Professional Documents
Culture Documents
Gangguan Pola Tidur Pada Kelompok Usia Lanjut Dan Penatalaksanaannya
Gangguan Pola Tidur Pada Kelompok Usia Lanjut Dan Penatalaksanaannya
ABSTRACT
Sleep is a periodic state of rest for the body which is absolutely essential for its efficient functioning. Sleep
pattern is different in the elderly compared to younger patients. Sleep requirements diminish with ageing. From
nine hours sleep per night at the age of 12 the average sleep needs decrease to eight hours at the age of 20,
seven hours at 40, six and half hours at 60 and six hours at 80. There are sleep pattern changes in the elderly
causing them to complain of sleep discomfort. A large proportion of older people are at risk dor disturbances
of sleep that may caused by many factors such as retirement, changes in social patterns, increased use of
medications, concurrent diseases and changes in circadian rhythms. Evaluation of sleep disorders begins with
careful clinical evaluation. Emphasis was given to non-specific intervention to induce sleep in elderly patients.
Drug therapy starting with small effective doses is recommended to prevent drug cumulative effects on the
elderly. Counseling is important to promote sleep hygiene exercise, which eventually decreases the use of drug
therapy. For short term insomnia, elderly patients are given Trazolam 0.125-0.25 mg, while for long term
patients are given small dose neuroleptics such as Chlorpromazine, Levomepromazine, and Tioridazine. Elderly
patients with insomnia and depression may be given Tricyclic antidepressants, SSRI, and MAOI.
ABSTRAK
Terdapat perbedaan pola tidur pada usia lanjut dibandingkan dengan usia muda. Kebutuhan tidur akan
berkurang dengan semakin berlanjutnya usia seseorang. Pada usia 12 tahun kebutuhan untuk tidur adalah sembilan
jam, berkurang menjadi delapan jam pada usia 20 tahun, tujuh jam pada usia 40 tahun, enam setengah jam pada
usia 60 tahun, dan enam jam pada usia 80 tahun. Sebagian besar kelompok usia lanjut mempunya risiko mengalami
gangguan pola tidur sebagai akibat pensiun, perubahan lingkungan sosial, penggunaan oabat-obatan yang
meningkat, penyakit-penyakit dan perubahan irama sirkadian. Penatalaksanaan komprehensif usia lanjut dengan
insomnia terutama ditekankan pada intervensi non-spesifik untuk induksi tidur pada usia lanjut. Konseling
sangat penting untuk promosi latihan higiene tidur. Dianjurkan pemberian terapi obat dengan dosis kecil yang
efektif. Untuk insomnia jangka pendek pada usia lanjut diberikan Trazolam 0,125-0,25 mg, sedangkan untuk
insomnia jangka panjang diberikan neuroleptika dosis kecil seperti Chlorpromazin, Levomepromazin, dan
Tioridazin. Pasien usia lanjut dengan insomnia dan depresi dapat diberikan antidepresan Trisiklik, SSRI, dan
MAOI.
PENDAHULUAN
Dunia sedang mengalami revolusi demografik, Organization yang terdiri dari (1) usia lanjut
yaitu dengan meningkatnya jumlah penduduk (elderly) 60-74 tahun, (2) usia tua (old) 75-90
berusia lanjut. Usia lanjut adalah usia 60 tahun ke tahun, dan (3) usia sangat lanjut (very old) di atas
atas sesuai dengan definisi World Health 90 tahun.(1) Pada saat ini penduduk yang berusia
23
Prayitno Pola tidur usia lanjut
60 tahun atau lebih merupakan sepersepuluh dari insomnia merupakan urutan kedua setelah gejala
total penduduk, pada tahun 2050 menjadi seperlima, gugup, tegang atau “banyak pikiran”.(6)
dan tahun pada tahun 2150 menjadi sepertiganya. DepartemeKesehatan RI tahun 1999 telah
Lebih dari separuhnya tinggal di negara menerbitkan Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan
berkembang. Di Indonesia pada tahun 1999, Jiwa Usia Lanjut (Psikogeriatrik) di Puskesmas,
proporsi penduduk berusia 60-64 tahun besarnya tetapi masih diperlukan pedoman yang lebih lengkap
2,9 %, kelompok berusia 65-69 tahun sebesar 2,3%, dan rinci, khususnya mengenai gangguan tidur,
kelompok berusia 70-74 tahun 1,4%, dan penduduk sehingga diharapkan pelayanan kesehatan jiwa
berusia 75 tahun atau lebih besarnya 1,4%. 5-69 terhadap usia lanjut akan lebih memuaskan.(7)
tahun. (2) Umur harapan hidup penduduk Indonesia
pada tahun 2000 adalah 68,23 tahun, yang di atas DEFINISI
70 tahun adalah Jakarta 74 tahun, Jawa Tengah 72
tahun, Sumatera Selatan 71 tahun dan Sumatera Pola tidur adalah model, bentuk atau corak
Utara 70 tahun. tidur dalam jangka waktu yang relatif menetap dan
Lebih dari 80% penduduk usia lanjut menderita meliputi (1) jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun,
penyakit fisik yang mengganggu fungsi mandirinya. (2) irama tidur, (3) frekuensi tidur dalam sehari,
Sejumlah 30% pasien yang menderita sakit fisik (4) empertahankan kondisi tidur, dan (5) kepuasan
tersebut menderita kondisi komorbid psikiatrik, tidur
terutama depresi dan anxietas. Sebagian besar usia Tidur adalah kondisi organisme yang sedang
lanjut yang menderita penyakit fisik dan gangguan istirahat secara reguler, berulang dan reversibel
mental tersebut menderita gangguan tidur.(3) dalam keadaan mana ambang rangsang terhadap
Dengan bertambahnya usia terdapat penurunan rangsangan dari luar lebih tinggi jika dibandingkan
dari periode tidur. Kelompok usia lanjut cenderung dengan keadaan jaga.
lebih mudah bangun dari tidurnya. Kebutuhan tidur Diagnostic And Statictical Manual of Mental
akan berkurang dengan berlanjutnya usia. Pada usia Disorders edisi ke empat (DSM-IV) (8)
12 tahun kebutuhan untuk tidur adalah sembilan mengklasifikasikan gangguan tidur berdasarkan
jam, berkurang menjadi delapan jam pada usia 20 kriteria diagnostik klinik dan perkiraan etiologi. Tiga
tahun, tujuh jam pada usia 40 tahun, enam setengah kategori utama gangguan tidur dalam DSM-IV
jam pada usia 60 tahun, dan enam jam pada usia adalah gangguan tidur primer, gangguan tidur yang
80 tahun.(4) berhubungan dengan gangguan tidur mental lain,
Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan gangguan tidur lain, khususnya gangguan tidur
cukup tinggi. Pada usia ³65 tahun, mereka yang akibat kondisi medis umum atau yang disebabkan
tinggal di rumah setengahnya diperkirakan oleh zat.
mengalami gangguan tidur dan dua pertiga dari Gangguan tidur primer terdiri atas dissomnia
mereka yang tinggal di tempat perawatan usia lanjut dan parasomnia. Dissomnia adalah suatu kelompok
juga megnalami gangguan pola tidur.(5) Pada usia gangguan tidur yang heterogen termasuk : (i)
lanjut tersebut tentunya ingin tidur enak dan nyaman insomnia primer, (ii) hipersomnia primer, (iii)
setiap hari, yang merupakan indikator kebahagiaan narkolepsi, (iv) gangguan tidur yang berhubungan
dan derajat kualitas hidup. Sedangkan insomnia dan dengan pernafasan, dan (v) gangguan tidur irama
gangguan tidur yang lain dapat dianggap sebagai sirkadian. Parasomnia adalah suatu kelompok
bentuk paling ringan dari gangguan mental. gangguan tidur termasuk : (i) angguan mimpi
Penelitian mengenai insomnia yang khusus menakutkan (nightmare disorder), (ii) gangguan
untuk usia lanjut belum pernah dilakukan di teror tidur, dan (iii) gangguan tidur berjalan.
Indonesia. Salain meneliti 195 responden pasien Dari gangguan tidur primer tersebut, yang
dewasa di puskesmas Tambora, Jakarta Barat, dan berkaitan dengan usia lanjut adalah insomnia dan
mendapatkan 131 (67,2%) pasien menderita gejala hipersomnia primer. Kriteria diagnostik untuk
gangguan mental emosional. Ternyata gejala insomnia primer adalah kesulitan untuk memulai
24
J Kedokter Trisakti Vol.21 No.1
atau mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak POLA TIDUR FISIOLOGIK KARENA
menyegarkan, selama sekurangnya satu bulan. PROSES MENUA
Gangguan tidur yang disertai keletihan pada siang
hari menyebabkan penderitaan yang bermakna Fisiologi tidur dapat diterapkan melalui
secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, gambaran aktivitas sel-sel otak selama tidur, dan
pekerjaan, atau fungsi penting lain. dapat direkam dengan elektroensefalograf (EEG).
Kriteria diagnostik untuk hipersomnia primer Untuk merekam otak orang yang sedang tidur,
adalah mengantuk berlebihan di siang hari selama digunakan poligrafi EEG. Dengan cara ini kita dapat
sekurangnya satu bulan seperti yang ditunjukkan merekam stadium tidur adalah sebagai berikut: (9)
oleh episode tidur yang memanjang atau episode 1. Stadium jaga (wake)
tidur siang hari yang terjadi hampir setiap hari. EEG : Pada keadaan rileks dan mata tertutup,
Mengantuk berlebihan di siang hari menyebabkan gambaran didominasi oleh gelombang alfa.
penderitaan yang bermakna secara klinis atau Tidak ditemukan adanya kumparan tidur dan
gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau kompleks K.
fungsi penting lain. Elektrookuloagraf (EOG) : Gerakan mata
Kriteria diagnostik untuk insomnia dan berkurang, kadang-kadang terdapat artefak
hipersomnia yang berhubungan dengan gangguan yang disebabkan oleh gerakan kelopak mata
Aksis I, Aksis II atau Aksis III pada dasarnya sama Elektromiograf (EMG) : Kadang-kadang tonus
dengan gangguan tidur primer.(8) otot meninggi
Gambar 1. Struktur tidur pada usia lanjut dibandingkan dengan anak dan dewasa muda.(9)
25
Prayitno Pola tidur usia lanjut
26
J Kedokter Trisakti Vol.21 No.1
diakibatkan oleh penyakit-penyakit sistematik yang Gangguan memulai dan mempertahankan tidur
jelas (misalnya gagal jantung kongestif), sedangkan atau insomnia berkaitan dengan gangguan klinik
yang lain tanpa adanya penyebab. Deprivasi tidur sebagai berikut :
pada usia lanjut berkaitan dengan keletihan, 1. Apnea tidur, terutama apnea tidur sentral
iritabilitas, fungsi kognitif yang terganggu, 2. Mioklonus yang berhubungan dengan tidur
koordinasi yang kurang dan halusinasi. Terdapat berjalan, gerakan mendadak pada tingkat yang
peningkatan jaga dan penurunan stadium IV, serta berulang, stereotipik, unilateral atau bilateral,
berkurangnya jumlah absolut tidur REM. Tidur keluhan berupa “tungkai gelisah” (restless leg),
REM terjadi lebih awal dan lebih lama dalam tungkai kaku waktu malam, neuropatia atau
durasinya. Berkurangnya tidur REM berhubungan miopatia dan defisiensi asam folat dan besi.
dengan sindrom otak organik dan aliran darah otak. 3. Berbagai konflik emosional dan stress
Struktur tidur lebih terfragmentasi pada merupakan penyebab psikofisiologik dari
demensia Alzheimer. Pada demensia terjadi insomnia.
berkurangnya jumlah waktu tidur, stadium IV, tidur 4. Gangguan psikiatrik berat terutama depresi
REM dan kecepatan gerakan mata. seringkali menimbulkan bangun terlalu pagi
dan dapat bermanifestasi sebagai insomnia dan
BERBAGAI GANGGUAN TIDUR PADA hipersomnia. Depresi endogen berkaitan
USIA LANJUT dengan onset dini dari tidur REM dan dapat
diperbaiki secara dramatis dengan obat
Akibat penting dari penelitian dinamik untuk antidepresan.
tidur adalah diskripsi yang lebih sistematik dari 5. Keluhan penyakit-penyakit organik, misalnya
gangguan tidur. Klasifikasi oleh Association of nyeri karena arthritis, penyakit keganasan,
Sleep Disorder Centers pada tahun 1999 dianggap nocturia, penyakit hati atau ginjal dan sesak
komprehensif dan bermanfaat secara praktis. napas dapat mengakibatkan bangun berulang
Gangguan tidur yang berat pada usia lanjut pada tidur malam.
dibagi menjadi : 6. Sindrom otak organik yang kronik seringkali
1. Gangguan memulai dan mempertahankan tidur menimbulkan insomnia. Penyakit Parkinson
(disorders of initiating and maintaining sleep terganggu tidurnya 2-3 jam. Pasien Alzheimer
= DIMS) sering terbangun tengah malam dan dapat
2. Gangguan mengantuk berlebihan (disorders of menimbulkan eksitasi paradoksikal.
excessive somnolence = DOES) 7. Zat seperti alkhohol dan obat kortikosteroid,
3. Gangguan siklus tidur – jaga (disorders of the teofilin dan beta-blockers dapat menginterupsi
sleep – wake cycle) tidur. Pengobatan dengan stimulansia dan
4. Perilaku tidur abnormal (abnormal sleep gejala lepas zat hipnotika dan sedativa perlu
behaviour, parasomnias) diperhatikan untuk gangguan tidur.
27
Prayitno Pola tidur usia lanjut
28
J Kedokter Trisakti Vol.21 No.1
pasien usia lanjut dengan insomnia dan depresi, selalu dimulai dengan dosis efektif terkecil sehingga
diberikan antidepresan jenis tetrasiklik, serotonin tidak menimbulkan efek kumulatif yang berbahaya.
selective receptor inhibitor (SSRI), dan mono
amino oxisidase inhibitor (MAOI), misalnya PENUTUP
Maprotiline 10 – 25 mg, Fluxetine 20 mg pada pagi
hari atau Moclobemide dua kali 150 mg. Gangguan tidur merupakan penderitaan bagi
Penyerapan, pengolahan dan ekskresi obat pada para usia lanjut karena berhubungan dengan rasa
usia lanjut mengalami perlambatan. Oleh karena kenikmatan, kebahagiaan dan kualitas hidupnya.
itu perlu diperhatikan agar obat yang diberikan Pola tidur pada usia lanjut yang berbeda dengan
29
Prayitno Pola tidur usia lanjut
orang dewasa perlu mendapat perhatian dari para Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen
petugas kesehatan. Perubahan struktur tidur juga Kesehatan R.I.;2001
berbeda pada usia lanjut sehingga umumnya kurang 3. Buenaventura RD. Late Life Depression: Issues
dapat menikmati tidur nyenyak daripada orang in Identification and Management. Breakfast
muda. Symposium. Eli Lilly, Bangkok. 12 August 2000.
Pendekatan secara sistematik terhadap 4. Insomnia. Available from URL : http://
gangguan tidur lebih ditekankan pada pendekatan w w w. h e a l t h l i b r a r y. c o m / r e a d i n g / n c u r e /
chap61.htm.
komprehensif terhadap seluruh kondisi kesehatan
5. Sleep disorders. Available from URL : http://
fisik dan mentalnya dan lebih bersifat konservatif.
www.hsta.nlm.nih.gov/hq/Hqueats/screen/
Upaya meningkatkan higiene tidur perlu
TextBrowse/55779.
dilaksanakan di rumah maupun di panti werda. 6. Salan R. Terapi Medisinal pada Insomnia. Cermin
Terapi dengan obat-obatan psikotropika perlu Dunia Kedokteran No.53, 1988.
diberikan dengan dimulai dosis efektif paling kecil 7. Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Usia Lanjut
sehingga tidak menimbulkan efek kumulatif. (Psikogeriatrik) di Puskesmas. Depkes RI, 1999.
8. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Daftar Pustaka Disorders, Fouth Edition (DSM-IV). Washington
DC. American Psychiatric Association, 1994.
1. WHO. Definition of an older or elderly person. 9. Haponik EF. Disorder Sleep in the Elderly dalam
Available from URL : htttp://www.who.int/whosis/ Principles of Geriatric Medicine and Gerontology.
mds/mds _definition Mc Graw-Hill Inc. 1990. p. 1109-22.
2. Departemen Kesehatan R.I. Profil Kesehatan 10. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry.
Masyarakat Edisi Tahun 2001. Jakarta: Direktorat Williams & Wilkins 1996.
30