MK 6 Target Costing PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

s

TEKNIK MANAJEMEN BIAYA


”Target Costing”
Dr. Ir. Agustina Shinta H.W, MP
Neza Fadia Rayesa, STP, MSc
Laboratorium Finance of Agribusiness
Faculty of Agriculture, Universityof Brawijaya

1. Pendahuluan 5. Praktek Penerapan Target


2. Konsep Target Costing Costing
3. Fungsi Target Costing 6. Aplikasi target costing pada MODUL
4. Langkah-langkah Target perusahaan
Costing

1. PENDAHULUAN
Setiap kegiatan produksi
dari suatu perusahaan adalah
untuk menghasilkan keuntungan
yang maksimal. Dalam mencapai
6
keuntungan yang diinginkan,
perusahaan dituntut untuk
menghasilkan produk dengan

MANAJEMEN KEUANGAN
harga bersaing dan berkualitas
tinggi. Untuk itu, perusahaan
harus dapat menjalankan operasinya secara lebih efektif dan efisien
melalui pengelolaan biaya yang baik.
Modul ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai konsep target
costing dalam pengelolaan biaya untuk membantu pengambilan
keputusan manajemen statejik.Sasaran akhir yang dituju dalam modul
ini adalah mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana menggunakan
metode “target costing” untuk membantu pengambilan keputusan
manajemen strategik.

2. KONSEP TARGET COSTING


Isu manajemen stratejik muncul dalam setiap aktivitas “cost life
cycle”. Henry Ford (pendiri Ford Motor Company) berfikir sesuai
dengan lingkungan perusahaan saat ini, di mana persaingan global
dan harga jual yang kompetitif dalam banyak industri memaksa
perusahaan untuk mencari cara-cara agar dapat menurunkan biaya
dari tahun ke tahun dan pada saat yang sama menghasilkan produk
dengan kualitas dan fungsi yang lebih baik.

Ford menggambarkan teknik ini disebut “Target Costing”, di


mana perusahaan menentukan biaya yang harus dikeluarkan
berdasarkan harga pasar kompetitif, dengan demikian perusahaan
dapat memperoleh laba yang diharapkan.
Manajemen Keuangan Brawijaya University 2016
Konsep target costing banyak diberlakukan di perusahaan-perusahaan di Jepang.
Dalam konsep target costing, perusahaan menganalisis tindakan apa saja yang
dilakukan oleh pesaing dan produk apa saja yang dihasilkan oleh pesaing.

Perusahaan yang menggunakan target costing harus sering mengadopsi ukuran-


ukuran penurunan biaya yang ketat atau merancang ulang produk atau proses produksi
agar dapat memenuhi harga yang ditentukan pasar tetapi dapat memperoleh
laba.Target costing digunakan untuk mengelola biaya terutama dalam aktivitas disain.
Selama disain produk, target costing digunakan untuk melakukan perbaikan-perbaikan
agar kelak biaya produksi dapat dikurangi.

Perusahaan mempunyai dua pilihan untuk menurunkan biaya sampai pada level
target costing: :

1. Dengan cara mengintegrasikan teknologi pemanufakturan baru dan mencari


produktivitas yang lebih tinggi melalui perbaikan organisasi dan hubungan tenaga
kerja, perusahaan akan dapat menurunkan biaya. Pendekatan ini
diimplementasikan dengan menggunakan penentuan biaya standar (standar
costing) atau kaizen costing.

2. Dengan melakukan desain ulang terhadap produk atau jasa, perusahaan dapat
menurunkan biaya sampai mencapai level “target cost”. Keputusan disain memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap total biaya selama siklus hidup produk.

Banyak perusahaan menggunakan kedua metode tersebut yaitu pengendalian


operasional untuk meningkatkan produktifitas dan target costing untuk merancang
produk dengan biaya rendah. Dalam melaksanakan target costing, perusahaan harus
mengetahui berapa harga yang diinginkan oleh konsumen untuk produk tersebut.

3. FUNGSI TARGET COSTING

Target costing digunakan untuk membantu perusahaan dalam hal :

• Menjamin bahwa produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen


• Menyelaraskan biaya-biaya pokok dengan kesanggupan konsumen untuk
membayar
• Menurunkan biaya-biaya produk secara signifikan
• Menurunkan siklus pengembangan suatu produk

4. LANGKAH-LANGKAH TARGET COSTING

Langkah dalam penerapan target costing yaitu :

1. Menetapkan target price per unit(harga pasar)


Untuk menetapkan target costing, perusahaan harus melakukan riset pasar untuk
mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, harga pasar yang dapat diterima
oleh konsumen, bagaimana performa produk yang dihasilkan oleh pesaing, dan
harga jual yang ditetapkan oleh pesaing. Selanjutnya, manajemen menetapkan
fungsi maksimal produk pada saat menetapkan harga dan memutuskan fungsi apa
yang harus ditambahkan atau dikurangi.

Page 2 of 9
Manajemen Keuangan Brawijaya University 2016
2. Menentukan laba yang diharapkan
Perusahaan berhak menentukan laba yang diinginkan. Penentuan laba didasarkan
atas pertimbangan internal manajemen. Manajemen menyusun rencana laba
jangka panjang dan menengah untuk perusahaan secara keseluruhandan
menentukan target profit secara menyeluruh untuk setiap periode yang terinci
bagi setiap produk.

3. Menentukan target cost per unit dan target cost secara total
Manajemen menyusun rencana laba jangka panjang dan menengah untuk
perusahaan secara keseluruhan dan menentukan target cost secara menyeluruh
untuk setiap periode yang terinci bagi setiap produk.

4. Menghitung target cost pada harga pasar dikurangi laba yang diharapkan

5. Membandingkan total target cost dengan currently feasible total cost untuk
mengukur pengurangan biaya

6. Menggunakan rekayasa nilai untuk mengidentifikasi cara yang dapat menurunkan


biaya produk

7. Mendesain ulang dan memproses produk untuk mencapai target pengurangan


biaya.

8. Menggunakan kaizen costing dan pengendalian operasional untuk terus


menurunkan biaya

Rekayasa Nilai (Value Enggingeering)

Rekayasa nilai merupakan alat analisis stratejik yang digunakan untuk memahami
keunggulan kompetitif secara lebih baik dengan mengidentifikasi di mana nilai bagi
pelanggan dapat ditingkatkan dan di mana biaya dapat diturunkan. Terdapat dua
aktivitas dalam rekayasa nilai yaitu mengindentifikasi komponen untuk mengurangi
biaya dan menghasilkan ide pengurangan biaya.
Rekayasa nilai digunakan untuk menurunkan biaya produk dengan cara
menganalisis “trade-off” antara (1) jenis dan level yang berbeda dalam fungsionalitas
produk dan (2) biaya produk total.
Langkah awal yang dilakukan adalah analisis konsumen terhadap produk baru
atau produk yang telah direvisi selama tahap desain. Analisis konsumen
mengidentifikasi preferensi konsumen yang kritis / penting yang dapat mendefinisikan
fungsionalitas produk baru yang diharapkan.

Jenis rekaya nilai yang digunakan pada perusahaan antara lain :

a. Analisis Fungsional adalah bentuk umum dari rekayasa nilai untuk pengkajian
kinerja dan biaya dari masing-masing fungsi atau ciri utama produk, contoh :
mobil, sofware komputer, kamera, telpon seluler; fungsionalitasnya relatif
mudah ditambahkan atau dikurangi.

Page 3 of 9
Manajemen Keuangan Brawijaya University 2016
b. Analisis Desain merupakan bentuk umum dari rekayasa nilai untuk produk
dalam produk-produk industri dan produk khusus. Tim desain menyiapkan
beberapa desain produk yang mungkin, masing-masing mempunyai
keistimewaan yang serupa yang mempunyai tampilan dan biaya yang berbeda.

Analisis rekayasa nilai memiliki tiga tahapan, yaitu :

1) Mengidentifikasi aktivitas rekayasa nilai

Perusahaan mengidentifikasi aktivitas rekayasa nilai yang harus dilakukan


oleh perusahaan dalam proses disain, pemanufakturan, hingga pelayanan kepada
pelanggan. Pengembangan rekayasa nilai berbeda-beda tergantung pada jenis
industri. Contohnya pada perusahaan industri lebih berfokus pada operasi dan
advertensi serta promosi dibandingkan pada bahan mentah dan proses
pembuatan.

2) Mengidentifikasi cost driver pada setiap akivitas nilai

Cost driver merupakan faktor yang berperan mengubah jumlah biaya total.
Sebagai contoh, cost driver pada perusahaan asuransi adalah biaya pencatatan
berdasarkan pelanggan. Informasi cost driver ini dapat mengarahkan perusahaan
asuransi tersebut pada pencarian cara untuk mengurangi biaya melalui
penggunaan jasa perusahaan pelayanan komputer untuk menangani tugas
pemrosesan data.

3) Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya atau


menambah nilai
Pada tahap ini, perusahaan menentukan sifat keunggulan kompetitif
potensial (strategi biaya rendah atau diferensiasi produk). Selanjutnya dilakukan
identifikasi peluang akan nilai tambah perusahaan di mata pelanggan. Melalui
analisis nilai, perusahaan dapat mengembangkan daftar komponen dan
mengidentifikasi fungsi produk. Melalui aktivitas ini maka dapat diidentifikasi
komponen dan fungsi mana dari produk yang dibutuhkan untuk memuaskan
pelanggan dan biaya apa saja yang muncul akibat komponen dan fungsi produk
tersebut. Selanjutnya dilakukan perincian biaya fungsional. Melalui aktivitas ini
dapat diestimasi biaya yang dikeluarkan.

Page 4 of 9
Manajemen Keuangan Brawijaya University 2016

Disain

Aliran
Pengembangan
Perolehan Bahan
Produk

Pemanufakturan,Perakitan,
Pengujian, Pengemasan

Penggudangan,
Distribusi

Penjualan Eceran

Pelayanan
Pelanggan

Gambar 1. Rekayasa Nilai pada Industri Manufaktur

Target Costing dan Kaizen Costing

Kaizen berarti perbaikan secara terus menerus dan mencari cara baru untuk
menurunkan biaya dalam proses pemanufakturan produk dengan desain dan
fungsionalitas yang ada. Kaizen costing terjadi pada tahap pengolahan, sehingga
dampak rekayasa nilai dan desain langung terasa peran penurunan biaya pada tahap
ini untuk mengembangkan metode pemanufakturan baru dan untuk menggunakan
teknik-teknis manajemen baru seperti pengendalian operasional, manajemen kualitas
total dan teori kendala.

5. PRAKTEK PENERAPAN TARGET COSTING

Target costingtelah digunakan oleh sedikitnya 800 perusahaan di Jepang yang


bergerak dalam perakitan (Kroll, 1997). Perusahaan kamera Olympus dalam
menetapkan harga jualnya ternyata tidak hanya menggunakan harga pesaing namun
mereka juga menggunakan produk lain untuk melakukan set up harga misalnya produk
compact disc (CD) maupun barang elektronik lainnya. Topcon, perusahaan yang
dikenal unggul pada alat survey tanah dan pemetaannya, menggunakan harga
berdasarkan produk milik competitor dalam penerapan target costing. Sementara itu,
Nissan dalam menentukan target profit di masa depan mempertimbangkan informasi
mengenai pelanggan bauran produk (Cooper, 1994 dalam Evaraeret, 2006).
Perusahaan-perusahaan ini berhasil menerapkan target costing berdasarkan ciri khas
Page 5 of 9
Manajemen Keuangan Brawijaya University 2016
perusahaan mereka masing-masing. Mereka menemukan bahwa keefektifan target
costing adalah pada disiplin.

Daimler Benz menggunakan target costing pada tahun 1990an ketika


mengembangkan mobil sportnya. Perusahaan melakukan wawancara dan analisis pasar
dalam menentukan harga jualnya. Perusahaan menentukan return per mobil
berdasarkan harga jual yang ditargetkan dikurangi dengan target cost. Sebagai bagian
dari target costing, perusahaan menggunakan benchmarking dalam prosesnya untuk
meningkatkan performa mobilnya. Tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan
produktivitas, kompetisi, dan kualitas serta penurunan biaya produksi (Albright and
Lam, 2006).

6. APLIKASI TARGET COSTING PADA PERUSAHAAN

Berikut disajikan contoh hasil penelitian mengenai penggunaan target costing


pada usaha kecil agroindustri pembuatan eggroll.Strategi bisnis yang digunakan oleh
perusahaan adalah product differentiation, yaitu dengan cara memproduksi produknya
secara unik, kualitas yang superior, dan fitur desain kemasan yang menarik
konsumen. Strategi ini digunakan agar dapat bersaing dengan produk-produk
sejenis.Strategi ini membuat adanya pembengkakan biaya produk di perusahaan
sehingga diperlukan metode target costing untuk mengurangi biaya.

Langkah-langkah target costing adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan target price per unit


Harga yang diperoleh dalam survei pasar diidentifikasi berdasarkan harga yang
ditetapkan oleh perusahaan yang memproduksi produk sejenis. Untuk produk
egroll, perusahaan lain menawarkan produknya dengan kisaran harga Rp
10.000,- sampai Rp 20.000,-. Maka perusahaan harus menetapkan harganya
tidak lebih dari Rp 20.000,-, misalnya ditetapkan Rp 15.000,-.

2. Menentukan target cost per unit dan target cost secara total

 Sebelum menentukan target cost, maka perusahaan harus terlebih dahulu


target profit yang diinginkan.
Target profit yang diinginkan oleh perusahaan telah disesuaikan dengan
kondisi pasar yang ada. Perusahaan menetapkan tingkat laba yang diinginkan
sebesar 7,5% dari target price.

Target cost = % laba yang diinginkan x target price

 Target cost per unit dihitung dengan cara menghitung selisih antara target
price per unit dan target profit per unit.

Target cost per unit = target price - target profit per unit

Page 6 of 9
Manajemen Keuangan Brawijaya University 2016
Dimana
Target price : harga jual produk yang diterima oleh konsumen
Target profit : tingkat laba yang diinginkan perusahaan

Besarnya target cost per unit adalah :


Target price per unit = Rp 15.000,-
Target profit per unit (7,5% x Rp.15.000,00) = Rp 1.125,- _
Target cost per unit = Rp 13.875,-

Total target cost dihitung dengan cara mengalikan target cost per unit dengan
total unit penjualan

Target cost per unit = target price - target profit per unit

Total target cost = Rp 13.875,- x 6240 unit


= Rp 86.580.000,-

Agar tingkat laba yang diinginkan tercapai, maka total biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi eggroll harus kurang dari atau sama dengan target cost,
yaitu sebesar Rp 13.875,- per unit atau sebesar total target cost, yaitu Rp
86.580.000,-.

3. Membandingkan total target cost dengan currently feasible total cost / drifting
cost untuk mengukur target pengurangan biaya

Tabel Driting Cost Produk Eggroll


Keterangan Total Biaya
1. Biaya Produksi 82.860.700
2. Biaya non produksi 4.961.500
Total Biaya 87.822.200

Drifting cost adalah penjumlahan biaya bahanbaku, biaya proses, dan biaya
lain-lain yang diperkirakanakan terjadi untuk memproduksi produk yang
bersangkutan.Drifting cost merupakan biaya yang diestimasi berdasarkanbiaya
produk yang sedang berjalan. Untuk menghitungbiaya estimasi ini, harus
dihitung pula semua biaya yang akan dikeluarkan untuk produk tersebut, baik
biaya produksimaupun biaya non produksi.

Berdasarkan Tabel maka besarnya drifting costadalah sebesar


Rp.87.822.200,00 dengan jumlah produksi tahun 2011 sebanyak 6240 kardus.
Besarnya drifting cost per unit :

Rp 87.822.200,−
Drifting cost per unit =
6240 unit
= Rp 14.074,07

Page 7 of 9
Manajemen Keuangan Brawijaya University 2016
Setelah menghitung drifting cost, maka perusahaan dapat
mengetahui besarnya target pengurangan biaya yang harus dicapai
perusahaan untuk mendapatkan laba yang diinginkan. Target
pengurangan biaya dapat dihitung dengan cara :

Total drifting cost (currently feasible cost) = Rp 87.822.200,-


Total target cost = Rp 86.580.000,- _
Total pengurangan biaya = Rp1.242.200,-

Dengan demikian, untuk mencapai target profit atau laba yang diinginkan,
maka dalam memproduksi sejumlah 6.240 unit produk, perusahaan perlu
mengurangi biaya sebesar Rp.1.242.200,- atau Rp 199,08 rupiah per unit.

4. Medesain ulang atau secara bersamaan mendesain dan memroses produk


untuk mencapai target pengurangan biaya

Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa drifting cost ternyata lebih besar
daripada target cost. Untuk mendapat laba yang diinginkan, maka
perusahaan perlu menekan drifting cost agar sama atau bahkan lebih rendah
dari target cost. Cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
melakukan value engineering dengan tujuan untukr menekan biaya dengan
tetap mempertahankan kualitas produk.Value engineeringuntuk menekan
biaya dapat dilakukan oleh perusahaan pada disain kemasan, fitur produk, dan
biaya pemasaran.

Page 8 of 9
Manajemen Keuangan Brawijaya University 2016

REFERENSI
Albright dan Lam 2006. Managerial Accounting and Continuous Improvement Initiatives:
A Retrospective and Framework.Journal of Managerial Issues vol XVIII number 2
Summer page 157
Blocher et al. 2001. Manajemen Biaya dengan Tekanan Stratejik. Terjemahan. Salemba
Empat, Jakarta.
Everaert, Patricia; Stijn Loosveld; Tom Van Acker, Marijke Schollier and Gerrit Sarens.
2006. Characteristics of target costing: theoretical and field study
perspectives. Qualitative Research in Accounting & Management, Vol. 3 (3), page
236-263.
Iskandar, F. A. 2013. Skripsi : Analisis Penerapan Metode Target Costing dalam
Peningkatan Laba Produk pada Industri Makanan Ringan Katrina Eggroll. FEB
UKSW.
Kroll, KM. 1997. On target, Improving Profitability Through Target Coting. Industry
Week, Vol. 246 (11) page 14.

PROPAGASI
TUGAS KELOMPOK
1. Jelaskan definisi target costing dan manfaat penggunaannya dalam
agroindustri!
2. Cari dan review hasil penelitian yang berkaitan dengan penggunaan target
costing pada usaha pertanian atau agroindustri!

Page 9 of 9

You might also like