Professional Documents
Culture Documents
Contoh Laporan Konsultan Pengawas
Contoh Laporan Konsultan Pengawas
Abstract: Every year, the committing officer, then called as PPK, as the manager of the owner
construction project in the local government and its team often handles more than 50 (fifty) con-
struction projects termed “multi construction projects”. This study aims to identify the design
needs of monitoring and controlling multi-construction projects system in the local government in
order to be developed as a reference needs of monitoring and controlling system software. This
study began by identifying the needs of PPK and stakeholders through interviews related to the
system software that will be developed. The interview results were then grouped and described as
“customer requirement attributes” and then made the “importance” level values of those attributes
as a questionnaire. The quality result concluded that all customer requirements attributes were
considered important with the total score range at 123–171 from the “importance” standard score
is 105. Then a functional requirement was made for each customer requirement and analyzed using
a method adopted from house of quality (HoQ) with final results are; the highest percentage from
36 (thirty six) of the relative importance weight from functional requirements is 6.42 percent and
the lowest is 1.24 percent with 5 (five) highest sequences are 4.78 percent-6.42 percent.
Keywords: project management, control system design, multi construction projects, PPK/project
manager owner, house of quality (HoQ)
115 115
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 2, December 2017
Menurut Gray & Larson (2011) evaluasi pulan data, pelaporan kemajuan biaya, jadwal,
dan kontrol adalah bagian dari pekerjaan setiap dan spesifikasi aktual di lapangan tidak diperoleh
manajer proyek. Jika dilihat dari scope yang manfaatnya secara maksimal oleh PPK.
begitu luas berupa pengendalian multi proyek Masalah lain yang dihadapi oleh PPK dalam
dengan waktu yang terbatas satu tahun anggaran menangani multi proyek ini antara lain: perbe-
berjalan, tentulah sangat berat bagi PPK dalam daan waktu (time schedule) pada setiap paket
melaksanakan tugasnya sebagai manajer proyek pekerjaan sehingga pemetaan schedule masing-
owner untuk melakukan monitoring dan pengen- masing kegiatan proyek sering tak terpantau,
dalian proyek di atas. Gray & Larson (2011) titik lokasi proyek menyebar, dan dimungkinkan
juga menyampaikan bahwa untuk kontrol yang terletak pada lokasi yang terpencil seperti Pulau
efektif, manajer proyek perlu suatu sistem infor- Bawean sehingga sulit untuk memonitor perkem-
masi tunggal untuk mengumpulkan data dan bangan schedule performance kontraktor dengan
melaporkan kemajuan biaya, jadwal, dan spesi- cepat pada masing-masing paket kegiatan proyek
fikasi. sehingga antisipasi solusi atas hambatan proyek
Pada studi kasus di Dinas Pekerjaan Umum terlambat dilakukan, serta terpenuhinya kualitas
Kabupaten Gresik, salah satu PPK pada bidang mutu konstruksi pada setiap pekerjaan proyek
Tata Bangunan dan Pengawasan mencoba mem- konstruksi sesuai kontrak pada masing-masing
bangun sistem monitoring proyek yang dinama- proyek.
kan “Simpro” pada tahun 2015 dan pertama Berdasarkan gambaran di atas maka perlu
diaplikasikan pada tahun 2016 dengan harapan dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan soft-
aplikasi tersebut digunakan sebagai alat moni- ware sistem monitoring dan pengendalian berupa
toring bagi PPK pada proyek multi konstruksi respons teknis (functional requirements) yang
yang ditanganinya. Dari pengamatan peneliti sesuai dengan harapan PPK dan tim owner untuk
ternyata Simpro yang telah dibangun kurang dapat dikembangkan menjadi prototype pengem-
maksimal dimanfaatkan karena ternyata banyak bangan sistem monitoring tahap desain sistem.
kebutuhan stakeholder yang tidak terakomodasi
oleh Simpro. Saat ini PPK menggunakan cara
lain untuk memonitor perkembangan proyek- KERANGKA TEORETIS
proyeknya melalui media WhatsApp, dan cara Kerangka teori di bawah ini menunjukkan
manual yang tidak terorganisasi dan terstruktur. beberapa teori yang terkait dengan sistem infor-
Media WhatsApp hanya dipakai untuk informasi masi manajemen proyek sebagai dasar rujukan
yang sebatas foto-foto aktual, peringatan-peri- kebutuhan teknis desain sistem monitoring dan
ngatan sementara, dan informasi lain yang ber- pengendalian multi proyek konstruksi yang akan
sifat umum. Sedangkan cara manual yang dimak- dikembangkan.
sud adalah PPK melakukan monitoring proyek
dengan menanyakan perkembangan proyek se-
Sistem Informasi Manajemen Proyek
cara langsung kepada para stakeholder terkait
seperti pejabat pelaksana teknis kegiatan, staf Keberhasilan pengelolaan proyek salah sa-
koordinator proyek, konsultan pengawas dan tunya ditentukan oleh tersedianya informasi yang
kontraktor. Monitoring dan kontrol yang efektif dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk mem-
yang di harapan dari Simpro seperti pengum- buat keputusan. Keputusan yang tepat dipenga-
116
Agus Siswanto & Imam Baihaqi, Identifikasi Kebutuhan Sistem Monitoring dan Pengendalian Multi-Proyek Konstruksi
dengan Metode House of Quality
ruhi tersedia tidaknya informasi yang akurat, Biasanya, laporan kemajuan proyek diran-
tepat waktu, dan lengkap mengenai jadwal, cang dan dikomunikasikan secara tertulis atau
biaya, dan performansi. Untuk itu perlu suatu bentuk lisan. Secara umum, progress report
sistem yang mampu menyediakan kebutuhan mengikuti hal-hal berikut.
informasinya (Santosa, 2009). 1. Progress sejak laporan terakhir.
Secara umum, sistem informasi manajemen 2. Status proyek saat ini: jadwal (schedule),
proyek diharapkan mampu sebagai berikut. biaya (cost), dan lingkup (scope).
1. Menyediakan informasi yang perlu untuk me- 3. Cumulative trends.
lakukan perencanaan, pengendalian dan ring- 4. Masalah dan isu-isu sejak laporan terakhir:
kasan-ringkasan dokumen. tindakan dan solusi masalah lebih awal, per-
2. Memisahkan data dari system informasi kom- ubahan pekerjaan baru, dan identifikasi masa-
puter yang lain ke dalam database proyek. lah.
3. Mengintegrasikan pekerjaan, biaya, tenaga 5. Rencana tindakan korektif.
kerja, dan informasi jadwal untuk menghasil-
kan perencanaan, pengendalian dan laporan Mengingat struktur sistem informasi dan
ringkas untuk manajer proyek, orang-orang sifat output-nya, kita dapat menggunakan sistem
fungsional dan pihak manajemen yang lebih untuk tampilan interface dan memfasilitasi pro-
tinggi. ses pengendalian proyek. Tampilan interface ini
harus relevan dan simpel jika menginginkan
kontrol yang efektif.
Struktur Sistem Informasi Monitoring Proyek
Menurut Gray & Larson (2011), sebuah
Evaluasi Kemajuan Pekerjaan dan Pengukuran
sistem monitoring proyek melibatkan peman-
Kinerja
tauan sebagai berikut.
1. Data yang harus dikumpulkan meliputi: sta- Menurut (Gray & Larson, 2011) evaluasi
tus proyek (jadwal dan biaya), sisa biaya dan kontrol adalah bagian dari pekerjaan setiap
yang diperlukan untuk penyelesaian proyek, manajer proyek. Kontrol dengan “sering in-
tanggal proyek akan selesai, potensi masalah speksi” dan/atau “keterlibatan” dapat mengatasi
yang harus ditangani, kegiatan out-of-control masalah lebih detail dalam proyek-proyek kecil.
yang memerlukan intervensi, cost and/or Tapi proyek-proyek besar membutuhkan bebe-
schedule overruns dan alasan penyebabnya, rapa bentuk kontrol formal. Kontrol oleh orang
serta prediksi waktu overrun untuk menyele- yang bertanggung jawab, mencegah masalah kecil
saikan proyek. untuk kemudian menjadi masalah besar, dan
2. Pengumpulan data dan analisisnya meliputi: terus fokus.
siapa yang bertugas mengumpulkan data pro- Kontrol adalah salah satu hal yang sering
yek, bagaimana data dikumpulkan, kapan data diabaikan dari manajemen proyek. Sayangnya,
dikumpulkan, siapa yang akan mengompilasi tidak jarang untuk menemukan resistensi untuk
dan menganalisis data. mengontrol proses. Pada intinya, mereka yang
3. Laporan dan pelaporan meliputi: siapa yang meminimalkan pentingnya kontrol melewatkan
menerima laporan, bagaimana laporan di- kesempatan besar untuk menjadi manajer yang
transmisikan, kapan laporan didistribusikan. efektif dan memungkinkan organisasi untuk men-
117
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 2, December 2017
118
Agus Siswanto & Imam Baihaqi, Identifikasi Kebutuhan Sistem Monitoring dan Pengendalian Multi-Proyek Konstruksi
dengan Metode House of Quality
119
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 2, December 2017
triks korelasi teknis, dan prioritas/tolok ukur kukan wawancara kepada 30 (tiga puluh) respon-
dan target teknis bagian. den yaitu PPK dan stakeholder yang terlibat
seperti yang diuraikan di bawah ini.
1. PA (pengguna anggaran) yang merupakan atas-
METODE PENELITIAN an langsung dari PPK dan menguasai pekerjaan
Kerangka Penelitian di bidang konstruksi pekerjaan umum.
2. PPK, di mana PPK dapat mampu menggam-
Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu
barkan keinginan seorang project manajer
mengidentifikasi kebutuhan sistem monitoring
owner pada fase monitoring dan pengendalian
dan pengendalian multi proyek konstruksi yang
multi proyek di Dinas Pekerjaan Umum Ka-
akan didesain, peneliti mengumpulkan data
bupaten Gresik.
keinginan/kebutuhan melalui wawancara kepada
3. PPTK (pejabat pelaksana teknis kegiatan), di
30 (tiga puluh) responden antara lain PPK dan
mana PPTK merupakan bawahan langsung
stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan
dari PPK dan dianggap sebagai wakil in house
proyek konstruksi di Kabupaten Gresik. Menu-
PPK.
rut Alwi (2015) yang mengutip Roscoe (1975)
4. Staf teknis, di mana staf teknis yang merupa-
menyatakan bahwa ukuran sampel lebih dari 30
kan kepanjangan tangan monitoring dan pe-
dan kurang dari 500 adalah tepat untuk keba-
ngendalian lapangan dari PPTK yang bersen-
nyakan penelitian. Kemudian dari hasil wawan-
tuhan langsung dengan penyedia baik di la-
cara tersebut dikelompokkan atau diklasifikasi-
pangan maupun proses administratif, sehingga
kan atas pendapat/masukan yang sama atau se-
dapat memberikan masukan kebutuhan sistem
jenis yang disebut peneliti sebagai atribut keingin-
monitoring dan pengendalian konstruksi yang
an/kebutuhan (customer requirements). Dari
akan dibangun.
hasil atribut tersebut kemudian peneliti menye-
5. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor), di mana
barkan kuesioner kepada PPK dan timnya untuk
kontraktor yang akan diwawancarai mencer-
mendapatkan score dari masing-masing hasil atri-
minkan kualifikasi kontraktor kecil (pekerjaan
but customer requirements yang kemungkinan
konstruksi di bawah 2,5 miliar) dan kualifikasi
bersamaan atau secara parallel akan dibuatkan
kontraktor non-kecil (pekerjaan konstruksi
respons teknis (functional requirements) terha-
di atas 2,5 miliar). Personel yang diwawan-
dap atribut-atribut tersebut. Selanjutnya dilaku-
carai adalah manajer proyek kontraktor atau
kan analisis dengan mengadopsi kajian house of
pelaksana proyek.
quality (HoQ). Dari analisis tersebut akan dida-
6. Penyedia jasa konsultasi pengawasan konstruk-
patkan respons teknis yang merupakan hasil
si, di mana konsultan pengawas yang akan
identifikasi kebutuhan desain sistem monitoring
diwawancarai mempunyai pengalaman penga-
dan pengendalian multi proyek konstruksi.
wasan atas pekerjaan konstruksi pada kon-
traktor kecil dan atau non-kecil. Personel
Wawancara Responden dan Scoring yang diwawancarai adalah tim leader atau
tenaga ahli konsultan pengawas.
Untuk mengidentifikasi kebutuhan/keingin-
an stakeholder akan sistem monitoring dan pe- Penentuan score atribut customer require-
ngendalian yang akan didesain, peneliti mela- ments yang dianggap penting dilakukan peneliti
120
Agus Siswanto & Imam Baihaqi, Identifikasi Kebutuhan Sistem Monitoring dan Pengendalian Multi-Proyek Konstruksi
dengan Metode House of Quality
melalui penyebaran kuesioner kepada unsur PPK langkah pemenuhan kebutuhan teknis sistem
dan timnya dengan pertimbangan bahwa moni- yang akan dibangun. Rangkaian penentuan cus-
toring dan pengendalian pada sistem yang akan tomer requirements dan functional requirements
dibangun adalah kepentingan besar dari unsur kemudian dianalisis menggunakan metode yang
ini. Sedangkan unsur kontraktor dan konsultan diadopsi dari house of quality (HoQ) untuk
pengawas dianggap sebagai objek dari pelaksa- mendapatkan identifikasi kebutuhan sistem mo-
naan monitoring dan pengendalian itu sendiri. nitoring dan pengendalian multi proyek kon-
Hal ini dilakukan sebagai gambaran dan validasi struksi.
kebutuhan yang dianggap penting, seperti yang
disampaikan (Lam, 2015) bahwa diperlukan gam-
baran dan validasi kebutuhan pendekatan untuk Analisis House of Quality
menemukan kebutuhan desain yang paling pen- Menurut Tapke et al. (1997) dalam teknik
ting. Gambaran dan validasi tingkat “penting” analisis HoQ terdapat enam tahapan utama
atribut keinginan/kebutuhan dan scoring dapat yang akan dilakukan sebagai berikut.
dilihat pada Tabel 1 berikut. 1. Klasifikasi kebutuhan/keinginan
2. Menentukan kebutuhan/keinginan (customer
Tabel 1 Scoring Tingkat “Penting” requirements)
Pembobotan 3. Perencanaan matrix penentuan respons teknis
Klasifikasi (functional requirements)
(Score)
Sangat Penting Sekali (SPS) 5 Pada proses ini akan disusun matrix respons
Sangat Penting (SP) 4 teknis (functional requirements) yang akan
Penting (P) 3 digunakan sebagai proses analisis. Matrix
Kurang Penting (KP) 2 tersebut berbentuk seperti rumah.
Tidak Penting (TP) 1 4. Keterkaitan matrix
Pada proses ini dilakukan proses perhitungan
yang membandingkan antara keinginan stake-
Setelah dilakukan scoring maka akan dida- holder (customer requirements) dengan res-
patkan data relative weight dari masing-masing pons teknis (functional requirements). Selain
atribut customer requirements dengan cara mem- itu, hasil perhitungan matrix ini juga akan
bagi score customer requirements dengan total menunjukkan hubungan antar-desain func-
score (penjumlahan keseluruhan score atribut). tional requirements.
5. Teknis properti dan target
Pada proses ini dilakukan pencatatan terhadap
Respons Teknis (Functional Requirements) prioritas serta membandingkan nilai kompe-
Hasil dari atribut customer requirements titif dan tingkat kesulitan dalam pengembang-
yang dianggap penting, masing-masing dibuatkan an masing-masing kebutuhan.
respons teknis berdasarkan pertimbangan teori 6. Penentuan desain target dan benchmark
yang disampaikan pada kajian pustaka dan ide Pada proses ini dilakukan penentuan desain
peneliti berdasarkan pengalaman penanganan yang paling ideal dari proses analisis HoQ
monitoring dan pengendalian konstruksi sebagai yang telah dilaksanakan.
121
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 2, December 2017
122
Agus Siswanto & Imam Baihaqi, Identifikasi Kebutuhan Sistem Monitoring dan Pengendalian Multi-Proyek Konstruksi
dengan Metode House of Quality
Penentuan Customer Requirements dari total score adalah 123 maka dapat disimpul-
kan bahwa seluruh atribut tersebut merupakan
Setelah dilakukan klasifikasi terhadap kebu-
hal “penting” yang perlu dimasukkan sebagai
tuhan stakeholder, langkah selanjutnya adalah
atribut customer requirements untuk mengidenti-
melakukan validasi tingkat “Penting” dari cus-
fikasi kebutuhan sistem monitoring dan pengen-
tomer requirements tersebut melalui penyebaran
dalian multi proyek konstruksi.
kuesioner disertai penjelasan singkat kepada 41
(empat puluh satu) responden dari perwakilan
owner untuk menilai kualitas/tingkat “penting”
Penentuan Respons Teknis (Functional Require-
atribut customer requirements.
ments)
Dengan meninjau nilai tengah (P) pada
tingkat “penting” dari 35 atribut customer re- Setelah melihat tabulasi customer require-
quirements maka score tingkat penting “P” adalah ments, peneliti memutuskan menghilangkan tiga
3x35=105. Jika dilihat dari hasil score dan atribut karena dianggap telah memenuhi tujuan
urutan score pada Tabel 3 diketahui nilai terendah dari penelitian ini antara lain: “bisa dimanfaatkan
123
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 2, December 2017
124
Agus Siswanto & Imam Baihaqi, Identifikasi Kebutuhan Sistem Monitoring dan Pengendalian Multi-Proyek Konstruksi
dengan Metode House of Quality
untuk DPU keseluruhan, diakses dari mana saja, Hasil Analisis HouseofQuality (Hoq)
alat (tools) pengawasan yang efektif”. Ide respons
Pada proses ini dilakukan proses perhi-
teknis peneliti dapat dilihat pada Tabel 4. tungan dengan memberikan penilaian hubungan
125
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 2, December 2017
(relationship) antara atribut customer require- Pada hasil kesimpulan analisis software ini
ments dan atribut functional requirements. Hu- menunjukkan urutan tingkat “penting” dari res-
bungan antar-atribut yang kuat akan diberikan pons teknis/functional requirements yang dikemu-
nilai bobot 9 (sembilan), sedang diberikan nilai kakan oleh peneliti. Urutan tingkat penting
bobot tiga, dan lemah diberikan nilai bobot 1 atribut respons teknis tersebut merupakan hasil
(satu). identifikasi kebutuhan sistem monitoring dan
Langkah selanjutnya adalah memberikan pengendalian multi proyek konstruksi untuk
penilaian keterkaitan (correlations) antar atribut dapat dikembangkan sebagai acuan dalam pe-
functional requirements untuk ditentukan atribut ngembangan software sistem. Kesimpulan analisis
mana yang saling mendukung keterkaitannya HoQ dapat dilihat pada Tabel 7.
dan bahkan bisa jadi terdapat atribut respons
teknis yang menyebabkan menurunkan nilai
respons yang lain. Untuk atribut respons teknis KESIMPULAN & SARAN
yang saling mendukung akan diberikan tenda Kesimpulan
positif (+), sedangkan yang dapat menurunkan
Penelitian ini telah mendapatkan hal-hal
respons teknis yang lain akan diberikan tanda
sebagai berikut:
negatif (-). Pada langkah ini keterkaitan antar-
1. Didapatkan 35 atribut customer requirements
respons teknis tidak terdapat nilai negatif (-)
yang semuanya dianggap penting dengan score
maka tidak terdapat atribut yang menurunkan
tertinggi 171 dan score terendah 123.
nilai respons terhadap atribut lainnya. Langkah
2. Didapatkan bobot relative importance dari 36
analisis house of quality dilakukan oleh peneliti
(tiga puluh enam) functional requirements
dengan menggunakan software “Extended
tertinggi 6,42 persen dan terendah 1,24 persen
HOQ_Multi.xlt” (“QFD Online - Free House
dengan 5 (lima) bobot tertinggi adalah 4,78
of Quality (QFD) Templates for Excel,” n.d.).
persen sampai dengan 6,42 persen antara lain:
Hasil tabulasi penilaian hubungan antara cus-
privilege login system, Kurva “S”, isian tabulasi
tomer requirements dan functional requirements
excel volume mingguan terpasang (terinte-
dapat dilihat pada Tabel 5. Sedangkan hasil
grasi), validasi tenaga ahli kontraktor dan
korelasi antar-functional requirements dapat
konsultan pengawas, serta tools foto dan video.
dilihat pada Tabel 6.
126
Agus Siswanto & Imam Baihaqi, Identifikasi Kebutuhan Sistem Monitoring dan Pengendalian Multi-Proyek Konstruksi
dengan Metode House of Quality
127
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 2, December 2017
128
Agus Siswanto & Imam Baihaqi, Identifikasi Kebutuhan Sistem Monitoring dan Pengendalian Multi-Proyek Konstruksi
dengan Metode House of Quality
Relative
Max
Row Quality Characteristics Requirement Weight
Relationship
Number (a.k.a. "Functional Requirements" or "Hows") Weight (Relative
Value
Importance)
1 privilege login system 9 124.07 6.42%
129
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 2, December 2017
130
Agus Siswanto & Imam Baihaqi, Identifikasi Kebutuhan Sistem Monitoring dan Pengendalian Multi-Proyek Konstruksi
dengan Metode House of Quality
131
Accounting and Management Journal, Vol. 1, No. 2, December 2017
132