Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

WARTA ARDHIA

Jurnal Perhubungan Udara

Penerbangan Perintis dan Permasalahannya di Maluku Utara


Pioneering Flight And Its Problem In North Maluku

Welly Pakan
Pusat Litbang Perhubungan Udara
e-mail : Wilpak_1945@yahoo.com

INFO ARTIKEL ABSTRACT / ABSTRAK

Histori Artikel : The movement of passengers, goods and mail in North Maluku rely
Diterima : 6 Juni 2013 on air transport mode, known as Flight Pioneers. This research focused
Disetujui : 18 September 2013 on the flight route, flight frequency and availability of aircraft in North
Maluku.
Keywords: The method used is Descriptive Analysis and Observations on the
flight, pioneer, North Maluku location of the survey. Results of the analysis shows that on the Ternate
– Morotai route which is the local government cooperation with Air
Kata kunci: Express Airlines (commercial) has higher ticket price not in accordance
penerbangan, perintis, with Minister Decree KM Number 73 Year 2011 on Airfares
Maluku Utara Pioneer.This condition also apply on other flight routes where the local
government had a role in the determination of tariff. Also note also that
the district Emalamo Sanana airport temporarily not operating because
there is the issue of land acquisition from the local airport.

Pergerakan penumpang, barang dan pos di Maluku Utara


lebih mengandalkan moda transportasi udara atau dikenal
dengan Penerbangan Perintis. Penelitian ini difokuskan kepada
rute penerbangan perintis apakah rute penerbangan perintis
pada daerah tersebut perlu penambahan frekuensi penerbangan
dan bagaimana ketersediaan pesawat, rute dan frekuensi
penerbangan di Maluku Utara. Metode yang digunakan adalah
Deskriptif Analisis dan Pengamatan di lokasi survey. Hasil dari
analisis adalah pada rute Ternate – Morotai yang merupakan
kerja sama Pemda setempat dengan Maskapai Penerbangan
Express Air (komersil) dengan tarif yang cukup tinggi (tidak
sesuai dengan KM Perhubungan 73 Tahun 2011 tentang Tarif
Penerbangan Perintis) demikian pula pada rute-rute
penerbangan lainnya dimana Pemda setempat ikut berperan
dalam penentuan tarif. Selain itu diketahui pula bahwa bandara
Emalamo di kabupaten Sanana untuk sementara tidak beroperasi
karena ada persoalan pembebasan lahan bandara dari
masyarakat setempat.

Penerbangan Perintis dan Permasalahannya di Maluku Utara, (Welly Pakan) 219


PENDAHULUAN secara nasional yang memakai jasa
Bandar udara merupakan suatu transportasi udara di seluruh Indonesia
komponen dari sistem perhubungan pada 3 tahun terakhir adalah pada
udara yang mempunyai peranan tahun 2010 ada sebanyak 98.310.880
penting dalam mendorong penumpang, tahun 2011 ada sebanyak
penyelenggaraan transportasi udara 115.239.289 penumpang dan pada
sekaligus menjadi simpul perpindahan tahun 2012 jumlah penumpang yang
berbagai moda transportasi terutama terangkut ada sebanyak 131.834.998
moda udara dengan moda jalan dan penumpang dan pertumbuhan jumlah
kereta api. Fasilitas pelayanan yang penumpang angkutan udara perintis di
tersedia di bandar udara tersebut Maluku Utara pada 3 tahun terakhir
menjadi hal pokok sebagai penunjang adalah sebagai berikut : tahun 2010
bagi pengguna jasa/penumpang baik penumpang perintis di Maluku Utara
yang berangkat maupun yang datang. ada sebanyak 8.609 penumpang, 2011
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh ada 8.482 , dan pada tahun 2012
pengelola bandar udara baik itu sebanyak 8.144 penumpang, artinya
bandara komersil yang dikelolah oleh ada penurunan setiap tahunnya.
PT. (persero) Angkasa Pura I dan II Melihat pergerakan penumpang
maupun bandara-bandara yang angkutan udara perintis di propinsi
dikelolah oleh Direktorat Jenderal Maluku Utara yang masih sedikit,
Perhubungan Udara yang dalam hal ini maka permasalahan pengkajian ini
adalah bandara-bandara kecil yang adalah apakah rute penerbangan
melayani penerbangan perintis, perintis pada daerah tersebut perlu
Keberhasilan angkutan udara perintis penambahan frekuensi penerbangan
adalah dapat membuka keterisolasian dari yang sekali perminggu menjadi 3
suatu daerah dan masyarakat terpencil kali perminggu dan apakah perlu
dengan lingkungan luar yang memiliki adanya pertambahan rute perintis
tingkat kehidupan yang lebih maju. yang baru .
Maskapai yang melayani angkutan Hasil yang diharapkan dari tulisan
udara perintis adalah PT Merpati ini adalah teridentifikasinya
Nusantara Airlines, PT DAS dan PT permasalahan yang terjadi dalam
SMAC. PT. Germani Air, PT. Trigana, penyelenggaraan penerbangan perintis
PT. Nusantara Buana Air dan beberapa yaitu mengenai ketersediaan pesawat,
operator penerbangan lainnya. rute dan frekuensi penerbangan di
pengoperasian angkutan udara perintis propinsi Maluku Utara serta
mendapat bantuan dan subsidi bagaimana menanggulanginya.
pemerintah antara lain , tarif
ditentukan pemerintah, pembelian LANDASAN TEORI
BBM disubsidi. Definisi/Pengertian
Sejak membaiknya perekonomian Berdasarkan Undang-undang No. 1
nasional berdampak pada tahun 2009 tentang Penerbangan pasal
pertumbuhan angkutan penumpang 1 menyatakan bahwa :

220 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal.219 - 229


a. Pesawat udara adalah setiap alat Penyelenggaraan Angkutan Udara,
yang dapat terbang di atmosfir pasal 3, pasal 46, pasal 47
karena daya angkat dari reaksi 4) Keputusan Menteri Perhubungan
udara. Nomor 73 Tahun 2011 tentang Tarif
b. Angkutan udara adalah setiap Angkutan Udara Perintis.
kegiatan dengan mengunakan 5) Keputusan Direktur Jenderal
pesawat udara untuk mengangkut Perhubungan Udara Nomor
penumpang, kargo dan pos untuk SKEP/228/XII/2003 tentang Rute
satu perjalanan atau lebih dari satu Penerbangan Perintis
bandar udara ke bandar udara yang 6) SKEP Direktur Jenderal
lain atau beberapa bandar udara. Perhubungan Udara No. KP.458
c. Angkutan udara perintis adalah Tahun 2011, tentang Rute
angkutan udara niaga yang Penerbangan Perintis dan
melayani jaringan dan rute Penempatan BBM Yang disubsidi
penerbangan untuk TA 2012
menghubungkan daerah terpencil 7) SKEP Direktur Jenderal
dan pedalaman atau daerah yang Perhubungan Udara No. KP. 411
sukar terhubungi oleh moda Tahun 2012, tentang Rute
transportasi lain secara komersial Penerbangan Perintis dan
belum menguntungkan. Penempatan BBM Yang disubsidi
d. Perusahaan angkutan udara adalah TA 2013
perusahaan yang mengoperasikan
pesawat udara untuk digunakan METODOLOGI
mengangkut penumpang, kargo dan
Pengambilan data dilakukan di
pos dengan memungut pembayaran.
bandar udara St. Baebullah Ternate
e. Rute perintis adalah rute yang
Maluku Utara pada tanggal 15-
berfungsi menghubungkan daerah
16 Mei 2013 dengan :
terpencil dan pedalaman serta
 Melakukan wawancara dengan
daerah yang sukar terhubungi oleh
pejabat yang menangani
moda transportasi lain.
penerbangan perintis di bandara St.
Baebullah;
Landasan Hukum
 Melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan penerbangan perintis
1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun
diruang chek in, baik penumpang
2009 tentang Penerbangan, pasal 104
maupun jenis pesawat cassa yang
– 106.
digunakan yang dioperasikan oleh
2) Peraturan Pemerintah Nomor 40
PT. Nusantara Buana Air (NBA).
Tahun 1995 tentang Angkutan
 Pengambilan data produksi
Udara, Pasal 10, 11 dan pasal 25.
penerbangan perintis di bagian
3) Keputusan Menteri Perhubungan
operasional bandara St. Baebullah.
Nomor KM.11 Tahun 2001 tentang
 Metode analisis dengan
menggunakan Analisis Deskriftif.

Penerbangan Perintis dan Permasalahannya di Maluku Utara, (Welly Pakan) 221


ANALISA DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Jumlah Rute Penerbangan Perintis Secara
NO Nasional
RUTE 2011 2012
Kondisi Angkutan Udara Perintis
No Rute 2011 2012
Rute-rute angkutan udara perintis 1 KPA Nagan Raya 6 4
yang dipilih adalah rute yang 2 KPA Satker Takengon 5 5
menghubungkan daerah pedalaman 3 KPA Gunung Sitoli 6 6
yang sukar dijangkau moda 4 KPA Bengkulu 5 7
5 KPA Muara Teweh 4 4
transportasi lain. Dengan hadirnya
6 KPA Samarinda 12 13
angkutan udara perintis di daerah yang
7 KPA Ketapang 3 4
dipilih, diharapkan dapat turut 8 KPA Sabu 5 7
mendorong pertumbuhan dan 9 KPA Mamuju 3 3
pengembangan wilayah dalam rangka 10 KPA Toli-toli 4 4
pemerataan pembangunan, dapat 11 KPA Masamba 10 9
12 KPA Selayar 6 6
dilihat pada tabel 1.
13 KPA Ternate (Maluku 6 5
Rute penerbangan perintis secara Utara)
nasional Tahun Anggaran 2012 Ternate –
dilaksanakan berdasarkan Keputusan Terdiri Atas ; Gebe
Ternate- Gebe Ternate –
Jenderal Perhubungan Udara No. KP.
Ternate – Mangole Mangole
458 Tahun 2011 dengan rincian sebagai Ternate –
Ternate – Labuha
berikut : Ternate – Galela
Labuha
Ternate –
a. Jumlah rute sebanyak 138 penggal Ternate – Morotai
Galela
rute (15 penggal rute diantaranya Mangole – Sanana Ternate –
(6 Rute ) Morotai
merupakan rute baru).
(5 Rute)
b. Jumlah provinsi terhubungi 14 KPA Langur 9 9
sebanyak 19 provinsi. 15 KPA Manokwari 9 10
c. Jumnlah kota terhubungi sebanyak 16 KPA Jayapura 5 5
17 KPA Merauke 5 5
127 kota. 18 KPA Nabire 5 5
d. Perkembangan rute perintis 2009 – 11 KPA Satker Timika 17 20
2013 dapat dilihat pada gambar 1. 12 KPA Wamena 7 7

Sumber : Ditjen Perhubungan Udara 2013

Gambar 1. Perkembangan Rute Perintis (Nasional)

222 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal.219 - 229


Jumlah frekuensi layanan Waktu tempuh , jenis pesawat yang
penerbangan perintis di Maluku Utara digunakan, jumlah pesawat, operator
sesuai dengan SKEP Dirjen melayani dan tarif saat ini dapat dilihat
pada tabel 4.
Perhubungan Udara No. KP.458 tahun
Moda lain yang digunakan dalam
2011 dan KP. 411 tahun 2012 adalah angkutan perintis yaitu Moda Laut dan
sebagai berikut : darat dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 2. (Sesuai KP.458 Tahun 2011)
No Rute Frekuensi/Minggu
Tabel 5. Moda Perintis darat dan laut
1 Ternate- Gebe 2 kali / minggu No Rute Moda Perkiraan
Angkutan Tarif
2. Ternate – 2 kali / minggu
Mangole 1. Ternate - galela Laut & udara Rp. 200.000,-
2. Ternate - labuha laut Rp. 175.000,-
3. Ternate – Labuha 2 kali / minggu
3. Ternate - gebe laut Rp 400.000,-
4. Ternate – Galela 2 kali / minggu 4. Ternate - morotai Laut-darat-laut Rp 350.000,-
5. ternate – sanana laut Rp 350.000,-
5. Ternate – Morotai 2 kali / minggu
6. Mangole – Sanana 2 kali / minggu Sumber : Bagian Perintis Bandara St. Baebullah
Sumber : Direktorat Jenderal
Rute Perintis yang dilayani,Phb. Udara
jarak,
Dari data perbandingan pada tabel 5
Tabel 3. (Sesuai KP.411Tahun 2012) dan tabel 6, diketahui bahwa melalui
No Rute Frekuensi/Minggu moda transportasi laut biayanya jauh
1 Ternate- Gebe 2 kali / minggu lebih mahal, ini disebabkan karena
2.Ternate – Mangole 2 kali / minggu penumpang yang menggunakan jasa
3.Ternate – 1 kali / minggu angkutan laut adalah para antar pulau
Labuha dan penumpang yang membawa
4. Ternate – Galela 1 kali / minggu barang/bagasi yang cukup banyak
5. Ternate – Morotai 1 kali / minggu karena pesawat udara yang melayani
Sumber : Direktorat Jenderal Phb. Udara penerbangan perintis adalah pesawat
jenis Cassa dengan jumlah penumpang
Tabel 4. Rute, Waktu tempuh dan Tarif

No Rute Waktu Jenis Jmlh Operator Tarif


Tempuh Pswt Pswt

1. Ternate - labuha 50 mnt cassa 1 unit NBA Rp 125.000,-


labuha - ternate 50 mnt cassa 1 unit NBA Rp 125.000,-
2. Ternate - galela 45 mnt cassa 1 unit NBA Rp 122.000,-
Galela - ternate 45 mnt cassa 1 unit NBA Rp 122.000,-
3. Ternate - gebe 70 mnt cassa 1 unit NBA Rp 184.000,-
Gebe - ternate 70 mnt cassa 1 unit NBA Rp 184.000,-
4. Ternate - mangole 95 mnt cassa 1 unit NBA Rp 235.000,-
Mangole - ternate 95 mnt cassa 1 unit NBA Rp 235.000,-
5. Ternate - morotai 55 mnt cassa 1 unit NBA Rp 220.000,-
Morotai - ternate 55 mnt cassa 1 unit NBA Rp 220.000,-

Penerbangan Perintis dan Permasalahannya di Maluku Utara, (Welly Pakan) 223


19 penumpang plus awak pesawat
yang mempunyai aturan dengan
keterbatasan berat bagasi yang
dibolehkan, karenanya penumpang
yang memakai pesawat ini adalah dari
kalangan pegawai pemerintah /TNI
yang melakukan perjalanan dinas dan
pengusaha.

Tabel 6. Perbandingan Tarif Antar Moda Pada Rute Tertentu


No RUTE Ud TARIF Lt TARIF Drt TARIF
1. Ternate - Galela v Rp. 122.000 v Rp. 200.000 - -
2 Ternate - Gebe v Rp. 184.000 v Rp. 400.000 - -
3 Ternate - Sanana v Tdk operasi v Rp. 350.000 - -
4 Ternate - Morotai v Rp. 220.000 v Rp. 350.000 v Rp.350.000
KET : Moda Ud : Udara, Lt. : Laut, Drt : Darat

Frekuensi Penerbangan Rute Perintis

Tabel 7. Frekuensi Penerbangan, Penumpang dan Load Faktor Tahun 2010


FREKUENSI PENERB. PENUMPANG LOAD FAKTOR
No
RUTE TARGET REALISASI TARGET REALISASI FREK PENUMP
Ternate - Labuha 70 76 560 357 109 % 64 %
1. Labuha - Ternate
70 76 560 425 109 % 76 %
Labuha - Sanana 70 76 560 314 109 % 56 %
2.
Sanana- Labuha 70 76 560 297 109 % 53 %
Ternate - Sanana 70 76 560 477 109 % 85 %
3.
Sanana - Ternate 70 76 560 608 109 % 109 %
Ternate - Galela 70 86 743 620 122 % 83 %
4.
Galela - Ternate 70 86 743 480 122 % 65 %
Ternate - Gebe 70 85 840 960 121 % 114 %
5.
Gebe - Ternate 70 85 840 1.029 121 % 123 %
Ternate - Mangole 70 67 840 585 96 % 69 %
6.
Mangole - Ternate 70 67 840 533 96 % 63 %

Tabel 8. Frekuensi Penerbangan, Penumpang dan Load Faktor Tahun 2011


FREKUENSI PENERB. PENUMPANG LOAD FAKTOR
No
RUTE TARGET REALISASI TARGET REALISASI FREK PENUMP
1. Ternate - Labuha 73 57 584 642 61 % 110 %
Labuha - Ternate 73 57 584 776 61 % 133%
2. Ternate – Morotai 132 93 1.188 1.450 70 % 122 %
Morotai- Ternate 132 93 1.188 1.482 70 % 124 %
3. Ternate - Galela 73 53 876 631 73 % 72 %
Galela - Ternate 73 53 876 682 73 % 78 %
4. Ternate - Gebe 69 56 828 800 81 % 97 %
Gebe - Ternate 69 56 828 812 81 % 98 %
5. Ternate - Mangole 73 48 876 576 66 % 66 %
Mangole - Ternate 73 48 876 631 66 % 72 %

224 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal.219 - 229


Tabel 8. Frekuensi Penerbangan, Penumpang dan Load Faktor Tahun 2012
FREKUENSI PENERB. PENUMPANG LOAD FAKTOR
No
RUTE TARGET REALISASI TARGET REALISASI FREK PENUMP
1. Ternate - Labuha 87 74 696 557 85 % 80 %
Labuha - Ternate 87 74 696 546 85 % 80 %
2. Ternate - Galela 87 71 1.032 620 82 % 60 %
Galela - Ternate 87 71 1.032 551 82 % 53 %
3. Ternate - Gebe 91 90 1.092 1.307 98 % 119 %
Gebe - Ternate 91 90 1.092 1.291 98 % 118 %
4. Ternate - Mangole 87 78 1.032 685 89 % 66 %
Mangole - Ternate 87 78 1.032 612 89 % 59 %
5. Ternate - Morotai 91 96 819 960 105 % 117%
Morotai - Ternate 70 85 840 1.029 121 % 122 %
Sumber : Pengolahan data

Pelayanan Jasa Angkutan Udara pada rute Sanana – Labuha sebanyak


Perintis di Maluku Utara 297 penumpang dengan 76 frekuensi
penerbangan dan rute perintis yang
Pelayanan penerbang perintis di paling banyak mengangkut
bandara Sultan Baebullah Ternate yang penumpang adalah pada rute Gebe –
di harapkan oleh penumpang adalah Ternate yaitu sebanyak 1.029
kemudaan dalam mendapatkan tiket penumpang dengan jumlah 85
pesawat, ketepatan waktu frekuensi penerbangan; Pada tahun
keberangkatan, rute serta frekuensi 2011 rute perintis yang paling sedikit
penerbangan yang sudah tertentu, hal mengangkut penumpang adalah pada
ini terjadi karena maskapai rute Mangole - Ternate dan Ternate –
penerbangan yang melaksanakan Galela yaitu masing-masing sebanyak
penerbangan perintis di daerah 631 penumpang dengan 48 dan 53
tersebut hanya 1 (satu) operator yaitu : frekuensi penerbangan, pada tahun ini
PT. Nusantara Buana Air (NBA) juga rute perintis di Ternate tinggal 5
dengan jenis type pesawat C 212 dan (lima) rute penerbangan, rute yang
kapasitas seat sebanyak 22-24 seat tidak beroperasi adalah rute Labuha –
dengan jumlah pesawat yang Sanana (PP).
beroperasi ada sebanyak 2 (dua) buah, Pada tahun 2012 rute perintis yang
artinya dalam satu hari ada beberapa paling rendah dalam mengangkut
rute yang dilayani . penumpang adalah pada rute Labuha -
Sedang dalam hal frekuensi Ternate sebanyak 546 penumpang
penerbangan dari data yang didapat, dengan jumlah frekuensi penerbangan
diketahui bahwa presentase sebanyak 74 frekuensi, dan rute
penerbangan pada semua rute, penerbangan perintis yang paling
realisasi fresentase frekuensi banyak mengangkut penumpang pada
penerbangan load faktor berkisar tahun ini adalah pada rute Ternate -
antara 60 % sampai 100 % . Gebe sebanyak 1.307 penumpang
Data produksi bandara perintis dengan jumlah 90 frekuensi
menunjukkan bahwa pada Tahun penerbangan .
2010 rute perintis yang paling rendah
dalam mengangkut penumpang adalah

Penerbangan Perintis dan Permasalahannya di Maluku Utara, (Welly Pakan) 225


Dari data-data tersebut diatas dapat pengelolah penerbangan perintis dapat
kita ketahui bahwa jumlah penumpang bekerja sama dengan maskapai lain
dan frekuensi penerbangan pada rute- yang secara otomatis akan terjadi
rute perintis di Ternate Maluku Utara penambahan pesawat dalam
dari tahun 2010 sampai dengan tahun menanggulangi kebutuhan pesawat
2012 semakin banyak dan itu perintis di daerah ini.
menandakan bahwa kebutuhan
penerbangan perintis sebagai moda Rencana Aksi Dan Rekomendasi
transportasi di daerah ini semakin
Rute Galela – Térnate pp :
dibutuhkan.
a. Permasalahan :
Penambahan jumlah penumpang
 Penerbangan komersil dengan
yang terangkut setiap tahunnya secara
maskapai penerbang Express Air
otomatis berpengaruh pada kebutuhan
pada rute ini ditutup
pesawat dan untuk mengetahui
 Kapasitas seat maskapai perintis
kebutuhan pesawat udara yang
tidak cukup menanggulangi
diperlukan dalam melayani
kekurangan seat, akibat peralihan
penerbangan perintis adalah
penumpang dari maskapai
tergantung dari besarnya jumlah
komersial ke maskapai perintis
subsidi yang diberikan oleh pemerintah
b. Penyebab Masalah :
pusat dengan memperhatikan :
Adanya evaluasi rotasi pesawat
 Jenis pesawat yang akan di gunakan;
Express Air
 Kemampuan bandara untuk
c. Rencana Aksi :
didarati;
Direktorat Jenderal Perhubungan
 Besaran waktu yang digunakan
Udara supaya mengevaluasi kembali
untuk setiap rute yang dikaitkan
akan frekuensi penerbangan perintis
dengan jam operasi bandara
pada rute ini, untuk menambah
perintis;
frekuensinya yang saat ini hanya 1
 Utilisasi pesawat.
kali per minggu menjadi 2 atau 3
Contoh : rute penerbangan Ternate –
kali per minggu.
Gebe PP
Waktu tempu rute ini adalah 70 Rute Térnate - Morotai pp :
menit, frekuensi penerbangan 2 kali per a. Permasalahan :
minggu dengan produksi baik, Penerbangan komersil dengan
demikian pula dengan rute-rute maskapai penerbang Express Air
perintis lainnya yang rata-rata jarak pada rute ini akan di evaluasi oleh
tempu adalah berkisar antara 45 menit managemen Express Air karena
sampai 90 menit dengan frekuensi biaya operasionalnya cukup tinggi,
penerbangan 2 kali perminggu, maka sehingga ada kemungkinan rute
dapat di ambil kesimpulan bahwa komersil ini akan ditutup oleh pihak
sudah waktunya subsidi untuk Express Air.
penerbangan perintis di Maluku Utara b. Penyebab Masalah :
di tingkatkan; dengan demikian

226 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal.219 - 229


Penjualan tiket dilakukanoleh
Pemda setempat dengan harga yang Rute Mangole – Sanana
cukup mahal yaitu sebesar Rp. a. Permasalahan :
540.000,- dengan waktu tempuh Penerbangan perintis pada rute
penerbangan 55 menit ini mengalami masalah karena
d. Rencana Aksi : disamping tarif yang terlalu tinggi
Perlu dilakukan perhitungan juga rutenya dialihkan ke rute
kembali tarif rute tersebut karena Ternate Morotai PP
jarak tempuh yang hanya 55 b. Penyebab Masalah :
menit sedangkan tarifnya cukup Adanya penutupan Bandara
mahal untuk tingkat ekonomi
Emalamo di Sanana karena kasus
masyarakat setempat,
sengketa tanah.
Rute Térnate – Labuha PP : c. Rencana Aksi :
a. Permasalahan : Direktorat Jenderal Perhubungan
 Penerbangan komersil dengan Udara dan Dinas Perhubungan
maskapai penerbang Express Air Propinsi serta Pemda setempat
pada rute ini merupakan kerja sesegera mungkin untuk
sama antara Express Air dan menyelesaikan kasus sengketa tanah
Pemda setempat bandara, sehingga bandara tersebut
 Selain itu ada juga penerbangan kembali beroperasi dalam melayani
perintis oleh maskapai pergerakan penumpang yang
penerbangan Nusantara Buana memakai jasa penerbangan perintis.
Air dengan type pesawat C 212
yang hanya berkapasitas 24 seat . Rekomendasi
b. Penyebab Masalah : Rencana Usulan Rute Baru
 Penjualan tiket dilakukanoleh Penerbangan Perintis yaitu rute
Pemda setempat dengan harga Labuha – Sanana PP dengan
yang cukup mahal yaitu sebesar pertimbangan sebagai berikut :
Rp. 350.000,- 1) Alasan Penetapan sebagai Rute
 Kerja sama antar Pemda Perintis : Faktor kebutuhan
setempat dan Express Air hanya masyarakat akan jasa angkutan
berlaku hanya 1 tahun yang udara perintis sangat tinggi
kemudian dilanjutkan lagi pada 2) Ditetapkan rute perintis sejak
tahun berikutnya. : Tahun 2007
b. Rencana Aksi : 3) Realisasi selama 3 tahun terakhir
Direktorat Jenderal Perhubungan : Tidak diisi untuk usulan rute
Udara supaya mengevaluasi kembali baru
akan frekuensi penerbangan perintis 4) Waktu tempuh : 55 menit
pada rute ini, untuk menambah 5) Moda pesaing (jenis moda pesaing)
frekuensinya dalam rangka - Jenis moda : Transportasi Laut
mengantisipasi apabila maskapai - Tipe moda : Kapal Motor
Express Air menghentikan - Jarak : 150 mil
penerbangnya pada rute tersebut. - Waktu tempuh : 12 jam

Penerbangan Perintis dan Permasalahannya di Maluku Utara, (Welly Pakan) 227


- Frekuensi/minggu : 1 x 2. Problem atau permasalahan pada
perminggu penerbangan perintis di Maluku
- Tarif : Rp. 200.000,- Utara adalah adanya campur tangan
6) Potensial demand pengguna jasa Pemerintah Daerah dalam
angkutan udara perintis pengoperasian penerbangan perintis
(diperkirakan) Penumpang yang yaitu dengan melakukan kerja
akan memakai jasa angkutan udara sama dengan maskapai komersil
perintis pada rute ini adalah dan menentukan tarif penerbangan,
para pegawai negeri, ABRI, sedangkan dalam Undang-undang
Pengusaha dan masyarakat . No 1 Tahun 2009 tentang
Maksud dan tujuan Penerbangan jelas dinyatakan pada
perjalanannya (diperkiraan) adalah pasal 104 – 106 bahwa
dalam rangka dinas sebesar 45 %, penerbangan perintis adalah
bisnis, wisata dan mengunjungi tanggung jawab pemerintah pusat
keluarga 55 % dan ada 4 yang dalam hal ini adalah Direktorat
kabupaten baru di Propinsi Jenderal Perhubungan Udara baik
Maluku Utara yang dalam menentukan rute, maskapai
membutuhkan rute angkutan yang beroperasi frekuensi
udara perintis ini. penerbangan maupun perhitungan
Secara ekonomi bahwa pada tarif.
kabupaten baru tersebut terdapat 3. Ada usulan untuk pembukaan rute
kandungan nikel dan hasil-hasil penerbangan perintis yang baru
laut,dengan adanya kelancaran yaitu pada rute Labuha – Sanana
transportasi udara khususnya PP, rute ini sudah ditetapkan pada
angkutan udara perintis akan tahun 2007, dengan waktu tempuh
lebih memudahkan para investor 55 menit, Moda pesaing pada
ke kabupaten baru untuk rute ini adalah moda laut dengan
membangun perekonomian kapal motor dengan waktu tempuh
rakyat . 12 jam.
4. Sampai dengan Bulan April 2013
KESIMPULAN DAN SARAN Bandara Emalamo Sanana belum
dapat didarati dan masih ditutup
Kesimpulan
karena masih terdapat permasalahan
1. Penerbangan Perintis di Propinsi
lahan dengan masyarakat.
Maluku Utara perlu penanganan
yang optimal karena propinsi ini
Saran
perekonomian dan pembangunanya
1. Supaya Direktorat Jenderal
berkembang dengan pesat sesuai
Perhubungan Udara secepatnya
dengan program pemerintah arena
menangani persoalan permasalahan
itu perlu adanya penambahan
penerbangan perintis di Maluku
frekuensi penerbangan pada
Utara seperti penyelesaian sengketa
masing-masing rute penerbangan.

228 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal.219 - 229


tanah di Bandara Emalamo _________. (2009). Kajian Peningkatan
Sanana; Rute dan Prekunsi Penerbangan
2. Perlu adanya penawaran kepada Perintis di 2010 Kalimantan Timur.
maskapai perintis lainnya seperti _________.(2009). Penelitian Tentang
PT.DAS, PT. SMAC Trigana untuk Kebutuhan Pesawat Yang Melayani
melayani rute perintis di Maluku Penerbangan Perintis di Indonesia
Utara dalam menanggulangi
kekosongan penerbangan yang
ditutup oleh penerbangan komersil .
3. Dalam menentukan besaran tarif
perintis supaya tetap mengacu pada
Keputusan Menteri Perhubungan
No. 73 tahun 2011 dan di laksanakan
oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.

DAFTAR PUSTAKA

_________ .(2009). Undang - Undang


Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan, Sekretariat Negara,
Jakarta
_________. (2009). KM 17 Tahun 2009
tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil, Kementerian
Perhubungan, Jakarta
_________. (2001). KM 11 Tahun 2001
tentang Penyelenggara Angkutan
Udara , Kementerian Perhubungan,
Jakarta.
_________. (2011). KM 73 Tahun 2011
tentang Tarif Angkutan Perintis,
Kementerian Perhubungan, Jakarta.
_________. (2012). Buku Statistic
Perhubungan “Transportasi
Statistik”, Pusdatin, Jakarta, 2012.
_________. (2012). Buku Statistik
Angkutan Udara Tahun 2012,
Direktorat Angkutan Udara,
Jakarta.
_________. (2010). Kajian
Peningkatan Pelayanan Angkutan
Udara Perintis, Jakarta, 2011.

Penerbangan Perintis dan Permasalahannya di Maluku Utara, (Welly Pakan) 229

You might also like