Clinical Pathway Icu

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 91

SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

SPO
INTENSIVE CARE UNIT

RUMAH SAKIT UMUM


YARSI PONTIANAK

Jl. Tanjung Raya II Pontianak Timur

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

DAFTAR ISI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


INTENSIVE CARE UNIT

No Judul SPO No. Document


1 CRITERIA MASUK RUANG RAWAT ICU SPO-8/ICU/001
2 PENGECUALIAN PASIEN UNTUK DIRAWAT DI RUANG ICU SPO-8/ICU/002
3 MASUK RUANG INTENSIF (ICU) MAX 2 ORANG SPO-8/ICU/003
4 PENERIMAAN PASIEN BARU SPO-8/ICU/004
5 TRANSPORTASI PASIEN KRITIKAL SPO-8/ICU/005
6 PERALATAN & OBAT-OBATAN UNTUK TRNASPORTASI KELUAR RSIA SPO-8/ICU/006
7 KRITERIA PASIEN KELUAR RUANG RAWAT ICU SPO-8/ICU/007
8 INDIKASI PASIEN KELUAR DARI ICU SPO-8/ICU/008
9 PROSEDUR KONSULTASI DAN KRITERIA PASIEN MASUK ICU SPO-8/ICU/009
10 MENERIMA RUJUKAN PASIEN DARI RUMAH SAKIT LUAR SPO-8/ICU/010
11 MEMINDAHKAN PASIEN KERUMAH SAKIT LAIN SPO-8/ICU/011
12 TATA CARA PENGISIAN REKAM MEDIK ICU SPO-8/ICU/012
13 TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN PERAWAT DARI UNIT LAIN SPO-8/ICU/013
14 MENERIMA RENCANA MEDIK LISAN SPO-8/ICU/014
15 MENERIMA RENCANA MEDIK TERTULIS SPO-8/ICU/015
16 PERTEMUAN TIM DOKTER YANG MERAWAT PASIEN DI ICU SPO-8/ICU/OI6
17 MELENGKAPI LEMBAR OBSERVASI PASIEN ICU SPO-8/ICU/017
18 KONSUL ANTAR DOKTER SPESIALIS SPO-8/ICD/018
19 PASIEN MASUK RUANG RAWAT INTENSIF (ICU) SPO-8/ICU/019
20 PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF (ICU) SPO-8/ICU/020
PERENCANAAN DAN PENGADAAN PERALATAN RUANG RAWAT
21 SPO-8/ICU/021
INTENSIF
22 PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT RUANG RAWAT INTENSIF SPO-8/ICU/022
23 DAN PELAPORAN KEGIATAN PELAYANAN DI RUANG RAWAT INTENSIF SPO-8/ICU/023
24 PROSEDUR PENYIMPANAN OBAT-OBATAN ICU SPO-8/ICU/024
25 MEMELIHARA PERALATAN DI RUANG INTENSIF SPO-8/ICU/025
26 EVAI.UASI HASIL PERAWATAN PASIEN DI RUANG RAWAT INTENSIF SPO-8/ICU/026
27 PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG RAWAT INTENSIF SPO-8/ICU/027
28 PENATALAKSANAAN K 3 DI RUANG RAWAT INTENSIF SPO-8/ICU/028
PROSEDUR PERBAIKAN TERHADAP PERALATAN DI RUANG INTENSIF
29 SPO-8/ICU/029
YANG MALFUNGSI
30 KALIBRASI PERALATAN TERTENTU DI RUANG INTESIF SPO-8/ICU/030
31 STERILISASI ALAT-ALAT DI RUANG INTENSIF SPO-8/ICU/031
32 PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN SUCTION DI RUANG INTENSIF SPO-8/ICD/032
33 KEWASPADAAN UNIVERSAL DI ICU SPO-8/ICU/O33
34 PEMELIHARAAN ALAT ELECTROCARDIOGRAM (ECG) DI ICU SPO-8/ICU/034
35 PEMELIHARAAN TABUNG SUCTION SPO-8/ICU/035
36 PEMELIHARAAN BED SIDE MONITORING SPO-8/ICU/036
37 PEMELIHARAAN TEMPAT TIDUR KHUSUS SPO-8/ICU/037
38 PEMELIHARAAN (DEKONTAMINASI) ALAT HUMIDIFIER OKSIGEN SPO-8/ICU/038
39 MEMELIHARA KUKU SPO-8/ICU/039
40 PENGOPERASIAN PULSE OXYMETER DI RUANG ICU SPO-8/ICU/040
41 PEMELIHARAAN PIPA ENDROTAKEA SPO-8/ICU/041
42 EXTUBASI SPO-8/ICU/042
43 PENGGUNAAN PASIEN MONITOR SPO- 8/ICU/043

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PENGGUNAAN VENTILATOR MERK MEKI ICS SU : M2 (DEWASA, BAYI,


44 SPO-8/ICU/044
DAN ANAK)
CALIBRASI VENTILATOR TANPA HUMIDIFIER DAN SETTING
45 SPO-8/ICU/045
VENTILATOR
46 PENGGUNAAN DC-SHOCK PRIMEDIC DEFFI-B (DEFIBRILATOR) SPO-8/ICU/046
47 PEMASANGAN PIPA OROFARING SPO-8/ICU/047
48 PRMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL SPO-8/ICU/046
49 MENGGUNAKAN INFUSION/SYRINGE PUMP SPO-8/ICU/049
50 MELAKSANAKAN EKG SPO-8/ICU/050
51 RESUSITASI CAIRAN SPO-8/ICU/051
STANDAR PROSEDUR PENGGUNAAN LAMPU TINDAKAN DI RUANG
52 SPO-8/ICU/052
INTENSIF
53 PROSEDUR PERMINTAAN DARAH KE BANK DARAH PMI SPO-8/ICU/053
54 TATA CARA PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI ICU SPO-8/ICU/054
55 PEMBERIAN TRANFUSI DARAH SPO-8/ICU/055
56 PEMBERIAN ANDRENALIN (EPINEFRIN) UNTUK RESUSITASI SPO-8/ICU/056
57 PEMBERIAN SULFAS ATROPHINE UNTUK RESUSITASI SPO-8/ICU/057
58 MEMBERIKAN OKSIGEN SPO-8/ICU/058
59 PEMBERIAN DOPAMIN SPO-8/ICU/059
60 PEMBERIAN DOBUTAMIN SPO-8/ICU/060
61 PEMBERIAN NOREPHINEPHRINE SPO-8/ICU/061
62 PEMBERIAN DIGOXIN SPO-8/ICU/062
63 PEMBERIAN CALCIUM CHLORIDA DAN CALCIUM GLUKONAS SPO-8/ICU/063
64 PEMBERIAN HEPARIN SPO-8/ICU/064
65 PROSEDUR PEMBERIAN KCL SPO-8/ICU/065
66 CARA PEMBERIAN AMINOPHILIN SPO-8/ICU/066
67 RUMUS DOPAMIN DALAM SYPINGE PUMP SPO-8/ICU/067
68 RUMUS DOPAMIN DALAM INFUS PUMP (500 CC) SPO-8/ICU/068
69 RUMUS DOBUTAMIN DALAM SYRINGE PUMP SPO-8/ICU/069
70 RUMUS DOPAMIN DALAM INFUS PUMP (100 CC) SPO-8/ICU/070
71 RUMUS HERBESSER DALAM INFUS PUMP (100 CC) SPO-8/ICU/071
72 RUMUS HERBESSER DALAM INFUS PUMP (500 CC) SPO-8/ICU/072
73 RUMUS VASCON (NOREPINERPRIN) DALAM SYRINGE PUMP ( 50 CC ) SPO-8/ICU/073
74 MENGUKUR CVP SPO-8/ICU/074
75 CUCI TANGAN SPO-8/ICU/075
76 SAMPAH SPO-8/ICU/076
77 IZIN KELUAR SAAT JAM KERJA SPO-8/ICU/077
78 PENGAJUAN PENGUNDURAN DIRI SPO-8/ICU/078

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

KRITERIA MASUK RUANG RAWAT ICU


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/001 1/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Kriteria masuk ruang rawat ICU adalah metode dalam menentukan pasien yang akan
dirawat di ruang ICU sesuai dengan penyakit dan ditinjau dari segi critical ill.
TUJUAN - Memberikan pelayanan pasien di ruang Intensif sesuai prioritas
- Memberikan pelayanan Intensif yang bermutu
KEBIJAKAN - Keputusan Mentri Kesehatan Nomor: 1778/MENKES/SK/XII/2010
- Penerimaan pasien baru di ruang Intensif dilaksanakan oleh dokter dan perawat
ICU
- Penerimaan kriteria masuk Ruang ICU adalah dokter.
PROSEDUR Kriteria pasien masuk ruang perawatan ICU adalah :

a. PASIEN PRIOR1TAS 1
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi
intensif dan tertiffasi, seperti: dukungan / bantuan ventilasi dan alat bantu suportif
organ / sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif kontinyu tertitrasi dan lain-
lainnya. Contoh pasien kelompok ini antara lain, pasca bedah kardiotorasik,
pasien sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang
mengancam nyawa. Institusi setempat dapat membuat kriteria spesifik untuk
masuk ICU, seperti derajat hipoksemia, hipotensi dibawah tekanan darah tertentu,
terap‫ ؛‬pada prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas.
b. PASIEN PRIORITAS 2
Pasien ini memerlukan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat beresiko bila
tidak mendapatkan terapi Intensif menggunakan pulmonary arterial catheter.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Contoh pasien seperti ini antara lain mereka yang menderita penyakit dasar
jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau yang telah mengalami pembedahan
major. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena kondisi
mediknya senantiasa berubah.

KRITERIA MASUK RUANG RAWAT ICU


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/001 2/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PROSEDUR c. PASIEN PRIORITAS 3
Pasien ini adalah pasien sakit kritis yang tidak stabil status kesehatan sebelumnya,
penyakit yang mendasarinya atau penyakit akutnya secara sendirian atau
kombinasi. Kemungkinan sembuh dan / atau manfaat terapi di ICU pada
golongan ini sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan
metastatik disertai penyakit infeksi, pericardial taniponade, sumbatan jalan napas
atau pasien penyakit jantung, penyakit paru tuminal disertai komplikasi penyakit
akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi
kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak stabil sampai melakukan
intubasi atau resusitasi jantung-paru.
- UGD
UNIT TERKAIT
- Rawat Inap

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PENGECUALIAN PASIEN UNTUK DIRAWAT


DI RUANG RAWAT ICU
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/002 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU
1 Juli 2016
PENGERTIAN Jenis-jenis pasien berikut umumnya tidak sesuai untuk masuk ICU dan hanya akan
dipertimbangkan pada keadaan-keadaan luar biasa atas persetujuan kepala ICU.
Lagipula pasien-pasien tersebut bila perlu harus dikeluarkan dari ICU agar fasilitas
yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1,2,3.
TUJUAN - Memberikan pelayanan kepada pasien yang benar-benar membutuhkan pelayanan
Intensif
- Meminimalisasi Mortality Rate (Angka Kematian) di Ruang Intensif
- Meningkatkan mutu pelayanan Intensif.
KEBIJAKAN - Dokter dalam menentukan indikasi pasien masuk ICU beracuan pada SPO
Intensif
- Dokter jaga ICU/Bangsal/UGD dalam pelaksanaannya dapat berkonsultasi
kepada Dokter Konsultan ICU/anestesi yang saat itu bertugas.
PROSEDUR 1. Pasien yang telah dipastikan mengalami hrain death. Pasien-pasien seperti itu
dapat dimasukkan ke ICU bila mereka potensial donor organ tetapi hanya untuk
tujuan menunjang fungsi-fungsi organ, sementara menunggu donasi organ.
2. Pasien-pasien yang kompeten tetapi menolak terapi tunjangan hidup yang agresif
dan hanya demi “perawatan yang nyaman” saja. Ini tidak menyingkirkan pasien
dengan perintah DNR. Sesungguhnya pasien-pasien ini mungkin mendapat
manfaat dari tunjangan eanggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan
kemungkinan survivalnya.
3. Pasien dalam keadaan vegetative permanen.
4. Pasien yang secara fisiologis stabil secara statistic, resikonya rendah untuk
memerlukan terapi intensif. Contoh-contoh kelompok ini antara lain ketoadosis
tanpa komplikasi, keracunan obat tetapi sadar, pasien pasca bedah vaskuler yang
stabil, atau payah jantung kongestif ringan. Pasien-pasien semacam ini lebih
disukai dimasukkan ke suatu unit intermediate untuk terapi definitive dan atau
observasi.
UNIT TERKAIT - Ruang UGD

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

- Ruang Perawatan

MASUK RUANG INTENSIF (ICU) MAX 2 ORANG


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/003 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Suatu ruang intensif adalah ruang yang steril yang penuh dengan tindakan dalam
merawat pasien.
TUJUAN Untuk menjaga kenyamanan dan tindakan perawat dalam merawat pasien.
KEBIJAKAN Mempermudah perawat merawat pasien.
PROSEDUR 1. Memberi salam kepada pasien, keluarga maupun kerabat keluarga
2. Memberitahukan kepada keluarga pasien maupan kerabat pasien bahwa di ruang
intensif max pengunjung 2 o rang
3. Bila keluarga maupun kerabat pasien yang berkunjung lebih dan 2 orang maka
harus senantiasa bergantian, guna mempermudah tindakan perawat dalam
merawat pasien dan member rasa aman pada pasien
UNIT TERKAIT - Unit Rawat Intensif

PENERIMAAN PASIEN BARU


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/004 1/1

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Penerimaan pasien baru adalalt proses penerimaan pasien baru di Ruang Intensif baik
dari dalam RS maupun dari luar RS.
TUJUAN - Mempersiapkan semua alat untuk dipakai
- Melakukan triage pasien yang benar-benar membutuhkan pelayanan intensif
- Memberikan Pelayanan Kesehatan intensif dan kegawatan pada pasien
- Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien ICU di RS
KEBIJAKAN - Penerimaan pasien baru di ruang intensif dilaksanakan oleh dokter dan perawat
ICU
- Penentuan kriteria masuk ruang ICU adalah dokter konsulen ICU/Anestesi atau
dokter jaga ICU yang telah dinyatakan terampil oleh dokter ICU/Anestesi
- Dokter jaga UGD / Dokter Bangsal / Dokter Spesialis yang merawat, melakukan
konsul sebelum mengirimkan pasien ke ruang intensif kepada dotaer konsulen
ICU/Anestesi yang saat itu bertugas.
PROSEDUR 1. Tindakan resHsitasi di ICU maupun penerimaan pasien kritis di ICU tidak boleh
terlambat dilakukan (Misalnya pasien dengan syok atau hipoksia) kecuali bila ada
ketentuan lain yang tertulis)
2. Masuknya pasien baru di ICU harus sesegera mungkin didiskusikan oleh Tim
Dokter ICU/Dokter Jaga ICU dengan konsultan yang bertugas.
3. Pasien yang diterima masuk ke ICU adalah pasien dengan gagal sistem organ
vital yang actual atau potensial yang diharapkan bersifat reversible dengan
perawatan ICU
4. Pasien pasca bedah elektif yang membutuhkan perawatan ICU pasca bedah harus
mengkonfirmasi ketersediaan tempat di ICU pasca bedah sedari sebelum dan
pada hari pembedahan dilakukan
5. Penolakan pasien masuk ICU harus dilaporkan dan disetujui oleh konsultan ICU
yang bertugas pada hari tersebut.
UNIT TERKAIT - RuangUGD
- Ruang Intensif (ICU/NICU/PICU)
- Ruang Perawatan
TRANSPORTASI PASIEN KRITIKAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/005 1/1

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Transportasi pasien kritikal adalah pemindahan'pasien dalam keadaan kritis dari
ruang rawat, kamar bedah, ruang UGD ke ICU atau ICU lain.
TUJUAN Memindahkan pasien kritis dari ruang rawat, kamar bedah, ruang IGD ke ICU atau
ke ICU lain untuk memperoleh pelayanan intensif berlanjut. Meningkatkan mutu
pelayanan.
KEBIJAKAN - Pasien yang dipindahkan dalam keadaan stabil.
- Selama dipeijalanan menuju ruang intensif dokter/perawat ICU mendampingi
pasien.
PROSEDUR 1. Menyiapkan pasien yang akan pindah keruang Intensif.
2. Menyiapkan alat yang akan dibawa pada waktu memindahkan pasien keruang
Intensif.
3. Prosedur administrasi pasien pindah ke ruang Intensif dilaksanakan.
4. Jika memindahkan pasien ke Ruang ICU lain prosedur administrasi pasien keluar
dan ambulance dilaksanakan.
5. Melakukan koordinasi dengan Ruang Intensif dalam penerimaan pasien baru
yang akan masuk taujika ruang ICU RS lain yang dituju dilakukan komdinasi
terlebih dahulu untuk kepastian tempat.
6. Fasilitas monitor yang memadai dan dipersiapkan.
7. Alat dan obat emergency yang tersedia disesuaikan kondisi pasien dan jarak/lama
translokasi.
8. Ada alat dan prosedur komunikasi yang aman dalam keadaan emergency.
9. Tersedia alat pelindung personil.
10. Selama transportasi, terapi pemantauan dan dokumentasi tetap dilakukan.
11. Serah terima tentang kondisi pasien, terapi yang telah atau sedang dilakukan,
dokumen, resume medik diserah terimakan pada petugas di tempat tujuan.
- Ruang UDG
UNIT TERKAIT - Kamar Bedah
- Rawat Inap
PERALATAN & OBAT – OBATAN
UNTUK TRANSPORTASI KELUAR RSU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/006 1/2

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU
1 Juli 2016
PENGERTIAN Peralatan dan obat-obatan untuk transportasi keluar RSU adalah perlengkapan alat
Medis dan obat-obatan yang disediakan untuk keperluan dalam memindahkan pasien
kritis.
TUJUAN - Meminimalisasi terhadap keterlambatan dalam penanganan pasien dengan
kegawatan.
- Merupakan alat dalam Life Saving pasien.
KEBIJAKAN - Setiap pasien yang dalam transportasi menuju ke ruang ICU atau mengantar
pasien ICU keluar RSU wajib menyiapkan dan membawa alat emergency.
- Setiap 1 minggu sebali persiapan alat dicheck dan dilengkapi.
- Setiap 1 minggu sebali petugas tekhnik medik melakukan kalibrasi alat.
PERALATAN 1. Alat-alat untuk respirasi:
a. Kit Intubasi (Laringoskop, pipa endotrakeal)
b. Pipa orofaring, nasofaring
c. Resusitator bag
d. Oksigen
e. Sungkup oksigen
f. Alat suction dengan perlengkapannya
g. Ventilator portable (optional)
h. Alat drainage pleural (optional)
i. Laringeal mask
2. Alat-alat untuk sirkulasi:
a. Monitor EKG (HR, TD, RR, SaO2) lengkap.
b. Defribilator
3. Alat-alat untuk memberikan infus intra vena:
a. Syringe/Infussion pump (salah satu)
b. Alat-alat lain: kateter urine dan bag (+pengukur), pipa nasogastric dan bag
(+pengukur).
4. Obat-obatan untuk penanggulangan nyeri,
Anafilaksis, aritmia jantung, eardiac arrest, edema paru, hipotensi, spasme
bronkus, depresi pemapasan, hipoglikemia, hiperglikemia.
5. Obat-obatan tersebut antara lain: aminopilin, adenosine, atropine,’Ca Chloride,
Dexametason, Dextrose, Digoxin, Diphenhydramine, Dobutamin, Dopamin,
Noradrenalin, £urosem‫؛‬d. Heparin, Isoprotenolol, Lidocaine, Manitol, Naxolon,
NGT IV, NGT tablet, Phenytoin, KCL, Natrium Bicarbonat, Water Inj, Verapamil,
Narcotics, Sedatives, Neuromuskuler blockers.
PERALATAN & OBAT – OBATAN
UNTUK TRANSPORTASI KELUAR RSU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/006 2/2

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU
1 Juli 2016
PROSEDUR 1. Perawat mengecek peralatan dan obat-obatan yang tersedia di Kit Emergency
2. Perawat mengecek fungsi alat medis yang digunakan dalam transportasi seperti
Monitor dll bekerjasama dengan bagian tekhnik medik.
3. Alat dan obat-obatan yang siap pakai dapat digunakan dalam transportasi pasien.
4. Lakukan Pendokumentasian terhadap pemakaian alat atau obat-obatan selama
proses mengantar pasien.
Rapihkan alat dan obat-obatan setelah menggunakannya.
UNIT TERKAIT UGD

KRITERIA PASIEN KELUAR RUANG RAWAT ICU


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/007 1/1

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Kriteria pasien keluar ruang rawat ICU adalah jenis atau kondisi pasien yang dapat
keluar dari ruang rawat intensif sesuai dengan prioritas yang telah ditentukan Dirjen
yan Med Dapertemen Kesehatan RI
TUJUAN - Memberikan hak pasien atau keluarga
- Memberikan pelayanan yang baik kepada selurcih pasien
KEBIJAKAN - Dalam melakukan kriteria pasien keluar dari ruang ICU harus memenuhi prioritas
pasien keluar ICU
PROSEDUR Kriteria pasien keluar dari Ruang ICU:
- Pasien-pasien prioritas 1 :
Hendaknya dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak
ada lagi atau bila terapi telah gagal dan prognosis jangka pendekjelek dengan
kemungkinan kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif kontinyu kecil.
Contoh - contoh lain yaitu pasien dengan tiga atau lebih gagal organ yang tidak
berespon terhadap pengelolaan agresif.
- Pasien- pasien prioritas 2 :
Hendaknya dikeluarkan bila kemungkinan untuk mendadak memerlukan terapi
intensif telah berkurang.
- Pasien-pasien prioritas 3 :
Hendaknya dikeluarkan dari ICU bila kebumhan uniuk terapi intensif telah tidak
ada lagi, tetapi mungkin mereka dikeluarkan lebih dini kemungkinan
kesembuhannya atau manfaat dari terapi intensif kontinyu kecil. Contoh-contoh
dari hal terakhir adalah pasien dengan penyakit lanjut (penyakit paru kronis,
penyakit jantung atau liver terminal. Karsinoma yang telah menyebar luas dan
lain-lainnya yang lebih tidak berespon terhadap terapi ICU untuk penyakit
akutnya yang prognosis jangka pendeknya secara statistik rendah dan yang tidak
ada terapi yang potensial untuk memperbaiki prognosisnya.
UNIT TERKAIT Komite medik
INDIKASI PASIEN KELUAR DARI ICU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/008 1/1

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Pasien indikasi keluar dari ICU adalah pasien yang sudah dinilai tidak memerlukan
perawatan ICU dan sudah dinyatakan layak untuk dipindahkan ke ruang rawat
intermediet (bila ada) atau ruang biasa, atau kembali kerumah sakit perujuk.
TUJUAN 1. Pemanfaatan tempat tidur ICU secara optimal
2. Tempat tidur ICU dapat dimanfaatkan sesuai prioritas indikasi rawat ICU.
KEBIJAKAN Sesuai dengan kebijakan kriteria pasien masuk ruang ICU.
PROSEDUR 1. Staf Medik menginformasikan kepada dokter primer/ kapten dan kepada pasien
dan atau keluarganya bahwa dan penilaian keadaan penyakit pasien, perawatan
ICU sudah tidak diperlukan dan atau manfaatnya kecil.
2. Staf Medik atau staf nurse memberitahu kepala ruang rawat atau wakilnya dari
unit atau rumah sakit yang akan dirujuk dimana pasien ICU tersebut akan
dipindahkan.
3. Dilakukan serah terima tentang resume keadaan dan pengobatan serta masalah
perawatan pasien.
4. Bila dokter primer belum atau tidak setuju maka Kepala Departemen Intensif
berwenang untuk memutuskan berdasarkan prioritas pemanfaatan tempat tidur
ICU yang sesuai.
UNIT TERKAIT - Ruang Perawatan
- Ruang UGD
- Bagian Tehnik

PROSEDUR KONSULTASI DAN KRITERIA PASIEN


MASUK ICU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/009 1/1

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU
1 Juli 2016
PENGERTIAN Kriteria pasien masuk ICU adalab persyaratan keadaan tertentu pada pasien yang
diharapkan akan memperoleh manfaat besar bila dirawat di ICU.
TUJUAN Pemanfaatan pelayanan ICU secara tepat dan benar.
KEBIJAKAN Sesuai dengan kebijakan kriteria pasien masuk ruang ICU
PROSEDUR ICU dewasa menerima pasien dari unit dalam rumah sakit dari semua disiplin,
maupun dari rumah sakit luar:
1. Dokter pemilik pasien mengajukan permintaan rawat ICU secara tertulis,
walaupun dapat dilakukan secara lisan lebih dulu.
2. Untuk pasien rujukan dari rumah sakit luar, dokter pengirim menyampaikan
kronologis kondisi pasien dari hasil laboratorium dan alasan untuk merujuk
pasien. Untuk ini dokter ICU segera melakukan konsultasi dengan konsultan
ICU/Anestesi/UGD/dokter jaga staf medik tetap dan staf nurse tentang
kemungkinan rawat ICU.
3. Transportasi pasien dari rumah sakit luar merupakan tanggung jawab yang
merujuk/ mengirim pasien.
4. Untuk konsultasi dari unit perawatan dokter ICU segera mungkin datang untuk
melakukan penelitian pasien.
5. Dokter konsulen ICU memutuskan pasien masuk atau tidak, memberikan jawaban
secara tertulis.
6. Pasien indikasi masuk ICU berdasarkan prioritas (lihat atas)
7. Pasien atau keluarga harus menandatangani setuju rawat ICU dan memenuhi
peraturan yang berlaku di ICU.
UNIT TERKAIT Ruang Rawat rumah sakit bersangkutan atau rumah sakit perujuk.

MENERIMA RUJUKAN PASIEN DARI RUMAH SAKIT LUAR


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/010 1/1
Tanggal Terbit

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Menerima pemindahan pasien dari rumah sakit diluar Rumah Sakit untuk
mendapatkan pelayanan di ICU RSU YARSI
TUJUAN 1. Memberikan pelayanan ICU sesuai kondisi medik dan kondisi social pasien.
2. Membina kerjasama antar rumah sakit guna peningkatan pelayanan pasien.
3. Menjaga citra rumah sakit
KEBIJAKAN Sesuai dengan kebijakan menerima pasien
PROSEDUR 1. Dokter ICU rumah sakit yang merujuk,yang merawat pasien harus lebih dulu
memberitahu kepada dokter ICU/UGD RSU YARSI tentang alasan merujuk
pasien ke ICU RSU YARSI secara lisan dan tertulis
2. Resume tertulis tentang diagnosa penyakit primer, keadaan pasien secara
kronologis dan obat-obatan yang diberikan harus disertakan dan menjadi bagian
rekam medis pasien
3. Pasien harus bersedia secara tertulis memnuh‫ ؛‬perataran -peraturan yang berlaku
di ICU RSU YARSI
4. Bila dokter ICU RSU YARSI setuju pemindahan dan persyaratan administrative
telah terpenuhi, maka pasien dapat ditransfer ke ICU RSU YARSI.
5. Keluarga pasien mengurus administrasi pindah ruangan di administretsi rawat
inap.
6. Pasien selama dalam transportasi pindah ke ICU harus diawasi oleh dokter
UGD/Dokter bangsal sesuai standar transportasi pasien kritikal
7. Dilakukan serah terima pasien antara petugas unit rawat dengan tanpa bersama
dokter pada pasien pasca bedah berencana yang akan dimasukan ICU, bila
keadaan pasien memungkinkan pasien dan keluarga orientasi ke ICU menjelang
hari Operasi.
UNIT TERKAIT Rumah sakit luar.ruang rawat inap,UGD,kamar bedah

MEMINDAHKAN PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/011 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Adalah pasien yang dikirim ke ICU rumah sakit lain karena permintaan pasien atau
keluarganya.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

TUJUAN Memindahkan pasien ke ICU rumah sakit lain secara tepat cepat,cermat danaman
KEBIJAKAN Sesuai dengan kebijakan memindahkan pasien keluar
PROSEDUR 1. Pasien yang dikirim ke ICU rumah sakit karena permintaan pasien atau
keluarganya wajib menandatangani surat penolakan rawat ICU RSU YARSI
2. Pasien yang akan pindah rawat harus dalam keadaan stabil dan dalam batas
normal
3. Keluarga dianjuikan untuk memilih /mencari rumah sakit tujuan
4. Dokter atau perawat harus mengkonfirmasikan kepastian ada tempat dirumah
sakit tujuan
5. Apabila pasien tidak dijemput oleh petugas dari rumah sakit tujuan , perawat
membantu mencarikan ambulance beserta tenaga paramedik terampil atau
mencarikan pemberi jasa evakuasi pasien
6. Transportasi pasien menjadi tanggungjawab yang merujuk pasien
7. Sesampai pasien di ICU , setelah serah terima penatalaksanaan ICU dilakukan
sesuai prosedur penerimaan pasien baru
8. Konsultasi sesuai dengan diagnosa penyakit primer, guna memudahkan
pemindahan pasien keruang rawat
UNIT TERKAIT Unit rawat ruang inap, kamar bedah,UGD, rumah sakit luar.

TATA CARA PENGISIAN REKAM MEDIK ICU


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/012 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Adalah tata cara mengisi rekam medik ICU
TUJUAN Dokumen diisi dengan baik dan benar dan dapat merupakan bagian dari rekam medik
rumah sakit
KEBIJAKAN Sesuai dengan kebijakan pengisian rekam medik
PROSEDUR 1. Lembar intniksi dokter diisi oleh dokter ICU yang berwenang dan catatan asuhan
keperawatan oleh perawat yang berwenang

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

2. Catatan berisi riwayat penyakit, penyakit kronik, penyakit kronik sebelumnya


sudah ada (preexist‫؛‬ng) pada waktu masuk ICU, kondisi klinik pasien tiap hari
3. Fisiologik yang dimonitor dan dicatat fungsi sistem susunan syaraf pusat,
kardiovaskuler, pernafasan, metabolik, renal, pencernaan, balans cairan
4. Interval; pemantauan tergantung berat-ringan kondisi pasien, minimal satu kali
tiap jam
5. Catatan haemodinamik dibuat grafik pada kardek harian
6. Catatan berisi hasil pemeriksaan hasil laboratorium dan data diagnostik lain
didokumentasikan di kardek harian selain di status pasien
7. Resume dibuat saat pasien masuk secara berkala sesuai perkembangan penting
kondisi pasien yang tetjadi dan saat pasien keluar dari ICU
a. Resume ditulis dalam lembar khusus resume dan salinanya disimpan dalam
rekam medik
b. Resume berisi indikasi masuk,diagnosa, permasalahan medik pentin&
kondisi klinik selama dirawat, apa yang dilakukan di ICU
c. Rekaman parameter fisiologik untuk analisi progonosis (progonostic score)
dicatat dalam lembar khusus yang lain
d. Kardek harian ICU disimpan di Medical Records RS
e. Resume disimpan di MR
f. Copy resume disertakan dalam rekam medik rumah sakit
g. Resume pasien saat keluar diserah terimakan kepada dokter yang menerima
UNIT TERKAIT - Rawat Inap
- Unit Rekam Medik

TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN PERAWAT DARI UNIT LAIN


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/013 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Timbang terima pasien dari perawat yang bertugas di ICU kepada perawat di
lain ketika pasien akan dipindahkan
TUJUAN Mempermudah dalam memberikan asuhan keperawatan secara berkesinambungan
KEBIJAKAN - Pasien telah diizinkan oleh dokter yang merawat di ICU dan disetujui oleh dokter
yang merawat diunit perawatan selanjutnya
- Keluarga sudah mengurus surat permohonan pindah ruangan ke admission
Perawat ICU wajib membuat catatan resume selama pasien dirawat sesuai dengan
formulir yang ada disertai tanda tangan dan nama jelas perawat
- Perawat ICU menjelaskan segala permasalahan untuk ditindak lanjuti diunit

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

perawatan lain
PROSEDUR 1. Perawat primer /PP atau perawat ICU yang merawat pasien menyampaikan
masalah - masalah keperawatan medis kepada perawat dari bangsal / unit
perawatan lain, meliputi:
• Keadaan umum pasien
• Dokter - dokter yang merawat
• Keadaan kardiovaskuler, dan status neurology pasien
• Hasil observasi monitoring hemodinamik serta status temperature tubuh
• Status respirasi, bersihkan jalan nafas penggunaan jalan nafas buatan
(tracheostomi), penggunaan oksigen
• Penggunaan obat-obatan dan program penggunaan selanjutnya, serta jenis
pemeriksaan yang harus ditindak lanjuti
• Penggunaan alat-alat invasive dan waktu pemasangan
• Hasil pemeriksaan penunjang seperti lab dan radiologi yang belum selesai
• masalah – masalah keperawatan dan medis yang ditemukan selama dirawat
di ICU dan rencana tindakan keperawatan selanjutnya
• Menyertakan obat – obat yang masih dipergunakan (jika masih)
• Menyertakan hasil pemeriksaan radiologi
• Menyertakan bag tranfusi darah jika ada
2. Meminta perawat dari unit lain untuk menandatangani lembar resume yang telah
dibuat
UNIT TERKAIT 1. Perawat / Bidan Rawat Inap

MENERIMA RENCANA MEDIK LISAN


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/014 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Menerima rencana medik lisan secara langsung.
TUJUAN Memperlancar rencana medik sesuai program.
KEBIJAKAN Menerima rencana medik lisan dapat dilakukan sesuai dengan kebijakan.
PROSEDUR Program Therapy via telepon dalam keadaan emergency.
- Menyiapkan buku catatan.
- Menerima telepon dengan menanyakan:
a. Dari mana telepon tersebut.
b. Nama dokter.
c. Nomor telepon & alamat.
d. Apa yang bisa saya bantu.
- Pada saat menerima telepon harus ada yang menyaksikan (teman jaga)
- Setelah menerima telepon dan mencatat maka harus dilakukan ricek dan teman
ikut mendengarkan.
a. Sebut nama dokter.
b. Sebut nama pasien.
c. Apa program dokter.
- Mendengarkan dengan baik dan mencatat secara rinci apa yang diterima melalui

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

telepon. Setelah melakukan ricek dengan penelpon dan teman sejawat lakukan
dokumentasi.
a. Status pasien.
b. Lembaran Instruksi dokter.
c. Kardek.
d. Catatan keperawatan.
- Melaporkan program lisan yang sudah dicatat dalam rekam lengkap dengan
waktu menerima pesan tersebut ke dokter jaga.
- Mencatat bukti menerima dan melaksanakan rencana pengobatan. Keesokan
harinya dokter harus mengesahkan rencana dan pengobatan medik tersebut dan
membutuhkan tanda tangan.
- Program Therapy medik lisan :
1. Menyiapkan buku catatan.
2. Mendengar dan mencatat.
3. Setelah menerima rencana medik dan mencatat, ricek dengan teman sejawat
ikut mendengarkan, (perawat mengulangi rencana medik tersebut, sebut
nama pasien)
4. Mencatat kembali rencana medik kedalam program therapy.
5. Mengecek dan membuat laporan pada waktu timbang terima.
UNIT TERKAIT -

MENERIMA RENCANA MEDIK TERTULIS


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/015 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Menerima rencana medik tertulis adalah suatu tindakan untuk melaksanakan rencana
medis yang tertulis dalam rekam medis sesuai kompetensi yang ada.
TUJUAN Memperlancar rencana medik
KEBIJAKAN Jika tulisan dokter tidak jelas agar ditanyakan pada dokter yang bersangkutan.
PETUGAS - Dokter
- Perawat
PERALATAN Kardek pasien Status pasien Alat tulis
PROSEDUR 1. Menulis rencana medik pengobatan dalam statas pasien /formulir instruksi dokter.
2. Melihat dan mencatat kembali program dokter dalam kardek pasien/ lembar
observasi pasien.
3. Melaksanakan rencana medik.
4. Mengecek dan mencatat kembali apa rencana medik yang telah dilaksanakan
5. Membuat laporan pasien waktu serah terima.
UNIT TERKAIT - Kardek Pasien
- Status Pasien

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PERTEMUAN TIM DOKTER YANG MERAWAT PASIEN DI ICU


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/016 1/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Pasien yang masuk perawatan ICU adalah pasien yang keadaannya kritis dan
ditangani oleh Dokter Spesialis dari berbagai disiplin
TUJUAN • Memberikan pelayanan yang maximal kepada pasien dan keluarga pasien
• Mengurangi salah pengertian antara dokter, perawat dan keluarga pasien/pasien.
KEBIJAKAN 1. Pasien atau keluarga pasien berhak untuk mendapatkan satu informasi yang jelas
dan dapat dimengerti mengenai keadaan pasien dan perkembangannya (satu suara
tim dokter)
2. Menentukan pengobatan atau tindakan yang tepat untuk pasien dan keluarganya
ke depan.
PETUGAS • Dokter konsultan ICU/Anasthesi
• Dokter Utama yang merawat pasien
• Dokter Jaga Ruangan
• Perawat
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang dirawat di ICU wajib diadakan pertemuan tim dokter atau
dokter yang merawat dengan keluarga pasien
2. Waktu pertemuan diadakan minimal 3 hari pertama selama pasien dalam
perawatan
3. Hari dan jam pertemuan diatur oleh perawat kepala ruangan dan dokter jaga ICU

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

dan d‫؛‬sesuail،an dengan waktu dokter utama atau dokter konsultan.


4. Pertemuan yang kedua atau selanjutnya apabila pasien masih dalam perawatan di
ICU dapat diadakan lagi pada keadaan yang memang diperlukan
5. Keluarga mempunyai hak untuk meminta pertemuan ulang bila diperlukan untuk
mengetahui tindakan keluarga dalam mengambil keputusan
6. Dokter utama yang merawat pasien wajib mengambil keputusan berdasarkan
hasil pemeriksaan para dokter konsultan apabila dokter konsultan tersebut
berhalangan

PERTEMUAN TIM DOKTER YANG MERAWAT PASIEN DI ICU


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/016 2/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PROSEDUR 7. Dokter konsultan yang berhalangan bila sangat dipe wajib memberikan informasi
kepada keluarga pasien keluarga pasien dapat mengajukan pertanyaan yang
memerlukan jawaban dokter konsultan lain
8. Dokter Kepala ICU/anasthesi wajib hadir dalarm pertemuan untuk .memberikan
penjelasan tentang perkembangan pasien selama pasien di ICU.
UNIT TERKAIT 1. Dokter Spesialis
2. Dokter Jaga ICU
3. Ruangan ICU
4. Keluarga pasien

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

MELENGKAPI LEMBAR OBSERVASI PASIEN ICU


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/017 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Suatu ruang intensif adalah ruang yang stenTyangfpenuh dengan tindakan dalam
merawat pasien.
TUJUAN Untuk melaga kenyamanan dan tindakan perawat dalam merawat pasien.
KEBIJAKAN Mempermudah perawat merawat pasien.
PROSEDUR 1. Memberi salam kepada pasien, keluarga maupun kerabat keluarga
2. Memberitahukan kepada keluarga pasien maupan kerabat pasien bahwa di ruang
intensif max pengunjung 2 orang
3. Bila keluarga maupun kerabat pasien yang berkunjung lebih dari 2 orang maka
harus senantiasa bergantian, guna mempermudah tindakan perawat dalam
merawat pasien dan memberi rasa aman pada pasien
UNIT TERKAIT • Unit Rawat Intensif

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

KONSUL ANTAR DOKTER SPESIALIS


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/018 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Suatu tata cara untuk memberikan pelayanan kepada pasien yang memerlukan konsul
dokter specialis.
TUJUAN Pasien mendapatkan penjelasan secara jelas dan benar tentang penyakit sebenarnya
(antara dokter yang merawat dan dokter specialis)
KEBIJAKAN Memudahkan dalam pemberian terapi pada pasien
PROSEDUR 1. Untuk pasien yang memerlukan konsul dokter specialis, dokter harus menulis
advis pada status pasien (lembar konsulen)
2. Perawat memberitahu atau menghubungi dokter yang akan dikonsuli dengan
mencantumkan nama pasien, diagnosa dan dokter yang merawat.
3. Dokter konsulan kemudian datang dan diantar perawat ruangan mendatangi
pasien untuk memeriksa dan menjelaskan tentang penyakitnya.
4. Kemudian dokter menulis jawaban konsulan pada lembar konsul.
5. Perawat kemudian mengisi rekening konsulan dan meneruskan atau
melaksanakan advice dari dokter konsulan
UNIT TERKAIT • Unit Rawat Intensif
• Unit Rawat Inap

PASIEN MASUK RUANG RAWAT INTENSIF (ICU)

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF (ICU)


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/020 1/3
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Suatu tata cara pasien keluar dari Ruang Rawat Intensif untuk menjalani perawatan
lanjutan di ruang perawatan dengan alasan:
a. Pasien sudah bisa menjalani perawatan lanjutan di ruang perawatan
b. Pasien memerlukan perawatan sesuai kondisi ekonomi/permintaan keluarga
pasien.
c. Pasien keluar dari Ruang Rawat Intensif karena pindah RS / Rujuk / Pulang paksa
TUJUAN a. Mempertahankan pelayanan dan kelangsungan perawatan pasien.
b. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kondisi dan kemampuan
ekonominya.
KEBIJAKAN Memudahkan pasien keluar dari ruang rawat intensif (ICU) dan untuk perawatan
diruang rawat inap
PROSEDUR A. Pasien Keluar dari Ruang Rawat Intensif ke Unit Perawatan Lain / Paviliun Lain.
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa dari dokter sudah
diperbolehkan keluar dari Ruang Rawat Intensif.
2. Menanyakan pada pasien dan keluarganya untuk permintaan kelas kamar di
unit perawatan selanjutnya.
3. Memberitahukan ke kantor terima untuk permintaan kamar dan kelas pasien
yang akan keluar Ruang Rawat Intensif.
4. Menganjurkan pada keluarga untuk minta surat pernyataan pindah kamar dan
tanda tangan perubahan kelas (bila ada perubahan kelas) ke bagian kantor
terima.
5. Memberitahukan kepada Unit Perawatan yang bersangkutan bahwa ada
pasien yang keluar Ruang Rawat Intensif dan memerlukan perawatan
lanjutan, memberitahukan jenis kelamin, permintaan kelas, diagnosa, dokter
yang merawat, keadaan umum pasien dan alat medis yang dipakai.
6. Perawat menyiapkan penghitungan rekening sementara di Ruang Rawat
Intensif.
7. Perawat menyiapkan semua sisa obat yang masih diteruskan dan obat yang
tidak diteruskan dikembalikan ke Farmasi, serta menyiapkan semua hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien seperti foto, ECG, USG.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

8. Bila ruangan perawatan yang dituju sudah siap.

PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF (ICU)


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/020 2/3
Tanggal Terbit

SPO
1 Juli 2016
PELAYANAN ICU
PROSEDUR 9. Perawat Ruang Rawat Intensif melakukan timbang terima kepada perawat
unit perawatan yang akan ditempati.
10. Memindahkan pasien dari tempat tidur Ruang Rawat Intensif ke tempat tidur
dari unit perawatan yang akan ditempati.
11. Menuliskan di statistik/buku sensus pasien keluar Ruang Rawat Intensif,
tanggai, jam, kamar dan kelas kamar yang baru, serta keadaan pasien saat
keluar dari Ruang Rawat Intensif.
B. Pasien Keluar dari Ruang Rawat Intensif ke Rumah Sakit Lain / Rujuk
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa dari dokter
diinstruksikan untuk keluar Ruang Rawat Intensif dan menjalani tindakan
perawatan tertentu / khusus di rumah sakit lain.
2. Memberitahukan ke kantor terima untuk menhubungi petugas jaga
ambulance dan memberitahukan ada pasien harus di rujuk.
3. Menginformasikan kepada keluarga mengenai prosedur penyelesaian
adminisfrasi.
4. Mengirim rekening pasien ke bagian pembayaran/administrasi.
5. Perawat menyiapkan semua obat baik yang masih diberikan maupun yang
sudah dihentikan, hasil pemeriksaan seperti laborat, foto, USG, ECG, surat
pengantar, dll
6. Bila dokter yang merawat tidak ada d‫ ؛‬tempat. surat pengantar rujuk
dimintakan ke dokter jaga IGD.
7. Perawat Ruang Rawat Intensif melakukan timbang terima kepada petugas
jaga ambulance dan menyertakan surat pengantar rujuk ke RS lain.
8. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brancard.
9. Menuliskan di statistik/sensus pasien keluar Ruang Rawat Intensif: tanggai,
jam, RS yang dituju, serta keadaan pasien saat keluar Ruang Rawat Intensif
C. Pasien Keluar dari Ruang Rawat Intensif langsung Pulang / Pulang Paksa
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa dokter belum
memperbolehkan pulang.
2. Bila pasien pulang paksa memberitahukan kepada keluarganya untuk tanda
tangan surat pernyataan pulang paksa dan resikonya.
3. Memberitahukan kepada keluarga mengenai prosedur penyelesaian
administrasi.
4. Mengirim rekening pasien ke bagian pembayaran / administrasi.
5. Menganjurkan keluarga pasien untuk menyelesaikan administrasi dan jika
sudah selesai menganjurkan pada keluarga untuk menyerahkan bukti
pembayaran ke perawat Ruang Rawat Intensif.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF (ICU)


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/020 3/3
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PROSEDUR 6. Perawat menyiapkan semua keperluan, seperti obat – obatan yang diteruskan
di rumah, obat yang dihentikan, diit, waktu kontrol ke dokter, hasil
pemeriksaan seperti laborat, foto, USG, ECG dll, kemudian ditulis pada
formulir pesanan pasien pulang.
7. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga mengenai : aturan
minum obat, diet, waktu kontrol ke dokter, perawatan luka (bila pasien post
operasi yang memerlukan perawatan luka), hasil-hasil pemeriksaan yang
dibawa pulang.
8. Selesai menjelaskan, pasien dan keluarga dipersilahkan untuk membubuhkan
tanda tangan dan nama terang pada format pasien pulang dan perawat yang
memberikan penjelasan juga tanda tangan.
9. Pasien diantar oleh perawat menggunakan kursi roda atau kereta dorong
sampai pintu keluar RS.
10. Menuliskan di statistik / sensus harian pasien keluar Ruang Rawat Intensif:
tanggai dan jam keluar, serta keadaan pasien saat keluar Ruang Rawat
Intensif.
UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PERENCANAAN DAN PENGADAAN PERALATAN RUANG RAWAT


INTENSIF
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/021 1 dari 1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU
1 Juli 2016
PENGERTIAN Merencanakan kebutuhan dan pembaharuan peralatan Ruang Rawat Intensif sesuai
dengan standart yang berlaku.
TUJUAN Sebagai acuan perencanaan peningkatan kelengkapan peralatan Ruang Rawat Inteasif
sesuai standart yang berlaku.
KEBIJAKAN Memudahkan dalam kebutuhan dan pembaharuan pelatan ruang rawat intensif
PROSEDUR 1. Petugas Ruang Rawat Intensif membuat daftar kebutuhan peralatan sesuai dengan
standart pelayanan.
2. Petugas Ruang Rawat Intensif mengiventarisasi peralatan yang belum ada.
3. Petugas Ruang Rawat Intensif mengajukan usulan pengadaan peralatan dan
pembaharuan ke bisadang sarana dan prasarana RS
UNIT TERKAIT • Unit Rawat Intensif

PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT RUANG RAWAT INTENSIF


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/022 1/2

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Penyediaan alat kesehatan dan obat untuk pasien yang dirawat di Ruang Rawat
Intensif.
TUJUAN Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan dan penyediaan pengobatan untuk
pasien yang dirawat di ruang Ruang Rawat Intensif
KEBIJAKAN Memudahkan penggunaan obat ruang rawat intensif
PROSEDUR A. Alat Kesehatan dan Obat yang disediakan di ruang Ruang Rawat Intensif
1. Petugas penanggung jawab obat dan alkes menulis permintaan obat, dalam
blangko yang telah disediakan kemudian ditandatangani kepala Ruang
Rawat Intensif.
2. Petugas mengantar blangko permintaan ke gudang farmasi RSK.
3. Setelah petugas gudang formasi melayani permintaan obat / alkes, kemudian
petugas Ruang Rawat Intensif mengecek kesesuaian obat dan alkes yang
diminta.
4. Setelah dicek, obat dan alkes disimpan di dalam almari obat emergency,
untuk persediaan bila sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pasien yang dirawat di
Ruang Rawat Intensif yang bersifat segera.
5. Obat dan alkes yang dipakai, ditulis di buku pinjaman obat dan alkes pasien.
6. Pasien (keluarga) diberi resep untuk menggantikan obat dan alkes yang telah
dipakai.
7. Bila obat dan alkes dating, dikembalikan lagi ke dalam almari obat.
B. Alat Kesehatan dan obat yang masuk ke Rekening pasien.
1. Setiap stok obat dan alkes yang dipakai pasien meninggal atau pindah dan
belum diganti oleh pasien dimasukkan dalam rekening pasien dan obat alkes
yang dipaki di tulis dalam buku catatan masuk rekening pasien untuk
dibelanjakan ke farmasi.
2. Petugas Ruang Rawat Intensif menyerahkan buku catatan masuk rekening
pasien ke farmasi untuk dicek dan dilayani sesuai obat yang dipakai pasien.
3. Setelah obat / alkes dilayani oleh petugas farmasi, petugas Ruang Rawat
Intensif melakukan pengecekan.
4. Bila obat dan alkes sudah ada, dikembalikan lagi kedalam almari obat.
C. Alat kesehatan dan obat yang tidak disediakan di Ruang Rawat Intensif
1. Berdasarkan perencanaan terapi yang telah ditulis oleh dokter yang merawat,
dokter menulis resep obat dan alkes yang dibutuhkan pasien, bila dokter
yang merawat mendelegasikan kepada petugas perawat Ruang
PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT RUANG RAWAT INTENSIF
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/022 2/2

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PROSEDUR 1. Rawat Intensif maka perawafmenulis permintaan pembekalan alkes / obat untuk
pasien kemudian diserahkan kepada keluarga pasien.
2. Keluarga pasien kemudian membeli obat sesuai resep yang ada.
3. Obat dan alkes yang telah di beli dari farmasi oleh keluarga distorkan pada
petugas Ruang Rawat Intensif.
4. Semua obat dan alkes yang dating akan dicek dan ‫ء؛ه‬0 ‫ سامء‬sesuai resep yang
sudah diberikan.
5. Obat dan alkes pasien yang sudah dieek ditempatkan pada box obat pasien yang
telah disediakan.
UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN PELAYANAN DI RUANG


RAWAT INTENSIF
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/023 1/1

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU
1 Juli 2016
PENGERTIAN Suatu tata cara pendokumentasian kegiatan pelayanan di Ruang Rawat Intensif
TUJUAN a. Untuk mendukung kelancaran pelayanan di Ruang Rawat Intensif.
b. Untuk mengetahui hasil kegiatan pelayanan di Ruang Rawat Intensif.
c. Sebagai bukti tertulis kegiatan pelayanan di Ruang Rawat Intensif.
KEBIJAKAN Memudahkan melakukan tindakan kepada pasien
PROSEDUR 1. Semua kegiatan terhadap pasien ditulis atau dicatat dibuku laporan harian pasien
dan rekam medis.
2. Semua kegiatan menyangkut alat yang ada di Ruang Rawat Intensif harus ditulis /
dicatat di buku inventaris.
3. Semua kegiatan yang menyangkut dengan lintas unit harus dicatat di buku
ekspedisi.
4. Semua pasien yang masuk dan keluar dari Ruang Rawat Intensif tercatat di buku
register pasien dan juga dalam buku laporan harian pasien
5. Semua pasien yang meninggal di Ruang Rawat Intensif dicatat dalam laporan
kematian.
6. Semua kegiatan untuk menunjang kegiatan pelayanan keperawatan
didokumentasikan sesuai jenis kegiatan.
UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

PROSEDUR PENYIMPANAN OBAT – OBATAN ICU


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/024 1/2
Tanggal Terbit

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Memberikan petunjuk dalam hal penyimpanan obat-obatan.
TUJUAN Agar semua obat-obatan dapat tersimpan dan terdokumentasi dengan baik.
KEBIJAKAN Agar diketahui semua perawat yang bertugas diruangan.
PROSEDUR 1. Obat narkotika disimpan dilemari terkunci
2. Semua obat harus disimpan ditempat khusus.
3. Semua obat yang disimpan harus dilengkapi dengan daftar/kartu stock obat.
a. Nama obat
b. Jenis obat
c. Jumlah obat
4. Setiap pasien yang mendapat obat emergency/ narkotik harus catat pada buku
khusus yang mencakup:
a. Nama pasien
b. Nomor RM
c. Nama obat
d. Dosis obat
e. Cara pemberian
f. Nama dokter yang memberi instruksi
g. Nama perawat yang memberikan
5. Tiap shift. Perawat ditunjuk sebagai penanggung jawab obat dan alkes
6. Setiap shift menghitung depo obat dengan kartu stok atau paling sedikit lx sehari.
7. Setiap pergantian jaga, obat-obatan harus ditimbang terimakan pada perawat jaga
berikutnya dengan mencantumkan nama jelas serta tanda tangan perawat yang
menyerahkan dan yang menerima.
8. Penanggung jawab shift melaporkan kejadian khusus yang berhubungan dengan
jumlah alkes/depo seperti kehilangan, kerusakan, barang expired kepada
Koordinator Pelayanan keperawatan Intensif.
9. Koordinator Pelayanan Keperawatan Intensif menindaklanjuti terhadap terhadap
keajadian khusus terhadap penyimpanan alkes/obat.
10. Setiap hari coordinator Pelayan Keperawatan Intensif harus mengecek obat-
obatan “emergency”.
11. Setiap pasien yang mendapat obat narkotik harus ditulis dalam buku khusus yang
mencakup:
a. Nama pasien
b. Nomor RM
c. Nama obat

PROSEDUR PENYIMPANAN OBAT – OBATAN ICU


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/024 2/2
Tanggal Terbit

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PROSEDUR d. Dosis pemberian
e. Cara pemberian
f. Waktu pemberian
g. Nama Jengkap, nomor izin praktek dan alamat lengkap dokter yang menulis
resep.
12. Setiap pemberian obat narkotik kepala Ruang Rawat harus membuat laporan
kepada:
1. Depo farmasi
2. Kepala departemen
13. Obat - obatan tertentu yang dilarutkan hanya dapat dipakai dalam kurang dari 24
jam dan disimpan dalam lemari pendingin/tempat penyimpanan khusus sesuai
dengan table obat, serta diberikan keterangan mengenai: kadar obat per cc
UNIT TERKAIT - Instalasi Farmasi

MEMELIHARA PERALATAN DI RUANG INTENSIF


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/025 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Pemeliharaan peralatan adalah sebuah proses dalam memeliharakan peralatan medis

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

maupun non-medis yang berada di fasilitas ruang intensif.


TUJUAN - Agar alat lebih tahan lama.
- Alat siap pakai.
- Alat dapat memberikan manfaat secara maksimal dan aman dalam memberikan
pelayanan kepada klien.
KEBIJAKAN - Pemeliharaan alat non medis/sarana prasarana dilakukan maintenance setiap satu
bulan sekali kecuali jika ada kerusakan ‫؛‬nsidentu.
- Pemeliharaan alat medis dilakukan setiap seminggu sekali dan setiap setelah
pakai oleh pasien.
PROSEDUR 1. Pemeliharaan alat disesuaikan dengan jadwal pemeliharaan alat yang
2. Petugas tehnik menyiapkan alat yang diperlukan sesuai dengan kalibrasi alat yang
ada.
3. Petugas tehnik melakukan pemeriksaan alat dan kalibrasi alat medis, sedangkan
petugas teknik umum melakukan pemeliharaan alat non medis.
4. Khusus alat-alat tertentu seperti kalibrasi ventilator, syringe pump tehnik medik
berkeijasama dengan instansi seperti Depkes atau instansi lain untuk menyatakn
alat masih layak pakai.
5. Petugas mengisi kartu kalibrasi alat dan melaporkan kepada Koordinator
Ruangan Intensif jika terdapat kerusakan alat.
6. Koordinator membuat surat permohonan perbaikan ke Bagian Tehnik untuk
dilakukan perbaikan.
UNIT TERKAIT Kartu Kalibrasi Alat

EVALUASI HASIL PERAWATAN PASIEN DI RUANG RAWAT INTENSIF


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/026 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Penilaian hasil perawatan pasien di Ruang Rawat Intensif
TUJUAN A. Untuk mendukung kelancaran pelayanan di Ruang Rawat Intensif.
B. Untuk mengetahui hasil kegiatan pelayanan di Ruang Rawat Intensif.
C. Sebagai bukti tertulis kegiatan pelayanan di Ruang Rawat Intensif.
KEBIJAKAN Memudahkan dalam pembuatan laporan perbulan

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PROSEDUR 1. Setiap bulan dilakukan pelaporan hasil dari pelaksanaan perawatan di Ruang
Rawat Intensif, oleh petugas penanggungjawab.
2. Setiap bulan dibuat penilaian pelayanan medis diruang Ruang Rawat Intensif
berdasarkan indicator Junilah kematian, Jumlah hari perawatan dan Jumlah
pasien.
UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL


DI RUANG RAWAT INTENSIF
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/027 1/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat waktu pasien mulai dirawat di RS
sekurang-kurangnya 3 X 24 jam sejak mulai perawatan
TUJUAN a. Mencegah terjadi infeksi nosokomial
b. Menurunkan angka infeksi nosokomial.
c. Menanggulangi kejadian luar biasa akibat infeksi nosokomial.
KEBIJAKAN Pencegahan infeksi nosokomial
PROSEDUR 1. Petogas Ruang Rawat fntensif setiap akan memulai dan setelah melakukan
tindakan terhadap pasien harus cuci tengan sesuai prosedur yang berlaku.
2. Semua orang yang berada di ruang perawatan Ruang Rawat Intensif harus

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

menggunakan baju khusus (skort) dan sandal khusus yang di pakai di dalam
ruang Ruang Rawat Intensif.
3. Semua tindakan medis harus dilakukan sesuai prosedur yang berlaku
4. Pengelolaan alat-alat dan bahan untuk tindakan harus dilakukan sesuai prosedur
yang berlaku
5. Sesudah melakukan tindakan, semua peralatan harus dibersihkan dan disteril
sesuai prosedur pembersihan dan penyeterilan alat
6. Ruang Rawat Intensif dibersihkan minimal lx sehari, dan pembersihan besar
dilakukan dua minggu sekali atau bila setelah ada pasien dengan penyakit
menular dan penyakit infeksius.
7. Limbah medis dan non medis harus ditampung secara terpisah
8. Limbah medis (bukan benda tajam) dimasukkan ke bak sampah medis yang telah
dilapisi tas plastik warna merah untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas
kebersihan RS untuk dikelola sesuai prosedur
9. Limbah medis (benda tajam) harus dimasukkan ke bak sampah medis yang telah
dilapisi tas plastik warna kuning dalam tempat yang telah disediakan (tempat
yang ada penutupnya). Bila sudah tempat tersebut sudah terisi penuh, maka
penutupnya dimtupkan rapat-rapat, selanjutnya oleh petugas kebersihan RS
dikumpulkan, untuk kemudian dikelola sesuai prosedur
10. Limbah non medis dimasukkan kedalam tempat sampah yang telah dilapisi tas
kresek warna hitam untuk selanjutnya dikumpulkan oleh petugas kebersihan RS
yang selanjutnya dikelola sesuai prosedur
11. Linen kotor harus dimasukkan ke bak khusus linen kotor dan untuk linen yang
terkontaminasi direndam dengan lisol dalam bak khusus kemudian disetor ke
kamar cuci

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL


DI RUANG RAWAT INTENSIF
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/027 2/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
12. Peralatan makan pasien dibersihkan sesuai prosedur oleh petugas Ruang Rawat
PROSEDUR
Intensif setiap kali setelah selesai digunakan oleh pasien
UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PENATALAKSANAAN K 3
DI RUANG RAWAT INTENSIF
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/028 1/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Segala upaya perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan fungsi ruang Ruang Rawat
Intensif yang bertujuan mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja,
PENGERTIAN
menanggulangi dan mengelola bila teijadi agar dampaknya dapat ditekan sekecil-
kecilnya
Memberikan perlindungan bagi penghuni Ruang Rawat Intensif dari kemungkinan
TUJUAN
terjadinya kecelakaan kerja
KEBIJAKAN Melindungi perawat Ruang Rawat Intensif dalam melakukan tindakan.
PROSEDUR 1. Untuk pengamanan peralatan medis
a. Setiap peralatan medis di ruang Ruang Rawat Intensif harus mempunyai
pengaman agar tidak mencelakakan penggunanya.
b. Setiap peralatan medis mempunyai sistem alarm yang dapat memberikan
peringatan bila terjadi gangguan pada alat tersebut.
c. Para petugas Ruang Rawat Intensif wajib menggunakan alat pelindung diri
yang tepat pada saat menggunakan peralatan medis.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

2. Pengamanan radiasi dan limbah radioaktif


a. Semua limbah medis ditampung ditempat penampungan khusus yang terpisah,
lalu berkoordinasi dengan IPS RS untuk kemudian dimusnahkan sesuai
dengan prosedur yang ada.
b. Petugas Ruang Rawat Intensif wajib menggunakan alat pelindung diri yang
tepat pada saat kontak dengan peralatan yang beradiasi dan saat mengelola
limbah medis.
3. Pengujian, pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi peralatan medis.
Petugas Ruang Rawat Intensif selalu berkoordinasi dengan IPS RS untuk
pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi peralatan medis yang ada diruang Ruang
Rawat Intensif.
4. Pengamanan peralatan non medis
a. Setiap peralatan non medis harus mempunyai pengaman agar tidak
mencelakakan penggunanya.
b. Setiap peralatan non medis harus diperiksa secara berkala dan bila ada
kerusakan, petugas Ruang Rawat Intensif selalu berkoordinasi dengan IPS RS
untuk perbaikannya.
5. Pengawasan dan keselamatan bangunan
Pengawasan dan pemeliharaan bangunan Ruang Rawat Intensif dilakukan secara
berkala dengan berkoordinasi dengan IPS RS
PENATALAKSANAAN K 3
DI RUANG RAWAT INTENSIF
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/028 2/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
6. Bila terjadi kecelakaan kerja, maka petugas Ruang Rawat Intensif harus
memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan untuk kemudian
melakukan perawatan terhadap korban sesuai dengan prosedur yang berlaku di
PROSEDUR RSK.
7. Petugas Ruang Rawat Intensif harus melaporkan kejadian dan data kecelakaan
akibat kerja kepada Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) RSK, untuk
kemudian membuat evaluasi dan tindak lanjut...
UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PROSEDUR PERBAIKAN TERHADAP PERALATAN DI


RUANG INTENSIF YANG MALFUNGSI
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/029 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Prosedur perbaikan terhadap peralatan diruang Intensif adalah proses yang dilakukan
oleh setiap staf/pegawai yang bertugas di Ruang Intensif dalam menemukan alat
PENGERTIAN
medis atau non medis yang tidak berfungsi untuk segera ditindak lanjuti agar dapat
berfungsi kembali
- Kerusakan alat segera ditindak ianjuti agar dapat memberikan pelayanan kepada
TUJUAN pasien.
- Agar alat siap pakai.
- Perbaikan terhadap alat-alat yang tidak berfungsi yang dibutuhkan dalam
memberikan support kehidupan klien harus segera mungkin dikenakan oleh
KEBIJAKAN bagian tehnik.
- Kerusakan alat yang sangat mengganggu pelayanan harus dilaksanakan paling
lama 1x24jam.
PROSEDUR 1. Petugas ruang Intensif yang mendapatkan alat medis yang tidak berfungsi segera
melaporkan kepada Koordinator Pelayanan Keperawatan/PJ shift.
2. Alat medis malfungsi yang mengancam keamanan pasien segera ditindaklanjuti
dengan mencari alternative alat pengganti.
3. Koordinatoor /PJ Shift melaporkan alat yang tidak berfungsi ke Bagian Tehnik
Medik/umum sesuai dengan alat yang tidak berfungsi.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

4. Koordinator membuat surai permohonan perbaikan alat ditnjukan ke Bagian


Tehnik untuk segera ditindaklanjuti.
5. Petugas tehnik paling lambat 15 menit datang setelah dilap«rkan oleh staf
intensif.
6. Petugas tehnik memperbaiki sesuai dengan alat yang tidak berfungsi dengan
target waktu paling lama 24 jam khusus untuk alat yang mensupport hidup pasien
dan 48 jam untuk alat yang tidak mengancam keamanan dan kenyamanan pasien.
7. Koordinator/PJ Shift melakukan evaluasi pekerjaan yang dilakukan oleh petugas
tehnik dan beketjasama dalam perbaikan peralatan yang tidak berfungsi.
UNIT TERKAIT - UPSRS / teknisi

KALIBRASI PERALATAN TERTENTU DI RUANG


INTENSIF
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/030 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Kalibrasi peralatan tertentu di Ruang Intensif adalah proses kalibrasi yang
PENGERTIAN
diperuntukan khusus untuk alat-alat yang terdapat di Ruang Intensif.
- Agar alat lebih tahan lama.
- Alat siap pakai
TUJUAN
- Alat dapat memberikan manfaat secara optimal dan aman dalam memberikan
pelayanan kepada klien.
Peralatan tertentu yang dikalibrasi yaitu:
- Ventilator kalibrasi setiap habis pakai oleh klien.
- ECG monitor, DC shock, Vacum Regulator, Syringe Pump, Infusion Pump,
KEBIJAKAN
ikalibrasi setiap seminggu sekali.
- Bed elektrik dikalibrasi sebulan sekali.
- EKG 12 lead dikalibrasi sebulan sekali.
PETUGAS Tehnik medik RS/Depkes.
PERALATAN Alat kalibrasi sesuai dengan alat.
PROSEDUR 1. Petugas tehnik medik melakukan kalibrasi sesuai dengan jadwal.
2. Petugas tehnik medik melakukan kalibrasi sesuai dengan prosedur alat.
3. Alat-alat tertentu dikalibrasi kembali sebagai uji kelayakan/sertifikasi alat setiap
satu tahun sekali oleh Instansi yang ditusuk seperti Depkes atau perusahaan alat
tersebut.
4. Setelah kalibrasi petugas tehnik medik melakukan dokumentasi dikartu kalibrasi.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

5. Jika ada kerusakan alat atau ketidak layakkan alat setelah kalibrasi petugas tehnik
medik melaporkan kepada petugas ICU untuk ditindak lanjuti.
6. Peralatan dirapikan kembali dan siap pakai.
- Kartu Kalibrasi.
UNIT TERKAIT
- Surat Permohonan perbaikan

STERILISASI ALAT-ALAT DI RUANG INTENSIF


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/031 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Suatu sistem yang dilakukan untuk mendistribusikan alat-alat medis yang akan
PENGERTIAN
disteril.
- Mengetahui jumlah instrument/alat medis yang akan disteril.
TUJUAN
- Menghindari kehilangan/tertukarnya alat medis yang akan disteril.
Alat sebelum disterilkan disiapkan oleh ruangan masing-masing, dari pencucian
KEBIJAKAN sampai dengan pengepakan dan diambil oleh petugas unit sterilisasi untuk siap
disterilkan.
PROSEDUR 1. Perawat ruangan/asisten perawat menyiapkan alat yang akan disteril (termasuk
memberikan nama unit, tanggal saat menyeterilkan dan tanda tangan/nama
perawat/asisten perawat yang meneyterilkan)
2. Petugas CSSD mengecek kembali alat yang akan disterilkan dengan mengadakan
serah terima berupa form yang disediakan oleh petugas ruangan dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
3. Petugas CSSD membawa alat steril ke lokasi CSSD.
4. Setelah selesai disteril, alat didinginkan sebentar.
5. Petugas CSSD mengantar kembali alat yangs udah steril beserta form
pengembalian alat (untuk pengecekan ulang).
6. Petugas ruangan menerima alat yang sudah steril dan disimpan ditempat yang
sudah dipilih dan menandatangani form yang ada.
- Unit rawat jalan
UNIT TERKAIT - Unit rawat inap
- CSSD

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN SUCTION DI RUANG


INTENSIF
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/032 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Cara menggunakan alat suction untuk melakukan tindakan-tindakan keperawatan
PENGERTIAN
ataupun medis.
TUJUAN - Agar usia pemakaian alat bisa lebih panjang.
KEBIJAKAN - Perawat pelaksana yang telah berpengalaman.
PROSEDUR 1. Hubungkan vacum regulator ke pusat vacuum, sentral di dinding dengan cara
menekan lurus alat vacuum regulator pada lubang vacuum sental yang tersedia
pada posisi horizontal.
2. Handel pamer pada posisi OFF terlebih dahulu sebelum dipergunakan.
3. Hubungkan connecting suction/selang suction dengan vacuum regulator yang
terpasang didinding.
4. Jika suction portable isi botol suction dengan cairan desinfektan (detol/hibicef
dengan perbandingan 1 cc cairan detol/hibicef untuk 100 liter air).
5. Sambungkan selang suction pada botol suction yang telah disiapkan.
6. Sambungkan selang suction dari botol ke pasien.
7. Pindahkan handle power ke posisi ON dan sesuaikan dengan tekanan vacum yang
diinginkan dengan menggunakan handle tersebut dengan indicator angka yang
tersedia di alat vacum regulator.
8. Setelah selesai melakukan suction lepaskan suction regulator dari dinding dengan
cara memutar pengunci kearah jarum jam sampai dengan alat vacum terlepas.
9. Bersihkan botol suction dan ganti botol yang baru bila menggunakan botol
suction disposable.
10. Gulung kembali kabel listrik.
11. Rapihkan alat-alat seperti semula.
12. Pastikan alat harus selalu siap pakai.
UNIT TERKAIT - CSSD

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

KEWASPADAAN UNIVERSAL DI ICU


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/033 1/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Kewaspadaan universal adalah suatu pedoman untuk mencegah penyebaran dari
PENGERTIAN berbagai penyakit yang ditularkan di lingkungan rumah sakit ataupun sarana
pelayanan kesehatan lainnya.
- Untuk mencegah terjadinya penyebaran dari berbagai penyakit yang tularkan di
lingkungan RS kepada petugas medis atau non-medis
TUJUAN - Perlindungan diri petugas medis ataupun non-medis selama melakukan kegiatan
di RS dari bahaya penyakit yang menular.
- Meningkatkan mutu pelayanan di RS
- Sesuai dengan ketetapan oleh Center for Disease (CDC) th 1987 tentang
Universal Precautions yang diteijemahkan menjadi Kewaspadaan Universal.
- Setiap petugas kesehatan harus secara rutin menggunakan alat atau sarana yang
dapat mencegah kontak kulit dan selaput lendir dengan lendir, darah atau secret
lainnya dari pasien.
- Semua petugas harus selalu waspada terhadap kemungkinan tertusuk jarum,
KEBIJAKAN
pisau, dan benda atau alat tajam lainnya selama pelaksanaan tindakan, saat
membersihkan peralatan, saat membuang sampah atau ketiga memelihara
peralatan setelah berlangsungnya prosedur tindakan.
- Menghindari kontak dengan pasien jika petugas mengalami perlukaan atau ada
lesi yang lebih memperhatikan pelaksanaan penyakit seperti HIV-aids, Hepatitis
B.
PETUGAS Seluruh pegawai yang berada di ruang intensif.
- Sarung tangan
- Masker
- Apron
- Sendal ruangan tertutup
PERALATAN - Sepatu
- Kacamata
- Sarana mencuci tangan: wastafel demham air mengalir, tissue towel, cairan
disenfektan untuk cuci tangan.
- Tempat sampah
PROSEDUR 1. cuci tangan secara procedural dengan menggunakan desinfektan yang disediakan
dengan 7 langkah mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan.
2. Menggunakan sarung tangan jika akan mengelola pasien yang mengeluarkan
secret dan darah, berbagai peralatan penunjang medis, alat kesehatan, prosedur
invasive lainnya.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

KEWASPADAAN UNIVERSAL DI ICU


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/033 2/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
3. Menggunakan masker pelindung mata atau wajah jika mengerjakan prosedur
yang memungkinkan terjadinya percikan darah dan lendir ke wajah atau mata.
4. Menggunakan baju khusus/apron selama melaksanakan tindakan jika
memungkinkan terkontaminasi darah, secret ke tubuh petugas.
5. Tidak membengkokkan jarum atau mematahkan jarum suntik dengan tangan,
PROSEDUR
tidak melepaskan jarum suntik dengan menggunakan tangan.
6. Melakukan disenfeksi di setiap akan melakukan tindakan diantara kedua
tindakan, dalam waktu yang bersamaan.
7. Pisahkan sampah infeksius dan noninfeksius pada tempat yang telah disediakan.
8. Angkat sampah infeksiusjika 2/3 kantong terisi, kemudian di ikat rapi.
UNIT TERKAIT 14. Cleaning service

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PEMELIHARAAN ALAT ELECTROCARDIOGRAM (ECG) DI


ICU
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/034 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Electrocardiogram (ECG) adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendeteksi arus
PENGERTIAN listrik yang dibangkitkan oleh jantung melalui titik-titik tertentu, pada permukaan
anggota tubuh manusia dengan menghubungkan electrode.
- Menjaga alat dalam kondisi baik
TUJUAN
- Menjaga agar selalu siap pakai
Pelaksanaan oleh perawat dan petugas teknisi. Prosedur pelaksanaannya diatur
KEBIJAKAN
Kepala Ruang Rawat
PROSEDUR 1. Pemeliharaan harian dilakukan oleh user/pemakai alat
2. Alat dibersihkan dari kotoran dan debu dengan kain halus
3. Elektroda dibersihkan dari sisa-sisa jelly
4. Menggunakan alat dengan baik dan benar
5. Periksa tata letak kabel grounding alat sebelum digunakan
6. Pemeliharaan mingguan, bulan dan tahun oleh tekhnisi.
7. Memeriksa kondisi kabel pasien, kabel power dan kabel grounding
8. Memeriksa pulsa 1mv, sensitivitas dan dumping, kalibrasi bila ada
penyimpangan.
9. Memeriksa hasil pulsa lead-lead ECG dari lead-lead
10. Stimulator ECG
11. Memeriksa kontrol kecepatan kertas perekam
12. Membersikan konektor pasien kabel dengan contact cleaner
13. Memeriksa change battery dengan menghidupkan tombol power
14. Memeriksa kebocoran arus(leakage current) dengan alat Electrical Safety
Analyzer berupa tes kebocoran arus kabel pasien terhadap ground.
UNIT TERKAIT - Teknisi

PEMELIHARAAN TABUNG SUCTION

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
SPO-8/ICU/035 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Suction adalah alat yang dipergunakan untuk menghisap cairan yang tidak
PENGERTIAN
dibutuhkan oleh tubuh manusia.
- Alat siap pakai
TUJUAN
- Mencegah infeksi nosokomial
Pelaksanaannya dilakukan oleh perawat dengan mengacu pada pedoman panitia
KEBIJAKAN
infeksi nosokomial rumah sakit.
PROSEDUR 1. Gunakan alat pelindung diri (universal precaution). Seperti sarung tangan,
masker, apron, kacamata pada saat membersihkan tabung suction
2. Lepaskan/pisahkan tabung suction dari selangnya
3. Buang isi tabung suction ke spoelhok, kemudian bilas dengan cairan desinfektan
10% biarkan selama 15 menit.
4. Sikat tabung suction dan cuci dengan air mengalir sampai bersih
5. Tabung suction bersih segera sambungkan kembali dengan selang suction yang
sudah siap pakai
6. Pastikan alat selalu siap pakai.
UNIT TERKAIT - Teknisi

PEMELIHARAAN BED SIDE MONITORING


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/036 1/1

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Alat yang digunakan untuk memonitoring vital sign pasien, yang berupa detak
PENGERTIAN jantung, nadi, tekanan darah, temperature, saturasi oksigen dalam bentuk pulsa atau
digital secara terus menerus.
TUJUAN Agar alat selalu siap pakai bila mana diperlukan Menghindari kerusakan dini
Pelaksanaannya oleh perawat ICU dengan mengacu pada pedoman Pengendalian
KEBIJAKAN
Infeksi Nosokomial Rumah Sakit.
PROSEDUR 1. Gunakan alat pelindung diri saat memelihara bed side monitoring
2. Alat dimatikan jika sudah tidak digunakan
3. Rapikan kabel-kabel penghubung electrode, saturasi O2, temperature blood
pressure, dengan cara:
a. Lap dengan cairan desinfektan kabel-kabel tersebut.
b. Gantungkan kabel-kabel tersebut pada tempat yang telah disediakan
(disamping monitoring)
c. “Cuff’ dicuci kemudian keringkan, hindari cuff monitoring dari benda-benda
tajam.
d. Monitoring selalu dalam keadaan Charge/Stanby
UNIT TERKAIT - Teknisi

PEMELIHARAAN TEMPAT TIDUR KHUSUS


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/037 1/1

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Menyiapkan tempat tidur khusus agar segera dipakai
- Memudahkan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
TUJUAN
- Memberi rasa aman dan nyaman
KEBIJAKAN Digunakan untuk pasien- pasien yang akan segera masuk ICU
- Perawat
PETUGAS
- Asisten perawat
Persiapan alat :
- Tempat tidur khusus
- Kasur dan bantal
- Alat-alat tenun untuk memudahkan cara bekerja, maka alat-alat tenun harus
dilipat dan disusun menurut pemakaian
- Alat kasur atau sarung kasur
PERALATAN
- Perlak
- Steek laken
- Laken
- Perlak dan pengalas kepala
- Selimut
- Sarung bantal
PROSEDUR 1. Siapkan alat tenun yang akaan digunakan
2. Pasang laken dan alat tenun lainnya secara berurutan dan rapi
3. Rapihkan alat-alat yang tidak dipergunakan
Koordinasi denagn PJ shift bahwa tempat tidur sudah siap pakai
UNIT TERKAIT

PEMELIHARAAN ( DEKONTAMINASI) ALAT HUMIDIFIER


OKSIGEN
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/038 1/1
Tanggal Terbit

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Humidifier adalah botol penampung aqua pelembab oksigen
- Menjaga agar alat siap pakai
TUJUAN
- Mencegah tidak terjadi infeksi nosokomial
Pelaksanaannya oleh perawat ICU dengan mengacu pada pedoman pengendalian
KEBIJAKAN
infeksi nosokomial rumah sakit
- Perawat
PETUGAS
- Asisten perawat
- Sarung tangan
- Masker
- Soap liquid
PERALATAN
- Busa pembersih
- Air mengalir
- Tempat botol humidifier
PROSEDUR 1. Gunakan alat pelindung diri saat membersihkan alat
2. Cek keadaan botol humidifier boeor/tidak
3. Tabung diberi aqua steril sesuai tanda aqua diganti
4. Setelah digunakan pasien, dicuci dengan soap liquid kembali lalu bilas dengan air
mengalir untuk dipakai kembali pada pasien berikutnya
5. Pisahkan botol humidifier bersih dengan yang kotor dalam wadah tertentu
6. Matikan drap manometer terlebih dahulu bila sudah tidak terpakai.
7. Bila alat rusaK (bocor) lapor kepenanggung jawab alat agar segera ditindaklanjuti
UNIT TERKAIT - Teknisi

MEMELIHARA KUKU
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/039 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Membantu memotong kuku pasien yang panjang, dikarenakan pasien tidak mampu
PENGERTIAN
melakukannya sendiri.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

1. Menjaga kebersihan kuku.


TUJUAN
2. Mencegah timbulnya luka/inferksi.
1. Memotong kuku jangan terlalu dalam karena dapat menimbulkan luka.
KEBIJAKAN
2. Jika pasien menggunakan cat kuku, harus dibersihkan dengan oceton.
PETUGAS Perawat/bidan
1. Handuk.
2. Gunting kuku.
3. Bengkok.
PERALATAN 4. Sarung tangan.
5. Kom berisi air hangat.
6. Underpad.
7. Oceton kalau perlu.
PROSEDUR Memotong kuku pada jari-jari tangan:
1. Memberi tahu dan menjelaskan pada psien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
2. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan.
3. Mengatur posisi pasien.
4. Handuk diletakkan dibawah jari-jari tangan.
5. Tangan direndam dalam kom berisi air hangat selama 1-2 menit, untuk
melunakkan kuku.
6. Tangan diletakkan diatas piala ginjal yang sudah dialasi underpad agar
potongan kuku tidak berserakan.
7. Memotong kuku dan disesuaikan dengan lengkungan kuku.
8. Memperhalus ujung kuku dengan menggunakan pengikir kuku.
9. Membersihkan dan merapikan alat.
10. Perawat mencuci tangan.
UNIT TERKAIT

PENGOPERASIAN PULSE OXYMETER DI RUANG ICU


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/040 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Cara menggunakan alat pulse oxymeter yang digunakan pada pasien dengan kasus-
PENGERTIAN
kasus tertentu.
15. Mengenal tata cara pengoperasian pulse oxymeter.
TUJUAN
16. Mengetahui kedaan saturasi oksigen pasien (Sa02)
KEBIJAKAN Digunakan pada pasien yang terjadi gangguan pernafasan.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

17. Dokter
PETUGAS
18. Perawat
PERALATAN Pesawat Pulse Oxymeter
PROSEDUR 1. Hubungkan steker listrik ke stop kontak.
2. Pasangkam Unger sensor yang dibutuhkan ke pasien.
3. Hidupkan pesawat dengan tombol power ON.
4. Tentukan parameter yang diinginkan. Parameter yang ditampilkan dapat
berupa trend atau pulse. Bila menggunakan pulse perhatikan apakah level
signal mencukupi untuk pengukuran, bila cek finger sensor dan dilakukan
rotasi perletakkan finger sensor pada jari pasien secara periodic setiap 6
jam.
5. Apabila proses penggunaan pesawat sudah selesai matikan pesawat sudah
selsai matikan pesawat pada posisi OFF.
6. Lepaskan finger sensor dari pasien, gulung kabel finger sensor dengan
rapih dan usahakan lingkaran gulungan tidak terlalu kecil diameternya agar
kabel inti tidak mudah putus.
Untuk pemeliharan alat setelah pemakaian dilakukan pengisian batrai 24
jam setelah pemakaian terakhir, kemudian jika peralatan tidak digunakan
dilakukan pengisian baterai setiap 2hari sekali selama 16 jam.
- Catatan perawat
UNIT TERKAIT
- Kardek

PEMELIHARAAN PIPA ENDOTRAKEA


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/041 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Selama pasien dalam keadaan terintubasi, perlu dilakukan perawatan terhadap pipa
PENGERTIAN endotrakea untuk menghindari komplikasi yang terjadi selama pasien dalam keadaan
terintubasi.
- Minimalisasi komplikasi yang mungkin timbul akibat intubasi endotrakea
TUJUAN - Pemantauan dini komplikasi akibat intubasi endotrakea dan pelaksanaan segera
dari komplikasi yang timbul.
KEBIJAKAN Sesuai dengan kebijakan pemeliharaan pipa endotrakea.
PROSEDUR - Fiksasi pipa endotrakhea:
a. Fiksasi dengan plester setelah intubasi

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

b. Pastikan fiksasi baik dengan memastikan babwa plester melekat dengan baik
di sekeliling pipa endotrakhea.
c. Pastikan fiksasi endotrakhea pada panjang pipa yang sesuai secara teratur
setiap harinya atau bila ada kecurigaan pipa endotrakhea tercabut atau
terdorong.
- Pemeriksaan terhadap cuff endotrakhea:
a. Test volume: Jumiah udara yang cukup yang dimasukkan ke cuff pipa
endotrakhea sampai tidak terjadi kebocoran + lml segera dilakukan setelah
pemasangan pipa endotrakhea dan diulangi secara rutin beberapa kali sehari,
terutama bila dijumpai adanya kebocaran manual hiperenflasi. Isi 15-25 ml.
b. Memastikan tidak adanya kebocoran dengan auskultasi didaerah trakea selama
ventilasi normal.
c. Tekanan cuff dengan manometer (inflator cuff)
- Bila dijumpai kebocoran yang menetap pada pipa endotrakhea segera dilakukan
visualisasi langsung deengan laringoskop, meskipun fiksasi terlihat pada panjang
pipa endotrakhea yang benar.
a. Pastikan tidak terjadi hemiasi cuff diatas pita suara.
b. Kenali pasien dengan resiko tinggi kebocoran pipa endotrakhea
c. Panjang pipa endotrakhea tidak sesuai ( pipa endotrakhea tidak boleh dipotong
< 26cm)
d. Pasien fasial swelling (luka bakar trauma wajah)
e. Pasien dengan tekanan jalan nafas yang tinggi selama ventilasi.
- Suctioning pipa endotrakhea secara teratur (setiap 2 jam) atau lebih sering
dijumpai adanya secret jalan nafas yang banyak Humidifikasi yang adekuat.
a. Bila pakai PEEP sebaiknya gunakan close suction
b. Suctioning secara teknik steril
UNIT TERKAIT

EXTUBASI
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/042 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Mencabut endotrachea tubes dari trachea
TUJUAN Memberikan kesempatan pada pasien untuk bernafas secara spontan
- Dilakukan oleh dokter dan sesuai indikasi
KEBIJAKAN
- Tidak dapat dilakukan atas permintaan keluarga
PROSEDUR 1. lakukan pendekatan pada pasien dan terangkan prosedur yang akan dilakukan.
2. Siapkan alat-alat untuk kemungkinan pasang intubasi kembali.
3. Berikan oradexon 0,2mg/kgbb IV 10 menit sebelum extubasi.
4. Menghisap lendir bila ada dan untuk membersihkan jalan nafas.
5. Mengempeskan balon ETT menggunakan spuit 20cc 1/2 jam sebelum extubasi
cup dicompesin ICU
6. Instruksikan pasien untuk menarik nafas dalam dan usahakan untuk batuk cup
dikempesin full.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

7. Ketika pasien batuk pipa trachea ditarik keluar secara periaha-lahan dan jangan
sampai terjadi trauma
8. Menghisap lendir yang ada dimulut bila diperlukan dan berikan 02 5 l/menit
9. Awasi kemungkinan timbulnya sumbatan jalan nafas
10. Jika timbul stridor dapat diberikan “rasemic epinephrine dan nebulizer”
11. Merapihkan alat-alat
12. Dokumentasikan hasil tindakan dilemhar observasi
13. Observasi tanda-tanda vital dan analisa gas darah

UNIT TERKAIT - ICU

PENGGUNAAN PASIEN MONITOR


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/043 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Pemasangan alat yang dapat memudahkan untuk memonitor kondisi pasien
PENGERTIAN
mencakup tekanan daraah, nadi, nafas, suhu, dan EKG
Pasien diperiksa/dipantau secara intensif dengan mudah Mengetahui kemajuan atau
TUJUAN
penurunan kondisi pasien dengan lebih cepat
KEBIJAKAN Pasien yang memenuh kriteria pasien masuk ICU wajib dipantau dengan alat ini
PROSEDUR 1. Hubungkan kabel monitor dengan arus listrik
2. On sebelah kiri monitor, wama kuning ditekan
3. Pasang kabel EKCT untuk pasien dan pasang elektroda pada pasien
4. Elektroda di pasang di antara intercostal I & II dada kiri ( kabel EKG wama hitam
) (LA) dada kanan dipasang diantar Intercostal I & II sebelah kanan (kabel EKG
wama putih ) (RA) Electroda ke 3 dipasang di sebelah kiri dibawah tulang iga
terakhir ( kabel EKG wama merah ) (LL)

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

5. Pasang manset untuk mengukur tekanan darah


6. Pasang saturasi O2 dijari tangan (bagian kabel harus diatasjari)
7. Kabel suhu dipasang didaerah brachial dan di plester
8. Untuk tekanan darah pilih waktunya dengan cara menekan rotasi (coder)
sebelahkan ujung. Lihat interval dan atur waktunya apakah 15 menit, 30 menit,
60 menit, dst.
9. Jika semuanya sudah terpasang
Mis : manset, electrode, suhu, SPO2, maka secara otomatis hasil dan gambamya
akan tampil di monitor.
10. Pemantauan pasien dilakukan secara berkala tiap jam dan dicatat dalam kardek
harian pasien serta rekam medik pasien.
UNIT TERKAIT - Teknisi

PENGGUNAAN VENTILATOR MERK MEKIICS SU : M2


(DEWASA, BAYI, DAN ANAK)
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/044 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Tata cara pengguanaan ventilator secara umum, single mode dasar volume atau
PENGERTIAN
pressure mode
- Upaya menggunakan ventilator yang benar
TUJUAN - Membantu upaya pemeliharaan alat ICU yang mahal, mencegah kerusakan dini,
karena pemakaian tidak benar
- Gunakan ventilator yang paling familiar
- Pelajari dulu dengan baik bila akan menggunakan ventilator yang belum familiar
KEBIJAKAN
- Konsultasi pada yang lebih tahu bila mendapat kesulitan
- Untuk ventilator-mode lanjut konsultasi pada yang lebih tahu
PROSEDUR 1. Hubungkan kabel ventilator sambungkan ke Arus Listrik
2. Hubungkan kabel humidifier sambungkan ke Arus Listrik
3. Hubungkan kabel compressor sambungkan ke Arus Listrik
4. Pasang slang warna hijau dari ventilator sambungkan ke oxygen
5. Pasang slang warna kuning dari ventilator sambungkan dengan compressor

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

6. Tekan on di compressor bagian belakang ( warna merah )


7. Tekan on di ventilator bagian belakang ( wama hitam )
8. Pasang chamber humidifier
9. Pasang breathing sirkuit yang sudah di set dan bacterial filter → pasang swivel
elbw → sambungkan ke ETT pasien

NB : Mode ventilator harus sudah di setting


UNIT TERKAIT - Teknisi

CALIBRASI VENTILATOR TANPA HUMIDIFIER DAN


SETTING VENTILATOR
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/045 1/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
Tata cara pengguanaan ventilator secara umum, untuk single mode dasar volume atau
PENGERTIAN
pressure mode
Membantu upaya pemeliharaan alat ICU yang mahal, mencegah kerusakan dini,
TUJUAN
karena pemakaian tidak benar
- Gunakan ventilator yang paling familiar
- Pelajari dulu dengan baik bila akan menggunakan ventilator yang belum familiar
KEBIJAKAN
- Konsultasi pada yang lebih tahu bila mendapat kesulitan
- Untuk ventilator-mode lanjut konsultasi pada yang lebih tahu
PROSEDUR 1. Kabel ventilator sambungkan dengan arus listrik
2. Kabel compressor sambungkan dengan arus listrik
3. Selang oxygen sambungkan ke outlet oxygen (selang hijau)
4. Selang udara tekan sambung ke compressor (selang kuning)
5. Nyalakan tombol on di compressor (warna merah)
6. Nyalakan tombol on di ventilator (warna hitam)
7. Tekan tombol stand baap ±2 detik sampai gambar sirkuit cali muncul di layar
monitor
8. Buka tes Lung
9. Tutup Y pice dengan rapat pakai tangan lalu tekan calibrasi → lihat di layar akan
muncul calibrasi OK (warna merah) → lepas tangan dari Y pice
10. Tekan tombol OK

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

11. Tekan system → tekan Cal → tekan flow zero


• ing → off rubah ke start → ketik N coder dilayar muncul calibrasi processing
→ tunggu sampai ada tulisan calibrasi OK
• tekan Insp – exp → muncul tulisan merah conned inspiratory outlet
(hubungkan inspirasi outlet secara langsung ke expirasi inlet) putar dan klik →
muncul start dan tekan → muncul calibrasi processing → tertulis calibrasi OK
12. Tekan tanda silang di pojok kanan → pilih yes dan tekan OK → Muncul standby
→ kembalikan posisi sirkuit ke semula (sirkuit inspirasi ke watertrep sirkuit
inspirasi kembalikan posisi semula di inspirasi → Pasang Test Lung
13. Tentukan jenis pasien yang digunakan Mis: neonates pediatric, Female
(perempuan dewasa) Male (laki - laki dewasa )
14. Tentukan BB tekan leusure sampai di angka yang diinginkan
CALIBRASI VENTILATOR TANPA HUMIDIFIER DAN
SETTING VENTILATOR
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/045 2/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PROSEDUR 15. Tentukan mode yang digunakan tekan gambar paru paru disebelah kanan atas
Atur peep → FiO2 → TV → Respirasi → Time Inspirasi

ACEP

NB.
Time faus normal : 0,5
Fen normal : 70
Normal Feak → 40 Batas atas
10 Batas bawah
O2 → Batas atas 100
Batas bawah 20
Air leek → batas atas 250
16. Tekan keluar
17. Sambungkan ke pasien pakai HME & Swefel Elbow
UNIT TERKAIT - Teknisi

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PENGGUNAAN DC – SHOCK PRIMEDIC DEFI-B


(DEFIBRILATOR)
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/046 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN - Serangkaian tindakan yang diberikan pada pasien dengan menggunakan alat yang
mengeluarkan arus searah untuk menghentikan fibrilasi
TUJUAN - Menghilangkan spesifik aritmia / vebtrikel fibrilasi
KEBIJAKAN - Defibrilasi diberikan atas indikasi gambaran EKG VT/ VF tanpa nadi
PROSEDUR 1. Lakukan identifikasi pasien dengan meminta pasien menyebutkan nama dengan 2
(dua) karakter dan tanggai lahir
2. Memberitahukan rencana tindakan kepada keluarga pasien dengan meminta
persetujuan dengan menandatangani di formulir informasi persetujuan
3. Sambungkan kabel ke sumber arus listrik
4. Tekan tombol POWER pada posisi ON, tunggu ±5 detik sampai ada bunyi
5. Oleskan jelly pada pedal dewasa
6. Menentukan kapasitas joule yang dibutuhkan pada alat defibrillator yang dimulai
dari 150 joule sampai 200 joule
7. Mengatur letak ke 2 paddle sambil memberi aba-aba agar semua staf tidak ada
yang bersandar di tempat tidur atau menyentuh pasien
8. Meletakkan paddle stemum di daerah stemum dan paddle apex di daerah apex
kemudian menekan tombol discharge paddle secara bersamaan pada saat joule
yang dibutuhkan tercapai
9. Amati EKG monitor bila tidak ada perubahan biasanya dilanjutkan lagi dengan
memberi joule yang lebih tinggi
10. Mempersiapkan defibrillator agar dapat dipergunakan kembali apabila fibrilasi
berlanjut
11. Melanjutkan CPR
12. Merapihkan alat-alat dan mendokumentasikan semua tindakan pada lembar
resusitasi dan di dokumentasikan dalam catatan keperawatan Hal-hal yang harus
diperhatikan:
- Bersihkan jelly pada kedua pedal Matikan tombol Rapikan alat - alat
- Setiap hari di cash selama ±2 jam dan buang 20 joule
- Jangan sentuh pasien selama dilakukan DC shock
- Jika tidak digunakan pesawat harus di test secara rutin (discharge test) 5 joule tiap
pagi hari
- Defibrillator dilakukan sesuai indikasi dokter umum atau dokter spesialis dengan

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

dibantu oleh perawat sesuai SPO


UNIT TERKAIT - Teknisi

PEMASANGAN PIPA OROFARING


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/047 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Pipa orofaring adalah alat yang di masukkan melalui mulut yang ujung distalnya
akan terletak di orofaring bila terpasang dengan benar,berfungsi untuk menahan lidah
agar tidak terjatuh ke belakang (menutupi hipofaring)
TUJUAN Pemasangan pipa orofaring yang benar dan tepat sehingga jalan nafas pasien dapat
terjaga baik.
KEBIJAKAN - Indikasi pemasangan pipa orofaring adalah : pasien yang tidak menjaga jalan
nafas nya.
- Pipa orofaring terpasang dengan ukuran sesuai untuk pasien yang orofaring nya
yang panjang sesuai dengan jarak antara ujung mulut pasien ke telinga bawah
pasien. Ukuran terlalu besar atau kecil akan menutup jalan nafas nya.
- Pada pasien sadar atau setengah sadar pemasangan pipa orofaring dapat
merangsang muntah
- Hati – hati pemasangan alat ini pada anak karena dapat merangsang muntah
PROSEDUR 1. Jelas kan prosedur yang akan di lakukan pada pasien
2. Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan
3. Gunakan sarung tangan
4. Dekatkan bengkok kepasien
5. Masukan pipa orofaring kedalam mulut dengan lengkungan menghadap ke langit-
langit
6. Setelah masuk lagi separuh panjangnya ,alat di putar 180 derajat hingga
lengkungannya sekarang berada menempel pada lengkungan lidah
7. Jika pasien gelisah kalau perlu fikasi pipa orofaringdengan pasien. Pastikan
setelah terpasang ,udara pernafasan dapat lewat dengan bebas melalui pipa
orofaring
UNIT TERKAIT Kardek harian ICU

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PEMERIKSAAN TANDA – TANDA VITAL


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/048 1/3
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat tentang
suhu, nadi pernafasan dan tekanan darah
TUJUAN Mendapatkan data tentang kondisi pasien
KEBIJAKAN Data tentang suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah dapat dipantau
PROSEDUR I. Mengukur suhu tubuh pasien
Suhu tubuh adalah derajat pan as yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai
keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui
keringat, pernafasan sisi-sisa pembuangan (eksresi) dan penyinaran (radiasi)
hantaran (konduksi ) convection ( konveksi)
Tempat pengukuran suhu tubuh antra lain:
a. Oral
b. Axilla
c. Rectal
Persiapan alat:
1. Termometer air raksa/digital siap pakai pada tempatnya
2. Tissue
3. Vaseline (rectal)
4. Sarungtangan (rectal)
5. Lembaran observasi vital sign

a. Mengukur suhu melalui oral:


Cara kerja:
1. Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan:
2. Cek termometer dengan kondisi air raksa dibawah angka 35 occ
3. Anjurkan pasien membuka mulut kemudian masukan ujung termometer dibawah
lidah dan paien menutup mulut kembali
4. Tunggu selama 3-5 menit
5. Angka termometer
6. Keringkan termometer dengan tissue
7. Baca hasil pengukuran
8. Turunkan air raksa termometer dengan cara menggoyangkan sampai angka
dibawah 35°c kemudian masukann ke tempatnya
9. Rapikan pasien
10. Dokumentasi tindakan yang akan dilakukan
b. Mengukur suhu melalui axilla :
Cara kerja:
1. Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PEMERIKSAAN TANDA – TANDA VITAL


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/048 2/3
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PROSEDUR 2. Letakan termometer ditengah axilla dan anjurkan pasien untuk menjepit dengan
tangan menyilang ke arah dada
3. Biarkan selama 8-10 menit untuk termometer air raksa dan 5 msnit atau
termometer digital
4. Angka termometer
5. Bersihkan termometer dengan tissue
6. Baca hasil pengukuran
7. Turunkan air raksa termometer dengan cara menggoyangkan sampai angka
dibawah 35oC kemudian masukan ketempatnya
8. Rapikan pasien
9. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
c. Mengukur suhu melalui rectal:
Cara kerja:
1. Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Siapkan privacy pasien
3. Cek termometer dengan kondisi air raksa dibawah angka 35°c
4. Atur posisi pasien dengan miring kekiri atau sesuai kebutuhan
5. Bebaskan pakaian bagian bawah pasien
6. Pakai sarung tangan
7. Oleskan Vaseline pada ujung termometer
8. Buka bokong ( spincter anal) dengan tangan yang tidak dominan dan tangan
dominan memasukan termometer dengan kedalaman 1-2 cm, rapatkan kembali
bokong pasien
9. Tunggu sampai 3 menit
10. Angkat termometer dan bersihkan dengan tisue
1l. Baca hasil pengukuran
12. Turunkan air raksa termometer dengan cara menggoyangkan sampai angka
dibawah 35°c
13. Rapikan pasien
14. Bersihkan termometer dibawah air mengalir dan rapikan pada tempatnya
15. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Mengukur suhu melalui oral dan rectal hanya dilakukan pada pasien yang
bermasalah di daerah axilla
2. Mengukur suhu tubuh pada saat menerima bayi baru lahir dilakukan di rectal
3. Bila menggunakan termometer digital perhatikan petunjuk penggunaanya dan
penyimpanannya

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PEMERIKSAAN TANDA – TANDA VITAL


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/048 3/3
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PROSEDUR Hal - hal yang harus diperhatikan
1. Saat menghitung pernafasan jangan diketahui oleh pasien
2. Satu kali pernafasan adalah satu kali mengeluarkan nafas dan satu kah menarik
nafas
II. Mengukur tekanan darah
Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding arteri dengan tekanan
darah tertinggi akibat kontraksi ventrikel kiri ( systole) dan pada saat jantung
istirahat dengan tekanan darah terendah (diastole)
Persiapan alat:
1. Tensimeter siap pakai
2. Lembar observasi vital sign
Cara kerja:
1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada pasien
2. Bawa alat ke dekat pasien
3. Atur posisi pasien lengan atasnya sejajar dengan jantung dan telapak tangan
mengarah ke atas
4. Bebaskan pakaian dari area yang akan diukur
5. Pasang menset dilengan bagian atas dengan jarak ±3 cm dari tossa media ante
cubiti dan pastikan kedua karet menset terletak diatas arteri brachialis
6. Palpasi arteri brachialis setelah yakin letakan ujung stetoskop diatasnya
7. Kunci klop balon
8. Pompa balon manometer secara perlahan sampai air raksa berada siatas 30mmHg
pada bunyi terakhir
9. Buka klep manometer secara perlahan sambil memperhatikan angka pada
manometer . saat terdengar bunyi detak jantung pertama (sistolik) demikian untuk
detang jantung terakhir (diastolic)
10. Bila perlu ulang tindakan tersebut diatas untuk hasil yang lebih akurat
11. Buka manset dan rapikan
12. Rapikan pasien
13. Dokumentasi
Hal-hal yang harus diperhatikan:
Turunkan air raksa sampai ke angka nol dan pastikan manset tidak mengembang lagi
bila akan melakukan pengulangan pengukuran.
UNIT TERKAIT RSU YARSI

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

MENGGUNAKAN INFUSION / SYRINGE PUMP


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/049 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Memberikan cairan/obat melalui intravena'dengan menggunakan pompa secara
otomatis
TUJUAN 1. Memberi terapi cairan/obat melalui intravena dengan tepat.
2. Memudahkan memonitor pemberian cairan/obat pada pasien.
KEBIJAKAN Pasien mendapat cairan/obat dengan tepat
PETUGAS Perawat
PERALATAN • Infusion pump
- Sesuai persiapan alat pemasangan infus
- Infus set sesuai infusion pump yang di gunakan
• Syringe pump
- Spuit sesuai kebutuhan (10cc, 20cc, 50cc)
- Obat-oabatan
- Manometer connection
- Label tambahan iv
PROSEDUR Cara kerjaa
1. Jelaskan tindakan pada pasien
2. Bawa peralatan kedekat pasien
3. Periksa infus pasien apakah belaian lancar/ pasang infus bila belum terpasang
(sesui SOP pemasangan infus )
Infusion pump
1. Ganti selang infus dngan selang yang sesuai dengan infusion pump
2. Masukan selang infusion kedalam infusion pum ( lihat propat pemakain
infusion pump)
Sambung kan ujung selang infusion ke pasein
UNIT TERKAIT Keperawatan

MELAKSANAKAN EKG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/050 1/2

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Merekam eletrik yang di hasilkan oleh jantung
TUJUAN - Membantu dokter dalam menegakan diagnosa
- Memonitor kerja jantung pada kondisi tertentu
- Evaluasi kesehatan jantung
- Mengkaji status kritis pasien sebagai dasar pemberian obat-obatan tertentu
- Memberikan gambaran bagaimana irama jantung
KEBIJAKAN - Dilakukan pada setiap pasien dengan keluhan sakit di dada kiri
- Setiap pasien di rawat inap dengan umur 40 tahun ke atas
- Yang melakukan wajlb menulis nama pasien, umur, tanggal, jam, dokter, nama
petugas yang melakukan
PETUGAS - Perawat
- Dokter
PERALATAN - Alat EKG 1 set lengkap
- Kasa dibasahi air
PROSEDUR Cara kerja:
1. Jelaskan pada pasien dan keluarga, keadaan yang akan dilakukan
2. Dekatkan alat-alat ke pasien
3. Siapkan dan privasi pasien
4. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan (terlentang)
5. Lepaskan perhiasan ( bahan logam dan sejenis nya )
6. Hubungkan EKG dengan listrik
7. Lepaskan pakaian bagian atas sesuai kebutuhan
8. Tempelkan elektrolik pada ektremitas atas dan bawah (perhatikan petunjuk
elektroda)
RA.tangan kanan
LA.tangan kiri
RL kaki kanan
LL.kaki kiri
9. Pasang elektroda di dada, sebelumnya basahi dengan kasa pada daerah yang akan
di tempel elekfroda.
Vl : pada intercosta IV kanan pinggir sternum
V2: pada intercosta IV kiri pinggir sternum
V3 : antara V 2 dan V4
V4 : pada intercostals V kiri mid clavycula
V5: pada garis depan axilla sejajar V4
V6 : pada garis mid axilla (axila tengah) sejajar V4 dan V5

MELAKSANAKAN EKG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/050 2/2

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PROSEDUR 10. Hidupkan alat EKG, tekan dengan menekan tombol on/stand by dan anjurkan
pasien tidak bergerak selama pelaksanaan
11. Lakukan rekam EKG, tekan auto sampai dengan selesai
12. Lepaskan elektroda
13. Rapikan pasien dan alat
14. Dokumentasikan nama, umur, tanggai, jam, nama dokter dan perawat jaga pada
rekam medis

Hal-hal yang harus di perhatikan:


1. Bila gambar EKG tidak jelas, maka lakukan rekaman EKG secara manual
2. Bila di butuhkan EKG sampai dengan V7,V8,V9 maka di lakukan dengan
manual
3. Yakinkan hasil printan pada setiap lead dapat di baca ,bila ada salah satu lead
yang harus di ulang, tekan tombol manual
UNIT TERKAIT Keperawatan

RESUSITASI CAIRAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/051 1/2

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Pemberian cairan secara cepat dari kehilangan cairan pasien.
TUJUAN 1. Menggantikan kehilangan akut cairan tubuh
2. Untuk ekspansi cepat dari cairan intravascular dan memperbaiki perfusi jaringan
KEBIJAKAN Tindakan resusitasi cairan pertama harus dilakukan di UGD sesuai dengan
kekurangan cairan ( Hasil BJ Plasma ) kemudian diteruskan di unit rawat inap sesuai
dengan program terapi
PROSEDUR Persiapan
1. Alat
Set infus lengkap
2. Obat - obatan
a. Cairan kristaloid (Ringer lactat / normal saline )
b. Cairan koloid ( misalnya plasma expander / dextran 40 % )
3. Pasien
Pasien atau keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Petugas 1 Orang
Pelaksanaan
1. Petugas memakai sarung tangan
2. Penilaian tentang kondisi pasien
3. Pasang infus dengan cairan kristaloid
4. Berikan cairan infus sesuai kebutuhan:
a. Pasien syok hypovolemik: berikan ringer lactat atau Normal saline 20
ml / kg BB selama 30 - 60 menit ( jika respon tidak membPasien syok
hemoragik boleh diberikan cairan 2- 3 liter dalam 10 menit
b. Luka bakar: 24 jam pertama beri 2-4 ml RL / kg BB tiap % luka bakar
dengan cara / dosis diberikan untuk 8 jam pertama dan ½ dosis berikut 16
jam kemudian ( jika respon membaik turunkan laju infus secara
bertahap )
c. Dehidrasi berat:
1. Untuk neonatus dengan berat 2-3 kg : 4 jam pertama berikan 25 ml /
kg BB / jam atau 6 tetes / kg BB / menit bila 1 ml = 15 tetes atau 8
tetes / kg BB / menit bila 1 ml = 20 tetes

RESUSITASI CAIRAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/051 2/2

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PROSEDUR 2. Untuk anak 1 bulan - 2 Tahun dengan berat 3-10 Kg
• 1 jam pertama : 30 ml / kgBB / jam
• 7 jam kemudian : 10 ml / kg BB / jam
3. Untuk anak 2 - 5 tahun dengan berat 10 -15 kg
• 1 jam pertama: 40 ml / kg BB / jam
• 7 jam kemudian: 12 ml / kg BB / jam
4. Untuk anak 5-10 tahun dengan berat 15 - 25 kg
• 1 jam pertama : 20 ml / kg BB / jam
• 7 jam kemudian : 10 ml / kg BB / jam
5. Untuk anak lebih dari 10 tahun : berikan 20 ml / kg BB / jam pada
jam pertamaaik dosis bisa diulang
UNIT TERKAIT • Unit Rawat Intensif
• Unit Gawat Darurat
• Unit Ranap Inap

STANDAR PROSEDUR PENGGUNAAN LAMPU TINDAKAN DI


RUANG INTENSIF
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO-8/ICU/052 1/1

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Cara menggunakan alat lampu tindakan.
TUJUAN Mampu menggunakan alat lampu tindakan dengan benar.
KEBIJAKAN Menyiapkan alat lampu tindakan yang akan digunakan di ruang intensif.
PETUGAS Perawat
PERALATAN Lampu Tindakan
PROSEDUR 1. Posisikan lampu loop pada daerah yang akan dilakukan.
2. Masukkan steker pada stop kontak (sumber listrik).
3. Tekan saklar pada power “ON”
4. Apabila selesai, matikan saklar dengan menekan saklar power “OFF”
5. Lepas kabel power dari stop kontak, lalu gulung dengan rapih.
UNIT TERKAIT - UPSRS

PROSEDUR PERMINTAAN DARAH KE BANK DARAH PMI


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/053 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PENGERTIAN Memintakan darah dari Bank Darah PMI sesuai dengan golongan darah pasien.
TUJUAN Mendapatkan darah dari bank Darah PMI sesuai dengan kebutuhan.
KEBIJAKAN Digunakan untuk pasien dengan kasus-kasus hematologi dan untuk persiapan operasi.
PERALATAN - Form permintaan darah
- Form persetujuan transfusi darah oleh keluarga.
- Spuit2,5cc
- Alcohol swab
- Tourniquet
- Plester
- Alas perlak
- Stiker nama pasien
PROSEDUR 1. Dokter menetapkan pasien tanggai memerlukan darah.
2. Dokter memberitahu dan menjelaskan pada pasien atau keluarga tentang
pemberian transfusi darah.
3. Dokter mengisi dan menandatangani formulir permintaan darah yang akan
diminta.
4. Perawat menurunkan form permintaan transfusi ke laboratorium.
5. Petugas mengambil contoh darah pasien sebanyak 2 ml dan diberi label pada
contoh darah.
6. Pemgas yang mengambil contoh darah menandatangani pada formulir permintan
darah yang telah ditempel dengan logo RS.
7. Petugas menghubungi keluarga pasien untuk mengirim amprah darah ke PMI.
8. Keluarga pasien mengantar dan mengambil transfusi darah.
UNIT TERKAIT - Petugas laboratorium
- Keluarga pasien

TATA CARA PEMERIKSANAAN LABORATORIUM DI ICU


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/054 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Mengambil dan mengirim bahan pemeriksaan laboratorium untuk mendapatkan hasil
sebagai penunjang program pengobatan.
TUJUAN Mendapatkan hasil seusai dengan program
KEBIJAKAN - Waktu pengambilan dan pengiriman darah ke laboratorium sesuai dengan
peraturan yang diberlakukan dibagian laboratorium.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

- Sample darah diambil oleh petugas Laboratorium dan perawat.


- Petugas Lab datang ke ICU maksimal 10 menit setelah order pemeriksaan dari
ICU.
PROSEDUR 1. Melihat program dokter dalam status atau kardek pasien.
2. Dokter mengisi jenis pemeriksaan laboratorium yang akan diperiksakan.
3. Mencatat dalam buku ekspedisi laboratorium.
4. Memberitahu dan memotifasi pasien untuk diambil bahan pemeriksaan.
5. Melakukan koordinasi dengan petugas laboratorium untuk mengambil sampel
yang telah diambilkan oleh perawat.
6. Mengambil darah sesuai prosedur.
7. Petugas laboratorium mengambil sample pemeriksaan paling lama 10 menit
setelah dihubungi oleh perawat ICU.
8. Petugas Laboratorium melaporkan hasil pemeriksaan ke Ruang ICU maksimal 30
menit (Untuk pemeriksaan AGD elektrolit) setelah sample diperiksa (lama hasil
sesuai dengan jenis pemeriksaan).
9. Mencatat hasil Laboratorium ke dalam lembar observasi pasien.
10. Melaporkan hasil pemeriksaan.
11. Mengadakah timbang terima jika pemeriksaan tidak dapat dilaksanakan
UNIT TERKAIT - Petugas laboratorium

MEMBERIKAN TRANFUSI DARAH


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/055 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Memasukkan / memindahkan darah lengkap (whole blood) atau substansi darah
lainnya dari seorang (donor) kepada orang lain (resipien) kedalam vena dengan
menggunakan peralatan infus
TUJUAN 1. Menambah jumlah darah yang hiiang dalam tubuh pasien
2. Meningkatkan kadar Hb dalam tubuh
3. Mengganti darah pasien yang keracunan
PROSEDUR 1. Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan reaksi - reaksi
yang mungkin timbul akibat tranfusi.
2. Pasang infus dengan cairan NaCL 0,9 % (lihat SPO pemasangan infus )
3. Ambil kantong darah dari tempatnya, sesuaikan identitas pasien, golongan darah,
jumlah darah, keadaan darah, dan tanggal expired

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

4. Dokumentasikan hal di atas di lembaran observasi cairan


5. Tunggu selama 15-30 menit darah dibungkus dengan alat tenun ( untuk
menghangatkan darah)
6. Observasi vital sign
7. Lakukan cross cek saat melakukan tranfusi
8. Tusukkan selang blood set ke kantong darah.
9. Atur tetesan 20 tetes per menit selama 15 menit pertama selanjutnya sesuai
dengan jenis darah yang diberikan (kebutuhan pasien)
10. Lakukan vital sign setiap 30 menit untuk 2 jam pertama selanjutnya 3 jam dan
monitoring keluhan pasien /tanda-tanda alergi
11. Pasang kembali cairan NaCL 0.9 % pada setiap akhir pemberian l kantong darah
(bilas blood set) setelah itu blot set dibuang
12. Lakukan tindakan mulai no 7 bila tranfusi masih dilanjutkan
13. Rapikan setiap bag yang habis pakai kedalam plastik kuning
14. Rapikan pasien
Hal-hal yang harus di perhatikan :
1. Perhatikan keluhan/respon pada saat tranfusi, bila ada keluhan stop tranfusi, lapor
pada dokter jaga ruangan
2. Cek dengan teliti identitas pasien, nomor rekam medik, golongan darah, dan
keadaan darah
3. Bila ada reaksi allergi saat tranfusi sisa darah yang diberikan segera masukan
keplastik kuning dan kirim ke laboratorium
UNIT TERKAIT PMI

PEMBERIAN ADRENALIN (EPINEFRIN) UNTUK RESUSITASI


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/056 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Adrenalin atau epinefrin adalah salah satu obat penting dalam resusitasi jantung paru
TUJUAN - Pemberian obat yang sesuai indikasi dan dosis yang sesuai dengan cara
pemberian yang tepat
- Semua obaf jumlah dan cara pemberian di catat pada rekam
KEBIJAKAN Aderenalin diindikasikan untuk:
- Henti jantung VF, VT tanpa denyut, asistol, pulseies,eletrikal activity ( PEA)
- Bradikardi simtomatik : setelah atropine, dopamine dan transcutaneus pacing
- Reaksi anafilaksis/ reaksi alergi berat : diberikan bersama-sama dengan
pemberian cairan dalam jumlah banyak kortikosteroid dan antihistamin
PROSEDUR 1. Henti jantung

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

2. Dosis intravena : 1 mg adrenalin diberikan setiap 5 menit selama resusitasi


pemberian di ikuti pemberian flush 20 ml WL /NaCl 0.9 %
3. Infus kontinyu : 30 mg epinephrine ( 30 ml larutan 1 : 1000) ke dalam 250 ml
NaC1 0,9 % atau dekstrose 5% di berikan dengan kecepatan awai 100 ml/jam
( 40 tts makro /menit )titrasi sesuai respon
4. Melalui pipa endrotrakea: 2-2,5 mh di larutkan dalam 10 ml nacl 0,9%
5. Bradikardi atau Hipotensi berat:
1:1000 di masukkan kedalam 500ml NaCl 0,9% beri dengan kecepatan 1-5
ml/menit
UNIT TERKAIT - Kardek harian pasien
- Status pasien
- Form obat-obatan pasien ( flow set)

PEMBERIAN SULFAS ATROPHINE UNTUK RESUSITASI


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/057 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Sulfas atropine (SA) adalah salah satu obat penting dalam resusitasi jantung paru.
TUJUAN - Pemberian obat sesuai indikasi dan dosis dengan cara pemberian yang tepat
- Semua obat jumlah dan cara pemberian di catat pada rekamedis pasien
KEBIJAKAN - Indikasi
a. Obat utama untuk sinus bradikardi simtomatik.
b. Mungkin bermanfaat bila terdapat AV blok pada level nodai atau a$istol ventrikal.
Tidak efektif bila yang terjadi adalah blok infranodal ( mobitz tipeii).
c. Obat pilihan kedua (setelah epinefrin atau vasopressin ) untuk asistol atau
bradikardia pulseles elektrikal activity.
d. Penggunaan harus berhati-hati pada iskemik miokard dan h‫؛‬pok$ia karena
meningkatkan kebutuhan oksigen miokard.
e. Hindari pada bradikardia hipotermi

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

f. Pada pasien dengan AV blok infranodal ( tipe II ) dan blok drajat III dengan
kompleks QRS yang lebar tidak efektifmalah dapat menimbulkan pelambatan
denyut paradoksial
PROSEDUR 1. Pulseless electrical activity
Bolus intra vena 1 mg
2. Bradikardi:
a. 0,5 sampai 1 mg inttavena setiap 3 sampai 5 menit sesuai kebutuhan tidak
melebihi dosis maksimal 0,04 mm/kg BB
b. Dapat di gunakan intavena dosis yang lebih tinggi ( 0,04 mg/kg bb ) pada
keadaan klinis yang berat.
3. Via pipa endotakea.
2 sampai 3 mg di larut kan dalam 10 ml larutan Nacl0,9%
UNIT TERKAIT - Flow set pasien
- Status pasien

PEMBERIAN SULFAS ATROPHINE UNTUK RESUSITASI


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/058 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Serangkaian tindakan pemberian 02 pada pasien yang mempunyai masalah respirasi
sesuai kebutuhan. Beberapa jenis pemberian 02 antara lain:
a. 02 nasal
b. Simple mask
c. Rebreathing mask
d. Ventury mask
e. Head box
f. T piece
g. Nasal kateter
TUJUAN Pasien mendapatkan o2 sesuai kebutuhan
KEBIJAKAN Kebutuhan O2 tepenuhi
PROSEDUR Carakerja:
1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
2. Jaga privacy pasien
3. Isi humidifier dengan aqua sampai garis batas
4. Sambung selang O2 dengan nasal kateter dan hubungkan ke humidifier
5. Yakinkan O2 mengalir yaitu dengan cara merasakan dipunggung tangan dan tutup
O2 kembali.
6. Pakai sarung tangan
7. Olesi kateter nasal dengan jelly

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

8. Atur posisi pasien hyperextensi


9. Masukan kateter kedalam hidung ± 5 inc
10. Pastikan kateter masuk dengan cara menekan lidah dengan tongue spatel dan
melihat dengan senter
11. Atur flow O2 sesuai kehuhihan maksimal 5 liter / menit
12. Fiksasi kateter diatas hidung pasien
13. Monitor distensi lambung
14. Pindahkan posisi kateter setiap 8 jam
15. Monitor kondisi pasien
16. Rapikan pasien
17. Rapikan alat
18. Dokumentasi
UNIT TERKAIT Keperawatan

PEMBERIAN DOPAMIN
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/059 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Dopamin adalah salah satu obat penting dalam Kegawatdaruratan
TUJUAN Pemberian obat yang sesttai indikasi, dosis yang sesuai dengan cara pemberian tepat
KEBIJAKAN - Indikasi obat kedua setelah atropine untuk bradikardi sistomatik
- Hipotensi (sistolik,70-100 mml-lg) dengan tanda dan gejala syok
- Dapat digunakan pada pasien hipovolemik setelah pemberian cairan adekuat
- Pemberiannya tidak dicampur dengan natrium bikarbonat
PROSEDUR 1. Jelaskan prosedur kepada pasien
2. Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan
3. Siapkan dopamine dengan pengecerannya dengan benar, misal 200mg dopamine
diencerkan dalam 20cc nacl 0,9%
4. Dopamin 200-400 mg dicampur dalam nacl 0,9% atau ringer laktat atau dekstrose
5%
5. Dekatkan bengkok ke pasien
6. Desinfeksi ujung three way lain dengan alcohol swab pada waktu
menghubungkan extention tube barn
7. Set spuit yang telah berisi dopamine dalam syringe pump
8. Atur jumlah tetesan dopamin di syringe pump sesuai dengan hasil perhitungan

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

terapi dopamin yaitu:


Dosis dalam mikrogr x bb x 60 pengeceran dalam mikrogram
9. Diberikan dengan infus kontinyu dititrasi sesuai respon pasien
10. Dosis rendah 3-5 mcg/kg/men
11. Dosis sedang 5-10 mcg/kg/men (dosis kardiak)
12. Dosis tinggi 10-20 mcg/kg/men (dosis vasopresor)
13. Rapihkan alat-alat
14. Lakukan observasi ketat terhadap respon pasien terhadap penggunaaan terap!
dopamine
15. Dokumentasikan kedalam kardek harian dan status pasien
UNIT TERKAIT -

PEMBERIAN DOBUTAMIN
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/060 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Dobutamin adalah salah datu obat penting dalam kegawat daruratan
TUJUAN Tujuan pemberian obat yang sesuai indikasi , dosis yang sesuai dan dengan cara
pemberian yang tepat
KEBIJAKAN - Indikasi : Kegagalan pompa jantung ( gagal jantung kongesif, udem paru) dengan
tekanan darah sistolik 70-100 mmhgdan tidak ada gejala syok
- Efek samping takiaritma fluktuasi tekanan, sakit kepala, mual
- Pemberiannya tidak dicampur kan dengan bikarbonat
PROSEDUR 1. Jelaskan prosedur kepada pasien
2. Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan
3. Siapkan dobutamin dengan pengencerannya dengan benar, misal 150mg,
dobutamin diencerkan dalam 20ccnacl 0,9% atau sesuai permintaan
4. 250 mg dobutamin dicampurkan dengan nacl 0,9% atau dekstrose 5% sesuai
kebutuhan
5. Dekatkan bengkok ke pasien
6. Desinfeksi ujung three way lain dengan alcohol swab pada waktu
menghubungkan extension tube baru
7. Set spuit yang telah berisi dobutamin dalam syringe pump
8. Atur jumlah tetesan dobutamin di swinge pump sesuai dengan hasil perhitungan
pemberian terapi dobutamin, yaitu :
Dosis dalam mikro x bb x 60 / pengeceran dalam mikrogram

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

9. Diberikan secara infus intravena dengan kecepatan 2 sampai 20 mcg/kd/menit,


sesuai kebutuhan
10. Titrasi sesuai kebutuhan pasien
11. Monitoring hemodinamik selama pemakaian dobutamin
UNIT TERKAIT -

PEMBERIAN NOREPINEPHRINE
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/061 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Norepinephrine adalah salah satu obat penting dalam kegawatdaruratan kardiak
TUJUAN - Pemberian obat yang sesuai indikasi, dosis yang sesuai dan dengan cara
pemberian yang tepat
- Semua obat jumlah dan cara pemberian di catat pada rekam medis pasien
KEBIJAKAN - Indikasi pemberiannya pada syok kardiogenik berat atau hipotensi signifikan
(tekanan darah sistolik < 70 mmhg) dengan resistensi perifer total rendah.
- Efek samping pemberian yaitu ekstravasi menimbulkan nekrosis jaringan.
PROSEDUR 1. Jelaskan prosedur kepada pasien
2. Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan
3. Siapkan Norepinefrin 4 mg diencerkan dalam 20cc nacl 0,9 % atau 50cc nacl 0,9
%
4. Dekatkan bengkok ke pasien
5. Disenfeksi ujung three way lain dengan alcohol swab pada waktu
menghubungkan extention tube baru
6. Set spuit yang telah berisi Norepinefrin dalam syringe pump.
7. Atur jumlah tetesan Norepinefrin di syringe pump sesuai dengan hasil
perhitungan pemberian terapi Norepinefrin, yaitu :
Dosis dalam mikrogr x 60/pengenceran dalam mokrogr
8. Larutan 4 mg Norepinefrin dalam dektorse 5 % atau Dext nacl 0,9 %
9. Hindari pengenceran dengan menggunakan nacl 0,9 % saja.
10. Diberikan melalui infuse intravena 0,5 sampai 1,5 meg/menit dititrasi sampai
dapat perbaikan tekanan darah (sampai 30 mcg/menit)

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

11. Tidak boleh diberikan dalam satu jalur dengan larutan basa
12. Catat dalam status pasien obat, dosis dan waktu pemberian
UNIT TERKAIT -

PEMBERIAN DIGOXIN
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/062 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Digoxin adalah salah satu obat penting dalam kegawatdaruratan kardiak
TUJUAN - Pemberian obat yang sesuai indikasi, dosis yang sesuai dan dengan cara
pemberian yang tepat
- Semua obat jumlah dan cara pemberian di catat pada rekam medis pasien
KEBIJAKAN - Indikasi untuk memperlambat respon ventrikal pada fibrilasi atrium atau flutter
atrium
- Obat alternative untuk PSVT
- Toksisitas dapat terjadi di tandai dengan timbulnya aritmia
- Hindari kardioversi pada pasien yang mendapat terapi digoxin kecuali
mengancam jiwa dengan menggunakan arus listrik rendah ( 10-20 joule )
PROSEDUR 1. Jelaskan prosedur kepada pasien
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan
3. Siapkan digoxin dalam spuit 10 cc kalau perlu diencerkan dengan Water for inject
4. Desinfeksi port vebflin atau CVP dengan alcohol swab
5. Digoxin di berikan intra vena atau infus pelan 0,25 mg atau 10 sampai 15 mg/kg
BB ideal sampai di dapat efek terapeutik dengan toksisitas rendah
6. Dosis pemeliharaan tergantung pada berat badan dan fungsi ginjal
UNIT TERKAIT -

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PEMBERIAN CALCIUM CHLORIDA DAN CALCIUM


GLUKONAS
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/063 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Calcium chloride dan calcium glukonas adalah salah satu obat penting dalam
resusitasi jantung paru
TUJUAN - Pemberian obat yang sesuai indikasi, dosis yang sesuai dan dengan cara
pemberian yang tepat
- Sesuai obat, jumlah dan cara pemberian di catat pada rekam medis pasien
KEBIJAKAN - Indikasi
a. Hiperklemia (misalnya pada gagal ginjal)
b. Hipokalsemia (misalnya setelah tranfusi berulang )
c. Antidote terhadap efek toksis dari overdosis calcium channel blocker atau beta
blocker ( hipotensi dan aritma )
d. ProfiIakxis terhadap hipotensi sebelumnya penyuntikan calcium channel
blocker.
e. Hipermagnesemia
- Tidak di gunakan rutin pada keadaan henti jantung
- Tidak boleh tercampur dengan natrium bikarbonat
- Pemberiannya terlalu cepat dapat mengakibatkan bradikardia atau asistol
(terutama bila pasien mendapat digoxin )
PROSEDUR 1. Jelaskan prosedur kepada pasien
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Siapkan obat dalam spuit
4. Disenfeksi port infus dengan alcohol swab
5. Diberikan secara intra vena bolus pelan 8 sampai 16 mg/kg BB ( biasanya sekitar
5-10 ml) pada keadaan hiperkalemia dan overdosis calcium channel blocker dapat
di ulang bila dibutuhkan
6. 2 sampai 4 mh/kg BB ( biasanya 2 ml ) intravena pelan sebagai profilaksis
pemberian calcium channel blocker
UNIT TERKAIT -

PEMBERIAN HEPARIN

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
SPO-8/ICU/064 1/1
Tanggal Terbit

SPO
1 Juli 2016
PELAYANAN ICU
PENGERTIAN Heparin adalah salah satu antikoagulan yang sering dipakai
TUJUAN - Pemberian obat yang sesuai indikasi, dosis yang sesuai dan dengan cara
pemberian yang tepat
- Semua obat, jumlah dan cara pemberian dicatat pada rekam medis pasien
KEBIJAKAN - Terapi acuan pada infark miokard akut, didahului pemberian fibrin- specific lytic
(misalnya streptokinase) kontra indikasi:
a. Pendarahan alrtif
b. Baru saja menjalani pembedahan intracanial , intraspinal atau bedah mata
c. Hipertensi berat
d. Gangguan pembekuan darah
e. Pendarahan gastrointestinal
- Dosis dan target laboratorium disesuaikan bila bersamaan dengan terapi
fihrinolitik
- Reversal efek heparin : protamine 25mg, diberikan secara Infus pelan selama 10
menit, atau lebih.
- Tidak digunakan bila jumlah trombosit <100.000 atau pada pasien dengan riwayat
heparin-intduced-toorombocytopenia
PROSEDUR 1. Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien
2. Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan prosedur
3. Siapkan heparin untuk bolus dalam spuit 1 cc tuberculin
4. Siapkan heparin uttuk drip dalam spuit sesuai
5. Pengenceran dan set dalam syringe pump
6. Dekatkan bengkok ke pasien
7. Desinfeksi port infiis atau three way sebelum memberikan terapi bolus dan drip
heparin
8. Bolus intravena awai 60 IU/kg
9. Teruskan infus 12 IU/kg/jam
10. Sesuaikan sampai didapat activated partial thromboplastin time (APTT) 1.5
sampai 2 kali nilai control
11. APTT dicek setiap 6jam sesuai dr. Minimal 1 X 24
12. Dosis dapat diubah sesuai keadaan pasien
13. Rapihkan alat-alat
UNIT TERKAIT -

PEMBERIAN DIGOXIN

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
SPO-8/ICU/065 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Memberikan obat KCL melalui infus (drip) sesuai dengan program pengobatan
TUJUAN - Untuk menaikan kalium darah
- Untuk mengoreksi kebutuhan kalium darah
KEBIJAKAN - Dilakukan oleh perawat sesuai dengan program pengobatan
- Lakukan observasi pada daerah pemasang infus perifer karena KCL dapat
menyebabkan ekstravasasi peda pembuluh darah perifer
- Lakukan pedokumentasian terhadap respon pasien
PETUGAS - Dokter
- Perawat
PERALATAN - Cairan infus yang diperlukan
- KCL 25 meq vial sesuai kebutuhan
- Spuit sesuai kebutuhan misal spui 20 cc atau 50 cc
- Alkohol swab
- Bengkok
- Infus set
- Stiker infus/Labet obat
- Needle no. 18
PROSEDUR 1. KCL sesuai dengan dosis yang ditentukan
2. Cairan infus yang ditentukan
Tentukan berat badan pasien:
Hitung jumlah kebutuhan kalium pasien dengan menggunakan rumus

1/3 x nilai kalium yang akan dicapai x

UNIT TERKAIT

CARA PEMBERIAN AMINOPHILIN


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/066 1/1
Tanggal Terbit

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Pemberian aminophilin adalah memberikan Aminophilin melalui infus/syringe pump
TUJUAN Untuk mengatasi broncospasme
KEBIJAKAN Dilakukan oleh perawat, sesuai dengan program pengobatan
PETUGAS - Dokter
- Perawat
PERALATAN - Aminophilin inj
- Spuit sesuai kebutuhan (spuit 10cc/20cc)
- Extention tube
- Syringe pump
- Three way stopcock
- Alcohol swab
- Bengkok
- Cairan yang dibutuhkan
PROSEDUR Persiapan
1. Aminophilin sesuai dengan dosis yang ditentukan
2. Cairan infus yang dibutuhkan, yaitu dektrose in water 5%
Tentukan berat badan pasien.
Hitung jumlah kebutuhan aminophilin pasien dengan menggunakan rumus:
BB x Kebutuhan

Contoh :
BB Pasien : 60 Kg
Kebutuhan Obat 0,5 mg/kgbb/Jam
1 ampul aminophilin = 240 mg dilarutkan dalam 100cc dekstrose 5% sehingga
1cc=2,4 gr
Jadi kebutuhan pasien : 60 x 0,5 = 30 mg/jam
Jadi jumlah perjam adalah : 30:2,4 = 12,5 cc/jam melalui syringe pump
UNIT TERKAIT - Kardek pasien
- Status pasien
- Daftar pemakaian obat ICU/ICCU
- Form pengambilan depo alkes ruangan

RUMUS DOPAMIN DALAM SYRING PUMP


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/067 1/1
Tanggal Terbit

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

SPO
1 Juli 2016
PELAYANAN ICU
PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Dopamine dalam Syring Pump.
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Memudahkan dalam pemberian obat sesuai dosis
PROSEDUR Rumus :

dosis yang diberikan ( Mg ) xBBx 60


4000
UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

RUMUS DOPAMIN DALAM INFUS PUMP (500 CC)


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/068 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Dopamine dalam Syring Pump.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Memudahkan dalam pemberian obat sesuai dosis
PROSEDUR Rumus :
dosis yang diberikan ( Mg ) xBBx15, 20,60
400
Keterangan :
- 15 Artinya dalam Infus bood set
- 20 Artinya dalam Infus makro
- 60 Artinya dalam Infus mikro
UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

RUMUS DOBUTAMIN DALAM SYRING PUMP


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/069 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Dobutamin dalam Syring Pump.
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Memudahkan dalam pemberian obat sesuai dosis
PROSEDUR Rumus :

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

dosis yang diberikan ( Mg ) xBBx60


5000
Keterangan :
- 15 Artinya dalam Infus bood set
- 20 Artinya dalam Infus makro
- 60 Artinya dalam Infus mikro
UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

RUMUS DOPAMIN DALAM INFUS PUMP (100 CC)


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/070 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Dopamine dalam Syring Pump.
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Memudahkan dalam pemberian obat sesuai dosis
PROSEDUR Rumus :

dosis yang diberikan (Mg ) xBBx15, 20,60


2000

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

RUMUS HERBESER DALAM INFUS PUMP (100 CC)


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/071 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Herbeser dalam Infus Pump.
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Memudahkan dalam pemberian obat sesuai dosis
PROSEDUR Rumus :

dosis yang diberikan ( Mg ) xBBx 60


500
UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

RUMUS HERBESER DALAM INFUS PUMP (500 CC)


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/072 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Herbeser dalam Infus Pump.
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Memudahkan dalam pemberian obat sesuai dosis
PROSEDUR Rumus :

dosis yang diberikan ( Mg ) xBBx 60


100
UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

RUMUS VASCON (NOR EPINEPRIN) DALAM SYRING PUMP


(50 CC)
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/073 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Herbeser dalam Infus Pump.
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Memudahkan dalam pemberian obat sesuai dosis
PROSEDUR Rumus :

dosis yang diberikan ( Mg ) xBBx 60


80
UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

MENGUKUR CVP
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/074 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan untuk mengukur tekanan vena central
TUJUAN 1. Pedoman dalam menilai kebutuhan cairan pasien
2. Membantu memonitor kegagalan sirkulasi
KEBIJAKAN Hasil pengukuran CVP akurat dan tepat
PROSEDUR Cara kerja
• Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
• Jaga privacy pasien
• Pakai sarung tangan
• Atur posisi pasien (telentang bila tidak ada kontraindikasi)
• Tentukan titik nol yaitu angka yang di tujuk dengan mengukur dari setengah ½
letak jantung (daerah axilaris ) kearah manometer
• Pastikan infus jalan 1 an car,three way stop cock mengarah ke pasien bila gb 1
terdapat lebih dari 1 line infus pasien ,saat mengukur CVP, stop line infus yang
lain nya kecuali NaCl 0.9%.
• Isi manometer dengan cairan NaCL 0.9 % dengan manometer three way kearah
manometer sampai dengan 30 cm gb.2.
• Arahkan three way stop ke pasien gb 3 dan cairan dari manometer akan turun.
Perhatikan undulasi cairan pada manometer berhenti pada angka berapa, disitu
batas terakhir. Hasil pengukuran CVP adalah batas akhir CVP di kurangi titik noll
( contoh : bila titik nol ada di angka 2 dan batas akhir cairan di angka 10 maka
CVP kita katakana 8 cmH20).
• Klem infus dan kembalikan posisi three way seperti semula
• Alirkan kembalt line infus pasien
• Rapikan pasien
• Rapikan alat
• Dokumentasi

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

Hal yang harus di perhatikan :


Undulasi harus sesuai pemafasaan pasien .
UNIT TERKAIT Keperawatan

CUCI TANGAN
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/075 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
TUJUAN Mencuci tangan merupakan tehnik yang paling mendasar untuk menghindari
masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan tujuan :
1. Supaya tangan bersih
2. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme
3. Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh
WAKTU 1. Sebelum dan sesudah makan
2. Setelah buang air besar kemungkinan tinja masih tertempel di tangan, sehingga
diharuskan untuk mencuci tangan
3. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
PROSEDUR 1. Gulung lengan baju sampai atas pergelangan tangan, lepaskan cincin, jam tangan
dan perhiasan tangan lain
2. Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir
3. Ambil sabun eair kira-kira 5ml, ratakan pada tangan yang telah dibasahi
4. Gosok bagian telapak tangan dengan telapak tangan satunya lalu masukan jari-
jari tangan kanan keseia-selajari-jari tangan kiri
5. Pindahkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri gosokan, tanpa saling
melepaskan lalu masukan jari-jari tangan kanan kesela-sela tangan kiri lakukan
pada tangan yang sama
6. Lakukan penggosokan kuku-kuku
7. Bersihkan jempol tangan kanan dengan menggenggamnya dengan tangan kiri lalu
diputar-putar, lakukan pada tangan yang satunya

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

8. Kadang perlu menggosok garis telapak tangan


9. Bersihkan dengan air mengalir lalu keringkan
DOKUMENTASI Mencatatkan hasil pemeriksaan dengan tepat dan benar

SAMPAH
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/076 1/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PENGERTIAN Secara umum term “waste’ ( bahan buangan ) menunjukkan sesuatu yang tidak
berguna, tidak terpakai, tidak dikehendaki atau barang-barang yang dibuang dapat
berbentuk padat, cair atau gas.
Klasifikasi sampah puskesmas :
A. Sampah Medis:
Kering: tempat infijs, kasa kering, Kapas, verband, pembalut dan lain-lain bahan
yang berhubungan dengan penderita, Jarum suntik dan infuse, lancet, dak glas,
objek gelas, spuit.
Basah: Sampah medis dengan kandungan air ( kapas basah, kasa basah),
handscoen.
B. Sampah Non-Medis
sisa-sisa makanan nasi, sayur, buah, kertas bekas, puntung rokok,sampah kantor
dll.
TUJUAN Protap ini disusun sebagai acuan untuk:
• Mencegah penyebaran infeksi kepetugas klinik yang menanganinya dan
masyarakat.
• Melindungi petugas yang menangani sampah dari kecelakaan sengaja.
• Memberikan lingkungan yang estetik.
KEBIJAKAN Seluruh karyawan RSU YARSI wajib memahami tata cara pembuangan sampah yang
benar
PROSEDUR A. Sampah Medis:
1. Petugas ruangan memasukkan sampah medik dari ruangan ke dalam kantong
plastik (sampah kering kecuali botol bekas obat dan infuse set)
2. Setelah 24 jam / pergantian shift atau sesudah kantong plastik terisi sampah
medik maksimal 2/3 bagian.
3. petugas kebersihan mengambil sampah medis tersebut dan memilah sampah
tereebut dalam sampah kering dan basah.
4. Petugas memilah lagi untuk sampah kering dengan memisahkan infuse set
tersendiri terpisah dari sampah kering yang lain.
5. Petugas kebersihan mengikat kantong dengan rapat dan mengangkut dengan
trolly khusus insenerator.
Petugas kebersihan membakar sampah kering kecuali infus set di Incenerator.

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

SAMPAH
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/076 2/2
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
PROSEDUR 6. Petugas kebersihan membakar sampah kering kecuali intus set di Incenerator.
7. Petugas pengambil Infuse set mengambil pada petugas kebersihan.
Khusus untuk botol bekas obat:
1. Petugas perawatan mengumpulkan botol bekas tersebut dalam wadah khusus.
2. Petugas menggunakan botol bekas tersebut sebagai tempat cadangan darah
untuk pengiriman pasien ke laboratorium
B. Sampah Non-Medis:
1. Petugas ruangan memasukkan sampah non medik ke dalam kantong plastik.
2. petugas keperawatan menganti kantung plasta baru apabila kantong plastik
terisi sampah medik maksimal 2/3 bagian.
3. Petugas kebersihan mengambil sampah tersebut dan memilah sampah kering
dan basah
4. Petugas kebersihan membakar sampah kering langsung pada tempat sudah
disediakan
5. Petugas kebersihan membuang sampah basah ke TPA ( tempat pembuangan
akhir)
UNIT TERKAIT Cleaning Sevice

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

IZIN KELUAR SAAT JAM KERJA


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/077 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
TUJUAN Menjaga tata tertib agar kinetja lebih maksimal
PROSEDUR 1. Meminta izin kepada kepala ruangan / yang mewakili
2. Menginfokan kepada Registrasi lewat i-phone /langsung
3. Melapor ke security yang sedang bertugas
4. Security konfirmasi kembali ke bagian Registrasi
UNIT TERKAIT Registrasi
Security

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur
SPO INTENSIVE CARE UNIT 2016

PENGAJUAN PENGUNDURAN DIRI


No. Dokumen Halaman
No. Revisi
SPO-8/ICU/078 1/1
Tanggal Terbit

SPO
PELAYANAN ICU 1 Juli 2016
TUJUAN Tertib administrasi
PROSEDUR - Paling lama 1 bulan sebelum mengundurkan diri sudah melapor ke bagian
administrasi
- Menyerahkan barang inventaris
PELAKSANAAN 1. Melaporkan rencana pengunduran diri ke bagian administrasi
2. Menyelesaikan urasan administfasi
3. Menyerahkan barang Inventaris
KEBIJAKAN Apabila karyawan tidak menyerahkan barang inventaris maka akan dikenakan sanksi
administrasi
UNIT TERKAIT Personalia

RSU YARSI PONTIANAK


Jl. Tanjung Raya II, Pontianak Timur

You might also like