Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 17

LATAR BELAKANG MEMBELA NEGARA

Mari kita kembali mengingat sedikit sejarah berdirinya negara kita yaitu Indonesia,
selama massa penjajahan bangsa kita mengalami banyak kerugian. Banyak korban-korban
berjatuhan, dan banyak pahlawan – pahlawan kita yang gugur. Namun, semua itu tidak sia-sia
terbukti dengan kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945
yang sekarang dikenang sebagai hari kemerdekaan. Semua itu merupakan hasil dari
perjuangan dan tumpah darah para pahlawan demi membela dan mempertahankan negaranya.
Maka dari itu wajar jika kita wajib ikut serta dalam upaya bela negara sebagai wujud
penghormatan terhadap para pahlawan yang gugur demi mempertahankan tanah air serta
wujud cinta kita terhadap tanah air Indonesia. Selain itu telah diatur pula dalam UUD 1945
bahwa membela negara merupakan kewajiban seluruh warga negara supaya negara tidak
ditindas dan dijajah oleh negara lain serta dapat mencapai negara yang damai dan sejahtera
Untuk itu perlu adanya kesadaran tentang pentingnya bela negara, yaitu upaya untuk
untuk mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan
hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air. Walaupun sekarang kita hidup di
era kemerdekaan kita tetap harus memiliki kesadaran untuk bela ngara khususnya di era
globalisasi ini sangat penting bagi kita untuk memiliki kesadaran tentang pentingnya bela
negara. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi
setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan
rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela
negara juga merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita. Kalau bukan kita siapa lagi yang
harus membela negara, jika rasa cinta tanah air telah tertanam maka kesadaran untuk
membela, melindungi, serta mempertahankan tanah air tercinta akan timbul dalam wujud
bela negara.
Ada banyak hal yang mengharuskan kita untuk turut serta dalam pembelaan Negara.
Salah satunya dalah ancaman militer. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan
kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman militer dapat berbentuk hal-hel seperti di bawah ini.
a. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau dalam bentuk dan cara-
cara:
1. invasi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia,
2. bombardemen berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh angkatan
bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
3. blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara Negara Kesatuan Republik
Indonesia oleh angkatan bersenjata negara lain,
4. serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat atau satuan
laut atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia,
5. unsur kekuatan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan perjanjian yang tindakan atau keberadaannya
bertentangan dengan ketentuan dalam perjanjian,
6. tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya oleh negara lain
sebagai daerah persiapan untuk melakukan agresi terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan
7. pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negara lain untuk melakukan
tindakan kekerasan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau melakukan
tindakan seperti tersebut di atas.
b. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, baik yang menggunakan kapal
maupun pesawat non komersial.
c. Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia
militer.
d. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional yang
membahayakan keselamatan bangsa.
e. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang
bekerja sama dengan terorisme dalam negeri atau terorisme dalam negeri yang
bereskalasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa.
f. Pemberontakan bersenjata.
g. Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok
masyarakat bersenjata lainnya.
Selain ancaman militer, ancaman yang dihadapi Negara Kesatuan Republik
Indonesia bisa juga muncul dari dalam negeri, seperti:
1. disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan
atau pemberontakan akibat ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat,
2. keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang dapat menyebabkan kerusuhan massa.
3. upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang tidak sesuai dengan jiwa
dan semangat perjuangan bangsa Indonesia,
4. konflik antar kelompok akibat perbedaan pendapat dalam masalah politik maupun
SARA, dan
5. penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.
Oleh karena itu diperlukan adanya upaya bela Negara untuk menegakkan kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
HAKIKAT BELA NEGARA

Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya
bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap
warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan diatur
dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan
berkorban membela negara. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga
merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran,tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Sebagai warga negara sudah sepantasnya ikut serta dalam bela negara sebagai bentuk
kecintaan kita kepada negara dan bangsa. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang
paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara
sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya
adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Bela negara terdiri dari beberapa unsur-unsur dasar, yaitu cinta tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara, meyakini Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk
bangsa dan Negara, dan memiliki kemampuan awal bela negara.
a. Cinta Tanah Air
Cinta tanah air yaitu mengenal, memahami dan mencintai wilayah nasional, menjaga
tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia, melestarikan dan mencintai
lingkungan hidup, memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara, menjaga nama
baik bangsa dan negara serta bangga sebagai bangsa Indonesia dengan cara waspada dan siap
membela tanah air terhadap ancaman tantangan, hambatan dan gangguan yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta negara dari manapun dan siapapun.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara yaitu membina kerukunan dengan menjaga
persatuan dan kesatuan dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,
lingkungan pendidikan atau pekerjaan, mencintai budaya bangsa dan produksi dalam negeri,
menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,
serta mengutamakan kepentingan bangsa di aats kepentingan pribadi maupun golongan.

c. Meyakini Pancasila sebagai Ideologi Negara


Meyakini Pancasila sebagai ideologi negara yaitu memahami hakikat dan nilai-nilai
dalam Pancasila, melaksanakan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, serta
menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara.
d. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
Rela berkorban untuk bangsa dan negara yaitu bersedia mengorbankan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara, siap mengorbankan jiwa dan negara
demi membela bangsa dan negara dari berbagai ancaman, serta berpartisipasi aktif dalam
pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara.
e. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara
Memiliki kemampuan awal bela Negara yaitu memiliki kecerdasan emosional,
spiritual, intelegensia, keterampilan jasmani, serta kesehatan yang mampu mendukung
kekuatan fisik.

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. Keikutsertaan warga negara dalam
upaya bela negara dapat diwujudkan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara
sukarela atau secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi. Maksud dari pengabdian
sesuai dengan profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu
untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil
akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya.
Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Tentara Nasional Indonesia, terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara. Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan
pertahanan negara untuk, mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah,
melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa, menjalankan Operasi Militer Selain
Perang, ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan
internasional.
Hal-hal yang berkaitan dengan bela negara sejatinya telah diatur baik dalam
Undang-Undang Dasar maupun peraturan pemerintah. Dasar-dasar hukum bela negara
diantaranya:
a. UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3): ” Bahwa tiap warga Negara behak dan wajib ikut serta
dalam upaya bela Negara”.
b. UUD 1945 Pasal 30 ayat:
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut
dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum. Susunan
dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan dan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan
warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
c. UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 6B: ”Setiap Warga Negara
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.”
d. UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1): ”Setiap Warga
Negara Berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Bela Negara yang diwujudkan dalam
Penyelenggaraan Pertahanan Negara.”
e. UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (2): ” Keikutsertaan
warga Negara dalam upaya bela Negara dimaksud ayat (1) diselenggarakan melalui :
(1) Pendidikan Kewarganegaraan
(2) Pelatihan dasar kemiliteran
(3) Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib dan
(4) Pengabdian sesuai dengan profesi.
Keterlibatan masyarakat sipil dalam bela negara secara non fisik dapat silakukan
dengan berbagai bentuk diantaranya:
a. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara termasuk menghayati arti demokrasi
dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak
b. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air melalui pengabdian yang tulus kepada
masyarakat.
c. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata.
d. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan
menjunjung tinggi hak Asasi Manusia
e. Pembekalan mental spiritual agar dapat menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing
yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia .
Membangun Kesadaran Bela Negara

Bela Negara Sebagai Hak dan Kewajiban Warga Negara Konsep Bela Negara

Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan negara". Konsep Bela Negara dapat diuraikan yaitu secara
fisik maupun non-fisik. Secara fisik yaitu dengan cara "memanggul bedil" menghadapi
serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman
dari luar. Sedangkan Bela Negara secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai "segala upaya
untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan
aktif dalam memajukan bangsa dan negara".

Kesadaran bela negara pada diri seorang warga negara adalah suatu hal yang terkait
dengan kesadaran dan pengertian tentang perlunya peran dari pribadi yang bersangkutan
dalam mempertahankan kedaulatan negara. Permasalahan muncul ketika warga negara
tersebut tidak menyadari bahwa dirinya sangat diperlukan dalam mempertahankan kedaulatan
negara. Pemahaman terhadap Pancasila sebagai ideologi negara serta UUD 45 sebagai
landasan hukum hendaknya disertai dengan implementasi dalam kehidupan sehari-hari.

1. Bela Negara Secara Fisik

Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara merupakanhak dan
kewajiban konstitusional setiap warga negara Republik Indonesia. Tapi, seperti diatur dalam
UU no 3 tahun 2002 dan sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta, maka
pelaksanaannya dilakukan oleh Rakyat Terlatih (Ratih) yang terdiri dari berbagai unsur
misalnya Resimen Mahasiswa, Perlawanan Rakyat, Pertahanan Sipil, Mitra Babinsa, OKP
yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer dan lainnya. Rakyat Terlatih mempunyai
empat fungsi yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat dan
Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai
atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana unsur-unsur Rakyat
Terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat, sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di
mana Rakyat Terlatih merupakan unsur bantuan tempur bagi pasukan reguler TNI dan terlibat
langsung di medan perang.
Apabila keadaan ekonomi nasional telah pulih dan keuangan negara memungkinkan,
maka dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan Wajib Militer bagi warga
negara yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak negara maju di Barat. Mereka
yang telah mengikuti pendidikan dasar militer akan dijadikan Cadangan Tentara Nasional
Indonesia selama waktu tertentu, dengan masa dinas misalnya sebulan dalam setahun untuk
mengikuti latihan atau kursus-kursus penyegaran. Dalam keadaan darurat perang, mereka
dapat dimobilisasi dalam waktu singkat untuk tugas-tugas tempur maupun tugas-tugas
teritorial. Rekrutmen dilakukan secara selektif, teratur dan berkesinambungan. Penempatan
tugas dapat disesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau profesi mereka dalam
kehidupan sipil misalnya dokter ditempatkan di Rumah Sakit Tentara, pengacara di Dinas
Hukum, akuntan di Bagian Keuangan, penerbang di Skwadron Angkutan, dan sebagainya.
Gagasan ini bukanlah dimaksudkan sebagai upaya militerisasi masyarakat sipil, tapi
memperkenalkan "dwi-fungsi sipil". Maksudnya sebagai upaya sosialisasi "konsep bela
negara" di mana tugas pertahanan keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung jawab
TNI, tapi adalah hak dan kewajiban seluruh warga negara Republik Indonesia.

2. Bela Negara Secara Non-Fisik

Di masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat ini, justru
kesadaran bela negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai potensi ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam seperti yang telah
diuraikan di atas. Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bela negara tidak selalu harus
berarti "memanggul bedil menghadapi musuh". Keterlibatan warga negara sipil dalam bela
negara secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam
segala situasi, misalnya dengan cara:

a. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti


demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak.

b. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada
masyarakat.

c. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan
retorika).
d. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan
menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia (HAM).

e. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal


pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa
Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Allah swt melalui ibadah sesuai agama/kepercayaan
masing-masing.
Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela negara
secara non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada gilirannya merupakan
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan bagi keamanan negara dan bangsa kiranya akan
dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali. Kegiatan bela negara secara non-fisik
sebagai upaya peningkatan Ketahanan Nasional juga sangat penting untuk menangkal
pengaruh budaya asing di era globalisasi abad ke 21 di mana arus informasi (atau
disinformasi) dan propaganda dari luar akan sulit dibendung akibat semakin canggihnya
teknologi komunikasi.
Dewasa ini banyak tantangan memang bagi negeri kita, namun kesadaran bela negara
sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama memberikan pemahaman bagi
rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut bertanggung jawab mengemban amanat
untuk memberikan kesadaran bela negara bagi warganya, bila rakyat bangsa Indonesia sudah
tidak memiliki kesadaran bela negara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang
sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan
diri dari gangguan bangsa lain.
Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa
warga bangsa Indonesia di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran bela negara. Hal
ini bisa kita lihat dari berbagai daerah sering bergejolak diantaranya tawuran antar warga,
perkelaian pelajar, ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, perebutan lahan pertanian maupun
tambang, dan lain-lain. Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran bela negara
sebaiknya mendapat perhatian dan tanggung jawab kita semua.
Gejala kesadaran bela negara yang belum baik itu dapat kita lihat dalam perilaku
individu sebagai rakyat maupun pejabat yang masih menunjukan tindakan-tindakan yang
melanggar kaidah hukum, seperti mafia hukum, merusak hutan, pencemaran lingkungan,
tindak kriminalitas, lebih mementingkan diri dan kelompok, korupsi, bersikap kedaerahan
yang berlebihan (daerahisme) atau etnisitas yang berlebihan, bertindak anarkhis, penggunaan
narkoba, kurang menghargai karya bangsa sendiri, mendewakan produk bangsa lain, dan
sebagainya
Konsep atau makna kesadaran dapat diartikan sebagai sikap perilaku diri yang
tumbuh dari kemauan diri dengan dilandasai suasana hati yang ikhlas/rela tanpa tekanan dari
luar untuk bertindak yang umumnya dalam upaya mewujudkan kebaikan yang berguna untuk
diri sendiri dan lingkungannya.
Membangun Kesadaran bela negara kepada pemuda merupakan hal penting yang
tidak dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus bangsa yang tidak
dapat dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Kesadaran bela negara ini jangan ditafsir
hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus lebih luas memandangnya, sehingga dalam
implementasinya, pemuda lebih kreatif menerapkan arti sadar bela negara ini dalam
kehidupannya tanpa menghilangkan hakekat kesadaran berbangsa dan bernegara.
Indonesia adalah wilayah kepulauan yang terintergrasi secara nasional dari daerah
daratan dan lautan kedalam organisasi berbentuk negara kesatuan untuk melaksanakan
pembangunan ekonomi dalam mewujudkan masyarakat sejahtera sebagai realisasi impian
yang di amanatkan oleh UUD 1945. Berdasarkan pendekatan yang diuraikan diatas,
diharapkan dapat dipergunakan untuk menyusun suatu konsepsi yang dapat dipergunakan
untuk menyatukan sudut pandang dalam kita merumuskan, apa yang telah tertuang dalam
pasa 32 UUD ‘45 sebelum diadakan perubahan. Dengan sudut pandang itu, diharapkan kita
dapat menyatukan pola berpikir dalam merumuskan visi, misi, tujuan, strategi dalam
mengaktualisasikan bela negara sebagai pedoman dalam kita bersikap dan berperilaku dalam
menjalankan fungsi, pekerjaan, kerja, jabatan, peran dan tanggung jawab dalam berbangsan
dan bernegara.
Menjadi sebuah keharusan bagi pemuda untuk ikut bertanggung jawab mengemban
amanat penting ini, bila pemuda sudah tidak memiliki kesadaran bela negara, maka ini
merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan
bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-
bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain. Kondisi bangsa
kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa sebagian pemuda di negeri ini telah
mengalami penurunan kesadaran bela negara. Hal ini bisa kita lihat dari segelintir persoalan
ini,saya ambil contoh di perkotaan, karena bagian yang sangat cepat dengan informasi
walaupun desa juga tidak bisa dilepakan dari konteks ini, hal ini bisa kita lihat semakin
minimnya pemuda di perkotaan yang menghormati nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan
lebih bangga dengan budaya atau simbol-simbol bangsa lain, semakin banyaknya pemuda
yang melakukan perilaku menyimpang dan penggunaan narkoba, dan kondisi ini diperparah
dengan minimnya kesadaran sosial dan perhatian kepada sesama yang ditunjukkan dengan
semakin individualisnya pemuda itu sendiri di tengah-tengah masyarakat, penguasaan IPTEK
yang terbatas. Budaya yang mereka tiru di perkotaan merupakan salah satu indikasi betapa
kuatnya budaya asing merubah budaya kita dalam kehidupan pemuda lewat arus besar
globalisasi. Pemuda kita tidak lagi bangga dengan kekayaan budaya yang dimilikinya,
seolah-olah, segala sesuatu yang datangnya dari luar merupakan sesuatu yang paling baik,
berupa bahasa, bertutur dan berpikir,tanpa melakukan penyaringan lebih dahulu.
Kecenderungan pemuda menyebutnya dengan trend saat ini, padahal tidak kita disadari, ini
merupakan bahaya laten yang akan merusak generasi kita (pemuda). Hal ini menandakan
lemahnya kesadaran pemuda kita mempertahankan kekayaan nilai bangsa yang kita miliki.
Perilaku menyimpang lainnya, seperti free sex dan penggunaan narkoba,minum-
minuman yang memabukan ini juga merupakan salah satu lemahnya pemuda dalam
menyadari apa yang dilakukan dan apa dampaknya. Setiap hari kita mendengar, membaca
dan melihat di media cetak dan elektronik bahwa selalu saja ada pemuda yang diringkus oleh
aparat keamanan akibat perilaku diatas, bila hal ini terus menerus berlanjut dan tidak
diantisipasi maka ketahanan negara ini ke depan sudah pasti terganggu.
Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran bela negara di tingkat pemuda yang perlu
di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di tingkat
pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan
pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu
masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua
lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat
dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yng harus
disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. disitu pemuda telah melakukan
langkah konkrit dalam melakukan bela negara.
Akan tetapi, kondisi itu nampaknya masih jauh dari apa yang diharapkan dari pemuda
itu sesungguhnya, kebanyakan pemuda saat ini lebih cenderung untuk bersikap individualis
atau mementingkan diri sendiri tanpa mau tahu akan persoalan di sekitarnya.
Penguasan IPTEK yang tidak merata bagi pemuda juga merupakan salah satu tantangan bagi
kita, mau tidak mau segala sesuatu dalam hal penguasan informasi, jika pemuda kita tidak
memiliki kompetensi dibidang ini, maka kita akan terus tertinggal dan digilas zaman
sehingga dominasi negara luar semakin kuat menguasai negara kita. Pemuda tidak dapat
dilupakan dan dihilangkan dari perjalanan panjang bangsa ini. Sumpah pemuda sebagaimana
telah diikrarkan oleh pendahulu kita pada tanggal 28 oktober 1928, merupakan salah satu
bukti betapa peranan pemuda itu sangat vital dalam mempersatukan pemuda dan bangsa ini
dan yang lahir dari pikiran-pikiran kaum muda adalah juga suatu peristiwa sejarah, peristiwa
yang merupakan klimaks dari pencarian identitas baru yang telah bermula sejak awal abad ini
dan manifestasi dari puncak peranan pemuda sebagai aktor sejarah yang sadar.
Fenomena-fenomena yang disinggung diatas merupakan tantangan bagi kita dan akan
cenderung menjadi pemecah bila tidak segera diatasi, dicari jalan keluarnya. Kondisi pemuda
yang seperti itu juga akan menjadikan pemuda kita menjadi pemuda yang kehilangan
identitas dan krakter yang berdampak pada hilangnya perekat di masyarakat yaitu pemuda itu
sendiri.
Pemuda harus mengambil posisi terdepan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi
di tengah masyarakat, dan terdepan pula menyuarakan kritik yang membangun, kepada
pemerintah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
karena ini merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar, untuk menahan laju
pengaruh asing yang mau menjajah atau membelenggu kita sehingga berdampak pada
perpecahan ditengah masyarakat.
Persoalan yang sedang dialami oleh pemuda saat ini, tidak ada kata lain bahwa
pemuda harus mempersiapkan diri dalam segala hal yang serta merta juga harus membangun
kesadaran bahwa dengan mampu menjaga citra pemuda sudah merupakan bagian dari
menjaga negara ini dari keterpurukanan tentunya memperkuat identitas kita. Hal penting yang
tidak bisa dilupakan oleh pemuda adalah bahwa Pancasila telah merumuskan semua
pengalaman, pandangan hidup dan harapan bangsa. Tugas pemuda adalah untuk tetap
menjaga Pancasila dan menjalankan amanat yang terkandung didalamnya.
Tentunya,bagaimana menjalankan yang diamanatkan oleh Pancasila tersebut tidaklah hanya
mengetahui saja dan menghafalnya, akan tetapi mengimplementasikannya dalam kehidupan
kita sehinga menjadi Pancasila yang hidup. Tidak ada lagi kata lain, bahwa untuk
menghidupkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini, maka pemuda harus
turun ke tengah masyarakat membantu menyelesaikan persolan-persoalan yang ada karena
disana banyak persolan yang membutuhkan perhatian para pemuda. Pemuda harus terdepan
menyatakan penghormatan terhadap kemajemukan di negeri ini, terdepan dalam
menghormati toleransi, dan banyak hal lagi yang dilakukan pemuda dalam
mengimplementasikan Pancasila, satu hal penting yang harus disadari pemuda adalah bahwa
pemuda tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang
dihadapi saat ini.
Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam melakukan
perubahan, hanya dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini, mempersiapkan
diri dalam menghadapi tantangan yang lebih besar, untuk mengantisipasi terjadinya
penjajahan gaya baru disegala aspek, atas derasnya arus globalisasi yang tak terbendung juga
merupakan salah satu menjaga negara ini. Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus
memiliki kepekaan sosial dan memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat saat ini,
maka harus turut serta mencari solusinya.
Apabila kita membangun kesadaran bela negara, memahami hukum yang berlaku, dan
pancasila sebagai pedoman hidup, tentu tidak akan ada generasi yang bisa dimanfaatkan oleh
orang-orang untuk memecahkan bangsa dan negaranya sendiri serta tidak ada generasi muda
yang memiliki perlakuan yang menyimpang dari norma-norma umum dimasyarakat. Dengan
membangun kesadaran bela negara itulah, maka pemuda telah melakukan salah satu dari
sekian banyak aspek untuk menjaga keutuhan Negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Kita sadari bahwa melaksanakan upaya-upaya menumbuhkan kesadaran bela negara


bukanlah hal yang mudah. Kendati demikian, secara mendasar kita perlu melakukan upaya
membangun integritas bangsa Indonesia, khususnya para pemuda harapan bangsa ini. Untuk
itu, kita perlu perhatikan bahwa integritas dapat kita bangun melalui pendidikan karakter
yang tepat.
Pendidikan karakter (budi pekerti) hendaknya diberikan sejak masa kanak-kanak
sehingga akan tertanam dengan baik dalam dirinya yang pada gilirannya kelak akan
menciptakan pribadi yang berkarakter unggul dan memiliki integritas. Jika ini dapat
diterapkan kepada seluruh bangsa Indonesia, niscaya permasalahan bangsa akan dapat
terselesaikan satu persatu secara bertahap dan kesadaran bela negara akan tumbuh dengan
sendirinya. Tantangan bagi kita adalah bagaimana menerapkan pendidikan karakter secara
sinergis di keluarga dan di lingkungan pendidikan formal.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara
kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan
dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian
kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
1. Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran
bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita
kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita
mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai
dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan
hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah
perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa
yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
3. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa,
pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu
keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama,
etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap
ancaman, tantangan, dan hambatan.
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan
negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan seagames. Para
atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka
harus merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita
ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga
memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama
menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung
langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
5. Memiliki Kemampuan Bela Negara

Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga
kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan lingkungan
sekitar seperti menjadi bagian dari siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita
ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan
minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan
musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan atau antar
kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh
para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor
barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang
berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI


untuk SMA/MA
Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 Tentang
Pertahanan Negara
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002
Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional
Indonesia

You might also like