Jurnal 2

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,

MOTIVASI KERJA,DAN KOMPENSASI


TERHADAP KINERJA GURU
(Studi Kasus di SMA PPMI ASSALAM Surakarta)
**
* Arif Rahman Hakim dan M. Yahya

* Alumni, Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP-UMS


**
Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP-UMS

ABSTRACT

T
he aims of the research are to analyze tha influeced between leadership style towards
teachers’performence, the influenced of job’motivation towards teachers’performance;
also the influenced between leadership style, job’motivation, and compensation towards
teachers’performance of SMA PPMI ASSALAM Surakarta. The kinds of research is
descriptive quantitative research with population: 55 teachers. Data collection method is questionaire
that has been tested the validity and reliability. Then the collected data were analyzed by using
doubled linier regression technique, Test t, F, and R2 were caunted its relative and efective
contribution. The research result showed that: 1. Leadership style has positive influenced towards
teachers performance of SMA PPMI ASSALAM Surakarta with efective contribution is 18,8%; 2.
Job’motivation has positive influenced towards teachers’performance of SMA PPMI ASSALAM
Surakarta with efective contribution is 24%; 3. Compensation has positive influenced towards
teachers’performance of SMA PPMI ASSALAM Surakarta with efective contribution is 15,1%. It
meant that Motivation has positive influenced towards teachers’performance higher compared with
others variables.

Keywords: Leadership style; Job’motivation, Compensation; Teachers’performance

PENDAHULUAN skor prestasi sains peserta didik Indonesia


pada TIMSS tahun 2011 sebesar 406. Ini
Salah satu permasalahan klasik berarti Indonesia termasuk dalam kategori
yang paling mendasar dan perlu segera Low International Benchmark atau di
ditingkatkan oleh bangsa dan Negara bawah skor rata-rata internasional yang
Indonesia adalah rendahnya mutu sebesar 500. Capaian tersebut meng-
pendidikan pada setiap jenjangdan satuan gambarkan rata-rata peserta didik
pendidikan, baik tingkat dasar maupun Indonesia hanya mampu mengenali
tingkat menengah.Indikasi tersebut sejumlah fakta dasar, tetapi belum mampu
tergambar dari capaian hasil keikutsertaan meng-komunikasikan dan mengaitkan
pada The Trendin International berbagai topik sains, apalagi menerapkan
Mathematics and Science Study (TIMSS), konsep-konsep yang kompleks dan abstrak
pada tahun 1999 dari 38 negara peserta (Salirawati; 2013).
Indonesia menduduki ranking 32. Tahun
2003 menduduki ranking 37 dari 46 negara Berbagai upaya selalu dilakukan
peserta, tahun 2007 naik menjadi 35 dari untuk meningkatkan mutu pendidikan
49 negara peserta dan terakhir tahun 2011 nasional antara lain melalui berbagai
erosot lagi mendaapat ranking 40 dari 42 perubahan dalam pengembangan kuri-
peserta. Data lain menunjukkan rata-rata kulum, dengan pelatihan dan peningkatan

67
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Motivasi Kerja …... (A.R. Hakim dkk.)
kualifikasi guru (sertifikasi guru), nasional, yaitu berkem-bangnya potensi
pengadaan buku, perbaikan sarana peserta didik agar menjadi manusia yang
prasarana pendidikan dan pembelajaran beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
lainnya, serta peningkatan mutu mana- Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
jemen sekolah. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung
Namun, dari berbagai indikator jawab.
mutu pendidikan belum menunjukkan
peningkatan yang merata, sebagian sekolah Beberapa tugas guru, baik yang
terutama di kota-kota menunjukkan berkait dengan kedinasan maupun yang
peningkatan mutu pendidikan yang cukup non kedinasan yang berbentuk pengabdian
meng-gembirakan namun sebagian lainnya kepada masyarakat selalu berhubungan
masih memprihatikan. dengan usaha penyiapan generasi untuk
melanjutkan pembangunan Negara ini.
Peningkatan mutu pendidikan Tugas kedinasan berhubungan erat dengan
akanmencapai hasil optimal apabila tugas profesi atau pekerjaan yang
komponen yang terdapat dalam meningkat- memerlukan keahlian khusus. Jenis
kan mutu pendidikan memenuhi syarat- pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh
syarat tertentu. Salah satu komponen yang sembarang orang di luar bidang
memiliki peran yang sangat menentukan kependidikan walaupun kenyataannya
adalah tenaga kependidikan atau guru yang masih dilakukan orang di luar
bermutu. Menurut Ronald Brandt, bahwa kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi
hampir semua usaha reformasi dalam ini paling mudah terkena pencemaran.
pendidikan akhirnya keberhasilannya Tugas profesi guru meliputi mendidik,
tergantung pada guru. Seorang guru mengajar, dan melatih.Mendidik berarti
diharapkan mampu menguasai bidang ilmu meneruskan dan mengembangkan nilai-
yang diajarkan dengan baik dan mendalam nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan
sekaligus memiliki kompetensi pedagogik dan mengembangkan ilmu pengetahuan
yang dapat membekalinya menjadi dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
pendidik berkualitas. Untuk itu guru harus mengembangkan keterampilan-keteram-
memiliki empat kompetensi utama sebagai pilan yang berguna bagi anak didik dalam
bentuk tuntutan profesi, antara lain; hidup bermasyarakat dan bernegara.
kompetensi pedagogik, profesional, sosial
dan kompetensi kepribadian. Tugas guru lain dalam
hubungannya dengan pembimbingan harus
Guru merupakan sumber daya dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua
manusia yang menjadi perencana, pelaku kedua bagi para anak didik dan harus
dan penentu tercapainya tujuan organisasi. mampu menarik simpati sehingga ia
Guru pada posisi ini menjadi fasilitator menjadi idola para siswanya. Pembelajaran
pada proses pembelajaran di sekolah. Dia dalam bentuk apapun hendaknya dapat
harus mampu melaksanakan tugas dalam menjadi motivasi bagi siswanya. Bila
proses pembentukan dan pengembang-an seorang guru dalam pembelajaran terkesan
soft skills dan hard skills atas aspek kurang menarik, maka kegagalan pertama
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terjadi adalah suasana pembelajaran
spiritual/sosial pada peserta didik. Karena yang tidak kondusif. Pembelajaran
itu guru yang professional harus monoton, tidak ber-makna, siswa pasif dan
melaksanakantugasnya secara professional tidak termotivasi dalam belajar. Di
pula agar menghasilkan siswa yang masyarakat guru diposisikan pada tempat
lebihbermutu sesuai tujuan pendidikan yang lebih terhormat di lingkungannya

68
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 1, Juni 2014
karena seorang guru dianggap memiliki Surakarta mengalami peningkatan.
kematangan ilmu dan kepribadian, seperti Peningkatan tersebut dapat di lihat
yang disyarakatkan dalam penguasaaan darikedisplinan, komunikasi antar guru,
empat kompetensi guru itu. kualitas kegiatan belajar mengajar dan
masih banyak lagi. Hal ini pula yang
Maka menjadi jelas bahwa kinerja mendasari peneliti untuk meneliti adakah
guru menjadi penentu bagi keberhasilan pengaruh faktor ekstern seperti gaya
bangsa ini mencapai cita-cita masa depan kepemimpinan, motivasi dan kompensasi
yang lebih baik. Gibson et.al.(1996:118) terhadap meningkatnya kinerja guru SMA
mengatakan, kinerja adalah tingkat PPMI Assalam Surakarta.
keberhasilan dalam melaksanakan tugas
dan kemampuan untuk mencapai tujuan Istilah kinerja sering juga disebut
yang telah ditetapkan. Bagaimanapun dengan performance. Ada beberapa
bagusnya kurikulum secara konsep tidak pandangan dan pendapat mengenai kinerja.
akan berarti apa-apa, kalau kinerja guru di Walaupun definisi tentang kinerja dapat
lapangan tidak baik. diartikan dengan berbagai arti, namun
tulisan ini akan menguraikan tentang
Berdasarkan pada arti pentingnya definisi dari kinerja atau produktivitas
kinerja guru bagi pembentukan generasi kerja dari para karyawan atauguru.
emas pada masa datang (tahun 2045) itu,
maka penelitian diharapkan dapat memberi Terkait kinerja guru, Jalal
masukan untuk lembaga pendidikan (2001:293) mengukur kinerja guru dari
melakukan reposisi. Artinya bagaimana kemampuannya dalam meningkatkan
lembaga harus mengetahui faktor-faktor efektifitas mengajarnya, mengatasi
apa saja yang mempengaruhi kinerja dan persoalan-persoalan praktis praktis dalam
hasilnya bermanfaat bagi pembuatan proses pembelajaran. Sedangkan Dessler
program pengembangan sumber daya (2000;5) men-yatakan beberapa syarat
insani secara optimal. penilaian atas kerja yangharus dipenuhi
agar mendapatkan hasil kerja yang baik
Mitchell dalam Mulyasa, yaitu : relevan, dapat diterima, dapat
(2005:125) mengatakan bahwa ada dipercaya, peka, dan dapat mendukung
beberapa kriteria untuk mengukur kinerja tujuan perusahaan.
seorang guru, yaitu quality of work,
promptness,initiative, capability, and Adapun penilaian kinerja menurut
communication. Hal ini menunjukan T.R. Mitchell (1989) dapat dilihat
bahwa peningkatan kinerja guru dapat dariempat hal, yaitu: Quality of work
dilakukan dengan meningkatkan ,Promptness , Initiative , Capability and
kesungguhan setiap guru dalam melak- Comunication. Sedangkan penilaian guru
sanakan proses pembelajaran, baik yang di Indonesia berdasar pada Permeneg PAN
menyangkut peningkatan kompetensi, dan RB Nomor 16 Tahun 2009 Tentang
kreativitas, dan kemampuan berko- Jabatan Fungsional Guru dan Angka
munikasi dengan bahasa taktis, sehinggga Kreditnya; Peraturan Bersama Menteri
mempermudah siswa mema-hami apa yang Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
disampaikan guru. Kepegawaian Negara Nomor 03/V/
PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010
Menurut salah satu staff di tempat tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
penelitian ini berlangsung, beliau Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
menyatakan bahwa semakin meningkatnya Peraturan Menteri Pen-didikan Nasional
tahun, kinerja guru SMA PPMI Assalam Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk

69
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Motivasi Kerja …... (A.R. Hakim dkk.)
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional umpan balik bagi peserta didik tentang
Guru Dan Angka Kreditnya; dan kemajuan belajarnya dan bahan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional penyusunan rancangan pembelajaran.
Nomor 38 Tahun 2010 Tentang
Penyesuaian Jabatan Fungsional Guru. Gaya kepemimpinan merupakan
norma perilaku yang digunakan oleh
Penilaian kinerja guru me-rupakan seseorang pada saat orang tersebut
penilaian dari tiap butir kegiatan tugas mencoba mempe-ngaruhi perilaku orang
utama guru dalam rangka pembinaan karier lain. Menurut Handoko (2000:306) gaya
kepangkatan dan jabatannya, antara lain; kepemim-pinan yang ideal adalah gaya
tugas dalam melaksanakan pekerjaannya yang secara aktif melibatkan bawahan
secara professional dan layanan pendidikan dalam penetapan tujuan dengan
secara berkualitas. menggunakan teknik-teknik manajemen
partisipatif dan memusatkan perhatian baik
Indikator kinerja guru terdiri atas terhadap karyawan dan tugas.
kemampuan dalam; 1) penyu-sunan
perencanaan pembelajaran, antara lain Ada beberapa gaya kepemim-pinan
mencakup; a) memformulasikan tujuan yang ditunjukkan sikap seorang pemimpin,
pembelajaran dalam RPP sesuai dengan antara lain ; 1) Tipe Otokratik,
kurikulum/ silabus dan memperhatikan menunjukkan karakteristik seorang
karak-teristik peserta didik; b) menyusun pemimpin yang sangat egois. Seorang
bahan ajar secara runut, logis, kontekstual pemimpin yang otoriter akan menujukan
dan mutakhir; merencanakan kegiatan sikap yang menonjolkan keakuannya,
pembelajaran yang efektif; dan c) memilih antara lain dalam memperlakukan bawahan
sumber belajar/ media pembelajaran sesuai sama dengan alat-alat lain dalam
dengan materi dan strategi pem-belajaran. organisasi, seperti mesin, dan dengan
2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran demikian kurang menghargai harkat dan
yang mencakup; a) memulai pembelajaran martabat mereka pengutamaan orientasi
dengan efektif; b) menguasai materi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian
pelajaran; c) menerapkan pendekatan tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan
/strategi pem-belajaran yang efektif; d) tugas itu dengan kepentingan dan
memanfaatkan sumber belajar/media kebutuhan para bawahannya. Dalam proses
dalam pembelajaran; e) memicu dan/atau pengambilan Keputusan mengabaikan
memelihara keterlibatan siswa dalam peranan para bawahan. Gaya
pembelajaran; f) menggunakan bahasa kepemimpinan yang dipergunakan
yang benar dan tepat dalam pembelajaran; pemimpin yang otokratik menuntut
dan g) mengakhiri pembelajaran dengan ketaatan penuh dari para bawahannya,
efektif. dengan pemberian perintah dan
penggunaan punismen. 2) Tipe
Selain itu kinerja guru yang lain Kepemimpinan Kharismatis, adalah tipe
adalah dalam merancang alat evaluasi kepemimpinan dimana seorang pemimpin
untuk mengukur kemajuan dan memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
keberhasilan belajar peserta didik, meng- pembawaan yang luar biasa untuk
gunakan berbagai strategi dan metode mempengaruhi orang lain, sehingga ia
penilaian untuk memantau kemajuan dan mempunyai pengikut yang sangat besar
hasil belajar peserta didik dalam mencapai jumlahnya dan memiliki ketaan yang
kompetensi tertentu sebagaimana yang sangat tinggi. Totalitas kepemimpinan
tertulis dalam RPP, dan memanfatkan ber- kharis-matik memancarkan pengaruh dan
bagai hasil penilaian untuk memberikan daya tarik yang amat besar. 3) Tipe

70
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 1, Juni 2014
Kepemimpinan Paternalistis / Materna- dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.
listik, kepemimpinan ini lebih diidentikkan Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun
dengan kepemimpinan yang kebapakan dalam kegiatan kelompoknya. Semua
dengan sifat-sifat a) menganggap bawahan pekerjaan dan tanggung jawab harus
sebagai manusia yang belum dewasa, atau dilakukan oleh bawahannya sendiri.
seperti anak sendiri, b) bersikap Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol,
melindungi bawahan, c) pemimpin hampir tidak memiliki keterampilan teknis, tidak
tidak pernah memberi kesempatan mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol
bawahan untuk ber-inisiatif, d) hampir anak buah, tidak mampu melaksanakan
tidak pernah memberikan kesempatan koordinasi kerja, tidak mampu mencip-
kepada bawahan untuk mengembangkan takan suasana kerja yang kooperatif.
imajinasi dan daya kreativitasnya, Kedudukan sebagai pemimpin biasanya
e)pemimpin selalu bersikap serba tahu dan diperoleh dengan cara penyogokan, suapan
pasti benar. 4) Tipe Kepemimpinan atau karena sistem nepotisme. 7) Tipe
Militeristik, tipe kepemimpinan ini mirip Kepemimpinan Populistis, kepemim-pinan
dengan tipe kepemimpinan otoriter. berpegang teguh pada nilai-nilai
Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan masyarakat yang tradisional, tidak
militeristik adalah: a) banyak meng- mempercayai dukungan kekuatan serta
gunakan sistem komando, keras dan sangat bantuan pihak luar, lebih mengutamakan
otoriter, kaku dan sering kurang bijaksana, kekuatan sendiri. 8) Tipe Kepemimpinan
b) menghendaki kepatuhan mutlak dari Administratif /Eksekutif, kepemimpinan
para bawahan, c) senang dengan yang mampu menyelenggarakan tugas-
formalitas, upacara-upacara ritual dan tugas administrasi secara efektif. Biasanya
tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, d) terdiri dari beberap teknokrat dan
menuntut adanya disiplin yang keras dan administratur yang mampu meng-gerakkan
kaku dari bawahannya, e) tidak suka saran, dinamika modernisasi dan pembangunan.
usul, dan kritik-kritik dari bawahannya, f) Oleh karena terciptalah sistem administrasi
komunikasi berlangsung searah. 5) Tipe dan birokrasi yang efisien dalam
Kepemimpinan Otokratis, me-miliki ciri- pemerintahan. 9) Tipe Kepemimpinan
ciri antara lain: a) kekuasaan dan paksaan Demokratis, kepemim-pinan demokratis
mutlak yang harus dipatuhi, b) berorientasi pada manusia. Terjamin atas
pemimpinnya selalu berperan sebagai koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
pemain tunggal, b) berambisi untuk dengan penekanan pada rasa tanggung
merajai situasi, c) setiap perintah dan jawab internal (pada diri sendiri) dan
kebijakan selalu ditetapkan sendiri, d) kerjasama yang baik. kekuatan
bawahan tidak pernah diberi informasi kepemimpinan demokratis tidak terletak
yang mendetail tentang rencana dan pada pemimpinnya akan tetapi terletak
tindakan yang akan dilakukan, e) semua pada partisipasi aktif dari setiap warga
pujian dan kritik terhadap segenap anak kelompok. Kepemim-pinan demokratis
buah diberikan atas pertimbangan pribadi, menghargai potensi setiap individu, mau
f) adanya sikap eksklusivisme, g) selalu mendengarkan nasehat dan sugesti
ingin berkuasa secara absolut, h) sikap dan bawahan.
prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat
dan kaku, i) pemimpin ini akan bersikap Motivasi berasal dari kata
baik pada bawahan apabila mereka patuh. motive.Motive adalah keadaan dalam diri
6) Tipe Kepemimpinan Laissez Faire, tipe seseorang yang menimbulkan kekuatan,
kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak menggerakkan, mendorong, mengarahkan
memimpin, dia membiarkan kelompoknya motivasi. Motivasi merupakan keadaan

71
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Motivasi Kerja …... (A.R. Hakim dkk.)
dalam pribadi seseorang yang mendorong Dimensi kebutuhan aktualisasi diri
keinginan individu untuk melakukan merupakan bentuk ekspresi diri yang hanya
kegiatan tertentu guna mencapai suatu mendatangkan kepuasan diri dan bukan
tujuan (Handoko, 2000: 252). Jadi motivasi lagi penghargaan maupun pengakuan pihak
merupakan suatu kekuatan potensial yang lain. Kebutuhan ini dijabarkan juga
ada pada diri seseorang manusia, yang kedalam tidak indikator, yakni aktualisasi
dapat dikembangkannya sendiri, atau identitas pekerja, aktualisasi profe-
dikembangkan oleh sejumlah kekuatan sionalitas pekerja dan aktualisasi
luar. Sedangkan mengacu pada teori akuntabilitas pekerja.
Motivasi Hirarkhi Kebutuhan Maslow,
maka definisi konseptual variabel Kompensasi sebagai segalasesuatu
penelitian motivasi adalah kondisi yang diterima oleh karyawan sebagai balas
dinamis kebutuhan pegawai dalam bekerja jasa atas kontribusinya kepada perusahaan
dan melaksanakan tugas yang terungkap atau organisasi (Ardana, 2012:153).
dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan Kompensasi (compensation) meliputi
kemananan, kebutuhan berkelompok imbalan finansial dan non finansial serta
/bersosialisasi, kebutuhan penghargaan dan tunjangan yang diterima oleh para
kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. karyawan sebagai bagian dari hubungan
kepegawaian. Sedangkan menurut
Dimensi kebutuhan fisologis Samsudin (2006:187) kompensasi
sebagai kebutuhan dasar yang lebih mencakup balas jasa, baik secara finansial
bersifat biologis bagi seorang pekerja berupa uang dan non finansial berupa
dijabarkan kedalam tiga indikator, yakni penghargaan. ”Pemberian kompensasi
penyediaan ruang kerja, penyediaan sarana secara keseluruhan menunjukkan beragam
kerja, dan penyediaan fasilitas kerja. hasil (meliputi pembayaran secara
finansial, tunjangan dan pelayanan) yang
Dimensi kebutuhan keamanan diperoleh atau diterima pegawai atas
sebagai kebutuhan yang menjamin rasa pekerjaan yang telah atau akan dilakukan
aman dan tenang dalam bekerja dijabarkan sebagai bagian dari hubungan
menjadi tiga indikator, yakni jaminan ketenagakerjaan.
keamanan lingkungan pekerjaan, dukungan
pengamanan dalam melaksanakan Tujuan pemberian kompensasi
pekerjaan, dan perlindungan terhadap menurut Handoko (2008); 1) Memperoleh
resiko pekerjaan. personalia yang qualified, yaitu untuk
menarik para pelamar. Karena organisasi
Dimenasi kebutuhan berke-lompok bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat
atau bersosialisasi sebagai bentuk pene- pengupahan harus sesuai dengan kondisi
rimaan kelompok terhadap diri pekerja penawaran dan permintaan tenaga kerja,
dijabarkan menjadi tiga indikator, yakni tingkat gaji yang relatif tinggi diperlukan
hubungan antar sesama pekerja, dukungan untuk menarik para pelamar cakap yang
sesama pekerja, dan hubungan pekerja sudah bekerja di berbagai organisasi lain.
dengan unit kerja terkait. 2) Mempertahankan para karyawan yang
ada sekarang, yaitu untuk mencegah
Dimensi kebutuhan penghar-gaan
perputaran karyawan, pengupahan harus
sebagai bentuk kebutuhan akanpengakuan
dijaga agar tetap kompetitif dengan
dari pihak lain, khususnya dari pemimpin
perusahaan-perusahaan lain. 3) Menjamin
dijabarkan menjadi tidak indikator, yakni
keadilan, dimana administrasi pengupahan
insentif, penghargaan pimpinan, dan
dan penggajian berusaha untuk memenuhi
penghargaan dari instansi terkait.
prinsip keadilan. Keadilan dan konsistensi

72
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 1, Juni 2014
internal dan eksternal sangat penting kerja, kompensasi, dan kinerja guru. Gaya
diperhatikan dalam penentuan tingkat kepemimpinan, motivasi kerja, dan
kompensasi. 4) Menghargai perilaku yang kompensasi sebagai variabel bebas
diinginkan, yaitu kinerja yang baik, (variabel X), sedangkan kinerja guru
pengalaman, kesetiaan, tanggungjawab sebagai variabel tergantung (variabel Y).
baru dan perilaku-perilaku lain dapat Adapun instrumen penelitian yang
dihargai melalui rencana kompensasi yang digunakan adalah angket.
efektif. 5) Mengendalikan biaya-biaya,
memban-tu organisasi untuk mendapatkan Data yang terkumpul selanjutnya
dan mempertahankan sumberdaya dianalisis menggunakan analisis regresi
manusianya pada tingkat biaya yang layak. linier berganda, uji t, uji F dan sumbangan
Tanpa struktur pengupahan dan penggajian relatif dan sumbangan efektif. Analisis
sistematik organisasi dapat membayar regresi berganda digunakan untuk menge-
kurang (underpay) atau lebih (overpay) tahui arah pengaruh gaya kepemimpinan,
kepada para karyawannya, dan 6) motivasi dan kompensasi terhadap kinerja
Memenuhi peraturan-peraturan legal, guru, baik secara partial maupun secara
dimana harus memperhatikan kendala- akumulif (bersama-sama), untuk rumus
kendala tersebut dan memenuhi semua yang digunakan adalah :
peraturan pemerintah yang mengatur
Y = a + b1.X1 + b2.X2+b3.X3 + e
kompensasi karyawan.
Uji t digunakan untuk menguji ada
Dengan demikian kompensasi
tidaknya pengaruh gaya kepemimpinan,
mestinya dapat berpengaruh terhadap
motivasi dan kompensasi terhadap kinerja
kinerja. Sedangkan indikator kompensasi
guru. Dengan membandingkan nilai thitung
menurut Simamora dalam Lies(2009)
dengan nilai ttabel dapat diketahui apakah
adalah sebagai berikut:
Ho ditolak atau diterima.
1) Gaji yang adil sesuai dengan pekerjaan.
Uji F digunakan untuk mengetahui
2) Insentif yang sesuai dengan signifikansi pengaruh masing-masing
pengorbanan. variabel gaya kepemimpinan, motivasi dan
kompensasi terhadap kinerja guru,
3) Tunjangan yang sesuai dengan harapan. sehingga dapat diketahui apakah dugaan
yang sudah ada dapat diterima atau tidak.
4) Fasilitas yang memadai.
Demi kepentingan untuk menge-
tahui seberapa besar sumbangan relatif
masing-masing variabel prediktor terhadap
METODE PENELITIAN
kriterium Y, Sugiyono (2008:41)
Penelitian deskriptif kuantitatif ini menyarankan menggunakan rumus sebagai
menggunakan subyek penelitian guru-guru berikut:
SMA PPMI ASSALAM Surakarta Tahun ∑
Pelajaran 2011/2012yang berjumlah 55 SR%X = ∑ ∑
x 100%
orang. Karena jumlah guru kurang dari 100
orang, maka penelitian ini termasuk Untuk mengetahui seberapa besar
penelitian popuasi.Artinya semua populasi sumbangan efektif semua variabel
dijadikan sampel penelitian. prediktor terhadap kriterium Y
menggunakan rumus :
Data penelitian yang dikumpulkan
meliputi gaya kepemimpinan, motivasi

73
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Motivasi Kerja …... (A.R. Hakim dkk.)
( ) kepemimpinan akan semakin tinggi kinerja
R2 = SE = ( )
x 100%
guru. Sebaliknya semakin rendah gaya
Sedangkan untuk mencari kepemimpinan, maka semakin rendah pula
sumbangan efektif masing-masing kinerja guru. Hasil tersebut mendukung
variable prediktor terhadap kreterium, teori Gaya kepemimpinan menurut
diperinci sebagai berikut : Tjiptono (dalam Ermawati, 2013:45).

Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y Hasil uji hipotesis kedua diketahui


= SE%X1 = SR%.X1xR2 bahwa koefisien regresi dari variable
motivasi kerja (b2) adalah sebesar 0,286
Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y atau bernilai positif, sehingga dapat
= SE%X2 = SR%.X2xR2 dikatakan bahwa variabel motivasi kerja
berpengaruh positif terhadap kinerjaguru.
Mencari sumbangan efektif X3 terhadap Y Berdasarkan uji t untuk variabel motivasi
= SE%X3 = SR%.X3 xR2 kerja (b2) diperoleh t-hitung >t-tabel, yaitu
3,532 > 2,008 dan nilai signifikansi < 0,05,
yaitu 0,001, dengan sumbangan relatif
HASIL PENELITIAN DAN sebesar 41,5% dan sumbangan efektif
PEMBAHASAN 24%. Berdasarkan kesimpulan tersebut
dapat dikatakan bahwa semakin baik
Hasil penelitian menunjukkan motivasi kerja akan semakin tinggi kinerja
bahwa gaya kepemimpinan, motivasi kerja guru, demikian pula sebaliknya semakin
dan kompensasi berpengaruh terhadap rendah motivasi kerja akan semakin rendah
kinerja guru. Hal ini dapat dilihat dari kinerja guru seperti terungkap dari hasil
persamaan regresi linier sebagai berikut Y penelitian Raharjo (2004).
= 8,143 + 0,283X1 + 0,286X2 +0,235X3,
berdasarkan persamaan tersebut terlihat Hasil uji hipotesis ketiga diketahui
bahwa koefisien regresi dari masing- bahwa koefisien regresi dari variable
masing variabel independen bernilai kompensasi (b3) adalah sebesar 0,235 atau
positif, artinya variabel gaya bernilai positif, sehingga dapat dikatakan
kepemimpinan, motivasi kerja dan bahwa variabel kompensasi berpengaruh
kompensasi secara bersama-sama positif terhadap kinerja guru. Berdasarkan
berpengaruh positif terhadap kinerja guru. uji t untuk variabel kompensasi (b3)
diperoleh t-hitung > t-tabel,yaitu 2,390 >
Hasil uji hipotesis pertama 2,008 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu
diketahui bahwa koefisien arah regresi dari 0,021, dengan sumbangan relatif sebesar
variabel gaya kepemimpinan (b1) adalah 26,1% dan sumbangan efektif 15,1%.
sebesar 0,283 atau positif, sehingga dapat Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat
dikatakan bahwa variabel gaya dikatakan bahwa semakin baik kompensasi
kepemimpinan berpengaruh positif akan semakin tinggi kinerja guru, demikian
terhadap kinerja guru. Berdasarkan uji pula sebaliknya semakin rendah
keberartian koefisien regesi linier berganda kompensasi akan semakin rendah kinerja
untuk variabel gaya kepemimpinan (b1) guru. Kompensasi acapkali juga disebut
diperoleh thitung > ttabel, yaitu2,796 > penghargaan dan dapat didefinisikan
2,008 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu sebagai setiap bentuk penghargaan yang
0,007, dengan sumbangan relatif sebesar diberikan kepada karyawan sebagai balas
32,4% dan sumbangan efektif 18,8%. jasa atas kontribusi yang mereka berikan
Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat kepada organisasi seperti teori yang
dikatakan bahwa semakin baik gaya dipaparkan oleh Panggabean (2002:76).

74
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 1, Juni 2014
Berdasarkan uji keberartian regresi 1. Gaya kepemimpinan berpengaruh
linier berganda atau uji F diketahuibahwa positif terhadap peningkatan
nilai Fhitung > Ftabel, yaitu 23,400 > kinerjaguru SMA PPMI ASSALAM
2,786 dan nilai signifikansi < 0,05,yaitu Surakarta Tahun Pelajaran
0,000. Hal ini berarti gaya kepemimpinan, 2011/2012, dapat diterima. Hal ini
motivasi kerja dan kompensasi secara berdasarkan analisis regresi linier
bersama-sama berpengaruh positif. ganda (uji t) diketahui bahwa t-hitung
Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat > t-tabel, yaitu 2,796 > 2,008 dan
dikatakan bahwa kecenderungan nilai signifikansi < 0,05, yaitu0,007
peningkatan kombinasi gaya kepemim- dengan sumbangan efektif sebesar
pinan, motivasi kerja dan kompensasi akan 18,8%.
diikuti peningkatan kinerja guru, 2. Motivasi kerja berpengaruh positif
sebaliknya kecenderungan penurunan terhadap peningkatan kinerja guru
kombinasi variabel gaya kepemimpinan, SMA PPMI ASSALAM Surakarta
motivasi kerja dan kompensasi akan diikuti Tahun Pelajaran 2011/2012, dapat
penurunan kiner jaguru. Sedangkan diterima. Hal ini berdasarkan analisis
koefisien determinasi yang diperoleh regresi linier ganda (uji t) diketahui
sebesar 0,579, arti dari koefisien ini adalah bahwa t-hitung > t-tabel, yaitu 3,532
bahwa pengaruh yang diberikan oleh > 2,008 dan nilai signifikansi < 0,05,
kombinasi variabel gaya kepemimpinan, yaitu0,001, dengan sumbangan
motivasi kerja dan kompensasi terhadap efektif sebesar 24%.
kinerja guru adalah sebesar 57,9% 3. Kompensasi berpengaruh positif
sedangkan sisanya sebesar 42,1% terhadap peningkatan kinerja guru
dipengaruhi oleh SMAPPMI ASSALAM Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012, dapat
Dari hasil perhitungan diketahui diterima.Hal ini berdasarkan analisis
bahwa variabel gaya kepemimpinan regresi linier ganda (uji t) diketahui
memberikan sumbangan relatif sebesar bahwat-hitung > t-tabel, yaitu 2,390
32,4% dan sumbangan efektif 18,8%. > 2,008 dan nilai signifikansi < 0,05,
Variabel motivasi kerja memberikan yaitu 0,021,dengan sumbangan
sumbangan relatif sebesar 41,5% dan efektif sebesar 15,1%.
sumbangan efektif 24%. Dan variabel 4. Gaya kepemimpinan, motivasi kerja
kompensasi memberikan sumbangan relatif dan kompensasi berpengaruh
sebesar 26,1% dan sumbangan efektif positifterhadap peningkatan kinerja
15,1%. Dengan membandingkan nilai guru SMA PPMI ASSALAM
sumbangan relatif dan efektif nampak Surakarta Tahun Pelajaran
bahwa variabel motivasi kerja memiliki 2011/2012, dapat diterima. Hal ini
pengaruh yang lebih dominan terhadap berdasarkan analisis variansi regresi
kinerja guru dibandingkan variabel gaya linier ganda (uji F) diketahui bahwa
kepemimpinan dan kompensasi. F-hitung > F-tabel, yaitu23,400 >
2,786 dan nilai signifikansi < 0,05,
yaitu 0,000.Hasil uji koefisien
KESIMPULAN determinasi (R2) sebesar 0,579
menunjukkan bahwa besarnya
Dari hasil analisis data dan pengaruh gaya kepemimpinan,
pembahasan yang telah diuraikan pada motivasi kerja dan kompensasi
babsebelumnya, maka dapat diambil terhadap peningkatan kinerja guru
kesimpulan sebagai berikut : SMA PPMI ASSALAM Surakarta

75
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Motivasi Kerja …... (A.R. Hakim dkk.)
Tahun Pelajaran 2011/2012, adalah menggunakan faktor-faktor yang berpe-
sebesar 57,9% sedangkan sisanya ngaruh terhadap kenerja guru, yaitu antara
sebesar 42,1% sisanya dipengaruhi lain gaya kepemimpinan, motivasi kerja
oleh variabel lain yang tidak diteliti. dan kompensasi. Haltersebut dapat
meningkatkan kinerja guru SMA PPMI
Implikasi ASSALAM Surakarta.
Kesimpulan di atas memberikan Dari sekian faktor yang
implikasi bahwa dengan peningkatan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
positif variabel gaya kepemimpinan, guru, variabel atau faktor motivasi kerja
motivasi kerja dan kompensasi adalah variabel yang memilikipengaruh
berpengaruh positif terhadap peningkatan lebih besar terhadap kinerja guru SMA
kinerja guru SMA PPMIASSALAM PPMI ASSALAM Surakarta, sehingga dari
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. motivasi kerja itulah peningkatan kinerja
gurusemakin optimal dan meningkat.
Peningkatan kinerja guru SMA
PPMI ASSALAM Surakarta dilihat dengan

DAFTAR PUSTAKA
Ardana. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Dessler, Gerry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Erlangga.
Ernawati, 2013 Analisis Pengaruh Kompensasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi pada PT. Njonja Meneer Semarang), Skripsi.
Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (1996).Organisasi,
Perilaku, Struktur, Proses, (Alih Bahasa Nunuk Adiarni),Jakarta : Penerbit
Binarupa Aksara.
Handoko, Hani. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE
--------------------. 2008. Manajemen. Edisi II. Yogyakarta : BPFE
Indriyatni, Lies. 2009.Analisis Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan KerjaTerhadap
Produktifitas Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja PerawatDengan Kepuasan
Kerja Sebagai Variable Mediasi. Jurnal Ekonomimanajemen-akuntansi, no. 26, th.
xvi, pp. 117-127.
Panggaben, Mutiara. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: GhalliaIndonesia.
Rahardja, Alice Tjandralila. 2004. Hubungan Antara Komunikasi antarPribadi Guru dan
Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPKPENABUR Jakarta. Jurnal
Pendidikan Penabur. III (3). [Online].Tersedia: www.bpkpenabur.or.id/jurnal. [20
Oktober 2005]
Salirawati, Das. 2013. Strategi Dalam Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013.
Presentasi Kurikulumm 2013 di FKIP UMS, tanggal 13 Maret 2013.

76
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 1, Juni 2014
Samsudin, Sadli, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pustaka Jaya:Bandung
Sugiyono.2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

77

You might also like