Professional Documents
Culture Documents
Retardasi Mental
Retardasi Mental
PRENATAL
1. KELAINAN GENETIK
Kelainan genetic prenatal dikarakteristik dengan perubahan materi genetic, yang dapat diturunkan oleh orangtua atau
tidak diturunkan.
a. Penyimpangan/aberasi Kromosom
Down syndrome merupakan contoh terbaik pada kelainan genetic prenatal. Pada 95% kasus, down
syndrome disebabkan karena trisomy 21, yang mana kelebihan kromosom 21 pada sel telur atau sel sperma
tersebut tidak memisah (nondisjunction) pada tahap meiosis. Ketika gamet terfertilisasi, fetus akan memiliki
kromosom tambahan 21 pada tiap selnya, sehingga totalnya 47 kromosom.
Dalam sekitar setengah dari kasus translokasi, orang tua (biasanya ibu) memiliki translokasi seimbang,
yaitu, 45 kromosom dengan t (14; 21). Jika seorang anak memiliki translokasi sindrom Down, orang tua harus
diperiksa untuk kehadiran translokasi seimbang. Hal ini penting dalam konseling genetik karena ketika ibu atau
ayah memiliki di (14; 21) translokasi, kemungkinan memiliki anak dengan sindrom Down adalah 1 di 10 jika
pada ibu atau 1 dalam 20 jika di ayah.
Pada varian lain, mosaicism, beberapa sel memiliki 47 kromosom dan yang lain memiliki 46 karena
kesalahan dalam salah satu pembelahan sel pertama dari telur yang telah dibuahi. Fenotip karakteristik sindrom
Down pada dasarnya sama dalam trisomi 21 dan translokasi. Fitur utama adalah fisura palpebra atas-miring,
jembatan rendah hidung dengan lipatan epicanthal, mulut dan telinga kecil , simian crease (lipatan simian),
jembatan hidung datar, telapak tangan pendek dan lebar, dan karakteristik pola dermatoglyphic.
Hilangnya bagian dari kromosom ini disebut delesi. Contoh paling terkenal adalah cri-du-chat
syndrome, yang ditandai dengan suara bernada tinggi dan disebabkan oleh delesi dalam kromosom 5p3.
Perhatikan bahwa kebanyakan janin dengan penyimpangan kromosom tidak layak. Sekitar 40-50% dari janin
yang aborsi spontan memiliki anomali kromosom. Hanya 2 dari 10 janin dengan sindrom Down lahir hidup.
Sebuah metode baru menggunakan probe DNA dan fluoresensi hibridisasi in situ telah membawa
cahaya baru bagi banyak sindrom malformasi yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai dviketahui asalnya.
Delesi submicroscopic (microdeletions) DNA telah dilaporkan dalam kromosom 15q11-12 pada Prader-Willi
dan sindrom Angelman, meskipun fakta bahwa sindrom ini memiliki fenotipe yang berbeda. Karena mekanisme
pencetakan, hasil sindrom Prader-Willi ketika mikrodelesi berada dalam kromosom asal ayah dan hasil sindrom
Angelman bila asal ibu.
Orang dengan sindrom Prader-Willi memiliki nafsu makan yang berlebihan dan kebiasaan makan
sembarangan, sehingga menyebabkan obesitas. Karena sindrom ini tidak memiliki fitur patognomonik yang
jelas, mungkin tetap tidak terdiagnosis, dan orang tersebut bahkan mungkin dirujuk untuk perawatan psikiatris
karena gangguan makan. Jelas, faktor psikologis bukanlah penyebab utama di sini, tapi psikoterapi suportif
mungkin bisa membantu. Pengobatan ini didasarkan pada modifikasi perilaku, lembaga batas lingkungan yang
ketat pada asupan makanan, dan program pendidikan dan habilitative diperlukan. Selain itu, beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa pengobatan dengan hormon pertumbuhan meningkatkan defisit somatik dan perilaku
dalam pasien ini
b. Bahan Beracun
Yang paling penting dari zat teratogenik adalah etanol, yang merupakan penyebab sindrom alkohol
janin (FAS). Prevalensi sindrom ini bervariasi di seluruh dunia, namun kejadian di negara-negara industri
diperkirakan sekitar 1 dari 1000 bayi baru lahir. Ketika digunakan berat selama kehamilan, alkohol
menyebabkan kelainan pada 3 kategori utama: (1) fitur dismorfik, yang berasal dari periode organogenesis; (2)
retardasi pertumbuhan prenatal dan postnatal, termasuk microcephaly; dan (3) disfungsi SSP, termasuk
keterbelakangan mental ringan sampai sedang, keterlambatan dalam perkembangan motorik, hiperaktif, dan
defisit perhatian. Tingkat keparahan gejala yang berhubungan dengan jumlah alkohol tertelan.
PERINATAL
Periode ini adalah 1 minggu sebelum dan 4 minggu setelah kelahiran
1. Infeksi
Selama periode neonatal, infeksi yang paling penting, dari sudut pandang gejala sisa pembangunannya, adalah
herpes simpleks tipe 2. neonatus terinfeksi selama persalinan dan dapat menjadi ensefalitis dalam waktu 2 minggu.
Pengobatan dini dengan asiklovir dapat mengurangi hasil, yaitu, mikrosefali, retardasi mental yang mendalam, dan
defisit neurologis. Infeksi bakteri Neonatal mungkin mengakibatkan sepsis dan meningitis, yang, pada saatnya, dapat
menyebabkan hydrocephalus.
3. Lainnya
Retinopati prematuritas (sebelumnya disebut fibroplasia sebagai Retrolental) terlihat sering ketika penggunaan
oksigen 100% pada neonatus masih umum, yang mengakibatkan kebutaan. Hal ini sering dikaitkan dengan
kerusakan SSP lainnya, keterbelakangan mental, dan masalah perkembangan lainnya.
Bayi dengan berat lahir sangat rendah berisiko untuk perdarahan intrakranial dan hipoglikemia akibat kurangnya
penyimpanan glikogen hati. Masalah-masalah neonatal mungkin memiliki hasil yang sama dengan asfiksia.
Hiperbilirubinemia mungkin akibat dari kehancuran peningkatan sel darah merah (misalnya, hemolisis karena
ibu-anak golongan darah ketidakcocokan) atau penurunan ekskresi bilirubin (misalnya, karena adanya
ketidakmatangan fungsi hati).
Kerusakan otak yang mungkin terjadi mengakibatkan manifestasi dari berbagai tingkat, termasuk CP, gangguan
pendengaran sensorineural, dan keterbelakangan mental.
POSTNATAL
1. Infeksi
Infeksi bakteri dan virus pada otak selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan meningitis dan encephalitis dan
mengakibatkan kerusakan permanen. Jumlah dari komplikasi ini mengalami penurunan karena peningkatan
pengobatan dan ketersediaan imunisasi (seperti untuk campak).
3. Penyebab Lain
Di antara keganasan pada masa kanak-kanak, tumor otak merupakan no.2 dalam frekuensi setelah leukemia.
Dari jumlah tersebut, 70-80% adalah glioma, gejala yang sebagian besar tergantung pada lokasi. Beberapa
bersifat jinak dan dapat diobati, namun sebagian besar memiliki efek merusak, sehingga berakibat berbagai
gejala neuropsikiatri tergantung pada lokasi dan luasnya. Selain itu, pengobatan seperti pembedahan dan radiasi
dapat mempengaruhi integritas dan fungsi otak.
Kecelakaan lalu lintas , tenggelam, dan trauma lainnya adalah penyebab paling umum kematian selama masa
kanak-kanak. Lebih besar adalah jumlah anak-anak yang menjadi cacat. Hampir tenggelam sering
menghancurkan, tetapi bahkan dalam kasus ini, peningkatan kapasitas fungsional dapat dicapai dengan
rehabilitasi karena perkembangan otak memiliki kemampuan untuk pulih.
4. Masalah Psikososial
Tingkat perkembangan individu tumbuh tergantung pada integritas SSP dan pada faktor-faktor lingkungan dan
psikologis. Pentingnya stimulasi lingkungan untuk perkembangan anak telah dihargai karena penelitian pada anak-
anak di lembaga menunjukkan bahwa pembangunan mengalami dampak yang parah di lingkungan merampas,
bahkan jika perawatan fisik yang memadai diberikan. Kemiskinan merupakan predisposisi anak untuk banyak risiko
perkembangan, seperti kehamilan remaja, gizi buruk, penyalahgunaan, perawatan medis miskin, dan kekurangan.
Penyakit mental yang berat pada ibu merupakan faktor risiko. Ibu dengan penyakit yang berat dan kronis
mungkin mengalami kesulitan memberikan perawatan dan stimulasi yang memadai. Depresi ibu selama kehamilan
dan postpartum telah terbukti berhubungan dengan keterlambatan perkembangan pada anak-anak di usia 18 bulan.
Anak-anak dari ibu yang memiliki skizofrenia beresiko untuk pengembangan defisit kognitif, meskipun ini
mungkin tidak menjadi sekunder untuk penyakit ibu, tetapi mungkin merupakan predisposisi genetik bertekad untuk
skizofrenia. Penyakit psikotik pada anak telah terbukti berhubungan dengan penurunan kemampuan kognitif.
Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:
1. Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe
social-budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu
didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bias bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan
tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada
umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari
keluarganya.
2. Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu
didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai
suatu keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian, dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu
pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang kurang
mampu menghadapi stress dan kurang mandiri sehingga perlu bimbingan dan pengawasan.
3. Retardasi mental berat
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini
karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal
sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka
dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja,
dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.
4. Retardasi mental sangat berat
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah dibuat karena gejala baik mental
dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya tergantung orang
disekitarnya.
Tingkatan Retardasi Mental
Tingkat Kisaran IQ Kemampuan Usia Kemampuan Usia Kemampuan
Prasekolah Sekolah Dewasa
(sejak lahir - 5 thn) (6-20 thn) (21 thn keatas)
Ringan 52-68 *Bisa membangun *Bisa mempelajari *Bisa kerja &
kemampuan sosial & pelajaran kelas 6 bersosialisasi,
komunikasi. pada akhir usia tetapi ketika
belasan tahun mengalami stres
*Koordinasi otot sedikit memerlukan
terganggu. *Bisa dibimbing ke bantuan.
arah pergaulan sosial.
*Sering tidak
terdiagnosis. *Bisa dididik.
Moderat 36 – 51 *Bisa berbicara, *Bisa mempelajari *Bisa memenuhi
belajar,berkomunikasi. kemampuan sosial & kebutuhan sendiri.
pekerjaan.
*Kesadaran sosial kurang. *Memerlukan
*Bisa bepergian pengawasan &
*Koordinasi otot cukup. sendiri di tempat yg bimbingan ketika
dikenalnya dengan stres.
baik.
Berat 20 – 35 *Bisa mengucapkan *Bisa *Bisa merawat
beberapa kata. berbicara/belajar diri sendiri
berkomunikasi dibawah
*Mampu menolong diri pengawasan.
sendiri. *Bisa mempelajari
kebiasaan hidup
*Tidak memiliki sehat yg sederhana.
kemampuan
ekspresif/hanya sedikit.
*Koordinasi otot jelek
(Kaplan, 2008)
LO 1.5 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Retardasi Mental
Wawancara atau Anamnesis
a. Wawancara dengan anak (auto anamnesa)
Dilakukan pada anak yang memiliki kemampuan berbicara (disesuaikan dengan kemampuan anak) untuk mengetahui
gangguan kesehatan inteligensi atau gangguan lain.
b. Wawancara dengan orang terdekat anak (allo anamnesa)
Dilakukan untuk mendapat informasi secara jelas tentang perkembangan anak, baik fisik maupun psikologis, serta
mengetahui pola asuh dan stimulasi/intervensi yang telah diberikan oleh orangtua dan mendapat informasi tentang
penyebab gangguan
lain yang dialami anak.
2. Observasi perilaku anak dengan menggunakan daftar (behavioural checklist).
3. Pemeriksaan, yang terdiri dari:
a. Pemeriksaan kesehatan umum
b. Pemeriksaan gangguan inteligensi anak
Tanda-tanda Fisik Atipik yang Dapat Dihubungkan dengan Bertambahnya Insiden Retardasi Mental
1. Rambut infeksi ibu saat bayi sedang berkembang dalam
Keriting ganda rahim, seperti cytomegalovirus ( CMV) atau
Halus, mudah putus, cepat abu-abu atau putih toksoplasmosis.)
menyeluruh Hipertelorisme (jarak antara kedua mata sangat lebar,
Jarang atau tanpa rambut lebih dari 3cm)
Hipotelorisme
2. Tangan Miring ke atas dan ke luar atau ke bawah dan ke luar
Metakarpal ke-4 atau ke-5 pendek Lipatan epikantus sebelah dalam dan sebelah luar
Jari-jari tangan pendek, gemuk ( kelopak mata di daerah kulit yang menutupi sudut
Jari-jari tangan panjang, tipis, meruncing dalam pandangan mata.)
Ibu jari tangan lebar Koloboma iris atau retina
Klinodaktili (jari kelima melengkungke dalam akibat Bintik-bintik Brushfield (brushfield spot)
hypoplasia phalanx media) Pupil terletak eksentris (tidak berada ditengah
Kelainan dermatoglifik (misalnya triradius distal) sebagaimana mestinya)
Garis kult telapak tangan melintang
Kelainan kuku Nistagmus (Nistagmus (nystagmus) adalah gerakan
ritmik tanpa kontrol pada mata yang terdiri dari
3. Mata tremor kecil yang cepat ke satu arah dan yang lebih
Mikroftalmia ( ukuran keseluruhan mata terlalu kecil. besar, lebih lambat, berulang-ulang ke arah yang
Bola mata mungkin hanya dua pertiga dari ukuran berlawanan. Nistagmus bisa horizontal, vertikal,
normal. Kelainan ini sering terjadi dengan kelainan
lainnya pada mata. Seringkali disebabkan karena 4. Kaki
Metatarsal ke-4 atau ke-5 pendek
Jari kaki tumpang tindih 9. Wajah
Jari kaki pendek, gemuk Panjang filtrum bertambah
Ibu jari kaki besar dan lebar Hipoplasia maksila atau mandibular
Garis kulit yang mengarah dari sudut jari kaki
pertama dan kedua, terlihat dalam 10. Gigi
Kelainan dermatoglifik Bukti adanya kelainan pembetukan email
(enamelogenesis) (suatu keadaan heriditer
5. Telinga pembentukan email yang tidak sempurna, suatu
Pinna letak rendah kelainan autosomal dominan atau X-linked. Ciri-
Pembentukan heliks sederhana atau abnormal cirinya adalah terjadinya hipoplasia maupun
hipokalsifikasi email. Email tipis dan mudah pecah
6. Genetalia atau aus sampai ke daerah serviks dan berwarna
Genetalia yang tidak jelas kecoklatan. Email menjadi berlubang, seperti kapur,
Mikropenis kadang-kadang terdapat daerah yang sama sekali
Testis besar tidak ada emailnya lagi.)
Kelainan odontogenesis
7. Hidung
Jembatan hidung rata 11. Mulut
Ukuran kecil Bentuk bibir atas V terbalik
Lubang hidung menghadap ke atas Lengkungan palatum lebar atau
tinggi
8. Kulit
Bintik-bintik cafe-au-lait (bercak coklat terang) 12. Kepala
Mikrokranium
Nevus depigmentasi
Makrokranium
Pemeriksaan Penunjang:
1. Kromosomal kariotipe f. Ophtalmoplegia
a. Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak g. Episode seperti stroke yang berulang
khas 7. Plasma asam lemak rantai sangat panjang
b. Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen a. Hepatomegali
c. Terdapat beberapa kelainan kongenital b. Tuli
d. Genital abnormal c. Kejang dini dan hipotonia
2. EEG (Elektro Ensefalogram) d. Degenerasi retina
a. Gejala kejang yang dicurigai e. Ophtalmoplegia
b. Kesulitan mengerti bahasa yang berat f. Kista pada ginjal
3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI 8. Serum seng (Zn)
(Magnetic Resonance Imaging) a. Acrodermatitis
a. Pemebesaran kepala yang progresif 9. Logam berat dalam darah
b. Tuberous sklerosis a. Anamnesis adanya pika
c. Dicurigai kelainan otak yang luas b. Anemia
d. Kejang lokal 10. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
e. Dicurigai adanya tumor intrakranial a. Gerakan involunter
4. Titer virus untuk infeksi kongenital b. Sirosis
a. Kelainan pendengaran tipe sensorineural c. Cincin Kayser-fleischer
b. Neonatal hepatosplenomegali 11. Serum asam amino atau asam organik
c. Petechie pada periode neonatal a. Kejang yang tidak diketahui sebabnya pada
d. Chorioretinitis bayi
e. Mikroptalmia b. Gagal tumbuh
f. Kalsifikasi intrakranial c. Bau yang tidak biasa pada air seni atau kulit
g. Mikrosefali d. Warna rambut yang tidak biasa
5. Serum asam urat e. Mikrosefali
a. Choreoatetosis f. Asidodis yang tidak diketahui sebabnya
b. Gout 12. Plasma amonia
c. Sering mengamuk a. Muntah-muntah dengan asidosis metabolik
6. Laktat dan piruvat darah 13. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsi kulit
a. Asidosis metabolik a. Kehilangan fungsi motorik dan kognitif
b. Kejang mioklonik b. Atrofi N. Optikus
c. Kelemahan yang progresif c. Degenerasi retina
d. Ataksia d. Sereberal ataksia yang berulang
e. Degenerasi retina e. Mioklonus
f. Hepatosplenomegali g. Kekakuan pada sendi
g. Kulit yang kasar dan lepas-lepas 15. Urin reducing substance
h. Kejang a. Katarak
i. Pemebsaran kepala yang dimulai setelah umur b. Hepatomegali
1 tahun c. Kejang
14. Urin mukopolisakarida 16. Urin ketoacid
a. Kiposis a. Kejang
b. Anggota gerak yang pendek b. Rambut yang mudah putus
c. Badan yang pendek 17. Urin asam vanililmandelik
d. Hepatosplenomegali a. Muntah-muntah
e. Kornea keruh b. Isapan bayi pada saat menyusu lemah
f. Gangguan pendengaran c. Gejala disfungsi autonomik
Psikoterapi
Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada orangtua anak tersebut. Walaupun tidak dapat
menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan
dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya.
Konseling
Tujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada atau tidaknya retardasi mental dan derajat
retardasi mentalnya, evaluasi mengenai sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental pada keluarga, kemungkinan
penempatan di panti khusus, konseling pranikah dan pranatal.
Pendidikan
Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah, namun bagaimana mendapatkan pendidikan yang cocok bagi
anak yang terbelakang ini. Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk retardasi mental.
• Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa
• Sekolah luar biasa C
• Panti khusus
• Pusat latihan kerja (sheltered workshop)
Latihan dan Pendidikan
Pendidikan anak dengan retardasi mental secara umum ialah:
1) Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang ada.
2) Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti sosial.
3) Mengajarkan suatu keahlian (skill) agar anak itu dapat mencari nafkah kelak.
2. Pencegahan sekunder
Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup
terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong). Penyakit
metabolik dan endokrin yang menurun seperti Phenil Keton Uria (PKU), hipertiroidisme bisa diobati secara efektif
pada stadium dini.
3. Pencegahan tersier
Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) yang sesuai. Bagi yang gelisah,
hiperaktif atau destruktif dapat diberi: Methylphenidate diberi pagi hari dengan dosis tergantung berat badan dan dimulai
dengan dosis yang rendah sampai mencapai dosis maksimum 20mg/hari (1x per hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat
anti kejang. Konseling untuk orang tua. (Soetjiningsih, 1995)
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam
mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi
obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi
pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.
Konsultasi iasic akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak retardasi mental mengenai
penyebab terjadinya retardasi mental. Vaksinasi MMR secara dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella sebagai
salah satu penyebab retardasi mental.
Setiap wanita hamil yang berumur >35 tahun dianjurkan untuk menjalankan amniosentesis dan pemeriksaan vili korion,
karena mereka memiliki risiko melahirkan bayi yang menderita Sindrom Down. USG juga dapat membantu menemukan
adanya kelainan otak. Untuk mendeteksi Sindrom Down dan spina bifida juga bias dilakukan pengukuran kadar alfa-
protein serum.
Tindakan pencegahan lainnya yang dapat di lakukan untuk mencegah retardasi mental :
1. Genetik. Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi genetik untuk keluarga-
keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental yang penyebabnya adalah factor
genetik.
2. Sosial. Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menyelenggarakan pendidikan yang baik
dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental ringan akibat kemiskinan dan status ekonomi yang rendah.
3. Keracunan. Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun lainnya akan mengurangi
retardasi mental akibat keracunan. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan efek dari pemakaian alkohol dan obat-
obatan selama kehamilan dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental.
4. Infeksi. Pencegahan rubella merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil untuk mencegah salah satu
bentuk retardasi mental. Kewaspadaan yang konstan ( misalnya yang berhubungan dengan kucing,
toksoplasmosis,dan kehamilan) membantu mengurangi retardasi mental akibat toksoplasmosis.
5. Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan dan lingkungan yang merangsang
pertumbuhan.
6. Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak yang hidup dalam kemiskinan
dalam hal ini: perawatan prenatal, pengawasan kesehatan reguler, pelayanan dukungan keluarga.
LI 2 Memahami dan Menjelaskan Peran Gizi pada Pertumbuhan Anak dan Remaja
Periode Pertumbuhan Anak dan Remaja
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit
dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2000).
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter), sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi
dengan lingkungannya (Kania, 2006).
a. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu:
1) Faktor genetik
Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak merupakan ciri-ciri yang
khas yang diturunkan dari orang tuanya (Kania, 2006).
2) Faktor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini lingkungan berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa.
Lingkungan yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik
akan menghambat tumbuh kembangnya (Kania, 2006).
♥ Faktor lingkungan pranatal
Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan. Faktor lingkungan
pranatal yang berpengaruh pada tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir. Antara lain gizi
ibu pada waktu hamil, mekanis, toksik atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas dan
anoksia embrio (Soetjiningsih, 2000).
♥ Faktor lingkungan posnatal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar
tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan
mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak secara umum dapat digolongkan menjadi (Soetjiningsih, 2000):
1. Lingkungan biologis. 3. Faktor psikososial
2. Lingkungan fisik 4. Faktor keluarga dan adat istiadat.
1. Pertumbuhan Anak
Tumbuh adalah bertambah besarnya ukuran sel atau organ tubuh sedangkan perkembangan adalah
bertambahnya fungsi organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Artinya
untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan kematangan fungsi. Sebuah
organ yang tumbuh atau menjadi besar karena sel-sel jaringan yang mengalami proliferasi atau hiperplasia dan
hipertrofi. Pada awalnya organ ini masih sederhana dan fungsinya pun belum sempurna. Dengan bertambahnya umur
atau waktu, organ tersebut berikut fungsinya akan tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan seorang anak memberikan
gambaran tentang perkembangan keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak untuk
berbagai proses biologis termasuk untuk tumbuh (Harahap, 2004).
Periode pertumbuhan dan perkembangan anak mulai di dalam kandungan ibu sampai umur 2 tahun disebut masa
kritis tumbuh-kembang. Bila anak gagal melalui periode kritis ini maka anak tersebut sudah terjebak dalam kondisi
“point of no return”, artinya walaupun anak dapat dipertahankan hidup tetapi kapasitas tumbuh-kembangnya tidak bisa
dikembalikan ke kondisi potensialnya (Buku saku gizi, 2010).
Pada dasarnya pertumbuhan dibagi dua, yaitu; pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumbuhan massa
jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan
linier menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau, dan pertumbuhan massa jaringan
menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran (Supariasa dkk, 2002).
a. Pertumbuhan linier
Ukuran yang berhubungan dengan tinggi (panjang) atau stature dan merefleksikan pertumbuhan skeletal. Contoh
ukuran linier adalah panjang badan, lingkar dada dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya
menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran
linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan (Supariasa dkk, 2002; Yayuk H dan Tryanti,
2008).
b. Pertumbuhan Massa Jaringan
bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa tubuh adalah berat badan, lingkar
lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit, apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi
kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa
jaringan yang sering digunakan adalah berat badan (Supariasa dkk, 2002).
c. Tahap pertumbuhan anak
Tahap perkembangan anak berangsur-angsur mulai dari (Harahap, 2004):
1) Pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama, yang kemudian mengurang secara berangsur-angsur
sampai umur 3-4 tahun.
2) Pertumbuhan yang berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik.
3) Pertumbuhan cepat pada masa akil balik (12-16 tahun).
4) Pertumbuhan kecepatannya mengurang berangsur-angsur sampai suatu waktu (kira-kira umur 18 tahun)
berhenti. Dalam tahun pertama panjang badan bayi bertambah dengan 23 cm (dinegeri maju 25 cm), sehingga
anak pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm (75 cm di negeri maju).Kemudian kecepatan pertambahan
panjang badan kira-kira 5 cm per-tahun (Harahap, 2004).
2. Perkembangan Anak
Perkembnagan (development) adalah bertambahnya kemapuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut
adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2000).
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuntitatif, melainkan kualitatif.
Jadi perkembangan itu adalah proses terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental
sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi
dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan
yang terjadi pada individu dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang
anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya.
Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif, Perkembangan
Psikososial) – Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya
perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti oleh
perubahan – perubahan yang lain (Administrator, 2010).
Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara berkala, apakah
sesuai dengan umur atau telah terjadi penyimpangan dari perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai
dalam menilai perkembangan anak adalah:
1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).
2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).
3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara spontan).
4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya).
• melompat-lompat
• mencoret-coret dengan 1 tangan
• berjalan mundur dan jinjit
• menggambar garis tak beraturan
• menendang bola
• memegang pensil
• memanjat meja atau tempat tidur
• belajar menggunting
• naik tangga dan lompat di anak tangga
• mengancingkan baju
terakhir
• memakai baju sendiri
• berdiri dengan 1 kaki
Kartu perkembangan motorik anak merupakan kartu yang digunakan Depkes dan dokter anak.
Kurva perkembangan anaknya hanya mencantumkan satu titik kemampuan gerak anak yang
merupakan hasil perhitungan modus sejumlah anak pada umur tertentu pada studi
perkembangan anak di luar negeri. Secara alamiah setiap anak dalam perkembangannya
memiliki variasi kemampuan gerak (motorik milestone) pada umur yang dicapai.
Pusat Penelitian dan pengembangan Gizi dan. Makanan Bogor pada pertengahan tahun 2003;
telah me1akukan penelitian studi motorik· milestone untuk pembuatan KMS perkembangan
anak. Penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban karena menurut kronologis
kemampuan motorik milestone serta variasinya menurut umur anak, sehingga mendapatkan
suatu kurva perlcembangan anak yang sesuai dan relevan dengan program nasional gizi dan
kesehatan.
Hasil penelitiannya menghasilkan suatu kurva perkembangan anak yang merupakan cikal
bakal untuk kurva perkembangan anak. Kurva perkembangan anak yang terbentuk ini
merupakan gambaran dari perkembangan anak sehat Indonesia, Berikut ini, antropometri yang
digunakan untuk mengukur motorik bayi dengan mengggunakan Milestone Perkembangan
Motori :
1) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan, Perkembangan adalah proses yang kontinue dari konsepsi
sampai maturasi. Perkembangan sudah terjadi sejak didalam kandungan, dan setelah kelahiran
merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat dengan mudah diamati.
2) Dalam priode tertentu ada masa percepatan dan ada masa perlambatan. Terdapat 3 (tiga) periode
pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas.
3) Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya berbeda.
4) Perkembangan dipengaruhi oleh maturasi system saraf pusat. Bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya,
tangan dan kakinya.
5) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter
tercapai.
Skala Yaumil-mimi
Perkembangan Mental Anak
(Gerakan-gerakan Kasar&Halus,Emosi,Sosial,Perilaku,Bicara).
Perkembangan anak balita:
Sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya yakni prasekolah, sekolah, akil balig dan remaja
Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan:1. Kesehatan & gizi yang baik dari ibu hamil, bayi dan anak
prasekolah2. Stimulasi/ rangsangan yang cukup dalam kualitas dan kuantitas
Keluarga dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) mempunyai peran yang penting dalam pembinaan fisik, mental
sosial anak balita
Dari lahir sampai 3 bulan:
Belajar mengangkat kepala
Belajar mengikuti objek dengan matanya
Melihat ke muka orang dengan tersenyum
Bereaksi terhadap suara/ bunyi
Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
Menahan barang yang dipegangnya
Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
Dari 3 bulan sampai 6 bulan:
Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang tangan
Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar jangkauannya.
Menahan benda-benda di mulutnya
Berusaha memperluas lapangan pandangan
Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
Dari 6 bulan sampai 9 bulan:
Dapat duduk tanpa dibantu
Dapat tengkurap dan berbailik sendiri
Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
Memegang benda kecil daengan ibu jari dan jari telunjuk
Bergembira dengan melempar benda-benda
Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/ lain
Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian
Dari 9 bulan sampai 12 bulan:
Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
Dapat berjalan dengan dituntun
Menirukan suara
Mengulang bunyi yang didengarnya
Belajar menyatakan satu atau dua kata
Mengerti perintah sederhana atau larangan
Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan
memasukkan benda-benda ke mulutnya (memasuki fase oral sepertinya)
berpartisipasi dalam permainan
Dari 12 bulan sampai 18 bulan:
Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
Menyusun 2 atau 3 kotak
Dapat mengatakan 5-10 kata
Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
Dari 18 sampai 24 bulan:
Naik turun tangga
Menyusun 6 kotak
Menunjuk mata dan hidungnya
Menyusun dua kata
Belajar makan sendiri
Menggambar garis di kertas atau pasir
Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil/ kencing
Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar
Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
Dari 2 sampai 3 tahun:
Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
Membuat jembatan dengan 3 kotak
Mampu menyusun kalimat
Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
Menggambar lingkaran
Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
Dari 3 sampai 4 tahun:
Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
Berjalan pada jari kaki
Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
Menggambar garis silang
Mengenal 2 atau 3 warna
Menggambar orang hanya kepala dan badan
Bicara dengan baik
Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya
Banyak bertanya
Bertanya bagaimana anak dilahirkan
Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, dan sisi belakang
Mendengarkan cerita-cerita
Bermain dengan anak lain
Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudranya
Dapat melakasanakan tugas-tugas sederhana
Dari 4 sampai 5 tahun:
Melompat dan menari
Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
Menggambar segi empat dan segi tiga
Pandai bicara
Dapat menghitung jari-jarinya
Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
Minat kepada kata baru dan artinya
Memprotes bila dilarang apa yang diingininya
Mengenal 4 warna
Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil
Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa
Pendidikan/ stimulasi yang perlu diberikan:
Akademik sederhana: pengenalan ruang, bentuk, warna, persiapan berhitung
Pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan masyarakat
Bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memperkaya pengalaman
Menyanyi, menggambar
Bahasa: bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita, mengucapkan syair sederhana
Melatih daya ingat dengan antara lain bermain jualan, menyampaikan berita
Menggambar
Membuat permainan dari kertas
Mengenal tugas, larangan-larangan
Aktivitas sehari-hari: makan sendiri, minum sendiri, kontrol buang air besar (BAB), kontrol buang air kecil
(BAK).
Jenis-Jenis Zat Gizi yang Dibutuhkan untuk Pertumbuhan Anak dan Remaja
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap
individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu
komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak. (Soekirman,
2000)
Fungsi zat-zat gizi
Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah:
1. Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber energi untuk
membentuk sel-sel otak baru.
2. Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi terbentuknya
neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain.
3. Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60%
dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai
panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan
laut, seperti ikan kod.
4. Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja sistem imun dan
sistem saraf pusat.
Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.
Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi.
DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak.
Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel
otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan
mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus
mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.
Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah kelompok asam lemak tak jenuh,
kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).
a. DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan
penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, terjadi gangguan
pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.
b. AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat
seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk
ke otak.
Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa diperoleh dari ikan
tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari. (Moersintowati, 2008)
3. Zat besi
Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut dan mendistribusikan O2
paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun
yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah,
ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.
4. Kelompok vitamin B
Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12.
Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan
dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak;
B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan
tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga
membantu pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging
tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.
5. Seng (Zn)
Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu
proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan
kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian,
dan kacang-kacangan. (Hurlock, 2007)
Jenis Nutrisi Fungsi Sumber
Air Pelarut untuk pertukaran seluler Air, makanan
Transportasi nutrien dan produk buangan tubuh
Mengatur suhu tubuh
Protein Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan dan Susu, telur, daging,
perbaikan jaringan kacang-kacangan, padi-
padian
Menjaga keseimbangan osmotik
Membentuk hemoglobin, nukleoprotein, glikoprotein,
lipoprotein, enzim, dan antibodi
Karbohidrat Sebagai sumber energi Susu, padi-padian, buah,
sirup, tepung, sayuran
Membentuk glikogen dan lemak
Membantu pembentukan asam amino
Lemak Sebagai sumber cadangan energi Susu, mentega, telur,
daging, ikan, minyak
Melindungi pembuluh darah, saraf, dan organ-organ sayur
tubuh
Melindungi tubuh dari perubahan suhu luar
Membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K
Memperlambat proses pengosongan lambung
(Nelson, 1999)
Asam Sebagai koenzim piridoksal fosfat dan piridiksamine Daging, ikan, tepung
Pantothenat fosfat kedelai, ragi
Piridoksin Koenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam Sayuran hijau, kacang-
metabolisme asam amino, purin, dan nukleat kacangan, telur, ikan
Kofaktor enzim sintesis DNA dan RNA Telur, susu
Asam Folat
Kobalamin
Sebagai antioksidan yang mempengaruhi redoks Kacang-kacangan,
potensial tubuh sayuran hijau, buah-
buahan
Integritas epitel melalui kesehatan kolagen
Vitamin C Mekanisme imunitas
Mempercepat absorbsi besi
Sintesis hormon norepinefrin dan reseptor
neurotransmitter asetilkolin
Homeostasis kalsium dalam plasma Minyak ikan laut, kuning
telur
Vitamin D Mengatur sintesis protein yang mengatur transpor Ca
Pembentukan garam Ca di jaringan yang membutuhkan
Sebagai antioksidan alam paling kuat Minyak biji-bijian, buah,
Vitamin E sayur, lemak
Berperan dalam metabolisme selenium
Sintesis protrombin, faktor VII, IX, dan X Sayuran hijau, sereal,
Vitamin K susu, telur
Sebagai kofaktor enzim yang mempercepat reaksi
karboksilase pada hati
(Nelson, 1999)
(Nelson, 1999)
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh
sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak
dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk
memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak
mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe
dan Zn juga rendah.
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin
B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam
nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu,
agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia
gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe
lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.
Adapun kebutuhan gizi pada bayi antara lain:
Energi
Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat bervariasi menurut usia dan berat
badan. Taksiran kebutuhan energi selama 2 bulan pertama, yaitu pada masa pertumbuhan cepat adalah 120 kkal/ kg
BB/ bulan pertama. Secara umum selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi memrlukan energi sebesar kira-kira 115-
120 kkal/BB/hari pada 6 bulan sesudahnya.
Energi dipasok terutama oleh karbohidrat dan lemak. Protein juga bisa digunakansebagai sumber energi jika
sumber lain sangat terbatas. Cara terbaik untuk menghitung taksiran kebutuhan energi bayi adalah dengan
mengamati pola pertumbuhan yang meliputi BB, TB, linkar kepala, kesehatan dan kepuasan bayi. Asupan energi
juga dapat diperkirakan dengan jalan menghitung besaran energi yang dikeluarkan. Jumlah tersebut secara sederhana
dapat ditentukan bsarkan berat badan. Bayi seberat 0 - 10 kg memerlukan 100 kkal/kg BB, mereka yang seberat 11
- 20 kg membutuhkan 1000 kkal/ kgBB ditambah dengan 50 kkal/ kgBB di atas 10kg untuk kelebihan berat di atas
10 kg.
Cairan
Kebutuhan bayi akan cairan berkaitan dengan asupan kalori, suhu lingkungan,kegiatan fisik, kecepatan
pertumbuhan, dan berat jenis air seni. Air menyusun kira-kira 70% berat badan pada saat lahir yang kemudian menurun
sampai 60%menjelang bayi berusia 12 bulan. Jumlah air yang dibutuhkan oleh bayi lebih besar 50% dibandingkan
kebutuhan orang dewasa. Rasio cairan:kalori adalah 1,5 cc/1kkal (rasio orang dewasa = 1 cc/kkal
Lemak
Air susu ibu memasok sekitar 40 ± 50% energi sebagai lemak (3 ± 4 g/ 100cc).Lemak minimal harus menyediakan
30% energi yang dibutuhkan bukan saja untuk mencukupi kebutuhan energi, tetapi juga untuk memudahkan penyerapan
asam lemak esensial, vitamin yang terlarut dalam lemak, kalsium, serta mineral lain, dan juga untuk menyeimbangkan
diet agar zat gizi lain tidak terpakai sebagai sumber lain. Setidaknya 10% asam lemak sebaiknya dalam bentuk tak jenuh
ganda yang biasanya dalam bentuk asam linoleat. Asam linoleat juga merupakan asam lemak esensial. Dari ASI, bayi
menyerap sekitar 85 ± 90% lemak. Enzim lipase di dalammulut (lingual lipase) mencerna zat lemak sebesar 50 ± 70%.
Karbohidrat
Kebutuhan akan karbohidrat bergantung pada besarnya kebutuhan akan kalori.Belum ada anjuran berapa jumlah
karbohidrat yang harus dikonsumsi dalam satuhari. Namun, sebaiknya 60 ± 70% energi dipasok oleh karbohidrat.
Jeniskarbohidrat yang sebaiknya diberikan adalah laktosa, bukan sukrosa, karena laktosa bermanfaat untuk saluran
pencernaan bayi. Manfaat ini berupa pembentukan florayang bersifat asam dalam usus besar sehingga penyerapan
kalsium meningkat dan penyerapan fenol dapat dikurangi. Pada ASI dan sebagian besar susu formula,laktosa memang
menjadi sumber karbohidrat utama. Sumber kalori pasokankarbohidrat diperkirakan sebesar 40 ± 50% yang sebagian
besar dalam bentuk laktosa.
Protein
Besaran pasokan protein dihitung berdasarkan kebutuhan untuk bertumbuhkembang dan jumlah nitrogen yang
hilang lewat air seni, tinja, dan kulit. Mutu protein bergantung pada kemudahannya untuk dicerna dan diserap
(digestibility danabsorpability) serta komposisi asam amino di dalamnya. Jika asupan asam amino kurang, pertumbuhan
jaringan dan organ, berat dan tinggi badan, serta lingkar kepala akan terpengaruh. Sedangkan bila asupan protein
berlebihan, terutama pada bayi kecil akan menyebabkan kelebihan asam amino yang harus dimetabolisme
dandieliminasi sehingga menimbulkan stress berat pada hati dan ginjal.
Dan asam amino, serta 0,3 ± 0,4 g nitrogen yang bukan asam amino per kilogram berat badan perhari. Nilai biologi
protein ASI lebih tinggi ketimbang protein lain. Kebanyakan susuformula dirancang untuk memenuhi kebutuhan sebesar
2,3 gram/ 100 kkal(bandingkan dengan 1,6/ 100 kkal). Takaran yang dianjurkan adalah sebesar 1,8/100 kkal dengan
PER setara dengan casein (takaran minimum).Koefisien pemakaian protein ASI dianggap 100%.
Berdasarkan koefisien tersebut, kebutuhan akan protein kemudian dihitung menjadi sebesar:
1,6 g/ 100 kkal untuk bayi dari usia 0 ± 4 bulan 1,2 g/ 100 kkal untuk bayi usia 12 ± 36 bulan
1,4 g/ 100 kkal untuk bayi usia 4 ± 12 bulan
Jika bahan pangan yang digunakan tidak bernilai biologi tinggi (misalnya susuformula), besarnya protein yang harus
diberikan adalah:
1,9 g/ 100 kkal untuk bayi dari usia 0 ± 4 bulan 1,4 g/ 100 kkal untuk bayi usia 12 ± 36 bulan
1,7 g/ 100 kkal untuk bayi usia 4 ± 12 bulan
Asupan protein yang berlebih dapat menyebabkan intoksikasi protein, yang memilikigejala: letargi,
hiperammonemia, dehidrasi, dan diare.
Vitamin dan Mineral
Air susu ibu yang sehat dan cukup makan dianggap cukup mengandung elemenkelumit kecuali vitamin D dan di
beberapa daerah tertentu, flour. Sebelum diputuskan untuk memberikan suplementasi, perlu dipertimbangkan
keadaanseperti:
a. Status gizi bayi serta ibunya c. Makanan padat apa yang akan diberikan pada bayi
b. Perkiraan asupan makanan ibunya pada saat penyapihan
Komposisi zat gizi dalam makanan tersebutJika bayi telah diberikan ASI dalam jumlah yang adekuat, dan ibu memiliki
statusgizi yang baik, suplementasi tidak perlu diberikan, kecuali pada daerah tertentuyang memerlukan tambahan fluor
dan vitamin D.
Fluor yang ditambahkan 0,25 cc/hari. Vitamin D dianjurkan 400 IU (10 µg)/ hari, terutama bagi mereka yang jarang
bersentuhan dengan matahariSementara itu, pemberian dua suplemen lain yaitu besi dan vitamin K, masihdiperdebatkan.
Zat Besi
Sebagian klinisi menganjurkan agar bayi baru lahir diberi 7 mg Fe sulfat (keterserapan 10%). Sebagian lagi tidak setuju,
kecuali jika bayi telah berusia 4 ± 6 bulan, karena tambahan ini akan menjenuhkan protein bakteriostatik dalam ASI,
yaitu laktoferin yang pada gilirannya dapat menurunkan keefektifan laktoferin.Gejala yang tidak diinginkan akibat Fe
ialah sembelit, muntah, diare, pewarnaangigi, serta defisiensi Zn (karena penyerapannya diganggu oleh Fe).
Vitamin K
Untuk mencegah perdarahan dianjurkan pemberian vitamin K secara parenteral.Sebab produksi vitamin K oleh mukosa
usus belum berlangsung karena selama beberapa hari sesudah lahir., saluran usus bayi masih steril. (Hurlock, 2007)
LI 3 Memahami dan Menjelaskan Tanggungjawab dan Kewajiban Orangtua pada Anak dalam Pandangan
Islam
Menurut ajaran Islam, anak adalah amanah Allah dan tidak bisa dianggap sebagai harta benda yang bisa diperlakukan
sekehendak hati oleh orang tua. Sebagai amanah anak harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya, yaitu orang
tua. Anak adalah manusia yang memiliki nilai kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan dengan alasan apa pun.
1. Anak mempunyai hak untuk hidup.
Allah berfirman:
‘Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada
mereka.’ ( QS. Al-An’am: 151)
Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai kewajiban agar anak tetap bisa hidup betapapun susahnya
kondisi ekonomi orang tua. Ayat itu juga memberi jaminan kepada kita bahwa Allah saw pasti akan memberikan rizqi
baik kepada orang tua maupun sang anak, asalkan berusaha.
2. Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah (QS AI Baqarah: 233)
علَى ا ْل َم ْولُو ِد لَهُ ِر ْزقُ ُه َّن َ ضاعَةَ َو َ الر َّ َاملَي ِْن ِل َم ْن أ َ َرا َد أَن يُتِ َّم
ِ َوا ْل َوا ِلدَاتُ يُ ْر ِض ْع َن أ َ ْوالَ َد ُه َّن َح ْولَي ِْن ك
آر َوا ِل َدةُ بِ َولَ ِد َها َوالَ َم ْولُودُُُ لَّهُ بِ َولَ ِد ِهَّ ض َ ُ سعَ َها الَ ت ْ ف نَ ْفس إِال َّ ُو ُ َّوف الَ ت ُ َكلِ س َوت ُ ُه َّن بِا ْل َم ْع ُر ْ َو ِك
علَي ِْه َما َو ِإ ْن أ َ َر ْدت ُ ْم َ َاو ٍر فَالَ ُجنَا
َ ح ُ اض ِم ْن ُه َما َوتَش ٍ صاالً عَن ت َ َر َ ِث ِمثْ ُل َذ ِلكَ فَ ِإ ْن أ َ َرادَا فِ علَى ا ْل َو ِار َ َو
هللا َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن َ وف َواتَّقُوا َ ست َ ْر ِضعُوا أ َ ْوالَ َد ُك ْم فَالَ ُجنَا َح
َ علَ ْي ُك ْم ِإ َذا
ِ سلَّ ْمتُم َّمآ َءات َ ْيتُم ِبا ْل َم ْع ُر ْ َ أَن ت
}233{ ُُير ُ ون بَ ِص َ ُهللا ِب َما ت َ ْع َمل
َ
Artinya: “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan”.
Bayi yang memperoleh ASI akan mempunyai daya kekebalan tubuh yang lebih baik. Seorang ibu diwajibkan untuk
menyusui anaknya sampai 2 tahun penuh, kecuali ada alasan yang dapat diterima oleh hukum Islam. Menyusui anak
sampai dua tahun ini akan menumbuhkan pengaruh positif terhadap sang anak baik secara fisik maupun secara jiwani.
3. Memberi Nama yang Baik
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak itu ada
tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Qur’an dan ketiga,
mengawinkan ketika menginjak dewasa.” Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw
bersabda, “Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka
perbaguslah nama kalian.” (HR.Abu Dawud) Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah
doa. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan anak kita berperilaku baik sesuai dengan namanya.
4. Mengaqiqahkan Anak
Menurut keterangan A. Hasaan ‘aqiqah adalah; “menyembelih kambing untuk (bayi) yang baru lahir, dicukur dan
diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya. Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Tiap-tiap seorang anak tergadai dengan
‘aqiqahnya. Disembelih (‘aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.’
(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari Samurah ).
5. Mendidik anak
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia senantiasa mendidik anak-
anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak
bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah
yang diberikan Allah kepada seorang ibu.
Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti mencucikan pakaiannya
atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak
merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan
memenuhi bumi ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan. Seorang anak terlahir di atas fitrah,
sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang sedikit saja akan berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah
adalah orang yang bersegera menanamkan agama yang mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap agama ini
kepada anak-anaknya.
16. Memberikan kepada anak tempat yang baik dalam hati orang tua
Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, doakan dia selalu, agar menjadi anak yang sholeh,
santunilah dengan lemah lembut, sabarlah menghadapi perilakunya yang tidak baik, hadapi segalanya dengan penuh
kearifan, jangan mudah membentak apalagi memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlas pada hati, belailah
dengan penuh kasih sayang nasehati dengan santun. Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; ‘Ya
Rasulullah, apakah hak anakku ini? Nabi s.a.w. menjawab;’ Kau memberinya nama yang baik, memberi adab yang
baik dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu). ( HR At Tuusy )
18. Menikahkannya
Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam
belantara kemaksiatan. Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki
usia senja. Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji
akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana firman-Nya,
“Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-
hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah
akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya.” (QS. An-Nur:32)