Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

EFEKTIFITAS AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP


KUALITAS TIDUR IBU POSTPARTUM

Diva de Laura1, Misrawati2, Rismadefi Woferst3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: divadelaura@yahoo.com

Abstract

The aim of this research was to identify the effect of lavender aromatherapy for postpartum mother sleep quality.
Design of this study was quasy experiment with non-equivalent control group design. The data was conducted in
Puskesmas Sidomulyo area with 34 samples which divided into 17 as experimental group and 17 as a control group
based on inclusions criteria using purposive sampling. Experimental group was given lavender aromatherapy every
night before sleep for 5-10 minutes in seven days, meanwhile control group were not. Sleep quality was measured by
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The univariate analysis was conducted to showed frequency distribution and
bivariate analysis was conducted by independent sample T-test and dependent sample T-test. Result showed that mean
of postpartum mother sleep quality after given lavender aromatherapy in experiment group was 4.71 and mean of
postpartum mother sleep quality without given lavender aromatherapy in control group was 8.71. The statistic showed
p value (0.000) < alpha (0.05) which means that lavender aromatherapy effective for postpartum mother sleep quality
and recommended to be applied in nursing intervention for increase postpartum mother sleep quality.

Keywords: Lavender aromatherapy, postpartum, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), sleep

PENDAHULUAN melalui istirahat malam dan siang


Kebutuhan dasar manusia adalah (Sulistyawati, 2009).
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia Kurang istirahat atau tidur pada ibu
dalam mempertahankan keseimbangan postpartum akan mengakibatkan kurangnya
fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan suplai ASI, memperlambat proses involusi
untuk mempertahankan kehidupan dan uterus, dan menyebabkan ketidakmampuan
kesehatan (Asmadi, 2008). Tidur merupakan merawat bayi serta depresi (Suhana, 2010).
salah satu kebutuhan dasar manusia yang bisa Selain itu, kurang istirahat/tidur pada ibu
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang postpartum bisa berkembang menjadi
akan mempengaruhi gangguan pemenuhan insomnia kronis, juga mengakibatkan rasa
tidur pada seseorang. Potter dan Perry (2010), kantuk di siang hari, mengalami penurunan
mengemukakan faktor yang mempengaruhi kognitif, kelelahan, cepat marah serta ibu
tidur bukan hanya faktor tunggal, tetapi juga postpartum yang mempunyai masalah dengan
pengaruh multifaktor seperti faktor fisiologis, tidur merupakan salah satu gejala postpartum
psikologis, dan faktor lingkungan yang sering blues (Dorheim, Bondevik, Eberhard-Gran, &
mengubah kualitas dan kuantitas tidur. Faktor Bjorvatn, 2009a).
fisiologis, psikologis, dan lingkungan yang Dorheim, Bondevik, Eberhard-Gran,
bisa mempengaruhi kualitas tidur salah & Bjorvatn (2009a) mengemukakan penyebab
satunya adalah pada ibu postpartum (Walyani ibu postpartum mengalami gangguan kualitas
& Purwoastuti, 2015). tidur adalah karena sulit menemukan waktu
Pada masa postpartum, ibu tidur di bulan pertama postpartum, depresi,
membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup. masalah tidur sebelumnya, primipara, tidak
Istirahat sangat penting untuk ibu menyusui, memberikan ASI eksklusif, dan memiliki bayi
serta untuk memulihkan keadaannya setelah laki-laki.
hamil dan melahirkan. (Bahiyatun, 2009). Penelitian yang dilakukan Mindel,
Kebutuhan istirahat bagi ibu menyusui Sadeh, Kwon, & Goh (2013) diberbagai
minimal 8 jam sehari, yang dapat dipenuhi negara menunjukkan bahwa lebih dari
setengah (54%) ibu postpartum memiliki
1024
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

kualitas tidur yang buruk, dengan rentang emosi yang tidak seimbang, histeria, rasa
50.9% (di Malaysia) hingga 77.8% (di frustasi dan kepanikan (Wheatley, 2005).
Jepang). Fitri, Trisyani, dan Maryati (2012) Puskesmas Sidomulyo merupakan
mengemukakan 85.7% ibu postpartum dengan puskesmas yang ada di Pekanbaru yang
sectio caesaria memiliki kualitas tidur yang memiliki jumlah ibu nifas terbanyak di
buruk. wilayah kerjanya yaitu sebanyak 2800 orang
Berbagai macam cara dilakukan untuk (Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, 2014).
mengatasi masalah kualitas tidur pada Puskesmas Sidomulyo juga belum pernah
seseorang, baik dengan terapi farmakologi melakukan pengkajian khusus terhadap
maupun terapi non-farmakologi. Terapi kualitas tidur ibu postpartum. Berdasarkan
farmakologi misalnya dengan bantuan obat wawancara kepada 4 orang ibu, semuanya
tidur atau obat penenang lainnya (Harmanto mengatakan tidak mencari solusi untuk
& Subroto, 2007). Salah satu terapi non- masalah kualitas tidur ibu tersebut dan semua
farmakologi yang bisa digunakan untuk ibu postpartum yang diwawancarai belum
meningkatkan kualitas tidur adalah relaksasi. pernah mendengar tentang aromaterapi
Aromaterapi merupakan salah satu bentuk lavender untuk meningkatkan kualitas tidur.
terapi relaksasi. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti
Aromaterapi merupakan proses tertarik untuk melakukan penelitian tentang
penyembuhan yang menggunakan sari efektifitas aromaterapi lavender terhadap
tumbuhan aromaterapi murni yang bertujuan kualitas tidur pada ibu postpartum karena
untuk meningkatkan kesehatan, kesejahteraan penelitian ini belum pernah dilakukan
tubuh, pikiran, dan jiwa (Goel, Kim, & Lao, sebelumnya. Peneliti juga ingin mengetahui
2005). Aromaterapi mempunyai efek yang seberapa besar pengaruh aromaterapi lavender
positif karena diketahui bahwa aroma yang dalam meningkatkan kualitas tidur pada ibu
segar dan harum bisa merangsang sensori dan postpartum.
reseptor yang ada di hidung kemudian
memberikan informasi lebih jauh ke area di TUJUAN PENELITIAN
otak yang mengontrol emosi dan memori Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
serta memberikan informasi ke hipotalamus. mengetahui efektifitas aromaterapi lavender
Hipotalamus merupakan pengatur sistem terhadap kualitas tidur ibu postpartum.
internal tubuh, termasuk sistem seksualitas,
suhu tubuh, dan reaksi terhadap stres MANFAAT PENELITIAN
(Koensoemardiyah, 2009). Hasil penelitian diharapkan menjadi
Lavender adalah salah satu minyak sumber informasi dalam pengembangan ilmu
aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, pengetahuan terutama tentang penggunaan
baik secara inhalasi (dihirup) ataupun dengan aromaterapi lavender dalam bidang kesehatan
teknik pijatan. Lavender mengandung linalool dan keperawatan maternitas serta bisa
yang memiliki efek menenangkan/relaksasi dijadikan salah satu alternatif dalam
(Dewi, 2013). Lavender juga membantu peningkatan kualitas tidur pada ibu
meringankan insomnia, kecemasan, dan postpartum
depresi (Cuncic, 2014).
Aromaterapi lavender meningkatkan METODOLOGI PENELITIAN
gelombang alfa di dalam otak, gelombang ini Penelitian ini menggunakan desain
menggambarkan keadaan yang rileks pada penelitian quasy eksperiment dengan
seseorang dan akan meghilang apabila pendekatan non-equivalent control group
seseorang banyak pikiran atau dalam keadaan yang melibatkan dua kelompok, yaitu
mental yang sibuk (James, Baker, & Swain, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
2008). Aromaterapi lavender juga memiliki Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja
rasa nyaman, rasa keterbukaan dan keyakinan. Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru dengan
Disamping itu lavender juga dapat jumlah sampel sebanyak 34 responden.
mengurangi rasa tertekan, stres, rasa sakit, Pengambilan sampel menggunakan purposive

1025
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

sampling sesuai dengan kriteria inklusi, yaitu B. Analisa Bivariat


Ibu postpartum hari ke-7 dengan persalinan Tabel 2
normal, menyukai aroma lavender tidak Perbedaan Rata-Rata skor kualitas tidur
mengonsumsi obat/terapi yang digunakan pre test pada kelompok eksperimen dan
untuk membantu tidur, tidak memiliki kelompok kontrol
masalah pernapasan, tidak memiliki masalah Variabel Mean SD
p
tidur sebelumnya, serta yang bersedia value
Eksperimen 9.71 1.759
dijadikan responden penelitian. 0.189
Kontrol 8.94 1.560
Skor kualitas tidur yang diperoleh
merupakan hasil dari nilai pre test dan post
Tabel 2 menunjukkan bahwa mean pre
test menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep
test kualitas tidur pada kelompok
Quality Index (PSQI). Analisa data yang
eksperimen adalah 9.71 dengan standar
digunakan yaitu analisa univariat untuk
deviasi 1.759. Mean pre test kualitas tidur
mengetahui distribusi frekuensi dan analisa
pada kelompok kontrol adalah 8.94
bivariat menggunakan Dependent Sample T
dengan standar deviasi 1.560. Hasil uji
Test dan Independent Sample T Test untuk
statistik menggunakan Independent
melihat pengaruh dari aromaterapi lavender
sample T test diperoleh p value = 0.189
terhadap kualitas tidur.
(p>0.05). Hasil tersebut menunjukkan
bahwa data pre test skor kualitas tidur
HASIL PENELITIAN
sebelum diberi aromaterapi lavender
Penelitian yang telah dilakukan mulai
adalah homogen.
bulan Maret hingga Mei 2015, didapatkan
hasil sebagai berikut: Tabel 3
Perbedaan rata-rata kualitas tidur
A. Analisa Univariat sebelum dan sesudah pemberian
Analisa univariat digunakan untuk aromaterapi lavender pada kelompok
mendapatkan data frekuensi dan eksperimen dan kontrol
persentase dari karakteristik responden p
yaitu: usia dan paritas. Variabel Mean SD
value
Eksperimen
Tabel 1 - Pre test 9.71 1.759 0.000
- Post test 4.71 1.263
Distribusi frekuensi responden
Kontrol
berdasarkan karakteristik responden - Pre test 8.94 1.560 0.163
Eksperi- - Post test 8.71 1.572
Kontrol Jumlah
Karak- men
(n=17) (n=34) P
teristik (n=17)
N % N % N % Tabel 3 menunjukkan hasil uji statistik
Usia dependent T test yang mana didapatkan
17-25 9 52.9 5 29.4 14 41.2
26-35 8 47.1 12 70.6 20 58.8 0.296
rata-rata skor kualitas tidur mengalami
Paritas perubahan antara sebelum dan sesudah
Primi- 8 47.1 5 29.4 13 38.2 pemberian aromaterapi lavender yaitu
para
Multi- 9 52.9 12 70.6 21 61.8 0.480
sebesar 5.000, sedangkan pada kelompok
para kontrol hanya terjadi sedikit peningkatan
yaitu 0.235. Berdasarkan uji statistik pada
Tabel 1 menunjukkan mayoritas usia kelompok eksperimen diperoleh p value
responden adalah 26-35 tahun yaitu 0,000 (p<α), hasil ini berarti bahwa ada
sebanyak (58.8%) dan sebagian besar perbedaan yang signifikan antara rata-rata
adalah multipara sebanyak (61.8%). P skor kualitas tidur sebelum dan sesudah
value kelompok eksperimen (0.163) dan pada kelompok eksperimen, sedangkan
kelompok kontrol (0.290) > α (0.05) yang pada kelompok kontrol tidak ada
menunjukkan distribusi kedua data adalah perbedaan yang signifikan antara sebelum
homogen.
1026
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

dan sesudah intervensi dimana diperoleh p baik primipara maupun multipara


value 0,163 (p>α). mengalami gangguan pola tidur
disebabkan terbangun di malam hari untuk
Tabel 4 menyusui bayi pada satu bulan pertama.
Perbedaan rata-rata skor kualitas tidur Dorheim, Bondevik, Eberhard-Gran, &
sesudah pemberian aromaterapi lavender Bjorvatn (2009b) juga menyebutkan
pada kelompok eksperimen dan kelompok mereka bahwa tidak ada perbedaan yang
kontrol yang tidak diberikan aromaterapi signifikan pada total skor PSQI antara
lavender primipara dan multipara.
Mean p
Variabel Mean SD
Perbedaan value B. Efektifitas Aromaterapi Lavender
Eksperimen 4.71 1.263
4.000 0.000 Terhadap Kualitas Tidur Ibu
Kontrol 8.71 1.572
Postpartum
Hasil uji statistik didapatkan ada
Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil uji
pengaruh sebelum (pre-test) dan setelah
statistik Independent T Test didapatkan
(post test) pemberian aromaterapi
mean skor kualitas tidur post test
lavender terhadap kualitas tidur ibu
kelompok eksperimen adalah 4.71
postpartum pada kelompok eksperimen
sedangkan mean post test pada kelompok
dengan nilai p value (0.000) < alpha
kontrol lebih tinggi yaitu 8.71 mmHg.
(0.005). Hasil uji pada kelompok kontrol
Hasil uji statistik p value diperoleh 0,000
didapatkan tidak adanya pengaruh
(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
sebelum (pre-test) dan setelah (post test)
terdapat perbedaan skor kualitas tidur
tanpa pemberian aromaterapi lavender
antara kelompok eksperimen dan
terhadap kualitas tidur ibu postpartum
kelompok kontrol sesudah diberikan
dengan nilai p value 0.163 > alpha (0.05).
aromaterapi lavender.
Pada penelitian ini aromaterapi lavender
diberikan sebanyak 1 kali dalam sehari
PEMBAHASAN
selama 7 hari. Penggunaan aromaterapi
A. Karakteristik Penderita Hipertensi
dilakukan dengan dihirup (inhalasi).
Hasil penelitian terhadap 34 reponden
Aktivitas tidur diatur oleh sistem
didapatkan usia responden terbanyak
pengaktivasi retikularis (Reticulary
adalah berada pada rentang 26-35 tahun.
Activating System, RAS) yang merupakan
Usia 26-35 tahun merupakan usia
sistem yang mengatur seluruh tingkatan
produktif bagi seseorang, karena pada usia
kegiatan susunan syaraf pusat termasuk
< 20 tahun rahim dan panggul belum
pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat
berkembang dengan baik, sebaliknya pada
aktivitas pengaturan kewaspadaan dan
usia > 35 tahun rahim dan panggul tidak
tidur terletak dalam mesensefalon dan
sebaik saat ibu berusia 20-35 tahun
bagian atas pons (Mubarak & Chayatin,
(Depkes, 2010). Suteja (2003),
2007). RAS juga dapat memberikan
menyatakan ada hubungan yang
rangsangan visual, pendengaran, nyeri,
signifikan antara usia dan kualitas tidur,
dan perabaan juga dapat memberikan
semakin tinggi tingkat usia maka kualitas
rangsangan stimulasi dari korteks serebri
tidur semakin buruk. Ratini (2014)
termasuk rangsangan emosi dan proses
menyebutkan bahwa semakin bertambah
pikir (Hidayat, 2006).
usia, pola tidur juga akan berubah.
Dalam keadaan sadar, neuron dan
Distribusi frekuensi paritas didapatkan
RAS akan melepaskan katekolamin
mayoritas responden multipara. Dorheim,
seperti norepineprin. Demikian juga pada
Bondevik, Eberhard-Gran, & Bjorvatn
saat tidur, kemungkinan disebabkan oleh
(2009a) menyatakan bahwa mayoritas
pelepasan serum serotonin dari sel khusus
responden adalah multipara (56.3%).
yang berada di pons dan batang otak
Hunter, Rychnovsky, & Yount (2009)
tengah, yaitu Bulbar Synchronizing
mengatakan bahwa semua ibu postpartum
1027
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Regional (BSR), sedangkan dalam kedalaman tidur atau slow-wave-sleep


keadaan bangun tergantung dari (SWS) dan aromaterapi lavender juga
keseimbangan impuls yang diterima di meningkatkan stage 2 dari tidur serta
pusat otak dan sistem limbik. Dengan menurunkan rapid-eye movement (REM).
demikian, sistem pada batang otak yang Menggunakan aromaterapi secara
mengatur skilus atau perubahan dalam inhalasi (dihirup) merupakan metode
tidur adalah reticular activating system tercepat untuk mendapatkan manfaat
(RAS) dan bulbar synchronizing regional aromaterapi ke dalam tubuh. Bau adalah
(BSR) (Hidayat, 2006). sebuah reaksi kimia, reseptor di otak bisa
Aromaterapi mempunyai efek yang merespon bahan kimia yang ada didalam
positif karena diketahui bahwa aroma aromaterapi. Saat seseorang menghirup
yang segar dan harum bisa merangsang aromaterapi, molekul bau yang dihasilkan
sensori dan reseptor yang ada di hidung berjalan menuju ke reseptor silia saraf
kemudian memberikan informasi lebih olfaktori yang berada didalam epitel
jauh ke area di otak yang mengontrol olfaktoris melalui hidung, kemudian epitel
emosi dan memori serta memberikan olfaktorius mengirimkan akson melalui
informasi ke hipotalamus. Hipotalamus saraf olfaktorius ke olfactory bulb.
merupakan pengatur sistem internal tubuh, Olfactory bulb ini berhubungan dengan
termasuk sistem seksualitas, suhu tubuh, struktur otak seperti korteks piriform,
dan reaksi terhadap stres amygdala, entorhinal cortex, striatum dan
(Koensoemardiyah, 2009). Lavender hippocampus. (Buckle, 2015).
mengandung linalool yang memiliki efek Amygdala dan hippocampus adalah
menenangkan/ relaksasi (Dewi, 2013). dua bagian terpenting yang terdapat dalam
Lavender juga membantu meringankan sistem limbik yang berhubungan dengan
insomnia, kecemasan, dan depresi aroma. Peran amygdala sangat penting
(Cuncic, 2014). dalam memproses respon emosi.
Aromaterapi lavender dapat Menghirup aromaterapi lavender memiliki
meningkatkan gelombang alfa di dalam efek yang sama menenangkan seperti
otak, gelombang ini menggambarkan benzodiazepine didalam amygdala tetapi
keadaan yang rileks pada seseorang dan dalam kadar yang lebih kecil dan terbatas.
akan menghilang apabila seseorang Sedangkan hippocampus berhubungan
banyak pikiran atau dalam keadaan mental dengan belajar dan memori, hippocampus
yang sibuk (James, Baker, & Swain, berfungsi sebagai tempat penyimpanan
2008). Aromaterapi lavender juga dapat sementara pengalaman-pengalaman baru
membuat seseorang memiliki rasa sebelum menjadi ingatan permanen
nyaman, rasa keterbukaan dan keyakinan. didalam korteks serebral. Beberapa aroma
Disamping itu lavender juga dapat dapat membantu mengingat kembali
mengurangi rasa tertekan, stres, rasa sakit, memori pada hippocampus (Buckle,
emosi yang tidak seimbang, histeria, rasa 2015).
frustasi dan kepanikan (Wheatley, 2005). Stimulasi pada olfaktori dapat
Aromaterapi lavender dapat digunakan memberikan perubahan langsung pada
untuk penanganan gangguan kebutuhan fisiologis seperi tekanan darah, tegangan
tidur pada pasien post operasi laparatomi otot, ukuran pupil, suhu kulit, heart rate,
(Faridah, 2014). Sedangkan untuk pola gelombang otak, dan keadaan
penggunaan pada kelompok lansia, tidur/bangun (Kuroda et al., 2005).
aromaterapi lavender secara signifikan Menghirup aromaterapi dapat
mempengaruhi peningkatan kualitas tidur mengaktifkan neurotransmitter seperti
pada lansia (Kurnia, Wardhani, & Rusca, serotonin, endorphin, dan norepinephrine
2009). Goel, Kim, & Lao (2005) di hipotalamus dan mengatur
menyebutkan bahwa aromaterapi lavender neuroreseptor di sistem imun, perubahan
dapat meningkatkan persentase dari mood, mengurangi kecemasan,

1028
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

mengurangi stres (Butje, Repede, & Saran


Shattel, 2008). Bagi institusi pendidikan dapat
Penelitian ini dapat disimpulkan memberikan sumbangan pemikiran dan acuan
bahwa aromaterapi lavender memiliki bagi ilmu pengetahuan dalam bidang
kandungan aktif yaitu linalool yang keperawatan maternitas tentang pengaruh
memiliki efek menenangkan/relaksasi pemberian aromaterapi lavender untuk
sehingga bisa meringankan insomnia, meningkatkan kualitas tidur ibu postpartum.
kecemasan, dan depresi. Menghirup Bagi pelayanan kesehatan dapat
lavender yang memiliki kandungan digunakan sebagai terapi alternatif kepada ibu
linalool dapat merangsang saraf postpartum yang memiliki masalah kualitas
olfaktorius yang akan mengantarkan tidur ataupun sebagai upaya preventif untuk
impuls hingga ke otak melalui olfactory mencegah masalah penurunan kualitas tidur
bulb yang berhubungan dengan struktur pada ibu postpartum dan mencegah terjadinya
otak / sistem limbik seperti amygdala komplikasi postpartum.
yang merupakan pusat emosi dan Bagi mahasiswa hasil penelitian ini
hippocampus yang berhubungan dengan dapat menjadi evidence based dan landasan
memori (termasuk terhadap bau-bauan) teori dalam bidang keperawatan maternitas
sehingga menghirup lavender dapat serta mahasiswa dapat mengembangkan/
memiliki efek menenangkan. Saat tubuh mencoba penggunaan aromaterapi lavender
dalam keadaan rileks, maka aktivasi RAS pada keadaan yang lebih kondusif dan lebih
akan menurun dan BSR akan mengambil dapat dikontrol.
alih sehingga menyebabkan tidur. Oleh Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini
karena itu aromaterapi lavender efektif dapat dikembangkan lebih lanjut mengenai
terhadap kualitas tidur ibu postpartum. faktor yang berhubungan dengan kualitas
tidur ibu postpartum, efektifitas aromaterapi
PENUTUP lavender terhadap kualitas tidur ibu
Kesimpulan postpartum dengan sectio caesaria, hubungan
Setelah dilakukan penelitian tentang kualitas tidur ibu postpartum dengan kejadian
efektifitas aromaterapi lavender terhadap postpartum blues, perbedaan kualitas tidur ibu
kualitas tidur ibu postpartum di wilayah kerja postpartum antara ibu yang memiliki bayi
Puskesmas Sidomulyo dengan kelompok laki-laki dan perempuan serta perbedaan
eksperimen sebanyak 17 responden dan kualitas tidur ibu postpartum antara ibu yang
kelompok kontrol sebanyak 17 responden memberikan ASI eksklusif dengan ibu yang
didapatkan mayoritas reponden berada pada tidak memberikan ASI eksklusif.
rentang umur 26-35 tahun dan mayoritas
paritas responden adalah multipara. UCAPAN TERIMAKASIH
Berdasarkan hasil uji statistik pada kelompok Terima kasih atas bimbingan dan dukungan
eksperimen didapatkan ada perbedaan antara dari berbagai pihak yang telah membantu
skor kualitas tidur sebelum dan setelah dalam penyelesaian skripsi ini.
diberikan aromaterapi lavender, sedangkan
1
pada kelompok kontrol tidak didapatkan Diva de Laura, Mahasiswa Program
adanya perbedaan antara skor kualitas tidur Studi Ilmu Keperawatan Universitas
sebelum dan tanpa pemberian aromaterapi Riau, Indonesia
2
lavender. Pada penelitian ini dapat Misrawati, Dosen Bidang Keilmuan
disimpulkan bahwa aromaterapi lavender Keperawatan Maternitas Program Studi
efektif terhadap kualitas tidur ibu Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
postpartum.lavender dengan Pvalue = 0.000 Indonesia
3
(p<0.05). Rismadefi Woferst, Dosen Bidang
Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau, Indonesia

1029
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

DAFTAR PUSTAKA http://www.researchgate.net/publication/


Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. 23288881_Subjecive_and_objective_sle
Jakarta: EGC ep_among_depressed_and_non-
Bahiyatun. (2009). Buku ajar kebidanan nifas depressed_postnatal_women
normal. Jakarta: EGC Faridah, V. N. (2014). Penanganan gangguan
Buckle, J. (2015). Clinical aromatherapy, kebutuhan tidur pada pasien post operasi
essential oil in healthcare, third edition. laparatomi dengan pemberian
USA: Elsevier Inc aromaterapi lavender. Surya Vol 01 No.
Butje, A., Repede, E., & Shattel, M. M. XVII. Diperoleh tanggal 10 Februari
(2008). Healing scents: an overview of 2015 dari http://stikesmuhla.ac.id/wp-
clinical aromatherapy for emotional content/uploads/jurnalsurya/noXVIII/75
distress. Journal of psychosocial -83-Jurnal-Vivin.pdf
nursing, vol 46, No. 10. Diperoleh Fitri, M., Trisyani, M., & Maryati, I. (2012).
tanggal 16 Juni 2015 dari Hubungan intensitas nyeri luka section
http://works.bepress.com/cgi/viewconte caesaria dengan kualitas tidur pada
nt.cgi?article=1033&context=mona_sha pasien post partum hari ke-2 di ruang
ttel rawat inap RSUD sumedang. Bandung:
Cuncic, A. (2014). How is lavender used for FIK Universitas Padjajaran diperoleh
social anxiety?. About Health. Diperoleh tanggal 1 Desember 2014 dari
tanggal 21 Desember 2014 dari http://jurnal.unpad.ac.id/index.php/ejour
http://socialanxietydisorder.about.com/o nal/article/download/793/839
d/treatmentoptions/p/lavender.htm Goel, N., Kim, H., & Lao, R. P. (2005). An
Dewi, I. P. (2013). Aromaterapi lavender olfactory stimulus modifies nighttime
sebagai media relaksasi. Bagian sleep in young men and women.
Farmasi Fakultas Kedokteran Diperoleh tanggal 9 Juni 2015 dari
Universitas Udayana. Diperoleh tanggal http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.
18 Desember 2014 dari 1080/07420520500263276?journalCode
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/artic =icbi20
le/viewFile/4871/3657 Harmanto, N. & Subroto, M. A. (2007). Pilih
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2014). jamu dan herbal tanpa efek samping.
Rekap laporan PWS-KIA tahun 2014. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Pekanbaru: Dinas Kesehatan Kota Hidayat, A. A. (2006). Pengantar kebutuhan
Pekanbaru dasar manusia. Jakarta: Salemba
Dinas Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Medika
Buku acuan persalinan normal. Jakarta: Hunter, L. P., Rychnovsky, J. D., & Yount, S.
Departemen Kesehatan RI M. (2009). A selective review of
Dorheim, K. S., Bondevik, G. T., Eberhard- maternal sleep characteristics in the
Gran, M., & Bjorvatn B. (2009a). Sleep postpartum period. Journal if Obstetric,
and depression in postpartum women: a Gynecologic, & Neonatal Nursing Vol.
population-based study. US: US 38, Issue 1. Diperoleh tanggal 3 Maret
National Library of Medicine National 2015 dari
Institute of Health. Diperoleh tanggal 1 http://onlinelibrary.wiley.com/store/10.1
Desember 2014 dari 111/j.1552-6909.2008.00309.x/full
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articl James, J., Baker, C., & Swain, H. (2008).
es/PMC2704916/ Prinsip-prinsip sains untuk
Dorheim, K. S., Bondevik, G. T., Eberhard- keperawatan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Gran, M., & Bjorvatn B. (2009b). Koensoemardiyah. (2009). A-Z aromaterapi
Subjective and objective sleep among untuk kesehatan, kebugaran dan
depressed and non-depressed postnatal kecantikan. Yogyakarta: Lily Publisher.
women. Acta Psychiatria Scandnavica, Kurnia, A. D., Wardhani, V., & Rusca, K.T.
119. Diperoleh pada 12 Juni 2015 dari (2009). Aromaterapi bunga lavender

1030
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

memperbaiki kualitas tidur pada lansia. kualitas tidur pada pekerja rotating
Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. shift. Diperoleh tanggal 11 juni 2015
XXV, No. 2, Agustus 2009 Diperoleh dari http://repository.ubaya.ac.id/8142/
tanggal 1 Desember 2014 dari Walyani, E. S., & Purwoastuti, T. E. (2015).
http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/ Asuhan kebidanan masa nifas &
viewFile/174/164 menyusui. Yogyakarta:
Kuroda, K., et al. (2005). Sedative effects of PUSTAKABARUPRESS
the jasmine tea odor and (R)-(-)-linalool, Wheatley, D. (2005). Medical plants for
one of its major odor components, on insomnia: a review of their
autonomic nerve activity and mood pharmacology, efficacy and tolerability.
status. European Journal of Applied Journal psychopharmacology 2005, Jul;
Phsyology. Diperoleh tanggal 17 Juni 19(4):414-421. Diperoleh tanggal 1
2015 dari Desember 2014 dari
http://www.researchgate.net/profile/Nao http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1
hiko_Inoue/publication/7766729_Sedati 5982998
ve_effects_of_the_jasmine_tea_odor_an
d_%28R%29-%28-%29-
linalool_one_of_its_major_odor_compo
nents_on_autonomic_nerve_activity_an
d_mood_states/links/0046353be74a207f
22000000.pdf?disableCoverPage=true
Mindel, J. D., Sadeh, A., Kwon, R., & Goh,
D. Y. T. (2013). Cross-cultural
comparison of maternal sleep. Sleep,
Volume 36, Issue 11. Diperoleh tanggal
2 Desember 2014 dari
http://sleep.tau.ac.il/Mindell%202013%
20-%20Cross-
Cultural%20Comparison%20of%20Mat
ernal%20Sleep.pdf
Mubarak, I. W., & Chayatin, N. (2007). Buku
ajar kebutuhan dasar manusia. Jakarta:
EGC
Potter, P. A. & Perry, A. G. (2010).
Fundamental keperawatan. Buku 3,
Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika
Ratini, M. (2014). Sleep disorder in aging
adults. Diperoleh tanggal 13 Juni 2015
dari http://www.m.webmd.com/a-to-z-
guides/sleep-aging
Suhana, L. (2010). Kebutuhan dasar ibu
nifas. Diperoleh tanggal 1 Desember
2014 dari
http://blogs.unpad.ac.id/lidyasuhana/file
s/2010/04/Kebutuhan-dasar-ibu-nifas-
PTM-6.pdf
Sulistyawati, A. (2009). Buku ajar asuhan
kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta:
ANDI OFFSET.
Suteja, Liga Weda. (2003). Hubungan antara
negative affectivity dan usia dengan

1031

You might also like