Tugas Pak Cipto TTHP

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

APLIKASI TEKNOLOGI PRESTO DAN PINTOKIR

OLEH :
RENDRA
1604123781
TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
Judul

Jurnal internasional:

RESEARCH ARTICLE AMINO ACID AND FATTY ACID PROFILE


OF PRESTO INDIAN MACKERAL SCAD (Decapterus russelli) AND
DARKBAR FLYINGFISH (cypselurus hexazona}

Penulis: Jusuf Leiwakabessy, Daniel Apituley and Raja B. Sormin

Article History:

Received 08th February, 2016 Received in revised form 15th March,


2016 Accepted 22nd April, 2016 Published online 10th May, 2016

,International Journal of Current Research Vol. 8, Issue, 05, pp.30169-


30176, May, 2016

Jurnal nasional :

Jurnal 1:

KAJIAN MUTU ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN PINDANG


TONGKOL DENGAN PERLAKUAN JENIS AIR DAN LAMA
PENGUKUSAN

Penulis: Baiq R. Handayani1)*, Bambang D. Kusumo2), Wiharyani


Werdiningsih1), Tri Isti Rahayu1)dan Hariani1)

Tahun terbit : Diterima 5 April 2017/ Disetujui 18 April 2017

Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan) Vol 3 No. 1 Mei 2017 ISSN
online: 2443 - 344

Jurnal 2:

Peningkatan Mutu Produk dan Pemasaran Olahan Ikan Bandeng

Penulis : Asnawi1, Ilham Maulana Saud2, Wiratmanto

Tahun terbit: 2017 Vol.13, No. 1. Vol 5, No 1 (2017)February


REVIEW

PEMBAHASAN

JURNAL 1 INTERNASIONAL;

ABSTRAK

Fish is a prospectus source of protein, vitamins, and minerals. In compared


to other food product, fish protein consist of amino acids that has a composition
more complete and more digestible. The fish flesh also study the profile of amino
acid and fatty acid of Indian Mackeral Scad and Darkbar Flyingfish which it
applied to treatments: presto and presto by added 12% yeast. Rese processed
treatment applied to the fishes influenced the content of amino acid and fatty acid,
where amino acid content of the two kind of fish treated increased after treatment,
however, fatty acid content decreased except changes of amino acid and fatty acid
composition of Indian Mackeral Scad and Darkbar Flyingfish were closely linked
to the treatments of which steaming and yeast addition applied, wher significantly
determining fish chemical compositions.

Terjemah Indonesia

Ikan adalah sumber protein, vitamin, dan mineral prospektus.


Dibandingkan dengan produk makanan lainnya, protein ikan terdiri dari asam
amino yang memiliki komposisi lebih lengkap dan lebih mudah dicerna. Daging
ikan juga mempelajari profil asam amino dan asam lemak Indian Mackeral Scad
dan Darkbar Flyingfish yang diterapkan pada perawatan: presto dan presto dengan
menambahkan 12% ragi. Perlakuan yang diproses Rese yang diterapkan pada ikan
mempengaruhi kandungan asam amino dan asam lemak, di mana kandungan asam
amino dari dua jenis ikan yang diolah meningkat setelah perlakuan, namun,
kandungan asam lemak menurun kecuali perubahan asam amino dan komposisi
asam lemak dari Indian Mackeral. Ikan patin dan Darkbar Flyingfish terkait erat
dengan perlakuan yang dikukus dan ditambahkan ragi, yang secara signifikan
menentukan komposisi kimia ikan.
INTRODUCTION

Indian Mackeral Scad (Decapterus russelli Flyingfish (Cypselurus hexazona) have


an important economic value, and also play an important role in fulfill people
nutrition. The knowledge in processing fisheries products is not only fixated on
one kind of processing technique but also many kind of fish processing
techniques. It is important to note that inaccurate processing technique is able to
damage fish nutrition particularly the amino acid and fatty acid which are the
main components of fish body constituent. processed diversifications is pressed
fish (called p the tools used to make it called Pressure Cooker. of Press Cooker
work is using huge press system by heating water steam in the tight covered pan.
Research aimed to study the profile of amino acid and fatty acid of Indian
Mackeral Scad and Darkbar Flyingfish which it applied to treatments: presto and
presto by added 12% yeast.

Materials used in this research were i.e. fresh Indian Mackeral Scad and
Darkbar Flyingfish, yeast, banana leaves, ingredients (sugar, salt, ginger, turmeric,
garlic, lemongrass, bay leaves, galangal, and lime), and chemical materials such
as aquadest, HCl, mercaptoethanol, Brij solution, borate buffer, Na Na-EDTA,
methanol, THF, NaOH, BF Na2SO4 anhydrate, millipore paper

The presto fish were analyzed to know the contents of water (Sudarmadji,
1997), ash (Sudarmadji,1997), protein (Sudarmadji,1997), lipid
(Sudarmadji,1997), amino acid profile (AOAC, 2005), and fatty acid profile
(AOAC,2005). Winarno, 1997). The amount and composition of minerals in ash
depended on the type of food and the ash analysis method used. Ash and mineral
in foods were generally originated from the food itself or indigenous (Puspitasari,
et.al, 1991).

The result of ash content analysis of Indian Mackeral Scad (Decapterus


russelli) and Darkbar Flyingfish (Cypselurus hexazona) was shown in Figure 2.
Ash content of Indian Mackeral Scad (Decapterus russelli) based on Chairita
(2008) was 1,03%.
AOAC] Association of Official Analitycal Chemist. 2005. Official Method
of Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist. Arlington,
Virginia, USA: Published by The Association of Official Analitycal Chemist, Inc.
………..2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: M-Brioo Press. Adawiyah,
Rabiatul. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta Adnan,
M. 1997. Teknik Kromatografi dalam Analisis Bahan Pangan. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta. Alhana. 2011. Analisis Asam Amino dan Pengamatan Jaringan
Daging Fillet Ikan Patin (Pangasius hyphothalmus) Akibat Penggorengan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Almatsier, S.
2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Anonim,
2013. Cara Menggunakan Panci Presto. http://perawatanrtdonto. blogspot.com
(diakses tanggal 23 Juni 2014) Buckle, K. A. et al. 2004. Ilmu Pangan.
Penerjemah: Hari Purnomo dan Adiono. UI Press. Jakarta. Chairita. 2008.
Karakteristik Bakso Ikan dari Campuran surimi Ikan Layang (Decapterus spp) dan
Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp) pada Penyimpanan Suhu Dingin.

Jurnal nasional 1:

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis air dan lama
pengukusan terhadap mutu organoleptik dan daya simpan pindang ikan tongkol,
sehingga diharapkan keluaran yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi pengolahan
ikan daerah pesisir dengan keterbatasan air tawar. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok dengan 2 (dua) faktor yaitu jenis air (air tawar dan air
laut Tanjung Luar) dan lama pengukusan (15, 30, 45, 60 dan 75 menit).
Masingmasing perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 30 unit percobaan.
Parameter yang diamati adalah mutu organoleptik yang meliputi uji hedonik dan
uji skoring warna, rasa, tekstur dan aroma serta daya simpan pindang tongkol.

Data hasil pengamatan organoleptik dianalisa dengan analisis keragaman


pada taraf nyata 5% dengan menggunakan Friedman Two Anova dan perbedaan
nyata diuji lanjut dengan Wilcoxon Match Pairs Test. Daya simpan tongkol
diamati secara visual dengan melihat pertumbuhan jamur. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa penggunaan jenis air (air laut dan air tawar) dan lama
pengukusan berpengaruh terhadap mutu organoleptik dan daya simpan pindang
ikan tongkol. Penggunaan air laut dari Tanjung Luar dengan pengukusan selama
45 menit menghasilkan tongkol dengan penerimaan organoleptik terbaik dengan
karakteristik warna disukai (putih kecoklatan), aroma disukai (aroma pindang
agak kuat) dengan rasa disukai (rasa khas pindang agak kuat dan terasa agak asin),
selain itu memiliki tektur yang disukai (empuk) dengan lama penyimpanan 72 jam
pada suhu ruang.

PENDAHULUAN

Berdasarkan data statistic pada ikan tongkol NTB tahun 2012, hasil
produksi ikan yang hasil tangkap di laut yaitu kisaran 20.256 ton dan memiliki
indeks kenaikan rata-rata per tahun sebesar 3,27% (Ruchimat, 2012). Ikan
tongkol juga memiliki kandungan protein yang tinggi yaitu 26,2 mg/100g dan
sangat kaya akan kandungan asam lemak omega-3 (Sanger, 2010) selain itu Ikan
tongkol termasuk salah satu jenis komoditi bahan pangan yang mengandung
kadar air yang tinggi, sehingga kemungkinan untuk mengalami kerusakan atau
penurunan mutu ikan juga sangat tinggi. Kandungan protein dan air yang tinggi
pada ikan segar menyebabkan ikan mudah mengalami kerusakan. Selain memiliki
gizi yang tinggi, ikan tongkol memiliki kelemahan karena dapat menyebabkan
keracunan. Keracunan yang sering terjadi pada ikan tongkol yaitu keracunan
histamin. Histamin pada ikan tongkol dapat dihilangkan dengan berbagai teknik
pengolahan (Sompie, 2011).

Pemindangan adalah suatu teknik pengolahan dan pengawetan dengan cara


merebus atau mengukus ikan dalam suasana bergaram selama jangka waktu
tertentu yang didalam suatu wadah dan selanjutnya terjadi proses pengurangan
kadar air sampai batas tertentu (Pandit dkk, 2007). Proses pengukusan
berlangsung selama 60 menit. Nelayan di pesisir pantai Ampenan melakukan
proses pemindangan tongkol ±10 kg selama 1-2,5 jam. Sedangkan nelayan di Batu
Putih, Sekotong, Lombok Barat melakukan pemindangan tongkol dalam waktu
1,5 jam untuk 5 kg ikan tongkol segar. Nelayan di pesisir pantai biasanya
menggunakan air laut sebagai air pengukus, hal ini disebabkan karena sulitnya
memperoleh air tawar. Susmala (2016) menemukan bahwa pengukusan
menggunakan air laut dari pantai Ampenan minimal selama 30 menit
menghasilkan pindang tongkol dengan mutu baik. Selain penggunaan air laut,
umumnya ibu rumah tangga bukan nelayan menggunakan air tawar dalam
pemindangan ikan tongkol namun menghasilkan tongkol (Badan Pusat Statistik,
2013).

Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan tongkol segar yang diperoleh


dari nelayan Tanjung Luar Lombok Timur dan air laut Tanjung Luar. Yaitu:

*Metode Pemindangan

Proses pemindangan ikan tongkol dilakukan dengan tahapan sebagai


berikut: ikan tongkol segar dengan berat ± 250-300 gram/ekor, dibawa dari
Tanjung Luar dengan menggunakan cool box , selanjutnya dilakukan sortasi dan
penyiangan, kemudian pencucian sesuai yang dilakukan menggunakan air laut/air
tawar. Setelah itu dilakukan penirisan untuk mengurangi kandungan air. Ikan
tongkol yang telah bersih dan cukup tiris dikukus pada suhu air mendidih (100oC)
selama 15, 30, 45, 60 dan 75 menit. Air pengukus yang digunakan air laut/air
tawar sesuai dengan perlakuan.

Rancangan Percobaan dan Analisis

Rancangan yang acak di ginakan dalam kelompok dengan dua jenis faktor yaitu
dengan lama pengkusan atau jenis air yang digunakan .masing-masing
mempunyai perlakuan aras 2 jenis air tawar atau air laut. 5 aras lama pengkusan
sampai waktu 15,20,30 dan waktu yang cukup dengan perlakuan dilakukan tiga
kali ulangan sehingga diperoleh 30 unit percobaan. Data hasil pengamatan
organoleptik dianalisa dengan analisis keragaman pada taraf nyata 5% dengan
Friedman Two Anova dan perbedaan nyata diuji lanjut dengan Wilcoxon Match
Pairs Test menggunakan software SPSS (Sugiyono, 2015).

Jurnal 2 :
ABSTRAK

Selain usaha mikro, kecil, dan menengah pada umumnya, kelompok usaha yang
terlibat dalam bandeng olahan makanan juga menghadapi masalah, terutama pada
keterbatasan kualitas produk dan pemasaran. Dua pengusaha perempuan yang
memburu bisnis bandeng, yaitu Ibu Eko dengan Pindang Bandeng “Warisan” dan
Ibu Erni dengan ikan bandeng presto “Prima”. Dalam aspek produksi, kedua
bisnis ini masih terbatas karena hanya memenuhi kebutuhan masyarakat dan
menjual pada saat-saat tertentu seperti, pelafalan Minggu pagi dan pasar tiban.
Dari hasil pra-survei dan wawancara dapat diidentifikasi beberapa masalah,
seperti: tidak tersedianya peralatan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi,
tidak tersedianya kemasan yang menarik untuk memasuki pasar yang lebih luas,
aspek tidak tersedianya legalitas P-IRT dari Dinas Kesehatan untuk mikro bisnis
makanan, kurangnya kewirausahaan, dan kebutuhan untuk bantuan manajemen
yang lebih intensif untuk memasuki pasar yang lebih luas. Masalah-masalah ini
telah dibantu oleh penyelesaian kegiatan-kegiatan berikut: peningkatan peralatan,
paket dan papan nama, sertifikasi P-IRT, pelatihan untuk menumbuhkan bantuan
kewirausahaan, promosi, dan manajemen pemasaran. Program Dedikasi dengan
skema IbM telah dilaksanakan dan menghasilkan output, seperti dalam bentuk
kemasan bandeng, brosur, papan nama bisnis Pindang Bandeng dan ikan bandeng
presto dengan sertifikat merek “Warisan” dan “Prima”, dan P-IRT untuk kedua
pasangan. Kata kunci: produk, pemasaran, ikan bandeng olahan

PENDAHULUAN

Menurut Stel, dkk (2004) menyatakan bahwa UMKM memiliki peran


yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Peran tersebut terutama pada
aspek-aspek seperti pembukaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,
pembangunan ekonomi pedesaan, dan peningkatan ekspor non migas. Sejalan hal
tersebut, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 menjelaskan bahwa tujuan dari
pemberdayaan UMKM adalah untuk mewujudkan stuktur ekonomi perekonomian
nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan, menumbuh dan
mengembangkan kemampuan usaha mikro, kecil dan menengah menjadi usaha
yang tangguh dan mandiri, meningkatkan peran mikro, kecil dan menengah dalam
pembangunan daerah, penciptaan lapangan pekerjaan, pemerataan pendapatan,
pertumbuhan ekonomi dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Untuk mencapai tujuan pemberdayaan UMKM tersebut, Bank Indonesia


(2011) mengembangkan strategi five finger philosophy, yaitu (1) jari jempol,
mewakili peran lembaga keuangan untuk memberikan pinjaman/pembiayaan
kepada nasabah mikro, kecil dan menengah serta sebagai agents of development;
(2) jari telunjuk, mewakili pemerintah dan Bank Indonesia yang berperan dalam
regulator sektor riil dan fiskal, menerbitkan izinizin usaha, mensertifikasi tanah
sehingga dapat digunakan oleh UMKM sebagai agunan, menciptakan iklim yang
kondusif dan sebagai sumber pembiayaan; (3) jari tengah, mewakili katalisator
yang berperan dalam mendukung perbankan dan UMKM, termasuk Promoting
Enterprise Access to Credit (PEAC) Units, perusahaan penjamin kredit.

Ada dua orang ibu yang menekuni usaha makanan dari ikan bandeng ini,
yaitu Ibu Eko Sayektiningsih berupa pindang bandeng berlabel Pindang Bandeng
Presto “Warisan” dan Ibu Erni Siwi Karyanti yang berlabel bandeng presto
“Prima” secara pangsa pasar memiliki peluang yang cukup besar. Namun, dari
segi aspek produksi kedua usaha tersebut masih terbatas untuk memenuhi di
sekeliling lokasi usaha dan juga dipasarkan pada momen-momen tertentu antara
lain arisan ibu-ibu, pengajian minggu pagi, pasar tiban, dan sebagainya. karena
itu, untuk memperluas cakupan pangsa pasarnya, kegiatan pendampingan
pemasaran dirasa perlu dilakukan dengan tujuan agar produk ini lebih dikenal
konsumen, dan dapat menginformasikan keunggulan sebuah produk usaha.

Oleh karena itu, kegiatan yang sifatnya pelatihan dan pendampingan


manajemen sangat dibutuhkan oleh kelompok usaha ini tujuan dari kegiatan ini
agar kelompok usaha tersebut memiliki jiwa kewirausahaan yang tangguh. Jong
dan Wennekers (2008) menjelaskan kunci dari kesuksesan kewirausahaan adalah
berani mengambil risiko, menjalankan usaha sendiri, memanfaatkan peluang-
peluang, menciptakan usaha baru, pendekatan yang inovatif, mandiri, tidak
bergantung pada bantuan pemerintah..

3 . mengpa duri dan tulang pada ikan pindang presto menjadi lunak?
Pengertian Pemindangan

Pemindangan adalah cara menjadikan ikan segar yang telah diolah dengan
cara penggaraman dan pengukusan ataupun perebusan dalam bentuk utuh atau
disiangi atau berupa potongan.
ikan (juga udang dan kerang) diawetkan dengan cara mengukus atau merebusnya
dalam lingkungan bergaram dan bertekanan normal, dengan tujuan menghambat
aktivitas atau membunuh bakteri pembusuk maupun aktivitas enzim

Teknik Penggaraman
1. Pemindangan Garam

 ikan dan garam yang telah tersusun dalam wadah kedap air dan telah ditambah
sedikit air kemudian dipanaskan bersama-sama.

 Cairan perebus kemudian dibuang melalui lubang kecil di bagian bawah


wadah. Selanjutnya permukaan lapisan ikan paling atas ditutup dengan kertas
dan di atas permukaan kertas ini disebarkan merata selapis garam.

2. Pemindangan Air Garam

 ikan dan garam dalam wadah tembus air dicelupkan ke dalam larutan garam
yang mendidih dan direbus dalam beberapa menit.

 Setelah perebusan, wadah diangkat, disiram atau direndam air tawar mendidih
untuk membersihkan permukaan ikan, selanjutnya ditiriskan dan didinginkan.

Proses Pemindangan (Air Garam)


1. Pembersihan sisa darah dan lendir

 Ikan yang akan dipindang dicuci dengan air mengalir sampai bersih.

 ikan direndam dalam larutan garam 3% selama 15 menit untuk membersihkan


sisa-sisa darah, kotoran dan lendir. Kemudian ikan disiram air kembali dan
ditiriskan.

2. Penyusunan ikan dalam wadah


ikan yang disusun dalam suatu wadah mempunyai ukuran yang relatif seragam,
agar diperoleh ikan pindang dengan mutu dan rasa yang seragam Ukuran wadah
harus disesuaikan dengan ukuran ikan
3. Perebusan
proses perebusan dilakukan dengan api sedang saja agar ikan benar-benar matang
dan tidak rusak, ikan benar-benar matang dan tidak hangus.
4. Pendinginan/ Penirisan
Setelah direbus Ikan disiram dengan air tawar untuk menghilangkan garam yang
menempel di Ikan Untuk mendapatkan daya awet yang tinggi, sebaiknya ikan
pindang diletakkan di dalam ruangan yang kering dan Tidak lembab.
5. Sortasi
Setelah dingin, ikan pindang disortasi. Ikan pindang yang rusak, misalnya patah,
retak, atau berwarna kecoklatan, dipisahkan dari ikan pindang yang bermutu
bagus untuk dipasarkan tersendiri sebagai pindang sortiran.
6. Pengepakan

 ikan pindang dikemas dengan disusun dalam keranjang atau kotak kardus
yang dilapisi dan ditutup kertas minyak.

 Dengan model kemasan ini, ikan pindang akan terlindung dari kerusakan fisik
dan kontaminasi kotoran dari luar selama transportasi.

 Pengemasan hendaknya dilakukan setelah ikan pindang dingin benar. Jika


belum dingin, akan terjadi pengembunan dan ikan pindang cepat rusak dan
mudah ditumbuhi jamur

Dengan Pemindangan Ikan yang tergolong bahan makanan yang mudah sekali
busuk dapat diawetkan oleh sebab itu agar sampai di tangan konsumen masih
dalam keadaan baik,diperlukan cara-cara penanganan yang baik untuk
mempertahankan mutu ikan yang umum dilakukan adalah pengolahan secara
tradisional
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran

Jurnal 1:

Based on the research done, steam pressing process (presto) subjected to


Indian Mackeral Scad (Decapterus russelli) and Darkbar Flyingfish (Cypselurus
hexazona) significantly influenced their amino acid and fatty acid content, where
the content of amino acid of both Indian Mackeral Scad (Decapterus russelli) and
Darkbar Flyingfish (Cypselurus hexazona) was increasing for both treatments;
presto and presto by yeast addition; on the other hand fatty acid content tended to
decrease, whereas some types of fatty acid were increasing such as oleic acid,
linoleic acid, lonolenic acid, and DHA. The change of amino acid and fatty acid
composition of both Indian Mackeral Scad (Decapterus russelli) and Darkbar
Flyingfish (Cypselurus hexazona) was closely related to the treatments, where the
steaming process and yeast addition were very affected the chemical composition
of fish

Jurnal 2:

Berdasarkan hasil pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa


penggunaan air laut dari Tanjung Luar dengan pengukusan selama 45 menit
menghasilkan tongkol dengan penerimaan organoleptik terbaik dengan
karakteristik warna disukai (putih kecoklatan), aroma disukai (aroma pindang
agak kuat) dengan rasa disukai (rasa khas pindang agak kuat dan terasa agak asin),
selain itu memiliki tektur yang disukai (empuk) dengan lama penyimpanan 72 jam
pada suhu ruang.

Jurnal 3:

Manfaat yang langsung dirasakan adalah dengan dibuatnya kemasan yang


menarik maka produk dapat dipasarkan di berbagai toko kelontong dan oleh-oleh.
Demikian juga ketika mitra sudah mempunyai sertifikat P-IRT produk mereka
makin dipercaya oleh masyarakat dan mereka mantap untuk membeli.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal 1

Alhana. 2011. Analisis Asam Amino dan Pengamatan Jaringan Daging


Fillet Ikan Patin (Pangasius hyphothalmus) Akibat Penggorengan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Almatsier, S. 2002.
Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Anonim, 2013.
Cara Menggunakan Panci Presto. http://perawatanrtdonto. blogspot.com (diakses
tanggal 23 Juni 2014) Buckle, K. A. et al. 2004. Ilmu Pangan. Penerjemah: Hari
Purnomo dan Adiono. UI Press. Jakarta.

Saparinto, Cahyo. 2007. Membuat Aneka Olahan Bandeng. Penebar


Swadaya. Jakarta. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia. 2013. Departemen
Kelautan Dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Jakarta
Sudarmadji dkk. 2007. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:
Liberty. Sudhakar M, Manivannan K and Soundrapandian P. 2009. Nutritive
value of hard and soft shell crabs of Portunus sanguinolentus (herbst). J.of
Animal and Veterinary Advances 1(2):44-48. Suharjo. 1998. Pangan, Gizi dan
Pertanian. UI-Press. Jakarta. Suharsono 1970 dalam Sitompul 2004. Analisis asam
amino dalam tepung ikan dan bungkil kedelai. Buletin Teknik Pertanian. IX:33-
37.

Jurnal 2

Badan Pusat Statistik. 2013. Rumput Laut Komoditas Perikanan yang


Dikembangkan NTB. http://ntb.bps.go.id /arc/2013/statda2013/index.html#47/ z
[Diakses 20 Desember 2014].

Ronny. 2011. Ikan, Gizi Super Komplit. http://id.shvoong.com [Diakses 6


Maret 2015]. Ruchimat T. 2012. Buku Saku Statistik Perikanan Tangkap
Indonesia 2012. Direktur Sumber Daya Ikan Indonesia, Jakarta.

Jurnal 3
Bank Indonesia. (2011). Five Finger Philosophy: Upaya Memberdayakan
UMKM. Hadiyati, Ernani. (2011). Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap
Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.13, No.
1. http://dinkes.slemankab.go.id
http://ejournal.uajy.ac.id/1202/5/4KOM03409.pdf.

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/strategi-promosipenjualan-
definisi.html. Jong dan Wennekers. 2008. “Conceptualizing Entrepreneurial
Employee Behavior”, SMEs and Entrepreneurship Programme Finance by the
Netherlands Ministry of Economic Affairs. Koran Sindo, http://www.koran-
sindo.com/node/362283.

Simamora, Henry. 2003. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif


dan Profitable, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

You might also like