Journal Akt - Pajak

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PENGARUH EFEKTIFITAS PENYULUHAN, PENERAPAN APLIKASI SISTEM ELEKTRONIK

PERPAJAKAN DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PEMENUHAN


KEWAJIBAN PERPAJAKAN
(STUDI PADA KPP PRATAMA SURABAYA WONOCOLO)

Makalah Ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Perpajakan
Semester VII Tahun Ajaran 2018/2019

Rizki Alfani
15416262201113

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
KARAWANG
2018
PENGARUH EFEKTIFITAS PENYULUHAN, PENERAPAN APLIKASI SISTEM ELEKTRONIK
PERPAJAKAN DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PEMENUHAN
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
(STUDI PADA KPP PRATAMA SURABAYA WONOCOLO)

Rizki Alfani
(Akuntansi Perpajakan, Jurusan Akuntansi, Fakultas Binis dan Ilmu Sosial, Universitas Buana
Perjuangan Karawang)

ABSTRACT
Tax is one example of acceptability come from in-country that are very important to finance national development
and have a very large role in filling the State Treasury.The purpose of this research was to know influence
significant simultaneously or partial variable tax information, the application of application electronic system of
taxation and examination taxes on compliance rate fulfillment of an obligation taxation. This research use the kind
of research explanatory research with the approach quantitative. A method of analysis used is descriptive analysis
and inferential analysis. The population is the Taxpayer listed on the KPP Pratama Surabaya Wonocolo, with
samples taken of100 respondents.The results of this research show that the independent variables tax information,
electronic system of taxation, and examination taxes, influential simultaneously and partial against dependent
variable namely compliance rate fulfillment of an obligation taxation.Tax Information is the most dominant factor in
influencing the compliance rate fulfillment of an obligation taxation in KPP Pratama Surabaya Wonocolo. DJP have
to evaluate the procedure to electronic system of taxation for giving better service.
Key Word : Tax Information, Electronic System of Taxation, Examination, and Compliance Rate
Fulfillment of an Obligation Taxation.
PENDAHULUAN pajak merupakan kewajiban dari setiap warga
Benjamin Franklin pernah menyatakan negara, tetapi kesadaran masyarakat Indonesia
bahwa “in thisworld, nothing can be said to be sangat kurang sekali dalam hal membayar pajak
certain except taxes and death” (tidak ada hal yang secara teratur dan benar.
pasti di dunia ini kecuali pajak dan kematian). Keinginan pemerintah untuk
Pernyataan itu nampaknya dapat menjadi meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pedukung terhadap sifat hakiki dari pengenaan membayar pajak, dapat dilakukan salah satunya
pajak. Pajak merupakan salah satu contoh melalui penyuluhan pajak. Hal itu dikarenakan
penerimaan yang berasal dari dalam negeri tantangan yang harus dihadapi oleh setiap
yang sangat penting sekali untuk membiayai Direktorat Jenderal Pajak, khususnya Kantor
pembangunan nasional dan mempunyai peran Pelayanan Pajak salah satunya adalah
yang sangat besar dalam mengisi kas negara. menumbuhkan kesadaran dalam diri Wajib
Peran pajak tersebut akan semakin diperlukan Pajak (WP) dalam hal menyampaikan kewajiban
untuk masa yang akan datang, karena dengan perpajakannya.
pajak, setidaknya pemerintah dapat mengurangi Dalam rangka mencapai target
hutang negara, maka dari itu sangat diperlukan penerimaan pajak yang selalu meningkat dari
sistem pengelolaan yang semakin baik agar tahun ke tahun, pemerintah tidak hanya
penerimaan pajak dapat semakin optimal sesuai melakukan penyuluhan saja mengenai pajak.
dengan kondisi ekonomi dan kemampuan Pemerintah juga harus memiliki program untuk
masyarakat. mempermudah Wajib Pajak dalam
Teknik pengumpulan pajak yang melaksanakan kewajiban perpajakannya,
dilakukan pemerintah dalam mengumpulkan sehingga dapat memenuhi target penerimaan
pajaknya adalah dengan pemotongan dan tersebut. Program ini dilaksanakan pemerintah
pemungutan. Pemotongan dan pemungutan melalui Direktorat Jenderal Pajak dengan
pajak dibenarkan oleh hukum karena adanya melakukan modernisasi perpajakan dalam
hubungan kausalitas dari pajak dan masyarakat. pelaporan maupun pendaftaran pajak dengan
Secara umum dapat dikatakan bahwa pajak menggunakan teknologi informasi berbasis
yang dipungut secara langsung ataupun tidak sistem elektronik(e-system).
langsung akan kembali digunakan oleh Negara Indonesia dalam melaksanakan
masyarakat dalam bentuk infrastruktur dan pemungutan pajaknya, mulai 1 Januari 1984
pelayanan. Dalam hal ini masyarakatlah yang menganut self assesment system. Sistem ini
berperan dalam membayar pajak. Meskipun memberikan kepercayaan dan tanggung jawab
secara penuh kepada Wajib Pajak untuk KAJIAN PUSTAKA
menghitung, membayar dan melaporkan sendiri Pengertian Penyuluhan Pajak
kewajiban perpajakannya, sehingga diharapkan Tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang
dapat meningkatkan kesadaran pada Wajib dinilai belum terlalu tinggi, menuntut Direktorat
Pajak. Jenderal Pajak untuk terus melakukan berbagai
Pemberlakuan self assessment system, macam program demi meningkatkan kesadaran
memungkinan Wajib Pajak karena kelalaiannya, masyarakat dalam hal perpajakan. Salah satu
kesengajaan atau ketidaktahuannya, mereka program yang dilakukan adalah penyuluhan
tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya pajak. Menurut Surat Edaran Direktur Jenderal
secara benar. Oleh karena itu, perlu dilakukan Pajak Nomor : SE -98/PJ/2011 tentang pedoman
pengawasan dalam bentuk penegakan hukum penyusunan rencana kerja dan laporan kegiatan
(law enforcement) untuk mengamankan penyuluhan perpajakan unit vertikal di
penerimaan pajak dari penyalahgunaan, lingkungan direktorat jenderal pajak,
penyimpangan ataupun penyelundupan pajak. penyuluhan pajak diartikan sebagai
Peningkatan pengawasan itu salah satunya “suatu upaya dan proses memberikan
diwujudkan dengan mengoptimalkan informasi perpajakan untuk menghasilkan
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak, karena perubahan pengetahuan, keterampilan, dan
pemeriksaan pajak merupakan elemen penting sikap masyarakat, dunia usaha, aparat, serta
dari fungsi selfassessment system. lembaga pemerintah maupun non pemerintah
Dalam sistem perpajakan terdapat agar terdorong untuk paham, sadar, peduli
batasan-batasan untuk menunjukkan tingkat dan berkontribusi dalam melaksanakan
kepatuhan Wajib Pajak. Antara lain adalah kewajiban perpajakan.”
menyangkut waktu pelaksanaan kewajiban Tujuan Penyuluhan Pajak
perpajakan (time compliance) dan jumlah pajak Penyuluhan pajak merupakan kegiatan
yang harus dibayar (taxable compliance).Wajib yang dilakukan untuk membangun kesadaran,
Pajak dikatakan tidak atau kurang patuh apabila meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan
tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya, wawasan masyarakat mengenai sistem dan
seperti tidak mendaftarkan dirinya (tidak peraturan perpajakan yang berlaku, khususnya
memiliki NPWP), tidak membayar/melaporkan mengenai bagaimana caranya menjalankan
pajaknya secara benar sesuai dengan jangka kewajiban perpajakan yang sesuai dengan
waktu yang ditetapkan, atau jumlah yang undang-undang, selain itu penyuluhan pajak
dibayarkan lebih rendah dari yang sebenarnya. juga bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan
Peneliti membatasi penelitian ini hanya pemenuhan kewajiban perpajakan.
pada salah satu Kantor Pelayanan Pajak, yaitu Menurut Peratuan Dirjen Pajak Nomor:
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama PER-03/PJ/2013 tentang Pedoman Penyuluhan
Surabaya Wonocolo. KPP Pratama Surabaya Perpajakan, Penyuluhan Perpajakan bertujuan
Wonocolo yang berada dibawah pengendalian untuk meningkatkan pengetahuan dan
Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah Jawa keterampilan perpajakan, serta mengubah
Timur I ini merupakan KPP yang mempunyai perilaku masyarakat Wajib Pajak agar semakin
Wajib Pajak terbanyak di Kanwil DJP Jatim 1. paham, sadar, dan peduli dalam melaksanakan
Total Wajib Pajak yang terdaftar di KPP ini hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.
sampai dengan Desember 2012 adalah Aplikasi Sistem Elektronik Perpajakan
berjumlah 78.810. Masalah kepatuhan pajak Perkembangan yang semakin modern,
menarik untuk diteliti, apakah penyuluhan, menuntut pemerintah untuk meciptakan
aplikasi sistem elektronik perpajakan dan program guna mempermudah Wajib Pajak
pemeriksaan berpengaruh signifikan secara dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya,
simultan maupun parsial terhadap tingkat sehingga dapat memenuhi target penerimaan
kepatuhan Wajib Pajak. Maka dari itu, peneliti pajak. Program ini dilaksanakan pemerintah
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh melalui Direktorat Jenderal Pajak dengan
Efektifitas Penyuluhan, Penerapan Aplikasi melakukan modernisasi perpajakan dengan
Sistem Elektronik Perpajakan dan Pemeriksaan menggunakan teknologi informasi berbasis e-
Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan system (sistem elektronik). E-System perpajakan
PemenuhanKewajiban Perpajakan (Studi pada merupakan modernisasi perpajakan dengan
KPP Pratama Surabaya Wonocolo)”. menggunakan teknologi informasi yang dapat
mempermudah Wajib Pajak untuk melaporkan atau catatan-catatan mengenai kegiatan usaha
pajak (Pujiani, 2012). Wajib Pajak, kemudian dilakukan pengujian
1. E-SPT untuk kebenaran formal atau materiil dari
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal pembukuan tersebut, selain itu untuk meneliti
Pajak Nomor 19/PJ/2009 e-SPT adalah data apakah kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang
SPT Wajib Pajak dalam bentuk elektronik bersangkutan telah dilaksanakan sesuai dengan
yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
menggunakan aplikasi e-SPT yang Kepatuhan Pajak
disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Kepatuhan perpajakan merupakan
Maka dapat disimpulkan aplikasi e-SPT suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi
adalah aplikasi yang dibuat oleh DJP untuk semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan
digunakan oleh Wajib Pajak dalam hak perpajakannya (Nurmantu, 2003:148). Wajib
melaporkan SPT nya (agar lebih mudah Pajak dikatakan tidak atau kurang patuh apabila
dan tidak menghabiskan banyak tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya,
kertas/paperless). seperti tidak mendaftarkan dirinya (tidak
2. E-Filing memiliki NPWP), tidak membayar/melaporkan
Berdasarkan PeraturanDirektur Jenderal pajaknya secara benar sesuai dengan jangka
Pajak Nomor PER-1/PJ/2014 e-Filing adalah waktu yang ditetapkan, atau jumlah yang
suatu cara penyampaian SPT Tahunan dibayarkan lebih rendah dari yang sebenarnya.
secara elektronik yang dilakukan secara Ada 2 jenis kepatuhan dalam
online yang real time melalui website perpajakan, yaitu :
Direktorat Jenderal Pajak atau Penyedia 1. Kepatuhan Formal, kepatuhan dimana Wajib
Jasa Aplikasi atau ApplicationService Pajak memenuhi kewajiban perpajakan
Provider (ASP). sesuai dengan ketentuan Undang-undang
3. E-Registration Perpajakan yang berlaku. Misalnya, Wajib
Pengertian e-Registration berdasarkan Pajak Orang Pribadi yang telah melaporkan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor SPT PPh Tahunan sebelum atau pada tanggal
PER-24/PJ/2009 adalah sistem pendaftaran 31 Maret maka dapat dikatakan telah
Wajib Pajak dan/atau pengukuhan memenuhi ketentuan formal karena
Pengusaha Kena Pajak dan perubahan data ketentuan batas waktu penyampaian SPT
Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak Penghasilan (PPh) Tahunan bagi Wajib
Pajak melalui internet yang terhubung Pajak Orang Pribadi adalah tanggal 31 Maret.
langsung secara online dengan Direktorat 2. Kepatuhan Material, kepatuhan dimana
Jenderal Pajak. Wajib Pajak memenuhi semua ketentuan
4. E-NPWP material perpajakan yang sesuai isi dan jiwa
E-NPWP atau yang biasa disebut aplikasi Undang-undang Perpajakan. Misalnya,
pendaftaran NPWP merupakan aplikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah
untuk mendaftarkan NPWP secara massal memenuhi ketentuan formal tersebut, belum
bagi karyawan. tentu isi dari SPT PPh Tahunan tersebut telah
Pemeriksaan Pajak memenuhi ketentuan material, sehingga
Peraturan Menteri Keuangan Republik dapat dilakukan pemeriksaan terhadap isi
Indonesia Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata dari SPT PPh Tahunan tersebut untuk
Cara Pemeriksaan, menyebutkan bahwa menguji kepatuhan materialnya.
pemeriksaan pajak adalah
“serangkaian kegiatan menghimpun dan HIPOTESIS
mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam
rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pada dasarnya, pemeriksaan pajak adalah
pemeriksaan yang dilakukan atas pembukuan
Gambar 1. Model Hipotesis
Keterangan : c. Pengujian Asumsi Klasik
: Pengaruh secara simultan Adapun asumsi klasik yang digunakan
: Pengaruh secara parsial dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel penyuluhan, aplikasi sistem 1. Uji Normalitas
elektronik, dan pemeriksaan diduga dapat 2. Uji Heteroskedastisitas
berpengaruh secara simultan (bersama- 3. Uji Multikolinearitas
sama) terhadap peningkatan kepatuhan d. Pengujian Hipotesis
perpajakan 1. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
H1 : Penyuluhan, aplikasi sistem elektronik, 2. Uji F (Uji Simultan)
dan pemeriksaan tidak berpengaruh 3. Uji t (Uji Parsial)
secara simultan terhadap peningkatan e. Analisis Regresi Linier Berganda
kepatuhan perpajakan di Kantor Persamaan regresi yang digunakan
Pelayanan Pajak Pratama Surabaya adalah :
Wonocolo. Y =  + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
H2 : Penyuluhan, aplikasi sistem elektronik, Dimana :
dan pemeriksaan berpengaruh secara Y = Kepatuhan pemenuhan kewajiban
simultan terhadap peningkatan perpajakan
kepatuhan perpajakan di Kantor X1 = Penyuluhan
Pelayanan Pajak Pratama Surabaya X2 = Aplikasi e-system
Wonocolo. X3 = Pemeriksaan
2. Variabel penyuluhan, aplikasi sistem b = Koefisien garis regresi
elektronik, dan pemeriksaan diduga dapat  = Bilangan konstanta
berpengaruh secara parsial (individu) e = Faktor kesalahan
terhadap peningkatan kepatuhan
perpajakan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
H1 : Penyuluhan, aplikasi sistem elektronik, Uji Asumsi Klasik
dan pemeriksaan tidak berpengaruh 1. Uji Normalitas
secara parsial terhadap peningkatan
kepatuhan perpajakan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surabaya
Wonocolo.
H2 : Penyuluhan, aplikasi sistem elektronik,
dan pemeriksaan berpengaruh secara
parsial terhadap peningkatan
kepatuhan perpajakan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surabaya
Gambar 2. Grafik Normal Probability Plot
Wonocolo.
Berdasarkan grafik normal Probability
Plot dapat dilihat data menyebar disekitar garis
METODE PENELITIAN
diagonal dan kebanyakan mengikuti arah garis
Jenis Penelitian
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa
Penelitian ini menggunakan jenis
model regresi telah memenuhi asumsi
penelitian explanatory research atau penelitian
normalitas.
penjelasan. Penelitian ini mengambil populasi
Tabel Kolmogorov-Smirnov juga
Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama
menunjukkan bahwa model regresi telah
Surabaya Wonocolo sampai dengan Desember
memenuhi asumsi normalitas karena pada tabel
tahun 2012 yang berjumlah 78.810 Wajib Pajak
tersebut menunjukkan nilai signifikansi 0,187
dengan jumlah sampel 100 responden. Tekhnik
yang berarti lebih besar dari  = 0,10.
pengambilan sampel menggunakan probability
2. Uji Heteroskedastisitas
sampling. dan dengan menggunakan rumus Berdasarkandiagram scatterplot titik-titik
slovin.
tidak membentuk pola tertentu, dan titik titik
Analisis Data
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
1. Analisis Deskriptif
sumbu Y. Sedangkan pada uji
2. Analisis Inferensial
heteroskedastisitas melalui metode Glesjer, nilai
a. Uji Validitas
t hitung lebih kecil dari t tabel, yaitu -1,432;
b. Uji Reliabilitas
0,260; -0,337 lebih kecil dari t tabel 1,290 dan
nilai signifikansi lebih besar dari 0,10, yaitu menurun, dan apabila pemeriksaan pajak
0,155; 0,795; 0,737. mengalami peningkatan, maka kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan cenderung akan
meningkat pula.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
diketahui besarnya pengaruh variabel
bebasterhadap variabel terikat. Variabel
penyuluhan berpengaruh positif sebesar 0,229,
variabel aplikasi sistem elektronikperpajakan
berpengaruh negatif sebesar 0,096, dan variabel
pemeriksaan pajak berpengaruh positif sebesar
0,306, sehingga dapat disimpulkan tidak semua
Gambar 3. Diagram Scatterplot variabel berpengaruh positif terhadap kepatuhan
Dilihat dari dua cara pengujian di atas, pemenuhan kewajiban perpajakan.
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Pengujian Hipotesis
masalah heteroskedastisitas atau asumsi non- 1. Uji R2(Koefisien Determinasi)
heteroskedastisitas terpenuhi. Berdasarkan pengujian koefisien
3. Uji Multikolinearitas determinasi, diperoleh hasil Adjusted R2
Berdasarkan tabel hasil uji sebesar 0,488 atau sebesar 48,8%. Hal ini
multikolinearitas, dapat dilihat bahwa setiap menunjukkan 48,8% variabel kepatuhan
variabel bebas memiliki nilai tolerance> 0,1 dan pemenuhan kewajiban perpajakan akan
nilai VIF < 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa uji dipengaruhi oleh variabel bebas (penyuluhan
non-multikolinearitas terpenuhi, karena tidak (X1), aplikasi e-system(X2), pemeriksaan
terjadi multikolinearitas antar variabel bebas (X1, (X3)). Sedangkan 51,2% variabel kepatuhan
X2, X3). pemenuhan kewajiban perpajakan akan
Tabel 1. Uji Multikolinearitas dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang
Collinearity
tidak dibahas dalam penelitian ini.
Model Statistics Keterangan
Nilai R (koefisien korelasi) sebesar
Tolerance VIF
0,710 menunjukkan tingginya hubungan
non-
X1 0,946 1,057 antara variabel bebas yaitu penyuluhan (X1),
multikolinearitas
non- sistem elektronik perpajakan(X2), dan
X2 0,985 1,015
multikolinearitas pemeriksaan (X3) dengan variabel terikat
non- yaitu kepatuhan pemenuhan kewajiban
X3 0,959 1,043
multikolinearitas perpajakan.
2. Uji F (Uji Simultan)
4. Analisis Regresi Linier Berganda Diketahui nilai F hitung > F tabel yaitu
Tabel 2. Persamaan Regresi 32,453 > 2,141 ( = 0,10; df regression = 3; df
Coefficientsa
residual = 96) yang berarti analisis regresi
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
adalah signifikan. Jadi, H1ditolak dan H2
B Std. Error Beta diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
(Cons 11,426 2,126 5,375 ,000v ariabel bebas yaitu penyuluhan (X1), sistem
tant)
1 X1 ,229 ,031 ,540 7,306 ,000
elektronik perpajakan(X2) dan pemeriksaan
X2 -,096 ,056 -,124 -1,717 ,089(X3) berpengaruh secara simultan atau
X3 ,306 ,069 ,326 4,435 ,000b ersama-sama terhadap variabel terikat yaitu
Dari tabel diatas, didapat model persamaan regresi kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
sebagai berikut 3. Uji t (Uji Parsial)
Y = 11,426 + 0,229 X1 - 0,096 X2 + 0,306 X3 Pada variabel penyuluhan, nilai t hitung
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai lebih besar dari nilai t tabel, yaitu 7,306> 1,660,
berikut : nilai signifikansi juga lebih kecil dari nilai
Apabila penyuluhan mengalami alpha yaitu 0,000 < 0,10, maka H1ditolak dan
peningkatan, maka kepatuhan pemenuhan H2diterima.Artinya, variabel penyuluhan secara
kewajiban perpajakan cenderung akan meningkat signifikan mempengaruhi variabel kepatuhan
pula. Apabila aplikasi sistem elektronik pemenuhan kewajiban perpajakan.
perpajakanditingkatkan, maka kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan cenderung akan
Pada variabel sistem elektronik secara signifikan dan positif oleh
perpajakan, nilai t hitung lebih kecil dari nilai t penyuluhan.Jika dilihat dari nilai beta (0,540),
tabel, yaitu -1,717 < -1,660, nilai signifikansi penyuluhan merupakan faktor yang paling
juga lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,089 < dominan dalam mempengaruhi tingkat
0,10, maka H1ditolak dan H2diterima. Artinya, kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan di
variabel sistem elektronik perpajakan secara KPP Pratama Surabaya Wonocolo.
signifikan mempengaruhi variabel kepatuhan Berdasarkan Surat Edaran Direktur
pemenuhan kewajiban perpajakan. Jenderal Pajak Nomor: SE-98/PJ/2011 tentang
Pada variabel pemeriksaan pajak, nilai t Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan
hitung lebih besar dari nilai t tabel, yaitu 4,435 Laporan Kegiatan Penyuluhan Perpajakan Unit
> 1,660, nilai signifikansi juga lebih kecil dari Vertikal di Lingkungan Direktorat Jenderal
nilai alpha yaitu 0,000 < 0,10, maka H1ditolak Pajak, penyuluhan perpajakan merupakan suatu
dan H2diterima. Artinya, variabel pemeriksaan upaya dan proses memberikan informasi

secara signifikan mempengaruhi variabel perpajakan untuk menghasilkan perubahan


pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
masyarakat, dunia usaha, aparat, serta lembaga
Pembahasan
1. Pengaruh secara bersama-sama terhadap pemerintah maupun non pemerintah agar
variabel terikat terdorong untuk paham, sadar, peduli

Berdasarkan hasil penelitian yang dan berkontribusi dalam melaksanakan


kewajiban perpajakan. Hasil penelitian ini telah
menggunakan analisis regresi linier berganda
dengan bantuan SPPS dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan pernyataan tersebut bahwa

tidak seluruh variabel bebas dalam penelitian ini dengan penyuluhan, dapat membuat
masyarakat khususnya Wajib Pajak di KPP
berpengaruh positif terhadap variabel terikat.
Variabel bebas yang berpengaruh positif Pratama Surabaya Wonocolo menjadi semakin

terhadap variabel terikat adalah variabel paham, sadar dan peduli dengan kewajiban
perpajakannya.
penyuluhan dan pemeriksaan, sedangkan untuk
3. Pengaruh sistem elektronik perpajakan
variabel sistem elektronik
terhadap kepatuhan pemenuhan
perpajakanmempunyai pengaruh negatif dalam
kewajiban perpajakan
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
Berdasarkan analisis uji regresi dan uji
Selain itu, dari hasil uji hipotesis,
t,dapat disimpulkan bahwa kepatuhan
diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0,488
pemenuhan kewajiban perpajakan dipengaruhi
menunjukkan bahwa 48,% variabel kepatuhan
secara signifikan dan negatif oleh sistem
pemenuhan kewajiban perpajakan dipengaruhi
elektronik perpajakan.Artinya,jika sistem
oleh 3 variabel bebasnya, yaitu penyuluhan,
elektronikperpajakan terus ditingkatkan, maka
sistem elektronik perpajakan, dan pemeriksaan.
dapat berdampak negatif terhadap tingkat
Nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,710
menunjukkan besarnya hubungan antara kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan,

variabel bebas dengan variabel terikat dalam dengan kata lain, tingkat kepatuhan di KPP
Pratama Surabaya Wonocolo semakin menurun
penelitian ini.
secara signifikan.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang
menggunakan uji F, diperoleh nilai F hitung Hasil penelitian ini memperkuat hasil
sebesar 32,453 dan F tabel ( = 0,10 ; df regression penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
= 3 ; df residual = 96) adalah sebesar 2,141. Dari Pujiani (2012). Hasil penelitiannya
hasil F hitung dan F tabel dapat disimpulkan menyimpulkan bahwa e-system di KPP Pratama

bahwa model analisis regresi adalah signifikan, Palembang Ilir Timur kurang efektif karena

dan secara simultan atau bersama-sama dapat berdasarkan data ada sekitar 1755 PKP yang

mempengaruhi variabel terikat karena F hitung terdaftar di KPP Pratama Palembang Ilir Timur
> F tabel yaitu 32,453 > 2,141, maka H1 ditolak tetapi hanya sekitar 420 PKP yang melaporkan
dan H2 diterima. menggunakan e-Registration.
2. Pengaruh penyuluhan terhadap Sistem elektronik
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakanmerupakan terobosan yang
perpajakan dilakukan pemerintah melalui Direktorat
Berdasarkan analisis uji regresi dan uji Jenderal Pajak guna melakukan modernisasi
t, dapat disimpulkan bahwa kepatuhan perpajakan. Sistem elektronikperpajakan
pemenuhan kewajiban perpajakan dipengaruhi dilakukan dengan menggunakan sistem
informasi elektronik dalam memudahkan Wajib lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
Pajak untuk melaporkan, membayar maupun peraturan perundang-undangan perpajakan.
registrasi pajak lainnya. Namun dalam Pemeriksaan pajak dilakukan sebagai
penelitian ini sistem elektronik bentuk penegakan hukum (law enforcement) yang
perpajakandinilai berdampak negatif pada akan dapat memberikan efek jera bagi Wajib
kenaikan kepatuhan pemenuhan kewajiban Pajak yang telah melanggar peraturan dengan
perpajakan, hal ini dikarenakan Wajib Pajak diberikannya sanksi. Diharapkan sanksi yang
kurang menerapkan aplikasi ini saat melakukan telah didapat dari hasil perbuatannya tersebut
pemenuhan kewajiban perpajakannya, seperti dapat menimbulkan efek jera bagi Wajib Pajak
dalam melaporkan SPT dengan menggunakan e- yang melanggar dan tidak akan mengulangi
SPT atau e-Filing. Wajib Pajak merasa cara untuk kesalahannya lagi, maka secara otomatis akan
mengaplikasikan sistem elektronik perpajakan melakukan kewajiban perpajakannya dengan
ini terlalu rumit, misalnya untuk menggunakan benar dan akan meningkatkan tingkat
e-Filing, Wajib Pajak harus mempunyai e-FIN kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
terlebih dahulu, dan ada syarat-syarat untuk
mendaftar e-FIN. Selain itu, akibat masih sering KESIMPULAN DAN SARAN
adanya permasalahan teknis terkait sistem atau Kesimpulan
aplikasi e-Filing ini membuat Wajib Pajak 1. Model regresi terbebas dari masalah
kurang menggunakan sistem ini. Pada normalitas, heteroskedastisitas dan
penyampaian SPT wajib pajak badan yang multikolinearitas, sehingga telah
kompleks, dan banyak menyertakan lampiran, memenuhi syarat sebagai model regresi
membuat pelaporan pajak badan melalui e- yang baik.
Filling harus membayar ASP (ApplicationService 2. Uji F yang telah dilakukan menyimpulkan
Provider). Begitu pula dalam penyampaian e-SPT bahwa variabel yaitu penyuluhan, sistem
Wajib Pajak masih diharuskan datang ke KPP elektronik perpajakan, dan pemeriksaan
untuk menyampaikan hasil pengisian e-SPT berpengaruh secara simultan atau bersama-
tersebut. Jarangnya Wajib Pajak dalam sama terhadap variabel yaitu kepatuhan
menerapkan aplikasi sistem pemenuhan kewajiban perpajakan.
elektronikperpajakan ini yangmembuat sistem 3. Hasil uji t menyimpulkan bahwa variabel
elektronik perpajakan berdampak negatif dalam penyuluhan, sistem elektronik perpajakan,
peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dalam dan pemeriksaan pajak, berpengaruh
pemenuhan kewajiban perpajakan. signifikan secara parsial atau individu
4. Pengaruh pemeriksaan terhadap terhadap variabel kepatuhan pemenuhan
kepatuhan pemenuhan kewajiban kewajiban perpajakan.
perpajakan 4. Berdasarkan hasil penelitian yang
Berdasarkan analisis uji regresi dan uji menggunakan analisis regresi linier
t, dapat disimpulkan bahwa kepatuhan berganda dapat disimpulkan bahwa
pemenuhan kewajiban perpajakan dipengaruhi variabel bebas yang berpengaruh positif
secara signifikan dan positif oleh pemeriksaan. terhadap variabel terikat adalah variabel
Jika dilihat dari nilai beta, pemeriksaan penyuluhan dan pemeriksaan, sedangkan
merupakan faktor dominan kedua yang untuk variabel sistem elektronik
mempengaruhi tingkat kepatuhan pemenuhan perpajakanmempunyai pengaruh negatif
kewajiban perpajakan di KPP Pratama Surabaya dalam kepatuhan pemenuhan kewajiban
Wonocolo. perpajakan.
Hasil penelitian ini mendukung Saran
penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang 1. KPP Pratama Surabaya Wonocolo
dilakukan oleh Harry Patria (2011) yang sebaiknya tidak cepat puas dengan hasil
hasilnya menyebutkan bahwa pemeriksaan yang dicapai oleh kegiatan penyuluhan
memberikan pengaruh positif terhadap dalam rangka meningkatkan kepatuhan
peningkatan tingkat kepatuhan pelaporan SPT pemenuhan kewajiban perpajakan. Hal ini
maupun pembayaran/penyetoran pajak oleh dikarenakan semakin banyaknya
Wajib Pajak badan. Hasil dari penelitian ini telah modernisasi perpajakan dan sering adanya
sesuai dengan tujuan pemeriksaan pajak yaitu peraturan baru yang mengharuskan KPP
untuk menguji kepatuhan pemenuhan Pratama Surabaya Wonocolo cepat tanggap
kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan
untuk memberi penyuluhan langsung Patria, Harry (2011). Analisis Pengaruh
kepada Wajib Pajaknya. Pemeriksaan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan
2. Direktorat Jenderal Pajak sebaiknya Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Formal oleh
mengevaluasi kembali prosedur dalam Wajib Pajak Badan (Studi Kasus KPP
menggunakan sistem elektronik perpajakan Penanaman Modal Asing Dua, KPP Pratama
ini, agar menjadi lebih sederhana dan Jakarta Menteng Dua, dan KPP Pratama Jakarta
ringkas, sehingga membuat fasilitas sistem Tanah Abang Satu). Skripsi pada Sekolah
elektronikperpajakandapat melakukan Tinggi Akuntansi Negara Tangerang
pelayanan yang lebih baik lagi dikemudian Selatan : tidak diterbitkan.
hari dan dapat semakin memberikan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
kemudahan bagi Wajib Pajak. Selain itu 1/PJ/2014 tentang Tata Cara Penyampaian
seharusnya DJP memiliki ASP sendiri, Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib
sehingga DJP tidak perlu menggunakan Pajak Orang Pribadi yang Menggunakan
perusahaan penyedia jasa aplikasiuntuk Formulir 1770S atau 1770SS secara e-Filing
membantu menyampaikan SPT secara melalui Website Direktorat Jenderal Pajak
elektronik kepada DJP. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
3. Direkorat Jenderal Pajak sebaiknya lebih 19/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerimaan dan
banyak lagi memberikan motivasi kepada Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan
Wajib Pajak agar lebih yakin dan merasa Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
dimudahkan dengan menggunakan sistem 24/PJ/2009 tentang Tata Cara Pendaftaran
elektronik perpajakan, misalnya dengan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
cara memperbanyak sosialisasi melalui Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan
media elektronik, memberikan tutorial Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau
kepada Wajib Pajak mengenai cara Pengusaha Kena Pajak dengan Sistem e-
melaksanakan kewajiban perpajakan Registration
menggunakan e-system. Peraturan Menteri Keuangan Republik
4. Sebaiknya penelitian ini dapat dijadikan Indonesia Nomor 17/PMK.03/2013 tentang
acuan sebagai penelitian selanjutnya yang Tata Cara Pemeriksaan
sejenis. Variabel bebas yang digunakan Pujiani, Melli dan Rizal Effendi. 2012. Analisis
dalam penelitian ini, dapat dikembangkan Efektivitas Penggunaan E-System terhadap
lagi dengan mempertimbangkan variabel- Penerimaan Pajak di KPPPratama Palembang
variabel lain yang tidak ada dalam Ilir Timur. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
penelitian ini, yang dianggap dapat Multi Data Palembang
mempengaruhi tingkat kepatuhan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor :
pemenuhan kewajiban perpajakan. SE - 98/PJ/2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kerja dan Laporan
DAFTAR PUSTAKA Kegiatan Penyuluhan Perpajakan Unit
Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan. Vertikal di Lingkungan Direktorat Jenderal
Jakarta: Granit. Pajak
https://www.neliti.com/id/journals/jurnal-
mahasiswa-perpajakan
http://perpajakan.studentjournal.ub.ac.id/index.
php/perpajakan/article/view/59

You might also like