Gambar 1. di atas, data jenis neutrofil segmen dan limfosit

persebaran data hitung jenis leukosit pada pekerja terpajan polutan dan

pada pekerja terpajan polutan dan pekerja tidak terpajan polutan normal.

pekerja tidak terpajan polutan sama- Setelah dilakukan transformasi data

sama merata. untuk menormalkan data yang tidak

Berdasarkan hasil olah data, normal, ternyata distribusi data tetap

distribusi data hitung jenis leukosit tidak normal sehingga data diuji dengan

jenis basofil, eosinofil, neutrofil batang menggunakan Mann Whitney test.

dan monosit pada pekerja terpajan Untuk data yang berdistribusi normal,

polutan dan pekerja tidak terpajan maka data diuji dengan Independent

polutan tidak normal. Tetapi distribusi Sample T-test.

Tabel 2. Hasil Mann Whitney test basofil, eosinofil, neutrofil batang dan
monosit pekerja terpajan polutan dan pekerja tidak terpajan polutan

Variabel Asymp. Sig (2-tailed)


Basofil 0.209

Eosinofil 0,299

Neutrofil Batang 0.916

Monosit 0.095
Tabel 3. Hasil Independent t-test neutrofil segmen dan limfosit pada pekerja
terpajan polutan dan pekerja tidak terpajan polutan

Variabel Asymp. Sig (2-tailed)


Neutrofil Segmen 0.586

Limfosit 0.328

Interpretasi hasil dengan uji Mann leukosit pekerja tidak terpajan polutan

Whitney test, seperti pada Tabel 2. maka faktor peluang saja dapat

Diperoleh angka significancy 0,209 menerangkan 5,1% untuk memperoleh

untuk basofil, 0,299 untuk eosinofil, hasil yang diperoleh “. Interpretasinya,

0,916 untuk neutrofil batang, 0,095 yaitu peluang untuk menerangkan hasil

untuk monosit. Interpretasi nilai p > yang diperoleh > 5% maka hasil ini

0,05, dapat disimpulkan bahwa “ tidak dianggap tidak bermakna dan H0

ada perbedaan bermakna hitung jenis diterima.

leukosit jenis basofil, eosinofil, Interpretasi hasil dengan

neutrofil batang dan monosit pada Independent t-test pada tabel 3,

pekerja terpajan polutan dan pekerja diperoleh angka significancy 0,586

tidak terpajan polutan”. untuk neutrofil segmen, dan 0,328

Interpretasi lengkap nilai p , yaitu untuk limfosit. Interpretasi nilai p >

menunjukkan bahwa “ jika hitung jenis 0,05, dapat disimpulkan bahwa “ tidak

leukosit pada pekerja terpajan polutan ada perbedaan bermakna hitung jenis

tidak berbeda dengan hitung jenis leukosit jenis neutrofil segmen, dan
limfosit pada pekerja terpajan polutan rata-rata angka neutrofil segmen pada

dan pekerja tidak terpajan polutan”. pekerja tidak terpajan polutan yaitu

57,85.

Diskusi Pajanan yang berulang dari

Tabel 1. menunjukkan bahwa polutan pada pekerja terpajan polutan

bahwa rata-rata hitung jenis leukosit maupun tidak terpajan polutan

jenis basofil, eosinofil, dan neutrofil menyebabkan reaksi yang berbeda pada

segmen pada pekerja terpajan polutan tubuh manusia tergantung pada usia,

lebih tinggi dibandingkan dengan rata- lama bekerja, riwayat merokok,

rata hitung jenis leukosit pada pekerja maupun penyakit penyerta lainnya.

tidak terpajan polutan. Dari hasil Tetapi pada dasarnya, pajanan yang

pengambilan data, didapatkan rata-rata berulang dari polutan menyebabkan

angka basofil pada pekerja terpajan peradangan akut sampai peradangan

polutan yaitu 0,65, sementara rata-rata kronik. Peradangan akut adalah cara

angka basofil pada pekerja tidak alami sistem kekebalan tubuh untuk

terpajan polutan yaitu 0,45. Rata-rata membersihkan agen patologis.

angka eosinofil pada pekerja terpajan Meskipun respon inflamasi langsung

polutan yaitu 5,20, sementara rata-rata memainkan peran penting dalam

angka eosinofil pada pekerja tidak pertahanan inang, peradangan yang

terpajan polutan yaitu 4. Rata-rata tidak terkontrol dapat menyebabkan

angka neutrofil segmen pada pekerja perkembangan penyakit, seperti

terpajan polutan yaitu 59,15, sementara penyakit paru. Oleh karena itu, menarik
untuk mengidentifikasi faktor diinduksi oleh paparan polusi udara

lingkungan yang dapat mengubah ambien. Anehnya, respon neutrofil

respons imun bawaan. Menurut model tidak berubah secara signifikan selama

respons imun bimodal, sel neutrofil paparan jangka pendek di salah satu

harus direkrut ke area cedera terlebih jaringan yang diuji. Namun, selama

dahulu, dimana mereka diaktifkan dan periode waktu yang sama, populasi

kemudian melepaskan sitokin untuk makrofag meningkat secara bermakna

menarik sel kekebalan lainnya, seperti pada jaringan adiposa paru dan viseral.

sel makrofag. Oleh karena itu, (xiaohua et al, 2013)

peningkatan yang cepat dari sel Pajanan berulang polutan dapat

neutrofil terjadi, dan diikuti oleh menyebabkan peradangan kronis.

jumlah sel makrofag yang meningkat. Peradangan kronis adalah masalah

Sebaliknya, pada penelitian biologis yang signifikan, dan penelitian

mendukung bukti bahwa makrofag sebelumnya telah menunjukkan bahwa

dapat direkrut tanpa stimulasi sel paparan terhadap polutan secara

neutrofil. Temuan ini penting karena konsisten mampu menghasilkan

mekanisme peradangan memainkan masalah yang sama. Peningkatan

peran penting tidak hanya pada tahap perekrutan makrofag secara terus-

awal disfungsi endotel, tetapi juga menerus pada lemak epididis

destabilisasi plak aterosklerotik menambah kejadian pada peradangan

lanjutan yang memicu kejadian kronis. Selanjutnya, peradangan awal

kardiovaskular akut yang dapat di paru-paru dan jaringan lainnya


diikuti oleh peradangan terutama di mengalir dalam aliran darah dan cairan

jaringan jauh, mendukung gagasan limfe lalu mengaktifkan antigen.

bahwa polutan tidak hanya mampu Antigen yang tersentisisasi dan terkena

mempengaruhi paru-paru, namun dapat pajanan berulang akan menyebab

bertanggung jawab atas peredaran reaksi berupa pelepasan sitokin pro-

konstituennya ke bagian lain dari inflamasi. Lepasnya sitokin pro-

tubuh. Singkatnya, pajanan polutan inflamasi seperti IL-4, IL-5, IL-13 akan

dapat menyebabkan respons pro- menyebabkan perangsangan pada

inflamasi dari makrofag dan neutrofil eosinofil dan sel sel lainnya (gheybi, et

(xiaohua et al, 2013). al 2014).

Selain dari mekanisme


Pada penelitian ini, peningkatan
peradangan, terjadi pula mekanisme
alergi ditandai dengan tingginya rata-
alergi yang dipacu oleh pajanan
rata angka basofil pada pekerja terpajan
polutan. Mekanisme alergi yang terjadi
polutan dibanding dengan pekerja tidak
dikarenakan pajanan polutan yang
terpajan polutan. Secara klinis, hal ini
salah satunya terdiri daripada alergen-
menjadi bukti adanya pengaruh pajanan
alergen yang memicu alergi pada tubuh
polutan terhadap reaksi alergi pada
manusia. Masuknya alergen dapat
pekerja terpajan polutan. Disamping
melalui beberapa jalur, baik itu dari
itu, tanda peningkatan alergi yang lain
makanan, kulit maupun pernafasan.
adalah dengan tingginya rata-rata
Pada jalur pernafasan, masuknya
eosinofil pada pekerja terpajan polutan
alergen akan masuk kedalam paru-paru,
dibanding dengan pekerja tidak dan sesuai dengan Tabel 2 dengan uji

terpajan polutan. Mann Whitney test tampak bahwa nilai

Secara klinis hitung jenis leukosit significancy 0,209 untuk basofil, 0,299

antara pekerja terpajan polutan dengan untuk eosinofil, 0,916 untuk neutrofil

pekerja tidak terpajan polutan dapat batang, 0,095 untuk monosit.

dikatakan bermakna, dilihat dari menunjukkan bahwa nilai p > 0,05.

pajanan polutan yang berulang pada Pada Tabel 3 dengan uji independent

pekerja terpajan polutan dibanding sample T-test nilai significancy 0,586

pekerja yang tidak terpajan polutan. untuk neutrofil segmen, dan 0,328

Namun, secara statistik tidak ada untuk limfosit. Interpretasi nilai p >

perbedaan bermakna hitung jenis 0,05 Berdasarkan hasil data statistik

leukosit antara pekerja terpajan polutan berkebalikan dengan hipotesis yang

dengan pekerja tidak terpajan polutan diinginkan yang berdasarkan dengan

yang didapatkan dari hasil data statistik teori bahwa ada perbedaan hitung jenis

menggunakan Mann Whitney test dan leukosit antara pekerja terpajan polutan

Independent Sample T-Test. dengan pekerja tidak terpajan polutan.

Namun, hasil data statistik Penelitian ini pernah dilakukan

menunjukkan bahwa hasil hipotesis oleh Nabella (2011) mengenai

dari penelitian ini, yaitu H0 yang Hubungan Asupan Protein Dengan

artinya tidak ada perbedaan hitung jenis Kadar Ureum dan Kreatinin pada

leukosit antara pekerja terpajan polutan Bodybuilder. Desain penelitian cross

dengan pekerja tidak terpajan polutan sectional dengan jumlah subjek 30


yang dipilih secara consecutive anamnesis pun, responden merasa tidak

sampling. Hasilnya sebanyak 10% mempunyai faktor-faktor tersebut9.

subjek mempunyai kadar ureum yang Faktor lain yang mempengaruhi

tinggi dan 33,3% subjek mempunyai penelitian, yaitu adanya keterbatasan

kadar kreatinin yang tinggi sehingga penelitian, misalnya penelitian ini

disimpulkan tidak ada hubungan memiliki keterbatasan waktu karena

asupan protein dengan kadar ureum, waktu yang dimiliki oleh petugas untuk

tetapi ada hubungan asupan protein mengambil darah responden sangat

dengan kadar kreatinin8. sulit untuk disesuaikan dengan jadwal

Dalam penelitian ini banyak pengambilan darah responden (pekerja

faktor yang mempengaruhi, misalnya terpajan polutan dan pekerja tidak

faktor dari dalam dan luar tubuh yang terpajan polutan), keterbatasan waktu

mempengaruhi peningkatan hitung yang dimiliki responden menyebabkan

jenis leukosit, seperti respon alergi proses anamnesis dan inform consent

genetik, lama pekerjaan, dan riwayat kurang mendalam, dan tidak

merokok. Selain itu, faktor-faktor yang mengamati keseluruhan adanya faktor

mempengaruhi penurunan hitung jenis perancu parameter hitung jenis

leukosit seperti leukopoiesis yang leukosit.

berkurang, gangguan pada sumsum

tulang dan usia yang semakin

meningkat yang tidak dirasakan

responden sehingga saat dilakukan Kesimpulan


1. Dari hasil analisis Nilai rata-rata pekerja terpajan polutan, yaitu

angka basofil pada pekerja terpajan 29,90 % dan nilai rata-rata angka

polutan, yaitu 0,65 % dan nilai limfosit pada pekerja tidak terpajan

rata-rata angka basofil pada polutan, yaitu 32,00 %, nilai rata-

pekerja tidak terpajan polutan, rata angka monosit pada pekerja

yaitu 0,45 %, nilai rata-rata angka terpajan polutan, yaitu 3.65 % dan

eosinofil pada pekerja terpajan nilai rata-rata angka monosit pada

polutan, yaitu 5,20 % dan nilai pekerja tidak terpajan polutan,

rata-rata angka eosinofil pada yaitu 4,25 %, sehingga didapatkan

pekerja tidak terpajan polutan, nilai rata-rata angka limfosit dan

yaitu 4 %, nilai rata-rata angka monosit pada pekerja terpajan

neutrofil segmen pada pekerja polutan lebih rendah daripada

terpajan polutan, yaitu 59,15 % dan pekerja tidak terpajan polutan.

nilai rata-rata angka neutrofil Tetapi nilai rata-rata angka

segmen pada pekerja tidak terpajan neutrofil batang pada pekerja

polutan, yaitu 57.85 %, sehingga terpajan polutan, yaitu 1,45 %, dan

didapatkan nilai rata-rata angka nilai rata-rata angka neutrofil

basofil, eosinofil, dan neutrofil batang pada pekerja tidak terpajan

segmen pada pekerja terpajan polutan, yaitu 1,45 %, sehingga

polutan lebih tinggi daripada didapatkan nilai rata-rata angka

pekerja tidak terpajan polutan. neutrofil batang pada pekerja

Nilai rata-rata angka limfosit pada


terpajan polutan sama dengan bentuk uji klinik untuk

pekerja tidak terpajan polutan. mendapatkan data yang lebih

akurat mengenai riwayat

2. Tidak ada perbedaan bermakna merokok sebelumnya, usia,

angka basofil, eosinofil, neutrofil penyakit penyerta lainnya, serta

batang, neutrofil segmen, limfosit lama bekerja.

dan monosit antara pekerja

terpajan polutan dengan pekerja

tidak terpajan polutan. Hal ini

dapat dilihat dari hasil p > 0,05.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut dengan jumlah responden

yang lebih banyak.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut dengan kriteria inklusi dan

eksklusi yang lebih spesifik

terhadap responden

3. Perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut terhadap responden dalam


Southwestern Part of Iran.
Iranian Journal Allergy, Asthma,
and Immunology. Diakses pada
04 Juni 2017, dari
http://ijaai.tums.ac.ir/index.php/i
jaai/article/download/428/410.
Daftar Pustaka
Tugaswati, A. T. (2012). Emisi gas
buang kendaraan bermotor dan
Bakta, I Made. (2006). Hematologi
dampaknya terhadap
Klinik Ringkas. Jakarta: Penerbit
kesehatan. Jurnal. Jakarta.
Buku Kedoktern EGC.
WHO. (2006). Hazardous Chemical in
Gunawan, L., Setiani, O., & Suhartono,
Human and Environmental
S. (2013). Hubungan Kadar
Health (I. Widyastuti, Palupi. II.
Timah Hitam dalam Darah
Ester, Monica). Jakarta: Penerbit
dengan Jumlah Lekosit,
Buku Kedokteran EGC.
Trombosit, dan Aktifitas
Xiaohua, Hu, et al. (2013)
Superoxide Dismutase (SOD)
Inflammatory Response to Fine
pada Pekerja Timah Hitam di
Particulate Air Pollution
Kabupaten Tegal.JURNAL
Exposure: Neutrophil versus
KESEHATAN LINGKUNGAN
Monocyte. Diakses pada tanggal
INDONESIA, 12(2), 106-110.
04 Juni 2017 dari
Gheybi, Muhammad Kazzem et al.
http://journals.plos.org/plosone/a
(2014) Dusty Air Pollution is
rticle?id=10.1371/journal.pone.0
Associated with an Increased
071414
Risk of Allergic Diseases in

You might also like