Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 29

LI 1.

Memahami dan Menjelaskan Retardasi Mental


LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Retardasi Mental
 http://emedicine.medscape.com/article/289117-overview
Retardasi mental adalah keadaan defisitnya perkembangan, dimulai pada awal masa anak-anak yang menyebabkan
terbatasnya intelektual atau kognisi secara signifikan dan buruknya adaptasi sebagai kebutuhan setiap hari.
Ketidakmampuan intelektual bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan konsekuensi dari proses pathogen
LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Retardasi Mental
Sekitar 3% populasi umum mempunyai kuotien intelegensi (IQ) kuranf dari 2 simpang baku di bawah mean. Telah
diperkirakan bahwa 80 – 90% individu dalam populasi dengan retardasi mental berfungsi dalam kisaran ringan,
sementara hanya 5% populasi dengan retardasi mental yang gangguannya berat sampai sangat berat. Prevalensi retardasi
mental ringan berbanding terbalik dengan status social ekonomi, sementara ketidakmampuan sedang sampai berat terjadi
dengan frekuensi yang sama pada hampir semua kelompok pendapatan. Karena diagnosis retardasi mental didasarkan
pada penilaian perilaku penyesuaian diri dan tidak ganya pada IQ, maka epidemiologinya juga bervariasi sejalan dengan
siklus hidup. Insidens retardasi yang pada mulanya dilaporkan meningkat sejalan dengan usia, jumlahnya meningkat
dengan tajam pada awal tahun – tahun sekolah dan menurun pada akhir masa remaja ketika individu dengan gangguan
ringan menyelesaikan pendidikan formalnya dan berasimilasi ke dalam kehidupan dewasa “normal”. Identifikasi anak
dengan retardasi ringan pada masa pra-sekolah paling lazim dipercepat dengan perhatian pada perkembangan bahasanya,
(nelson)
LO 1.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Retardasi Mental
Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental
1. Non- organik
a. Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis
b. Faktor sosiokultural
c. Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
d. Penelantaran anak
2. Organik
2.1. Faktor prakonsepsi
a. Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neurocutaneos,dll)
b. Kelainan kromosom (X-linked, translokasi, fragile-X) sindrom polygenic familial

2.2. Faktor pranatal


A. Ganguan pertumbuhan otak trimester I e. Kelainan metabolik: hipoglikemia,
1. Kelainan kromosom (trisomi, mosaik,dll) hiperbilirubinemia
2. Infeksi intrauterin, misalnya TORCH, HIV
(Human Immunodeficiency Virus) 2.4. Faktor post natal
3. Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi,dll) a. Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
4. Disfungsi plasenta b. Neuro toksin, misalnya logam berat
5. Kelainan kongenital dari otak (idiopatik) c. CVA (Cerebrovascular accident)
d. Anoksia, misalnya tenggelam
B. Ganguan pertumbuhan otak trimester II dan III e. Metabolik
1. Infeksi intrauterin, misalnya TORCH, HIV  Gizi buruk
2. Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam  Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid,
berat, dll) pseudohipoparatiroid
3. Ibu : diabetes melitus, PKU (phenylketonuria)  Kelainan metabolisme karbohidrat,
4. Toksemia gravidarum galaktosemia, dll.
5. Ibu malnutrisi  Polisakaridosis, misalnya sindrom Hurler
 Cerebral lipidosis (Tay Sachs), dengan
2.3. Faktor perinatal hepatomegali (Gaucher)
a. Sangat prematur  Penyakit degeneratif/metabolik lainnya.
b. Asfiksia neonatorum f. Infeksi
c. Trauma lahir : perdarahan intra kranial  Meningitis, ensefalitis, dll
d. Meningitis  Subakut sklerosing, panesefalitis

PRENATAL
1. KELAINAN GENETIK
Kelainan genetic prenatal dikarakteristik dengan perubahan materi genetic, yang dapat diturunkan oleh orangtua atau
tidak diturunkan.

a. Penyimpangan/aberasi Kromosom
Down syndrome merupakan contoh terbaik pada kelainan genetic prenatal. Pada 95% kasus, down
syndrome disebabkan karena trisomy 21, yang mana kelebihan kromosom 21 pada sel telur atau sel sperma
tersebut tidak memisah (nondisjunction) pada tahap meiosis. Ketika gamet terfertilisasi, fetus akan memiliki
kromosom tambahan 21 pada tiap selnya, sehingga totalnya 47 kromosom.
Dalam sekitar setengah dari kasus translokasi, orang tua (biasanya ibu) memiliki translokasi seimbang,
yaitu, 45 kromosom dengan t (14; 21). Jika seorang anak memiliki translokasi sindrom Down, orang tua harus
diperiksa untuk kehadiran translokasi seimbang. Hal ini penting dalam konseling genetik karena ketika ibu atau
ayah memiliki di (14; 21) translokasi, kemungkinan memiliki anak dengan sindrom Down adalah 1 di 10 jika
pada ibu atau 1 dalam 20 jika di ayah.
Pada varian lain, mosaicism, beberapa sel memiliki 47 kromosom dan yang lain memiliki 46 karena
kesalahan dalam salah satu pembelahan sel pertama dari telur yang telah dibuahi. Fenotip karakteristik sindrom
Down pada dasarnya sama dalam trisomi 21 dan translokasi. Fitur utama adalah fisura palpebra atas-miring,
jembatan rendah hidung dengan lipatan epicanthal, mulut dan telinga kecil , simian crease (lipatan simian),
jembatan hidung datar, telapak tangan pendek dan lebar, dan karakteristik pola dermatoglyphic.
Hilangnya bagian dari kromosom ini disebut delesi. Contoh paling terkenal adalah cri-du-chat
syndrome, yang ditandai dengan suara bernada tinggi dan disebabkan oleh delesi dalam kromosom 5p3.
Perhatikan bahwa kebanyakan janin dengan penyimpangan kromosom tidak layak. Sekitar 40-50% dari janin
yang aborsi spontan memiliki anomali kromosom. Hanya 2 dari 10 janin dengan sindrom Down lahir hidup.
Sebuah metode baru menggunakan probe DNA dan fluoresensi hibridisasi in situ telah membawa
cahaya baru bagi banyak sindrom malformasi yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai dviketahui asalnya.
Delesi submicroscopic (microdeletions) DNA telah dilaporkan dalam kromosom 15q11-12 pada Prader-Willi
dan sindrom Angelman, meskipun fakta bahwa sindrom ini memiliki fenotipe yang berbeda. Karena mekanisme
pencetakan, hasil sindrom Prader-Willi ketika mikrodelesi berada dalam kromosom asal ayah dan hasil sindrom
Angelman bila asal ibu.
Orang dengan sindrom Prader-Willi memiliki nafsu makan yang berlebihan dan kebiasaan makan
sembarangan, sehingga menyebabkan obesitas. Karena sindrom ini tidak memiliki fitur patognomonik yang
jelas, mungkin tetap tidak terdiagnosis, dan orang tersebut bahkan mungkin dirujuk untuk perawatan psikiatris
karena gangguan makan. Jelas, faktor psikologis bukanlah penyebab utama di sini, tapi psikoterapi suportif
mungkin bisa membantu. Pengobatan ini didasarkan pada modifikasi perilaku, lembaga batas lingkungan yang
ketat pada asupan makanan, dan program pendidikan dan habilitative diperlukan. Selain itu, beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa pengobatan dengan hormon pertumbuhan meningkatkan defisit somatik dan perilaku
dalam pasien ini

b. Kelainan dengan autosomal-dominan herediter (diturunkan)


Tuberous sclerosis adalah contoh dari gangguan dalam kelompok ini, yang mungkin terkait dengan
keterbelakangan mental. Hal ini disebabkan oleh mutasi pada gen yang mempengaruhi pembentukan lapisan
ektodermal embrio. Karena kulit dan SSP berkembang dari lapisan ini, kelainan yang terlihat dapat pada
keduanya.
Lesi kulit termasuk angiofibroma dalam bentuk makula di pipi (adenoma sebasea), dengan distribusi
kupu-seperti, terutama setelah pubertas. Café au lait atau daerah berbentuk daun abu tidak berpigmen juga
ditemukan. Keterbelakangan mental, epilepsi, dan kalsifikasi di otak terlihat, seperti tumor. Serangan epilepsi
sering mulai sebagai kejang infantil, yang harus diwaspadai oleh dokter untuk mencari gejala lain dari gangguan
ini.
Jika tuberous sclerosis didiagnosis, kedua orang tua harus dicermati karena mutasi diwariskan pada
sekitar 28% kasus. Karena pewarisan dominan, risiko kekambuhan adalah 50% untuk setiap kehamilan. Ekspresi
mutasi gen ini bervariasi dari perubahan warna kulit kecil (yang mungkin menunjukkan bahwa anak tersebut
carrier) ke beberapa kondisi penonaktifan. Ini adalah gangguan yang relatif jarang (prevalensinya 1 dalam
30.000 sampai 1 dalam 50.000 kelahiran hidup), tetapi dapat ditemukan pada sekitar 0,5% dari orang dengan
keterbelakangan mental yang berat.

c. Kelainan dengan autosomal-resesif herediter (diturunkan)


Kebanyakan gangguan metabolisme termasuk dalam kategori ini. Mereka disebabkan oleh gen
bermutasi tunggal yang mengganggu metabolisme dengan aktivitas enzim kekurangan. Risiko orang tua
pembawa sehat memiliki anak yang menderita adalah 25% untuk setiap kehamilan. Diagnosis dibuat dengan
deteksi produk metabolisme abnormal dalam urin, darah, atau jaringan dan / atau oleh aktivitas enzim yang
rendah atau tidak ada.
Fenilketonuria (PKU) adalah yang paling dikenal dan paling umum dari gangguan metabolisme, dengan
prevalensi sekitar 1 dari 10.000 kelahiran hidup. Defek enzimatik yang terjadi adalah berkurangnya aktivitas
fenilalanin hidroksilase, yang mengarah ke kadar fenilalanin serum yang tinggi, yang mempengaruhi, antara
lain, mielinisasi SSP. Hal itu dijelaskan pada tahun 1934 oleh Folling 10 anak dengan keterbelakangan mental,
hypertonia, dan hyperreflexia, dengan bau apak dalam urin dan keringat. Kejang dan tremor yang umum, seperti
eksim dan manifestasi psikotik.
Gejala klinis dapat dicegah dengan menggunakan diet rendah fenilalanin segera setelah lahir. Di
sebagian besar negara maju, semua bayi baru lahir diperiksa untuk PKU. Diet rendah fenilalanin seumur hidup
dianjurkan untuk mencegah kerusakan di fungsi kognitif. Wanita dengan PKU yang berhasil diobati tidak
memiliki manifestasi klinis diri mereka sendiri tetapi masih memiliki tingkat darah fenilalanin cukup tinggi
untuk menyebabkan kerusakan otak pada janin jika mereka hamil. Untuk menghindari hal ini, mereka harus
mulai mengikuti diet lagi sebelum mereka hamil.

d. Retardasi Mental X-linked


Sindrom Fragile X adalah bentuk herediter paling umum dari retardasi mental dan, setelah sindrom
Down, bentuk genetik yang paling umum. Hal ini terkait X, dengan pewarisan dominan, dan penetrasi lebih
rendah pada wanita. Karena penyempitan di lokasi Xq27.3, tampak seolah-olah kromosom yang rapuh dan
bagian dari kromosom tersebut pecah.
Anak laki-laki prapubertas dengan sindrom ini terlihat cukup normal. Mereka sering resah dan hiperaktif
dan memiliki rentang perhatian yang pendek. Tahap perkembangan mereka, terutama perkembangan bicara,
yang tertunda. Setelah pubertas, fitur phenotypical karakteristik mungkin muncul, yaitu termasuk wajah lonjong,
telinga yang menonjol dan rahang, dan macroorchidism. Sebagian besar memiliki keterbelakangan mental
moderat, tetapi retardasi lebih parah pada lainnya. Carrier laki-laki tidak memiliki keterbelakangan mental.
Wanita dengan sindrom X rapuh yang memiliki mutasi penuh dan bergejala biasanya memiliki cacat atau
keterbelakangan mental ringan belajar. Gejala perilaku telah dijelaskan pada individu-individu, yaitu, hiperaktif
dan penarikan sosial di sekitar 50% dan depresi pada sekitar 25%.

2. KERUSAKAN/CEDERA PADA FETUS


a. Infeksi Maternal
Infeksi virus pada ibu dapat mengganggu organogenesis, dan semakin awal infeksi pada kehamilan
terjadi, semakin lebih parah efeknya, seperti yang dicontohkan oleh rubella bawaan. Infeksi rubella selama bulan
pertama kehamilan mempengaruhi organogenesis dari 50% dari embrio. Infeksi pada bulan ketiga kehamilan
masih mengganggu perkembangan 15% dari janin. Berbagai sistem yang terpengaruh, dan sebagai hasilnya,
gejala dan gangguan dapat bervariasi dan termasuk keterbelakangan mental, mikrosefali, pendengaran dan
gangguan penglihatan, penyakit jantung bawaan, dan masalah perilaku. Untungnya, kejadian rubella kongenital
telah sangat menurun karena ketersediaan imunisasi bagi calon ibu.
Infeksi sitomegalovirus kongenital dapat mengakibatkan mikrosefali, gangguan pendengaran
sensorineural, dan retardasi psikomotor. Antibodi terhadap sitomegalovirus ditemukan pada sekitar 80% dari
orang dewasa. Tergantung pada populasi, infeksi primer terjadi selama 2-5% dari kehamilan. Badan
Cytomegalovirus inklusi terlihat pada spesimen urin bayi baru lahir yang terinfeksi sebelum lahir.
Toksoplasmosis kongenital dapat mengakibatkan masalah yang signifikan pada sekitar 20% bayi yang
terinfeksi (misalnya, hidrosefalus, mikrosefali, retardasi psikomotor, visi dan gangguan pendengaran) dan dalam
masalah yang lebih ringan perkembangan di kemudian hari. Infeksi virus immunodeficiency bawaan manusia
telah meningkat penting. Dalam sebuah penelitian di Jerman dari 41 anak yang lahir dari ibu yang positif
terinfeksi HIV, gejala-gejala neurologis yang digambarkan pada usia 1-7 tahun. HIV ensefalopati ditandai
dengan microcephaly, kerusakan neurologis progresif, keterbelakangan mental, gejala cerebellar, dan perubahan
perilaku. Terapi imunoglobulin intravena profilaksis dengan dan tanpa AZT sering mampu mencegah regresi.
Peningkatan terlihat dengan pengobatan AZT.

b. Bahan Beracun
Yang paling penting dari zat teratogenik adalah etanol, yang merupakan penyebab sindrom alkohol
janin (FAS). Prevalensi sindrom ini bervariasi di seluruh dunia, namun kejadian di negara-negara industri
diperkirakan sekitar 1 dari 1000 bayi baru lahir. Ketika digunakan berat selama kehamilan, alkohol
menyebabkan kelainan pada 3 kategori utama: (1) fitur dismorfik, yang berasal dari periode organogenesis; (2)
retardasi pertumbuhan prenatal dan postnatal, termasuk microcephaly; dan (3) disfungsi SSP, termasuk
keterbelakangan mental ringan sampai sedang, keterlambatan dalam perkembangan motorik, hiperaktif, dan
defisit perhatian. Tingkat keparahan gejala yang berhubungan dengan jumlah alkohol tertelan.

c. Toxemia Kehamilan dan Insufisiensi Plasenta


Pertumbuhan terbelakang intrauterine memiliki banyak penyebab, yang paling penting adalah toksemia
ibu dengan konsekuensinya, berakhir pada penghinaan terhadap SSP. Prematuritas mungkin berasal dari ibu
atau janin. Ketika terhubung dengan penyimpangan perkembangan janin, prognosis tergantung pada kondisi
umum bayi. Prematuritas dan terutama pertumbuhan terbelakanh intrauterine predisposisi komplikasi perinatal,
yang dapat mengakibatkan penghinaan terhadap SSP dan masalah perkembangan.

PERINATAL
Periode ini adalah 1 minggu sebelum dan 4 minggu setelah kelahiran
1. Infeksi
Selama periode neonatal, infeksi yang paling penting, dari sudut pandang gejala sisa pembangunannya, adalah
herpes simpleks tipe 2. neonatus terinfeksi selama persalinan dan dapat menjadi ensefalitis dalam waktu 2 minggu.
Pengobatan dini dengan asiklovir dapat mengurangi hasil, yaitu, mikrosefali, retardasi mental yang mendalam, dan
defisit neurologis. Infeksi bakteri Neonatal mungkin mengakibatkan sepsis dan meningitis, yang, pada saatnya, dapat
menyebabkan hydrocephalus.

2. Masalah dalam Persalinan


Selama kelahiran, asfiksia adalah faktor yang paling penting yang menyebabkan penghinaan terhadap SSP. Ini
menyebabkan kematian sel, yang mungkin ditunjukkan dengan teknik neuroimaging sebagai leukomalacia. Bayi
prematur dan mereka yang memiliki hambatan pertumbuhan dalam kandungan beresiko khusus untuk kerusakan
pada korteks atau thalamus, yang, selain mempengaruhi kecerdasan, menyebabkan berbagai gejala cerebral palsy
(CP) dan gangguan kejang, tergantung pada lokasi dari kondisi patologis. Yang penting, perhatikan asfiksia itu saja
tidak menyebabkan keterbelakangan mental. Gejala neurologis selama periode neonatal memiliki hubungan yang
kuat dengan penyimpangan perkembangan prenatal dan integritas neurologis kemudian dan tingkat intelektual. Untuk
alasan ini, bayi dengan masalah perinatal memerlukan pemeriksaan menyeluruh untuk fitur dismorfik dan tindak
lanjut dekat karena beberapa cacat mungkin menjadi jelas di kemudian hari.

3. Lainnya
 Retinopati prematuritas (sebelumnya disebut fibroplasia sebagai Retrolental) terlihat sering ketika penggunaan
oksigen 100% pada neonatus masih umum, yang mengakibatkan kebutaan. Hal ini sering dikaitkan dengan
kerusakan SSP lainnya, keterbelakangan mental, dan masalah perkembangan lainnya.
 Bayi dengan berat lahir sangat rendah berisiko untuk perdarahan intrakranial dan hipoglikemia akibat kurangnya
penyimpanan glikogen hati. Masalah-masalah neonatal mungkin memiliki hasil yang sama dengan asfiksia.
 Hiperbilirubinemia mungkin akibat dari kehancuran peningkatan sel darah merah (misalnya, hemolisis karena
ibu-anak golongan darah ketidakcocokan) atau penurunan ekskresi bilirubin (misalnya, karena adanya
ketidakmatangan fungsi hati).
 Kerusakan otak yang mungkin terjadi mengakibatkan manifestasi dari berbagai tingkat, termasuk CP, gangguan
pendengaran sensorineural, dan keterbelakangan mental.

POSTNATAL
1. Infeksi
Infeksi bakteri dan virus pada otak selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan meningitis dan encephalitis dan
mengakibatkan kerusakan permanen. Jumlah dari komplikasi ini mengalami penurunan karena peningkatan
pengobatan dan ketersediaan imunisasi (seperti untuk campak).

2. Zat beracun (Toxic)


Keracunan timbal masih merupakan penyebab penting dari keterbelakangan mental di Amerika Serikat. Sumber yang
paling sering memimpin adalah pica (yaitu, tertelannya hasil mengelupas, lama, timbal yang berbasis cat). Sumber-
sumber lain dari timbal adalah semprotan tertentu untuk buah-pohon, bensin bertimbal, beberapa tembikar
mengkilap, dan asap dari pembakaran baterai mobil. Gejala gastrointestinal mendominasi keracunan akut. Sakit
kepala dapat berhubungan dengan tekanan intrakranial meningkat, yang bahkan dapat menyebabkan koma.
Manifestasi akhir termasuk keterbelakangan perkembangan, ataksia, kejang, dan perubahan kepribadian.

3. Penyebab Lain
 Di antara keganasan pada masa kanak-kanak, tumor otak merupakan no.2 dalam frekuensi setelah leukemia.
Dari jumlah tersebut, 70-80% adalah glioma, gejala yang sebagian besar tergantung pada lokasi. Beberapa
bersifat jinak dan dapat diobati, namun sebagian besar memiliki efek merusak, sehingga berakibat berbagai
gejala neuropsikiatri tergantung pada lokasi dan luasnya. Selain itu, pengobatan seperti pembedahan dan radiasi
dapat mempengaruhi integritas dan fungsi otak.
 Kecelakaan lalu lintas , tenggelam, dan trauma lainnya adalah penyebab paling umum kematian selama masa
kanak-kanak. Lebih besar adalah jumlah anak-anak yang menjadi cacat. Hampir tenggelam sering
menghancurkan, tetapi bahkan dalam kasus ini, peningkatan kapasitas fungsional dapat dicapai dengan
rehabilitasi karena perkembangan otak memiliki kemampuan untuk pulih.

4. Masalah Psikososial
Tingkat perkembangan individu tumbuh tergantung pada integritas SSP dan pada faktor-faktor lingkungan dan
psikologis. Pentingnya stimulasi lingkungan untuk perkembangan anak telah dihargai karena penelitian pada anak-
anak di lembaga menunjukkan bahwa pembangunan mengalami dampak yang parah di lingkungan merampas,
bahkan jika perawatan fisik yang memadai diberikan. Kemiskinan merupakan predisposisi anak untuk banyak risiko
perkembangan, seperti kehamilan remaja, gizi buruk, penyalahgunaan, perawatan medis miskin, dan kekurangan.
Penyakit mental yang berat pada ibu merupakan faktor risiko. Ibu dengan penyakit yang berat dan kronis
mungkin mengalami kesulitan memberikan perawatan dan stimulasi yang memadai. Depresi ibu selama kehamilan
dan postpartum telah terbukti berhubungan dengan keterlambatan perkembangan pada anak-anak di usia 18 bulan.
Anak-anak dari ibu yang memiliki skizofrenia beresiko untuk pengembangan defisit kognitif, meskipun ini
mungkin tidak menjadi sekunder untuk penyakit ibu, tetapi mungkin merupakan predisposisi genetik bertekad untuk
skizofrenia. Penyakit psikotik pada anak telah terbukti berhubungan dengan penurunan kemampuan kognitif.

5. Penyebab Tidak Diketahui


Meskipun penilaian rinci, penyebabnya tidak dapat diidentifikasi pada sekitar 30% kasus retardasi mental yang berat
dan di 50% kasus retardasi mental ringan. Ini, tentu saja, mencerminkan ketidakcukupan teknik diagnostik, daripada
kurangnya sebab-akibat.
LO 1.4 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi dan Manifestasi Retardasi Mental
Klasifikasi retardasi mental menurut Pedoman Penggolonganm Diagnosa Gangguan Jiwa (PPDGJ/DSM II 1968) adalah
1. Retardasi mental taraf sangat berat = Idiot (IQ 0-19)
Tidak dapat dilatih dan dididik tidak dapat merawat dirinya sendiri.
1. Makan harus disuap.
2. Mandi dan berpakaian harus ditolong
3. Tidak mengenal bahaya, tak dapat menjaga diri terhadap ancaman fisik.
4. Pergerakan motorik biasanya terganggu, pergerakan kaku atau spastis. biasanya didapatkan kelainan kongential
misalnya bentuk kepala abnormal, kelainan fisik pada badan anggota badan seperti badan kecil, bungkuk; bentuk
tangan abnormal jari kelingking bengkok (mongolism).
5. Perkembangan fisik (duduk, jalan) dan bicara terlambat. Sering tak dapat diajar berbicara, bicara hanya 1 suku
katabsaja (ma,pa).
6. Mudah terserang penyakit lain, misalnya tbc, infeksi lain.

2. Retardasi mental taraf berat = Imbecile berat (IQ 20-35)


Dapat dilatih dan tak dapat dididik.
1. Dapat dilatih merawat dirinya sendiri; makan, mandi dan berpakaian sendiri. kadang-kadang masih dapat
mengenal bahaya dan menjaga dirinya.
2. Pergerakan motorik biasanya masih terganggu, pergerakan kaku dan spastis.
3. Biasanya masih didapatkan kelainan kongenital.
4. Perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat.
5. Masih mudah terserang penyakit lain.

3. Retardasi mental sedang = Imbecile ringan (IQ 36-51)


Dapat dilatih dan dapat dididik (Trainable & Educable) sampai ke taraf kelas II - III SD.
1. Dapat dilatih merawat dirinya sendiri misalnya : makan, mandi dan berpakaian sendiri.
2. Mengenal bahaya dan dapat menyelamatkan diri.
3. Koordinasi motorik biasanya masih sedikit terganggu.
4. Biasanya masih didapatkan kelainan kongenital.
5. Dapat dilatih pekerjaan yang sederhana dan rutin misalnya : menyapu, mencuci piring, membersihkan rumah
dsb.
6. Bisa menghitung 1 - 20, mengetahui macam-macam warna dan membaca beberapa suku kata.
7. Perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat.
8. Sering tersangkut perkara krimini lkarena mudah disugesti dan penilaian terhadap baik dan buruknya suatu hal
masih kurang.

4. Retardasi mental taraf ringan = Debil (IQ 52-67).


Dapat dilatih dan dididik.
1. Dapat merawat dirinya dan melakukan semua pekerjaan di rumah.
2. Dalam keadaan cocok dapat mencari nafkah - tetapi tak dapat bersaing dengan orang lain dan tak dapat
mengurus pekerjaannya dengan bijaksana, sehingga bila ada penghematan tenaga kerja, penderita
diberhentikan lebih dahulu.
3. Tidak dapat dididik di sekolah biasa tetapi harus di lembaga istimewa atau Sekolah Luar Biasa.
4. Pada saat menginjak Taman Kanak-kanak belum tampak kekurangannya, sesudah menginjak Sekolah Dasar
tampak kurang kepandaiannya, sehingga sukar untuk naik kelas (kelas I SD - 3 tahun).
5. Tak dapat berfikir secara abstrak, hanya hal-hal konkrit yang dapat difahami.
6. Kurang dapat membedakan hal-hal yang penting dan remeh atau hal-hal yang baik dan buruk, sehingga mudah
tersangkut perkara kriminil. Oleh karena itu perlu pengawasan orang tua dalam melakukan aktivitasnya.
7. Koordinasi motorik tidak mengalami gangguan.
8. Kelainan kongenital biasanya tidak didapatkan.
9. Perkembangan fisik biasanya normal tetapi perkembangan bicara biasanya masih terlambat (biasanya bicara
kurang sempurna dan perbendaharaan kata-kata kurang).

5. Retardasi mental taraf perbatasan = Subnormal (IQ 68-85)


Dapat dididik di sekolah biasa, meskipun tiap kelas dicapai dalam 2 tahun.
1. Dapat berfikir secara abstrak.
2. Dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.
Klasifikasi retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena retardasi
mental.
2. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena retardasi mental.
3. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena retardasi mental.
4. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena retardasi mental. Pada
umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat
pertama atau kedua disekolah.
( Depkes, 2009)
Ada 4 taraf Retardasi mental berdasarkan kriteria psikometrik menurut skala inteligensi Wechsler (Kirk dan Gallagher,
1979, dalam B3PTKSM, p. 26), yaitu:
1. Retardasi mental ringan (mild mental retardation) dengan IQ 55 – 69.
2. Retardasi mental sedang (moderate mental retardation) dengan IQ 40 – 54.
3. Retardasi mental berat (severe mental retardation) dengan IQ 20 – 39.
4. Retardasi mental sangat berat (profound mental retardation) dengan IQ 20 kebawah.
Menurut nilai IQ-nya,maka intelegensi seseorang dapat digolongkan sebagai berikut:
Keadaan Nilai IQ
Sangat superior 130 atau lebih
superior 120-129
Rata-rata 110-119
Diatas rata-rata 90-190
Dibawah rata-rata 80-89
Retardasi mental borderline 70-79
Retardasi mental ringan (mampu didik) 52-69
Retardasi mental sedang (mampu latih) 36-51
Retardasi mental berat 20-35
Retardasi mental sangat berat Dibawah 20
Ditinjau dari gejalanya, maka Melly Budhiman membagi Retardasi Mental menjadi:
a) Tipe klinik
Tipe ini mudah dideteksi sejak dini, karena kelainan fisis maupun mentalnya cukup berat. Penyebab sering
kelainan organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus da kelainan ini dapat terjadi pada
kelas sosial tinggi ataupun rendah. Orang tua dar si anak yang menderiita retardasi mental tipe ini cepat mencari
pertolongan karena mereka melihat sendiri kelainan pada anaknya.

b) Tipe social budaya


Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran.
Penampilannya seperti anak normal, sehingga disebut juga retardasi enam jam. Karena begitu mereka keluar
sekolah, mereka dapat bermain seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari
golongan sosial ekonomi rendah. Orang tua dari anak tipe ini tidak melihat adanya kelainan pada anaknya,
mereka mengetahui kalau anaknya retardasi dari gurunya atau dari psikolog, karena anaknya gagal beberapa
kali tidak naik kelas. Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan borderline dan retardasi mental
ringan.
(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)
Karakteristik anak retardasi mental menurut Brown et al, 2003; Wolery & Haring, 2004 pada Exceptional Children, six
edition, p.485-486, menyatakan:
1. Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru, mempunyai kesulitan dalam mempelajari pengetahuan abstrak, dan
selalu cepat lupa apa yang dipelajari tanpa latihan yang terus menerus.
2. Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.
3. Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak retardasi mental berat.
4. Cacat fisik dan perkembangan gerak. Kebanyakan anak dengan retardasi mental berat mempunyai ketebatasan dalam
gerak fisik, ada yang tidak dapat berjalan, tidak dapat berdiri atau bangun dengan bantuan. Mereka lambat dalam
mengerjakan tugas-tugas yang sangat sederhana, sulit menjangkau sesuatu, dan mendongakkan kepala.
5. Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri. Sebagian dari anak retardasi mental berat sangat sulit untuk
mengurus diri sendiri, seperti: berpakaian, makan, dan mengurus kebersihan diri. Mereka selalu memerlukan latihan
khusus untuk mempelajari kemampuan dasar.
6. Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahita ringan dapat bermain bersama dengan anak reguler,
tetapi anak yang mempunyai retardasi mental berat tidak melakukan hal tersebut. Hal itu mungkin disebabkan
kesulitan bagi anak retardasi mental dalam memberikan perhatian terhadap lawan main.
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata
congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa
kelaianan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu :
1. Kelainan pada mata : - Hiperammonemia I dan II
a. Katarak - Laktik asidosis, dll.
- Sindrom Cockayne 3. Kelainan kulit
- Sindrom Lowe a. Bintik café-au-lait
- Galactosemia - Atakasia-telengiektasia
- Sindrom Down - Sindrom bloom
- Kretin - Neurofibromatosis
- Rubella Pranatal, dll. - Tuberous selerosis
b. Bintik cherry-merah pada daerah macula 4. Kelainan rambut
- Mukolipidosis a. Rambut rontok
- Penyakit Niemann-Pick - Familial laktik asidosis dengan Necrotizing
- Penyakit Tay-Sachs ensefalopati
c. Korioretinitis b. Rambut cepat memutih
- Lues congenital - Atrofi progresif serebral hemisfer
- Penyakit Sitomegalovirus - Ataksia telangiektasia
- Rubella Pranatal - Sindrom malabsorbsi methionin
d. Kornea keruh c. Rambut halus
- Lues Congenital - Hipotiroid
- Sindrom Hunter - Malnutrisi
- Sindrom Hurler 5. Kepala
- Sindrom Lowe a. Mikrosefali
2. Kejang b. Makrosefali
a. Kejang umum tonik klonik - Hidrosefalus
- Defisiensi glikogen sinthesa - Neuropolisakaridase
- Hipersilinemia - Efusi subdural
- Hipoglikemia, terutama yang disertai glikogen 6. Perawakan pendek
storage disease I, III, IV, dan VI a. Kretin
- Phenyl ketonuria b. Sindrom Prader-Willi
- Sindrom malabsobrsi methionin, dll. 7. Distonia
b. Kejang pada masa neonatal a. Sindrom Hallervorden-Spaz
- Arginosuccinic asiduria

Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:
1. Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe
social-budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu
didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bias bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan
tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada
umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari
keluarganya.
2. Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu
didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai
suatu keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian, dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu
pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang kurang
mampu menghadapi stress dan kurang mandiri sehingga perlu bimbingan dan pengawasan.
3. Retardasi mental berat
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini
karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal
sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka
dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja,
dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.
4. Retardasi mental sangat berat
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah dibuat karena gejala baik mental
dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya tergantung orang
disekitarnya.
Tingkatan Retardasi Mental
Tingkat Kisaran IQ Kemampuan Usia Kemampuan Usia Kemampuan
Prasekolah Sekolah Dewasa
(sejak lahir - 5 thn) (6-20 thn) (21 thn keatas)
Ringan 52-68 *Bisa membangun *Bisa mempelajari *Bisa kerja &
kemampuan sosial & pelajaran kelas 6 bersosialisasi,
komunikasi. pada akhir usia tetapi ketika
belasan tahun mengalami stres
*Koordinasi otot sedikit memerlukan
terganggu. *Bisa dibimbing ke bantuan.
arah pergaulan sosial.
*Sering tidak
terdiagnosis. *Bisa dididik.
Moderat 36 – 51 *Bisa berbicara, *Bisa mempelajari *Bisa memenuhi
belajar,berkomunikasi. kemampuan sosial & kebutuhan sendiri.
pekerjaan.
*Kesadaran sosial kurang. *Memerlukan
*Bisa bepergian pengawasan &
*Koordinasi otot cukup. sendiri di tempat yg bimbingan ketika
dikenalnya dengan stres.
baik.
Berat 20 – 35 *Bisa mengucapkan *Bisa *Bisa merawat
beberapa kata. berbicara/belajar diri sendiri
berkomunikasi dibawah
*Mampu menolong diri pengawasan.
sendiri. *Bisa mempelajari
kebiasaan hidup
*Tidak memiliki sehat yg sederhana.
kemampuan
ekspresif/hanya sedikit.
*Koordinasi otot jelek

Sangat berat 19 / kurang *Sangat terbelakang *Memiliki koordinasi *Memiliki


otot beberapa
*Koordinasi ototnya koordinasi otot &
sedikit sekali. *Tidak dapat berbicara.
berjalan/berbicara
*Memerlukan perawatan *Bisa merawat
khusus. diri tapi terbatas.
*Perlu perawatan
khusus

(Kaplan, 2008)
LO 1.5 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Retardasi Mental
Wawancara atau Anamnesis
a. Wawancara dengan anak (auto anamnesa)
Dilakukan pada anak yang memiliki kemampuan berbicara (disesuaikan dengan kemampuan anak) untuk mengetahui
gangguan kesehatan inteligensi atau gangguan lain.
b. Wawancara dengan orang terdekat anak (allo anamnesa)
Dilakukan untuk mendapat informasi secara jelas tentang perkembangan anak, baik fisik maupun psikologis, serta
mengetahui pola asuh dan stimulasi/intervensi yang telah diberikan oleh orangtua dan mendapat informasi tentang
penyebab gangguan
lain yang dialami anak.
2. Observasi perilaku anak dengan menggunakan daftar (behavioural checklist).
3. Pemeriksaan, yang terdiri dari:
a. Pemeriksaan kesehatan umum
b. Pemeriksaan gangguan inteligensi anak

Serta dilakukan anamnesis pada ibu pasien, sebagai berikut:


1. Riwayat kehamilan dan persalinan ibu?
2. Apakah kehamilannya diharapkan atau tidak?
3. Adakah usaha-usaha untuk menggugurkan kehamilannya?
4. Apakah waktu hamil ibu mengalami perdarahan, minum obat-obat yang bukan anjuran dokter?
5. Sakit apa saja yang pernah diderita ibu sewaktu hamil?
6. Apakah ibu mengontrolkan kehamilannya secara teratur?
7. Riwayat perkembangan anak?
8. Adanya penyakit keturunan atau penyakit lain yang pernah didapat?
9. Adanya hubungan darah antar kedua orang tuanya?
10. Latar belakang sosiokultural?

Penilaian Inteligensi kesehatan terdiri dari beberapa tahap pemeriksaan :


1. Tahap pertama
Pelaporan pemeriksaan tahap awal adalah pelaporan pemeriksaan check list perkembangan anak dilihat dari
penilaian fisik yang dilakukan dengan cara menyeluruh (tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala) serta fungsi panca
indera. Sedangkan penilaian fungsional dilakukan dengan mengetahui fungsi inteligensi yang dapat diukur dengan
instrumen neuropsikologi (sensomotorik,praksis,dan representatif). Keadaan tersebut dilakukan untuk mengetahui
perkembangan anak secara keseluruhan, serta deteksi tentang kelebihan atau gangguan yang dimiliki anak. Tahap ini
dilakukan oleh kader di posyandu dan pos sehat dan cerdas, serta tenaga PAUD.
2. Tahap kedua
Apabila anak dicurigai mengalami masalah kesehatan inteligensi, maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan
sesuai dengan diagnosis kerja dari dokter puskesmas. Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tahap kedua ini diharapkan
dapat diketahui tindak lanjut dan rujukan terhadap anak tersebut. Pemeriksaan potensi kecerdasan inteligensi adalah
pemeriksaan instrumen penilaian perkembangan inteligensi untuk mendeteksi gangguan perkembangan inteligensi yang
berkaitan dengan perkembangan struktur dan fungsi otak. Kemampuan potensi majemuk secara umum yang dimiliki
seorang anak. Setiap kecerdasan didasarkan pada potensi biologis, yang kemudian diekspresikan sebagai hasil dari
faktor-faktor genetik dan lingkungan yang saling mempengaruhi. Oleh karena itu, pada tahap ini sekaligus dapat menilai
anak yang tumbuh (sesuai dengan tahap perkembangannya) dan anak yang mendapatkan stimulasi baik akan dapat
menjadi modal mendukung perkembangan inteligensi majemuk, yang terdiri dari inteligensi kinestetik, verbal, musik,
spasial, logika-matematika, interpersonal, intrapersonal, natural dan eksistensialisme.
Pemeriksaan lanjutan berikutnya dapat dilakukan oleh tenaga professional (psikolog dan dokter spesialis) yang
terdapat di RS kabupaten atau propinsi pada anak yang diduga mempunyai masalah kesehatan inteligensi yang tidak
dapat ditangani oleh dokter dan tenaga kesehatan di puskesmas. Memberikan rekomendasi rujukan untuk penanganan
lebih lanjut yaitu antara lain berupa penilaian potensi kecerdasan majemuk (multiple intelligence) ke pusat pelayanan
sekunder di RS pronpinsi.
Penilaian ini diharapkan dapat mengetahui potensi-potensi inteligensi anak berkebutuhan khusus dan dengan
potensi yang ada diharapkan dapat membantu anak potensi untuk dioptimalkan.

Tanda-tanda Fisik Atipik yang Dapat Dihubungkan dengan Bertambahnya Insiden Retardasi Mental
1. Rambut infeksi ibu saat bayi sedang berkembang dalam
 Keriting ganda rahim, seperti cytomegalovirus ( CMV) atau
 Halus, mudah putus, cepat abu-abu atau putih toksoplasmosis.)
menyeluruh  Hipertelorisme (jarak antara kedua mata sangat lebar,
 Jarang atau tanpa rambut lebih dari 3cm)
 Hipotelorisme
2. Tangan  Miring ke atas dan ke luar atau ke bawah dan ke luar
 Metakarpal ke-4 atau ke-5 pendek  Lipatan epikantus sebelah dalam dan sebelah luar
 Jari-jari tangan pendek, gemuk ( kelopak mata di daerah kulit yang menutupi sudut
 Jari-jari tangan panjang, tipis, meruncing dalam pandangan mata.)
 Ibu jari tangan lebar  Koloboma iris atau retina
 Klinodaktili (jari kelima melengkungke dalam akibat  Bintik-bintik Brushfield (brushfield spot)
hypoplasia phalanx media)  Pupil terletak eksentris (tidak berada ditengah
 Kelainan dermatoglifik (misalnya triradius distal) sebagaimana mestinya)
 Garis kult telapak tangan melintang
 Kelainan kuku  Nistagmus (Nistagmus (nystagmus) adalah gerakan
ritmik tanpa kontrol pada mata yang terdiri dari
3. Mata tremor kecil yang cepat ke satu arah dan yang lebih
 Mikroftalmia ( ukuran keseluruhan mata terlalu kecil. besar, lebih lambat, berulang-ulang ke arah yang
Bola mata mungkin hanya dua pertiga dari ukuran berlawanan. Nistagmus bisa horizontal, vertikal,
normal. Kelainan ini sering terjadi dengan kelainan
lainnya pada mata. Seringkali disebabkan karena 4. Kaki
 Metatarsal ke-4 atau ke-5 pendek
 Jari kaki tumpang tindih 9. Wajah
 Jari kaki pendek, gemuk  Panjang filtrum bertambah
 Ibu jari kaki besar dan lebar  Hipoplasia maksila atau mandibular
 Garis kulit yang mengarah dari sudut jari kaki
pertama dan kedua, terlihat dalam 10. Gigi
 Kelainan dermatoglifik  Bukti adanya kelainan pembetukan email
(enamelogenesis) (suatu keadaan heriditer
5. Telinga pembentukan email yang tidak sempurna, suatu
 Pinna letak rendah kelainan autosomal dominan atau X-linked. Ciri-
 Pembentukan heliks sederhana atau abnormal cirinya adalah terjadinya hipoplasia maupun
hipokalsifikasi email. Email tipis dan mudah pecah
6. Genetalia atau aus sampai ke daerah serviks dan berwarna
 Genetalia yang tidak jelas kecoklatan. Email menjadi berlubang, seperti kapur,
 Mikropenis kadang-kadang terdapat daerah yang sama sekali
 Testis besar tidak ada emailnya lagi.)
 Kelainan odontogenesis
7. Hidung
 Jembatan hidung rata 11. Mulut
 Ukuran kecil  Bentuk bibir atas V terbalik
 Lubang hidung menghadap ke atas  Lengkungan palatum lebar atau
 tinggi
8. Kulit
 Bintik-bintik cafe-au-lait (bercak coklat terang) 12. Kepala
 Mikrokranium
 Nevus depigmentasi
 Makrokranium

Pemeriksaan Penunjang:
1. Kromosomal kariotipe f. Ophtalmoplegia
a. Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak g. Episode seperti stroke yang berulang
khas 7. Plasma asam lemak rantai sangat panjang
b. Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen a. Hepatomegali
c. Terdapat beberapa kelainan kongenital b. Tuli
d. Genital abnormal c. Kejang dini dan hipotonia
2. EEG (Elektro Ensefalogram) d. Degenerasi retina
a. Gejala kejang yang dicurigai e. Ophtalmoplegia
b. Kesulitan mengerti bahasa yang berat f. Kista pada ginjal
3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI 8. Serum seng (Zn)
(Magnetic Resonance Imaging) a. Acrodermatitis
a. Pemebesaran kepala yang progresif 9. Logam berat dalam darah
b. Tuberous sklerosis a. Anamnesis adanya pika
c. Dicurigai kelainan otak yang luas b. Anemia
d. Kejang lokal 10. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
e. Dicurigai adanya tumor intrakranial a. Gerakan involunter
4. Titer virus untuk infeksi kongenital b. Sirosis
a. Kelainan pendengaran tipe sensorineural c. Cincin Kayser-fleischer
b. Neonatal hepatosplenomegali 11. Serum asam amino atau asam organik
c. Petechie pada periode neonatal a. Kejang yang tidak diketahui sebabnya pada
d. Chorioretinitis bayi
e. Mikroptalmia b. Gagal tumbuh
f. Kalsifikasi intrakranial c. Bau yang tidak biasa pada air seni atau kulit
g. Mikrosefali d. Warna rambut yang tidak biasa
5. Serum asam urat e. Mikrosefali
a. Choreoatetosis f. Asidodis yang tidak diketahui sebabnya
b. Gout 12. Plasma amonia
c. Sering mengamuk a. Muntah-muntah dengan asidosis metabolik
6. Laktat dan piruvat darah 13. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsi kulit
a. Asidosis metabolik a. Kehilangan fungsi motorik dan kognitif
b. Kejang mioklonik b. Atrofi N. Optikus
c. Kelemahan yang progresif c. Degenerasi retina
d. Ataksia d. Sereberal ataksia yang berulang
e. Degenerasi retina e. Mioklonus
f. Hepatosplenomegali g. Kekakuan pada sendi
g. Kulit yang kasar dan lepas-lepas 15. Urin reducing substance
h. Kejang a. Katarak
i. Pemebsaran kepala yang dimulai setelah umur b. Hepatomegali
1 tahun c. Kejang
14. Urin mukopolisakarida 16. Urin ketoacid
a. Kiposis a. Kejang
b. Anggota gerak yang pendek b. Rambut yang mudah putus
c. Badan yang pendek 17. Urin asam vanililmandelik
d. Hepatosplenomegali a. Muntah-muntah
e. Kornea keruh b. Isapan bayi pada saat menyusu lemah
f. Gangguan pendengaran c. Gejala disfungsi autonomik

LO 1.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding Retardasi Mental


 Disleksia Anak mempunyai kesukaran dalam berbicara dan mengucapkan kata-kata segera setelah disekolahkan.
Kerusakan terletak di lintasan integratif antara sirkuit visual dan sirkuit auditorik, mereka dapat berpikir tetapi
mewujudkan pikirannya dalam bentuk kata-kata atau tulisan dirasa sangat sulit.
 Sindroma Ertzam Gangguan dalam berhitung dan menulis. Motorik mereka terganggu dalam melaksanakan gerakan
komplek dimana gerakan diperlukanseperti dalam hal menulis. Namun demikian ia dapat membaca dengan lancar.
 Sindroma Gertsman Tidak dapat mengenal benda-benda dengan sensibilitasnya. Mereka mendapat banyak
kesukaran dalam menulis karena tidak mampu menyusun pemikiran. Juga berhitung adalah sukar bagi mereka. Lesi
serebral yang bertanggung jawab atas gangguan tersebut adalah girus angularis.
 Sindroma diskontrol Lambat sekali dalam mengekspresikan kehendaknya dan lambat bereaksi trerhadap stimulus
dunia luar. Mereka dapat berbahasa, penglihatannya tidak terganggu dan pendengarannya baik. Namun mereka
lambat diperintah atau tidak bereaksi bila diperintah. Lesi serebral yang mendasari gangguan ini tidak diketahui,
tetapi pengobatannya dengan perangsang amphetamine dapat memperbaiki keadaan.
 Afasia dan Afonia Afasia timbul sebagai akibat manifestasi lesi serebral di area brocca dan atau wernicke. Afonia
adalah bisu tidak dapat mengeluarkan kata-kata karena anak ini tuli sebelum ia belajar berbahasa. Afasia motorik
akibat lesi di area brocca dengan gejala tidak mampu mengeluarkan kata-kata untuk mengutarakan pikirannya dan
afasia sensoris akibat lesi di area wernicke dengan gejala tidak mampu untuk mengerti bahasa lisan atau tulisan.
 Attention Deficit Hyoperactivity Disorder (ADHD)
Kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat adanya gangguan pada gen transporter dopamin dan
gen reseptor dopamin D4. Gangguan tersebut terjadi pada sistem dopaminergik dan nor-adrenergik yang
menyebabkan adanya disfungsi pre-frontal dan sirkuit fronto-striatal.
Manifestasi Klinis:
Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi, hiperaktifitas dan implusivitas. Inatensi dapat berupa
keluhan susah konsentrasi, mudah sekali teralih perhatiannya, sering lupa akan barang-barang pribadinya dan bahkan
lupa pada tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Bila sedang berjalan anak sering menabrak benda-benda di
sekitarnya sehingga seringkali, dengan perilakunya yang seperti itu, akan menyebabkan barang-barang yang berada
di dekat anak berjatuhan. Hal tersebut penting karena sebagian besar penderita ADHD memiliki IQ normal, bahkan
diantaranya ada yang diatas rerata. Dampak bagi individu ADHD itu sendiri yaitu adanya gangguan emosi, rasa
rendah diri, dan pada saat dewasa akan tampak memiliki kepribadian yang “sulit”.
LO 1.7 Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Retardasi Mental
Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-gejala
hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Imipramin,
dekstroamfetamin, klorpromazin, flufenazin, fluoksetin kadang-kadang dipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk
menaikkan kemampuan belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril), metilfenidat, amfetamin, asam glutamat,
gamma aminobutyric acid (GABA).Pendekatan farmakologis dalam terpai gangguan mental komorbid pada pasien
retardasi mental adalah banyak kesamaannya seperti untuk pasien yang tidak mengalami retardasi mental. Semakin
banyak data yang mendukung pemakaian berbagai medikasi untuk pasien dengan gangguan mental yang tidak retardasi
mental. Beberapa penelitian telah memusatkan perhatian pada pemakaian medikasi untuk sindrom perilaku berikut ini
yang sering terjadi di antara retardasi mental
 Agresi dan perilaku melukai diri sendiri
o Beberapa bukti dari penelitian telah menyatakan bahwa lithium (Eskalith) berguna dalam menurunkan agresi dan
perilaku melukai diri sendiri.
o Antagonis narkotik seperti naltrexone (Trexan) telah dilaporkan menurunkan perilaku melukai diri sendiri pada
pasien retardasi mental yang juga memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan austik infantile. Satu hipotesis yang
diajukan sebagai mekanisme kerja terapi naltrexone adalah bahwa obat mempengaruhi pelepasan opioid endogen
yang dianggap berhubungan dengan melukai diri sendiri.
o Carbamazepine (Tegretol) dan valproic acid (Depakene) adalah medikasi yang juga bermanfaat pada beberapa kasus
perilaku melukai diri sendiri.
 Gerakan motorik stereotipik
Medikasi antipsikotik, seperti haloperidol (Haldol) dan chlorpromazine (Thorazine), menurunkan perilaku
stimulasi diri yang berulang pada pasien retardasi mental, terapi medikasi tersebut tidak meningkatkan perilaku
adaptif. Beberapa anak dan orang dewasa (sampai sepertiga) dengan retardasi mental menghadapi resiko tinggi
mengalami tardive dyskinesia dengan pemakaian kontinu medikasi antipsikotik.
 Perilaku kemarahan eksplosif
Penhambat-β, seperti propranolol dan buspirone (BuSpar), telah dilaporkan menyebabkan penurunan
kemarahan ekspolasif di antara pasien dengan retardasi mental dan gangguan autistik. Penelitian sistematik
diperlukan sebelum obat dapat ditetapkan sebagai manjur.
 Gangguan defisit atensi/hiperaktivitas
Penelitian terapi methylphenidate pada pasien retardasi mental ringan dengan gangguan defisit
atensi/hiperaktivitas telah menunjukkan perbaikan bermakna dalam kemampuan mempertahankan perhatian
dan menyelesaikan tugas. Penelitian terapi metylphenidate tida menunjukkan bukti adanya perbaikan jangka
panjang dalam keterampilan sosial atau belajar.

Rumah Sakit/Panti Khusus


Penempatan di panti-panti khusus perlu dipertimbangkan atas dasar: kedudukan sosial keluarga, sikap dan perasaan
orangtua terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan orangtua mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan
dalam masyarakat, dan fasilitas untuk membimbing orangtua dan sosialisasi anak. Kerugian penempatan di panti khusus
bagi anak retardasi mental adalah kurangnya stimulasi mental karena kurangnya kontak dengan orang lain dan
kurangnya variasi lingkungan yang memberikan kebutuhan dasar bagi anak.

Psikoterapi
Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada orangtua anak tersebut. Walaupun tidak dapat
menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan
dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya.

Konseling
Tujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada atau tidaknya retardasi mental dan derajat
retardasi mentalnya, evaluasi mengenai sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental pada keluarga, kemungkinan
penempatan di panti khusus, konseling pranikah dan pranatal.

Pendidikan
Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah, namun bagaimana mendapatkan pendidikan yang cocok bagi
anak yang terbelakang ini. Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk retardasi mental.
• Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa
• Sekolah luar biasa C
• Panti khusus
• Pusat latihan kerja (sheltered workshop)
Latihan dan Pendidikan
Pendidikan anak dengan retardasi mental secara umum ialah:
1) Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang ada.
2) Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti sosial.
3) Mengajarkan suatu keahlian (skill) agar anak itu dapat mencari nafkah kelak.

Latihan diberikan secara kronologis dan meliputi :


1) Latihan rumah: pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri, berpakaian sendiri, kebersihan badan.
2) Latihan sekolah: yang penting dalam hal ini ialah perkembangan sosial.
3) Latihan teknis: diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin dan kedudukan sosial.
4) Latihan moral: dari kecil anak harus diberitahukan apa yang baik dan apa yang tidak baik. Agar ia mengerti
maka tiap-tiap pelanggaran disiplin perlu disertai dengan hukuman dan tiap perbuatan yang baik perlu disertai
hadiah.
LO 1.8 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Retardasi Mental
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang
menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan retardasi mental. Tindakan tersebut termasuk (1)
pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang retardasi mental, (2) usaha terus
menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat (3)
aturan yang memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal 4) eradikasi gangguan yang diketahui
disertai dengan kerusakan system saraf pusat. Konseling keluarga dan genetik membantu menurunkan insidensi retardasi
mental dalam keluarga dengan riwayat gangguan genetik retardasi mental. (Kaplan, 2008)
Pencegahan primer juga dapat di lakukan dengan perbaikan sosio ekonomi dan tindakan kedokteran (umpamanya
perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita adolesen dan di atas 40 tahun
dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada anak –anak )

2. Pencegahan sekunder
Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup
terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong). Penyakit
metabolik dan endokrin yang menurun seperti Phenil Keton Uria (PKU), hipertiroidisme bisa diobati secara efektif
pada stadium dini.

3. Pencegahan tersier
Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) yang sesuai. Bagi yang gelisah,
hiperaktif atau destruktif dapat diberi: Methylphenidate diberi pagi hari dengan dosis tergantung berat badan dan dimulai
dengan dosis yang rendah sampai mencapai dosis maksimum 20mg/hari (1x per hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat
anti kejang. Konseling untuk orang tua. (Soetjiningsih, 1995)
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam
mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi
obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi
pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.

Konsultasi iasic akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak retardasi mental mengenai
penyebab terjadinya retardasi mental. Vaksinasi MMR secara dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella sebagai
salah satu penyebab retardasi mental.
Setiap wanita hamil yang berumur >35 tahun dianjurkan untuk menjalankan amniosentesis dan pemeriksaan vili korion,
karena mereka memiliki risiko melahirkan bayi yang menderita Sindrom Down. USG juga dapat membantu menemukan
adanya kelainan otak. Untuk mendeteksi Sindrom Down dan spina bifida juga bias dilakukan pengukuran kadar alfa-
protein serum.

Tindakan pencegahan lainnya yang dapat di lakukan untuk mencegah retardasi mental :
1. Genetik. Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi genetik untuk keluarga-
keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental yang penyebabnya adalah factor
genetik.
2. Sosial. Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menyelenggarakan pendidikan yang baik
dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental ringan akibat kemiskinan dan status ekonomi yang rendah.
3. Keracunan. Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun lainnya akan mengurangi
retardasi mental akibat keracunan. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan efek dari pemakaian alkohol dan obat-
obatan selama kehamilan dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental.
4. Infeksi. Pencegahan rubella merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil untuk mencegah salah satu
bentuk retardasi mental. Kewaspadaan yang konstan ( misalnya yang berhubungan dengan kucing,
toksoplasmosis,dan kehamilan) membantu mengurangi retardasi mental akibat toksoplasmosis.
5. Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan dan lingkungan yang merangsang
pertumbuhan.
6. Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak yang hidup dalam kemiskinan
dalam hal ini: perawatan prenatal, pengawasan kesehatan reguler, pelayanan dukungan keluarga.

LO 1.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Retardasi Mental


Retardasi mental yang diketahuipenyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi pada umumnya sukar untuk
menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan dengan retardasi mental ringan dengan kesehatan yang baik tanpa penyakit
kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada
retardasi mental yang berat dengan masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda.
(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)

LI 2 Memahami dan Menjelaskan Peran Gizi pada Pertumbuhan Anak dan Remaja
Periode Pertumbuhan Anak dan Remaja
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit
dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2000).

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter), sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi
dengan lingkungannya (Kania, 2006).
a. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu:
1) Faktor genetik
Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak merupakan ciri-ciri yang
khas yang diturunkan dari orang tuanya (Kania, 2006).

2) Faktor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini lingkungan berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa.
Lingkungan yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik
akan menghambat tumbuh kembangnya (Kania, 2006).
♥ Faktor lingkungan pranatal
Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan. Faktor lingkungan
pranatal yang berpengaruh pada tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir. Antara lain gizi
ibu pada waktu hamil, mekanis, toksik atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas dan
anoksia embrio (Soetjiningsih, 2000).
♥ Faktor lingkungan posnatal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar
tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan
mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak secara umum dapat digolongkan menjadi (Soetjiningsih, 2000):
1. Lingkungan biologis. 3. Faktor psikososial
2. Lingkungan fisik 4. Faktor keluarga dan adat istiadat.

b. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.


Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah
sebagai berikut (Rusmila, 2008):
1) Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak
akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak
akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh,
seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu
perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana pertumbuhan,
perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun
perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan
pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah
umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum
yang tetap, yaitu: a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal); b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak
kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola
proksimodistal).
6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang
teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu
membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan
sebagainya.

1. Pertumbuhan Anak
Tumbuh adalah bertambah besarnya ukuran sel atau organ tubuh sedangkan perkembangan adalah
bertambahnya fungsi organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Artinya
untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan kematangan fungsi. Sebuah
organ yang tumbuh atau menjadi besar karena sel-sel jaringan yang mengalami proliferasi atau hiperplasia dan
hipertrofi. Pada awalnya organ ini masih sederhana dan fungsinya pun belum sempurna. Dengan bertambahnya umur
atau waktu, organ tersebut berikut fungsinya akan tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan seorang anak memberikan
gambaran tentang perkembangan keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak untuk
berbagai proses biologis termasuk untuk tumbuh (Harahap, 2004).
Periode pertumbuhan dan perkembangan anak mulai di dalam kandungan ibu sampai umur 2 tahun disebut masa
kritis tumbuh-kembang. Bila anak gagal melalui periode kritis ini maka anak tersebut sudah terjebak dalam kondisi
“point of no return”, artinya walaupun anak dapat dipertahankan hidup tetapi kapasitas tumbuh-kembangnya tidak bisa
dikembalikan ke kondisi potensialnya (Buku saku gizi, 2010).
Pada dasarnya pertumbuhan dibagi dua, yaitu; pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumbuhan massa
jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan
linier menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau, dan pertumbuhan massa jaringan
menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran (Supariasa dkk, 2002).
a. Pertumbuhan linier
Ukuran yang berhubungan dengan tinggi (panjang) atau stature dan merefleksikan pertumbuhan skeletal. Contoh
ukuran linier adalah panjang badan, lingkar dada dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya
menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran
linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan (Supariasa dkk, 2002; Yayuk H dan Tryanti,
2008).
b. Pertumbuhan Massa Jaringan
bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa tubuh adalah berat badan, lingkar
lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit, apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi
kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa
jaringan yang sering digunakan adalah berat badan (Supariasa dkk, 2002).
c. Tahap pertumbuhan anak
Tahap perkembangan anak berangsur-angsur mulai dari (Harahap, 2004):
1) Pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama, yang kemudian mengurang secara berangsur-angsur
sampai umur 3-4 tahun.
2) Pertumbuhan yang berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik.
3) Pertumbuhan cepat pada masa akil balik (12-16 tahun).
4) Pertumbuhan kecepatannya mengurang berangsur-angsur sampai suatu waktu (kira-kira umur 18 tahun)
berhenti. Dalam tahun pertama panjang badan bayi bertambah dengan 23 cm (dinegeri maju 25 cm), sehingga
anak pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm (75 cm di negeri maju).Kemudian kecepatan pertambahan
panjang badan kira-kira 5 cm per-tahun (Harahap, 2004).

2. Perkembangan Anak
Perkembnagan (development) adalah bertambahnya kemapuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut
adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2000).
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuntitatif, melainkan kualitatif.
Jadi perkembangan itu adalah proses terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental
sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi
dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan
yang terjadi pada individu dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang
anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya.
Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif, Perkembangan
Psikososial) – Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya
perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti oleh
perubahan – perubahan yang lain (Administrator, 2010).
Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara berkala, apakah
sesuai dengan umur atau telah terjadi penyimpangan dari perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai
dalam menilai perkembangan anak adalah:
1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).
2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).
3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara spontan).
4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya).

a. Jenis – jenis Perkembangan


1) Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak
dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran
sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya (Administrator, 2010)
2) Perkembangan Motorik Kasar
a) Perkembangan Motorik Kasar
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya
(Rusmil, 2009). Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi
dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat
serta mampu menjaga keseimbangan badannya (Administrator, 2010).
b) Perkembangan Motorik Halus
Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai
aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Gerak halus atau motorik
halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya. Disamping itu, anak – anak
juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam,
berenang, dll (Administrator, 2010; Rusmil, 2009).
c) Tahap Perkembangan Motorik
Berikut tahapan-tahapan perkembangannya Admin (2010):
Usia 1-2 tahun
Motorik Kasar Motorik Halus

• merangkak • mengambil benda kecil dengan ibu jari


• berdiri dan berjalan beberapa langkah atau telunjuk
• berjalan cepat • membuka 2-3 halaman buku secara
• cepat-cepat duduk agar tidak jatuh bersamaan
• merangkak di tangga • menyusun menara dari balok
• berdiri di kursi tanpa pegangan • memindahkan air dari gelas ke gelas lain
• menarik dan mendorong benda- • belajar memakai kaus kaki sendiri
benda berat • menyalakan TV dan bermain remote
• melempar bola • belajar mengupas pisang
Usia 2-3 tahun
Motorik Kasar Motorik Halus

• melompat-lompat
• mencoret-coret dengan 1 tangan
• berjalan mundur dan jinjit
• menggambar garis tak beraturan
• menendang bola
• memegang pensil
• memanjat meja atau tempat tidur
• belajar menggunting
• naik tangga dan lompat di anak tangga
• mengancingkan baju
terakhir
• memakai baju sendiri
• berdiri dengan 1 kaki

Usia 3-4 tahun


Motorik Kasar Motorik Halus
• melompat dengan 1 kaki
• menggambar manusia
• berjalan menyusuri papan
• mencuci tangan sendiri
• menangkap bola besar
• membentuk benda dari plastisin
• mengendarai sepeda
• membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi
• berdiri dengan 1 kaki
Usia 4-5 tahun
Motorik Kasar Motorik Halus
• menuruni tangga dengan cepat • menggunting dengan cukup baik
• seimbang saat berjalan mundur • melipat amplop
• melompati rintangan • membawa gelas tanpa menumpahkan
• melempar dan menangkap bola isinya
• melambungkan bola • memasikkan benang ke lubang besar

d) Fungsi Perkembangan Motorik


Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan
individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi
perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut (Perdani, 2009):
1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang.
Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan
menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan
pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat
ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang
perkembangan rasa percaya diri.
3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.
Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,
menggambar, melukis, dan barisberbaris.
4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul
dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat
bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer
(terpinggirkan).
5. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan selfconcept atau
kepribadian anak.
e) Uji Perkembangan Motorik
Berikut adalah beberapa tes perkembangan motorik yang sering digunakan dalam menilai
perkembangan anak, yaitu (Narendra, 2006) :
1. Brazelton Newborn Behaviour Assessment Scale, berfungsi menaksir kondisi bayi, refleks dan
interaksi. Skala ini digunakan untuk anak umur neonatus
Uzgiris-Hunt Ordinal Scale, berfungsi menaksir stadium sensorimotor menurut Piaget, yang
digunakan pada anak umur 0-2 tahun.
2. Gesell Infant Scale dan Catell Infant Scale, berfungsi terutama menaksir perkembangan motorik
pada tahun pertama dengan beberapa perkembangan sosial dan bahasa, digunakan pada umur 4
minggu-3,5/6 tahun.
3. Bayley Infant Scale of Development, berfungsi menaksir perkembangan motorik dan sosial,
digunakan pada usia 8 minggu – 2,5 tahun.
4. The Denver Developmental Screening Test, berfungsi menaksir perkembangan personal sosial,
motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada usia 1 bulan – 6 tahun.
5. Yale Revised Development Test, berfungsi menaksir perkembangan motorik kasar, motorik halus,
adaptif, perilaku sosial dan bahasa, diguanakn pada usia 4 minggu – 6 tahun
6. Geometric Forms Test, berfungsi menaksir perkembangan motorik halus dan intelektual.
7. Motor Milestone Development

Kartu perkembangan motorik anak merupakan kartu yang digunakan Depkes dan dokter anak.
Kurva perkembangan anaknya hanya mencantumkan satu titik kemampuan gerak anak yang
merupakan hasil perhitungan modus sejumlah anak pada umur tertentu pada studi
perkembangan anak di luar negeri. Secara alamiah setiap anak dalam perkembangannya
memiliki variasi kemampuan gerak (motorik milestone) pada umur yang dicapai.

Pusat Penelitian dan pengembangan Gizi dan. Makanan Bogor pada pertengahan tahun 2003;
telah me1akukan penelitian studi motorik· milestone untuk pembuatan KMS perkembangan
anak. Penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban karena menurut kronologis
kemampuan motorik milestone serta variasinya menurut umur anak, sehingga mendapatkan
suatu kurva perlcembangan anak yang sesuai dan relevan dengan program nasional gizi dan
kesehatan.

Hasil penelitiannya menghasilkan suatu kurva perkembangan anak yang merupakan cikal
bakal untuk kurva perkembangan anak. Kurva perkembangan anak yang terbentuk ini
merupakan gambaran dari perkembangan anak sehat Indonesia, Berikut ini, antropometri yang
digunakan untuk mengukur motorik bayi dengan mengggunakan Milestone Perkembangan
Motori :

Pengukuran Milestone Perkembangan Motorik yang dikembangkan oleh Depkes.

Gambar 1 : Pengukuran Milestone Perkembangan Motorik


3) Perkembangan
Kognitif
Dalam keadaan normal,
pada periode ini pikiran
anak berkembang secara
berangsur – angsur. Jika
pada periode
sebelumnya, daya pikir
anak masih bersifat
imajinatif dan egosentris,
maka pada periode ini
daya pikir anak sudah
berkembang ke arah yang
lebih konkrit, rasional
dan objektif. Daya
ingatnya menjadi sangat
kuat, sehingga anak
benar-benar berada pada
stadium belajar
(Administrator, 2010).
Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit
(Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek peristiwa
nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan
informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan
apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya (Administrator, 2010).

b. Ciri – Ciri Perkembangan


Perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan dan memiliki ciri-ciri sehingga dapat
diperhitungkan. Ciri-ciri tersebut, sebagai berikut Soetjiningsih (2000):

1) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan, Perkembangan adalah proses yang kontinue dari konsepsi
sampai maturasi. Perkembangan sudah terjadi sejak didalam kandungan, dan setelah kelahiran
merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat dengan mudah diamati.
2) Dalam priode tertentu ada masa percepatan dan ada masa perlambatan. Terdapat 3 (tiga) periode
pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas.
3) Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya berbeda.
4) Perkembangan dipengaruhi oleh maturasi system saraf pusat. Bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya,
tangan dan kakinya.
5) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter
tercapai.

Skala Yaumil-mimi
Perkembangan Mental Anak
(Gerakan-gerakan Kasar&Halus,Emosi,Sosial,Perilaku,Bicara).
Perkembangan anak balita:
 Sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya yakni prasekolah, sekolah, akil balig dan remaja
 Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan:1. Kesehatan & gizi yang baik dari ibu hamil, bayi dan anak
prasekolah2. Stimulasi/ rangsangan yang cukup dalam kualitas dan kuantitas
 Keluarga dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) mempunyai peran yang penting dalam pembinaan fisik, mental
sosial anak balita
Dari lahir sampai 3 bulan:
 Belajar mengangkat kepala
 Belajar mengikuti objek dengan matanya
 Melihat ke muka orang dengan tersenyum
 Bereaksi terhadap suara/ bunyi
 Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
 Menahan barang yang dipegangnya
 Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
Dari 3 bulan sampai 6 bulan:
 Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang tangan
 Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar jangkauannya.
 Menahan benda-benda di mulutnya
 Berusaha memperluas lapangan pandangan
 Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
 Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
Dari 6 bulan sampai 9 bulan:
 Dapat duduk tanpa dibantu
 Dapat tengkurap dan berbailik sendiri
 Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
 Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
 Memegang benda kecil daengan ibu jari dan jari telunjuk
 Bergembira dengan melempar benda-benda
 Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
 Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/ lain
 Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian
Dari 9 bulan sampai 12 bulan:
 Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
 Dapat berjalan dengan dituntun
 Menirukan suara
 Mengulang bunyi yang didengarnya
 Belajar menyatakan satu atau dua kata
 Mengerti perintah sederhana atau larangan
 Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan
memasukkan benda-benda ke mulutnya (memasuki fase oral sepertinya)
 berpartisipasi dalam permainan
Dari 12 bulan sampai 18 bulan:
 Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
 Menyusun 2 atau 3 kotak
 Dapat mengatakan 5-10 kata
 Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
Dari 18 sampai 24 bulan:
 Naik turun tangga
 Menyusun 6 kotak
 Menunjuk mata dan hidungnya
 Menyusun dua kata
 Belajar makan sendiri
 Menggambar garis di kertas atau pasir
 Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil/ kencing
 Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar
 Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
Dari 2 sampai 3 tahun:
 Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
 Membuat jembatan dengan 3 kotak
 Mampu menyusun kalimat
 Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
 Menggambar lingkaran
 Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
Dari 3 sampai 4 tahun:
 Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
 Berjalan pada jari kaki
 Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
 Menggambar garis silang
 Mengenal 2 atau 3 warna
 Menggambar orang hanya kepala dan badan
 Bicara dengan baik
 Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya
 Banyak bertanya
 Bertanya bagaimana anak dilahirkan
 Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, dan sisi belakang
 Mendengarkan cerita-cerita
 Bermain dengan anak lain
 Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudranya
 Dapat melakasanakan tugas-tugas sederhana
Dari 4 sampai 5 tahun:
 Melompat dan menari
 Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
 Menggambar segi empat dan segi tiga
 Pandai bicara
 Dapat menghitung jari-jarinya
 Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
 Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
 Minat kepada kata baru dan artinya
 Memprotes bila dilarang apa yang diingininya
 Mengenal 4 warna
 Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil
 Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa
Pendidikan/ stimulasi yang perlu diberikan:
 Akademik sederhana: pengenalan ruang, bentuk, warna, persiapan berhitung
 Pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan masyarakat
 Bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memperkaya pengalaman
 Menyanyi, menggambar
 Bahasa: bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita, mengucapkan syair sederhana
 Melatih daya ingat dengan antara lain bermain jualan, menyampaikan berita
 Menggambar
 Membuat permainan dari kertas
 Mengenal tugas, larangan-larangan
 Aktivitas sehari-hari: makan sendiri, minum sendiri, kontrol buang air besar (BAB), kontrol buang air kecil
(BAK).

Tumbuh Kembang Masa Remaja .


Wanita : Laki-Laki :
-Tumbuh Rambut halus -Tumbuh rambut halus
-Payudara membesar -Keringat bertambah
-Pinggul membesar -Kulit dan rambut berminyak
-Kulit dan Rambut berminyak. -Dada bertambah besar dan bidang.
-Bokong berkembang lebih besar. -Tumbuh jakun.
-Pada vagina megeluarkan cairan. -Suara bertambah berat.
-Menstruasi. -Mimpi basah.

Jenis-Jenis Zat Gizi yang Dibutuhkan untuk Pertumbuhan Anak dan Remaja
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap
individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu
komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak. (Soekirman,
2000)
Fungsi zat-zat gizi
Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah:
1. Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber energi untuk
membentuk sel-sel otak baru.
2. Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi terbentuknya
neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain.
3. Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60%
dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai
panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan
laut, seperti ikan kod.
4. Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja sistem imun dan
sistem saraf pusat.
Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.
Vitamin D  menjaga kesehatan tulang dan gigi.
DHA 224 mg/5 ml  membantu perkembangan sel-sel otak.
Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel
otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan
mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus
mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.

Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah kelompok asam lemak tak jenuh,
kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).

1. Asam lemak tak jenuh


Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan diketahui bahwa 60% otak
manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah:

a. DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan
penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, terjadi gangguan
pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.
b. AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat
seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk
ke otak.
Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa diperoleh dari ikan
tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari. (Moersintowati, 2008)

2. Kalori dan protein


Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan mengakibatkan gangguan
motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak, sementara protein berperan dalam
pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur,
susu dan produk olahannya, minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.

3. Zat besi
Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut dan mendistribusikan O2
paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun
yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah,
ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.

4. Kelompok vitamin B
Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12.
Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan
dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak;
B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan
tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga
membantu pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging
tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.

5. Seng (Zn)
Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu
proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan
kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian,
dan kacang-kacangan. (Hurlock, 2007)
Jenis Nutrisi Fungsi Sumber
Air Pelarut untuk pertukaran seluler Air, makanan
Transportasi nutrien dan produk buangan tubuh
Mengatur suhu tubuh
Protein Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan dan Susu, telur, daging,
perbaikan jaringan kacang-kacangan, padi-
padian
Menjaga keseimbangan osmotik
Membentuk hemoglobin, nukleoprotein, glikoprotein,
lipoprotein, enzim, dan antibodi
Karbohidrat Sebagai sumber energi Susu, padi-padian, buah,
sirup, tepung, sayuran
Membentuk glikogen dan lemak
Membantu pembentukan asam amino
Lemak Sebagai sumber cadangan energi Susu, mentega, telur,
daging, ikan, minyak
Melindungi pembuluh darah, saraf, dan organ-organ sayur
tubuh
Melindungi tubuh dari perubahan suhu luar
Membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K
Memperlambat proses pengosongan lambung

(Nelson, 1999)

Jenis Vitamin Fungsi Sumber


Penglihatan Susu, telur, buah, sayur,
cod & halibut liver oil
Vitamin A Perkembangan dan pemeliharaan jaringan epitel
Diferensiasi sel-sel epitel
Vitamin B
Thiamine Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat Padi-padian, ragi, jeroan
Konduksi membran dan saraf Susu, telur, daging,
kacang-kacangan
Riboflavin Sebagai komponen dalam koenzim FAD dan FMN
Berperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD
dehidrogenase
Merupakan komponen dari hampir semua zat-zat Ikan tuna dan halibut,
pembawa elektron dalam sel hidup daging, sereal gandum
Niasin Berperan dalam berbagai proses metabolisme
Sebagai bagian dari koenzim A dan protein pembawa Kuning telur, susu,
asil kacang-kacangan

Asam Sebagai koenzim piridoksal fosfat dan piridiksamine Daging, ikan, tepung
Pantothenat fosfat kedelai, ragi

Piridoksin Koenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam Sayuran hijau, kacang-
metabolisme asam amino, purin, dan nukleat kacangan, telur, ikan
Kofaktor enzim sintesis DNA dan RNA Telur, susu
Asam Folat
Kobalamin
Sebagai antioksidan yang mempengaruhi redoks Kacang-kacangan,
potensial tubuh sayuran hijau, buah-
buahan
Integritas epitel melalui kesehatan kolagen
Vitamin C Mekanisme imunitas
Mempercepat absorbsi besi
Sintesis hormon norepinefrin dan reseptor
neurotransmitter asetilkolin
Homeostasis kalsium dalam plasma Minyak ikan laut, kuning
telur
Vitamin D Mengatur sintesis protein yang mengatur transpor Ca
Pembentukan garam Ca di jaringan yang membutuhkan
Sebagai antioksidan alam paling kuat Minyak biji-bijian, buah,
Vitamin E sayur, lemak
Berperan dalam metabolisme selenium
Sintesis protrombin, faktor VII, IX, dan X Sayuran hijau, sereal,
Vitamin K susu, telur
Sebagai kofaktor enzim yang mempercepat reaksi
karboksilase pada hati

(Nelson, 1999)

Jenis Mineral Fungsi Sumber


Kalsium Membentuk struktur tulang dan gigi Susu, sayur hijau,
salmon, kerang
Membantu proses kontraksi otot dan kerja jantung

Membantu koagulasi darah Garam, daging, susu,


telur
Klorida Membantu keseimbangan asam basa
Membentuk HCl lambung
Khromium Pengaturan glikemia dan metabolisme insulin Ragi
Kobalt Merupakan komponen pembentuk molekul vitamin Tersebar luas
B12 dan eritropoietin
Tembaga Penting untuk produksi sel darah merah, transferin, dan Hati, tiram, daging, ikan,
hemoglobin butir padi, kacang
Membantu penyerapan besi
Fluorin Membentuk struktur gigi dan tulang Air, makanan laut
Iodium Merupakan komponen pembentuk hormon T3 dan T4 Garam, makanan laut
Besi Membentuk struktur hemoglobin, enzim oksidatif, Hati, daging, kuning
sitokrom C, dan katalase telur, sayuran hijau
Magnesium Membentuk struktur tulang dan gigi Biji-bijian, kacang,
daging, susu
Iritabilitas otot dan saraf
Kation intraseluler
Mangan Berperan dalam aktivasi enzim Sayuran hijau, biji-bijian
Metabolisme karbohidrat
Molibdenum Komponen enzim santin oksidase Sayuran
Mobilisasi feritin dalam hati
Fosfor Membantu pembentukan tulang dan gigi Susu, kuning telur,
kacang-kacangan
Struktur nukleus dan sitoplasma sel
Kalium Berperan dalam kontraksi otot Tersebar luas
Hantaran impuls saraf
Keseimbangan cairan dalam tubuh
Selenium Kofaktor glutation peroksidase Sayuran, daging
Sulfur Unsur pokok protein seluler Makanan berprotein
Berperan dalam pembentukan melanin
Natrium Berperan dalam menjaga tekanan osmotik Garam, susu, telur
Menjaga keseimbangan asam basa
Seng Unsur pokok enzim Daging, susu, kacang

(Nelson, 1999)

Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi


Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah dimulai sejak di dalam
kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3. Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan
perkembangan yang berlangsung hingga usia 2 tahun merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh otak.
1. Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak 3. Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai
mencapai 50%. 90%.
2. Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%. 4. Pada umur 10 tahun mencapai 99%.

Zat Gizi untuk Pertumbuhan Anak dan Remaja


Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini
sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh
karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan merupakan suatu
kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan
kebutuhan faali tubuh. Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme
tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja
perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/
hari.
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/
kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun
sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju,
kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.

Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh
sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak
dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk
memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak
mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe
dan Zn juga rendah.
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin
B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam
nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu,
agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia
gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe
lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.
Adapun kebutuhan gizi pada bayi antara lain:
Energi
Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat bervariasi menurut usia dan berat
badan. Taksiran kebutuhan energi selama 2 bulan pertama, yaitu pada masa pertumbuhan cepat adalah 120 kkal/ kg
BB/ bulan pertama. Secara umum selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi memrlukan energi sebesar kira-kira 115-
120 kkal/BB/hari pada 6 bulan sesudahnya.
Energi dipasok terutama oleh karbohidrat dan lemak. Protein juga bisa digunakansebagai sumber energi jika
sumber lain sangat terbatas. Cara terbaik untuk menghitung taksiran kebutuhan energi bayi adalah dengan
mengamati pola pertumbuhan yang meliputi BB, TB, linkar kepala, kesehatan dan kepuasan bayi. Asupan energi
juga dapat diperkirakan dengan jalan menghitung besaran energi yang dikeluarkan. Jumlah tersebut secara sederhana
dapat ditentukan bsarkan berat badan. Bayi seberat 0 - 10 kg memerlukan 100 kkal/kg BB, mereka yang seberat 11
- 20 kg membutuhkan 1000 kkal/ kgBB ditambah dengan 50 kkal/ kgBB di atas 10kg untuk kelebihan berat di atas
10 kg.
Cairan
Kebutuhan bayi akan cairan berkaitan dengan asupan kalori, suhu lingkungan,kegiatan fisik, kecepatan
pertumbuhan, dan berat jenis air seni. Air menyusun kira-kira 70% berat badan pada saat lahir yang kemudian menurun
sampai 60%menjelang bayi berusia 12 bulan. Jumlah air yang dibutuhkan oleh bayi lebih besar 50% dibandingkan
kebutuhan orang dewasa. Rasio cairan:kalori adalah 1,5 cc/1kkal (rasio orang dewasa = 1 cc/kkal
Lemak
Air susu ibu memasok sekitar 40 ± 50% energi sebagai lemak (3 ± 4 g/ 100cc).Lemak minimal harus menyediakan
30% energi yang dibutuhkan bukan saja untuk mencukupi kebutuhan energi, tetapi juga untuk memudahkan penyerapan
asam lemak esensial, vitamin yang terlarut dalam lemak, kalsium, serta mineral lain, dan juga untuk menyeimbangkan
diet agar zat gizi lain tidak terpakai sebagai sumber lain. Setidaknya 10% asam lemak sebaiknya dalam bentuk tak jenuh
ganda yang biasanya dalam bentuk asam linoleat. Asam linoleat juga merupakan asam lemak esensial. Dari ASI, bayi
menyerap sekitar 85 ± 90% lemak. Enzim lipase di dalammulut (lingual lipase) mencerna zat lemak sebesar 50 ± 70%.
Karbohidrat
Kebutuhan akan karbohidrat bergantung pada besarnya kebutuhan akan kalori.Belum ada anjuran berapa jumlah
karbohidrat yang harus dikonsumsi dalam satuhari. Namun, sebaiknya 60 ± 70% energi dipasok oleh karbohidrat.
Jeniskarbohidrat yang sebaiknya diberikan adalah laktosa, bukan sukrosa, karena laktosa bermanfaat untuk saluran
pencernaan bayi. Manfaat ini berupa pembentukan florayang bersifat asam dalam usus besar sehingga penyerapan
kalsium meningkat dan penyerapan fenol dapat dikurangi. Pada ASI dan sebagian besar susu formula,laktosa memang
menjadi sumber karbohidrat utama. Sumber kalori pasokankarbohidrat diperkirakan sebesar 40 ± 50% yang sebagian
besar dalam bentuk laktosa.
Protein
Besaran pasokan protein dihitung berdasarkan kebutuhan untuk bertumbuhkembang dan jumlah nitrogen yang
hilang lewat air seni, tinja, dan kulit. Mutu protein bergantung pada kemudahannya untuk dicerna dan diserap
(digestibility danabsorpability) serta komposisi asam amino di dalamnya. Jika asupan asam amino kurang, pertumbuhan
jaringan dan organ, berat dan tinggi badan, serta lingkar kepala akan terpengaruh. Sedangkan bila asupan protein
berlebihan, terutama pada bayi kecil akan menyebabkan kelebihan asam amino yang harus dimetabolisme
dandieliminasi sehingga menimbulkan stress berat pada hati dan ginjal.
Dan asam amino, serta 0,3 ± 0,4 g nitrogen yang bukan asam amino per kilogram berat badan perhari. Nilai biologi
protein ASI lebih tinggi ketimbang protein lain. Kebanyakan susuformula dirancang untuk memenuhi kebutuhan sebesar
2,3 gram/ 100 kkal(bandingkan dengan 1,6/ 100 kkal). Takaran yang dianjurkan adalah sebesar 1,8/100 kkal dengan
PER setara dengan casein (takaran minimum).Koefisien pemakaian protein ASI dianggap 100%.
Berdasarkan koefisien tersebut, kebutuhan akan protein kemudian dihitung menjadi sebesar:
1,6 g/ 100 kkal untuk bayi dari usia 0 ± 4 bulan 1,2 g/ 100 kkal untuk bayi usia 12 ± 36 bulan
1,4 g/ 100 kkal untuk bayi usia 4 ± 12 bulan

Jika bahan pangan yang digunakan tidak bernilai biologi tinggi (misalnya susuformula), besarnya protein yang harus
diberikan adalah:
1,9 g/ 100 kkal untuk bayi dari usia 0 ± 4 bulan 1,4 g/ 100 kkal untuk bayi usia 12 ± 36 bulan
1,7 g/ 100 kkal untuk bayi usia 4 ± 12 bulan

Jika dihitung berdasarkan berat badan, besarnya kebutuhan protein adalah:


2,2 g/ kg/ hari pada usia < 6 bulan 1 ± 1,5 g/ kg/ hari pada usia di atas 1 tahun
2 g/ kg/ hari pada usia 6 ± 12 bulan

Asupan protein yang berlebih dapat menyebabkan intoksikasi protein, yang memilikigejala: letargi,
hiperammonemia, dehidrasi, dan diare.
Vitamin dan Mineral
Air susu ibu yang sehat dan cukup makan dianggap cukup mengandung elemenkelumit kecuali vitamin D dan di
beberapa daerah tertentu, flour. Sebelum diputuskan untuk memberikan suplementasi, perlu dipertimbangkan
keadaanseperti:
a. Status gizi bayi serta ibunya c. Makanan padat apa yang akan diberikan pada bayi
b. Perkiraan asupan makanan ibunya pada saat penyapihan

Komposisi zat gizi dalam makanan tersebutJika bayi telah diberikan ASI dalam jumlah yang adekuat, dan ibu memiliki
statusgizi yang baik, suplementasi tidak perlu diberikan, kecuali pada daerah tertentuyang memerlukan tambahan fluor
dan vitamin D.
Fluor yang ditambahkan 0,25 cc/hari. Vitamin D dianjurkan 400 IU (10 µg)/ hari, terutama bagi mereka yang jarang
bersentuhan dengan matahariSementara itu, pemberian dua suplemen lain yaitu besi dan vitamin K, masihdiperdebatkan.

Zat Besi
Sebagian klinisi menganjurkan agar bayi baru lahir diberi 7 mg Fe sulfat (keterserapan 10%). Sebagian lagi tidak setuju,
kecuali jika bayi telah berusia 4 ± 6 bulan, karena tambahan ini akan menjenuhkan protein bakteriostatik dalam ASI,
yaitu laktoferin yang pada gilirannya dapat menurunkan keefektifan laktoferin.Gejala yang tidak diinginkan akibat Fe
ialah sembelit, muntah, diare, pewarnaangigi, serta defisiensi Zn (karena penyerapannya diganggu oleh Fe).

Vitamin K
Untuk mencegah perdarahan dianjurkan pemberian vitamin K secara parenteral.Sebab produksi vitamin K oleh mukosa
usus belum berlangsung karena selama beberapa hari sesudah lahir., saluran usus bayi masih steril. (Hurlock, 2007)

Kebutuhan gizi pada anak


1. Kebutuhan Gizi untuk anak sekolah (6 – 13 tahun)
Pada usia sekolah ini, anak akan melakukan banyak aktivitas fisik maupun mental,seperti : bermain, belajar,
berolahraga, dll. Zat gizi yang diberikan pada nya akan membantudalam meningkatkan kesehatan tubuh anak
sehingga sistem pertahanan tubuhnya berkembang dengan baik atau tidak mudah untuk terserang penyakit. Hal yang
tidak mudahadalah mengawasi jenis makanan atau jajanan anak baik disekolah maupun dilingkungannya karena
pada saat ini anak sudah mulai berinteraksi dengan orang lain (temansebaya).
Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi yang lebih dibandingdengan anak balita.
Diperlukan pula tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat besikarena pertumbuhan pada kisaran usia ini sedang
pesat dan aktivitas anak semakin bertambah.Untuk memneuhi kebutuan energi dan zat gizi, anak terkadang makan
hingga 5 kalisehari. Namun sebaiknya anak tetap diajari untuk makan 3 kali sehari dengan menu giziyang tinggi,
yaitu : sarapan, makan siang, dan makan malam. Anak juga perlu untuk diajarisarapan pagi agar dapat berfikir
dengan baik di sekolah.

LI 3 Memahami dan Menjelaskan Tanggungjawab dan Kewajiban Orangtua pada Anak dalam Pandangan
Islam
Menurut ajaran Islam, anak adalah amanah Allah dan tidak bisa dianggap sebagai harta benda yang bisa diperlakukan
sekehendak hati oleh orang tua. Sebagai amanah anak harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya, yaitu orang
tua. Anak adalah manusia yang memiliki nilai kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan dengan alasan apa pun.
1. Anak mempunyai hak untuk hidup.
Allah berfirman:

‘Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada
mereka.’ ( QS. Al-An’am: 151)
Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai kewajiban agar anak tetap bisa hidup betapapun susahnya
kondisi ekonomi orang tua. Ayat itu juga memberi jaminan kepada kita bahwa Allah saw pasti akan memberikan rizqi
baik kepada orang tua maupun sang anak, asalkan berusaha.
2. Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah (QS AI Baqarah: 233)
‫علَى ا ْل َم ْولُو ِد لَهُ ِر ْزقُ ُه َّن‬ َ ‫ضاعَةَ َو‬ َ ‫الر‬ َّ ‫َاملَي ِْن ِل َم ْن أ َ َرا َد أَن يُتِ َّم‬
ِ ‫َوا ْل َوا ِلدَاتُ يُ ْر ِض ْع َن أ َ ْوالَ َد ُه َّن َح ْولَي ِْن ك‬
‫آر َوا ِل َدةُ بِ َولَ ِد َها َوالَ َم ْولُودُُُ لَّهُ بِ َولَ ِد ِه‬َّ ‫ض‬ َ ُ ‫سعَ َها الَ ت‬ ْ ‫ف نَ ْفس إِال َّ ُو‬ ُ َّ‫وف الَ ت ُ َكل‬ِ ‫س َوت ُ ُه َّن بِا ْل َم ْع ُر‬ ْ ‫َو ِك‬
‫علَي ِْه َما َو ِإ ْن أ َ َر ْدت ُ ْم‬ َ ‫َاو ٍر فَالَ ُجنَا‬
َ ‫ح‬ ُ ‫اض ِم ْن ُه َما َوتَش‬ ٍ ‫صاالً عَن ت َ َر‬ َ ِ‫ث ِمثْ ُل َذ ِلكَ فَ ِإ ْن أ َ َرادَا ف‬ِ ‫علَى ا ْل َو ِار‬ َ ‫َو‬
‫هللا َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن‬ َ ‫وف َواتَّقُوا‬ َ ‫ست َ ْر ِضعُوا أ َ ْوالَ َد ُك ْم فَالَ ُجنَا َح‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم ِإ َذا‬
ِ ‫سلَّ ْمتُم َّمآ َءات َ ْيتُم ِبا ْل َم ْع ُر‬ ْ َ ‫أَن ت‬
}233{ ُُ‫ير‬ ُ ‫ون بَ ِص‬ َ ُ‫هللا ِب َما ت َ ْع َمل‬
َ
Artinya: “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan”.
Bayi yang memperoleh ASI akan mempunyai daya kekebalan tubuh yang lebih baik. Seorang ibu diwajibkan untuk
menyusui anaknya sampai 2 tahun penuh, kecuali ada alasan yang dapat diterima oleh hukum Islam. Menyusui anak
sampai dua tahun ini akan menumbuhkan pengaruh positif terhadap sang anak baik secara fisik maupun secara jiwani.
3. Memberi Nama yang Baik
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak itu ada
tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Qur’an dan ketiga,
mengawinkan ketika menginjak dewasa.” Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw
bersabda, “Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka
perbaguslah nama kalian.” (HR.Abu Dawud) Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah
doa. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan anak kita berperilaku baik sesuai dengan namanya.

4. Mengaqiqahkan Anak
Menurut keterangan A. Hasaan ‘aqiqah adalah; “menyembelih kambing untuk (bayi) yang baru lahir, dicukur dan
diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya. Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Tiap-tiap seorang anak tergadai dengan
‘aqiqahnya. Disembelih (‘aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.’
(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari Samurah ).

5. Mendidik anak
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia senantiasa mendidik anak-
anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak
bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah
yang diberikan Allah kepada seorang ibu.

Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti mencucikan pakaiannya
atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak
merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan
memenuhi bumi ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan. Seorang anak terlahir di atas fitrah,
sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang sedikit saja akan berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah
adalah orang yang bersegera menanamkan agama yang mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap agama ini
kepada anak-anaknya.

6. Memberi makan dan keperluan lainnya


Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani
melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan warisan pun berkewajiban demikian. Rasulullah s.a.w. bersabda;”Cukup berdosa
orang yang menyia-nyiakan (tanggung jawab) memberi makan keluarganya.” ( HR Abu Daud)

7. Memberi rizqi yang ‘thayyib’


Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya
berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.’ HR Al Hakim.

8. Mendidik anak tentang agama


Barang siapa mempunyai dua anak perempuan dan dia asuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk
surga. ( HR Al Bukhary ). Mengenai kekhassan kaum wanita, antara lain Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Wanita itu
bagaikan tulang rusuk. Apabila anda biarkan begitu saja, dia akan tetap bengkok. Namun apabila anda luruskan
sekaligus, dia akan patah’.

9. Mendidik anak untuk sholat


Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Suruhlah anak anakmu sholat bila berumur tujuh tahun dan gunakan pukulan jika mereka
sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka (putra putri’). Maksudnya, kewajiban mendidik anak
untuk mengerjakan sholat dimulai setelah anak berumur tujuh tahun. Bila telah berusia sepuluh tahun anak belum
juga mau mengerjakan sholat, boleh dipukul dengan pukulan ringan, yang mendidik, bukan pukulan yang membekas
atau menyakitkan.
10. Mendidik anak tentang adab yang baik
Islam mengutamakan pendidikan mental. ‘Taqwa itu ada disini’, kata Rasulullah seraya menunjukkan kearah
dadanya. Artinya hati manusia adalah sumber yang menentukan baik buruknya perilaku seseorang.

11. Memberi pengajaran dengan pelajaran yang baik


Berkata shahabat ‘Aly r.a.; ‘Ajarilah anak anakmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda
dengan zamanmu’.
12. Memberi pengajaran Al Quraan
Rasulullah s.a.w. bersabda;’Sebaik baik kalian adalah barang siapa yang belajar Al Qur aan dan mengajarkannya’.
Nabi s.a.w. bersabda; ‘Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya adalah sekedar tambahan. Adapun yang tiga macam itu
ialah; Ilmu tentang ayat ayat ( Al Quraan) yang muhkamat, ilmu tentang Sunnah Nabi, dan ilmu tentang pembagian
warits. ( HR Ibnu Majah ).

13. Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis


Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya
berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.’ HR Al Hakim.

14. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan


Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya
Allah SAW menegakkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tak akan masuk sorga kecuali orang yang memelihara
kebersihan.’ ( HR At Thabarany ).

15. Memberikan pengajaran ketrampilan


Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Sebaik baik makanan adalah hasil usaha tangannya sendiri’. Dalam sabdanya yang lain
beliau mengatakan; ‘Mengapa tidak kau ajarkan padanya (anak itu) menenun sebagaimana dia telah diajarkan tulis
baca?’ (HR An- Nasai).

16. Memberikan kepada anak tempat yang baik dalam hati orang tua
Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, doakan dia selalu, agar menjadi anak yang sholeh,
santunilah dengan lemah lembut, sabarlah menghadapi perilakunya yang tidak baik, hadapi segalanya dengan penuh
kearifan, jangan mudah membentak apalagi memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlas pada hati, belailah
dengan penuh kasih sayang nasehati dengan santun. Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; ‘Ya
Rasulullah, apakah hak anakku ini? Nabi s.a.w. menjawab;’ Kau memberinya nama yang baik, memberi adab yang
baik dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu). ( HR At Tuusy )

17. Memberi kasih sayang


Kecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya memberinya materi baik berupa pakaian, makanan atau
mainan dan sebagainya. Tapi yang lebih dari pada itu adalah adanya perhatian dan rasa kasih sayang yang tulus dari
kedua orang tua. Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Bukanlah dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih muda
dan (bukan dari golongan kami) orang yang tidak menghormati yang lebih tua.’(HR At Tirmidzi).

18. Menikahkannya
Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam
belantara kemaksiatan. Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki
usia senja. Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji
akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana firman-Nya,
“Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-
hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah
akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya.” (QS. An-Nur:32)

You might also like