1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL HUTAN LESTARI (2018)

Vol. 6 (1) : 62 - 70

PEMANFAATAN TUMBUHAN MANGROVE OLEH MASYARAKAT DESA


BAKAU BESAR LAUT KECAMATAN SUNGAI PINYUH
KABUPATEN MEMPAWAH

(Mangrove Plants Utilization By Society Of Bakau Besar Laut Village, Sungai Pinyuh District,
Mempawah Regency)
s

Alfa Rosyada, M. Sofwan Anwari, Muflihati


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124
E-mail: alfarosyada@gmail.com

Abstract
Mangrove forests have a very important role in coastal areas. One of the knowledge about the
utilization of mangrove plants is located in Bakau Besar Laut Village Sungai Pinyuh District
Mempawah Regency. The purpose of this study was to find the kinds of mangrove, benefits and
ways of utilizing mangrove plants that was used by the society in Bakau Besar Laut Village.
Methods of data collection were done through interviews and question naires to determine the
respondents using snowball sampling technique. Data recorded from plants was the local name,
latin name, family name part of the plant used, and how to use them. Plants that used by the
society were about 23 species from 18 families, and divided into six groups of uses, namely
medicine plants (13 species), firewood (7 species), food (5 species), aromatics (4 species), wicker
craft materials (3 species), and dyes (2 species).
Keywords: Bakau besar laut village, Mangrove, snowball Sampling, the utilization of mangrove
plants.

PENDAHULUAN sumberdaya alam. Ilmu etnobotani


Tumbuhan merupakan sumberdaya sangat besar manfaatnya, khususnya
hayati yang telah digunakan manusia di bagi masyarakat yang tinggal di kawasan
seluruh bagian dunia sejak lama. mangrove.
Kebutuhan akan pengetahuan ini Hutan mangrove atau mangal adalah
semakin meningkat seiring dengan sejumlah komunitas tumbuhan pantai
semakin meningkatnya ketergantungan tropis dan sub-tropis yang didominasi
manusia terhadap tumbuhan. Kajian oleh pohon dan semak tumbuhan bunga
etnobotani muncul dan menjadi sangat (Angiospermae) terestrial yang dapat
penting dalam memahami fungsi menginvasi dan tumbuh di lingkungan
tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan air laut (Setyawan et al, 2002). Menurut
sehari-hari masyarakat pedesaan. Noor (2006) masyarakat di kawasan
Menurut Martin (1998), etnobotani pesisir atau sekitar hutan mangrove
adalah segala bentuk pengetahuan banyak menggunakan tumbuhan
(mengenai tumbuhan) yang mangrove sebagai bahan sandang,
menggambarkan hubungan antara pangan, dan papan. Produk hutan
masyarakat lokal (etnis) dengan mangrove yang sering dimanfaatkan

62
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (1) : 62 - 70

manusia adalah kayu yang digunakan identifikasi jenis tumbuhan mangrove,


sebagai bahan bakar, bahan membuat tallysheet, kamera dan recorder. Data
perahu, tanin untuk pengawet jaring, yang dikumpulkan dalam penelitian ini
lem, bahan pewarna kain dan lain-lain. meliputi data primer dan data sekunder.
Pengetahuan tentang pemanfaatan Data primer yaitu data yang diperoleh
tumbuhan mangrove terletak di Desa dari hasil wawancara langsung dengan
Bakau Besar Laut Kecamatan Sungai masyarakat sebagai responden.
Pinyuh Kabupaten Mempawah. Sedangkan data sekunder berupa data
Penduduk yang mendiami Desa Bakau kondisi umum lokasi penelitian.
Besar Laut adalah Suku Melayu. Penentuan responden dilakukan
Masyarakat Melayu di Desa Bakau dengan wawancara semi terstruktur
Besar Laut telah lama memanfaatkan dengan menggunakan kuisioner.
tumbuhan mangrove untuk kebutuhan Pemilihan responden dilakukan dengan
hidup sehari-hari. Informasi tumbuhan menggunakan metode snowball
mangrove yang dimanfaatkan oleh sampling, jadi pada metode ini kita
masyarakat belum banyak tersedia, menentukan responden kunci untuk
maka perlu dilakukan penelitian kemudian menentukan responden yang
mengenai kajian etnobotani di kawasan lain berdasarkan informasi dari
mangrove Desa Bakau Besar Laut responden sebelumnya. Pengolahan dan
Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten analisis data dilakukan dengan cara
Mempawah. Penelitian ini bertujuan tabulasi guna menyajikan data spesies
untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan, tumbuhan, famili, habitus, bagian
manfaat dan cara pemanfaatan tumbuhan tumbuhan yang digunakan serta manfaat
mangrove. Keanekaragaman jenis dan cara pemanfaatannya. Hasil analisis
tumbuhan di kawasan mangrove Desa data disusun berdasarkan kelompok
Bakau Besar cukup tinggi, namun data kegunaan, persentase habitus dan
dan informasi tentang kekayaan jenis persentase bagian tumbuhan yang
tumbuhan maupun jenis yang berpotensi dimanfaatkan.
masih sangat kurang. HASIL DAN PEMBAHASAN
METODOLOGI PENELITIAN Hasil wawancara dan survei di
Penelitian dilaksanakan di Desa lapangan, masyarakat Melayu di
Bakau Besar Laut Kecamatan Sungai kawasan mangrove Desa Bakau Besar
Pinyuh Kabupaten Mempawah. Objek Laut Kecamatan Sungai Pinyuh
dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Mempawah telah
dan tumbuhan di kawasan mangrove memanfaatkan 23 spesies tumbuhan
Desa Bakau Besar Laut. Alat yang mangrove yang termasuk ke dalam 18
digunakan antara lain kuisioner, buku famili (Tabel 1).

63
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (1) : 62 - 70

Tabel 1. Daftar Tumbuhan di Kawasan Mangrove yang dimanfaatkan Masyarakat


Desa Bakau Besar Laut Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten
Mempawah (List of Useful Plants in Mangrove Area Used by the Community
Bakau Besar Laut Village, Sungai Pinyuh District, Mempawah Regency)

Jenis
No Nama Lokal Nama Latin Famili Habitus Kegunaan
Mangrove
1 Api-api hitam Avicennia lanata Avicenniaceae Pohon Sejati Kb
2 Api-api putih A. marina Avicenniaceae Pohon Sejati Kb
3 Bakau Rhizophora stylosa Rhizophoraceae Pohon Sejati Kb
4 Bakau R. apiculata Rhizophoraceae Pohon Sejati Kb
5 Cengkodok Melastoma candidum Melastomataceae Perdu Ikutan O, A
6 Beluntas Pluchea indica Asteraceae Perdu Ikutan O, P
7 Dadap laut Clerodendrum inerme Verbenaceae Perdu Ikutan O
8 Jeruju Acanthus ilicifolus Acanthaceae Herba Sejati O
9 Ketapang Terminalia cattapa Combretaceae Pohon Ikutan O
10 Kedabu Sonneratia ovate Sonneratiaceae Pohon Sejati O, P, A
11 Keladi air Sagittaria guyanensis Alismataceae Herba Ikutan Ak
12 Lakom Cayratia trifolia Vitaceae Liana Ikutan P, A, W
13 Letop-letop Passiflora foetida Passifloraceae Herba Ikutan O
14 Mengkudu Morinda citrifolia Rubiaceae Perdu Ikutan O
O, P, Kb,
15 Nipah Nypa fruticans Arecaceae Pohon Sejati
Ak
16 Nyireh Xylocarpus granatum Meliaceae Pohon Sejati A, W
17 Pakis laot Acrostichum speciosum Pteridaceae Herba Sejati O
18 Pandan duri Pandanus odoratissima Pandanaceae Pohon Ikutan Ak
19 Serunai laut Melanthera biflora Asteraceae Herba Ikutan O
20 Tancang Bruguiera gymnorrhiza Rhizophoraceae Pohon Sejati P, Kb
21 Tancang racun B. cylindrical Rhizophoraceae Pohon Sejati Kb
22 Tapak kude Ipomoea pes-caprae Convolvulaceae Herba Ikutan O
23 Waru laut Hibiscus tiliaceus Malvaceae Pohon Ikutan O

Keterangan: O : Obat P : Pangan A : Aromatik Ak : Anyaman dan kerajinan Kb : Kayu baka


W : warna

Terdapat 23 spesies tumbuhan Nagalawan Kabupaten Serdang Bedagai


mangrove yang terdiri 11 spesies Sumatera Utara, terdapat 8 spesies
mangrove sejati dan 12 spesies tumbuhan mangrove yang dimanfaatkan,
mangrove ikutan dari 18 famili dengan terdiri dari 5 spesies mangrove sejati dan
famili terbanyak adalah Rhizophoraceae. 3 spesies mangrove ikutan dari 8 famili
Habitus yang paling banyak digunakan dengan habitus terbanyak adalah pohon
adalah pohon (12 spesies) dan yang (Lubis, 2017). Habitus pohon memiliki
paling sedikit adalah liana (1 spesies). jumlah jenis terbanyak karena hampir
Hal ini berbeda dengan penelitian seluruh bagian dapat dimanfaatkan
sebelumnya di hutan mangrove untuk kehidupan sehari-hari.
Kampung Nipah Desa Sungai

64
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (1) : 62 - 70

Pemanfaatan Tumbuhan Mangrove


Obat
2
3 Kayu Bakar
13
4 Pangan
Aromatik
5
Kerajinan
7
Zat Warna

Gambar 1 Pemanfaatan Tumbuhan Mangrove Berdasarkan Kelompok Kegunaan


(Utilization of Mangrove Plants Based on Group Usefulness)

Pemanfaatan tumbuhan mangrove Kabung Kota Padang, terdapat 17 spesies


didominasi oleh tumbuhan obat (13 mangrove yang dimanfaatkan masyarakat.
spesies), hal ini dikarenakan tumbuhan Tumbuhan mangrove sebanyak 17 spesies
mangrove penghasil obat mudah tersebut 11 spesies tumbuhan mangrove
didapatkan dan sudah dimanfaatkan secara dimanfaatkan sebagai obat dan 15 spesies
turun-temurun oleh masyarakat. Menurut digunakan untuk pemanfaatan lain (Sari,
penelitian sebelumnya di hutan mangrove 2013).
Teluk Buo Kecamatan Bungus Teluk

Persentase Bagian Tumbuhan Mangrove


UMBI 3% yang Dimanfaatkan
KULIT 3%
BUNGA 3%
BIJI 6%
AKAR 12%
BATANG 21%
BUAH 26%
DAUN 38%
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
Jumlah Spesies

Gambar 2. Persentase Bagian Tumbuhan Mangrove yang Dimanfaatkan (Percentage of


Useful Mangrove Plants)

65
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (1) : 62 - 70

Pada Gambar 2. dapat dilihat bagian buahnya bisa dimakan langsung ada juga
yang paling banyak dimanfaatkan adalah yang diperas dan diminum airnya
daun, baik dimanfaatkan sebagai contohnya jeruju (A.ilicifolus), letop-letop
kebutuhan sebagai obat-obatan maupun (P.foetida), dan mengkudu (M.citrifolia).
pangan, Hal tersebut juga sejalan dengan Tumbuhan mangrove yang sering
penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) digunakan oleh masyarakat Melayu Desa
yang menyebutkan bahwa bagian tanaman Bakau Besar Laut sebagai tumbuhan obat
yang paling banyak oleh masyarakat di antara lain Jeruju (A.ilicifolus) dan waru
hutan mangrove di Teluk Buo Kecamatan laut (H.tiliaceus). Jeruju digunakan untuk
Bungus Teluk Kabung Kota Padang adalah mengobati bisul, luka bakar, dan koreng,
bagian daun sebanyak 12 jenis. Tingginya sedangkan waru laut digunakan untuk
frekuensi pemanfaatan bagian daun sebagai mengobati demam, maag, dan batuk.
bahan obat tampak terkait dengan beberapa Berdasarkan penelitian yang dilakukan
keunggulan seperti jumlah ataupun oleh Rizki (2013), menyebutkan bahwa
produktivitas daun yang lebih banyak, lebih terdapat 9 jenis tumbuhan mangrove yang
mudah diperoleh dibandingkan dengan digunakan oleh masyarakat Kanagarian
bagian lain dan penggunaannya yang relatif Mangguang Kota Pariaman, diantaranya
lebih mudah karena banyak yang dapat A.ilicifolius, N.fructicans, H.tiliaceus, dan
digunakan secara langsung. M.candidum. Spesies ini merupakan
Tumbuhan Mangrove Sebagai Obat spesies yang sama terdapat di Desa Bakau
Masyarakat Desa Bakau Besar Laut Besar Laut yang digunakan untuk
memanfaatkan tumbuhan mangrove keperluan obat-obatan sehari-hari. Hal ini
sebagai obat sebanyak 13 spesies dari 12 dikarenakan dalam pemanfaatannya, jenis-
famili (Tabel 1). Tumbuhan Mangrove jenis ini cukup mudah ditemukan sekitar
digunakan untuk mengobati 33 macam pemukiman masyarakat yang dekat dengan
penyakit diantanya demam, keputihan, kawasan mangrove serta persentase
luka, koreng, bisul, maag, hipertensi dan penggunaan masing-masing tumbuhan
sebagainya. tersebut terbilang cukup tinggi karena
Bagian dari tanaman obat yang paling dinyatakan aman dan efektif
banyak di manfaatkan adalah bagian menyembuhkan beberapa penyakit
daunnya. Cara penggunaan tumbuhan tertentu.
mangrove sebagai obat diantaranya: (a) Tumbuhan Mangrove Penghasil Pangan
Obat yang diminum: tumbuhan direbus Masyarakat Desa Bakau Besar Laut
kemudian airnya diminum contohnya memanfaatkan tumbuhan mangrove
beluntas, dadap laut, cengkodok, dan sebagai pangan sebanyak 5 spesies dari 5
jeruju. Penggunaan obat luar: (b) tumbuhan famili (Tabel 1). Tumbuhan mangrove
di tumbuk, ditempel, oleskan serta usapkan penghasil pangan bagi masyarakat Desa
pada yang sakit contohnya pakis laot, Bakau Besar laut diantaranya adalah buah
serunai laut, tapak kude, beluntas dan waru kedabu (S. ovata) yang dapat dijadikan
laut. (c) Obat yang dikonsumsi langsung: dodol, permen, selai, saus dan sirup. Proses

66
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (1) : 62 - 70

pembuatan masih dilakukan secara Pembuatan tepung buah nipah


tradisonal serta membutuhkan alat dan (N.fructicans) sedikit berbeda dengan
bahan yang sederhana, diantaranya tepung buah tancang. Pemilihan buah nipah
pembuatan dodol mangrove menggunakan yang akan dijadikan tepung harus dengan
buah S.ovata (kedabu) sebagai bahan buah yang benar-benar tua, keras, dan putih
utama, selanjutnya buah kedabu yang mengkilap. Buah tua tersebut kemudian
matang dan utuh di ambil sari patinya diparut menggunakan mesin, hasil parutan
dengan cara diperas. Sari pati tersebut tersebut dijemur pada panas matahari yang
kemudian dimasak dengan mencampurkan terik hingga kering. Penjemuran harus
bahan tambahan seperti santan kelapa, gula, dilakukan pada musim panas, karena jika
vanili, tepung ketan atau pepaya. Adonan tidak maksimal atau cuaca tidak
diaduk terus menerus sampai warna mendukung maka tepung nipah yang
kelihatan coklat. Proses awal pembuatan dihasilkan pun gagal karena warna yang
dodol mangrove hampir sama dengan umumnya putih berubah menjadi kebiruan.
pembuatan sirup, yang membedakan Tahap terakhir, bakal tepung yang sudah
adalah proses penyaringan dilakukan 2 kali kering kemudian digiling halus hingga
dengan kain kasa yang berfungsi untuk menjadi tepung yang berwarna putih.
mengambil sari murni dari buah kedabu, Penelitian yang dilakukan Baderan
selanjutnya sari murni buah kedabu (2013), di pesisir Toroseaje diperoleh 3
dimasak dengan mencampurkan gula spesies mangrove yang dapat diolah
hingga mengental menjadi sirup. menjadi produk pangan yaitu spesies
Tumbuhan mangrove penghasil A.alba, B.gymnorrhiza, dan Sonneratia
pangan berkarbohidrat tinggi yang alba sebagai olahan pangan tambahan
dimanfaatkan masyarakat Desa Bakau yang dapat dijadikan tepung mangrove, stik
Besar Laut adalah tancang asin, stik manis, cake, pudding, kacang
(B.gymnorrhiza). Pengolahan tancang keong, dan dodol. Hal ini sedikit berbeda
menjadi tepung melewati proses karena masyarakat Desa Bakau Besar Laut
perebusan, pengupasan dan perendaman tidak memanfaatkan jenis Avicennia
air yang sudah diberikan campuran arang sebagai bahan pangan, sedangkan
kayu kemudian mengganti air berulang kali masyarakat pesisir Toroseaje tidak
hingga warna buah menjadi coklat muda. memanfaatkan N.fructicans sebagai bahan
Buah yang direndam dicuci terlebih dahulu, pembuatan tepung nipah dikarenakan
proses perendaman dengan arang keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
bertujuan untuk menghilangkan tanin masyarakat pesisir dalam pengolahannya
serta zat racun yang terdapat pada buah berbeda-beda, sehingga ada tumbuhan
mangrove tersebut. Tahap selanjutnya mangrove di daerah tertentu yang
dijemur dibawah terik matahari, setelah dimanfaatkan sebagai pangan tetapi di
kering kemudian digiling. Tepung tancang daerah lain tidak dimanfaatkan.
siap diolah menjadi kerupuk, nastar, Tumbuhan Mangrove Aromatik
brownis dan aneka kue lainnya.

67
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (1) : 62 - 70

Masyarakat Desa Bakau Besar Laut Tumbuhan Mangrove Penghasil Kayu


memanfaatkan tumbuhan mangrove Bakar
sebagai zat aromatik sebanyak 4 spesies Masyarakat Desa Bakau Besar Laut
dari 4 famili (Tabel 1). Tumbuhan memanfaatkan tumbuhan mangrove
aromatik yang digunakan oleh sebagai kayu bakar sebanyak 7 spesies dari
masyarakat sebagai penghasil bedak 3 famili (Tabel 1). Bagian yang
dingin alami yang dihasilkan dari bau dimanfaatkan adalah pohon yang mati dan
harum khas buah dan biji kedabu (S.ovata) ranting kayu yang kering. Menurut
serta biji buah nyireh (X.granatum). masyarakat sekitar, kayu api-api dan bakau
Menurut Hardjito (2008) biji pada sangat baik untuk dijadikan kayu bakar
tumbuhan mangrove mengandung Sun karena menghasilkan panas yang baik,
Protector Filter (SPF22) yang berfungsi tahan lama serta memberikan aroma yang
sebagai tabir surya yang dapat dijadikan sedap pada masakan. Sebagaimana
sebagai pelindung kulit dari sengatan sinar penelitian yang dilakukan oleh Fatriani
ultraviolet sehingga dapat mencegah (2005), menyatakan kualitas briket arang
terjadinya kanker kulit.. Sebelum dari campuran kayu bakau dan api-api
digunakan untuk masker bedak dingin, memenuhi standar Jepang, yaitu kadar abu
buah nyireh harus direndam terlebih dahulu (semua perlakuan yaitu 3,5475 – 4,7274%),
untuk menghilangkan zat tanin, setelah itu kadar air 7,4552%, nilai kalor 6208,6680
buah nyireh ditumbuk atau blender hingga kal/gr. Nilai tersebut artinya semakin tinggi
halus. Sebagaimana penelitian Sri (2014) nilai kalor briket arang yang dihasilkan
pada uji fitokimia biji dari tumbuhan X. maka akan semakin baik untuk
rumphii dapat digunakan untuk melindungi dipergunakan sebagai bahan bakar karena
kulit dari sinar matahari. Biji X. rumphii semakin tinggi nilai kalor yang dihasilkan
mengandung senyawa alkaloid, flavonoid maka sumber energi yang dihasilkan juga
serta fenol Senyawa-senyawa tersebut semakin besar sehingga dapat
berfungsi sebagai antioksidan yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti
menangkal radikal bebas, mencegah minyak tanah. Masyarakat juga
kerusakan sel kulit sehingga proses menggunakan batang nipah untuk
degenerasi sel terhambat. campuran kayu bakar, fungsinya agar
Tumbuhan aromatik lainnya yang mempercepat dan mempermudah proses
telah dimanfaatkan adalah buah lakom menghidupkan api.
(C.trifolia) dan daun cengkodok Tumbuhan untuk Anyaman dan
(M.candidum) sebagai penyedap pada Kerajinan
masakan yang berfungsi untuk Masyarakat Desa Bakau Besar Laut
menghilangkan aroma tak sedap seperti memanfaatkan tumbuhan mangrove
aroma bau amis dan jengkol, sehingga sebagai anyaman dan kerajinan sebanyak 3
menghasilkan rasa dan bau yang khas pada spesies dari 3 famili (Tabel 1). Proses
masakan. pembuatan pandan duri dan keladi air
cukup sederhana dan hampir sama, yang

68
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (1) : 62 - 70

membedakan adalah pada pandan duri pewarna makanan dengan cara pengolahan
menggunakan daunnya dan keladi air yang benar.
menggunakan akarnya. Cara pembuatan Jenis pewarna lainnya adalah terdapat
anyaman akar keladi air dimulai dari dari kulit pohon nyireh yang sudah tua.
mendidihkan air di dalam dandang, Kulit pohon nyireh tersebut mengandung
setelah mendidih memasukkan cuka, tanin yang cukup kuat. Masyarakat
wantex dan garam. Aduk hingga rata lalu biasanya merendam kulit pohon nyireh
masukkan akar keladi air. Rebus bahan- selama beberapa hari hingga menghasilkan
bahan tersebut sekitar 20 menit, setelah air yang berwarna merah. Air yang
proses perebusan selesai cuci bahan- mengandung tanin tersebut di pakai untuk
bahan tersebut dengan air bersih kemudian ‘nyamak’ istilah masyarakat pesisir Melayu
dijemur hingga kering. Proses ini berguna adalah merendam pukat ke air nyireh agar
agar anyaman yang dihasilkan menjadi pukat tersebut tahan lama. Sebagaimana
tahan lama. penelitian Aini (2014), menyimpulkan
Tumbuhan Mangrove Penghasil Zat bahwa ekstrak kloroform kulit batang
Warna tumbuhan nyireh mengandung komponen
Masyarakat Desa Bakau Besar Laut kimia flavonoid, fenolik, steroid, tanin, dan
memanfaatkan tumbuhan mangrove saponin. Manfaat air rendaman dari kulit
sebagai zat warna sebanyak 2 spesies dari 2 pohon nyireh bagus untuk membersihkan
famili (Tabel 1). Masyarakat menggunakan lantai kayu sehingga kayu terlihat bersih,
pewarna alami yang terdapat pada sari buah kemerahan dan mengkilat .
lakom yang berwarna ungu untuk Kesimpulan
mewarnai kue, selai, dan campuran 1. Jenis tumbuhan mangrove yang
minuman agar menambah daya tarik. dimanfaatkan oleh masyarakat di
Penelitian Neliyanti (2014), menyatakan kawasan mangrove Desa Bakau
bahwa Buah lakum mengandung zat warna Besar Laut Kecamatan Pinyuh
alami (pigmen) dari golongan antosianin, Kabupaten Mempawah sebanyak 23
flavonoid, saponin, alkaloid serta memiliki spesies yang terdiri mangrove sejati
aktivitas antioksidan. Sebelum diolah dan mangrove ikutan dari 18 famili
menjadi pewarna makanan, buah lakom dengan famili terbanyak adalah
yang berwarna ungu harus direndam Rhizophoraceae.
terlebih dahulu dengan air garam selama 2. Tumbuhan mangrove yang
kurang lebih 3 jam untuk menghilangkan dimanfaatkan oleh masyarakat di
zat saponin yang menimbulkan gatal. kawasan mangrove Desa Bakau Besar
Setelah direndam buah yang utuh dimasak Laut dikelompokan kedalam 6
dengan mencampurkan sedikit air hingga kelompok kegunaan, diantaranya
buah hancur menjadi cairan yang berwarna sebagai obat, kayu bakar, pangan,
ungu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aromatik, anyaman dan kerajinan, serta
buah lakom aman digunakan untuk bahan zat warna.

69
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (1) : 62 - 70

3. Cara pemanfaatan tumbuhan mangrove Hardjito L. 2008. Biji mangrove Tameng


sebagian besar diantaranya dihaluskan, Sengatan Ultraviolet. Media
dimasak, direndam, dianyam dan Indonesia. Jakarta
dikonsumsi langsung. Bagian yang Martin G.J. 1998. Etnobotani. Natural
paling banyak digunakan adalah daun History Publicationdan WWF.
sedangkan bagian yang paling sedikit Malaysia.
adalah bunga, kulit, dan umbi. Neliyanti. 2014. Ekstrasi Dan Uji Stabilitas
Saran Zat Warna Dari Buah Lakum
Perlu penelitian lanjutan untuk (Cayratia trifolia (L.) Domin).
Jurnal FMIPA Untan 3:86-93.
mengetahui kandungan kimia pada
tumbuhan mangrove dengan cara Aini N. 2014. Fitokimia Dan Uji
pengelolaan yang praktis, sehingga Bioinsektisida Isolat Dari Ekstrak
Kulit Batang Tumbuhan Nyiri Batu
pemanfaatan tradisional tetap menjadi
Terhadap Ulat Grayak. UNESA
pilihan utama masyarakat. Journal Of Chemistry 3:58-62.
DAFTAR PUSTAKA Noor, Y.R., M. Khazali, dan I.N.N
Sari D.M. 2013. Studi Etnobotani Hutan Suryadiputra. 2006. Panduan
Mangrove Di Teluk Buo Kecamatan Pengenalan Mangrove di Indonesia.
Bungus Teluk Kabung Kota Padang. Dirjen Perlindungan Hutan dan
Jurnal BioScience 2:116-123. Konservasi Alam. Bogor.
Baderan D.W. 2015. Diversifikasi produk Rizki. 2013. Jenis Tumbuhan Mangrove
olahan buah mangrove sebagai yang dimanfaatkan Masyarakat
sumber pangan alternatif masyarakat SebagaiBahan Obat di Kanagarian
pesisir Toroseaje Kabupaten Mangguang Pariaman. Jurnal
Pohuwato Provinsi Gorontalo. BioScience 2:111-115.
Prosiding Seminar Nasional
Setyawan, A.D., S.W Ari dan Sutarno.
Masyarakat Biodiversity Gorontalo
2002. Biodiversitas Genetik, Spesies,
Indonesia tanggal 15 Januari 2015.
dan Ekosistem Mangrove di Jawa.
Fatriani. 2005. Kualitas Briket Arang Dari [Skripsi]. Universitas Sebelas Maret,
Campuran Kayu Bakau (Rhizophora Surakarta
macronata Lamck) dan Api-api
(Avicennia marina Vlerk) Pada
Berbagai Tekanan. Jurnal Hutan
Tropis Borneo 2:62-70.
Lubis R. 2017. Kajian Etnobotani
Tumbuhan Mangrove Oleh
Masyarakat Kampung Nipah Dususn
III Desa Sei Nagalan Kecamatan
Perbaungan Kabupaten Serdang
Bedagai Sumatera Utara. Jurnal
Biosains 3:62-70.

70

You might also like