Professional Documents
Culture Documents
Gambaran Perilaku Wanita Dalam Penggunaan Kontrasepsi Strerilisasi Wanita Di Pamulang, Kota Tangerang Selatan
Gambaran Perilaku Wanita Dalam Penggunaan Kontrasepsi Strerilisasi Wanita Di Pamulang, Kota Tangerang Selatan
185-197
Gambaran Perilaku Wanita ………… (Mizna Sabilla dan Iram Barida Maisya)
Abstract
Background: TFR in Indonesia since 2002 stagnanted at 2.6. CPR trends Indonesia are increasing but most
short term family planning methods. The use of female sterilization contraception in Indonesia is only 2.3%. The
female sterilization in Banten province is ranked lowest in Java.
Objective: to obtain a description of the user behaviour of sterilization contraception
Methods: The design of this study was a RAP (Rapid Assessment Procedure). The informant were 12 wife EFA
who used and did not use female sterilization and 14 key informants. Data collection used in-depth interviews
and document review. Data is analyzed with content analysis.
Result: Behaviour of contraceptive use of female sterilization in Puskesmas Pamulang working area due to
medical indication. Support factors include better knowledge, confidence in contraceptive use, positive attitudes
and perception of pregnancy risk. Enabling factors include service availability of services and distance
perceptions to contraceptive services do not affect contraceptive use, and the cost is affordable and they have
access to good information. Reinforcing factors include husband support and advice from doctors.
Conclusion: Behaviour of contraceptive use of female sterilization in Puskesmas Pamulang working area due to
medical indication. Supporting factors are knowledge, attitude, perception of pregnancy risk, belief, and
husband support. Inhibiting factors are expensive cost perception, lack of access to information and lack of
support of health workers (PLKB and Midwife).
Abstrak
Latar belakang: Angka kelahiran (TFR) di Indonesia sejak tahun 2002 stagnan pada 2,6. Tren CPR di
Indonesia meningkat namun sebagian besar metode Keluarga Berencana jangka pendek. Penggunaan
kontrasepsi sterilisasi wanita di Indonesia hanya 2,3% dan sterilisasi wanita di Provinsi Banten terendah di
Pulau Jawa.
Tujuan: memperoleh gambaran perilaku pengguna kontrasepsi sterilisasi di wilayah penelitian
Metode: Rancangan penelitian adalah RAP (Rapid Assesment Procedure). Informan adalah 12 istri Pasangan
Usia Subur (PUS) yang menggunakan dan tidak menggunakan sterilisasi wanita dan 14 informan kunci.
Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Analisis data dengan content analysis.
Hasil: Penggunaan serilisasi wanita sebagian besar karena indikasi medis. Faktor pendukung meliputi
pengetahuan yang lebih baik, yakin terhadap penggunaan kontrasepsi, sikap positif dan persepsi positif terhadap
risiko kehamilan. Faktor pemungkin meliputi ketersediaan pelayanan dan persepsi jarak ke pelayanan
kontrasepsi tidak mempengaruhi penggunaan kontrasepsi, dan biayanya cukup terjangkau serta memiliki akses
informasi yang baik. Faktor pendorong meliputi dukungan suami dan saran dari dokter.
Kesimpulan: Perilaku penggunaan kontrasepsi sterilisasi wanita di wilayah kerja Puskesmas Pamulang karena
indikasi medis. Faktor pendukungnya yaitu pengetahuan, sikap, persepsi risiko kehamilan, keyakinan, dan
dukungan suami. Faktor penghambatnya yaitu persepsi biaya mahal, kurangnya akses informasi dan tidak
adanya dukungan petugas kesehatan (PLKB dan Bidan).
Naskah masuk: 28 Febuari 2017 Review: 24 Maret 2017 Disetujui terbit: 31 Juni 2017
185
Gambaran Perilaku Wanita Penggunaan ………… (Mizna Sabilla,Iram Barida)
186
Gambaran Perilaku Penggunaan ………… (Mizna Sabilla,Iram Barida)
Faktor predisposing:
Pengetahuan
Sikap
Persepsi risiko kehamilan
Keyakinan
Faktor enabling:
Ketersediaan pelayanan kontrasepsi Penggunaan Kontrasepsi
Persepsi biaya Sterilisasi Wanita
Persepsi jarak ke tempat pelayanan
kontrasepsi
Akses Informasi
Faktor reinforcing:
Dukungan suami Gambar 1
Dukungan/Saran tenaga kesehatan
187
Gambaran Perilaku Wanita Penggunaan ………… (Mizna Sabilla,Iram Barida)
188
Gambaran Perilaku Penggunaan ………… (Mizna Sabilla,Iram Barida)
karena berisiko yaitu berusia 38 tahun, jumlah dengan yang diikat masih bisa, kalo dipotong
anak >2 dan merasa jumlah anak sudah cukup tidak bisa” (WS5)
seperti kutipan berikut :
Sedangkan informan yang tidak menggunakan
“Saya di steril sekalian sesar, karena pas kontrasepsi strerilisasi wanita, hampir
hamil itu hipertensi terus sampai 150,170. seluruhnya mengetahui bahwa metode
Dari mulai kontrol di bidan udah disaranin kontrasepsi strerilisasi wanita dengan cara
melahirkan sesar. Pas ke dokter tensi masih diikat dan tidak mengetahui pada bagian mana.
tinggi, kata dokternya ini berisiko bu, pas Hanya 1 orang yang mengetahui bahwa
mau lahiran dokternya manggil kita untuk kontrasepsi strerilisasi wanita dilakukan
diperiksa lagi, tensi masih tinggi, usia juga dengan cara mengikat atau memotong saluran
udah 35, akhirnya disaranin steril soalnya
telur.
kalo hamil lagi beresiko tinggi, ya akhirnya
“engga tau cuma pernah dengar katanya
disteril”(WS2)
diiket, tapi engga tau diiket apanya,
rahimnya ya?”(WNS1)
“Dulu pas lahiran disrerilnya....soalnya
mamanya pas hamil tinggi terus tensinya kan
“streril mah yang di perut ya? Yang diiket
sama dokter disaranin sesar, pas mau lahiran
tali peranakannya ya?aku karena enggak
diperiksa lagi masih tinggi, takut nanti malah
pernah make jadi enggak tahu ya” (WNS4)
kenapa-napa kalau hamil lagi, dokternya
nyaranin disteril” (SWS2)
Seluruh informan yang menggunakan
“Saya pakai steril itu...usia 38, pas lahiran kontrasepsi strerilisasi wanita mengetahui
anak ketiga, sekalian sesar. Memang kita keunggulan kontrasepsi ini yaitu lebih aman,
sempet ada pikiran apa mau disteril ya, tidak ada efek samping, menstruasi lancar,
karena enggak pengen punya anak lagi, sangat efektif karena dapat mencegah
sudah cukup, dan sudah cukup tua juga kan kehamilan untuk seumur hidup, tidak perlu
umurnya, khawatir resiko kalau hamil lagi. lagi menggunakan alat kontrasepsi lainnya,
Pas mau lahiran nanya ke dokter, dijelasin tidak perlu kontrol dan tidak mengganggu
sama dokter, didiskusiin sama suami, dan aktivitas seksual. Lebih dari separuh informan
akhirnya disteril.”(WS1) juga menyatakan tidak ada kelemahan dalam
penggunaan kontrasepsi ini. Mereka juga
“Istri saya disteril pas melahirkan anak
ketiga... sudah cukup punya 3 anak, 2 mengetahui bahwa yang dianjurkan untuk
perempuan 1 laki-laki, enggak mau nambah menggunakan kontrasepsi tersebut adalah
lagi.”(SWS1) wanita yang berusia diatas 35 tahun, anaknya
lebih dari 2 atau 3 keatas, atau usia 40 tahun
Faktor predisposisi dengan 1 anak, sudah 3 kali operasi sesar,
Pengetahuan memiliki penyakit hipertensi, gangguan
kehamilan dan risiko kesehatan bila hamil
Hampir semua informan yang menggunakan lagi.
kontrasepsi strerilisasi wanita mengetahui
bahwa metode kontrasepsi sterilisasi wanita Sedangkan pada informan yang tidak
dilakukan dengan cara mengikat atau menggunakan kontrasepsi, Lebih dari separuh
memotong saluran telur dan hanya 1 informan infroman tidak mengetahui keunggulan
yang tidak tahu pada bagian mana yang diikat penggunaan kontrasepsi strerilisasi, hanya
atau dipotong. Meskipun demikian semua beberapa informan menyatakan
informan mengetahui bahwa dengan mengikat keunggulannya yaitu sangat efektif untuk
saluran telur dapat hamil kembali sedangkan mencegah kehamilan.
memotong saluran telur tidak dapat hamil
kembali seperti kutipan berikut : Sikap
“saya sih taunya caranya diiket dan dipotong Seluruh informan yang menggunakan
saluran telur perempuan. Kalau gak mau kontrasepsi sterilisasi wanita memiliki sikap
punya anak lagi dipotong, tapi kalau kira-kira yang positif terhadap kontrasepsi tersebut yang
masih mau punya anak lagi diikat saja” (WS1)
ditunjukkan dengan perasaan tidak takut,
“Ada 2 cara ya diikat dan dipotong saluran nyaman, efektif, dan setuju untuk digunakan
telurnya, kalo misalnya mau hamil lagi, pada wanita dengan usia >35 tahun, jumlah
189
Gambaran Perilaku Wanita Penggunaan ………… (Mizna Sabilla,Iram Barida)
anak >2 dan berisiko bila hamil lagi seperti hipertensi kaya saya tensinya tinggi terus pas
kutipan berikut: hamil.”(WS2)
“Dengan MOW menjadi lebih aman dan “Anaknya jadi banyak, harus tanggung
nyaman, karena tidak ada benda yang jawab..”(WNS1)
dimasukkan dalam tubuh, tidak was-was
hamil lagi. Pokoknya sangat efektif karena
setelah sekali dilakukan tindakan dapat
digunakan untuk seumur hidup.”(WS3)
Keyakinan
“ya mungkin bisa disarankan disteril ya
MOW, soalnya kalo hormonal usia 35 gak Seluruh informan yang menggunakan
terlalu sehat ya, gak cocok untuk hormonal. kontrasepsi sterilisasi wanita yakin terhadap
Kalo anak lebih dari 2 risiko juga ya.”(WS4) penggunaan kontrasepsi tersebut sebagai
metode KB yang sangat efektif serta yakin
yang dimaksud dengan MOW adalah Medis untuk menggunakannya sedangkan seluruh
Operasi Wanita) atau sterilisasi wanita. informan yang tidak menggunakan kontrasepsi
Sedangkan seluruh informan yang tidak sterilisasi wanita tidak yakin untuk
menggunakan kontrasepsi sterilisasi wanita menggunakan kontrasepsi tersebut karena
bersikap negatif terhadap kontrasepsi tersebut takut, khawatir mahal, larangan agama dan
yang ditunjukkan dengan rasa takut, ribet, dan kurangnya pengetahuan mengenai kontrasepsi
tidak setuju untuk digunakan pada wanita tersebut. Berikut beberapa kutipan
dengan usia >35 tahun, jumlah anak >2 dan pernyataannya:
berisiko bila hamil lagi seperti kutipan berikut:
“Yakin, angka kegagalannya cuma 0,000,
“Ribet amat, saya juga takut jarang, intinya paten lah ya.”(WS4)
dioperasi.”(WNS3)
“enggak deh kayaknya, ya takut juga,
“enggak juga soalnya cocok-cocokan aja biayanya juga takutnya mahal karena
sih itu, kayak aku cocoknya suntik ya suntik dioperasi.”(WNS1)
aja.”(WNS4)
“enggak, karena gak boleh dalam
Persepsi risiko kehamilan agama.”(WNS6)
Seluruh informan yang menggunakan
Faktor pemungkin
kontrasepsi sterilisasi wanita berpendapat
Ketersediaan pelayanan kontrasepsi
bahwa kehamilan pada usia tua dan jumlah
anak >2 dapat terjadi risiko kehamilan, Seluruh informan baik yang menggunakan
persalinan dan kesehatan, seperti rahimnya maupun tidak menggunakan kontrasepsi
lemah, perdarahan, dan hipertensi. Sedangkan sterilisasi wanita menyatakan ketersediaan
pada informan yang tidak menggunakan pelayanan kontrasepsi sterilisasi wanita di
kontrasepsi sterilisasi wanita hanya 1 orang wilayah Pamulang hanya berada di rumah
yang memiliki persepsi terhadap risiko sakit yang memiliki fasilitas bedah. Ada pula
kehamilan tersebut. Berikut beberapa kutipan yang menambahkan bahwa di Puskesmas
pernyataannya: dapat dilakukan dalam kegiatan safari KB,
sedangkan menurut PLKB saat ini tidak ada di
“Usia di atas 35 tahun termasuk resiko
kehamilan, bisa selama kehamilan terjadi
program safari KB sterilisasi wanita. Berikut
hambatan dan saat persalinan ada kendala, beberapa kutipan pernyataannya:
kalau jumlah anak lebih dari 2, organ “Di rumah sakit. ...sudah cukup karena rumah
reprodusksinya sudah sering hamil, jadi sakit di sini sudah cukup banyak, bisa di RS,
beresiko, rahimnya jadi lemah, bisa RS bersalin.”(WS1)
perdarahan saat melahirkan. Kontrasepsi
yang cocok adalah sterilisasi atau MOW “Rumah sakit. ...di Pamulang udah banyak
ya.”(WS3) rumah sakit, misalkan di RS BH, V, SA,
banyak ya.”(WS3)
“Kalau sudah 35 ya, harus pakai kontrasepsi
ya, steril, sama dokter dimarahin kita kalau “....dan kalau gak salah juga ada pelayanan
sudah 35 enggak pakai KB, berisiko, entar ya di Puskesmas,.. yang safari KB itu.”(WS4)
190
Gambaran Perilaku Penggunaan ………… (Mizna Sabilla,Iram Barida)
“tahun lalu MOW ada, malah sebelum MOP “Biaya steril mahal seperti sesar. Bisa
MOW dulu yang digalakin, makanya banyak sampai 20 jutaan ya.”(WNS6)
kan tahun lalu, nah tahun lalu susah nyarinya,
tahun sekarag orang mungkin udah pada tau Akses informasi
dan nanyain MOW, tapi programnya gak
ada.” (PL) Seluruh informan yang menggunakan
kontrasepsi sterilisasi wanita menyatakan
mendapat informasi mengenai kontrasepsi
Persepsi jarak ke pelayanan kesehatan
sterilisasi wanita dari dokter kandungan
tempat mereka memeriksakan kandungan,
Seluruh informan baik yang menggunakan
selain itu mereka juga mendapat informasi dari
maupun tidak menggunakan kontrasepsi
sumber lain, yaitu buku dan internet.
sterilisasi wanita menyatakan jarak dari rumah
Sedangkan pada informan yang tidak
ke pelayanan kontrasepsi sterilisasi wanita,
menggunakan kontrasepsi sterilisasi wanita,
yaitu rumah sakit di wilayah Pamulang dekat
seluruhnya menyatakan tidak mendapat
dan terjangkau karena sudah banyak
informasi tentang kontrasepsi sterilisasi wanita
kendaraan umum. Berikut kutipan
dari bidan atau PLKB, ada yang hanya
pernyataannya:
mendengar dari tetangga, ada yang dari
“Terjangkau. tapi mungkin sekitar 15-30 internet dan selebihnya belum pernah
menit. Tidak ada hambatan, karena sudah mendengar tentang sterilisasi wanita. berikut
banyak RS, banyak kendaraan, angkutan kutipan-kutipan pernyataannya:
umum.”(WS1) “Dari media dan dari dokter
kandungan.”(WS1)
“Terjangkau ya, deket banget dari sini, 3
km. Kayaknya gak ada hambatan juga, RS “dari dokter kandungan.”(WS2)
kan di sini banyak ya, deket-deket
juga.”(WS6) “Belom pernah sih dikasih tau tentang steril,
denger-denger dari orang-orang aja, tapi gak
“Terjangkau lah, sudah cukup, deket ya, 5
jelas gimana-gimananya.”(WNS1)
menit. Deket-deket di sini mah, ke gaplek
bisa, SA, banyak.”(WNS1)
Faktor pendorong
Persepsi Biaya Dukungan suami
Seluruh informan yang menggunakan
Lebih dari separuh informan yang kontrasepsi sterilisasi wanita menyatakan
menggunakan menggunakan kontrasepsi mendapat dukungan dari suami dan suami
sterilisasi wanita menyatakan biaya sangatlah mempengaruhinya dalam
penggunaan kontrasepsi (Rp. 1.000.000,- - Rp. penggunaan kontrasepsi sterilisasi ini,
5.000.000,-) tersebut terjangkau, selebihnya sedangkan pada informan yang tidak
menyatakan mahal. Pada informan yang tidak menggunakan kontrasepsi sterilisasi wanita
menggunakan kontrasepsi sterilisasi wanita tidak mendapat dukungan untuk menggunakan
separuhnya menyatakan mahal seperti operasi kontrasepsi sterilisasi wanita, dengan alasan
caesar separuhnya lagi tidak mengetahui kesehatan dan larangan agama. Berikut
biayanya. Berikut kutipan pernyataannya: beberapa kutipan pernyataannya:
“emmm...dulu sekitar 4-5 jutaan sudah sama
sesar, terjangkau.”(WS2) “Suami mendukung, tempat tukar pikiran
mau KB apa, mau punya anak lagi apa
“Kalo gak salah biaya steril sekitar 1 atau 2 gak, sampai membuat keputusan untuk
jutaan. Sebenernya terjangkau gak disteril. Pas mau disteril ya nemenin,
terjangkau ya, kalau disiapin mah nganterin, bayarin. Pokoknya suami sangat
terjangkau, tapi kalau dadakan ya segitu mah berpengaruh, kan memilih untuk disteril
lumayan mahal.”(WS4) juga hanya berdua. Diskusi
berdua.”(WS1)
“spiral aja setahu saya 350-an ya apalagi
itu,mahal ya. Kalau bisa gratis mungkin akan “Saya mendukung, ngasih persetujuan, kan
lebih banyak yang pakai ya.”(WNS1) tanda tangan sebelum dioperasi, ...saya
191
Gambaran Perilaku Wanita Penggunaan ………… (Mizna Sabilla,Iram Barida)
192
Gambaran Perilaku Penggunaan ………… (Mizna Sabilla,Iram Barida)
193
Gambaran Perilaku Wanita Penggunaan ………… (Mizna Sabilla,Iram Barida)
Persepsi Jarak ke Pelayanan Kontrasepsi ayat 1 disebutkan bahwa “Dalam hal Peserta
Sterilisasi Wanita memerlukan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjutan atas indikasi medis, Fasilitas
Seluruh informan baik yang menggunakan
Kesehatan tingkat pertama harus merujuk ke
maupun tidak menggunakan kontrasepsi
Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan
sterilisasi wanita menyatakan jarak dari rumah
terdekat sesuai dengan Sistem Rujukan yang
ke pelayanan kontrasepsi sterilisasi wanita
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
dekat dan terjangkau. Dengan demikian jarak
undangan.”26 Mengenai biaya pelayanan
tidak mempengaruhi penggunaan kontrasepsi
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
sterilisasi seperti dalam penelitian Purba
(Permenkes) No 59 Tahun 2014 tentang
bahwa jarak bukan suatu hal yang dapat
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam
menghambat seseorang untuk mendapatkan
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan,
alat kontrasepsi, sehingga meskipun jarak ke
tertulis dalam lampiran tarif yaitu kode INA
rumah sakit terbilang dekat dan terjangkau
CBGs O-6-11-I, O-6-11-II, dan O-6-11-III
namun belum tentu membuat orang untuk
(Prosedur Persalinan Vaginal dengan
menggunakan kontrasepsi sterilisasi. Jika
sterilisasi &/Dilatasi & Kuret Ringan, sedang,
mereka membutuhkan alat kontrasepsi tersebut
berat), sedangkan untuk wanita yang tidak
maka mereka tidak akan mempermasalahkan
bersalin dapat digunakan kode W-1-12-I
jarak ke rumah sakit, meskipun sebenarnya
(Rawat Inap)/W-2-12-0(Rawat
jarak merupakan suatu kondisi yang
Jalan)(Prosedur Operasi membuka tuba yang
mempengaruhi seseorang dalam melakukan
terhalang/terganggu).27 Artinya, apabila ada
suatu tindakan.25 Dalam penelitian ini,
indikasi medis, baik ada tindakan persalinan
meskipun jaraknya dekat namun karena
atau tidak, maka dapat dilakukan operasi
kurangnya sosialisasi dan informasi tentang
sterilisasi dengan sistem rujukan dan biaya
sterilisasi kepada masyarakat menyebabkan
ditanggung pemerintah. Oleh sebab itu, perlu
rendahnya penggunaan kontrasepsi tersebut.
adanya sosialisasi pada masyarakat tentang
pembiayaan pelayanan sterilisasi wanita yang
Persepsi Biaya
dapat ditanggung pemerintah melalui program
Lebih dari separuh informan yang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Selain itu
menggunakan menggunakan kontrasepsi juga dapat dilakukan sosialisasi terdahulu
sterilisasi wanita menyatakan biaya apabila ingin mengadakan program Safari KB
penggunaan kontrasepsi tersebut terjangkau, sterilisasi agar dapat menjaring target yang
sedangkan pada informan yang tidak sesuai.
menggunakan kontrasepsi sterilisasi wanita
separuhnya menyatakan mahal seperti operasi Faktor Pendorong
caesar separuhnya lagi tidak mengetahui Akses Informasi
biayanya. Dalam penelitian ini, seluruh
Seluruh informan yang menggunakan
informan yang disterilisasi menyatakan
kontrasepsi sterilisasi wanita menyatakan
biayanya terjangkau sebab melakukan
mendapat informasi mengenai kontrasepsi
sterilisasi sekaligus persalinan dengan operasi
sterilisasi wanita dari dokter kandungan, buku
Caesar. Mereka menilai walaupun metode KB
dan internet. Pada informan yang tidak
ini memerlukan biaya awal yang lebih tinggi
menggunakan kontrasepsi sterilisasi wanita,
karena namun tetap lebih hemat daripada
seluruhnya menyatakan tidak mendapat
metode KB non-MKJP.10
informasi tentang kontrasepsi sterilisasi wanita
Informan yang menilai biaya sterilisasi wanita dari bidan atau PLKB bahkan ada yang belum
ini mahal berharap ada pelayanan gratis bagi pernah mendengar tentang kontrasepsi
masyarakat kurang mampu. Mengenai hal ini, tersebut. Dengan demikian akses informasi
pelayanan sterilisasi wanita dapat ditanggung mengenai apa itu sterilisasi, keunggulan dan
pemerintah di Fasilitas Kesehatan Rujukan kelemahannya, lebih baik pada pengguna
Tingkat Lanjut (FKRTL) atas rujukan dari sterilisasi wanita daripada yang tidak
fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). disterlisasi. Hal ini sesuai dengan Analisa
Hal ini dijelaskan dalam Permenkes No 71 Lanjut SDKI 2007 tentang Faktor Yang
Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Mempengaruhi Pemakaian Kontrasepsi Jangka
pada Jaminan Kesehatan Nasional pasal 15 Panjang (MKJP) oleh BKKBN bahwa akses
194
Gambaran Perilaku Penggunaan ………… (Mizna Sabilla,Iram Barida)
informasi memiliki hubungan yang bermakna Suami yang istrinya menggunakan kontrasepsi
dengan pemakaian kontrasepsi MKJP.28 Oleh sterilisasi memiliki pengetahuan yang cukup
sebab itu, untuk memperluas penyebaran baik mengenai kontrasepsi sterilisasi sehingga
informasi sterilisasi sebaiknya DPMP3AKB dapat memberi dukungan kepada istrinya
(Dinas Pemberdayaan Masyarakat dalam penggunaan kontrasepsi tersebut,
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan anak sedangkan pada suami yang istrinya tidak
dan keluarga berencana) kota Tangerang menggunakan kontrasepsi sterilisasi kurang
Selatan dapat melakukan sosialisasi dan mengetahui tentang alat kontrasepsi sterilisasi
pelatihan kepada kader, Toga dan Toma agar sehingga menyebabkan kurangnya dukungan
dapat membantu menyebarkan informasi kepada istrinya dalam penggunaan kontrasepsi
tentang kontrasepsi sterilisasi wanita kepada tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
warganya melalui posyandu, majelis taklim, Muniroh, dkk bahwa suami yang tidak
dan forum warga lainnya baik kepada ibu-ibu mengetahui tentang alat kontrasepsi MOW
maupun bapak-bapak. Pengembangan media sehingga tidak memberi dukungan pada istri.29
promosi seperti pamflet dan poster juga Oleh sebab itu, penyebaran informasi tentang
diperlukan untuk menunjang kegiatan sterilisasi wanita sebaiknya tidak hanya
penyuluhan kepada masyarakat. diberikan pada ibu-ibu tetapi juga bapak-bapak
melalui forum warga seperti majelis taklim
Dukungan Suami
atau pertemuan RW.
Seluruh informan yang menggunakan
Dukungan Tenaga Kesehatan
kontrasepsi sterilisasi wanita menyatakan
mendapat dukungan dari suami dan suami Seluruh informan yang menggunakan
sangatlah mempengaruhinya dalam kontrasepsi sterilisasi wanita menyatakan
penggunaan kontrasepsi sterilisasi ini, mendapat dukungan dari dokter kandungan
sedangkan pada informan yang tidak dengan memberi informasi dan menyarankan
menggunakan kontrasepsi sterilisasi wanita untuk dilakukan tindakan sterilisasi
tidak mendapat dukungan. Para informan dikarenakan terdapat indikasi untuk
(istri) dan informan kunci (suami) menyatakan menggunakannya seperti usia, jumlah anak 3-
dukungan yang diberikan suami terhadap istri 4, dan gangguan kesehatan yaitu hipertensi,
antara lain: menjadi tempat diskusi, memberi perdarahan, sudah operasi Caesar 3 kali.
persetujuan, membuat keputusan, membiayai, Sedangkan pada informan yang tidak
mengantar dan menemani ke pelayanan menggunakan kontrasepsi sterilisasi wanita
kesehatan. Hal ini sesuai dengan penelitian tidak mendapat dukungan baik berupa
Muniroh di Kecamatan Puger, Jember, bahwa informasi maupun saran dari bidan ataupun
dukungan suami terhadap istri dalam PLKB. Kurangnya dukungan bidan dan PLKB
pemakaian kontrasepsi berupa: dukungan pada masyarakat luas terhadap penggunaan
emosional seperti komunikasi yang baik kontrasepsi sterilisasi wanita dikarenakan
(diskusi) antara suami istri; dukungan tidak dapat dilakukan di Puskesmas, harus
penghargaan seperti memberi persetujuan diputuskan oleh dokter dan harus ada indikasi,
terhadap istri untuk menggunakan salah satu khususnya gangguan kesehatan yang apabila
alat kontrasepsi; dukungan instrumental hamil lagi dapat membahayakan ibu dan
mencakup bantuan langsung sesuai yang bayinya sehingga mengharuskan ibu tersebut
dibutuhkan individu seperti suami bersedia menggunakan kontrasepsi sterilisasi wanita.
menyediakan biaya untuk penggunaan metode Seperti dalam buku Panduan Praktis Pelayanan
kontrasepsi sterilisasi wanita, bersedia Kontrasepsi bahwa sterilisasi dapat digunakan
mengantarkan istri ke fasilitas kesehatan untuk pada wanita yang pada kehamilannya akan
penggunaan alat kontrasepsi sterilisasi menimbulkan risiko kesehatan yang serius.30
wanita.29 Menurut Hartanto, suami-istri
haruslah bersama-sama dalam memilih metode Selain itu, informan yang menggunakan
kontrasepsi terbaik, pemakaian kontrasepsi, sterilisasi memperoleh informasi yang jelas
membiayai pengeluaran kontrasepsi dan dari dokter, sedangkan informan yang tidak
memperhatikan tanda-tanda bahaya pemakaian menggunakan sterilisasi tidak memperoleh
kontrasepsi.8 informasi mengenai sterilisasi wanita di
Puskesmas ataupun Posyandu. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan bidan dan PLKB
195
Gambaran Perilaku Wanita Penggunaan ………… (Mizna Sabilla,Iram Barida)
setempat bahwa di Puskesmas dan Posyandu informan. Tak lupa kepada Prof. Dr. Sudarti
tidak dilakukan penyuluhan, namun tidak Kresno, SKM, MA selaku konsultan penelitian
menjelaskan tentang sterilisasi dikarenakan ini.
saat ini tidak ada pelayanan sterilisasi wanita
dalam program Safari KB dari BKKBN. DAFTAR PUSTAKA
Oleh sebab itu, sebaiknya PLKB dan bidan
tetap menyebarkan informasi mengenai 1. Kemenkes RI. Infodatin: Situasi dan
sterilisasi kepada masyarakat agar ibu-ibu Analisis Keluarga Berencana. 2014. Pusat
yang berisiko dapat menggunakannya, Data dan Informasi Kementerian
sementara yang tidak berisiko bisa Kesehatan RI. Diakses dari:
menggunakan MKJP lain seperti IUD dan http://www.depkes.go.id
implan. Seperti anjuran Depkes, bahwa pada 2. Badan Pusat Statistik, Badan Koordinasi
usia 30 tahun ke atas yang sedang dalam fase Keluarga Berencanan Nasional,
mengakhiri kehamilan, dapat menggunakan Departemen Kesehatan, Macro
IUD dan implan sebagai pilihan KB kedua dan International. Survei Demografi dan
ketiga.11 Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta:
KESIMPULAN 2013;16
3. Kementerian Negara Perencanaan
Faktor yang mendukung penggunaan
Pembangunan Nasional (Bappenas). Buku
sterilisasi wanita antara lain pengguna
I Agenda Pembangunan Nasional. 2014;1–
kontrasepsi sterilisasi wanita mempunyai
289. Diakses dari:
pengetahuan lebih baik, yakin terhadap
perpustakaan.bappenas.go.id
penggunaan kontrasepsi, bersikap positif
4. UNEP, UNDP. Report Indocators and
terhadap kontrasepsi tersebut dan memiliki
Data Mapping to Measure Sustainable
persepsi positif terhadap risiko kehamilan.
Development Goals (SDGs) Targets. Case
Sedangkan faktor pemungkin meliputi
of Indonesia 2015. 2015.
ketersediaan pelayanan dan persepsi jarak ke
5. Badan Pusat Statistik (BPS). Profil
pelayanan kontrasepsi sterilisasi wanita tidak
Penduduk Indonesia Hasil Supas 2015.
mempengaruhi penggunaan kontrasepsi,
2015-273 p. diakses dari:
pengguna kontrasepsi sterilisasi wanita
https://www.bps.go.id
menyatakan biayanya cukup terjangkau dan
6. Kemenkes RI. Rencana Aksi Nasional
memiliki akses informasi yang baik. Faktor
Pelayanan Keluarga Berencana Tahun
pendorong antara lain dukungan suami dan
2014-2015. Jakarta: Direktorat Jendral
saran dari dokter (tenaga kesehatan).
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
SARAN 2013
7. Depkes RI. Buku Pedoman Petugas
Untuk DPMP3AKB (Dinas pemberdayaan Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana.
masyarakat pemberdayaan perempuan Jakarta: 1993.
perlindungan anak dan keluarga berencana) 8. Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar
kota Tangerang Selatan diharapkan (National Health Survey) 2013. Kemenkes
mengadakan pelatihan lintas sektor (tokoh RI. 2013;(1):1–303.
agama, PKK, pendidikan) untuk melakukan 9. BKKBN. Profil Hasil Pendataan Keluarga
penyuluhan kepada masyarakat. Selain itu Tahun 2013. Jakarta: 2014.
perlu dilakukan sosialisasi tentang pembiayaan 10. Andria. Faktor – Faktor Yang
pelayanan sterilisasi wanita yang dapat Mempengaruhi Pasangan Usia Subur
ditanggung pemerintah melalui program JKN, (PUS) Tidak Menggunakan Alat
sosialisasi apabila ingin melakukan Safari KB Kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung
dan pengembangan media promosi kontrasepsi Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten
sterilisasi wanita. Deli Serdang. 2013. Jurnal Maternity and
Neonatal. 1 (2). Diakses dari
UCAPAN TERIMA KASIH http://id.portalgaruda.org
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada 11. WHO. Ragam Metode Kontrasepsi. EGC.
Kepala Puskesmas Pamulang, para kader Jakarta: 2007.
Posyandu Puskesmas Pamulang, dan seluruh
196
Gambaran Perilaku Penggunaan ………… (Mizna Sabilla,Iram Barida)
197