Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

Wacana Didaktika

Analisis Naskah Dilarang Menyanyi


di Kamar Mandi dan Penggunaannya
untuk Menyusun Model Menulis Naskah Drama
di Universitas Wiralodra Indramayu
Oleh Eny Tarsinih

Abstract was purposive sampling. Data collec-


tion technique using content analysis
This research is motivated by the
techniques and the study of literature.
importance of Indonesian drama script
While the results are presented in de-
of transformation result and its use in
scriptive form. The conclusions of this
developing a model to write a drama
research were (1) the structure of the
script. The problem in this study were
drama script is the result of a trans-
(1) how the structure of Indonesian
formation consist of an overview, plot,
drama script of transformation results?
actors, background, themes, values,
and (2) Is the Indonesian drama script
attitudes author, and type of text, the
transformation results can be used
text contains the main text and sup-
to create a model for writing a drama
port text or side, consists of three parts,
script at the Wiralodra University?
namely the opening of the story, part of
The background of theory in this the story, and the cover story. While the
research include (1) the elements drama script of the text poetry, the pres-
of drama; (2) the transformation of a ence of outer and inner structures are
drama script; and (3) model of writing transformed into a drama script. (2) The
drama script. results Indonesian drama script of this
Another purpose of this research transformation result can be used to
is to get empirical evidence about the create a model for writing drama script
Indonesian drama script of transforma- among students at the Wiralodra Uni-
tion result toward write a drama script versity Indramayu.
modeling. This qualitative research Keywords: Elements of Drama, Trans-
study took place at the Wiralodra formation, and Drama
University Indramayu academic year Script Writing
2013/2014, with a sampling technique

58 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Vol. III No. 18 - Januari 2015

A. Pendahuluan praktiknya dalam pembelajaran menulis


drama, mahasiswa banyak menemukan
Pembelajaran drama dianggap sulit dan kesulitan. Kesulitan yang dirasakan saat
memakan waktu yang lama, sehingga pembelajaran menulis naskah drama di
sering tersingkirkan oleh prosa dan puisi. antaranya menentukan ide cerita, men­
Jarang para pengajar sastra yang mengede­ ciptakan dialog antartokoh, menentukan
pankan drama, dibanding genre sastra karakter tokoh, mengembangkan cerita,
lain. Padahal sesungguhnya drama itu seni menentukan konflik dan menentukan
yang kompleks. Dari prosa dan puisi dapat akhir cerita. Oleh karena itu, perlu adanya
diubah menjadi drama, yang tidak kalah terobosan baru untuk membantu kesulit­
menarik. Menurut Waluyo (2002) drama an mahasiswa dalam pembelajaran me­
secara harfiah berarti berbuat atau bertin­ nulis naskah drama. Salah satu alternatif
dak (dari bahasa Yunani: draomai). Drama dalam membantu kesulitan mereka yaitu
merupakan tiruan kehidupan manusia merancang pembelajaran kreatif yang bisa
yang diproyeksikan di atas pentas. Drama memudahkan mahasiswa mencapai kom­
sebagai teks merupakan bagian dari karya petensi yang diinginkan. Salah satunya
sastra. Ciri khas drama dibandingkan de­ yaitu dengan menyediakan model, metode,
ngan genre sastra lain adalah adanya dia­ teknik, media, atau bahan pembelajaran
log dan orientasi pada seni pertunjukan. yang sesuai untuk menulis naskah drama.
Oleh karena itu, drama dapat dianggap Pada penelitian ini akan dilakukan
sebagai suatu karya yang memiliki dua di­ dengan menganalisis naskah Dilarang
mensi, yakni dimensi sastra dan dimensi Menyanyi di Kamar Mandi dan penggu­
pertunjukan. naannya untuk menyusun model menu­
Di sekolah-sekolah, naskah drama pa­ lis naskah drama. Naskah yang dianalisis
ling tidak diminati. Dalam penelitian Prof. yaitu dalam bentuk cerpen dan naskah
Dr. Yus Rusyana disimpulkan bahwa minat drama karena naskah ini bentuk transfor­
siswa dalam membaca karya sastra yang masi yang ditulis oleh orang yang berbeda.
terbanyak adalah prosa, menyusul puisi, Bukan hal yang asing ketika kini banyak
baru kemudian drama. Perbandingannya karya sastra yang ditransformasi seperti
adalah 6:3:1 (1979). Hal ini disebabkan dijadikan film, sebaliknya naskah film di­
karena menghayati naskah drama yang tulis menjadi novel seperti yang dilakukan
berupa dialog itu cukup sulit dan harus Seno Gumira Ajidarma dalam Biola Tak
tekun. Dengan pementasan atau pemba­ Berdawai. Selain itu, ada juga sebuah puisi
caan oleh orang yang terlatih, hambatan bisa dibuat menjadi video klip. Jauh sebe­
tersebut kiranya dapat diatasi. Pengha­ lumnya, banyak puisi yang ditransformasi
yatan naskah drama lebih sulit daripada menjadi sebuah lagu seperti pada ”Aku
penghayatan naskah prosa dan puisi. Ingin” karya Sapardi Djoko Damono.
Menulis naskah drama merupakan Faktor lain dipilihnya transformasi
kegiatan menuangkan pikiran berupa tu­ sebagai teknik pembelajaran menulis nas­
lisan menjadi dialog. Namun ternyata pada kah drama tidak lain karena banyak dra­

Universitas Wiralodra Indramayu 59


Wacana Didaktika
mawan yang mentransformasi puisi dan pertunjukan. Teks drama apabila dipentas­
prosa ke dalam bentuk naskah drama, se­ kan akan menjadi sebuah drama. Di samp­
perti A.A Navis yang mentransformasi cer­ ing itu, teks drama dibuat memang untuk
pen karya­nya sendiri berjudul “Robohnya ditampilkan. Cerita dalam teks drama akan
Surau Kami” menjadi naskah drama. Se­ lebih mudah dimengerti ketika dipentas­
lain itu, ada juga Mira Lesmana yang men­ kan. Hal ini sejalan dengan pendapat Has­
transformasi novel Laskar Pelangi men­ sanuddin dalam Dewojati (2010), mem­
jadi naskah drama. Hal tersebut menjadi batasi drama sebagai suatu genre sastra
salah satu alasan kuat bagi peneliti untuk yang ditulis dalam bentuk dialog-dialog
menggunakan teknik transformasi dalam dengan tujuan untuk dipentaskan sebagai
pembelajaran menulis naskah drama pada seni pertunjukan.
mahasiswa. Pembicaraan tentang drama Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
naskah merupakan dasar dari telaah dra­ Edisi Keempat pada halaman 342, drama
ma. Untuk itu saya menganalisis naskah didefinisikan sebagai
Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi dan
1. komposisi syair atau prosa yang di­
penggunaannya untuk menyusun model
harapkan dapat menggambarkan ke­
menulis naskah drama di Universitas Wi­
hidupan dan watak melalui tingkah
ralodra Indramayu.
laku (akting) atau dialog yang dipen­
taskan;
B. Kajian Pustaka 2. cerita atau kisah, terutama yang meli­
batkan konflik atau emosi, yang khu­
1. Pengertian Drama sus disusun untuk pertunjukan teater;
dan
Drama adalah kualitas komunikasi,
situasi, action, (segala apa yang terlihat 3. kejadian yang menyedihkan.
dalam pentas) yang menimbulkan perha­ Pengertian yang pertama dan kedua
tian, kehebatan (exciting), dan ketegangan berkaitan erat dengan drama pada penje­
pada pendengar/penonton (Harymawan, las­an di atas, sedangkan pengertian yang
1986). Sedangkan Waluyo (2002), drama ketiga sering kita jumpai dalam penggu­
secara harfiah berarti berbuat atau bertin­ naan sehari-hari, seperti ungkapan “Per­
dak (dari bahasa Yunani: draomai). Drama pisahan antara anak dan ibunya sangat
merupakan tiruan kehidupan manusia dramatis”. Hal yang hampir mirip dikena­
yang diproyeksikan di atas pentas. Drama kan juga pada istilah sinetron drama atau
sebagai teks merupakan bagian dari karya film drama. Penggunaan istilah drama
sastra. Ciri khas drama dibandingkan de­ yang memiliki arti kejadian menyedihkan
ngan genre sastra lain adalah adanya dia­ berkaitan dengan asal mula drama di Yu­
log dan orientasi pada seni pertunjukan. nani yang lebih didominasi oleh tragedi.
Oleh karena itu, drama dapat dianggap Dari uraian di atas tampak bahwa istilah
sebagai suatu karya yang memiliki dua di­ drama dapat berarti pertunjukan (pang­
mensi, yakni dimensi sastra dan dimensi gung, sinetron, atau film), dapat juga be­

60 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Vol. III No. 18 - Januari 2015

rarti naskah. Dalam kesusastraan, drama Penelitian ini mengkaji lima unsur karena
cenderung diartikan sebagai naskah. Jika mempunyai kemungkinan mengandung
diartikan sebagai pertunjukan atau pe­ transformasi dari unsur-unsur legenda,
mentasan, berbagai bidang seni, seperti cerpen, dan novel, yaitu alur, tokoh, latar,
gerak, tari, dan musik telah berhimpun tema, dan nilai-nilai.
di dalamnya, tidak semata-mata seni sas­ Wujud transformasi yaitu terjemahan,
tra. Bahkan dalam sastra drama Indonesia salinan, alih huruf, sahajaan, parafrase,
masa Balai Pustaka, seperti drama Bebasa- dan adaptasi/saduran (Sudjiman, 1993).
ri karya Rustam Effendi dikenal sebagai Transformasi itu adalah: pertama, me­
closet drama, yaitu karya sastra dalam ben­ narik budaya etnis ke tataran budaya ke­
tuk drama yang hanya cocok untuk dibaca, bangsaan, dan kedua menggeser budaya
tetapi tidak cocok untuk dipentaskan. agraris tradisional ke tataran budaya in­
dustri (Khayam dalam Esten, 1992). Trans­
2. Transformasi Naskah Drama formasi dilakukan dengan melihat hubun­
Makna kunci untuk istilah “transfor­ gan intertekstual dalam teks yang kita
masi” adalah “perubahan”, yaitu peruba­ kaji. Hubungan intertekstual antara teks
han terhadap suatu hal atau keadaan. de­ngan hipogram/teks dasarnya dapat
Jika “suatu hal atau keadaan” itu adalah berupa ekpansi, konversi, modifikasi, dan
budaya, budaya itulah yang mengalami ekserp (Sardjono dalam Pudentia, 1992).
perubahan. Perubahan budaya itu sendiri Menurut Rifaterre (Pudentia, 1992:
dapat mencakup satu atau beberapa aspek 72-73), ekspansi adalah mengubah unsur-
atau bahkan sebagian besar aspek budaya unsur pokok matrik kalimat menjadi ben­
tersebut. Menurut Nurgiyantoro (1998), is­ tuk yang lebih kompleks. Dalam kebanyak­
tilah “transformasi” diartikan sebagai “pe­ an kasus, ekspansi lebih dari sekadar
munculan, pengambilan, atau pemindahan repetisi, tetapi juga mencakup perubahan
unsur-unsur pewayangan ke dalam unsur- gramatikal, misalnya perubahan jenis kata
unsur fiksi dengan perubahan”. Dengan (Riffaterre, 1978: 48-63). Secara sederha­
kutipan pengertian tersebut, transformasi na ekspansi dapat diartikan sebagai per­
naskah drama yang dikaji berarti memun­ luasan atau pengembangan (Pradotoku­
culkan, mengambil, atau memindah unsur- sumo, 1986: 62).
unsur legenda, puisi, cerpen, atau novel ke Menurut Riffaterre (Pudentia, 1992)
dalam unsur-unsur naskah drama dengan konversi adalah mengubah unsur-unsur
melakukan perubahan yang baru. Secara kalimat matrik dengan memodifikasikan­
prinsipial unsur legenda, cerpen, dan no­ nya dengan sejumlah faktor yang sama.
vel memiliki kesamaan dengan unsur-un­ Konversi tampak nyata dalam tataran mor­
sur drama karena sama-sama berangkat fologi dan fonologi. Menurut Pradotoku­
dari cerita. Baik legenda, cerpen, dan novel sumo (1986: 63) konversi adalah pemu­
memiliki unsur intrinsik yang terdiri dari tarbalikan hipogram atau matriksnya.
alur, tokoh, latar, tema, bahasa, nilai-nilai
Modifikasi atau pengubahan biasanya
dan pesan moral, serta sudut pandang.
merupakan manipulasi pada tataran lingu­

Universitas Wiralodra Indramayu 61


Wacana Didaktika
istik, yaitu manipulasi kata atau urutan b. Menentukan Persoalan (Konflik)
kata dalam kalimat; pada tataran kesas­ Persoalan atau konflik adalah inti dari
traan, yaitu manipulasi tokoh (protagonis) cerita teater. Tidak ada cerita teater tanpa
atau alur (Pudentia, 1992: 72). Ekserp di­ konflik. Oleh karena itu pangkal persoalan
artikan semacam intisari suatu unsur atau atau titik awal konflik perlu dibuat dan
episode dari hipogram (Pudentia, 1992 : disesuaikan dengan tema yang dikehenda­
73). ki. Misalnya dengan tema “kebaikan akan
mengalahkan kejahatan,” pangkal persoal­
3. Teknik Menulis Naskah Drama an yang dibicarakan adalah sikap licik se­
Membuat naskah lakon sendiri tidak seorang yang selalu memfitnah orang lain
menguntungkan karena akan memperpan­ demi kepentingannya sendiri. Persoalan
jang proses pengerjaan. Akan tetapi berke­ ini kemudian dikembangkan dalam cerita
naan dengan sumber daya yang dimiliki, yang hendak dituliskan.
membuat naskah sendiri dapat menjadi
pilihan yang tepat. Untuk itu, seorang pe­ c. Membuat Sinopsis (ringkasan cerita)
nulis harus mampu membuat naskah yang Gambaran cerita secara global dari
sesuai dengan kualitas sumber daya yang awal sampai akhir hendaknya dituliskan.
ada pada grup teater (drama) yang me­ Sinopsis digunakan pemandu proses pe­
reka miliki. Naskah semacam ini bersifat nulisan naskah sehingga alur dan persoa­
situasional, tetapi semua orang yang terli­ lan tidak melebar. Dengan adanya sinopsis
bat menjadi senang karena dapat menger­ maka penulisan lakon menjadi terarah dan
jakannya sesuai dengan kemampuan yang tidak mengada-ada.
dimiliki.
Beberapa langkah di bawah ini dapat d. Menentukan Kerangka Cerita
dijadikan acuan untuk menulis naskah Kerangka cerita akan membingkai
drama. jalannya cerita dari awal sampai akhir.
Kerangka ini membagi jalannya cerita
a. Menentukan Tema mulai dari pemaparan, konflik, klimaks
Tema adalah gagasan dasar cerita sampai penyelesaian. Dengan membuat
atau pesan yang akan disampaikan oleh kerangka cerita maka penulis akan memi­
pengarang kepada penonton. Tema, akan liki batasan yang jelas sehingga cerita tidak
menuntun laku cerita dari awal sampai bertele-tele. William Froug (1993) misal­
akhir. Misalnya tema yang dipilih adalah nya, membuat kerangka cerita (skenario)
“ke­baik­an akan mengalahkan kejahatan”, dengan empat bagian, yaitu pembukaan,
maka dalam cerita hal tersebut harus di­ bagian awal, tengah, dan akhir. Pada ba­
munculkan melalui aksi tokoh-tokohnya gian pembukaan memaparkan sketsa sing­
sehingga penonton dapat menangkap kat tokoh-tokoh cerita. Bagian awal adalah
maksud dari cerita bahwa sehebat apapun bagian pengenalan secara lebih rinci ma­
kejahatan pasti akan dikalahkan oleh ke­ sing-masing tokoh dan titik konflik awal
baikan. muncul. Bagian tengah adalah konflik yang

62 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Vol. III No. 18 - Januari 2015

meruncing hingga sampai klimaks. Pada f. Menentukan Cara Penyelesaian


bagian akhir, titik balik cerita dimulai dan Mengakhiri sebuah persoalan yang
konflik diselesaikan. Riantiarno (2003), dimunculkan tidaklah mudah. Dalam be­
sutradara sekaligus penulis naskah Teater berapa lakon ada cerita yang diakhiri de­
Koma, menentukan kerangka lakon dalam ngan baik tetapi ada yang diakhiri secara
tiga bagian, yaitu pembuka yang berisi tergesa-gesa, bahkan ada yang bingung
pengantar cerita atau sebab awal, isi yang mengakhirinya. Akhir cerita yang menge­
berisi pemaparan, konflik hingga klimaks, sankan selalu akan dinanti oleh penonton.
dan penutup yang merupakan simpulan Oleh karena itu tentukan akhir cerita de­
cerita atau akibat. ngan baik, logis, dan tidak tergesa-gesa.

e. Menentukan Protagonis g. Menulis


Tokoh protagonis adalah tokoh yang Setelah semua hal disiapkan maka
membawa laku keseluruhan cerita. De­ proses berikutnya adalah menulis. Menca­
ngan menentukan tokoh protagonis secara ri dan mengembangkan gagasan memang
mendetil, maka tokoh lainnya mudah dite­ tidak mudah, tetapi lebih tidak mudah lagi
mukan. Misalnya, dalam persoalan tentang memindahkan gagasan dalam bentuk tu­
kelicikan, maka tokoh protagonis dapat lisan. Oleh karena itu, gunakan dan man­
diwujudkan sebagai orang yang rajin, se­ faatkan waktu sebaik mungkin.
mangat dalam bekerja, senang memban­
tu orang lain, berkecukupan, dermawan,
serta jujur. Semakin detil sifat atau karak­ C. Cara Penelitian
ter protagonis, maka semakin jelas pula
karak­ter tokoh antagonis. Dengan menulis 1. Desain Penelitian
lawan dari sifat protago­
nis maka karakter anta­
gonis dengan sendirinya
terbentuk. Jika tokoh pro­
tagonis dan antagonis su­
dah ditemukan, maka to­
koh lain baik yang berada
di pihak protagonis atau
antagonis akan mudah
diciptakan.

Universitas Wiralodra Indramayu 63


Wacana Didaktika
2. Sumber Data dan Data Penelitian 5. Teknik Analisis Data
Sumber data dalam penelitian ini Analisis data dalam penelitian kualita­
adalah naskah-naskah drama Indonesia tif dilaksanakan secara terus-menerus, se­
hasil transformasi. Data dalam penelitian jak pengumpulan data di lapangan sampai
ini yaitu: hasil transformasi dengan judul waktu penulisan laporan penelitian. Lang­
yang sama dari cerpen karya Seno Gumira kah awal adalah membaca naskah drama.
Ajidarma ke naskah drama “Dilarang Me­ Pada tahap ini peneliti dapat m­ene­mukan
nyanyi di Kamar Mandi” karya Gusmel Ri­ arti secara linguistik. Selanjutnya yaitu
yadh. peneliti menganalisis lebih lanjut naskah-
naskah drama hasil transformasi tersebut
3. Teknik Pengambilan Sampel untuk mengungkapkan struktur drama
naskah dan cara mentransformasi teks
Teknik pengambilan sampel dalam
sastra.
penelitian ini dengan cara purposive sam­
pling, yaitu teknik penentuan sampel de­ Langkah kerja dalam penelitian ini
ngan pertimbangan tertentu (Sugiyono, dibagi dalam tiga tahapan. Tahap pertama
2011). Pertimbangan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan teks cerita sebe­
adalah mengetahui kualitas naskah-nas­ lumnya yaitu naskah cerpen. Tahap kedua
kah drama Indonesia hasil transformasi adalah menguraikan unsur-unsur yang
maka sampel ditentukan dengan tujuan membangun struktur cerita sebelumnya
tersebut. Sampel ini lebih cocok diguna­ dan naskah drama. Tahap ketiga adalah
kan untuk penelitian kualitatif, atau pene­ mengungkap transformasi yang terjadi
litian-penelitian yang tidak melakukan pada naskah drama serta mengungkap
generalisasi. resepsi sastra dalam naskah drama. Hasil
penelitian disajikan dalam bentuk deskrip­
4. Teknik Pengumpulan Data tif.
Teknik pengumpulan data dalam pe­
nelitian ini menggunakan teknik analisis D. Hasil Penelitian
konten dan studi kepustakaan. Cara me­
meroleh data-data yang terdapat dalam Pembahasan Transformasi Teks
naskah drama, peneliti membaca naskah Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi
drama terlebih dahulu. Setelah memeroleh
data-datanya, kemudian data-data terse­ Transformasi teks yang berawal dari cer­
but dicatat dan dianalisis. Teknik analisis, pen yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidar­
yaitu peneliti sebagai instrumen kunci ma ke dalam bentuk naskah drama oleh
melakukan pencatatan dan penganalisis­ Gusmel Riyadh. Perubahan yang terjadi
an data, sedangkan teknik pustaka, yaitu hanya terletak kepada pengurangan tokoh
pengumpulan data yang menggunakan yaitu dalam cerpen ada tokoh Ibu Saleha,
sumber-sumber tertulis untuk memeroleh tetapi dalam naskah drama tidak ada dia­
data. log untuk tokoh tersebut. Sebab kejadian-

64 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Vol. III No. 18 - Januari 2015

kejadian dalam cerita ini hampir sama. ma. Pola alur cerpen yang terdiri dari
Gusmel Riyadh hanya memperjelas tokoh- pemaparan, konflik awal, klimaks, penu­
tokoh saja, misalnya tokoh lelaki untuk runan konflik, dan penyelesaian. Cerita
banyak orang dan suami yang hanya satu fiksi menyimbolkan perjalanan hidup ma­
orang, terlihat dalam kutipan berikut. nu­sia yang ditransformasikan menjadi
alur naskah drama yang terdiri dari pro­
PARA LELAKI
log, ade­gan, babak, dan epilog. Simbolisasi
Aaaaaaahhhhh!
proses kehidupan manusia dalam pola alur
PAK RT
cerpen ditransformasikan secara konkret
Heh, dia keluar!
ke dalam kehidupan pelaku drama.
KEMUDIAN PARA LELAKI ITU KALANG
KABUT. Transformasi latar dunia cerita fiksi
.... ke dalam naskah drama berupa penempat­
SUAMI an tokoh-tokoh cerita fiksi ke dalam latar
Biasanya jam segini dia mandi dunia drama yang latar sebenarnya adalah
ISTRI panggung hanya dibuat dalam cerita se­
Sudah. Jangan diingat-ingat! olah-olah latar sesungguhnya, baik latar
SUAMI tempat maupun waktu.
Biasanya dia mandi dengan bunyi je- Transformasi nilai yang berupa
bar-jebur dan menyanyi dengan suara tindakan dan tujuan melangsungkan hi­
serak-serak basah. dup berupa perbedaan cara hidup tokoh
Transformasi berupa penghipograman dan pengongkretan karakter tokoh cerpen
pola alur cerpen ke dalam naskah dra­ ke dalam naskah drama.

Bagan Transformasi Teks Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi

SITUASI TRANSFORMASI SITUASI


CERPEN NASKAH
ALUR PENOKOHAN LATAR TEMA NILAI-NILAI DRAMA

Ada suara wanita Alur pada Ada pen- Perbe- Te-ma da- Nilai yang Pengantar satu
yang sedang naskah gurangan daan latar, lam cer-pen tampak adegan ke
mandi sehingga drama hanya dalam tokoh khusus-nya dan nas-kah adalah adegan berikut-
menimbul-kan ditam-bah- tambahan latar tempat dra-ma harus saling nya merupakan
imajina-si kepada kan dengan yaitu tokoh yaitu dalam sa-ma yaitu toleransi sebuah isyarat ke
para lelaki dan percakapan Ibu Saleha cerpen dicer- tema sosial satu sam lain cerita berikutnya.
mereka mengala- antara tokoh menjadi itakan bahwa kare-na agar tercipta Adegan 1
mi orgasme. hansip, Pak tidak ada, kamar mandi berkaitan kerukunan Hansip, Pak
Kemudian ibu-ibu RT, dan yang semula tersebut dengan antar-warga; RT, dan warga
mengadu kepada warga ada dalam adalah perilaku dan tidak boleh sedang mengup-
Pak RT tentang lelaki, yang cerpen, seb- kost-kostan kebiasaa- gega-bah ing di belakang
apa yang terjadi sebelum- agai ibu kost Zus dan pe- nwar-ga. dalam rumah Zus, dekat
dalam kehidupan nya adalah Zus. Tokoh milik rumah Serta sikap mengambil kamar mandi.
rumah tangg- bagian dari orang-orang adalah ibu yang harus keputu-san; Adegan 2
anya. narasi cerita. diubah de­ Saleha. diambil oleh jangan

Universitas Wiralodra Indramayu 65


Wacana Didaktika

SITUASI TRANSFORMASI SITUASI


CERPEN NASKAH
ALUR PENOKOHAN LATAR TEMA NILAI-NILAI DRAMA

Sehingga ibu-ibu Memperke- ngan tokoh Tetapi dalam seorang terlalu Depan rumah
ingin mengusir nalkan tokoh lelaki. Tokoh naskah pe-mim-pin berimajinasi Pak RT, ibu-ibu
zus, karena hansip, Pak utama tetap drama diceri- keti-ka war- hal yang sepanjang gang
sudah diperingat- RT, dan sama yaitu takan bahwa ga mengadu tidak baik; ribut.
kan untuk tidak warga yang Zus. Tokoh kamar mandi kepa-da pak dan menjun- Adegan 3
bernyanyi ketika sedang tambahan tersebut RT, maka jung tinggi
mandi oleh Pak beramai-ra- yang sama adalah seba-gai RT norma- Belakang rumah
RT dan Ibu mai mengu- yaitu pak rumah milik harus ber- norma yang Zus, dekat kamar
Saleha. Tetapi ping orang RT, hansip, Zus sendiri. laku adil. berlaku di mandi, Pak RT,
tetap saja Zus mandi, yang dan ibu-ibu. Sedangkan masyarakat. hansip, dan para
selalu mengeluar- sebelumnya latar waktu lelaki kampung
kan suara-suara tokoh tidak sama yaitu menguping orang
yang menimbul- diperke-nal- pada jam- mandi.
kan imajinasi kan satu per jam tertentu Adegan 4
yang tidak-tidak satu melain- Zus akan
kepada para kan secara mandi tepat Percakapan Pak
lelaki. bersama-an di jam yang RT dan hansip.
Pak RT pun men- dalam alur sama. Kemudian lampu
gambil tindakan cerita. redup.
agar di kampung Adegan 5
dibuat peraturan
baru: “Dilarang Lampu terang,
Menyanyi di percakapan
Kamar Mandi. antara Zus dan
Pak RT.
Adegan 6

Depan rumah
Pak RT, dialog
kepada penon-
ton. Kemudian
lampu padam.
Adegan 7

Percakapan para
istri dan suami di
rumah masing-
masing.

66 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Vol. III No. 18 - Januari 2015

Model Pembelajaran Menulis Naskah Drama

No. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal
☞ Dosen mengondisikan siswa secara fisik dan psikis dalam bentuk mendata
daftar hadir mahasiswa
☞ Dosen memberikan apersepsi dan motivasi dalam bentuk:
a. bertanya jawab mengenai teknik menulis naskah drama
b. bertanya jawab mengenai pengertian transformasi naskah drama
☞ Dosen menyampaikan deskripsi pembelajaran
☞ Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyampaikan indikator
yang akan diajarkan

2. Kegiatan Inti
➽ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
➾ Orientasi
a. Dosen menyampaikan tugas-tugas yang ada dalam pembelajaran de­
ngan menanamkan tanggung jawab kepada mahasiswa.
b. Mahasiswa membaca materi yang telah ditentukan.
➽ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
➾ Presentasi
a. Dosen menjelaskan pengertian drama, unsur-unsur drama, teknik me­
nulis naskah drama, dan transformasi naskah drama.
b. Langkah-langkah dalam menulis naskah drama.
c. Mahasiswa dibagi dalam 5 kelompok.

➾ Praktik yang terstruktur


a. Dosen menyediakan bahan materi dalam pembelajaran, yaitu teks sas­
tra.
b. Mahasiswa berdiskusi untuk menganalisis naskah drama hasil transfor­
masi.
c. Mahasiswa berdiskusi untuk merumuskan hasil analisis naskah drama
transformasi.
d. Mahasiswa berdiskusi untuk menemukan unsur-unsur yang ditransfor­
masi.
e. Perwakilan mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
di depan kelas dan diberi masukan yang korektif.

Universitas Wiralodra Indramayu 67


Wacana Didaktika

➾ Praktik di bawah bimbingan


a. Mahasiswa dapat menentukan sendiri tempat belajarnya, seperti di
perpustakaan, taman, masjid, atau laboratorium bahasa.
b. Mahasiswa berdiskusi untuk menemukan unsur-unsur intrinsik yang
ditansformasi dari teks sastra yang dipilih sendiri.
c. Mahasiswa berdiskusi untuk merumuskan hasil temuan yang dianali­
sis berdasarkan teks sastra yang dipilih.
d. Mahasiswa menulis naskah drama berdasarkan teks sastra yang dipi­
lih, baik dari legenda, puisi, cerpen, atau novel yang baru.
e. Hasil pekerjaan mahasiswa dikumpulkan dan diberi masukan yang ko­
rektif.

➾ Praktik mandiri
a. Secara mandiri, mahasiswa menemukan unsur-unsur intrinsik yang di­
tansformasi dari teks sastra yang dipilih sendiri.
b. Secara mandiri, mahasiswa merumuskan hasil temuan yang dianalisis
berdasarkan teks sastra yang dipilih.
c. Secara mandiri, mahasiswa menulis naskah drama berdasarkan teks
sastra yang dipilih, baik dari legenda, puisi, cerpen, atau novel yang
baru, bukan dari contoh.
d. Hasil pekerjaan mahasiswa dikumpulkan dan diberi nilai.

➽ Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi:
a. mahasiswa menyimpulkan hal-hal yang belum diketahui
b. mahasiswa menjelaskan hal-hal yang belum diketahui

Kegiatan Akhir
☞ Dosen dan mahasiswa mengadakan refleksi
☞ Dosen menyimpulkan materi yang telah disampaikan
☞ Dosen memberikan tes akhir
☞ Dosen memberikan tugas kepada mahasiswa
☞ Dosen menyampaikan rencana materi untuk pertemuan yang akan datang

68 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Vol. III No. 18 - Januari 2015

Berikut ini penulis sajikan uraian hasil naskah drama mahasiswa semester V kelas
A, mata kuliah Apresiasi Drama Indonesia tahun akademik 2013/2014 dalam mentrans­
formasi naskah drama.

Nilai Naskah Drama Mahasiswa dengan Model Transformasi

No. Nama Mahasiswa Tes Akhir


1 ANA KHAUFILAH 66
2 DESI WIDIA ASTUTI 70
3 DEWI ANGGRAENI 72
4 FAUZIYAH FAHMI 70
5 IBNU SAEFULLAH 80
6 IRMAWATI 76
7 ITA NURMALASARI 76
8 LELI LUYANTRI 64
9 LISTINA 80
10 MEGA SEPTIA 60
11 NUNUNG NURHAYATI 70
12 NURKHOLIS FAHMI 60
13 NURLIMAH 68
14 SUKENDI 86
15 SUNANDA 58
16 SURYAMAN HADI PRANOTO 64
17 WAHYU PRIANTO 60
18 WAWAT 80
19 WINDA MEYLANI 50
20 YAYAH ATIKA 50
Jumlah N = 20 1370
Nilai Rata-rata 68.5

SUKENDI (Nilai Tertinggi)

Universitas Wiralodra Indramayu 69


Wacana Didaktika
Tes akhir mahasiswa keempatbelas, transformasi dari puisi karya Wiji Tukul ke nas­
kah drama berjudul Ibunda, hanya terdapat 9 aspek dari 10 kriteria penilaian yaitu no­
mor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, dan 10 dengan uraian sebagai berikut.

NO. HASIL PENILAIAN Skor Bobot

1. Pada setiap dialog atau pergantian peran pelaku


sudah ditulis semua nama pelakunya 5 2

2. Kalimat dalam naskah drama sudah berupa kalimat


langsung. 5 2

3. Kalimat penjelas yang bersifat penceritaan sudah


ditulis tanpa nama pemeran 5 2

4. Keterangan penjelas dari pengarang (petunjuk


pementasan) sudah ditulis dalam tanda kurung 5 2

5. Keterangan atau cara memerankan atau ekspresi


tokoh sudah ditulis di antara tanda kurung dan
ditulis dengan huruf kecil tanpa titik 5 2

6. Deskripsi tempat dan suasana sudah ditulis seperti


kalimat pada umumnya 5 2

7. Sebelum petikan langsung sudah diawali dengan


penulisan tanda titik dua (:) 5 2

8. Tidak ada penulisan naskah di samping ditulis


dengan huruf miring atau huruf kapital semua 0 2

9. Hanya mentransformasi 4 unsur intrinsik


(tema, tokoh, alur, dan latar) 4 2

10. Hasil tulisan mengandung nilai-nilai ekstrinsik


(moral, sosial, pendidikan, dan ekonomi) 4 2

JUMLAH SKOR 43 x 2 = 86

70 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Vol. III No. 18 - Januari 2015

(3) Hasil penelitian naskah Dilarang Me­


nyanyi di Kamar Mandi ini dapat di­
gunakan untuk menyusun model me­
nulis naskah drama di Universitas
Wiralodra Indramayu.

2. Saran

E. Simpulan dan Saran Studi perbandingan sastra tradisional


dengan sastra modern di Indonesia dalam
1. Simpulan bentuk transformasi merupakan studi
yang masih jarang dilakukan oleh peneliti,
Berdasarkan pembahasan analisis oleh karena itu penelitian yang serius dan
yang telah dilakukan terhadap naskah Di- mendalam tentang perbandingan tersebut
larang Menyanyi di Kamar Mandi dapat di­ perlu terus digalakkan dan diberi apre­
rumuskan simpulan sebagai berikut. siasai demi mengungkap nilai-nilai yang
(1) Struktur teks drama Dilarang Me­ terkandung dalam teks sastra. Berdasar­
nyanyi di Kamar Mandi memperlihat­ kan hasil penarikan simpulan di atas, ada
kan sebuah struktur karya sastra baru beberapa saran yang ingin penulis sampai­
yang berbeda. Dari bentuk teks cer­ kan, sebagai berikut.
pen dijadikan sebuah naskah drama 1) Pemanfaatan hasil penelitian ini ti­
yang terdiri dari ikhtisar, alur, pelaku, dak hanya untuk kalangan mahasiswa
latar, tema, nilai, sikap pengarang, dan tetapi dapat dimanfaatkan pula untuk
tipe teks, berisi teks utama dan teks siswa SMP dan SMA sederajat.
penunjang atau teks samping, terdiri
atas tiga bagian, yaitu bagian pembuka 2) Penelitian naskah drama Indonesia
cerita, bagian isi cerita, dan penu­tup hasil transformasi dapat dimanfaat­
cerita. Di dalamnya terdapat ekspo­ kan untuk pembelajaran sastra.
sisi, komplikasi, klimaks, resolusi, dan 3) Penyusunan model menulis naskah
konklusi. drama dapat meningkatkan antusi­
(2) Bentuk pentransformasian dari teks asme mahasiswa dalam belajar, se­
cerpen ke dalam teks drama meli­ hingga dosen dianjurkan menggu­
puti: transformasi cerpen Dilarang nakan model ini dalam pelaksanaan
Menyanyi di Kamar Mandi ke dalam pembelajaran menulis naskah drama.
bentuk naskah drama mengubah alur, 4) Persiapan pelaksanaan model menu­
penokohan, latar, tema, dan nilai-nilai lis naskah drama dalam pembelajaran
walaupun perubahannya hanya me­ menulis naskah drama harus meng­
ngurangi tokoh, latar, tema, alur, dan analisis terlebih dahulu bentuk teks
amanat. sebelumnya.

Universitas Wiralodra Indramayu 71


Wacana Didaktika
5) Model ini lebih banyak latihan-latih­ Endraswara, Suwardi. (2011). Metode Pem-
annya, yaitu latihan terstruktur, ter­ belajaran Drama (Apresiasi, Ekspresi,
bimbing, dan mandiri, maka diperlu­ dan Pengkajian). Yogyakarta: CAPS.
kan latihan yang keras. Esten, Mursal. (1992). Tradisi dan Moder-
6) Penelitian ini hanya digunakan dalam nitas dalam Sandiwara. Jakarta: Inter­
keterampilan yang bersifat produktif masa.
(menulis). Harymawan. (1986). Dramaturgi. Yogya­
karta: IKIP Sanata Dharma.
7) Model menulis naskah drama ini telah
terbukti kebermanfaatannya, sehing­ Hasanuddin. (2009). Drama Karya dalam
ga model ini dapat terus digunakan Dua Dimensi (Kajian Teori, Sejarah,
dalam setiap pembelajaran menulis dan Analisis). Bandung: Angkasa.
naskah drama. Hidayat, Kosadi. (2009). Metodologi Peng­
ajaran Bahasa. Bandung: Yaf Publish.
Huberman, Matthew B. Miles dan A. Mi­
Daftar Pustaka chael. (2009). Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Abdullah, Imran T. (1994). Resepsi Sastra Indra Tranggono, Isti Nugroho, Denny
dan Penerapannya. Yogyakarta: Ma­ JA, dkk. (2012). Teater Monoplay dan
syarakat Poetika Indonesia IKIP Mu­ Musikal. Jakarta: Teplok Press.
hammadiyah Yogyakarta.
Jabrohim, Chairul Anwar, Suminto A. Sa­
Atmowiloto, Arswendo. (2008). Menga- yuti. (2009). Cara Menulis Kreatif. Yog­
rang Itu Gampang. Jakarta: Gramedia yakarta: Pustaka Pelajar.
Pustaka Utama.
Junus, Umar. (1985). Resepsi Sastra. Jakar­
Biran, H. Misbach Yusa. (2006). Teknik ta: Gramedia.
Menulis Skenario. Jakarta: Pustaka
Lutters, Elizabeth. (2006). Kunci Sukses
Jaya.
Menulis Skenario. Jakarta: Grasindo.
Damono, Sapardi Djoko. (2005). Pegangan
Maulana, Dwi. (2014). Bahasa Indonesia.
Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta:
Indramayu: Balai pustaka.
Pusat Bahasa Depdiknas.
Minderop, Albertine. (2005). Metode
Dewojati, Cahyaningrum. (2010). Drama
Karak­ terisasi Telaah Fiksi. Jakarta:
(Sejarah, Teori, dan Penerapannya).
Yayasan Obor Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. Musthafa, Bachrudin. (2008). Teori dan
Praktik Sastra dalam Penelitian dan
Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. (2009).
Pengajaran. Jakarta: Cahaya Insan Se­
Pembelajaran Menulis. Jakarta: De­
jahtera.
partemen Pendidikan Nasional.
Nurgiyantoro, Burhan. (2009). Teori Peng-
kajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

72 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Vol. III No. 18 - Januari 2015

Nurgiyantoro, Burhan. (1998). Transfor- Slamet, St. Y. (2008). Dasar-dasar Pembe-


masi Unsur Pewayangan dalam Fiksi lajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di
Indonesia. Yogyakarta: UGM Press. Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.
Pradopo, Rachmat Djoko. (2002). Kritik Solehan, T.W., dkk. (2008). Pendidikan Ba-
Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: hasa Indonesia di SD. Jakarta: Universi­
Gama Media. tas Terbuka.
Pranoto, Naning. (2007). Creative Writing. Sugihastuti. (2011). Teori Apresiasi Sastra.
Jakarta: Raya Kultura. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pudentia, M.P.S.S. (1992). Transformasi Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuan-
Sastra: Analisis atas Cerita Rakyat Lu- titatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
tung. Jakarta: Balai Pustaka. Alfabeta.
Ratna, Nyoman Kutha. (2006). Teori, Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. (1988).
Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gra­
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. media.
Rendra. (2013). Seni Drama untuk Remaja. Suryaman, Maman. (2012). Metodologi
Bandung: Pustaka Jaya. Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta:
Riyana, Rudi Susilana dan Cepi. (2007). UNY Press.
Media Pembelajaran. Bandung: Wa­ Teeuw. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra. Ja­
cana Prima. karta: Pustaka Jaya.
Rozak, Abdul. (2012). Menulis Skripsi Tidak Waluyo, Herman J. (2002). Drama (Teo-
Sulit. Yogyakarta: Framepublishing. ri dan Pengajarannya). Yogyakarta:
Semi, M. Atar. (2007). Dasar-Dasar Ke­ Hanindita Graha Widya.
terampilan Menulis. Bandung: Ang­ Wellek, Rene & Austin Waren. (1990).
kasa. Teori Kesustraan. Diindonesiakan oleh
Melani Budianta. Jakarta: Gramedia.

Universitas Wiralodra Indramayu 73


Wacana Didaktika

74 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Vol. III No. 18 - Januari 2015

Universitas Wiralodra Indramayu 75


Wacana Didaktika

76 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

You might also like