Professional Documents
Culture Documents
Percobaan 8 Alkalimetri
Percobaan 8 Alkalimetri
PERCOBAAN VIII
TITRASI ALKALIMETRI
OLEH
KELOMPOK : I (SATU)
LABORATORIUM KIMIA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kimia harus benar–benar melekat dalam diri. Dari hal–hal yang mungkin terlihat
sederhana namun dalam kajiannya sangat luas. Seperti satu kata yang identik
Analisis berasal dari bahasa latin yaitu analusys yang berarti melepaskan.
lanjut. Analisis juga dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu analisis kualitatif
dan kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisa yang menyangkut identifikasi zat,
yaitu unsur atau senyawa apa yang ada di dalam suatu contoh, sedangkan analisis
kuantitatif adalah analisa mengenai penentuan berapa zat tertentu ada di dalam
suatu sampel. Salah satu bagian dari analisis secara kuantitatif yaitu analisis
volumetri.
analisanya berupa titrasi, dimana larutan standar (pereaksi) sebagai titran yang
ditempatkan di dalam buret yang digunakan untuk mentitrasi larutan yang akan
ditentukan jumlah analitnya. Titrasi merupakan metode analisis kimia yang cepat,
akurat dan banyak digunakan menentukan kadar suatu unsur atau senyawa dalam
larutan. Dimana zat dibiarkan bereaksi dengan zat yang lain yang konsentrasinya
diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang
berlangsung secara cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi
samping.
Salah satu analisis volumetri adalah titrasi netralisasi yang terdiri dari
yaitu titrasi alkalimetri. Titrasi alkalimetri adalah titrasi terhadap asam dengan
larutan baku basa sebagai larutan standar. Berdasarkan latar belakang tersebut
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Titrasi asam basa merupakan salah satu metode analisis kuantitatif untuk
menentukan konsentrasi dari suatu zat yang ada dalam larutan. Keberhasilan
dalam titrasi asam-basa sangat ditentukan oleh kinerja indikator yang mampu
menunjukkan telah terjadinya titik akhir titrasi pada analisis volumetrik. Suatu zat
dapat dikatakan sebagai indikator titrasi asam basa jika dapat memberikan
asam maupun basa dengan adanya perubahan warna sesuai dengan konsentrasi ion
hidrogen melalui proses titrasi. Indikator yang digunakan pada titrasi basa kuat-
asam kuat biasanya berupa indikator sintetis, misalnya indikator fenolftalein (PP).
Indikator ini merupakan indikator sintetis yang terbatas dan biaya produksi yang
proses titrasi basa kuat-asam kuat, dengan nilai standar deviasi (SD) yang
diperoleh sebesar 0,036. Standar deviasi (SD) dilakukan dari hasil pencatatan
volume titran yang diperoleh dari proses titrasi berulang. Standar deviasi yang
dihasilkan mendekati nol dikatakan mempunyai nilai kecermatan yang tinggi pada
Peralatan yang biasanya digunakan dalam titrasi adalah buret. Jika larutan
asam dititrasi dengan larutan basa, titik ekuivalen, titik di mana jumlah asam &
basa yang sama secara kimia telah dicampur, dapat ditemukan dengan
memiliki kelemahan tertentu seperti biaya tinggi, ketersediaan & polusi kimia,
maka indikator alami yang diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti bunga,
buah, daun, dll. Akan lebih menguntungkan. Semua indikator pH, seperti kertas
menerima proton, (asam adalah donor proton & basa adalah akseptor proton).
Oleh karena itu, indikator pH adalah asam atau basa. Indikator bekerja karena
mereka adalah asam lemah yang ketika berada dalam solusi, berada dalam
Hasil titrasi asam lemah dengan basa kuat dengan menggunakan indikator
sedikit dari tidak berwarna menjadi merah, di atas pH 9,10 berwarna merah muda.
Pada titrasi basa kuat-asam kuat, basa lemah-asam kuat dan sebaliknya, titik
ekivalen yang terjadi pada saat titrasi berlangsung tidak akan dapat diamati secara
visual (dengan mata), karena perubahan warna dari suatu indikator baru bisa
teramati pada saat mol titran lebih besar dari pada mol titrat, sehingga yang bisa
teramati pada saat titrasi adalah titik akhir titrasi (Siti., 2010).
perhitungan stoikiometrik. Hasil analitis yang diturunkan lebih akurat dan bebas
dari kesalahan sistematis. Ketika volume titran persis sama dengan volume titrat
akhir bertepatan dengan nilai pH yang membatasi interval transisi dari indikator.
Untuk lebih spesifik, untuk titrasi alkalimetrik, pH akhir bertepatan dengan batas
atas dari interval transisi indikator. Volume larutan titran yang digunakan untuk
mencapai pH akhir adalah volume titik akhir yang dapat dibaca dari buret ketika
pengaduk, labu ukur 100 mL, gelas kimia 10 mL, buret, gelas ukur 100 mL, labu
2. Bahan
penolftalein.
C. Prosedur Kerja
CH3COOH
Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
1. 10 mL CH3COOH + 100 mL
Aquades
2. Reaksi
3. Analisis Data
Penentuan kadar asam asetat dalam sampel
V NaOH total = 50 mL
V NaOH digunakanan = 40 mL
V CH3COOH = 40 mL
Mr NaOH = 40 g/mol
Mr CH3COOH = 60 g/mol
100 ml
x VNaOH x NNaOH x Mr. Asam asetat
50 ml
100 ml
= x 40 mL x 0,1 N x 60
50 ml
= 2 x 40 mL x 0,1 N x 60
= 80 mL x 0,1 M x 60
B. Pembahasan.
konsentrasinya diletakkan di dalam buret dan larutan ini disebut sebagai larutan
ditambahkan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh keadaan dimana
titran bereaksi secara equivalen dengan analit, artinya semua titran habis bereaksi
dengan analit keadaan ini disebut sebagai titik equivalen. Jika volume larutan
yang terjadi disebut reaksi netralisasi. Percobaan penentuan kadar asam asetat
dalam sampel dilakukan dengan menitrasi asam asetat yang sudah diencerkan
dengan larutan NaOH 0,1 N. Pengenceran asam asetat dengan air untuk
mempermudah titrasi karena sudah terionisasi. NaOH dalam hal ini bertindak
dengan NaOH, larutan titrat dalam hal ini CH3COOH terlebih dahulu ditetesi
indikator phenolptalein. Indikator ini bertujuan agar saat titik ekivalen terjadi,
akhir eqivalen terjadi saat suasana larutan basa sebab titrasi ini adalah titrasi basa
kuat NaOH terhadap asam lemah CH3COOH. Titrasi kemudian dilakukan secara
perlahan – lahan.
Titik akhir titrasi ditunjukan oleh perubahan warna dari bening menjadi
merah muda. Perubahan warna ini terjadi saat volume NaOH 40 mL. Pengaruh
larutan.
V. KESIMPULAN
baku NaOH terhadap kadar asam asetat (CH 3COOH) dengan volume NaOH yang
Apriani F., Nora I., Lia D., 2016, Ekstrak Metanol Buah Lakum (Cayratia Trifolia
(L.) Domin) Sebagai Indikator Alami Pada Titrasi Basa Kuat Asam Kuat,
JKK 5(4).
Mane A. N., Dhanashri S. K., Vinayak B. K., 2016, Use Of Combretum Indicum
Flower Extract As A Natural Indicator In Acid-Base Titration. International
Journal of Institutional Pharmacy and Life Sciences 6(3).
Nuryanti S., Sabirin M., Chairil A., Tri J. R., 2010, Indikator Titrasi Asam-Basa
Dari Ekstrak Bunga Sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis L). Agritech 30(3).
Ratnasari S, Dede S, Vina A. 2016. Studi Potensi Ekstrak Daun Adam Hawa
(Rhoeo Discolor) Sebagai Indikator Titrasi Asam-Basa. Chimica et Natura
Acta 4(1).
Salvatore F dan Maria M., S. 2014, An Attractive Way of Developing the Concept
of Systematic Titration Error of Visual Acid-Base Titrations (on the Basis of
Logarithmic Acid-Base Diagrams). World Journal of Chemical Education
2(1).