Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

RANCANG BANGUN LAHAN BASAH pada percobaan belum cukup dewasa,

BUATAN (ARTIFICIAL CONSTRUCTED akibatnya kinerja SSFW tidak optimal.


WETLANDS) MELALUI ALIRAN
BAWAH PERMUKAAN (SUB-SURFACE Kata Kunci: Desain, Greywater, Sub-Surface
FLOW) SETEMPAT UNTUK Flow (SSF) Wetlands
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
GREYWATER PADA UNIT RUMAH Abstrac
Increasing the number of housing is one
Artificial Constructed Wetlands Design indication of economic growth that
Through Local Sub-Surface Flow for potentially large domestic waste. Waste
Greywater Wastewater Treatment in treatment in Indonesia is more suitable to
House use the local system with sub-surface flow
technology because it’s simple, , the
Achmad Qirmiziyush Shobah Arrifzy maintenance is not as complicated as the
Program Studi Teknik Lingkungan - installation in general waste water treatment
Jurursan Keteknikan Pertanian – Fakultas in and can be apply to the local system, in
Teknologi Pertanian – Universitas addition, Sub-Surface Flow (SSF) may
Brawijaya appear as a garden that has aesthetic value.
Jl. Veteran – Mlang 65145 Results from the research was showing teh
SSFW design in housing unit that divided
Abstrak into the building of water collection, the
Peningkatan jumlah perumahan merupakan building of SSFW 1, the building of SSFW 2,
salah satu indikasi pertumbuhan ekonomi the building of SSFW 3 and the building of
yang berpotensi menimbulkan limbah SSFW 4 with overall length 29.52 m, overall
domestik yang besar. Pengolahan limbah di width of 0.659 m, the angle of 1 degree and
Indonesia lebih cocok menggunakan sistem height of 0.3 m. SSFW was using the
setempat dengan teknologi sub-surface flow ornamental plants that it were Cyperus
karena teknologi ini sederhana, perawatan alternifolius and Cyperus papyrus. Changes
yang tidak serumit instalasi pengolah air in the structure of the house were located in
limbah pada umumnya dan dapat a fence and a living room on the first floor
diterapkan pada sistem setempat, selain itu that were based on unity, harmony and
Sub-Surface Flow (SSF) dapat berupa taman interest, in order to created a good aesthetic.
yang memiliki nilai estetika. Hasil dari Discharge of waste water does not affects the
penelitian menunjukkan desain SSFW pada rate of decrease in BOD, COD, TSS and
unit rumah terbagi menjadi bangunan retention time. Average discharge had a
penampung, bangunan SSFW 1, bangunan percentage removal of BOD, COD and TSS
SSFW 2, bangunan SSFW 3 dan bangunan by 64%, 62% and 19% with the detention
SSFW 4 dengan panjang keseluruhan 29,52 time of 1.58 days or 38 hours. Maximum
m, lebar keseluruhan 0,659 m, sudut discharge had the percentage removal of
kemiringan 10 dan tinggi 0,3 m. SSFW BOD, COD and TSS by 58%, 60% and 32%
menggunakan tanaman hias yaitu Cyperus with the detention time of 1.58 days or 38
alternifolius dan Cyperus papyrus. Debit air hours. SSFW can reduce BOD and COD by
limbah tidak mempengaruhi laju 90% based on theory, but because the plants
penurunan BOD, COD, TSS dan waktu in experiment do not grown, as a result, the
tinggal. Debit ratar-rata mempunyai performance of SSFW does not optimal.
persentase removal BOD, COD dan TSS
berturut-turut sebesar 64%, 62% dan 19% Keywords: Design, Greywater, Sub-Surface
dengan waktu detensi 1,58 hari atau 38 jam. Flow (SSF) Wetlands
Debit maksimum mempunyai persentase
removal BOD, COD dan TSS berturut-turut Pendahuluan
sebesar 58%, 60% dan 32% dengan waktu Indonesia mempunyai banyak perumahan
detensi 1,58 hari atau 38 jam. SSFW dapat yang masih tidak mempunyai instalasi
menurunkan BOD dan COD hingga 90% pengolah air limbah, perumahan biasanya
berdasarkan teori, namun karena tanaman hanya dilengkapi dengan septik tank yang

1
ada pada tiap unit rumah untuk mengelola dalam hal ini adalah untuk unit rumah pada
blackwater yang berasal dari WC sedangkan perumahan. Perumahan di Kota Malang
untuk greywater yang berasal dari kegiatan mempunyai perkembangan cukup
mandi, masak, mencuci, dll akan langsung signifikan, dengan total jumlah penduduk
dibuang ke saluran drainase utama seperti Kota Malang 836.373. Penggunaan SSF-
sungai, inilah yang menyebabkan sanitasi di Wetlands dengan media tanaman Cyperus
Indonesia buruk, walaupun air limbah jenis alternifolius akan cocok diterapkan pada
greywater sebagian besar merupakan bahan unit rumah pada perumahan-perumahan di
organik yang mudah terdegradasi, namun Kota Malang, namun perlu sedikit inovasi
secara kuantitas cenderung semakin agar SSF-Wetlands dapat diterapkan pada
meningkat sejalan dengan pertumbuhan sistem on-site yang mempunyai nilai
jumlah penduduk. Alasan perumahan tidak estetika.
dilengkapi dengan pengolahan limbah cair
adalah karena perawatannya yang rumit Bahan dan Metode
dan memerlukan biaya yang tidak sedikit Bahan
(Supradata, 2005). Permasalahan lainnya Bahan yang digunakan pada penelitian ini
adalah tidak adanya tempat yang tersisa adalah:
untuk membuat instalasi limbah cair sistem 1. Limbah Domestik (greywater) : sebagai
terpusat, maka diperlukan sistem setempat bahan yang akan diteliti.
(on-site) untuk mengolah limbah cair 2. Tanaman Cyperus alternifolius :
(greywater). Teknologi yang cocok sebagai media pengolah limbah.
digunakan dalam permasalahan ini adalah 3. Tanaman Cyperus papyrus : sebagai
lahan basah buatan (Constructed Wetlands) media pengolah limbah.
karena teknologi ini sederhana, perawatan 4. Pasir Bangunan: sebagai media tanam
yang tidak serumit instalasi pengolah air tanaman.
limbah pada umumnya dan dapat 5. Kerikil : sebagai media pengolah
diterapkan pada sistem setempat. limbah.
Constructed Wetlands dapat dibedakan 6. Kaca : sebagai bahan ¬prototype.
menjadi dua jenis, yaitu jenis aliran Alat
permukaan (Free Water System) dan aliran 1. Meja : tempat bak penampung
bawah permukaan (Sub-Surface Flow), 2. Autocad 2014 : software desain
namun terdapat kekurangan dalam bangunan
penggunaan sistem aliran permukaan (Free 3. Sektchup 2015 : software desain
Water System) yaitu dapat meningkatkan bangunan dan taman
populasi nyamuk disekitar lokasi IPAL, 4. Botol Sample : sebagai tempat sample
maka aliran bawah permukaan (Sub-Surface untuk menguji nilai BOD, COD, TSS.
Flow) lebih layak digunakan sebagai 5. pH Meter : alat untuk pengukuran pH.
alternatif pengolahan air limbah domestic 6. Termometer : alat untuk pengukuran
sistem on-site pada perumahan, selain itu suhu.
Sub-Surface Flow (SSF) dapat ditampilkan 7. Pipa : saluran untuk mengalirkan air.
sebagai sebuah taman yang memiliki nilai 8. Bak penampung limbah: sebagai
estetika. Penelitian yang dilakukan oleh tempat penampungan air limbah.
Supradata berfokus pada seberapa besar 9. Bak penampung tanaman : sebagai
tanaman Cyperus alternifolius dapat tempat penampungan tanaman
menurunkan zat organik yang terkandung sebelum ditempatkan pada prototype
dalam greywater, tidak memperhitungkan 10. Lem Silikon : perekat kaca.
rancang bangun atau desain bangunan SSF- 11. Pompa air 240 volt : untuk memompa
Wetlands berdasarkan kebutuhan yang air.
diperlukan untuk sebuah objek seperti 12. Freezer : tempat penyimpanan sample
rumah, industri, atau pertanian. Perlu sementara.
dilakukan penelitian menggunakan Metode
tanaman yang sama namun rancang bangun Jenis metode penelitian dalam kajian ini
bangunan SSF-Wetlands ditetapkan merupakan rancang bangun intalasi
berdasarkan kebutuhan yang diperlukan pengolah air limbah dengan sistem

2
constructed wetlands aliran bawah Tabel 2. Hasil Perhitungan Desain Prototype
permukaan SSF (Sub Surface Flow) on-site Parameter Desain Unit Angka
menggunakan perhitungan berdasarkan m3/ja
panduan U.S. Environmental Protection Q m 0,055
Agency Office of Research and Rasio COD/BOD 1,5
Development (1988). Sistem ini
Kedalaman Bak (d) m 0,2
memanfaatkan tanaman melalui akar dan
rhizoma yang mentransfer oksigen ke dalam Porositas (α) 0,42
media subsurface dan menciptakan kondisi Hydraulic m3/m2
aerobik. Tanaman yang digunakan adalah Conductivity (ks) .jam 17,5
tanaman hias Cyperus alternifolius dan K20 1,84
Cyperus papyrus atau rumput payung. Konstanta Temperatur
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Air Minimal (KT) 1,25
desain constructed wetlands (sub surface Cross Sectional Area
m2
flow) ¬on-site pada rumah sebagai solusi (Ac) 0,31
untuk meminimalkan pencemaran limbah Lebar (W) m 1,57
domestik yang semakin meningkat seiring Luas Permukaan (As) m 2
1,04
dengan pertambahan jumlah penduduk di Panjang (L) m 0,659
kota besar. Hasil Penelitian, 2015

Hasil dan Pembahasan


Desain awal yang didapatkan dari
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1.
Desain ini hanyalah gambaran awal
spesifikasi yang dibutuhkan untuk
mengolah limbah greywater sesuai
kebutuhan.

Tabel 1. Hasil Perhitungan Desain Awal


Parameter Desain Unit Angka
m3/ha
Q ri 1,32
Rasio COD/BOD 1,505
Kedalaman Bak (d) m 0,2 Gambar 1. Prototype SSFW Skala 1:24
Porositas (α) 0,42
Hydraulic Conductivity m3/m2 Dilakukan pengujian terhadap prototype
(ks) .hari 420 untuk debit rata-rata dan maksimum.
K20 1,84 Diambil 3 sampel untuk setiap debit. Sampel
Konstanta Temperatur pertama diambil sesaat sebelum proses
Air Minimal (KT) 1,25 pengolahan dimulai. Sampel kedua diambil
Cross Sectional Area (Ac) m 2 0,31 setelah waktu detensi berakhir. Sampel
Lebar (W) m 1,57 ketiga diambil setelah penambahan waktu
Luas Permukaan (As) m2 24,87 detensi sebanyak 1 hari atau 24 jam. Sampel-
Panjang (L) m 15,82 sampel ini diuji kadar pH, bau, warna di
Waktu detensi (t) hari 1,58 lokasi penelitian, sedangkan TSS, COD dan
Hasil Penelitian, 2015 BOD dilakukan pengujian di Laboratorium
Kimia MIPA Universitas Brawijaya dengan
Perhitungan berikutnya adalah menentukan Hasil pada Tabel 3 dan Tabel 4.
desain prototype seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 2. dengan skala 1:24. Skala ini
ditentukan berdasarkan debit yang
digunakan untuk prototype yaitu m3/jam.
Debit yang digunakan adalah debit
maksimum

3
Tabel 3. Hasil Uji Sampel Limbah Debit bawah (batang dan akar) permukaan
Rata-Rata substrat. Jaringan akar tanaman tumbuh
Debit Rata-Rata horizontal dan vertikal, dan membuat
Parameter S1 S2 S3 matriks yang luas yang mengikat partikel
(0 jam) (38 jam) (62 jam) tanah dan menciptakan area permukaan
BOD5 besar untuk penyerapan nutrisi dan ion.
167 60 57
(mg/l) Akar tanaman juga menciptakan pori makro
COD dalam tanah yang memungkinkan perkolasi
185 70 62
(mg/l)
air lebih besar sehingga interaksi tanaman
TSS (mg/l) 62 50 43 dan limbah semakin meningkat. Pembuluh
pH 6,0 6,5 6,5 berongga dalam jaringan tanaman
Suhu (0C) 25 23 23 memungkinkan oksigen yang diangkut dari
Warna
Keruh Bening Bening daun ke zona akar dan tanah di sekitarnya
Kuning Kekuningan Kekuningan (Armstrong et al, 1990;. Brix dan Schierup,
Tidak Tidak 1990). Hal ini memungkinkan proses
Bau Menyengat
Berbau Berbau dekomposisi aerobik aktif mikroba dan
Hasil Penelitian, 2015 penyerapan polutan.
Tanaman air telah terbukti untuk
Tabel 4. Hasil Uji Sampel Limbah Debit melepaskan berbagai senyawa organik
Maksimum melalui sistem akar mereka lebih dari 25%
Debit Maksimum dari total karbon tetap pada proses
Parameter
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 fotosintesis. Pelepasan karbon ini dapat
BOD5 bertindak sebagai sumber makanan untuk
187 79 65 denitrifikasi mikroba (Brix, 1997). Serasah
(mg/l)
COD tanaman juga menyediakan karbon untuk
227 90 85
(mg/l) populasi mikroba. Serasah juga dapat
TSS (mg/l) 47 32 26 berfungsi sebagai biofilm meskipun tidak
pH 6,0 6,5 6,5 terlalu luas. Tanaman air menengahi
Suhu (0C) 26 24 23 transfer oksigen melalui jaringan tanaman
Keruh Bening Bening berongga dan perembesan dari sistem akar
Warna ke rizosfir dimana degradasi aerobik dari
Kuning Kekuningan Kekuningan
Tidak Tidak bahan organik dan nitrifikasi akan
Bau Menyengat
Berbau Berbau berlangsung. Tanaman lahan basah
Hasil Penelitian, 2015 memiliki adaptasi dengan lapisan suberisasi
dan mengalami lignifikasi di hipodermis
Faktor yang mengakibatkan SSFW tidak
dan korteks luar untuk meminimalkan
bekerja dengan optimal yaitu tanaman yang
tingkat perembesan oksigen.
belum siap digunakan karena usianyanya
Tanaman yang dalam pertumbuhan dan
terlalu muda. Secara umum, fungsi yang
perkembangannya masih belum mencapai
paling penting dari tanaman lahan basah
tingkat dewasa dan beradaptasi dengan
dalam kaitannya dengan pemurnian air
baik terutama pada sistem perakarannya
adalah efek fisik yang dibawa oleh
pada SSFW yang akan berdampak pada
kehadiran tanaman. Tanaman memberikan
ketersediaan mikroba. Pada prorotype
area permukaan besar untuk pertumbuhan
SSFW tanaman yang digunakan sebanyak 5
mikroba. Komponen fisik dari tanaman
dengan dua jenis tanaman dengan umur
menstabilkan permukaan memperlambat
kurang lebih 2,5 bulan untuk Cyperus
aliran air sehingga membantu dalam proses
alternifolius dan 6 bulan untuk Cyperus
sedimentasi dan akhirnya meningkatkan
papyrus. Menurut Metcalf & Eddy (2003)
transparansi air. Tanaman lahan basah
kharakteristik pertumbuhan bakteri dalam
memainkan peran penting dalam
reaktor sistem Batch, berdasarkan waktu
penurunan zat organik dan retensi nutrisi
ada 4 tahapan/fase pertumbuhan
dan membantu dalam mencegah eutrofikasi
sebagaimana tersaji dalam Gambar 2.
lahan basah. Tanaman lahan basah memiliki
biomassa yang besar baik di atas (daun) dan

4
Kran pengatur air berfungsi untuk
mengatur keluar masuknya air dari
bangunan penampung ke SSFW atau ke
saluran drainase melalui pipa. Pengaturan
dibutuhkan saat terjadi perbaikan atau
kerusakan pada SSFW sehingga air yang
ada pada bangunan penampung akan
diarahkan langsung ke saluran drainase.
Gambar desain SSFW Akhir dapat dilihat
pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Gambar 2. Fase Pertumbuhan Bakteri

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peran


utama mikroorganisme dalam
mendegradasi bahan organik dalam sistem
Wetlands tersebut, akan dapat menjelaskan
trend/kecenderungan penurunan bahan
organik dari hasil percobaan.

Tabel 5. Pertumbuhan Tanaman


Hari
Tanaman Pertumbuhan
1 3 6 8 10 13

Panjang Daun
180 223 256 285 307 309
(mm)
Panjang
C.
Batang 30 42 55 78 91 122
alternefolius
(mm)
Jumlah Batang Gambar 3. Desain Akhir SSFW Tampak Atas
17 17 17 17 17 17
(unit)
Panjang Daun
41 42 42 44 50 52
(mm)
Panjang
C. papyrus Batang 124 195 265 342 393 432
(mm)
Jumlah Batang
9 9 9 10 11 11
(unit)
Hasil Penelitian, 2015
Desain SSFW akhir terbagi menjadi empat
lima. Lima bagian tersebut adalah bangunan
penampung, bangunan SSFW 1, bangunan
SSFW 2, bangunan SSFW 3, dan bangunan
SSFW 4. Saluran masukan atau inlet berasal Gambar 4. Desain Akhir SSFW
dari 5 kamar mandi, 1 tempat cuci, dan 1
tempat jemur pakaian, akan tetapi hanya 6 Bangunan penampung merupakan tempat
inlet saja yang akan mengalami pengolahan penampungan air limbah (greywater) dari
di SSFW. Air yang berasal dari tempat berbagai tempat yang telah disebutkan pada
penjemuran pakaian akan dilalirkan penjelasan sebelumnya. Secara teknis
langsung ke saluran drainase, hal ini bangunan penampung menyatu dengan
dikarenakan kapasitas bangunan bangunan SSFW 1, hanya dipisahkan
penampung tidak akan cukup untuk dengan kerikil-kerikil sepanjang 1,6 m.
menampung air saat terjadi hujan,
kemudian terdapat juga kran pengatur air.

5
Gambar 5. Bangunan Penampung

Alasan mengapa bangunan SSFW terpisah


hingga menjadi 4 bagian karena disebabkan
Gambar 8. Bangunan SSFW 3
ruang yang tersedia tidak memungkinkan.
Perlu dilakukan renovasi rumah agar SSFW
dapat terpasang dengan baik. Penggunaan
ruang yang besar tak lepas dari faktor debit
besar yang diakibatkan banyaknya
penghuni dalam satu rumah, hal ini
menunjukkan kelemahan SSFW. SSFW
tidak cocok digunakan untuk rumah dengan
penghuni yang tidak sebanding dengan luas
bangunan, contohnya apartemen di tengah
kota.

Gambar 9. Bangunan SSFW 4

Spesifikasi untuk tiap-tiap bangunan dapat


dilihat pada Tabel 6 hingga Tabel 10.

Tabel 6. Spesifikasi Bangunan Penampung


Gambar 6. Bangunan SSFW 1 Dimensi/Ukuran/
Spesifikasi Jenis Unit
Diameter
Panjang m 5,6
Lebar m 0,659
Tinggi m 0,3
Volume m3 0,771
Beton K-225 m 0,1
Pipa PVC D Inchi 1 ¼” dan 3”
Kran Air PVC D Inchi 3”
Kerikil Kerikil cm + 2-5
Bangunan
Hasil Penelitian, 2015

Gambar 7. Bangunan SSFW 2

6
Tabel 7. Spesifikasi Bangunan SSFW 1
Spesifikasi Jenis Unit Dimensi/Ukuran/Diameter
Panjang Luar m 11,31
Lebar Luar m 0,86
Tinggi Luar m 0,59
Panjang Dalam m 11,21
Lebar Dalam m 0,659
Tinggi Dalam 1 m 0,30
Tinggi Dalam 2 m 0,49
Sudut Kemiringan Derajat 1
Jarak Tanaman C. Papyrus dan C.
m 0,5
Alternifolius
Pipa PVC D inchi 1¼
Jarak Pipa dari Permukaan m 0,23
Beton K-225 m 0,1
Kerikil Outlet Kerikil Bangunan cm +2-5
Hasil Penelitian, 2015

Tabel 8. Spesifikasi Bangunan SSFW 2


Spesifikasi Jenis Unit Dimensi/Ukuran/Diameter
Panjang Total Luar m 6,38
Lebar Luar m 0,86
Tinggi Luar m 0,49
Panjang Total Dalam m 6,19
Lebar Dalam m 0,659
Tinggi Dalam 1 m 0,30
a) 0,35
Tinggi Dalam 2 m
b) 0,36
Sudut Kemiringan Derajat 1
Jarak Tanaman C. Papyrus dan C.
m 0,5
Alternifolius
Pipa PVC D inchi 1¼
Jarak Pipa dari Permukaan m 0,23
Beton K-225 m 0,1
Kerikil Inlet Kerikil Bangunan cm +2-5
Kerikil Outlet Kerikil Bangunan cm +2-5
Hasil Penelitian, 2015

Tabel 9. Spesifikasi Bangunan SSFW 3


Spesifikasi Jenis Unit Dimensi/Ukuran/Diameter
Panjang Total Luar m 7,43
Lebar Luar m 0,86
a) 0,48
Tinggi Luar m
b) 0,55
Panjang Total Dalam m 7,23
Lebar Dalam m 0,659
Tinggi Dalam 1 m 0,30
a) 0,33
Tinggi Dalam 2 m
b) 0,40
Sudut Kemiringan Derajat 1
Jarak Tanaman C. Papyrus dan C.
m 0,5
Alternifolius
Pipa PVC D inchi 1¼
Jarak Pipa dari Permukaan m 0,23
Beton K-225 m 0,1
Kerikil Inlet Kerikil Bangunan cm +2-5
Kerikil Outlet Kerikil Bangunan cm +2-5
Hasil Penelitian, 2015

7
Tabel 10. Spesifikasi Bangunan SSFW 4
Spesifikasi Jenis Unit Dimensi/Ukuran/Diameter
Panjang Luar m 6,41
Lebar Luar m 1,11
Tinggi Luar m 0,82
Panjang Total Dalam m 6,21
Lebar Dalam m 0,659
Tinggi Dalam 1 m 0,30
Tinggi Dalam 2 m 0,41
Sudut Kemiringan Derajat 1
Jarak Tanaman C. Papyrus dan C.
m 0,5
Alternifolius
Pipa PVC D inchi 1¼
Jarak Pipa dari Permukaan m 0,23
Beton K-225 m 0,1
Kerikil Inlet Kerikil Bangunan cm +2-5
Kerikil Outlet Kerikil Bangunan cm +2-5
Hasil Penelitian, 2015
kurang dewasa, akibatnya kinerja
SSFW tidak optimal. Air kekuningan
Simpulan
disebabkan kandungan zat besi.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Desain final SSFW berupa empat bangunan
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
inti terdiri dari bangunan penampung,
1. Rancang bangun SSF-Wetland on-site
SSFW 1, SSFW 2, SSFW 3 dan SSFW 4.
mempunyai spesifikasi panjang 29,52
Perubahan pada struktur rumah terletak
m, lebar 0,659 m, kedalaman bak 0,3
pada pagar dan ruang tamu lantai satu yang
m, sudut kemiringan 10, pipa jenis
didasarkan oleh unity, harmony dan interest
PVC 1¼ inchi dan 3 inchi, beton jenis
agar tercipta estetika yang baik.
K-255 dengan ketebalan 0,1 m,
tanaman yang dipakai adalah Cyperus
Ucapan Terimakasih
alternifolius dan Cyperus papyrus Penulis banyak berterimaksih kepada
dengan jarak 0,5 m antar tanamannya, semua pihak yang telah membantu
pasir yang digunakan adalah pasir penelitian ini.
hitam dengan diameter 1 mm, kerikil
yang digunakan adalah kerikil Daftra Pustaka
bangunan dengan diameter + 0,2-0,5 Metcalf dan Eddy. 1979. Watewater
m. SSF-Wetland on-site tidak Engineering, Treatment, Disposal, Re
memerlukan pengolahan primer Use. Mc Graw-Hill, New York
terlebih dahulu karena rasio
COD/BOD kurang dari 2,5. . 1993. Wastewater
2. Debit air limbah tidak mempengaruhi Engineering Treatment Disposal Reuse.
laju penurunan BOD, COD, TSS dan McGraw-Hill Comp, New York
waktu tinggal. Debit ratar-rata
mempunyai persentase removal Supradata. 2005. Pengolahan Limbah Domestik
BOD, COD dan TSS berturut-turut Menggunakan Tanaman Hias Cyperus
sebesar 64%, 62% dan 19% dengan Alternifolius, L. Dalam Sistem Lahan
waktu detensi 1,58 hari atau 38 jam. Basah Buatan Aliran Bawah Permukaan
Debit maksimum mempunyai (SSf-Wetlands). Universitas
persentase removal BOD, COD dan Dipenogoro, Semarang
TSS berturut-turut sebesar 58%, 60%
dan 32% dengan waktu detensi 1,58
hari atau 38 jam. SSFW dapat
menurunkan BOD dan COD hingga
90% berdasarkan teori, namun karena
usia tanaman pada percobaan masih

You might also like