Professional Documents
Culture Documents
Efektifitas Hiperoksigenasi Pada Proses Suctioning Terhadap Saturasi Oksigen Pasien Dengan Ventilator Mekanik Di
Efektifitas Hiperoksigenasi Pada Proses Suctioning Terhadap Saturasi Oksigen Pasien Dengan Ventilator Mekanik Di
ABSTRACT The use of a mechanical ventilator induces the clearance of airway problems, that
is, the increase amount of sputum production so that it is needed appropriate nursing care. One
of the effective nursing interventions is by performing suctioning action. The Suction procedure
is not only mucus is inhaled, but also the supply of oxygen that enters the respiratory tract, thus
allowing it to cause shortly hypoxemia characterized by a decrease in oxygen saturation (SpO2).
Hyperoxygenation is very important in every procedure of inhalation in order to avoid the
decrease of oxygen saturation. This research uses pre-experimental design in the form of one
group pretest-posttest design. Samples were taken 20 patients with mechanical ventilation in the
ICU room of Husada Utama hospital. The respondents were selected using non probability
sampling; sampling saturated. The collection of data itself used is the observation sheet. And the
data is analyzed using statistical test of Wilcoxon Signed Rank Test.From the results of statistical
test with Wilcoxon Signed Rank Test was obtained p-value = 0.001 (α <0.05). Based on these
results the H1 accepted, it means that hyperoxygenation is effective in suctioning procedure to
saturate oxygen on patients with mechanical ventilation in the ICU room of Husada Utama
Hospital Surabaya. Thus, it is concluded that hyperoxygenation is effective in suctioning
procedure for oxygen saturation. Keywords: Hyperoksigenation, Suctioning, Oxygen Saturation
PENDAHULUAN
Peranan ventilator mekanik sebagai proses dilakukan suction tidak hanya lendir
salah satu alat terapi gawat nafas sudah tidak yang terhisap, suplai oksigen yang masuk ke
diragukan lagi, sehingga ventilator mekanik saluran pernafasan juga ikut terhisap,
merupakan salah satu alat yang relatif sering sehingga memungkinkan untuk terjadi
digunakan di unit perawatan intensif. Masalah hipoksemia sesaat yang ditandai dengan
utama pasien dengan alat bantu nafas atau penurunan saturasi oksigen (SpO2).
ventilator mekanik yang sering muncul adalah Hiperoksigenasi adalah teknik terbaik untuk
bersihan jalan nafas inefektif, salah satu menghindari hipoksemia akibat penghisapan
intervensi untuk masalah tersebut adalah dan harus digunakan pada semua prosedur
dilakukannya tindakan suction. Namun pada penghisapan (Clark, et al
, 1990). Berdasarkan studi pendahuluan di ada beberapa yang tidak melakukan
ruang Intensive Care Unit (ICU) di Rs. hiperoksigenasi pada proses suctioning pada
Husada Utama pada bulam Agustus sampai pasien pengguna ventilator sebanyak 25%,
dengan September 2014 sebanyak 30 pasien sisanya sebanyak 75% melakukan
dengan pemakaian mesin per- hari 3-5 mesin. hiperoksigenasi.
Dengan mode dan diagnosa medis yang Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran
berbeda-beda. Dima- na pasien tersebut diberi oksigen terhadap karbon- dioksida dalam
hiperoksigenasi sebelum suctioning, di paru-paru tidak dapat memelihara laju
dapatkan bahwa 25 pasien saturasi oksigen konsumsi oksigen dan
meningkat hingga 100% dan 5 pasien
saturasinya naik sampai dengan 96-98%. 17
Fenomena di ICU Rs. Husada Utama masih
-----------------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015
bersihan jalan nafas, di antaranya adalah
pembentukan karbondioksida dalam sel-sel meningkatnya produksi sputum sehingga
tubuh. Hal ini akan menyebabkan tekanan diperlukan tindakan perawatan yang tepat.
oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipo- ksemia) Salah satu intervensi keperawatan yang efektif
dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih yaitu dengan melakukan tindakan suctioning.
besar dari 45 mmHg/ hiperkapnia (Smeltzer & Suctioning atau penghisapan merupakan
Bare, 2004). Beberapa kasus gagal nafas tindakan untuk memper- tahankan jalan nafas
berakhir dengan pemberian ventillator sehingga memung- kinkan terjadinya proses
mekanik, yang bertujuan untuk membantu pertukaran gas yang adekuat dengan cara
atau mengambil alih fungsi pernafasan. mengeluarkan secret pada klien yang tidak
Resiko pemasangan ventilator mekanik pada mampu mengeluarkannya sendiri (Timby,
pasien yang mengalami gangguan sistem 2009). Pada proses dilakukan penghisapan
pernafasan merupakan hal yang harus tidak hanya lendir yang terhisap, suplai
dihadapi dalam upaya menyelamatkan hidup oksigen yang masuk ke saluran nafas juga ikut
seseorang. Jika ventilator dapat berfungsi terhisap, sehingga memungkinkan untuk
dengan baik maka perlu dipasang articial terjadi hipoksemia sesaat ditandai dengan
airway (jalan nafas buatan) dengan penurunan saturasi oksigen (SpO2).
endotracheal tube atau tracheostomy. Dalam hal ini diperlukan tindakan
Tindakan invasive dari pemasangan articial hiperoksigenasi sebelum dan sesudah
airway ini merupakan masalah yang paling melakukan tindakan suction, hiper- oksigenasi
sering terjadi diantaranya hipoksia, trauma diberikan dengan cara meng- gunakan
jaringan, meningkatkan resiko infeksi dan kantong resusitasi manual atau melalui
stimulasi vagal dan bronkoskopasme (Hudak ventilator dan dilakukan dengan
& Gallo, 1998). meningkatkan aliran oksigen, biasanya sampai
Penggunaan alat ventilator mekanik 100% sebelum penghisapan dan ketika jeda
mempengaruhi munculnya masalah pada antara setiap penghisapan (Kozier & Erb,
2002). Penelitian sebelumnya menyatakan test design. Populasi dalam penelitian ini
SaO2 pada ke- lompok preoksigenasi lebih adalah keseluruhan pasien yang menggunakan
tinggi dari- pada kelompok yang tidak alat bantu ventilator di ICU Rs. Husada Utama
memperoleh hiperoksigenasi (Pritchard, Surabaya. Jumlah populasi pasien yang
Flenady, & Woodgate , 2001). menggunakan ventilator di ICU Rs. Teknik
Mengingat pentingnya suctioning pada sampling yang digunakan adalah non
pasien gagal nafas yang mempunyai masalah probabilty sampling dengan total sampling.
bersihan jalan nafas inefektif mempunyai Peneliti mengambil sampel seluruh
dampak hipoksemia sesaat yang ditandai pasien ICU yang menggunakan ventilator
dengan penurunan saturasi oksigen, mekanik kemudian mengadakan pen- dekatan
hiperoksigenasi sangat penting dalam setiap kepada keluarga pasien. Pengukuran
prosedur penghisapan agar tidak terjadi penelitian menggunkan alat oxymetri nadi
penurunan saturasi oksigen yang bermakna. (pulse oxymetri) untuk mengetahui hasil
Hal inilah yang telah mendorong penulis saturasi oksigen lembar observasi untuk
untuk melakukan penelitian tentang mengetahui hasil saturasi oksigen. Pasien
bagimanakah efektifitas hiperoksigenasi pada yang menggunakan ventilator setiap waktu
proses suctioning terhadap saturasi oksigen sesuai kebutuhannya dilakukan tindakan
pasien dengan ventilator mekanik di ICU RS. suction. Sebelum dilakukan tindakan suction
Husada Utama. pasien diberi terapi nebulizer terlebih dahulu
sesuai advis dari dokter kemudian dilakukan
METODE fisioterapi dada. Sebelum
Desain penelitian ini adalah pre-
eksperimental design, one group pre test- post 18
-----------------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015
perempuan. Berdasarkan gambar 2 didapatkan
melakukan suction dan hiperoksigenasi 10 orang (50%) berusia 41-60 tahun, 6 orang
peneliti melihat hasil saturasi oksigen terlebih (30%) berusia 61-80 tahun, 4 orang (20%)
dahulu kemudian melakukan hiperoksigenasi berusia 21-40 tahun. Dalam data khusus ini
dilanjutkan dengan suc- tioning. Kemudian akan disajikan hasil analisa tentang penilaian
melihat hasil saturasi oksigen setelah efektifitas hiperoksigenasi pada proses
dilakukan hiperoksigenasi dan suctioning. suctioning sebelum dan sesudah terhadap
Dalam penelitian meng- gunakan uji statistik saturasi oksigen pada pasien dengan ventilator
Wilcoxon Signed Rank Test dengan confident mekanik. Berdasarkan table 1 hasil PO2
interval 95% dan ρ < α (0,05). 112-180 mmHg, suhu
Gambar 2. Distribusi responden berdasarkan
HASIL Jenis Kelamin.
Berdasarkan data diagram pai dibawah Gambar 1. Distribusi responden berdasarkan
ini didapatkan 10 orang (50%) jenis kelamin Jenis Kelamin.
laki-laki dan 10 orang (50%) adalah
Grafik 1. Hasil PO2, suhu tubuh, asam basa, dan 2-3 DPG pada responden
19
-----------------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penilaian saturasi
sebelum dilakukan hiper- oksigenasi pada
prosedur suctioning dari 20 pasien didapatkan
17 pasien (85%) hasil saturasi oksigennya
95%-100% dan 3 pasien (15%) hasil saturasi
oksigennya < 95%. Berdasarkan hasil
penilaian saturasi sesudah dilakukan
hiperoksigenasi pada prosedur suctioning dari
20 pasien
didapatkan 18 pasien (90%) hasil saturasi
oksigennya 95%-100% dan 2 pasien (5%)
hasil saturasi oksigennya < 95%. Nilai saturasi
oksigen yang normal untuk orang dewasa
adalah 95-100% (Kozier & Erb, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa
hasil saturasi oksigen setalah dilakukan
hiperoksigenasi pada proses suctioning,
saturasi oksigen pasien meningkat dan ada
yang bertahan di nilai yang sama. penelitian
yang dilakukan dari Pritchard, Flenady,
Woodgate (2001) menyatakan SaO2 pada
kelompok pre- oksigenasi lebih tinggi
daripada kelompok yang tidak memperoleh
hiperoksigenasi.
23