SK Abies

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 4

SKABIES

S No.Dokumen:259/SOP-PKMTMORI/11/2018
O No. Revisi :
P Tgl Terbit. : 14 Maret 2018
Halaman : 1/4

UPT Puskesmas Muslim A. Gafar, SKM


Talagamori Nip.197502051997031007

1. Pengertian Skabies adalah penyakit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi kulit
oleh tungau Sarcoptes scabiei dan produknya. Penyakit ini berhubungan
erat dengan higiene yang buruk. Penularan dapat terjadi karena:
1. Kontak langsung kulit dengan kulit penderita skabies, seperti
menjabat tangan, hubungan seksual, atau tidur bersama.
2. Kontak tidak langsung (melalui benda), seperti penggunaan
perlengkapan tidur bersama dan saling meminjam pakaian, handuk dan
alat-alat pribadi lainnya, tidak memiliki alat-alat pribadi sendiri
sehingga harus berbagi dengan temannya.
Tungau hidup dalam epidermis, tahan terhadap air dan sabun dan tetap
hidup bahkan setelah mandi dengan air panas setiap.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penanganan skabies


3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Talagamori Nomor tentang Rencana Layanan
Medis
4. Referensi KMK RI Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan bahan - ATK
- Stetoskop
- Tensimeter
- Penlight
6. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut pasien
2. Petugas mengidentifikasi pasien
3. Petugas melakukan anamnesa keluhan pruritus nokturna, yaitu gatal
yang hebat terutama pada malam hari atau saat penderita berkeringat
serta timbul lesi di stratum korneum yang tipis, seperti di sela jari,
pergelangan tangan dan kaki, aksila, umbilikus, areola mammae dan di
bawah payudara (pada wanita) serta genital eksterna (pria).
4. Petugas menanyakan faktor risiko
 Masyarakat yang hidup dalam kelompok yang padat seperti tinggal
di asrama atau pesantren.
 Higiene yang buruk.
 Sosial ekonomi rendah seperti di panti asuhan, dan sebagainya.
 Hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik ditemukan lesi kulit berupa
terowongan (kanalikuli) berwarna putih atau abu-abu dengan panjang
rata-rata 1 cm. Ujung terowongan terdapat papul, vesikel, dan bila
terjadi infeksi sekunder, maka akan terbentuk pustul, ekskoriasi, dan
sebagainya. Pada anak-anak, lesi lebih sering berupa vesikel disertai
infeksi sekunder akibat garukan sehingga lesi menjadi bernanah.
6. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan mikroskopis dari kerokan
kulit untuk menemukan tungau.
7. Dokter menegakkan diagnosa klinis scabies berdasarakan anmnesis
dan pemeriksaan fisik:
Terdapat 4 tanda kardinal untuk diagnosis skabies, yaitu:
1. Pruritus nokturna.
2. Penyakit menyerang manusia secara berkelompok.
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi
yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau
berkelok-kelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan
ditemukan papul atau vesikel.
4. Ditemukannya tungau dengan pemeriksaan mikroskopis.
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda tersebut.
8. Dokter menegakkan diganosa banding yaitu Pioderma, Impetigo,
Dermatitis, Pedikulosis korporis.
9. Dokter menegakkan komplikasi yaitu Infeksi kulit sekunder terutama
oleh S. aureus sering terjadi, terutama pada anak. Komplikasi skabies
dapat menurunkan kualitas hidup dan prestasi belajar.
10. Petugas melakukan penanganan dengan:
1) Melakukan perbaikan higiene diri dan lingkungan, dengan:
a. Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama dan
alas tidur diganti bila ternyata pernah digunakan oleh penderita
skabies.
b. Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.
2) Terapi tidak dapat dilakukan secara individual melainkan harus
serentak dan menyeluruh pada seluruh kelompok orang yang ada di
sekitar penderita skabies. Terapi diberikan dengan salah satu obat
topikal (skabisid) di bawah ini:
a. Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh, selama 3 hari berturut-
turut, dipakai setiap habis mandi.
b. Krim permetrin 5% di seluruh tubuh. Setelah 10 jam, krim
permetrin dibersihkan dengan sabun.
3) Terapi skabies ini tidak dianjurkan pada anak < 2 tahun.
11. Konseling dan edukasi dibutuhkan pemahaman bersama agar upaya
eradikasi skabies bias melibatkan semua pihak.
 Bila infeksi menyebar di kalangan santri disebuah pesantren,
diperlukan keterbukaan dan kerjasama dari pengelola
pesantren.
 Bila sebuah barak militer tersebar infeksi, mulai dari prajurit
sampai komandan barak harus bahu membahu membersihkan
semua benda yang berpotensi menjadi tempat penyebaran
penyakit.
12. Petugas melakukan rujukan bila keluhan masih dirasakan 1 bulan
pasca terapi.
7. Diagram alir
Melakukan Melakukanpeme
Anamnesa Pemeriksaan Fisik riksaan
penunjang

Menegakkan diagnosa
klinis

Menegakkan
komplikasi

Melakukan Melakukan terapi dan


konselling tindakan
dan edukasi

8. Hal – hal yang -


perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Loket pendaftaran
2. Ruang rekam medik
3. Farmasi
10. Dokumen Rekam Medik.
Terkait
11. Rekaman TANGGAL MULAI
Historis NO YANG DIUBAH ISI PERUBAHAN
DIBERLAKUKAN

You might also like