Professional Documents
Culture Documents
Dhani Galih Rahmawanto, Anton Muhibuddin, Luqman Qurata Aini
Dhani Galih Rahmawanto, Anton Muhibuddin, Luqman Qurata Aini
April 2015
ISSN : 2338 - 4336
PENGARUH FAKTOR ABIOTIK KIMIA TANAH TERHADAP
SUPRESSIFITAS TANAH DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU
BAKTERI (Ralstonia solanacearum) PADA TANAMAN TOMAT
(Lycopersicon esculentum Mill)
Program studi Agroekoteknologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia
ABSTRACT
Chemical feature of soil has been known could affect the development of plant disease.
This study aimed to elucidate the effect of chemical feature of soil against the
development of bacterial wilt disease caused by Ralstonia solanacearum on tomato
plant (L. esculentum Mill) as well as its effect to the growth of tomato plant. Endemic
and non endemic soils taken from eight different locations based on bacterial wilt
percentage and its latitude were used in this study. This study was conducted in two
steps i.e. analysis of chemical compound in each soil sample and pot experiment in
green house. Pot experiment in green house was conducted using Completely Random
Design consisting of eight treatments and four replications. Parameter of observation
included the percentage of bacterial wilt disease, population of R. solanacearum, plant
height, plant fresh weight and plant dry weight. The result showed that chemical feature
of soil particularly K, P, and C-organic content affected the development of bacterial
wilt disease incidence caused by R. solanacearum on tomato plant. Chemical feature of
soil particularly Nitrogen content affected the growth of tomato plant.
ABSTRAK
Sifat kimia tanah telah diketahui dapat mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sifat kimia tanah terhadap
perkembangan penyakit layu pada tanaman tomat (L. esculentum Mill) yang disebabkan
oleh Ralstonia solanacearum dan pertumbuhan tanaman tomat. Tanah endemik dan non
endemik penyakit layu bakteri diperoleh dari delapan lokasi berbeda berdasarkan
indikator tinggi tempat dan persentase penyakit. Penelitian dilakukan dua tahap yaitu
analisis sifat kimia tanah dan percobaan rumah kaca. Percobaan rumah kaca dilakukan
dengan Rancangan Acak Lengkap terdiri dari delapan perlakuan dan empat ulangan.
Parameter pengamatan meliputi: perkembangan persentase penyakit layu, populasi R.
solanacearum, tinggi tanaman, berat basah dan berat kering tanaman. Hasil Percobaan
diketahui bahwa sifat kimia tanah berpengaruh pada perkembangan R. solanacearum
dan pertumbuhan tanaman tomat. Sifat kimia tanah terutama kandungan K, P, dan C-
organik berpengaruh terhadap perkembangan persentase kejadian penyakit layu bakteri
yang disebabkan oleh R. solanacearum pada tanaman tomat. Sifat kimia tanah terutama
kandungan nitrogen juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tomat.
1
Rahmawanto et al., Pengaruh faktor abiotik kimia tanah terhadap supressifitas tanah...
2
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 2 April 2015
Pengujian pengaruh faktor kimia tanah Tinggi tanaman diukur dari pangkal
terhadap perkembangan penyakit layu batang sampai ujung tunas tanaman. Berat
pada tanaman tomat basah dilakukan dengan menimbang
Isolat R. solanacearum didapatkan seluruh bagian tanaman segera setelah
dari koleksi Laboratorium Bakteriologi, dipanen. Berat kering tanaman dilakukan
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, dengan menimbang seluruh bagian
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. tanaman setelah dikeringkan dalam oven
Bakteri diperbanyak dalam media cair selama 2x24 jam dengan suhu 80oC.
Nutrient Broth (NB). Populasi R. solanacearum dalam
Media tanam berupa tanah yang tanah diamati melalui teknik pengenceran
berasal dari delapan lokasi (Tabel 1). berseri dengan menggunakan media
Tanah ditempatkan dalam polybag dengan selektif TTC.
volume 5 kg (ukuran 22 x 30 cm), Analisis data
kemudian ditanam bibit tanaman tomat Data yang diperoleh diuji dengan
yang berumur 14 hari. Pada umur 21 hari menggunakan uji F dengan taraf kesalahan
setelah tanam (hst) dilakukan pengajiran. 5% dan apabila berbeda nyata dilanjutkan
Kerapatan populasi R. solanacearum dengan menggunakan uji beda nyata jujur
untuk inokulasi adalah 108 cfu/ml yang (BNJ) dengan taraf kesalahan 5%.
diukur dengan menggunakan
spectofotometer pada OD600 (Kiba et al., HASIL DAN PEMBAHASAN
2007). Inokulasi R. solanacearum
dilakukan dengan cara menuangkan 80 ml Hasil analisis sifat kimia tanah
suspensi bakteri kedalam media tanaman. Hasil survei di lapangan
Inokulasi bakteri ke tanaman dilakukan menunjukkan sampel tanah dari lokasi
pada saat tanaman berumur 14 hst. Karangploso (A0) adalah tanah endemik
Pemeliharaan tanaman dilakukan penyakit layu bakteri pada tanaman tomat.
dengan melakukan penyiraman 1-2 kali Pada lahan tersebut selalu terjadi serangan
setiap hari. Penyiraman dapat dilakukan penyakit layu bakteri pada kurun waktu
pada waktu pagi hari atau pada waktu sore yang lama dengan persentase penyakit
hari. Selain itu, penyiangan gulma pada mencapai 100%. Sedangkan sampel tanah
polybag dilakukan dengan cara mekanis yang lain berasal dari lahan non endemik
yaitu mencabut tumbuhan liar yang yaitu lahan dengan tingkat serangan
tumbuh pada polybag. penyakit layu rendah atau tidak pernah
terjadi serangan (Tabel 1).
3
Rahmawanto et al., Pengaruh faktor abiotik kimia tanah terhadap supressifitas tanah...
Tabel 2. Hasil analisis sifat kimia tanah dari delapan lokasi pertanaman tomat
(Lycopersicon esculentum Mill) yang berbeda dan intensitas serangan
patogen layu bakteri (Ralstonia solanacearum)
Terhadap contoh kering 105o C
C-org N P2O5 K IP
pH pH
Perlakuan NH4Ac survei
H2O KCL Kurmis Kjedahl Bray I
pH 7,0
1:5 % Ppm Cmol+/kg %
A0 6,28 5,33 2,27 0,12 257 1,27 100
A1 7,10 5,75 1,22 0,11 168 1,32 25
A2 7,14 5,80 1,39 0,12 140 4,43 25
A3 5,82 5,07 1,23 0,08 36,5 1,49 2
A4 4,87 4,08 1,53 0,11 389 0,89 20
A5 6,86 5,63 1,76 0,14 197 4,96 0
A6 6,58 5,66 3,29 0,13 86,8 0,13 20
A7 5,54 5,25 4,06 0,12 29,2 1,27 10
Keterangan :Tanah Endemik A0 (control),Non Endemik : A1(>400 mdpl), A2(400–600 mdpl),
A3(600–800 mdpl), A4(800–1000 mdpl), A5(1000–1200 mdpl), A6(1200–1400
mdpl) dan A7(>1400 mdpl), IP survei(Intensitas penyakit hasil survei).
4
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 2 April 2015
5
Rahmawanto et al., Pengaruh faktor abiotik kimia tanah terhadap supressifitas tanah...
Tabel 5. Rerata tinggi tanaman pada delapan lokasi lahan yang berbeda
Tinggi tanaman (cm) umur pengamatan (hst)
Perlakuan
7 hst 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst
A0 10,50 a 15,63 a 22,88 ab 31,00 ab 52,00 a
A1 8,50 a 15,13 a 23,00 ab 32,25 ab 44,75 ab
A2 11,88 a 19,88 a 30,13 a 42,00 a 56,50 b
A3 9,50 a 13,25 a 19,38 ab 25,50 ab 35,50 ab
A4 10,00 a 15,63 a 23,50 ab 34,00 ab 46,25 ab
A5 9,75 a 13,88 a 18,88 ab 25,75 ab 35,75 ab
A6 9,00 a 11,25 a 14,88 b 18,50 b 26,63 ab
A7 9,88 a 15,38 a 22,63 ab 30,63 ab 42,25 ab
Tinggi tanaman (cm) umur pengamatan (hst)
Perlakuan
42 hst 49 hst 56 hst 63 hst 72 hst
A0 70,00 a 82,00 a 96,00 a 114,00 a 126,00 a
A1 59,75ab 75,25ab 96,75 ab 116,75ab 135,50ab
A2 73,25 b 91,50 b 118,00 b 139,50 b 160,75 b
A3 48,50ab 57,75ab 72,25 ab 85,25 ab 95,50 ab
A4 61,75ab 76,25ab 93,75 ab 110,00ab 125,25ab
A5 47,13ab 57,00ab 67,25 ab 80,25 ab 91,75 ab
A6 35,00ab 54,33ab 65,67 ab 75,33 ab 110,00ab
A7 55,50ab 69,50ab 88,63 ab 108,25ab 126,00ab
Keterangan : Tanah Endemik A0 (kontrol),Non Endemik : A1(>400 mdpl), A2(400–600
mdpl), A3(600–800 mdpl), A4(800–1000 mdpl), A5(1000–1200 mdpl),
A6(1200–1400 mdpl) dan A7(>1400 mdpl) ; bilangan yang didampingi dengan
huruf yang sama maka menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji beda
nyata jujur (BNJ 5%).
6
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 2 Januari 2015
7
Rahmawanto et al., Pengaruh faktor abiotik kimia tanah terhadap supressifitas tanah...