Professional Documents
Culture Documents
Konsep Dasar Keperawatan
Konsep Dasar Keperawatan
Konsep Dasar Keperawatan
Dosen pengampu
oleh :
NIM 172310101192
UNIVERSITAS JEMBER
2017
Jurnal I
ABSTRACT
The childhood are in gold period in along the age range human development. This
period is sensitive period, during this period the children specifically receptive
stimulating from the environment. At this time the children is ready doing various
activity in order to understanding and mastering the environment. The gold age is
period where the children start to receive various stimulation and various
education efforts from their environment both intentional or unintentional. At this
sensitive period occurred maturation of physical and psychic function so that
ready to response and realite all development task which be expected appear at
their pattern of behavior in daily. The education at childhood basically encompass
all efforts and action which do educatiors and parents in treatment process,
nurture, and education at children with creates an aura and the environment where
the children able to explore experience which give chance to them to knowing and
understand study experience which obtaining from environment, through
observing, imitating, and experimenting which takes place repeatedly and involve
all potential and child intelligence.
ABSTRAK
Anak usia dini berada dalam masa keemasan di sepanjang rentang usia
perkembangan manusia. Masa ini merupakan periode sensitif, selama masa inilah
anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Pada
masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan
menguasai lingkungannya. Usia keemasan merupakan masa di mana anak mulai
peka untuk menerima berbagai stimulasi dan berbagai upaya pendidikan dari
lingkungannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Pada masa peka inilah
terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga siap merespon dan
mewujudkan semua tugas-tugas perkembangan yang diharapkan muncul pada
pola perilakunya sehari-hari. Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya
meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan pendidik dan orang tua
dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan
menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman
yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami
pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati,
meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan
melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Pendahuluan
Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan unik. Anak memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), daya pikir, daya cipta,
bahasa dan komunikasi, yang tercakup dalam kecerdasan intelektual (IQ),
kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) atau kecerdasan agama
atau religius (RQ), sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada peletakan
dasar – dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya
(Mansur, 2011:vii).
Secara khusus tujuan pendidikan anak usia dini adalah : 1. Agar anak
percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya. 2.
Agar anak mampu mengelola ketrampilan tubuhnya termasuk gerakan motorik
kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan sensorik. 3. Anak
mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat
berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk berpikir dan
belajar. 4. Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan
masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. 5. Anak mampu mengenal
lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan menghargai
keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep diri yang
positif dan control diri. 6. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada,
berbagai bunyi, serta menghargai kreatif.(Yuliani Nurani, 2011:42-43) 6. Prinsip-
prinsip Pendidikan Anak Usia Dini Terdapat sejumlah prinsip pembelajaran pada
pendidikan anak usia dini, adalah sebagai berikut:
b. Anak belajar melalui sensori dan panca indera Anak belajar melalui
sensori dan panca indera menurut pandangan dasar Montessori yang
meyakini bahwa panca indera adalah pintu gerbang masuknya berbagai
penegtahuan ke dalaam otak manusia (anak), karena perannya yang sangat
strategis maka seluruh panca indera harus memperoleh kesempatan untuk
berkembang sesuai dengan fungsinya.
Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus
dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama
dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan rasa ingin tahu
terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tak pernah
berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris, memiliki rasa ingin
tahu secara alamiah, merupakan mahluk sosial, unik, kaya dengan fantasi,
memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang paling potensial
untuk belajar. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.
Anak usia dini berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Pada masa ini proses
pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa
yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran
sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan
karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak (Yuliani Nurani,
2011:6) Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK
diantaranya oleh Bredecam & Copple Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk,
2005:1.12-1.13) sebagai berikut:
5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal
Peran aktif orangtua sangat diperlukan agar anaknya dapat tumbuh dan
berkembang dengan sehat dan cerdas, kongkritnya orangtua harus senantiasa
memperhatikan, mengawasi serta memberikan fasilitas untuk pertumbuhan dan
perkembangannya (Sudarna, 2014:146-147). Berbagai aspek perkembangan yang
melingkupi perkembangan anak usia dini antara lain aspek perkembangan
motorik, kognitif, emosi, sosial, bahasa, moral dan agama. Kelima aspek tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri dan memiliki saling
keterkaitan. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
3. Perkembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan antar
bidang pengembangan dari masing-masing fungsi.
6. Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks sosial
budaya yang majemuk.
11. Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif kinestetik, atau
gabungan dari tipe-tipe itu) untuk mengetahui sesuatu sehingga dapat belajar hal
yang berbeda pula dalam memperlihatkan hal-hal yang diketahuinya.
12. Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar ada dalam komunitas
yang menghargainya, memenuhi kebutuhan fisiknya, dan aman secara fisik dan
fisiologis.
Kesimpulan
Anak usia dini berada dalam masa keemasan di sepanjang rentang usia
perkembangan manusia. Masa ini merupakan periode sensitif, selama masa inilah
anak secara khusus mudah menerima stimulusstimulus dari lingkungannya. Pada
masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan Fisik, meliputi ketrampilan:
Motorik kasar. Motorik halus Kognitif, bahasa, sosialemosional, moral dan
agama Anak Usi
Siti Aisyah dkk. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta: universitas Terbuka.
Yuliani Nurani. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.
Novan Ardy Wiyani. 2014. Psikologi Perkembangan anak Usia Dini. Yogyakarta:
Gava Media.
Conny Semiawan. 2002. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini:
pendidikan Prasekolah dan Dasar. Jakarta:Prenhalindo
Jurnal II
The past two to three decades have seen great improvements in child
survival. As a result of global eff orts to achieve the Millennium Development
Goals, under-5 child mortality dropped by 53% between 1990 and 2015.8 Yet,
this Series shows that the burden of risk for poor developmental outcomes
remains extremely high, aff ecting an estimated 250 million children (43%)
younger than 5 years in low-income and middle-income countries, and rising to
over two-thirds of children in sub-Saharan Africa.1 These estimates are based on
just two known risks for which we have global data: extreme poverty and
stunting. Adding other risks to young children’s development, such as low levels
of maternal schooling and physical maltreatment, substantially raises exposure to
risks for poor development outcomes in many parts of the world.3 Nurturing
interactions are crucial to mitigating these risks. A young child’s developing brain
is activated and patterned by the nurturing care of trusted adults.
In all settings, however, the health sector has unique advantages that
allows it to support early childhood development immediately. It has extensive
contact with pregnant women and with young children and their families, and
enables the implementation of interventions that promote physical and cognitive
development during the fi rst 1000 days of a child’s life. Many existing maternal
and child health and nutrition services have been shown to benefi t not only child
survival and health but also child development, including cognition, and
additional evidence-based early childhood development interventions can feasibly
and aff ordably be integrated into existing services.
UN agencies, the World Bank Group, and others have signalled their
willingness to move forward on this front. The UN Secretary-General’s Global
Strategy for Women’s, Children’s and Adolescents’ Health 2016–2030 and its
objectives of survive, thrive, and transform provide a roadmap, including for
multisectoral action with monitoring by an Independent Accountability Panel.10
Similarly, the Global Partnership for Education 2020 embraces early childcare as
a core SDG 4 component to achieving equitable lifelong learning opportunities for
all.11 A global Early Child Development Action Network aims to advance
progress and complement these strategies, together with other global initiatives,
including Scaling Up Nutrition and the Global Partnership to End Violence
Against Children.
Foundation through WHO and the US Fund for UNICEF, respectively. The
sponsors had no role in conceptualising, analysing, interpreting, or writing this
Comment. We thank all members of the Lancet Early Childhood Development
Series Steering Committee for their tireless eff orts and invaluable contributions to
the Series, including: Jere R Behrman, Paul Gertler, Jody Heymann, Florencia
Lopez Boo, Harriet MacMillan, Rafael Perez-Escamilla, and Nirmala Rao.
1 Black MM, Walker SP, Fernald LCH, et al, for the Lancet Early Childhood
Development Series Steering Committee. Early childhood development coming of
age: science through the life course. Lancet 2016; published online Oct 4.
http://dx.doi.org/10.1016/S0140-6736(16)31389-7.
2 Britto PR, Lye SJ, Proulx K, et al, and the Early Childhood Development
Interventions Review Group, for the Lancet Early Childhood Development Series
Steering Committee.
3 Richter LM, Daelmans B, Lombardi J, et al, with the Paper 3 Working Group
and the Lancet Early Childhood Development Series Steering Committee.
Investing in the foundation of sustainable development: pathways to scale up for
early childhood development. Lancet 2016; published online Oct 4.
http://dx.doi.org/10.1016/S0140-6736(16)31698-1.
5 Martorell R, Horta BL, Adair LS, et al, and Consortium on Health Orientated
Research in Transitional Societies Group. Weight gain in the fi rst two years of
life is an important predictor of schooling outcomes in pooled analyses from fi ve
birth cohorts from low- and middle-income countries. J Nutr 2010; 140: 348–54.
6 Addo OY, Stein AD, Fall CHD, et al. Parental childhood growth and off spring
birthweight: pooled analyses from four birth cohorts in low and middle income
countries. Am J Hum Biol 2015; 27: 99–105.
12 UN. Transforming our world: the 2030 agenda for sustainable development.
Version 1 September 2015. New York: United Nations, 2015.
Pembahasan
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Peran aktif orang tua diperlukan untuk menunjang tumbuh kembang anak secara
sehat dan cerdas. Orang tua harus harus senatiasa memperhatikan, mengawasi dan
memberikan fasilitas yang baik untuk tumbuh kembang anak.