Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 31

09/04/2015

dr. Ringgo Alfarisi, M.Kes

Departemen Fisiologi
Universitas Malahayati
Bandar Lampung

Pendahuluan

Anak

Remaja

Dewasa

Lansia ( > 60
tahun )

1
09/04/2015

Pendahuluan
 Organ sensorik penglihatan, pendengaran,
pengecap, peraba, dan penghidu
memungkinkan kita berkomunikasi dengan
lingkungan.

Penurunan Fungsi Sensorik pada


Geriatri
 Penglihatan
 Pendengaran
 Pengecap
 Peraba
 Penghidu

2
09/04/2015

Faktor yang mempengaruhi

Usia Lingkungan Penyakit

Fungsi sensorik

Penglihatan dan
Pendengaran

(DSIE) DUAL SENSORY


IMPAIRMENT IN ELDERY

3
09/04/2015

 Changes in vision and hearing are


particularly important because they can
affect the person’s ability to function in
the physical environment and may lead
to isolation (Vicky 2005)

Fungsi Penglihatan pada Geriatri

4
09/04/2015

Normal age-related changes in


vision include:
 Decrease in sharpness of vision (visual
acuity)
 Decrease in the ability to focus on objects
at different distances
 Decrease in ability to discriminate between
certain colors
 Decrease in ability to function in low light
levels and adapt to dark
 Decrease in ability to adapt to glare
 Decrease in ability to judge distances

Prevalensi Penurunan Fungsi Penglihatan


pada Lansia  Gangguan Fungsi Sehari
– hari :
 20% (60 – 74 tahun)
 40% (75 – 89 tahun)
 70% ( > 90 tahun)

5
09/04/2015

Penurunan fungsi visual bukan


hanya pada aktivitas membaca.
 Persons with vision loss may experience
problems with mobility, poor orientation,
and frightening visual impressions that
resemble hallucinations.
 They often feel more vulnerable to danger
and crime.

(Schmall 2005)

World Center for Health Statistics


 Vision impairment is strongly associated
with greater difficulty in performing daily
activities such as walking, getting
outside, and transferring in and out of a
bed or chair.
 Poor vision also increases the likelihood
of falling.

6
09/04/2015

Visual in Eldery

Ability to focus

Acuity Color
discrimination

Light levels Glare

Visual in Eldery
Acuity Ability to focus

Lensa &
Kemampuan
Akomodasi.

7
09/04/2015

Visual in Eldery

Light levels Glare Color


discrimination

Pupil, Sel
Kerucut dan
Batang

Acuity
 Kemampuan untuk melihat jelas 
berkurang.

8
09/04/2015

Ability to focus
 With age, the lens of the eye becomes
less flexible, gradually losing its focusing
ability.
 This condition, called presbyopia
presbyopia,
usually occurs in the 40s, and results in
difficulty reading fine print and seeing
nearby objects clearly.

Color discrimination
 An older person may not be able to
discriminate between blues, greens, and
violets.
 For example, one 80-year-old woman
could not see the blue flowers in a
bouquet because the blue blended into
the green leaves.

9
09/04/2015

Light levels
 As we age, the pupils of our eyes
become less adaptable to changes in
light.
 An older person entering or leaving a
darkened room needs more time than a
younger person to adjust to changes in
light levels.
 Abrupt changes in lighting can be
hazardous and cause falls or other
accidents.

Glare
 Reading a magazine with shiny pages
can be difficult.
 Decreasing rod and cone cell.
 Many older people have difficulty driving
at night because they experience
momentary blindness from the glare of
oncoming traffic.

10
09/04/2015

Kelainan visual yang berkaitan


dengan proses penuaan
Presbiopi
Katarak senilis

Berbeda dg penyakit
patologis berprevalensi
tinggi pada lansia. What
is the example?

PRESBYOPIA
 Punctum proximum dan remotum
mengalami kelainan.

 Mulai pada umur 40 thn.

 Gangguan akomodasi pada usia lanjut :

 kelemahan otot akomodasi.

 Kurangnya elastisitas lensa.

11
09/04/2015

Akibatnya:
 Bila melihat benda pada jarak jauh,
bayangan yang dibentuk lensa mata
jatuh di depan retina.

 Bila melihat benda pada jarak dekat,


bayangan yang dibentuk lensa mata
jatuh di belakang retina.

 Mata presbiopi dapat ditolong dengan


kacamata berlensa rangkap

Round Top

12
09/04/2015

CATARACT
 Defenisi :
Kekeruhan lensa karena coagulasi
protein yang irreversibel.

Ada berapa jenis katarak?

Cataract Senilis

- Merupakan proses degeneratif


- Mulai timbul pada usia >40 thn
- Prevalensi sangat tinggi pada usia >60 tahun
- Mempunyai 4 stadium :
1. Stadium Insipien
2. Stadium Immature
3. Stadium Mature
4. Stadium Hypermature
- Terbanyak dijumpai

13
09/04/2015

Gejala-gejala pada cataract :

- Adanya perubahan refraksi (bila


sebelumnya memakai kacamata)
- Visus yang berangsur-angsur
menurun
- kesulitan membaca karena visus
menurun
- kesulitan melihat pada cahaya terang
- silau
- halo

Cataract senilis stadium insipien


- Belum menimbulkan gangguan visus
- Kekeruhan pada bagian perifer berupa
baji/roda pedati (spoke of wheel)

14
09/04/2015

Cataract senilis stadium immature

- Kekeruhan sudah meluas, tapi belum


mengenai seluruh lensa
- Reflex fundus (+)
- Dapat terjadi intumesensi (lensa
membengkak karena imbibisi air) =>
yang dapat menimbulkan komplikasi
glaucoma (Phacomorphic Glaucoma) 10
– 20 %

Cataract Senilis Stadium mature


- Lensa telah menjadi keruh seluruhnya
- Shadow test (-)
- Reflex fundus (-)

15
09/04/2015

Cataract Senilis Stadium hypermature


- Cortex lensa telah mencair, sehingga lensa
turun karena daya beratnya =>
- Tampak nucleus berbayang ½ lingkaran di
bagian bawah
- Capsul lensa juga rusak => lebih permeable
- Isi cortex yang cair => keluar => lensa kempis
- Berkerut => dibawahnya terdapat nucleus
disebut cataract morgagni
- Iris menjadi tremulans (iridodonesis), C.O.A
dalam

16
09/04/2015

Pengobatan:

Operasi

17
09/04/2015

Low vision aids

 When sight can’t be restored, low vision


devices can help a person use remaining
vision more effectively.
 Low vision aids include a variety of optical
devices such as simple magnifying lenses,
light-filtering lenses, telescopic lenses for
distance vision

How to help someone who has


loss of vision
 Use color contrast
 Use coding schemes
 Control glare in home
 Increase light levels
 Give the person time
 Provide materials with larger print
 Encourage regular eye examinations
 Obtain low-vision aids

(National Center for Vision and Aging US)

18
09/04/2015

Other things
 Nutrisi yang baik (mengandung vitamin
A, C, dan E)  lansia  membantu
memperlambat kemunduran fungsi
penglihatan.
 Istirahat cukup
 Jangan melakukan aktivitas berlebihan

(Yosef Purwoko,dr, SpPD 2007)

Fungsi pendengaran pada Lansia

19
09/04/2015

 A hearing loss is potentially the most


serious of the sensory impairments
because it is our “social sense.”
 Unlike poor vision, hearing loss rarely
inspires empathy and understanding.

Helen Keller
“Silence is golden. But the silence that
comes from a hearing loss can make for
loneliness.”

20
09/04/2015

Types of hearing loss


 Conductive loss
 Sensorineural loss

 Tuli Hantaran  disebabkan oleh


gangguan mekanisme telinga tengah
untuk menghantarkan suara ke koklea

 Tuli Syaraf Tuli yang disebabkan oleh


gangguan koklea atau saraf pendengaran

21
09/04/2015

Presbycusis
 The sensorineural hearing loss
associated with aging is called
presbycusis.
presbycusis

Definisi
 Presbiakusis merupakan degenerasi
fungsi pendengaran sensori-neural yang
progresif, bilateral, dan simetris yang
disebabkan degenerasi sel rambut pada
koklea dan jaras sistem pendengaran
akibat efek kumulatif penuaan.

22
09/04/2015

Epidemiologi

 30-35% pada populasi berusia 65-75


tahun
 dan 40-50% pada populasi diatas 75
tahun.
 Prevalensi pada laki-laki sedikit lebih
tinggi daripada wanita. (Why ?  belum
diketahui dengan pasti)

Manifestasi klinis

 Suara orang terdengar kurang jelas


(mumbled atau slurred) terutama jika
keadaan sekitar berisik
 Sulit mendengar bunyi dengan nada tinggi.
 Penderita terkadang merasa beberapa
suara terdengar sangat keras atau
mengganggu

23
09/04/2015

Patofisiologi
Perubahan histologis

sistem auditori

sel rambut koklea korteks auditori

 Lokasi perubahan tersebut berhubungan


dengan variasi manifestasi klinis yang
ditemukan

Gacek dan Schuck


Schucknecht mengidentifikasi 4 situs
perubahan histologis pada koklea akibat
penuaan dan membagi presbiaskusis sebagai
berikut:

 Presbiakusis sensoris
 Presbiakusis neural
 Presbiakusis metabolik
 Presbiakusis mekanis

24
09/04/2015

Presbiakusis sensoris
 Disebabkan degenerasi sel rambut dan
sel penunjang pada organ corti.
 Bermula pada basal koklea dan secara
perlahan bergerak ke arah apeks,
menyebabkan gangguan pendengaran
terutama nada tinggi.
 Keadaan presbiakusis sensoris tidak
mengganggu diskriminasi suara (speech
discrimination).

Presbiakusis neural
 Disebabkan atrofi sel saraf pada koklea dan
jaras sensoris pusat (central neural pahway).
 Seseorang kehilangan sejumlah neuron setiap
tahunnya sejak dilahirkan, namun penurunan
pendengaran baru dirasakan setelah lebih dari
90% neuron rusak, pada umumnya pada usia
lanjut.
 Neuron yang tersisa mengutamakan
mendengar daripada mendiskriminasi suara,
menyebabkan penderita mengalami gangguan
diskriminasi suara (speech discrimination)

Schucknecht 2000

25
09/04/2015

Presbiakusis metabolik
 Disebabkan arofi stria vascularis yang
pada keadaan normal berfungsi
mempertahankan keseimbangan kimia,
bioelektrik, dan metabolik dari koklea.
 Karena gangguan mempengaruhi seluruh
koklea, gangguan pendengaran terjadi
secara proporsional.
 Keadaan ini tidak mempengaruhi
diskriminasi suara.

Presbiakusis mekanis
 Disebabkan penebalan dan kekakuan
membrane basilaris koklea.
 Keadaan ini terjadi lebih parah pada
bagian basal dimana membrane basilar
lebih sempit.
 Keadaan ini menyebabkan penurunan
fungsi pendengaran terutama nada
tinggi tanpa mempengaruhi diskriminasi
suara pada keadaan lingkungan normal

26
09/04/2015

 Perkembangan presbiakusis biasanya


simultan pada beberapa situs.

Diagnosis

Anamnesa
dan Penunjang
pemeriksaan audiometri
fisik

27
09/04/2015

Tatalaksana
Presbiakusis merupakan penyakit yang
sampai sekarang belum dapat
disembuhkan, namun beberapa cara untuk
mengurangi efek dari penyakit pada
kehidupan penderita seperti:
 penggunaan alat bantu pendengaran
khusus,
 melatih membaca bibir (lip reading),
atau

Implant koklea

Gbr1.
Komponen Luar : Microphone, Speech
Processor, Transmitter

Gbr2.
Komponen Dalam : Receiver, elektrode

28
09/04/2015

Cara Kerja
Impuls suara mikrofon,
speech processor 
informasi suara  kode
suara  transmitter 
dipancarkan melalui kabel
 menembus kulit 
receiver  berubah
menjadi sinyal listrik 
diteruskan menuju
elektroda - elektroda yang
sesuai di dalam koklea
merangsang serabut -
serabut saraf  ke otak

Dalam menghadapi pasien lansia:

berhadapan ketika berbicara,

bicara sedikit lebih keras

merefleksi atau meresume


kalimat yang agak panjang

berbicara dengan tempo agak lambat

29
09/04/2015

Prognosis

tidak dapat disembuhkan

dapat diperlambat

faktor resiko

Screeneing (Hearing Loss Questioner)


 Do you turn up the television (radio, stereo) so loud that others
complain?
 Do you complain that other people mumble or don’t speak
clearly?
 Do you frequently ask speakers to repeat what they said?
 Do you have difficulty hearing high-pitched sounds (e.g.
women’s and children’s voices, telephone dial tones, high notes
of a violin, dripping of a faucet, ticking of a watch)?
 Do you habitually turn your head to one side while listening?
 Do you frequently misunderstand what is said?
 Do you have trouble hearing in group situations?
 Do you find it difficult to locate the source of sounds?
 Do you give inappropriate answers to questions?
 Do you find it difficult to distinguish words?
 Do you have to look at people directly as they talk before you
can understand them?
 Do you experience ringing in the ears or other head noises?

Positif jika minimal 6 item di jawab ya

30
09/04/2015

Kesimpulan
 Penurunan fungsi sensorik pada lansia
terjadi secara fisiologis.
 Sejauh ini ditemukan cara untuk menunda
dan memperlambat keparahan, bukan
menyembuhkan.
 Penurunan fungsi sensorik menurunkan
kemampuan lansia baik dalam hal fisik
maupun mental
 Kontrol secara rutin di anjurkan bagi lansia.

“TERIMA KASIH”

Sumber Bacaan : Guyton, Silverthorn, Lalwani AK (NEJM 2002)


renewed 2010, Sanders,D.R,: The Lens, Physiology www.nejm.com,
jp.physoc.org

31

You might also like