Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGGUNAAN ALAT-ALAT


UKUR MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA
KELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SMK NEGERI 1 SUKADANA
LAMPUNG TIMUR

Oleh:
Zaelani, Herpratiwi, Tarkono
FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung
e-mail : zaelani102@gmail.com
HP. 085269166550

Abstract: improvement in student learning outcomes of measuring


instruments through demonstration methods in grade 10 of light vehicle
engineering of public vocational high school (SMKN) 1 Sukadana Lampung
Timur.
This study aimed to improve learning by analyzing and finding: 1) learning
implementation plan (RPP); 2) implementation of learning; 3) assessment; 4) and
improvement in productive/vocational learning outcomes of light vehicle
engineering.
The approach of this study was a class action in three cycles in class 10 TKR1 and
TKR2 SMKN 1 Sukadana, Lampung Timur. In cycle 1, each group was given
worksheets and observed demonstrations, and students practiced all mechanical
measuring instruments. In cycle 2, each group took turns, was given worksheets
and more intensive, and the number of electrical measuring instruments and
measured component variations were added. In cycle 3, each group was given
worksheets, and pneumatic measuring instruments that were more precise and had
achieved success indicators. Data were collected through observation,
questionnaires, tests, documentation, and the collected data were analyzed
descriptively.
Conclusions of this study are: (1) learning implementation plan was designed
through demonstration method with steps to set goals, work procedures, prepares
tool, it can be observed and followed the students, each student to practice and
administration tasks, (2) students’ activities in learning increased, (3) assessment
was done using the essay with validity (0.80), reliability (0.85), level of difficulty
(0.70), and discrimination power (0.57), (4) learning outcomes showed the
following completeness: cycle 1 (21 students, or 65.63%), cycle 2 (27 students,
or 84.63%), cycle 3 (27 students, or 84.38%).
Keywords : demonstration method, learning outcomes, measuring instruments

Abstrak: peningkatan hasil belajar penggunaan alat-alat ukur melalui


metode demonstrasi pada kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1
Sukadana Lampung Timur.
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dengan menganalisis
dan menemukan: 1) RPP; 2) pelaksanaan pembelajaran; 3) asesmen; 4)
peningkatan hasil belajar produktif/kejuruan Teknik Kendaraan Ringan.
2

Pendekatan penelitian ini adalah tindakan kelas dalam tiga siklus pada siswa kelas
X TKR 1 dan TKR 2 SMK Negeri 1 Sukadana. Siklus 1 tiap kelompok diberikan
LKS dan mengamati demonstrasi serta siswa mempraktikkan semua alat ukur
mekanik, siklus 2 pergantian tiap kelompok, diberikan LKS dan lebih intensif
serta penambahan jumlah alat ukur elektrik dan variasi komponen yang diukur,
dan siklus 3 tiap kelompok diberikan LKS, alat-alat ukur pneumatik yang lebih
presisi dan telah mencapai indikator keberhasilan. Data dikumpulkan dengan
observasi, angket, tes, dokumentasi, dan dianalisis secara deskriptif.
Kesimpulan penelitian adalah: (1) RPP dirancang melalui metode demonstrasi
dengan langkah-langkah menentukan tujuan, prosedur kerja, menyiapkan alat,
dapat diamati dan diikuti siswa untuk praktik dan pemberian tugas, (2) aktivitas
siswa dalam pembelajaran meningkat, (3) asesmen dengan soal esai nilai validitas
(0,80), reliabilitas (0,85), tingkat kesukaran (0,70), dan daya pembeda (0,57), (4)
hasil belajar siklus 1 ketuntasan 21 siswa atau (65,63%), siklus 2 ketuntasan 27
siswa atau (84,63%), siklus 3 ketuntasan 27 siswa atau (84,38%).
Kata kunci: metode demonstrasi, hasil belajar, alat-alat ukur

PENDAHULUAN
Tujuan umum program keahlian lapangan kerja mekanik otomotif
teknik kendaraan ringan 1) serta mengembangkan sikap
menghasilkan lulusan yang beriman profesional dalam bidang teknik
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang kendaraan ringan, 2) menyiapkan
Maha Esa, berakhlak mulia, serta siswa agar mampu memilih karir,
sehat jasmani dan rohani, dan mampu berkompetisi dan mampu
menjadi warga negara yang mengembangkan diri dalam lingkup
demokratis, 2) menyiapkan tenaga keahlian teknik otomotif, khususnya
pelaksana di bidang teknik kendaraan teknik kendaraan ringan, 3)
ringan yang memiliki pengetahuan, menyiapkan siswa untuk mengisi
keterampilan, nilai dan sikap sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang
manusia yang bertanggung jawab mandiri dan untuk mengisi
dan mencintai profesi pekerjaannya. kebutuhan dunia kerja yang berkaitan
dengan teknik kendaraan ringan, 4)
Sedangkan tujuan khusus teknik menyiapkan tamatan agar menjadi
kendaraan ringan yaitu menyiapkan warga negara yang produktif, adaptif
siswa/tamatan 1) untuk memasuki
3

dan kreatif khususnya yang berkaitan kompetensi kejuruan semester 1 dan


dengan teknik kendaraan ringan. 2 tahun 2013/2014 dapat dijelaskan
bahwa siswa yang tuntas lebih
Pada Kurikulum 2013, Kompetensi sedikit di banding siswa tidak tuntas
Dasar penggunaan alat – alat ukur pada kompetensi dasar penggunaan
adalah salah satu mata pelajaran alat – alat ukur dibandingkan dengan
dasar kejuruan yang harus dipelajari kompetensi dasar yang lain. Oleh
oleh siswa kelas X Teknik sebab itu pada kompetensi dasar
Kendaraan Ringan. Perlu diketahui penggunaan alat – alat ukur perlu
bahwa tujuan dari kompetensi dilakukan analisa yang tepat untuk
penggunaan alat - alat ukur adalah mengetahui permasalahan, misalnya
agar siswa dapat 1) mengetahui masalah dari segi metode, model,
fungsi alat – alat ukur, 2) mengetahui sarana, media, siswa dan sumber
konstruksi dan bagian – bagian dari belajar. Setelah dianalisa maka yang
alat – alat ukur, 3) mengetahui perlu dilakukan perbaikan adalah
cara/metode pengukuran serta dari metode dalam pembelajaran dan
membacanya, 4) menggunakan alat – peningkatan kemampuan siswa.
alat ukur, 5)
memelihara/memperbaiki alat – alat Ada beberapa macam metode
ukur tersebut. pembelajaran yang dapat diterapkan,
dalam penelitian ini menerapkan
Dalam pembelajaran, materi metode pembelajaran melalui
disampaikan dengan metode demontrasi sebagai salah satu
ceramah, tanya jawab dan tugas alternatif meningkatkan hasil belajar
individu. Hal ini dilakukan karena mata pelajaran produktif/kejuruan
terbatasnya peralatan praktik alat kompetensi dasar penggunaan alat –
ukur yang tidak seimbang dengan alat ukur siswa kelas X Teknik
jumlah siswa. Kendaraan Ringan (TKR) SMK
Negeri 1 Sukadana Lampung Timur
Berdasarkan pada nilai ulangan Tahun Pelajaran 2014/2015.
harian siswa mata pelajaran dasar
4

Berdasarkan observasi dari guru perubahan ke arah perbaikan


produktif teknik kendaraan ringan, dilakukan Penelitian Tindakan Kelas
diperoleh informasi siswa dalam (PTK).
berdiskusi masih kurang aktif,
prestasi belajar masih kurang dari Pada penelitian ini metode
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), pembelajaran melalui demonstrasi
siswa cenderung kesulitan dalam diharapkan lebih tepat dalam
memahami konsep serta terkesan pembelajaran siswa agar hasil belajar
siswa cara belajarnya hanya dapat ditingkatkan pada kompetensi
menghafal. dasar penggunaan alat – alat ukur
Hasil wawancara dari siswa terkait sesuai dengan standar ketuntasan
nilai kompetensi dasar penggunaan 7,50, karena dengan metode
alat – alat ukur rendah disebabkan pembelajaran demontrasi siswa tidak
karena metode pembelajaran guru ragu untuk berkomunikasi dengan
membosankan, pengelolaan temannya tentang materi yang
pembelajaran kelas belum memadai sedang dipelajari.
serta penggunaan media dan sumber Dengan metode demonstrasi dapat
lain belum optimal, sehingga hal ini disampaikan sesuatu dan
disebabkan dari kemampuan berkomunikasi dengan orang lain,
kompetensi guru lebih ditingkatkan. sehingga orang lain mengerti. Untuk
itu diperlukan prinsip-prinsip (1)
Untuk mengatasi persoalan tersebut menciptakan hubungan yang baik
maka akan dilakukan tindakan sehingga menarik perhatian siswa,
sebagai solusi dan memecahkan (2) usahakan lebih jelas bagi orang
permasalahan. Untuk meningkatkan yang sebelumnya tidak
hasil belajar siswa, perlu diadakan memahaminya, (3) pikirkan pokok-
situasi pembelajaran yang pokok inti dari demonstrasi itu agar
menyenangkan dan merangsang siswa benar-benar memahaminya, (4)
minat siswa untuk lebih antusias demonstrasi dilaksanakan pada
berperan aktif dalam proses waktu yang tepat. Untuk
pembelajaran. Untuk mengetahui pelaksanaan demonstrasi, guru
5

perlu memperhitungkan/menentukan melalui demonstrasi, (2)


waktu yang tepat agar demonstrasi menganalisis pelaksanaan
benar-benar berjalan lancar tanpa pembelajaran melalui metode
ada hambatan. Guru dan siswa demonstrasi pada kompetensi dasar
memiliki kesempatan yang luas penggunaan alat – alat ukur, (3)
untuk melaksanakan demonstrasi menganalisis asesmen akhir dengan
tanpa terdesak oleh sesuatu hal. menggunakan pembelajaran melalui
metode demonstrasi pada kompetensi
Fakta di lapangan menunjukkan dasar penggunaan alat – alat ukur,
bahwa (a) rencana pelaksanaan (4) mendeskripsikan peningkatan
pembelajaran belum sesuai dengan hasil belajar penggunaan alat – alat
metode pembelajaran yang ukur dengan metode pembelajaran
digunakan, (b) pelaksanaan melalui demonstrasi siswa kelas X
pembelajaran belum menggunakan Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
metode pembelajaran yang SMK Negeri 1 Sukadana Lampung
bervariasi, terutama pembelajaran Timur Tahun Pelajaran 2014/2015.
melalui metode demontrasi pada
kompetensi dasar penggunaan alat – Pada penelitian ini, didasarkan pada
alat ukur, (c) asesmen belum sesuai teori belajar kognitif dan
dengan tujuan pembelajaran, (d) konstruktivistik, yang ada kaitannya
pendekatan pembelajaran belum dengan pembelajaran metode
mampu memfasilitasi dan demonstrasi pada penggunaan alat-
memunculkan kemampuan siswa, (e) alat ukur kelas X Teknik Kendaraan
prestasi belajar penggunaan alat – Ringan.
alat ukur masih rendah .
Teori belajar kognitif Piaget yang
Penelitian ini bertujuan (1) digunakan pada pembelajaran di
mendesain rencana pembelajaran SMK sebagian besar ditentukan oleh
yang tepat pada kompetensi dasar kegiatan interaksi aktif antara anak
penggunaan alat – alat ukur dengan lingkungan. Pengetahuan
berdasarkan metode pembelajaran datang dari tindakan, Piaget yakin
6

bahwa pengalaman-pengalaman fisik keahlian (sebagai informasi baru) itu


dan manipulasi lingkungan penting yang disebut asimilasi, b) akomodasi
bagi terjadinya perubahan yaitu penyesuaian struktur kognitif
perkembangan. Sementara itu bahwa ke dalam situasi yang baru.
interaksi sosial dengan teman sebaya, Contoh, jika siswa diberi ketrampilan
khususnya berargumentasi dan kompetensi keahlian, maka berarti
berdiskusi membantu memperjelas pemakaian (aplikasi) ketrampilan
pemikiran yang pada akhirnya praktik kompetensi keahlian tersebut
memuat pemikiran itu menjadi lebih dalam situasi yang baru dan spesifik
logis. Teori perkembangan Piaget, itu yang disebut akomodasi, c)
memandang perkembangan kognitif equilibrasi (penyeimbangan) yaitu
sebagai suatu proses di mana anak penyesuaian berkesinambungan
secara aktif membangun sistem antara asimilasi dan akomodasi.
makna dan pemahaman realitas me- Contoh, agar siswa tersebut dapat
lalui pengalaman-pengalaman dan terus berkembang dan menambah
interaksi-interaksi mereka. ilmu ketrampilan praktiknya, maka
yang bersangkutan menjaga stabilitas
Menurut Jean Piaget, bahwa proses mental dalam dirinya yang
belajar sebenarnya terdiri dari tiga memerlukan proses penyeimbangan
tahapan, yaitu a) asimilasi yaitu antara dasar kejuruan dan
proses penyatuan (pengintegrasian) kompetensi keahlian.
informasi baru ke struktur kognitif
yang sudah ada dalam benak siswa. Pembelajaran di SMK yang
Contoh, bagi siswa yang sudah menggunakan teori belajar Bruner,
mengetahui dasar-dasar kompetensi belajar merupakan suatu proses aktif
keahlian teknik kendaraan ringan, yang memungkinkan manusia untuk
jika gurunya memperkenalkan menemukan hal-hal baru di luar
kompetensi keahlian, maka proses informasi yang diberikan kepada
pengintegrasian antara dasar-dasar dirinya. Jika seseorang mempelajari
kompetensi (yang sudah ada dalam sesuatu pengetahuan (misalnya suatu
benak siswa), dengan kompetensi konsep matematika), pengetahuan itu
7

perlu dipalajari dalam tahap-tahap dalam percakapan dan kerja sama


tertentu agar pengetahuan itu dapat antar individu sebelum fungsi
diinternalisasi dalam pikiran mental yang lebih tinggi itu
(struktur kognitif) orang tersebut. terserap ke dalam individu tersebut
Selanjutnya seiring dengan struktur (Vygotsky, 1978). Sebagai makhluk
kognitif anak, maka Bruner dalam sosial siswa akan senang berbagi
mengembangkan teorinya masalah yang tidak dapat
mendasarkan atas dua asumsi yaitu: diselesaikan secara individual
pertama, perolehan pengetahuan dengan cara belajar kelompok, salah
merupakan suatu proses interaktif, satunya adalah pendekatan
artinya orang yang belajar penerapan metode pembelajaran
berinteraksi dengan lingkungannya melalui demontrasi.
secara aktif, perubahan terjadi pada
diri individu dan lingkungannya. Vygotsky mengemukakan tiga
kedua, seseorang mengkonstruksi kategori pencapaian siswa dalam
pengetahuannya dengan upayanya memecahkan
menghubungkan informasi yang permasalahan, yaitu (1) siswa
masuk dengan informasi yang telah mencapai keberhasilan dengan baik,
dimilikinya(Asikin, 2004: 8-10). (2) siswa mencapai keberhasilan
dengan bantuan, (3) siswa gagal
Pembelajaran di SMK menggunakan meraih keberhasilan.
teori belajar Vygotsky, bahwa
proses pembelajaran akan terjadi Teori belajar konstruktivistik yang
jika anak bekerja atau menangani yang dilaksanakan di SMK
tugas-tugas yang belum dipelajari, membantu siswa berpikir secara
namun tugas-tugas tersebut masih benar dengan membiarkannya
berada dalam jangkauan mereka berpikir sendiri untuk menemukan
disebut dengan zone of proximal jawaban dari persoalan yang sedang
development. Vygotsky yakin dihadapinya.
bahwa fungsi mental yang lebih
tinggi pada umumnya muncul
8

Pendekatan konstruktivisme adalah sebagai kekuatan timbulnya interest,


pendekatan pembelajaran yang untuk membuat hubungan diantara
mengajak siswa untuk berfikir dan ide-ide atau gagasannya, kemudian
mengonstruksi dalam memecahkan memformulasikan kembali ide-ide
suatu permasalahan secara bersama- tersebut, serta membuat kesimpulan;
sama sehingga didapatkan suatu (3) guru bersama-sama siswa
penyelesaian yang akurat. mengkaji pesan-pesan penting bahwa
(Saefudin,2008). dunia adalah kompleks. Dimana
terdapat bermacam-macam
Konstruktivisme merupakan pandangan tentang kebenaran yang
landasan berfikir pembelajaran datangnya dari berbagai interpretasi;
kontekstual, yaitu pengetahuan dan (4) guru mengakui bahwa proses
dibangun oleh manusia sedikit demi belajar dan penilaiannya merupakan
sedikit yang hasilnya diperluas suatu usaha yang kompleks, sukar
melalui konteks yang terbatas. dipahami, tidak teratur dan tidak
Dalam proses pembelajaran siswa mudah dikelola.
membangun sendiri pengetahuan Teori belajar konstruktivistik yang
melalui keterlibatan aktif dalam diterapkan dalam kegiatan
proses pembelajaran (Nurhadi, pembelajaran akan memberikan
2004). sumbangan besar dalam membentuk
siswa menjadi kreatif, produktif dan
Karakteristik pembelajaran yang mandiri.
dilakukan dalam teori belajar
konstruktivistik adalah: (1) Menurut (Reigeluth,1983) variabel
membebaskan siswa dari belenggu pembelajaran ada 3 yaitu: (1)
kurikulum yang berisi fakta-fakta variabel kondisi, (2) variabel metode,
lepas yang sudah ditetapkan, dan dan (3) variabel hasil pembelajaran.
memberikan kesempatan kepada Pembelajaran yang baik adalah
siswa untuk mengembangkan ide- pengalaman belajar melalui
idenya tersebut, serta membuat penemuan. Pada pembelajaran mata
kesimpulan; (2) menempatkan siswa pelajaran produktif/kejuruan lebih
9

tepat menggunakan metode bagaimana hasilnya. Namun metode


eksperimen, discovery, atau inquiri ini menjadi kurang bermakna apabila
approach yang menekankan pada sesuatu yang didemonstrasikan
metode ilmiah. terlalu kecil sehingga susah untuk
diamati. Apalagi jika penjelasan
Salah satu alternatif dalam yang diberikan kurang lengkap dan
meningkatkan pencapaian tujuan tidak jelas. Dalam menggunakan
pembelajaran adalah memilih metode metode ini sebaiknya dilakukan pada
yang tepat yaitu metode demonstrasi. tempat dan situasi yang
Metode demonstrasi/peragaan sesungguhnya, serta disertai dengan
sebagai metode mengajar merupakan keberanian siswa untuk mencoba.
cara mengajar yang mana guru atau Sebagai contoh, alat demonstrasi
ahli memperlihatkan kepada seluruh yang paling pokok adalah papan tulis
siswa suatu benda asli, benda tiruan, dan white board, mengingat
atau suatu proses. Ini juga berarti fungsinya yang multi proses. Dengan
bahwa metode demonstrasi adalah menggunakan papan tulis guru dan
cara penyajian pelajaran dengan siswa dapat menggambarkan objek,
memperagakan dan membuat skema, membuat hitungan
mempertunjukkan pada siswa matematika, dan lain – lain peragaan
tentang suatu proses, situasi atau konsep serta fakta yang
benda tertentu yang sedang dipelajari memungkinkan.
baik dalam bentuk sebenarnya
maupun dalam bentuk tiruan yang METODE PENELITIAN
dipertunjukkan oleh guru atau
sumber belajar lain yang harus di Penelitian ini merupakan penelitian
demonstrasikan. tindakan (Classroom Action
Research), pada tingkat kelas yang
Dengan metode demonstrasi, siswa direncanakan dalam beberapa siklus.
dapat mengamati dengan seksama Apabila dalam beberapa siklus belum
apa yang terjadi, bagaimana proses, dicapai nilai ketuntasan 7,50 maka
bahan apa saja yang diperlukan, serta dilanjutkan ke siklus berikutnya
10

sampai mencapai nilai ketuntasan Prosedur dalam setiap siklusnya


7,50. Tindakan yang dilakukan yakni diawali dengan perencanaan tindakan
dengan metode pembelajaran melalui (planning), penerapan tindakan
demonstrasi dengan tahapan – (action), pengamatan (observing) dan
tahapan : perencanaan, pelaksanaan mengevaluasi/merefleksi (reflection),
tindakan, pengamatan/ observasi dan dan seterusnya sampai perbaikan
refleksi. Penelitian tindakan kelas tercapai atau ada temuan tindakan
merupakan bentuk investigasi yang yang tepat berdasarkan kriteria
bersifat reflektif, partisipatif, keberhasilan tertentu.
kolaboratif, dan spiral, yang Sumber data belajar penggunaan
memiliki tujuan untuk melakukan alat-alat ukur diperoleh
perbaikan sistem, metode kerja, menggunakan tes psikomotor
proses, isi, kompetensi, dan pembacaan dan penggunaan alat-alat
situasi(Supardi, 2006:104). ukur dilengkapi dengan penilaian
sikap yang diperoleh melalui lembar
Penelitian dilaksanakan pada SMK pengamatan dan pengetahuan
Negeri 1 Sukadana, Jalan Lintas diperoleh melalui tes bentuk esai.
Timur Desa Sukadana Ilir Data tentang proses pelaksanaan
Kecamatan Sukadana Kabupaten pembelajaran penggunaan alat-alat
Lampung Timur, program keahlian ukur diperoleh dari hasil pengamatan
Teknik Kendaraan Ringan (TKR) melalui Instrumen Penilaian Kinerja
telah terakreditasi dengan nilai B Guru (IPKG). Data dianalisis
sejak tahun 2012. menggunakan deskriptif kuantitatif.
Subjek penelitian penerapan metode
pembelajaran melalui demonstrasi HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah siswa kelas X TKR 1
berjumlah 32 orang dan kelas X TKR Hasil penelitian ini mendeskripsikan
2 yang berjumlah 32 orang Sekolah peningkatan hasil pembelajaran mata
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 pelajaran produktif /kejuruan dengan
Sukadana semester genap metode pembelajaran demonstrasi
2014/2015. dengan pendekatan saintifik,
11

pelaksanaannya meliputi aktivitas Perencanaan merupakan suatu proses


siswa, aktivitas guru, dan hasil sebelum dilakukan pelaksanaan
evaluasi tiap-tiap akhir kegiatan tindakan. Perencanaan pembelajaran
pembelajaran, peningkatan hasil sangat penting dalam kegiatan
belajar kejuruan melalui penerapan pembelajaran, karena merupakan
metode pembelajaran demonstrasi acuan guru dalam pelaksanaan
dengan pendekatan K13 yang berupa pembelajaran. Hal ini bertujuan agar
ranah kognitif dan psikomotor seperti pelaksanaan pembelajaran dapat
tertuang pada KD 4.5 , 4.6 , dan 4.7 berjalan baik dan tujuan
Berdasarkan hasil pada siklus 3 pembelajaran dapat tercapai.
diperoleh: (1) nilai perencanaan Menurut Mulyasa (2008: 156)
pembelajaran yang dilakukan guru di pentingnya perencanaan dalam
kelas X TKR 1 dan 2 sudah pembelajaran karena akan
mencapai indikator keberhasilan mendorong guru lebih siap dalam
dengan nilai 4,28 kategori sangat kegiatan pembelajaran. Selain itu,
baik, (2) aktivitas belajar siswa kelas RPP memiliki fungsi untuk
X TKR 1 dan 2 sudah mencapai mengefektifkan proses pembelajaran
indikator keberhasilan sebesar 75% agar sesuai dengan perencanaan.
serta aktivitas guru sudah mencapai
indikator keberhasilan sebesarr Terdapat aspek yang menjadi inti
62,5%, (3) evaluasi kelas X TKR 1 dalam desain pembelajaran yaitu
siswa yang tuntas adalah 27 siswa penetapan model pembelajaran yang
atau 84,38% dan sisanya 5 siswa atau mencakup pemilihan metode dan
15,63% belum tuntas dari 32 siswa skenario pembelajaran yang optimal
dan kelas X TKR 2 siswa yang tuntas untuk mencapai tujuan yang telah
adalah 26 siswa atau 81,25% dan ditetapkan. Berdasarkan pendapat
sisanya 6 siswa atau 18,75% belum tersebut, maka dalam penyusunan
tuntas, jadi sebagian besar siswa RPP di dasarkan pada konsep
sudah tuntas. pembelajaran dengan metode
demonstrasi bagi siswa. Perencanaan
pembelajaran dengan metode
12

demonstrasi karena dapat dikembangkan harus utuh dan


menekankan pada proses dan menyeluruh serta jelas
aktivitas belajar sehingga dipilih pencapaiannya, 5) harus ada
metode sesuai dengan kebutuhan dan koordinasi antar komponen
tujuan pembelajaran, yaitu diskusi pelaksana program di sekolah,
dengan teman untuk membangun terutama apabila pembelajaran
konsep pengetahuan akademik guna dilaksanakan secara tim (team
meningkatkan daya ingat dan teaching) atau moving class
kemampuan psikomotor siswa.
Pengamatan pada proses pelaksanaan
Mulyasa (2008:157) juga pembelajaran dalam penelitian ini
mengemukakan bahwa terdapat yaitu observasi terhadap aktivitas
beberapa prinsip yang harus siswa dalam belajar. Hasil
diperhatikan dalam pengembangan pengamatan pelaksanaan
RPP yaitu: 1) kompetensi yang pembelajaran metode demonstrasi
dirumuskan dalam RPP harus jelas, ternyata dapat meningkatkan
makin konkret kompetensi makin aktivitas belajar siswa. Pelaksanaan
mudah diamati dan makin tepat pembelajaran penggunaan alat-alat
kegiatan-kegiatan yang harus ukur dengan metode demonstrasi
dilakukan untuk membentuk dapat membuat siswa aktif karena: 1)
kompetensi tersebut, 2) rencana membuat pembelajaran menjadi
pembelajaran harus sederhana dan lebih jelas dan konkret, 2) perhatian
fleksibel serta dapat dilaksanakan siswa dapat lebih terpusat, 3) siswa
dalam kegiatan pembelajaran dan lebih mudah memahami, 4)
pembentukan kompetensi pembelajaran lebih menarik, 5)
kompetensi siswa, 3) kegiatan- pengalaman dan kesan sebagai hasil
kegiatan yang disusun dan pembelajaran lebih melekat dalam
dikembangkan dalam RPP harus diri siswa.
menunjang dan sesuai dengan
kompetensi dasar yang telah Metode demonstrasi adalah cara
ditetapkan, 4) RPP yang menyampaikan materi pelajaran
13

melalui peragaan atau pertunjukan sekaligus sebagi sarana untuk


kepada siswa mengenai suatu proses, mencapai kompetensi dasar yang
situasi atau gejala tertentu yang diharapkan. Media pembelajarannya
dipelajari pada obyek yang yaitu menggunakan alat peraga
sebenarnya. Demonstrasi merupakan berupa alat-alat ukur yang disisipi
metode yang sangat efektif, sebab pesan moral, yang dapat dijadikan
membantu siswa untuk mencari sebagai salah satu pelajaran budi
jawaban dengan usaha sendiri pekerti.
berdasarkan fakta atau data yang
benar. Metode demonstrasi Tujuan asesmen pembelajaran dalam
merupakan metode penyajian penelitian ini adalah untuk
pelajaran dengan memperagakan dan memperoleh data dan informasi yang
mempertunjukkan kepada siswa lengkap dalam pembelajaran. Data
tentang suatu proses, situasi atau ini digunakan untuk memperbaiki
benda tertentu, baik sebenarnya pelaksanaan pembelajaran kejuruan
maupun hanya sekedar tiruan. penggunaan alat-alat ukur dengan
Sebagai metode penyajian, menerapkan pembelajaran metode
demonstrasi tidak terlepas dari demonstrasi.
penjelasan secara lisan oleh guru.
Walaupun dalam proses demonstrasi Asesmen pembelajaran dalam
peran siswa hanya sekedar penelitian ini menggunakan soal
memperhatikan, akan tetapi dalam bentuk esai karena: 1) siswa
demonstrasi dapat menyajikan bahan dapat mengorganisasikan jawaban
pelajaran lebih konkret. Dalam dengan pendapatnya sendiri, 2) siswa
strategi pembelajaran, demonstrasi tidak dapat menerka-nerka jawaban
dapat digunakan untuk mendukung soal, 3) tes ini sangat cocok untuk
keberhasilan strategi pembelajaran mengukur dan mengevaluasi hasil
ekspositori dan inkuiri. suatu proses belajar yang kompleks
yang sukar diukur dengann
Metode ini juga dapat mempergunakan tes objektif, 4)
membangkitkan kreativitas siswa, derajat ketepatan dan kebenaran
14

siswa dapat dilihat dari kalimat- reliabilitas, tingkat kesukaran, dan


kalimatnya, 5) jawaban diungkapkan daya pembeda. Nilai validitas pada
dalam kata-kata dan kalimat sendiri, siklus 1 yaitu sebesar 0,87, siklus 2
sehingga tes ini dapat digunakan sebesar 0,86 dan siklus 3 sebesar
untuk melatih penyusunan kalimat 0,80. Hasil ini menunjukkan bahwa
dengan bahasa yang baik dan cepat, tingkat validitas butir soal telah
6) tes ini dapat melatih siswa untuk mencapai kriteria yang sangat tinggi.
memilih fakta yang relevan dengan Nilai reliabilitas pada siklus 1
persoalan dan sukar dinilai secara sebesar 0,91, siklus 2 sebesar 0,91,
tepat mengorganisasikannya siklus 3 sebesar 0,85. Hasil ini
sehingga dapat mengungkapkan satu menunjukkan bahwa tingkat
hasil pemikiran yang terintegrasi reliabilitas butir soal mencapai
secara utuh. kriteria tinggi. Tingkat kesukaran
soal adalah sedang, dan memiliki
KESIMPULAN DAN SARAN daya pembeda yang baik, 4) hasil
belajar kemampuan siswa dalam
Berdasarkan analisis dari hasil penggunaan alat-alat ukur meningkat
penelitian ini dapat diambil pada setiap siklusnya. Pada siklus 1
kesimpulan sebagai berikut : jumlah siswa yang mencapai nilai
1) pada kegiatan inti RPP sudah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dirancang dengan pendekatan K13 sebanyak 65,63%, siklus 2 sebanyak
yang diawali dari siswa mengamati, 84,38% dan siklus 3 sebanyak
menanya, mengeksplorasi, 84,38%.
mengasosiasikan, dan
mengkomunikasikan, 2) proses Berdasarkan hasil penelitian yang
pelaksanaan pembelajaran sudah sudah dilaksanakan peneliti
dengan pendekatan pembelajaran memberikan saran-saran sebagai
K13, 3) asesmen akhir siklus berikut:
pembelajaran dengan metode 1) bagi siswa agar mempermudah
demonstrasi dilakukan dengan penggunaan alat-alat ukur dapat
memperhatikan nilai validitas, dilakukan dengan memperbanyak
15

latihan membaca dan menggunakan DAFTAR PUSTAKA


alat-alat ukur sesuai dengan materi
Asikin dan H. Zainal. 2004
pembelajaran, semakin banyak siswa
PengantarMetode
berlatih maka siswa akan memiliki Penelitian Hukum.
Jakarta: PT Raja Grafindo
pengetahuan dan pengalaman yang
Persada.
cukup untuk meningkatkan
kemampuannya dalam pembelajaran Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
kejuruan Teknik Kendaraan Ringan,
Bandung: Remaja Rosda
2) untuk mempermudah proses Karya
pembelajaran hendaknya guru dapat
menggunakan metode demonstrasi Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran
Kontekstual (Contextual
untuk menciptakan suasana belajar
Taching and
yang melibatkan siswa sehingga Learning/CTL) dalam
Penerapan KBK.
siswa menjadi aktif. Guru perlu
Universitas Negeri
mengembangkan pembelajaran Malang.
dengan pendekatan menggunakan
metode demonstrasi sebagai Reigeluth, C.M.D. 1983.
Instructional Design
alternatif untuk meningkatkan
Theories and Models: An
aktivitas belajar siswa. Overview of Their Curent
Status. London: Lawren
3) pihak sekolah selayaknya
Erlbaum Associates,
mengupayakan untuk memberikan Publishers.
motivasi kepada guru supaya selalu
Supardi, M.D. 2006. Metodologi
menggunakan media belajar Penelitian. Mataram:
Yayasan Cerdas Press
khususnya alat-alat ukur guna
peningkatan prestasi belajar kejuruan Saefudin Sa’ud. 2008. Inovasi
Pendidikan.Bandung:
Teknik Kendaraan Ringan.
Alfabeta.

Vygotsky, L.S. 1978. Mind in


society: the development
of higher psychological
processes. Cambridge,
MA: Havard University
Press

You might also like