Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia seringkali mengakibatkan luka

pada permukaan kulit. Luka yaitu hilangnya integritas kulit sebagai bagian

pelindung utama pada tubuh yang disertai dengan perubahan struktur dan fungsi
(1)
jaringan normal . Kehilangan integritas kulit dapat membuka jalan terhadap

bakteri untuk masuk ke dalam tubuh sehingga memperlambat proses penyembuhan

luka. Salah satu bakteri yang sering menyebabkan infeksi terhadap luka yaitu

bakteri Staphylococcus aureus (2). Luka yang sering terjadi pada manusia yaitu luka

stadium II. Luka jenis ini merupakan hilangnya lapisan pada kulit yang meliputi

lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis(3).

Penyembuhan luka merupakan suatu proses regenerasi jaringan yang

mengalami luka(4). Prinsip dasar untuk mengoptimalkan penyembuhan luka adalah

dengan meminimalkan kerusakan pada jaringan, menyediakan perfusi jaringan

serta oksigenasi, pemberian nutrisi yang tepat dengan kondisi lingkungan

penyembuhan luka yang lembab untuk mengembalikan kontinuitas anatomi dan

fungsi jaringan yang(5).

Secara umum luka pada kulit biasanya diberi obat kimia yang mengandung

ekstrak plasenta atau antibiotik. Namun pada pemakaian obat antibiotik yang tidak

tepat dapat memicu terjadinya resistensi bakteri. Sementara, ekstrak daun sirih hijau

dan minyak cengkeh yang berasal dari bahan alam telah terbukti mengandung

senyawa yang dapat dijadikan alternatif penyembuhan luka yang lebih aman dan

1
2

efektif. Secara turun temurun tanaman sirih hijau ini telah digunakan untuk

mengobati luka(6). Sementara ekstrak bunga cengkeh mengandung 16-23 % minyak

atsiri dengan 64-85 % eugenol. Kandungan kimia Eugenol mengandung senyawa

aktif seperti polifenol, flavonoid, saponin dan tannin telah dikembangkan sebagai

terapi komplementer pada proses penyembuhan luka, khususnya luka insisi(7).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Andrie dan Taurina (2017)

menyatakan bahwa ekstrak etanol daun sirih hijau (Piper betle L.) dan minyak

cengkeh (Syzygium aromacitum) konsentrasi 5% dalam DMSO terbukti memiliki

aktivitas antibakteri paling besar secara in vitro.

Beberapa hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ekstrak ikan

gabus yang telah dibuat dalam sediaan gel dan salep terbukti memberikan

efektivitas penutupan luka sayat pada konsentrasi 5%(8,9). Namun, ekstrak ikan

gabus hanya lebih mengandalkan mekanisme pertahanan alami tubuh. Hal ini tidak

terdapat aktivitas sebagai antibiotik. Hasil penelitian oleh Aziz (2017) yaitu dari

hasil pengamatan terhadap kontrol positif mengindikasikan bahwa luka dressing

pada kelompok tersebut tidak menimbulkan slough (jaringan yang berwarna kuning

atau putih yang melekat pada dasar luka), eksudat (cairan di luar pembuluh darah),

relatif kering, dan tidak berbau. Artinya, kelompok kontrol positif sedikit

mengalami infeksi karena diberi antibiotik, Sedangkan pada kelompok perlakuan

memiliki slough yang lebih tebal, hal tersebut dapat meningkatkan resiko terjadi

infeksi pada luka(10). Atas dasar inilah peneliti berinisiatif mencari antibakteri

herbal dengan melakukan pengujian antibakteri secara in vivo kombinasi ekstrak

etanol daun sirih hijau dan minyak cengkeh konsentrasi 10% dalam sediaan gel

2
3

terhadap tikus putih jantan wistar yang diberi luka stadium II tertutup (dressing)

dengan debridement untuk mengatasi infeksi yang terjadi sebelumnya.

1.2. Perumusan masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana cara membuat sediaan masker gel kombinasi daun Teh

Hijau dan Madu ?

2. Pengujian apa saja yang perlu dilakukan untuk menghasilkan sediaan

masker gel yang optimal ?

1.3.Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui cara membuat sediaan masker gel kombinasi daun

Teh Hijau dan Madu

2. Untuk mengetahui Pengujian apa saja yang perlu dilakukan untuk

menghasilkan sediaan masker gel kombinasi yang optimal

1.4.Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitin ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat membuat sediaan gel dengan kombinasi ekstrak daun Teh hijau

dan Madu dengan stabilitas fisika dan kimia yang optimal sebagai Antioksidan

pada kulit wajah

2. Bagi Institusi Pendidikan

3
4

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan di bidang

penelitian, terutama pada penelitian pembuatan sediaan dari ekstrak tanaman

sehingga diperoleh bahan baku obat yang dapat dibudidayakan dengan cukup

mudah sehingga dapat menjadi salah satu program pemerintah dalam

pengembangan bahan baku obat dari tanaman.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan acuan untuk penelitian

lebih lanjut mengenai formulasi sediaan dari ekstrak tanaman terutama tanaman

daun teh hijau dan madu sebagai obat dari alam sebagai antioksidan pada kulit

wajah.

4. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi terkait khasiat kombinasi

daun teh hjjau dan madu sebagai antioksidan pada kulit wajah.

You might also like