Bab 2 Kapur
2.1. UMUM
apur termasuk bahan bangunan yang penting. Bahan ini telah dipakai sejak jaman kuno,
Orang-orang Mesir kuno memakai kapur untuk memplester bangunan. Di Indonesia kapur
ini juga sudah fama dikenal sebagai bahan ikat, dalam pembuatan tembok, pilar dan
sebagainya. Untuk bahan bangunan dapat dibagi dalam 2 macam berdasarkan penggunaan
yyaitu kapur pemutih dan kapur aduk. Kedtia macamm Kapur tersebut dapat dalam bentuk kapur
tohor, maupun kapur padam (PUBI-1982),
2.2. SIFAT-SIFAT
Sifat-sifat kapur sebagai bahan bangunan (bahan ikat) yaitu:
Mempunyai sifat plastis yang baik (tidak getas)
‘Sebagai mortel, memberi kekuatan pada tembok
Dapat mengeras dengan mudah dan cepat
‘Mudah dikerjakan
Mempunyai ikatan yang bagus dengan batu atau bata
2.3. PEMAKAIAN
Kapur dapat dipakai untuk keperluan sbb:
a. Sebagai bahan ikat pada mortel
b. Sebagai bahan ikat pada beton, Bila dipakai bersama-sama Semen Portland, sifatnya
menjadi lebih baik dan dapat mengurangi kebutuhan semen Portland.
¢. Sebagai batuan jika berbentuk batu kapur
dd. Sebagai bahan peru
2.4, PEMBUATAN
Bahan dasar kapur ialah bata kapur. Batu kapur mengandung kalsium karbonat (CaCO,),
Dengan pemanasan (kira-kira 980°C) karbon oksidanya ke Iuar, dan tinggal kapurnya saja
(CaO), Susunan kimia maupun sifat bahan dasar yang mengandung kapur ini berbeda dari
satu ke tempat yang Iain, Bahkan dalam satu tempatpun belum tentu sama. Kalsium oksida
yang diperoleh ini biasa disebut “guicklime”Kapur dati hasil pembakaran inj bila ditambahkan air mengambang dan retak-retak
Banyak panas yang dikeluarkan (seperti mendidih) selama proses ini, dan hasilnya ialah
alsium hidroksida (Ca(OH). Air yang dipakai untuk proses ini secara teoritis diperlukan
hanya 32% berat kapur, akan tetapi karena faktor-faktor antara lain pembakaran, jenis kapur
dsbnya kadang-kadang air yang diperlukan sampai 2 atau 3 kali volume kapur. Proses ini
disebut “slaking” adapun sebagai hasilnya yaitu kalsium hidroksida disebut “slakedlime atau
brydrated lime”
Bila kalsium hidrat ini kemudian dicampur air akan diperoleh morte!
di udara terbuka menyerap karbon dioksida (CaO,) dan dengan proses kimi
CaCO, yang bersifat keras dan tidak larut dalam air.
Dengan rumus kimia proses tersebut dapat ditulis sbb:
caco —S—=+——____—_ 3 0 €0,
CaO + HO +> Ca(OH), + panas
Ca (OH), +CO, ————_———> Ca, + 1,0
apur. Mortel ini
menghasilkan
2.5, JENIS-JENIS KAPUR
Kapur dapat diklasifikan dalam beberapa jenis:
a. Kapur tohor (CaO): hasit pembakaran bat alam yang komposisinya sebagian besar
berupa kalsium karbonat
b. Kapur padam (Ca(OH),) : Hasil pemadaman kapur tohor dengan air dan membentuk
hidrat
¢. Kapurudara’: kapur padam yang apabila diaduk dengan air setelah beberapa waktu dapat
mengeras di udara karena pengikatan karbon dioksida
d. Kapur hidrolis : kapur padam yang apabila di aduk dengan air setelah beberapa waktu
dapat mengeras baik didalam aif atau di udara.
Buku Pustaka
1, Puslitbang Pemukiman, 1982. Persyaratan Umum Bahan banguanan di Indonesia (PUBI-
1982), Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, Bandung.
10Bab 3 Semen Portland
3.1. UMUM
Semen portland ialah semen hidrolis yang dihasitkan dengan cara menghaluskan klinker
yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai
bahan tambahan (PUBI - 1982]. Semen porland merupakan bahan ikat yang penting dan
banyak dipakai dalam pembangunan fisik.
Perbedaan antara kapur dan semen portland yaitu:
a, Warna kapur biasanya putih, adapun semen portlarid umumnya abu-abu, tetapi kadang-
kadang lain tergantung keinginan
b, Semen portland bile dicampur ait, mulai terjadi proses ikatan. sekitar 30 mienit dan
‘mencapai kekuatan cukup besar dalam waktu sekitar | -2hari adapun kapur memerlukan
waktu lebih lama untuk mulai proses pengikatan maupun pengerasannya.
c. Semen beberapa kali Jipat lebih kuat daripada kapur
4. Kapur sebaiknya jangan diperbolehkan kontak langsung dengan baja/besi karena baja/
besi dapat “termakan” sedangkan semen portland melindungi baja dari pengkaratan.
¢. Bila air ditambah dengan “quick lime” tampak sekali keluar panas yang banyak akan
tetapi pada semen Kenaikan panas itu tidak tampak nyata
3.2. SEJARAH SEMEN PORTLAND
Nama “Portland Cemen’” diusulkan oleh Joseph Aspidin pada tahun 1824, Nama itu
divsulkan karenaberbentuk bubuk yang dicampur dengan air, pasir dan batu-batuan yang ada
dipulau Portland Inggris. Pertamakali semen portland diproduksi (dengan pabrik) di AS oleh
David Saylor di kota Coplay, Pennsylvania pada tahun 1875.
3.3, PEMBUATAN SEMEN PORTLAND.
‘Semen portland dibuat dengan melalui beberapa langkah. Sebagai bahan dasar dapat dibagi
menjadi tiga macam yaitu: calcareous, argillocalcareous dan argillaceous. Secara mudahnya,
kandungan semen portland ialah : kapur, silika dan alumina. Ketiga bahan dasar tadi
dicampur dan dibakar dengan suhu 1550°C dan menjadi klinker. Setelah itu kemudian
dikeluarkan dan dihaluskan sampai halus seperti bubuk. Biasanya lalu ditambahkan gipsum
kira-kira 2% sampai 4% sebagai bahan pengontrol waktu pengikatan. Bahan tambah lain
1"