Professional Documents
Culture Documents
Tabel Sifat Huruf
Tabel Sifat Huruf
Men
N Huru Nafa Lida Lanca
Suara emp
o f s h r
el
Istifa Infita Ishma
1 أ Syiddah Jahr
l h t
Rokhow Ham Istifa Infita Ishma
2 ه ah s l h t
Tawasut Istifa Infita Ishma
3 ع h
Jahr
l h t
Rokhow Ham Istifa Infita Ishma
4 ح ah s l h t
Rokhow Isti’l Infita Ishma
5 غ ah
Jahr
a h t
Rokhow Ham Isti’l Infita Ishma
6 خ ah s a h t
Isti’l Infita Ishma
7 ق Syiddah Jahr
a h t
Ham Istifa Infita Ishma
8 ك Syiddah
s l h t
Istifa Infita Ishma
9 ج Syiddah Jahr
l h t
Rokhow Ham Istifa Infita Ishma
10 ش ah s l h t
Rokhow Istifa Infita Ishma
11 ي ah
Jahr
l h t
Rokhow Isti’l Ithba Ishma
12 ض ah
Jahr
a q t
13 ل Tawasut Jahr Istifa Infita Idzlaq
h l h
Tawasut Istifa Infita
14 ن h
Jahr
l h
Idzlaq
Tawasut Istifa Infita
15 ر h
Jahr
l h
Idzlaq
Ham Istifa Infita Ishma
16 ت Syiddah
s l h t
Isti’l Ithba Ishma
17 ط Syiddah Jahr
a q t
Istifa Infita Ishma
18 د Syiddah Jahr
l h t
Rokhow Ham Istifa Infita Ishma
19 ث ah s l h t
Rokhow Istifa Infita Ishma
20 ذ ah
Jahr
l h t
Rokhow Isti’l Ithba Ishma
21 ظ ah
Jahr
a q t
Rokhow Istifa Infita Ishma
22 ز ah
Jahr
l h t
Rokhow Ham Istifa Infita Ishma
23 س ah s l h t
Rokhow Ham Isti’l Ithba Ishma
24 ص ah s a q t
Rokhow Ham Istifa Infita Ishma
25 ف ah s l h t
Istifa Infita
26 ب Syiddah Jahr
l h
Idzlaq
Tawasut Istifa Infita
27 م h
Jahr
l h
Idzlaq
Rokhow Istifa Infita Ishma
28 و ah
Jahr
l h t
فتفثرَ قمخن له ب
(ب )ف ر م ن ل ب
11. Ishmat
Ishmat secara bahasa artinya diam atau menahan. dalam istilah ilmu
tajwid, ishmat adalah membunyikan huruf dengan berat dan tertahan.
Hurufnya selain huruf idzlaq.
12. Lin
Lin adalah membunyikan huruf dengan lunak/lembut. Hurufnya ( )يdan (
Berikut pemaparannya:
1. Kata yang huruf terakhirnya sukun
Apabila kita mewaqafkan kata yang huruf terakhirnya sukun, maka cara bacanya tetap atau
tidak ada perubahan. Contoh:
ت
هكوتر خ- تلخ يفهخولتخد
2. Kata yang huruf terakhirnya berharakat
Jika huruf terakhir berharakat baik itu harakat tunggal atau tanwin selain tanwin fathah, maka
cara bacanya dengan mensukunkan huruf terakhirnya. Contoh:
أتتحصد ← أتتحخد
توهرهسلققه ← توهرهسلقخه
3. Kata yang huruf terakhirnya berharakat tanwin fathah
Kalau ada kata yang berakhiran tanwin fathah atau fathatain dan dibaca waqaf selain ta’
marbuthah, maka cara bacanya dengan mengganti tanwin fathah dengan fathah saja dan
dibaca panjang 2 harakat. Contoh:
ًتحقكخيمماً ← تحقكخيتما
يهخسمرَا ← يهخسترَا
4. Kata yang huruf terakhirnya berharakat dan sebelumnya huruf sukun
Huruf terakhirnya disukunkan namun tidak dengan suara penuh dan lidah tetap pada
mahkrajnya. Contoh:
َتوالختفخجقرَ ← توالختفخجخر
تكاًلخعقخهقن ← تكاًلخعقخهخن
5. Kata yang huruf terakhirnya berharakat dan sebelumnya huruf mad
Disukunkan huruf terakhirnya dan dibaca panjang dengan ukuran 2-6 harakat. Contoh:
يفهخنقفهقخوتن ← يفهخنقفهقخوخن
قباًلخعقتباًقد ← قباًلخعقتباًخد
6. Kata yang huruf terakhirnya berharakat dan sebelumnya huruf lin
Huruf lin adalah wau sukun dan ya’ sukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah. Nah cara
bacanya disukunkan huruf akhirnya dan dibaca panjang dengan ukuran 2-6 harakat. Contoh:
ف ← قمخن تخخو خ
ف قمن خو ط
خ تخ
فصخي خ
ف ← توال ثصخي ق
توال ث
7. Kata yang huruf terakhirnya alif atau alif layyinah (Alif berbentuk Ya’)
Kalau ada kata berakhiran alif atau alif layyinah (alif berbentuk ya’) dan harakat sebelumnya
fathah dan diwaqafkan, maka dibaca panjang 2 harakat.
ًضتحىَ – آتمثنا
توال ض
8. Kata yang berakhiran ta’ marbuthah
Ta’ marbuthahnya disukunkan dan bunyinya berubah menjadi ()ه. Contoh:
تراقضيتةم ← تراقضيتخه
اتلختقاًقرتعةه ← اتلختقاًقرتعخه
9. Kata yang huruf terakhirnya bertasydid
Huruf terakhirnya disukunkan namun tasydidnya tidak dihilangkan. Contoh:
قباًخلتوق ← قباًخلتضق
قمخنفههثن ← قمخنفههضن
Itulah cara membaca kata yang diwaqafkan dengan berbagai bentuk. Semoga bermanfaat.
Tafkhim dan Tarqiq (Lafadz Allah, Huruf
Ro’, Isti’la dan Istifal)
Salah satu pembahasan ilmu tajwid adalah hukum tafkhim dan tarqiq.
Tafkhim artinya tebal dan tarqiq artinya tipis. Tafkhim dan tarqiq
diterapkan dalam lafadz Allah, huruf ro’ dan huruf yang bersifat isti’la dan
istifal. Untuk lebih jelasnya lagi silahkan simak penjelasan berikut.
توأتخجصرَ تكبقيص۞ – ت خ
۞َخيفصر
3. Isti’la dan Istifal
Tafkhim juga diterapkan pada huruf yang bersifat isti’la. Isti’la adalah
membunyikan huruf dengan mengangkat pangkal lidah ke langit-langit
mulut, sehingga bunyi huruf menjadi lebih tinggi, tebal dan berat.
Hurufnya ada 7 yaitu:
(ضخغطط ققخظ )خ ص ض غ ط ق ظ
ص ض
هخ ث
Lawan sifat isti’la adalah istifal dan harus dibaca tarqiq atau tipis. istifal
adalah menurunnya pangkal lidah dari langit-langit (tetap berada di
bawah) ketika mengucapkan huruf, sehingga bunyi huruf menjadi rendah,
tipis dan ringan. Hurufnya ada 21 yaitu:
ت قعضز تمخن هيتوهد تحخرَفتهه اقخن تسثل تشتكاً )ث ب ت ع ز م ن ي ج و د ح ر ف ه أ ن س
ثتفبت ت
(ل ش ك ا
Sekian dan demikian.
1. Mad Wajib Muttashil ~ صلل
ممتت ص وواصجلب وملد dan 2. Mad Jaiz Munfashil ~ صلل
مملنفو ص وجائصلز وملد
1. Mad Wajib Muttashil
Wajib artinya : harus.
Muttashil artinya : dalam satu kata.
Mad Wajib Muttashil adalah apabila Mad Thobi'i bertemu dengan Huruf Hamzah dalam
satu kata, maka harus panjang 4 atau 5(lima) harakat ketika bersambung(washal), 6
harakat ketika berhenti (waqaf).
Mana yang dipilih ? Intinya adalah bukan pada pilihan 4 atau 5 ketukan, tetapi pada ke-
konsisten-an dalam mempraktekkannya. Misalnya, jika kita memilih membaca Mad Wajib
Muttashil dengan 5 ketukan maka kita harus konsisten mempraktekkannya pada semua
bacaan yang berformula mad ini.
Pada contoh di atas, ada 4 kotak tulisan berwarna merah. Itulah contoh empat buah kata
yang masing-masing memuat Mad Thobi’i + Hamzah (dalam 1 kata).
Apabila diasumsikan panjang Mad Wajib Muttashil adalah 5 ketukan, maka cara membaca
Mad Wajib Muttashil adalah sebagai berikut :
Panjang Mad Wajib Muttashil pada kata “sawa” adalah 5 ketukan, yaitu dari ketukan ke-2
hingga ketukan ke-6. Karena itu, praktek pembacaan Mad Wajib Muttashil adalah :
Ketukan ke-2 berbunyi “wa”. Pertahankan bunyi “wa” hingga ketukan ke-6. Yang
terdengar panjang adalah suara “a”-nya. Kira-kira, kalau satu huruf “a” mewakili satu
ketukan, bunyi lengkap Mad Wajib Muttashil adalah “sawaaaaaun”. Bunyi vokal “a” dari
ketukan ke-2 hingga ketukan ke-6 TIDAK BOLEH TERPUTUS. Bunyi “a” akan
menghilang berbarengan dengan jatuhnya bunyi “un” pada ketukan ke-7.
2. Mad Jaiz Munfashil
Jaiz artinya : boleh.
Munfashil artinya : di luar kata.
Mad Jaiz Munfashil adalah apabila Mad Thobi'i bertemu dengan Huruf Hamzah
(hamzah berupa huruf alif) di lain kata. Mad Thobi’inya terletak pada akhir sebuah kata,
kemudian hamzahnya terletak di awal kata berikutnya, dibaca panjangnya boleh 4 atau 5
harakat ketika bersambung(washal), 2 harakat ketika waqaf(berhenti).
Mana yang dipilih ? Intinya adalah bukan pada pilihan 4 atau 5 ketukan, tetapi pada ke
konsistenan dalam mempraktekkannya. Misalnya, jika kita memilih membaca Mad Jaiz
Munfashil dengan 5 ketukan maka kita harus konsisten mempraktekkannya pada semua
bacaan yang berformula mad ini.
Saran:
Agar bacaan terdengar bagus, sebaiknya, panjang Mad Jaiz Munfashiil disamakan dengan
panjang Mad Wajib Muttashil, sehingga menjadi singkron. Bila Mad Wajib Muttashiil
dibaca dengan durasi 5 ketukan, maka Mad Jaiz Munfashiil sebaiknya juga 5 ketukan.
Cara Membaca Mad Jaiz Munfashil : Apabila diasumsikan panjang Mad Jaiz
Munfashil adalah 5 ketukan, maka cara membaca Mad Jaiz Munfashiil adalah sebagai
berikut:
Panjang bacaan Mad Jaiz Munfashil pada kata “idza” adalah 5 ketukan, yaitu dari ketukan
ke-3 hingga ketukan ke-7. Karena itu, praktek pembacaan Mad Jaiz Munfashil adalah :
Ketukan ke-3 berbunyi “dza”. Pertahankan bunyi “dza” hingga ketukan ke-7. Yang
terdengar panjang adalah suara “a”-nya. Kira-kira, kalau satu huruf “a” mewakili satu
ketukan, bunyi lengkap Mad Jaiz Munfashil adalah “waidzaaaaa-adh”. Bunyi vokal “a”
dari ketukan ke-3 hingga ketukan ke-7 TIDAK BOLEH TERPUTUS. Bunyi 'a' akan
menghilang berbarengan dengan jatuhnya bunyi 'adh' pada ketukan ke- 8
erbedaan Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil
Ada kesamaan rumus antara Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil. Keduanya
timbul dari Mad Thobi’i + Hamzah. Bedanya hanya pada letak hamzah-nya saja. Pada
Mad Wajib Muttashil, Hamzah terletak dalam satu kata. Sedangkan pada Mad Jaiz
Munfashiil, Hamzah terletak pada kata yang berbeda.
Coba anda lihat, penulisan bentuk hamzah pada Mad Wajib Muttashil berikut :
Kemudian… bandingkan dengan penulisan bentuk hamzah pada Mad Jaiz Munfashil
berikut :
Ternyata penulisan hamzah di depan (sebagai tanda mad jaiz) dan di belakang (sebagai
tanda mad wajib) sangat berbeda.
3. Mad 'Aridl Lissukun ~ سمكلولن وملد وعاصر لdan 4. Mad Badal ~ وملد بوودلل
ض صللِ س
3. Mad ‘Aridl Lissukun
Mad ‘Aridl Lissukuun adalah Mad Thobi'i yang diikuti oleh huruf hidup yang dimatikan,
karena ada di akhir bacaan (posisi waqof).
Boleh jadi, akhir bacaan itu pas terjadi di akhir ayat (ditandai nomor ayat). Atau bisa juga
terjadi di tengah ayat, yang karena terbatasnya nafas, bacaan harus terhenti sebelum akhir
ayat. Mad ‘Aridl Lissukun hanya terjadi pada akhir bacaan (posisi waqof). Durasi yang
diperkenankan untuk Mad ‘Aridl Lissukun adalah 2, atau 4 atau 6 ketukan. Mana yang
dipilih ? Intinya adalah bukan pada pilihan 2, 4 atau 6 ketukan, tetapi pada ke-konsisten-an
kita dalam mempraktekkannya. Misalnya, jika kita memilih membaca Mad ‘Aridl Lissukuun
dengan 4 ketukan, maka kita harus konsisten mempraktekkannya pada semua akhir bacaan
mad ini. Untuk memperjelas penjelasan tentang Mad ‘Aridl Lissukun, mari kita simak contoh
berikut:
Deret huruf yang ditampilkan dengan warna merah, itulah deret huruf yang
menunjukkan Mad ‘Aridl Lissukun. Tentunya dengan syarat, bahwa pembaca akan
mengakhiri bacaan pada setiap akhir ayat. Bila Surat Attiin dibaca total hanya dengan satu
nafas (tidak berhenti kecuali di akhir surat) maka Mad ‘Aridl Lissukun hanya terjadi pada
akhir ayat terakhir. Untuk diingat, Mad ‘Aridl Lissukun hanya terjadi pada akhir bacaan
(posisi waqof).
Dengan asumsi panjang Mad ‘Aridl Lissukuun adalah 4 ketukan, maka cara membaca Mad
“Aridl Lissukuun adalah sebagai berikut:
Panjang ketukan dari bunyi “nin” adalah 4 ketukan, yaitu dari bunyi “ni” pada ketukan ke-
7 hingga bunyi “..n” pada ketukan ke-10. Karena itu, praktek pembacaan Mad ‘Aridl
Lissukuun adalah :
Ketukan ke-7 berbunyi “ni”. Pertahankan bunyi “ni” hingga ketukan ke-10, sehingga
bunyi “ni” akan bersambung dengan bunyi “n”. Jadi yang terdengar panjang adalah
suara “i”-nya. Kira-kira, kalau satu huruf “i” mewakili satu ketukan, bunyi lengkap
contoh di atas adalah “wathuurisiiniiiin”. Bunyi “..n” pada ketukan ke-10 akan
menghilang berbarengan dengan jatuhnya ketukan ke-11.
4. Mad Badal
Badal artinya : pengganti
Mad Badal yaitu pemanjangan suara pada Huruf Hamzah, sebagai pengganti hamzah
yang dihilangkan. Panjang Mad Badal adalah 2 ketukan saja.
Contoh Mad Badal adalah :
Penggalan ayat tersebut di atas, terdiri atas 10 huruf. Karena spasi tidak mendapatkan
ketukan, maka potongan ayat tersebut harus dibaca dalam 10 ketukan yang sama, rata dan
teratur.
Pada contoh di atas, bacaan mad badal terjadi pada ketukan ke-3 dan 4. Panduan cara
membaca Mad Badal adalah sebagai berikut :
Ketukan ke-3 berbunyi “a”. Pertahankan bunyi “a” hingga ketukan ke-4. Bunyi “a”
berakhir sebelum ketukan ke-5 saat bunyi “ma” diucapkan.
5. Mad ‘Iwadh
Mad ‘Iwadl yaitu mad yang terjadi ketika berwaqaf (berhenti membaca) pada huruf yang
berakhiran fathatain (tanwin fathah) kecuali tanwin fathah pada ta' marbutah [ ] ـة.
Mad ‘Iwadl panjangnya 2 ketukan saja.
Untuk ta' marbutah [ ] ـةyang berharakat fathah tanwin, jika diwakafkan tidak dibaca
sebagai mad Iwadh namun dibaca sebagai h' mati (h).
Contoh Mad ‘Iwadl adalah :
Sebelum kita memulai belajar cara membaca Mad ‘Iwadl, kita review dulu aturan ketukan
dalam membaca Alqur’an :
* Ketukan harus rata, tetap dan teratur
* Setiap huruf mendapatkan hak 1 ketukan
* Spasi tidak diketuk
* Huruf Sukun (mati) tetap mendapatkan hak 1 ketukan
* Huruf ber-tasydid mendapatkan hak 2 ketukan
Mari kita simak dan praktekkan bersama, cara pembacaan Mad ‘Iwadl, sebagaimana
ilustrasi berikut:
Penggalan ayat tersebut di atas, terdiri atas 13 huruf. Karena spasi tidak mendapatkan
ketukan, maka potongan ayat tersebut harus dibaca dalam 13 ketukan yang sama, rata dan
teratur. Pada contoh di atas, bacaan mad ‘Iwadl terjadi pada ketukan ke-12 dan 13.
Panduan cara membaca Mad ‘Iwadl adalah sebagai berikut : Ketukan ke-12 berbunyi “la”.
Pertahankan bunyi “la” hingga ketukan ke-13. Yang dibaca panjang adalah suara “a”-nya.
Bunyi “la” berakhir/hilang pada ketukan ke-14.
6. Mad Layyin
Layyin artinya : lembut.
Mad Lin (atau juga disebut Mad Layyin) adalah mad yang terjadi pada akhir bacaan
(posisi waqof/berhenti membaca) dengan formula : Huruf Layyin + satu huruf (yang
sebenarnya hidup, tapi dimatikan, karena ada di posisi waqof).
Huruf Layyin yaitu wawu dan ya mati sebelumnya berharakat fathah, [ ي
ـ و ل/ ]وـ لو
Contoh Mad Layyin : ف فسوو ف..dibaca ف ~ فسوو وsauuuuf ف فخوو ف..dibaca ف ~ فخوو و
بفوي ف.....dibaca ت
khauuuuf ت ~ بفوي وbaiiiit فشويءء..dibaca ~ فشويوءsyaiiii'
Mad Lin hanya terjadi pada akhir bacaan (posisi waqof) yang berformula tersebut di atas.
Mad Lin tidak mungkin terjadi di awal/tengah bacaan. Durasi yang diperkenankan untuk
Mad Lin adalah 2, atau 4 atau 6 ketukan. Mana yang kita pilih ? Intinya adalah bukan pada
pilihan 2, 4 atau 6 ketukan, tetapi pada ke-konsisten-an kita dalam mempraktekkannya.
Misalnya, jika kita memilih membaca Mad Lin dengan 4 ketukan, maka kita harus konsisten
mempraktekkannya pada semua akhir bacaan yang berformula mad ini. Di antara contoh
Mad Lin adalah seperti tersebut pada Surat Quroisy sebagaimana berikut:
Deret huruf yang ditampilkan dengan warna merah, itulah deret huruf yang
menunjukkan formasi Mad Lin. Tentunya dengan syarat, bahwa pembaca akan mengakhiri
bacaan pada setiap akhir ayat. Bila Surat Quroisy dibaca total hanya dengan satu nafas
(tidak berhenti kecuali di akhir surat) maka Mad Lin hanya terjadi pada akhir ayat terakhir.
Untuk diingat, Mad Lin hanya terjadi pada akhir bacaan (posisi waqof).
Dengan asumsi panjang Mad Lin adalah 4 ketukan, maka cara membaca Mad Lin adalah
sebagai berikut :
Panjang ketukan dari bunyi “roisy” adalah 4 ketukan, yaitu dari bunyi “ro” pada ketukan
ke-8 hingga bunyi “..sy” pada ketukan ke-11. Karena itu, praktek pembacaan Mad Lin
adalah :
Ketukan ke-8 berbunyi “ro”. Bunyi “i” dimulai pada ketukan ke-9. Pertahankan bunyi “i”
hingga ketukan ke-11, sehingga bunyi “roi” akan bersambung dengan bunyi “sy”. Jadi
yang terdengar panjang adalah suara “i”-nya. Kira-kira, kalau satu huruf “i” mewakili
satu ketukan, bunyi lengkap contoh di atas adalah “li-iilaafiquroiiisy”. Bunyi “..sy” pada
ketukan ke-11 akan menghilang berbarengan dengan jatuhnya ketukan ke-12.
Perhatian :
Pada contoh di atas, “i” pada bunyi “roi” diucapkan secara halus, tersambung dengan
bunyi “o” sehingga menjadi “oi”. Bunyi “i” tidak diucapkan sebagai konsonan yang
mandiri, sehingga membaca secara terpotong “ro-iiisy” adalah salah. Pembacaan yang
benar, adalah menggabungkan “oi” menjadi satu, yaitu bunyi “oi” terdengan halus.
Saran :
Agar bacaan terdengar bagus, sebaiknya, panjang Mad Lin disamakan dengan panjang Mad
‘Aridl Lissukuun, sehingga menjadi singkron. Bila Mad ‘Aridl Lissukuun dibaca dengan
durasi 4 ketukan, maka Mad Lin sebaiknya juga 4 ketukan.
8. Mad Farqi
Mad Farqi adalah mad yang terjadi dari pertemuan antara Mad Badal dan Huruf
Bertasyid. Durasi Mad Farqi adalah 6 harokat.
Kasus mad ini hanya terjadi di 4 tempat dalam Al-quran, yaitu pada : -surat Al-An’am (6)
ayat 143 -144, -surat Yunus (10) ayat 59 dan -surat An-Naml (27) ayat 59. Berikut ini adalah
Mad Farqi (perhatikan tampilan berwarna merah) :
Ketukan ke-3 berbunyi “a”. Pertahankan bunyi “a” hingga ketukan ke-8. Pada ketukan
ke-8, bunyi huruf tasydid setelahnya (dzal) terbawa. Yang terdengar panjang adalah suara
“a”-nya. Kira-kira, kalau satu huruf “a” mewakili satu ketukan, bunyi lengkap Mad
Farqi adalah “Qul aaaaaadzakaraini”. Bunyi vokal “a” dari ketukan ke-3 hingga bunyi
“dz” pada ketukan ke-8 TIDAK BOLEH TERPUTUS.
Ketukan ke-3 berbunyi “a”. Pertahankan bunyi “a” hingga ketukan ke-8. Pada ketukan
ke-8, bunyi huruf tasydid setelahnya (lam) terbawa. Yang terdengar panjang adalah suara
“a”-nya. Kira-kira, kalau satu huruf “a” mewakili satu ketukan, bunyi lengkap Mad
Farqi adalah “Qul aaaaaalloohu”. Bunyi vokal “a” dari ketukan ke-3 hingga bunyi “l”
pada ketukan ke-8 TIDAK BOLEH TERPUTUS.