Professional Documents
Culture Documents
Komplikasi Sinusitis Di Rumah Sakit Tersier: Jenis, Karakteristik Pasien, Dan Hasil
Komplikasi Sinusitis Di Rumah Sakit Tersier: Jenis, Karakteristik Pasien, Dan Hasil
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
CRITICAL APPRAISAL
General Description
1. Design : review
2. Subject : 1665 patients having sinusitis
3. Title : interesting, concise and straightforward
4. Authors : clearly written constitution and there are correspondence
address
5. Abstract : clear and appropriate
6. Introduction : consist of three paragraph and it contains purpose of the
study
Level of Evidence
P-I-C-O Analysis
1. Population : sinusitis patients with complications
2. Intervention : no intervention
3. Comparison : the complication of sinusitis (adjusted for age, gender and
comorbidities)
4. Outcome : the treatment depended on the number and type of the
complication
V-I-A Analysis
1. Validity :
a. The method of this study was an article review, so the chance for the
occurrence of biases are high
b. This study has already focused on prevention and treatment dysphagia
in head and neck cancer
c. This study has included enough relevant and important studies with 38
references paper
2. Importance :
a. The review showed optimization of long-term swallowing on
patients with head and neck cancer. Which the most evidence-based
strategies are maintaining an oral diet and performing prophylactic
swallowing exercise
b. The reader is confident in the truth of the results of this review
because the authors had elaborated and analyzed all the results well
and had provided the correspondence address
3. Applicability :
a. Maintaining an oral diet and performing prophylactic swallowing
exercise suggested in this review may be applicable locally to
prevent dysphagia
KOMPLIKASI SINUSITIS DI RUMAH SAKIT TERSIER: JENIS,
KARAKTERISTIK PASIEN, DAN HASIL
Diterjemahkan dari
Abstrak
Pendahuluan
Hasil
Terdapat sebanyak 146 kasus komplikasi sinusitis dari 1655 pasien dengan
penyakit sinusitis. Sisanya telah dilakukan operasi sinus karena kegagalan terapi
medikamentosa pasien sinusitis. Setelah melakukan peninjauan terhadap riwayat
pasien, didapatkan 85 pasien (5,1%) yang dimasukkan ke dalam penelitian ini.
Gambar 1. menunjukkan 61 kasus yang dikecualikan, termasuk 17 kasus dengan
data yang tidak lengkap (lima kasus mukokel, delapan kasus komplikasi ke mata,
satu kasus meningitis dengan komplikasi ke mata, satu kasus trombosis sinus
kavernosus, satu kasus dengan komplikasi intracranial dan mata, dan satu kasus
abses serebelum dengan trombosis sinus kavernosus), 25 kasus sinusitis karena
jamur, 13 kasus mukokel tanpa riwayat sinusitis (empat kasus dengan riwayat
cedera kepala dan 9 kasus tanpa adanya gangguan hidung), dan enam kasus tumor.
Diagnosis komplikasi dibuat berdasarkan pada temuan klinis dan pemeriksaan CT-
Scan. Pungsi lumbal dan pemeriksaan cairan likuorserebrospinalis dilakukan pada
pasien dengan kecurigaan meningitis. Seluruh kasus diterapi secara empiris dengan
antibiotik intravena sesuai dengan organisme yang telah ditentukan pada penelitian
ini. Drainase pada sinus yang terlibat, dengan atau tanpa komplikasi dilakukan
untuk seluruh kasus kecuali satu kasus dewasa dengan meningitis yang membaik
melalui perawatan medis saja.
50 pria (58,8%) dan 35 wanita (35%) dimasukkan dalam penelitian ini.
Empat belas pasien merupakan anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun (16,5%)
dan 71 pasien adalah orang dewasa (83,5%). Rata-rata usia adalah 43,5 (±23,3),
dengan rentang usia 1 bulan sampai 81 tahun. Secara keseluruhan, 27 pasien
terdapat lebih dari satu komplikasi (Tabel 1). 25 pasien (29,4%) mempunyai paling
sedikit satu kondisi medis yang mempengaruhi sistem imunitas pasien yaitu
diabetes mellitus (18,8%), gagal ginjal kronis (8,2%), keganasan (5,9%), penyakit
hati kronis (3,5%), dan infeksi HIV (2,4%). Komplikasi yang paling sering terjadi
adalah komplikasi orbital (Tabel 1).
Tabel 1. Tipe Komplikasi Sinusitis
Tipe
Pasien (%) Penjelasan
Komplikasi
Lokal: 14
9 kasus mukokel, 2 kasus selulitis wajah, 2 kasus
abses wajah, dan 1 kasus osteomyelitis
Orbital: 16
5 kasus selulitis periorbital, 5 kasus selulitis
orbital, dan 6 kasus abses subperiosteal (SPOA)
Intrakranial: 13
5 kasus meningitis, 2 kasus meningitis dengan
abses frontal, 1 kasus abses temporal, 1 kasus abses
otak tengah dan kelumpuhan nervus kranialis VII
1 58 (68,3%)
(UMNL), dan 4 kasus meningitis dengan
komplikasi lain
Kelumpuhan Nervus Kranialis: 15
2 kasus kelumpuhan nervus kranialis II
4 kasus kelumpuhan nervus kranialis III
1 kasus kelumpuhan nervus kranialis IV
3 kasus kelumpuhan nervus kranialis VI
1 kasus kelumpuhan nervus kranialis III, IV
1 kasus kelumpuhan nervus kranialis III, VI
3 kasus kelumpuhan nervus kranialis III, IV, VI
3 kasus mukokele
2 kasus dengan SPOA dan 1 kasus dengan
2 17 (20%)
neuropati optic
8 kasus SPOA
4 kasus dengan kelumpuhan nervus kranialis
(terbatasnya EOM pada seluruh arah dan gangguan
penglihatan)
3 kasus dengan selulitis/ abses wajah
1 kasus dengan osteomyelitis
4 kasus selulitis periorbital/ orbital dengan abses/
selulitis wajah
1 kasus selulitis orbital dan trombosis vena ophtalmica
superior dengan meningitis
1 kasus trombosis sinus sigmoid dan transversus
dengan kelumpuhan nervus kranialis VI bilateral
6 kasus trombosis kavernosus
3 kasus nervus kranialis II, III, IV, VI
1 kasus nervus kranialis II, VI
1 kasus nervus kranialis III, VI
3 8 (9,4%)
1 kasus nervus kranialis II, VII
1 kasus abses orbital dan wajah dengan kebutaan
1 kasus selulitis orbital, abses scalp, abses kelenjarair
mata, trombosis sinus sagittalis superior
2 kasus trombosis sinus kavernosus dengan abses atau
4 2 (3%)
selulitis wajah.
SPOA= subperiosteal abses, UMNL= upper motor neuron lesion, CN= cranial
nerve, EOM= extraocular movement.
Tampilan
Odds Ratio 95% Interval Kepercayaan p value
Klinis Buruk
Pulih dengan
2,49 1,15 5,37 0,020
morbiditas
Meninggal 3,27 1,24 8,63 0,017
Jumlah total tipe komplikasi= kombinasi jumlah banyaknya tipe komplikasi
sinusitis (lokal, orbital, komplikasi intrakranial, dan kelumpuhan saraf kranialis),
rentang 1 sampai 4.
Disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan faktor komorbid : diabetes, penyakit
hati, gagal ginjal kronik, keganasan dan infeksi HIV
Kultus pus berhasil diperoleh pada 60 kasus (70,1%), 24 kasus di
antaranya tidak menunjukkan adanya mikroorganisme. Pada 36 kasus dengan
spesimen positif, ditemukan organisme tunggal ataupun multipel, termasuk tujuh
kasus koagulase negatif Staphylococcus (11,7%), lima kasus S. aureus (8,3%), satu
kasus Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) (1,7%), tujuh kasus
Streptococcus spp. (11,7%), lima kasus Pseudomonas aeruginosa (8,3%), lima
kasus Klebsiella (8,3%), tiga kasus Enterococcus spp. (5%), tiga kasus
Enterobacter spp. (5%), tiga kasus Diphteroid bacilli (5%), dan empat kasus
Acinetobacter spp. (6,7%), tambahan kasus termasuk Haemophilus influenza,
Neisseria spp., Corynebacteriumspp., Pasteurellaspp., E coli, Citrobacterkoseri,
Proteus spp., Aeromonashydrophila, and Burkholderiapseudomallei.
Tabel 4. Risiko (odds ratio dan 95% interval kepercayaan) tampilan klinis yang
buruk (pemulihan dengan morbiditas atau kematian) dari sinusitis, diklasifikasikan
dengan tipe komplikasi sinusitis, melalui analisis dengan regresi logistik
multinomial.
Tampilan Klinis
Buruk dan Tipe Odds Ratio 95% Interval Kepercayaan p value
Komplikasi
Pemulihan dengan
morbiditas
Lokal 1,67 0,33 8,40 0,534
Orbital 1,58 0,42 5,97 0,466
Intrakranial 4,61 1,06 20,08 0,042
Kelumpuhan
3,55 0,85 14,82 0,082
saraf kranialis
Kematian
Lokal 1,02 0,04 28,18 0,990
Orbital 4,82 0,15 156,26 0,376
Intrakranial 106,55 2,06 5512,16 0,020
Kelumpuhan
0,75 0,02 23,94 0,872
saraf kranialis
Disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan faktor komorbid : diabetes, penyakit
hati, gagal ginjal kronik, keganasan dan infeksi HIV.
Diskusi
Kematian
Lokal 1.02 0.04 28.18 0.999
Orbital 4.82 0.15 156.26 0.376
Intrakranial 106.55 2.06 5512.16 0.020
CN Palsy 0.75 0.02 23.94 0.872
Dalamsatustudiliteratur,
hasilperawatannyadilaporkanbervariasisesuaidengankomplikasi: 6%
daripasiendengankomplikasi Intrakranialmeninggal (mulaidari 0 hingga16%) dan
23% dinonaktifkan (berkisardari 0 hingga 46%) [21].Dalampenelitian kami,
tingkatkematiankeseluruhanadalah 11,3%, sedangkan 29%
daripasiendengankomplikasi Intrakranialmeninggal.
Angkainilebihtinggimungkinmerupakanhasildariterjadinyakomplikasisistemiksepe
rti sepsis ataudarikeparahankomplikasi
Intrakranial,keduanyaakanmenanggungpemantauandanperbaikandenganperawatan
medis.
Ketikajeniskomplikasidibandingkan(disesuaikandenganusia, jeniskelamin,
dankomorbiditas), komplikasi Intrakranial adalahsatu-satunyakomplikasi yang
signifikansecara statistic memilikihasilklinis yang buruk,
yaitupemulihandenganmorbiditas(𝑃 = 0,042), dankematian (𝑃 = 0,020) (Tabel 4).
Penemuan-penemuaninimengkonfirmasihal-
haldaripenelitiansebelumnyadanseharusnyaditargetkanuntukmeningkatkanhasilpe
ngobatanpadapasiendengankomplikasi sinusitis.
Simpulan
Konflik Kepentingan
Para penulis menyatakan bahwa tidak ada konflik kepentingan
mengenai publikasi makalah ini.