Professional Documents
Culture Documents
Pelajaran 3 Usaha
Pelajaran 3 Usaha
Usaha
3
Sambil menung-
gu, kita coba meng-
identifikasi unsur cerita
Harry Potter, yuk!
Maaf, Paman.
Setelah menonton,
Paman temani kami belajar,
ya? Kami harus belajar
membaca puisi dan
menulis dialog.
Oke, deh.
Unsur Cerita
1. Menentukan nama-nama tokoh dan wataknya.
2. Menentukan alur cerita.
3. Menentukan tema dan amanat.
4. Menceritakan kembali isi cerita.
Pada pembelajaran terdahulu, kamu sudah pernah mendengarkan cerita rakyat yang
dibacakan. Ketika itu, kamu diajak belajar menentukan nama-nama tokoh dan wataknya serta
latar atau setting. Kamu juga diajak berlatih memberikan tanggapan terhadap isi cerita rakyat.
Ayo, kita perdalam kegiatan tersebut!
Kata Kunci: Alur – Tema dan Amanat – Menceritakan Kembali
Guru akan membacakan sebuah cerita rakyat berjudul Gerhana Bulan. Tutuplah
bukumu dan siapkan alat tulis untuk mencatat hal-hal penting! Selanjutnya, dengarkan
dengan baik cerita tersebut!
Gerhana Bulan
(Cerita Rakyat dari Bali)
Usaha 43
a. Alur maju, yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita tersebut diceritakan
secara urut dari awal hingga akhir.
b. Alur mundur (flashback), yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita
diceritakan dari akhir, kemudian kembali ke awal.
c. Alur campuran, yaitu gabungan dari alur maju dan alur mundur.
Jendela Ilmu
Cerita Rakyat
Cerita rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat
dan sudah ada sejak zaman dahulu. Cerita tersebut diwariskan atau disebarkan secara
lisan dari mulut ke mulut. Berikut ini macam-macam cerita rakyat.
1. Fabel (cerita binatang), yaitu cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang, misalnya,
Kancil yang Cerdik dan Serigala yang Licik.
2. Legenda, yaitu cerita yang isinya dikaitkan dengan asal-usul terjadinya suatu tempat,
misalnya, Asal-Usul Banyuwangi, Danau Toba, dan Tangkuban Perahu.
3. Mite, yaitu cerita yang isinya tentang dewa-dewi atau cerita yang bersifat sakral,
misalnya, Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, dan Hikayat Sang Boma.
4. Sage, yaitu cerita yang mengandung unsur sejarah, misalnya, Damarwulan, Ciung
Wanara, dan Rara Jonggrang.
5. Epos, yaitu cerita kepahlawanan, misalnya, Ramayana dan Mahabarata.
6. Cerita jenaka, yaitu cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang lucu,
misalnya, Pak Pandir, Pak Belalang, dan Si Kabayan.
Entahlah,
Nak.
Maaf,
apakah ibu
Berwawancara sedang sakit?
Usaha 45
Jendela Ilmu
Usaha 47
Berlatih Mandiri 2
Berlatih Kelompok 1
Membaca puisi sangat menyenangkan. Pernahkah kamu membaca puisi? Saat membaca
puisi kamu dapat menikmati keindahan bahasa. Kamu juga dapat belajar bagaimana
mengungkapkan perasaan sesuai dengan makna yang dikandung dalam puisi itu. Ayo, belajar
membaca puisi!
Kata Kunci: Penjedaan – Membaca dengan Lafal yang Tepat
Membaca puisi tidak sama dengan membaca prosa. Perhatikan hal-hal berikut agar
kamu dapat membaca puisi dengan baik!
Usaha 49
Setiap kata dalam puisi harus diucapkan dengan jelas dan tidak tergesa-gesa.
Selain itu, intonasi harus sesuai dengan makna puisi. Intonasi adalah naik turunnya
nada dalam membaca. Kata-kata dalam puisi ada yang harus diucapkan dengan
nada tinggi, datar, atau rendah. Perhatikan tanda berikut!
Selain hal-hal di atas, kamu perlu memerhatikan tekanan atau ritme. Tekanan
ada tiga macam, yaitu dinamik, nada, dan tempo. Tekanan dinamik adalah tekanan
kuat atau lemahnya pengucapan. Tekanan nada adalah tekanan tinggi, rendah, atau
sedang. Adapun tempo adalah cepat atau lambatnya pengucapan.
Selain itu, pembacaan puisi dapat dilengkapi dengan gerak tubuh dan ekspresi
wajah yang sesuai dengan makna katanya. Misalnya, sedih, haru, dan gembira.
2. Membaca Puisi
Setelah membaca uraian di atas, tentu kamu sudah paham cara membaca
puisi yang baik dan benar. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai cara membaca
puisi yang baik, bacalah jendela ilmu berikut ini!
Apakah cara
saya membaca
Jendela Ilmu sudah benar?
Berlatih Kelompok 2
Ilmu
Karya: S. Nadrotul Ain
Usaha 51
Pernahkah kamu mendengarkan dialog? Dialog adalah percakapan antara dua orang atau
lebih. Dialog juga dapat ditulis. Misalnya, pada teks wawancara. Dalam teks itu kamu dapat
menemukan dialog antara pewawancara dengan narasumber. Dalam cerita pendek dan naskah
drama kamu juga dapat menemukan dialog antartokoh.
Kata Kunci: Menentukan Topik dan Tokoh – Menyusun dan Mengembangkan Butir-Butir Dialog
Pada pembelajaran kali ini kamu diajak belajar menulis dialog. Ayo, pelajari
penjelasan berikut ini!
1. Menentukan Topik
Dialog atau percakapan akan terarah jika topik atau pokok pembicaraan sudah
kamu tentukan lebih dahulu. Selain itu, agar dialog menarik, topik yang diangkat
juga harus menarik dan aktual. Artinya, topik itu masih baru dan menyangkut kepen-
tingan orang banyak, misalnya, pendidikan, kesehatan, dan olahraga. Kamu juga
harus menguasai topik yang kamu tentukan. Jika kamu tidak menguasai topik
tersebut, kamu tidak dapat menuliskannya menjadi bentuk dialog yang menarik.
2. Menentukan Tokoh dan Karakternya
Tokoh sangat penting dalam dialog. Tokoh harus dapat menghidupkan dialog.
Artinya, tokoh-tokoh itu dapat saling menanggapi pembicaraan. Dalam menentukan
tokoh cerpen atau drama, usahakan ada tokoh yang bertentangan wataknya. Tokoh
tersebut jika bertemu selalu bertentangan sehingga menimbulkan konflik (perten-
tangan). Agar pertentangan itu tidak berlarut-larut, perlu dimunculkan tokoh penengah.
Kamu juga dapat menentukan tokoh yang lucu, penakut, atau yang lain. Dengan
demikian, dialog akan menjadi semakin menarik.
Tokoh Faris:
• tampan • santun
• rambut lurus • pandai
• kulit kuning • tidak sombong
Gambar 3.9 Faris.
Tokoh Fina:
• cantik • sedikit cengeng
• manja • anak orang kaya
• penakut • rajin
Gambar 3.10 Fina.
Tokoh Bogel:
• badan besar • lucu
• perut gendut • tidak pernah marah
• suka makan • suka menolong
Gambar 3.11 Bogel.
Usaha 53
Berlatih Berpasangan
Berlatih Mandiri 3
Usaha 55
Usaha 57
Refleksi
Kamu telah selesai mempelajari Bab 3 ini. Tentu ada banyak hal yang telah
kamu peroleh. Berbagai hal tersebut tentu lebih berguna jika kamu terapkan.
Penerapan itu, misalnya dengan membaca sebuah puisi yang bertema
”berusaha meraih cita-cita”. Sebelumnya, berilah tanda penjedaan dan
penandaan nada pada baris-baris puisi tersebut kemudian pahami maknanya!
Selanjutnya, berlatihlah untuk membacakannya dengan lafal dan intonasi yang
tepat! Jika lafal dan intonasimu sudah tepat, cobalah membaca puisi tersebut
dengan ekspresi yang tepat di hadapan anggota keluargamu! Mintalah anggota
keluargamu memberikan komentar terhadap penampilanmu!
Hebat! Fantastis!
Wah, aku
mirip artis.
Menakjubkan!