Gangguan Sistem Saraf: Nervous System Disturbance

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

GANGGUAN SISTEM SARAF

NERVOUS SYSTEM DISTURBANCE

Khairani Rahma Tamara 1*), Muhammad Azwar2), Rifna Hanum3), Ahsanul Husna4)
Regita Cahyani5) Fanny Syukria Fatma6)
1)
NIM. 1610421005, Kelompok 1, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
2)
NIM. 1610422039, Kelompok 1, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
3)
NIM. 1610422032, Kelompok 1, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
4)
NIM. 1610423004, Kelompok 1, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
5)
NIM. 1610423002, Kelompok 1, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
*Koresponden :kharanirt@gmail.com

ABSTRACT

Nervous system is one of the coordination system that have function to deliver stimulation
from receptor for detection and responded by the body. The experiment of Nervous System
Disturbance held on Wednesday, November 21th 2018 in the Laboratory of Teaching II,
Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas University.
The purposes of this experiment were to know the stress effect because of restraint stress
against motivation and to understand the forced test procedure and tail suspension test on
mice. The method that used in this experiment was direct observation of animals (Mus
musculus). The result show that in tail suspension test, mice with restrant stress treatment
condition has a 304 seconds in mobile or active movement but in control treatment the mice
has a 139 seconds in active movement. In the forced swim test, the result show that mice
with restrant stress treatment condition has a 215 seconds in mobile or active movement but
in control treatment the mice has a 253 seconds in active movement. The conclusion of this
experiment is if more higher restrant and motivation from the mice, so more higher and
longer the movement of the mice in act.

Keywords : Muscle Action, Muscular System, Work Ability

PENDAHULUAN
Saraf adalah bagian dari sistem saraf kemampuan sepeti ini, menuju kearah
periferal. Saraf aferen membawa fungsi belajar dan ingat yang tidak
sinyal sensori ke kesistem saraf pusat, begitu banyak dipahami. Meskipun
sedangkan saraf eferen membawa banyak sifat khas organisasi pesarafan
sinyal dari sistem saraf pusat ke otot – itu telah terprogram secara genetik,
otot dan kelenjar - kelanjar. Sinyal namun detail – detail dari kontak–
tersebut seringkali disebut impuls kontak seluler dan pembentukan
saraf, atau disebut potensial akson. Sel sirkuit fungsional untuk populasi sel
saraf yang dinamakan pula sel neuron tampaknya terpengaruh oleh keadaan
berbeda dengan sel – sel dari jaringan yang biasanya terdapat apabila sel –
dasar lainnya karena adanya tonjolan - selnya memperoleh kontak mereka
tonjolan yang panjang dari badan yang pertama (Bavelander, 1988).
selnya. Semua jaringan mencerminkan Jaringan saraf merasakan
sejarahnya dengan memeperlihatkan adanya stimulus atau rangsangan dan
berbagai kemampuannya untuk menghantarkan sinyal dari satu bagian
penyesuaian diri pada keadaan baru tubuh kebagian tubuh lainnya. Unit
selama hidup mereka. Jaringan saraf fungsional jaringan saraf adalah
juga menspesialisasikan diri dalam neuron, atau sel saraf, yang secara
unik dikhususkan untuk berbagai organel khas yang ditemukan
menghantarkan sinyal yang disebut pada kebanyakan sel eukariotik, sangat
impuls saraf. Neuron terdiri atas teradaptasi bagi komunikasi berkat
sebuah badan sel dan dua atau lebih penjuluran – penjulurannya yang
penjuluran, atau proses yang disebut laksana kabel. Dendrit adalah
dendrite dan akson, yang panjangnya penjuluran –penjuluran seringkali
bisa mencapai satu meter pada bercabang – cabang seperti pohon,
manusia. Dendrit menghantarkan yang mengangkut impuls menuju
impuls dari ujungnya menuju bagian badan sel pusat. Badan sel adalah
neuron yang lainnya. Akson daerah yang lebih tebal di neuron dan
menghantarkan impuls menuju neuron mengandung nucleus serta sebagian
lainnya atau menuju efektor besar sitoplasma. Akson adalah
(Campbell, 2004). penjuluran, umumnya sangat panjang,
Semua fungsi di dalam suatu yang mengangkut impuls menjauhi
organisme diatur dan disesuaikan badan sel. Sistem saraf di bangun oleh
dengan sangat seksama, komponen – komponen sel saraf atau
dikoordinasikan dengan fungsi organ - neuron, sel-sel glia (sel Schwann,
organ lainnya, dan diintegrasikan oligodendrosit, migroglia, ependim,
menurut kebutuhan-kebutuhan tubuh. astrosit, dan sel - sel satelit) dan
Koordinasi dan integrasi fungsi alat– jaringan ikat sejati (Fried, 2000).
alat tubuh dilaksanakan oleh sistem Menurut Wulangi (1990),
saraf (neural) dan sistem endokrin sistem saraf merupakan serangkaian
(hormonal). Pada umumnya, system organ kompleks yang
saraf mengatur aktivitas tubuh yang berkisinambungan yang terdiri dari
berlangsung relatif cepat, seperti jaringan saraf. Badan sel, dendrit, dan
kontraksi otot dan sekresi kelenjar, neurit merupakan tiga komponen
sedangkan sistem endokrin dengan penyusun sel saraf, masing - masing
pencapaian organ targetnya relatif memiliki fungsi dan peranan yang
berlangsung lebih lambat, seperti berbeda – beda, dendrit berfungsi
proses metabolisme. Suatu sebagai penerima rangsangan dan
persambungan antara dua neuron menyalurkan stimulus keluar dari
disebut sinaps. Kedua neuron itu badan sel. Dalam penyampaian
biasanya tidak melekat langsung satu stimulus ini dikenal juga istilah efektor
dengan yang lain tetapi dipisahkan yang merupakan bagian atau ujung -
oleh suatu celah sempit, yang disebut ujung terminal saraf yang terdapat
celah sinapsis (Yusminah, 2007). pada bagian otot dan organ dan
Unit fungsional sistem saraf reseptor merupakan bagian yang
pada vetebrata maupun invetebrata menerima stimulus.
adalah neuron. Sel yang sangat
terspesialisasi itu yang mengandung

METODE PRAKTIKUM

Waktu dan tempat Alat dan bahan


Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu Adapun alat dan bahan yang digunakan
tanggal 21 November 2018 pukul 13.30 adalah Aparatus restrainer terisolasi
WIB di Laboratorium Teaching 2, (toples atau botol sempit beraerasi),
Universitas Andalas, Padang. selotip, stopwatch, sarung tangan, bejana
uji, mencit jantan 4 ekor.
Cara kerja Oleh sebab itu, pengukuran durasi
A. Pengkondisian stres dan non-stres immobile harus dilakukan
pada hewan coba berkesinambungan selama pengujian.
Dediakan dua ekor mencit jantan dewasa Dicatat total waktu immobile dan
(usia kira-kira 2 bulan). Dimasukkan salah bandingkan dengan total waktu mobilenya
satu mencit percobaan kedalam apparatus dalam satuan detik selama 6 menit
pengekang selama 15-20 menit, tersebut. Dibuat grafik perbandingan
sedangkan mencit lainnya dibiarkan durasi mobile dan immobile pada masing-
bergerak bebas dalam kandangnya masing mencit (stres vs kontrol).
(kontrol). Upayakan aerasi dalam aparatus
pengekang tetap terjaga sehingga hewan C. Forced Swim Test
tidak mengalami hipoksia yang Bejana uji diisi dengan air ledeng hingga
menyebabkan kematian. Setelah kedalaman 30 cm. Selanjutnya
perlakuan pengekangan (restraining), dimasukkan hewan uji ke dalamnya dan
mencit segera dikeluarkan dari aparatus diamati pergerakan mencit dalam air
dan diuji tingkat motivasinya dengan tail (ketikaberenang/berusaha untuk tidak
suspension test diikuti dengan forced tenggelam) selama 6 menit. Dalam kurun
swim test. Lakukan uji yang sama 6 menit tersebut, hitung total waktu
terhadap mencit kontrol. dimana hewan tersebut berhenti bergerak
(immobile). Aktivitas immobiledapat
B. Tail Suspension Test berlangsung berulang kali dimana mencit
Masing-masing hewan uji digantung pada kemudian akan bergerak kembali
aparatus penggantung dengan cara laluimmobile kembali. Oleh sebab itu,
mengikat bagian ekornya dengan selotif pencatatan waktu dengan stopwatch harus
ke tempat penggantungan). Durasi dilakukandengan seksama sehingga total
perlakuan ini selama 6 menit. Dalam waktu immobile yang berulang-ulang
kurun waktu tersebut, catat dengan tersebut dapat dihitung
stopwatch lamanya waktu immobile dengan tepat. Rekam total data immobile
(mencit tidak bergerak/ diam). Kondisi dan mobile dalam satuan sekon selama
immobile ini dapat berlangsung berulang- total waktu perlakuan 6 menit (360
ulang dimana mencit kemudian bisa sekon). Dibandingkan total waktu imobile
bergerak kembali dan immobile kembali. dan mobile antara mencitstres dengan
mencit kontrol. Sajikan data dalam grafik.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum ini yaitu :
Tabel 1. Data waktu percobaan tail suspension test dan forced swim test
Tail suspension test (sekon) Forced swim test (sekon)
No. Perlakuan
immobile mobile Immobile mobile
1 Control 221 s 139 s 107 s 253 s
2 Restrant stress 56 s 304 s 145 s 215 s

Tail Suspension Test Tail Suspension Test


300 400

restrant stress 300 restrant


200
200 stress
100 perlakuan kontrol
100
kontrol
0 0
immobile (s) mobile (s)
Grafik 1. Perbandingan waktu tail suspension test pada perlakuan kontrol dan restraint stress

Dari hasil yang telah didapatkan pada saat Menurut Boylan (1983), impuls
praktikum, dapat dilihat pada grafik dapat mengalir melalui serabut saraf
dimana pada Mus musculus percobaan tail karena adanya perbedaan potensial listrik
suspension test yang paling mobile atau antara bagian luar dan bagian dalam
aktif bergerak adalah Mus musculus pada serabut saraf. Kecepatan merambatnya
perlakuan restrant stress yaitu bergerak impuls pada mamalia tertentu dapat lebih
selama 304 detik dari 6 menit waktu dari 100 meter per detik sedangkan pada
percobaan, sedangkan Mus musculus yang beberapa hewan tingkat rendah kira-kira
paling sedikit bergerak adalah pada hanya 0,5 meter per detik. Ada dua faktor
perlakuan kontrol dengan pergerakan 139 yang mempengaruhi kecepatan rambatan
detik dari 6 menit waktu percobaan. Hal impuls saraf, yaitu selaput myelin dan
ini berarti hewan yang dikekang memiliki diameter serabut saraf. Pada serabut saraf
tingkat pergerakan yang lebih tinggi, hal yang bermyelin, depolarisasi hanya terjadi
ini dipengaruhi juga oleh motivasi. pada nodus ranvier sehingga terjadi
Semakin tinggi motivasi hewan uji maka lompatan potensial kerja, akibatnya
pergerakan yang dilakukan semakin implus saraf lebih cepat merambat.
banyak. Semakin besar diameter serabut saraf
semakin cepat rambatan impuls sarafnya.

Forced Swim Test Forced Swim Test


200 260
150 kontrol 240 kontrol
100 220
50 restrant 200 restrant
stress stress
0 180
immobile (s) mobile (s)

Grafik 2. Perbandingan waktu forced swim test pada perlakuan kontrol dan restrant stress
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui uji maka pergerakan yang dilakukan
bahwa Mus musculus pada forced swim semakin banyak.
test yang paling mobile atau aktif Menurut kuhn (1978) forced swim
bergerak adalah Mus musculus pada test diketahui mempunyai validitas yang
perlakuan kontrol yaitu bergerak selama tinggi khasiat antidepresan diketahui
253 detik dari 6 menit waktu percobaan, melalui waktu immobility time yang lebih
sedangkan Mus musculus yang paling singkat dibandingkan dengan kelompok
sedikit bergerak adalah pada perlakuan yang tidak diberi antidepresan.
restrant stress dengan pergerakan 215 Immobility time pada mencit dapat
detik dari 6 menit waktu percoaan. Hal ini diasumsikan sebagai suatu keadaan putus
berarti hewan yang tidak dikekang asa pada manusia dan merupakan salah
memiliki tingkat pergerakan yang lebih satu dari sindrom depresi yaitu terjadi
tinggi, hal ini dipengaruhi juga oleh penurunan minat dan motivasi.
motivasi. Semakin tinggi motivasi hewan Immobility time ini juga dapat
dipertimbangkan sebagai sebuah sinaps. Komunikasi antara satu neuron
ketidakinginan untuk mempertahankan dengan neuron lainnya atau dengan otot
usaha dalam situasi terjebak. Immobility dan kelenjar melalui proses transmisi
time dapat dilihat sebagai respon adaptasi sinaptik. Terdapat dua jenis transmisi
pada situasi terperangkap. keadaan ini sinaptik :transmisi sinaptik elektrik dan
sebagai perilaku putus asa dengan kimiawi. Pada transmisi sinaptik terjadi
mencerminkan keadaan mood yang turun. hubungan dimana akson dari suatu neuron
Impuls dapat menjalar pada sel presinaps akan berhubungan dengan
sebuah sel saraf, tetapi juga dapat dendrit dan akson neuron postsinaps
menjalar ke sel lain dengan melintasi (Halwatiah, 2009).

KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah 2. Mus musculus pada forced swim
dilaksanakan maka dapat disimpulkan test yang paling mobile atau aktif
bahwa: bergerak adalah Mus musculus
1. Mus musculus pada tail pada perlakuan kontrol,
suspension test yang paling sedangkan Mus musculus yang
mobile atau aktif bergerak adalah paling sedikit bergerak adalah
Mus musculus pada perlakuan pada perlakuan restrant stress.
restrant stress, sedangkan Mus 3. Semakin tinggi motivasi hewan
musculus yang paling sedikit uji maka pergerakan yang
bergerak adalah pada perlakuan dilakukan semakin banyak.
kontrol

SARAN
Pada saat praktikum sebaiknya praktikan
lebih teliti dalam mengamati pergerakan
mencit, sehingga didapatkan data yang
akurat dan praktikan dituntut lebih hati-
hati dalam penggunaan alat dan bahan.

DAFTAR PUSTAKA
Bavelander, G. 1998. Dasar – Dasar Yusminah, H. 2007. Biologi Umum 2.
Histologi. Jakarta : Erlangga Makassar : UIN Alauddin
Boylan, C. J.1983. Pharmaceutical Press
Excipient. Pharmaceutical Society
of Britian. London.
Campbell. 2004. Biologi Edisi Ke-lima
Jilid III. Jakarta : Erlangga
Fried, H. 2000. Biologi Edisi Kedua.
Jakarta : Erlangga
Halwatiah. 2009. Fisiologi. Alauddin
Press. Makassar.
Kuhn, R. 1978. Treatment of Depressive
States With An Iminodibenzyl
Derivatetive. Scheweiz Med
Wochenschr
Wulangi, K. S. 1990. Prinsip-Prinsip
Fisiologi Hewan.Yogyakarta.
UGM Press.

You might also like