Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

PENGAWASAN LIMBAH INDUSTRI PERUSAHAAN KELAPA SAWIT

DI KABUPATEN PELALAWAN

Oleh :
Mulyani
Pembimbing :Drs. H. Ishak, M.Si

Jurusan Ilmu Pemerintahan


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km.12,5 Simpang Baru Pekanbaru, 28293
Phone / Fax : +62 (0)761 , 63277
Website : http://fisip. Unri. ac. Id

Abstract

Plantation sector, especially oil palm and rubber make a significant contribution
to the economy Palalawan, oil palm plantations are in all districts in Pelalawan with oil
palm acreage in 2014 was recorded 118,262.02 ha. However, oil palm companies also
have a negative impact on the environment if not properly supervised dikeola to the
maximum. One of the negative impact that the environmental pollution caused by waste
oil palm production. This study aims to determine the synergy describe supervision,
develop surveillance, discovered the concept of supervision of industrial waste in
Pelalawan.
This study uses qualitative research methods with descriptive research, which
can be interpreted as a problem-solving process was investigated by describing the
state of the research subjects were based on the facts that appear during the study were
then followed by the popularity of existing theories. Supervision conducted by the
Environment Agency on industrial waste in Pelalawan attached and bound, so there is a
schedule of visits and sanctions for violations. Besides monitoring can also be
administered by LSM and community to provide a better comparison of results again in
industrial waste management. However, the lack of synergy between the government
and society in monitoring industrial waste. Obstacles encountered in monitoring
industrial waste that internal factors (lack of personnel, facilities and infrastructure
support) and external factors that limited companies and testing laboratories wastes
very few in number.

Keywords: Implementation, Monitoring, Synergy, Industrial Waste

satu tugas dari Badan Lingkungan


PENDAHULUAN Hidup adalah melakukan pengawasan
1. Latar Belakang Masalah terhadap limbah industri yang berada di
Badan Lingkungan Hidup lingkungan pemerintah Kabupaten
Kabupaten Pelalawan merupakan salah Pelalawan.
satu lembaga yang memberikan Undang-Undang Republik
pelayanan, pengendalian, pengawasan, Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
dan penindakan atas pelanggaran. Salah Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 1


Lingkungan Hidup pada penjelasan poin ditimbulkan oleh limbah tergantung
(4) menyebutkan Ilmu pengetahuan dan pada jenis dan karakteristik limbah.
teknologi telah meningkatkan kualitas Pentingnya mengkaji
hidup dan mengubah gaya hidup pengawasan limbah industri ini
manusia. Pemakaian produk berbasis dikarenakan banyaknya kejadian
kimia telah meningkatkan produksi pencemaran lingkungan yang diduga
limbah bahan berbahaya dan beracun. berasal dari limbah industri yang
Hal itu menuntut dikembangkannya mengakibatkan rusaknya lingkungan
sistem pembuangan yang aman dengan yang berdampak pada kesehatan
risiko yang kecil bagi lingkungan hidup, masyarakat.
kesehatan, dan kelangsungan hidup Untuk melaksanakan
manusia serta makhluk hidup lain. Di pengawasan peran penting pemerintah,
samping menghasilkan produk yang masyarakat, dan perusahaan yang
bermanfaat bagi masyarakat, menghasilkan limbah sangat diperlukan
industrialisasi juga menimbulkan agar limbah industri tidak merusak
dampak, antara lain, dihasilkannya lingkungan dan dapat memberi dampak
limbah bahan berbahaya dan beracun, positif bagi kehidupan dan lingkungan.
yang apabila dibuang ke dalam media Tindakan pengawasan secara
lingkungan hidup dapat mengancam bersama akan memberi dampak yang
lingkungan hidup, kesehatan, dan sangat efektif dalam mengawasi limbah
kelangsungan hidup manusia serta industri yang akan mengakibatkan
makhluk hidup lain. pencemaran lingkungan. Dimana
Berdasarkan Peraturan pengawasan bersama bisa dilakukan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 dengan cara memberikan kesempatan
Tentang Pengelolaan Limbah Bahan kepada seluruh masyarakat untuk
Berbahaya dan Beracun dalam Pasal 1 menyampaikan informasi bila ada
disebutkan Limbah adalah sisa suatu temuan-temuan yang diduga adanya
usaha dan/atau kegiatan. Limbah Bahan pencemaran lingkungan akibat dari
Berbahaya dan Beracun yang limbah industri. Sedangkan dari
selanjutnya disebut Limbah B3 adalah perusahaan sendiri hendaknya secara
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang berkala dan berkesinambungan
mengandung B3. Bahan Berbahaya dan melakukan pengecekan terhadap limbah
Beracun yang selanjutnya disingkat B3 industri yang dihasilkan.
adalah zat, energi, dan/atau komponen Sektor perkebunan terutama
lain yang karena sifat, konsentrasi, kelapa sawit dan karet memberikan
dan/atau jumlahnya, baik secara kontribusi yang signifikan terhadap
langsung maupun tidak langsung, dapat perekonomian Kabupaten Pelalawan.
mencemarkan dan/atau merusak Perkebunan kelapa sawit diusahakan
lingkungan hidup, dan/atau hampir di semua kecamatan di
membahayakan lingkungan hidup, Kabupaten Pelalawan. Luas areal kelapa
kesehatan, serta kelangsungan hidup sawit tahun 2014 tercatat 118.262,02 ha.
manusia dan makhluk hidup lain. Berikut luas area dan hasil produksi
Dengan demikian, kehadiran perkebunan kelapa sawit di Kabupaten
limbah dapat berdampak negatif Pelalawan.
terhadap lingkungan terutama bagi Adapun gejala-gejala yang
kesehatan manusia, sehingga perlu terlihat dilapangan yakni:
dilakukan penanganan terhadap limbah. 1. Pengawasan langsung terhadap
Tingkat bahaya keracunan yang limbah industri dilakukan secara

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 2


berkala yakni 1 tahun sekali yang banyak. Akan tetapi setelah
untuk satu perusahaan dengan adanya perusahaan kelapa sawit
mendatangi secara langsung yang jarak lokasi pabrinya tidak
tempat-tempat ataupun lokasi jauh dari sungai kerumutan
pembuangan limbah perusahaan. sering terjadi ikan mati dalam
Akan tetapi efektivitas dari jumlah yang besar, sehingga ada
pengawasan tersebut belum dugaan perusahaan
terlihat, sehingga banyak mempengaruhi kondisi air
kejadian-kejadian yang diduga sungai.
pencemaran lingkungan dari Hasil pantuan BLH Pelalawan
limbah industri terus terjadi. dilokasi, tanggul kolam limbah
Sebagaimana yang pernah PKS PT. MAS tersebut telah
terjadi di sungai Kampar banyak jebol sehingga mengakibatkan
ikan-ikan yang mati secara tiba- limbah keluar. Kemungkinan itu
tiba yang diduga kuat yang mengakibatkan ikan pada
disebabkan pembuangan limbah mati di parit KKPA sungai
industri ke sungai. Sedangkan Kerumutan. Tapi guna
pengawasan tidak langsung, memastikan penyebab ikan
yakni melalui laporan tersebut mati, dari pengakuan
perusahaan secara berkala 3 BLH Pelalawan, telah
bulan sekali kepada Badan mengambil sampel air sungai
Lingkungan Hidup mengenai yang tercemar itu.
kondisi limbah industri. (Aktualonline, Selasa 5 Mei
Akan tetapi efektivitas dari 2015).
pengawasan tersebut belum BLH Pelalawan berkomitmen
terlihat, sehingga banyak untuk menindaklanjuti dugaan
kejadian-kejadian yang diduga pencemaran limbah pabrik
pencemaran lingkungan dari tersebut. Dimana, beberapa
limbah industri terus terjadi. waktu yang lalu, ribuan ekor
Sungai Kerumutan merupakan ikan mati di sungai Kerumutan.
salah satu sungai di Kabupaten Dugaannya, akibat limbah PT.
Pelalawan Provinsi Riau yang MAS membuang limbahnya ke
berada di 3 Kecamatan yakni sungai Kerumutan
Kecamatan Bandar Petalangan, (TabloidBongkar.com, 25
Kecamatan Pangkalan Lesung, Januari 2016).
dan Kecamatan Kerumutan. 2. Badan Lingkungan Hidup
Sungai ini membelah hutan Kabupaten Pelalawan
suaka margasatwa Kerumutan menetapkan 6 orang pegawai
yang merupakan kawasan bidang pengawasan, sehingga
konservasi dan menghampar dirasakan kurang memadai
seluas total 1.332.169 ha dan untuk melakukan pengawasan
dihuni berbagai jenis flora dan secara langsung ke lapangan
fauna khas hutan dataran rendah. mengenai limbah industri.
Sebelum berdirinya perusahaan- Dimana di Kabupaten Pelalawan
perusahaan kelapa sawit, sungai terdapat 41 perusahaan yang
kerumutan memiliki beragam berpotensi memiliki limbah
jenis ikan dan tidak pernah ada industri dan dilaksanakan
kejadian ikan mati dalam jumlah pengawasan oleh BLH

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 3


Kabupaten Pelalawan. Tentunya a. Dengan penelitian ini
cukup berat untuk melakukan diharapkan dapat memberikan
pengawasan secara langsung konstribusi bagi BLH
dengan jumlah aparatur yang Kabupaten Pelalawan dalam
sangat kecil. Dimana meningkatkan sinergitas
pengawasan merupakan aktivitas pengawasan terhadap limbah
untuk menemukan, mengoreksi industri.
penyimpangan-penyimpangan b. Hasil penelitian ini diharapkan
dalam pelaksanaan dan hasil berguna bagi perkembangan
yang dicapai dari aktivitas- kajian ilmu pemerintahan di
aktivitas yang direncanakan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
3. Selama ini pengawasan tidak Politik Universitas Riau.
langsung yakni meminta laporan c. Sebagai bahan informasi dan
tahunan dari setiap perusahaan kajian secara ilmiah bagi kita
berjalan dengan baik. Adapun semua.
perusahaan pengolahan kelapa
sawit di yang berada di sekitar 4. Tinjauan Pustaka
sungai Kerumutan yakni PT. a. Konsep Sinergitas
Serikat Putra di Kecamatan Najiyati dan Rahmat
Bandar Petalangan dan PT. mengartikan sinergi sebagai kombinasi
Makmur Andalan Sawit di atau paduan unsur atau bagian yang
Kecamatan Pangkalan Lesung. dapat menghasilkan keluaran lebih baik
2. Rumusan Masalah dan lebih besar (dalam Rahmawati,
Berdasarkan masalah di atas, 2014: 3). Sedangkan menurut Wahab
maka dapat dirumuskan masalah sinergi diartikan sebagai interkoneksi
penelitian ini adalah : dan integrasi antara aktor umum dan
1. Mengapa terjadi pembuangan limbah swasta, bersama dengan keseimbangan
di sungai Kerumutan? pembagian tugas antara para birokrat
2. Bagaimanakah pelaksanaan dan masyarakat setempat yang telah
pengawasan oleh BLH, LSM, disepakati sebelumnya (dalam Wati,
perusahaan kelapa sawit, dan 2013: 3).
masyarakat di Kabupaten Pelalawan? Menurut Lasker, Weiss dan
3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Miller (2001: 183) sinergi adalah
a. Tujuan Penelitian kekuatan untuk mengkombinasikan
Berdasarkan uraian pada latar perspektif, sumber daya, dan keahlian
belakang di atas, maka yang menjadi dari kelompok orang-orang atau
tujuan penelitian ini adalah : organisasi-organisasi. Konsep sinergi
1. Untuk mengetahui dan merupakan kekuatan untuk
menjelaskan alur pembuangan mengkombinasikan perspektif-
limbah kelapa sawit oleh PT. perspektif, sumber daya, dan keahlian
MAS dan PT. Serikat Putra. dari sekelompok orang atau organisasi.
2. Untuk mengetahui dan Berdasarkan pendapat di atas,
menjelaskan sinergitas dapat disimpulkan bahwa sinergi
pengawasan limbah industri di merupakan proses kerjasama atau
Kabupaten Pelalawan. perpaduan elemen untuk dapat
menghasilkan sesuatu yang lebih besar
b. Manfaat Penelitian dibandingkan dengan bekerja sendiri,
dan didalamnya ada pembagian tugas

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 4


berbagai orang maupun organisasi Pengertian ini menunjukkan adanya
untuk mengkombinasikan unsur-unsur hubungan yang sangat erat antara
yang dimiliki oleh masing-masing. perencanaan dan pengawasan.
Menurut Rahmawati (2014: 3) Sedangkan menurut Terry
sinergitas dapat terbangun melalui dua (2011 : 232) berpendapat bahwa
cara, antara lain komunikasi dan Pengawasan adalah dalam bentuk
koordinasi, sebagai berikut: pemeriksaan untuk memastikan, bahwa
a. Komunikasi apa yang sudah dikerjakan adalah juga
b. Koordinasi dimaksudkan untuk membuat sang
b. Pengawasan manajer waspada terhadap suatu
Pengawasan secara umum persoalan potensial sebelum persoalan
diartikan sebagai suatu kegiatan itu menjadi serius. Sarwoto (2010 : 94)
administrasi yang bertujuan menyatakan bahwa Pengawasan adalah
mengandalkan evaluasi terhadap kegiatan manajer yang mengusahakan
pekerjan yang sudah diselesaikan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana
apakah sesuai dengan rencana atau sesuai dengan rencana yang ditetapkan
tidak. Karena itu bukanlah dimaksudkan atau hasil yang dikehendaki. Fathoni
untuk mencari siapa yang salah satu (2006 : 30) mendefinisikan bahwa
yang benar tetapi lebih diarahkan Pengawasan adalah suatu proses untuk
kepada upaya untuk melakukan koresi menetapkan aparat atau unit bertindak
terhadap hasil kegiatan. Dengan atas nama pimpinan organisasi dan
demikian jika terjadi kesalahan atau bertugas mengumpulkan segala data dan
penyimpangan-penyimpagan yang tidak informasi yang diperlukan oleh
sesuai dengan sasaran yang ingin pimpinan organisasi untuk menilai
dicapai, maka segera diambil langkah- kemajuan dan kemunduran dalam
langkah yang dapat meluruskan pelaksanaan pekerjaan.
kegiatan berikutnya sehingga terarah Dari definisi yang telah
pelaksanaanya. dikemukakan di atas dapat disimpulkan
Menurut Reksohadiprodjo bahwa pengawasan sebagai salah satu
(2015: 63) pengawasan pada hakikatnya fungsi manajemen. Kepentingannya
merupakan usaha memberikan petunjuk tidak diragukan lagi seperti halnya
pada para pelaksana agar mereka selalu dengan fungsi-fungsi manajemen
bertindak sesuai dengan rencana. lainnya, karena pengawasan dapat
Sukarna (2011: 111) menentukan apakah dalam proses
mengatakan pengawasan merupakan pencapaian tujuan telah sesuai dengan
tindakan-tindakan perbaikan dalam apa yang direncanakan ataukah belum.
pelaksanaan kerja agar supaya segala Menurut Siagian (2002:176),
kegiatan sesuai dengan rencana yang Pengawasan akan berjalan efektif
telah ditetapkan, petunjuk-petunjuk dan apabila memiliki berbagai ciri sebagai
instruksi-instruksi, sehingga tujuan yang berikut:
telah ditentukan dapat tercapai. Iman 1) Pengawasan harus
dan Siswandi (2009 : 195) merefleksikan sifat dari berbagai
mengemukakan bahwa pengawasan kegiatan yang diselenggarakan.
adalah sebagai proses untuk menjamin 2) Pengawasan harus segera
bahwa tujuan-tujuan organisasi dan memberikan petunjuk tentang
manajemen tercapai. Ini berkenaan kemungkinan adanya deviasi
dengan cara-cara membuat kegiatan- dari rencana.
kegiatan sesuai yang direncanakan.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 5


3) Pengawasan harus menunjukkan 4. Konsep Limbah
pengecualian pada titik-titik Limbah adalah buangan yang
strategik tertentu. dihasilkan dari suatu proses produksi
4) Objektivitas dalam melakukan baik industri maupun domestik (rumah
pengawasan. tangga). Limbah adalah sisa suatu usaha
5) Keluwesan pengawasan. atau kegiatan, yang mengandung bahan
6) Pengawasan harus berbahaya atau beracun yang karena
memperhitungkan pola dasar sifat, konsentrasi, atau jumlahnya, baik
organisasi. secara langsung atau tidak langsung
7) Efisiensi pelaksanaan akan dapat membahayakan lingkungan,
pengawasan. kesehatan, kelangsungan hidup manusia
8) Pemahaman sistem pengawasan atau makhluk hidup lainnya (Mahida,
oleh semua pihak yang terlibat. 1984:76).
9) Pengawasan mencari apa yang Kristanto (2013: 227)
tidak beres. mengatakan limbah adalah buangan
10) Pengawasan harus bersifat yang kehadirannya pada suatu saat dan
membimbing. tempat tertentu tidak dikehendaki
Siswandi (2009 : 83-84) lingkungan karena tidak memiliki nilai
mengatakan bahwa tujuan pengawasan ekonomis. Limbah yang mengandung
adalah : bahan polutan yang memiliki sifat racun
1. Pengukuran kepatuhan terhadap dan berbahaya dikenal dengan limbah
kebijakan, rencana, prosedur, B-3, yang dinyatakan sebagai bahan
peraturan dan hukum yang berlaku. yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi
2. Menjaga sumber daya yang dimiliki berpotensi untuk merusak lingkungan
organisasi hidup dan sumber daya.
3. Pencapaian tujuan dan sasaran yang Setiap limbah perlu
yang telah ditetapkan oleh organisasi dikarakteristik terlebih dahulu sebelum
4. Dipercayainya informasi dan rancangan proses dimulai. Sifat limbah
keterpaduan informasi yang ada di cair yang perlu diketahui adalah volume
dalam organisasi aliran, konsentrasi organik, karakteristik
5. Kinerja yang sedang berlangsung dan toksisitas. Tingkat bahaya
dan kemudian membandingkan keracunan yang disebabkan oleh limbah
kinerja aktual dengan standar serta juga bergantung pada jenis dan
menetapkan tingkat penyimpangan karakteristik limbah.
yang kemudian mencari solusi yang Berdasarkan sumber atau asal
tepat. limbah, maka limbah dapat dibagi
Siagian (2008 :139-140) kedalam beberapa golongan yaitu :
mengungkapkan bahwa proses 1) Limbah domestic, yaitu semua
pengawasan pada dasarnya limbah yang berasal dari kamar
dilaksanakan oleh administrasi dan mandi, dapur, tempat cuci pakaian,
manajemen dengan mempergunakan dan lain sebagainya, yang secara
dua macam teknik, yakni : kuantitatif limbah tadi terdiri atas zat
a. Pengawasan langsung (direct organik baik padat maupun cair,
control) bahan berbahaya dan beracun (B-3),
b. Pengawasan tidak langsung (indirect garam terlarut, lemak.
control) 2) Limbah nondomestic, yaitu limbah
yang berasal dari pabrik, industri,
pertanian, peternakan, perikanan, dan

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 6


transportasi serta sumber-sumber mengawasi mengenai lingkungan
lainnya. Limbah pertanian biasanya hidup.
terdiri atas pestisida, bahan pupuk c. Pengawasan adalah aktivitas BLH
dan lainnya (Kristanto, 2013:243) Kabupaten Pelalawan dalam
Berdasarkan karakteristiknya penataan, menemukan, dan
limbah industri dapat dibagi menjadi mengoreksi pembuangan limbah
tiga bagian, yaitu: industri perusahaan-perusahaan yang
a. Limbah cair biasanya dikenal memiliki limbah industri.
sebagai entitas pencemar air. d. LSM adalah organisasi
Komponen pencemaran air pada kemasyaratan yang memperhatikan
umumnya terdiri dari bahan lingkungan hidup
buangan padat, bahan buangan e. Masyarakat adalah sekelompok
organik dan bahan buangan orang yang mendiami wilayah di
anorganik pinggiran sungai Kerumutan.
b. Limbah padat f. Limbah industri adalah sisa suatu
c. Limbah gas dan partikel usaha dan/atau kegiatan. Dalam
Dampak dari limbah tersebut penelitian ini limbah industri
terjadi pencemaran terhadap merupakan sisa atau pembuangan
lingkungan. Menurut Satrawijaya akhir dari kegiatan perusahaan
(2009: 66-67) pencemaran lingkungan pengolahan kelapa sawit di
adalah perubahan lingkungan yang tidak Kabupaten Pelalawan.
menguntungkan, sebagian karena g. Pencemaran Lingkungan Hidup
tindakan manusia, disebabkan adalah masuk atau dimasukkannya
perubahan pola penggunaan energi dan makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
materi, tingkatan radiasi, bahan-bahan komponen lain ke dalam lingkungan
fisika dan kimia, dan jumlah organisme. hidup oleh kegiatan manusia
Perbuatan ini dapat mempengaruhi sehingga melampaui baku mutu
langsung manusia, atau tidak langsung lingkungan hidup yang telah
melalui air, hasil pertanian, peternakan, ditetapkan.
benda-benda, perilaku dalam apresiasi
dan rekreasi di alam bebas.
6. Defenisi Konsepsional 7. Metode Penelitian
Guna menghindari dari Metode penelitian yang
kekeliruan dalam penggunaan istilah di digunakan dalam penelitian ini adalah
dalam penulisan ini, maka berikut ini metode penelitian kualitatif yaitu
penulis akan menuangkan konsep- penelitian yang bermaksud untuk
konsep yang telah dipaparkan memahami fenomena tentang apa yang
sebelumnya dalam bentuk nyata secara dialami oleh subyek penelitian misalnya
operasionalnya tentang hasil kajian perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
sebagai berikut: dan lain-lain., secara holistik, dan
a. Sinergitas adalah usaha kerjasama dengan cara deskripsi dalam bentuk
yang dilakukan secara bersama- kata-kata dan bahasa, pada suatu
sama untuk mengawasi limbah konteks khusus yang alamiah dan
industri. dengan memanfaatkan berbagai metode
b. Badan Lingkungan Hidup alamiah (Meleong, 2014: 6)
Kabupaten Pelalawan adalah salah Selanjutnya Moleong (2014:11)
satu Badan yang melaksanakan penelitian deskriptif adalah data yang
tugasnya melayani, menjaga, dan dikumpulkan berupa kata-kata, gambar,

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 7


dan bukan agka-angka. Hal ini informan atau narasumber yang
disebabkan oleh adanya penerapan diwawancarai oleh penulis.
metode kualitatif. Semua yang b. Data Sekunder
dikumpulkan berkemungkinan menjadi Sedangkan data sekunder adalah
kunci terhadap apa yang sudah diteliti. data-data yang diperoleh dari arsip-arsip
Dengan demikian, laporan penelitian dan catatan-catatan yang terdapat pada
dapat berasal dari naskah wawancara, kantor atau instansi yang terkait
catatan lapangan, foto, videotape, masalah pencemaran lingkungan di
dokumen pribadi, catatan atau memo, sungai Kerumutan yang disebabkan
dan dokumen resmi lainnya. limbah industri PT. Serikat Putera dan
Penulis menguraikan tulisan ini PT. Makmur Andalan Sawit maupun
menggunakan metode penelitian sumber lain yang terkait dan
deskriptif analitis yaitu usaha mendukung dalam penulisan skripsi ini.
mengumpulkan, menyusun dan Adapun data sekunder yang digunakan
menginterprestasikan data yang ada penulis dalam penulisan skripsi ini
kemudian menganalisa data tersebut, adalah arsip-arsip yang berasal dari
menelitinya, menggambarkan dan kantor Badan Lingkungan Hidup dan
menelaah secara lebih jelas dari warga di sekitar Sungai Kerumutan.
berbagai faktor yang berkaitan dengan 3. Sumber Data
kondisi, situasi dan fenomena yang Sumber data penelitian adalah
diselidiki. subyek dari mana data dapat diperoleh.
1. Lokasi Penelitian (Arikunto, 2010: 107) Penulis dalam
Penelitian ini dilakukan pada penelitian ini mengambil sumber data
seputaran sungai Kerumutan dan di dari wawancara yang dilakukan
kawasan PT. Serikat Putra berlokasi di terhadap beberapa informan yakni:
Kecamatan Bandar Petalangan dan PT. a. Informan kunci yaitu mereka
Makmur Andalan Sawit (MAS) yang terlibat langsung dalam
berlokasi di Kecamatan Pangkalan interaksi sosial yang di teliti,
Lesung. Peneliti tertarik untuk meneliti yaitu seabagai berikut: Badan
di daerah ini karena terjadinya Lingkungan Hidup Kabupaten
pencemaran lingkungan yang Pelalawan, Kepala Desa Lubuk
diakibatkan pembuangan limbah Keranji Kecamatan Bandar
industri yang menyebabkan ikan-ikan Petalangan, Kepala Desa
yang berada di sungai Kerumutan mati, Tambun Kecamatan Pangkalan
sehingga dengan memilih lokasi ini Lesung, Humas PT. Serikat
diharapakan agar mudah untuk Putera, Humas PT. Makmur
mengetahui bentuk pengawasan limbah Andalan Sawit, Walhi Cabang
industri yang dilaksanakan Badan Kabupaten Pelalawan.
Lingkungan Hidup Kabupaten b. Informan Tambahan yaitu
Pelalawan. mereka yang dapat memberikan
2. Jenis Data informasi walaupun tidak
a. Data Primer terlibat langsung dalam interaksi
Data primer merupakan kata- sosial maupun terlibat secara
kata atau tindakan orang yang diamati langsung. Oleh karena itu di
atau di wawancarai. (Moleong, 2014: dalam penelitian ini penulis
112) Data primer ini digunakan sebagai menggunakan informan
data utama dalam penelitian ini. tambahan karena untuk mencari
Didalam data primer ini berasal dari informasi tambahan mengenai

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 8


pencemaran lingkungan limbah diperoleh melalui berbagai macam
industri kelapa sawit. Adapun teknik pengumpulan data misalnya
Informan tambahan tersebut wawancara, analisis dokumen, diskusi
yaitu: Arifin (Tokoh Masyarakat terfokus atau observasi yang telah
Desa Tambun), Mukhlis (Tokoh dituangkan dalam catatan lapangan
Masyarakat Desa Lubuk (traskrip). Bentuk lain data kualitatif
Keranji), Mawaldi (Masyarakat adalah gambar yang diperoleh melalui
berada disekitar PT. MAS), pemotretan atau rekaman video.
Zainuddin (Masyarakat berada Kemudian data yang diolah tersebut
disekitar PT. Serikat Putra) bertujuan untuk menghasilkan rumusan
yang dapat di jadikan sebagai hasil
akhir untuk rekomendasi tentang
pengawasan limbah industri di
4. Teknik Pengumpulan Data Kabupaten Pelalawan.
a. Wawancara (interview)
Wawancara dilakukan dengan
menggunakan daftar pertanyaan dan
wawancara secara mendalam/in-depth
interview dengan seluruh informan.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah
pengumpulan data dengan cara meneliti,
mempelajari, serta menelaah dokumen,
arsip-arsip yang terdapat diinstansi- HASIL PENELITIAN DAN
instansi terkait mengenai penelitian. PEMBAHASAN
Peneliti mengumpulkan informasi atau Pengawasan Limbah Industri
dokumen yang telah tersedia melalui Perusahaan Kelapa Sawit Di
literatur-literatur maupun data-data Kabupaten Pelalawan
yang telah tersedia pada instansi terkait
dan pustaka yang relevan dengan topik A. Alur Pembuangan Limbah Kelapa
penelitian. Sawit PT. Serikat Putra dan PT.
5. Teknik Analisa Data MAS
Setelah pengumpulah data tahap Limbah yang dihasilkan PKS
selanjutnya ialah analisis data, yaitu (Pabrik Kelapa Sawit) ada yang berupa
penguraian suatu pokok atas berbagai limbah padat dan limbah cair. Limbah
bagiannya dan penelaahan bagian itu padat berupa cangkang dan fiber
sendiri serta hubungan antar bagian digunakan sebagai bahan bakar boiler
untuk memperoleh pengertian yang atau coir mesh dan tandan kosong
cepat dan pemahaman arti keseluruhan. dimanfaatkan kembali sebagai mulsa
Tahap ini merupakan tahap akhir (pupuk bagi tanaman).
sebelum menarik kesimpulan hasil Limbah cair yang dihasilkan
penelitian. Data yang sudah diolah akan harus mengikuti standard yang sudah
memberikan gambaran mengenai hasil ditetapkan dan tidak dapat
penelitian. dibuang/diaplikasikan secara langsung
Data yang di peroleh selama karena akan berdampak pada
penelitian dikompilasi kedalam tabel pencemaran lingkungan. Parameter
dan dianalisis sekaligus dibahas secara yang menjadi salah satu indikator
deskriptif kualitatif. Data kualitatif kontrol untuk pembuangan limbah cair

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 9


adalah angka biological oxygen demand mendinginkan limbah yang telah
(BOD). Angka BOD berarti angka yang dipanaskan.
menunjukkan kebutuhan oksigen. Jika 2. Selain untuk mendinginkan limbah,
air limbah mengandung BOD tinggi cooling pond juga berfungsi untuk
dibuang ke sungai maka oksigen yang mengendapkan sludge. Setelah dari
ada di sungai tersebut akan terhisap cooling pond I limbah kemudian
material organik tersebut sehingga masuk ke cooling pond II untuk
makhluk hidup lainnya akan dilakukan proses pendinginan yang
kekurangan oksigen. Sedangkan angka sama dengan cooling pond I.
chemical oxygen deman (COD) adalah Limbah dari cooling pond II
angka yang menunjukkan suatu ukuran kemudian dialirkan ke kolam
apakah dapat secara kimiawi dioksidasi. anaerobic 1, 2, 3.
Fungsi dari pengolahan limbah (effluent 3. Pada kolam anaerobic ini terjadi
treatment) adalah untuk menetralisir perlakuan biologis terhadap limbah
parameter limbah yang masih dengan menggunakan bakteri
terkandung dalam cairan limbah metagonik yang telah ada di kolam.
sebelum diaplikasikan (land aplication). Unsur organik yang terdapat dalam
Mutu limbah cair yang dapat dialirkan limbah cair digunakan bakteri
ke sungai adalah: BOD 3.500 hingga sebagai makanan dalam proses
3.000 mg/liter, Minyak dan lemak ≤ 600 mengubahnya menjadi bahan yang
mg/liter, dan pH ≥ 6. tidak berbahaya bagi lingkungan.
Limbah Cair Kelapa Sawit Pada kolam anaerobic terjadi
Limbah cair kelapa sawit berasal dari penurunan BOD dan kenaikan pH
kondensat, stasiun klarifikasi dan minimal 6. Ketebalan scum pada
hidrocyclon atau yang lebih dikenal kolam anaerobic tidak boleh > 25
dengan istilah Palm Oil Mill Effluent cm, jika ketebalannya telah melebihi
(POME) merupakan sisa buangan yang 25 cm maka itu merupakan tanda
tidak bersifat toksik (tidak beracun), bahwa bakteri sudah kurang
tetapi memiliki daya pencemaran yang berfungsi.
tinggi karena kandungan organiknya 4. Setelah dari kolam anaerobic,
dengan nilai BOD berkisar 18.000- limbah masuk ke kolam maturity
48.000 mg/L dan nilai COD berkisar pond yang berfungsi untuk
45.000-65.000 mg/L (Chin et al.,1996). pematangan limbah (serta kenaikan
Limbah cair yang dihasilkan tersebut pH dan penurunan BOD). Di
harus dikelola dengan baik agar tidak maturity pond ini terdapat pompa
menimbulkan pencemaran lingkungan. yang berfungsi mensirkulasikan
Untuk mengatasi hal tersebut, maka limbah kembali ke kolam anaerobic
dibuat tindakan pengendalian limbah (ditunjukkan oleh garis putus-putus
cair melalui sistem kolam yang pada flow process). Kegunaan
kemudian dapat diaplikasikan ke lahan. sirkulasi adalah untuk membantu
Secara garis besar alur proses menurunkan suhu dan menaikkan pH
pengolahan limbah di Pabrik Kelapa di kolam anaerobic 1, 2, 3.
Sawit PT. Serikat Putera dan PT. MAS 5. Setelah dari maturity pond limbah
adalah sebagai berikut: kemudian masuk ke kolam aplikasi
1. Limbah dari PKS dialirkan masuk yang merupakan tempat pembuangan
kedalam fat pit. Limbah dari fat pit akhir limbah. Limbah yang terdapat
ini kemudian dialirkan ke kolam pada kolam aplikasi ini digunakan
cooling pond yang berguna untuk

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 10


untuk pupuk tanaman kelapa sawit bendera emas. Sedangkan perusahaan
(land application). yang tidak mematuhi peraturan dalam
pengelolaan limbah industri diberikan
sanksi administrasi sampai dengan
B. Singergitas Pengawasan Limbah pembekuaan izin dan sanksi pidana.
Industri Kelapa Sawit di Pendekatan pengawasan yang seperti ini
Kabupaten Pelalawan memberi efek yang cukup baik bagi
1. Badan Lingkungan Hidup perusahaan, dimana pada tahun 2014
Kabupaten Pelalawan dari 60 perusahaan yang ada hanya 4
Badan Lingkungan Hidup yang mendapat sanksi administrasi dan
Kabupaten Pelalawan sebagai salah satu pada tahun 2015 tidak ada sanksi yang
unsur pelaksana daerah dibidang diberikan kepada perusahaan,
lingkungan hidup yang melaksanakan dikarenakan pada saat pemeriksaan
kewenangan Otonomi Daerah dalam langsung kelapangan tidak ditemui
rangka tugas desentralisasi dan permasalahan yang berarti dalam
pembantuan dibidang lingkungan hidup pengelolaan lingkungan.
yang dipimpin oleh seorang Kepala Pengawasan memiki tujuan,
Badan berada dibawah dan bertanggung dalam pengawasan limbah industri
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris tujuan yang hendak dicapai yakni
Daerah. terciptanya lingkungan yang baik dan
Pentingnya fungsi dan peran pengelolaan limbah industri sesuai
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten dengan peraturan perundang-undangan.
Pelalawan, maka perlu dilakukan Untuk itu, selama pengawasan yang
penilaian mengenai pelaksanaan fungsi dilakukan BLH terdapat kesimpulan
pengawasan yang selama ini dilakukan. hasil dari pengawasan yang diketahui
Hal ini bertujuan untuk menilai apakah bersama antara perusahaan dan pegawai
pelaksanaan pengawasan yang telah BLH. Dimana hasil yang diperoleh
dilakukan telah sesuai dengan yang dilapangan rata-rata merekomendasikan
diharapkan. perbaikan-perbaikan penyempurnaan
Pemerintah Kabupaten agar limbah industri dapat diminimalisir
Pelalawan melalui Badan Lingkungan dampak pencemarannya.
Hidup telah memiliki strategi dalam BLH selain mendatangi,
melaksanakan lingkungan hidup, melakukan observasi langsung ke lokasi
khususnya limbah industri yang limbah industri, selain itu juga
dihasilkan perusahaan kelapa sawit. melakukan pengawasan tidak langsung
Dimana setiap perusahaan kelapa sawit dengan cara meminta hasil pengukuran
mendapat giliran didatangi pegawai baku mutu limbah cair, hasil uji
BLH untuk melakukan pemeriksaan laboratorium, dan sebagainya yang
menyeluruh mengenai kondisi harus disampaikan perusahaan kepada
pengelolaan lingkungan, limbah BLH setiap periode yakni 3 bulan
industri, kondisi limbah, dan peralatan sekali.
yang digunakan. Sedangkan dari hasil observasi
Pengawasan yang dilakukan yang penulis laksanakan, terdapat
tidak hanya mendata dan memberikan pengawasan langsung yang dilakukan
kriteria indeks ketaatan perusahaan akan Badan Lingkungan Hidup dengan
tetapi lebih jauh lagi BLH memberikan memeriksa berbagai sarana dan
penghargaan kepada perusahaan yang prasarana, kondisi penampungan limbah
taat dalam pengelolaan berupa tanda cair dan padat dan sebagainya. BLH

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 11


telah menjadwalkan kunjungan resmi mencengangkan diluar perikiraan
pengawasan dan melibatkan masyarakat semula. Dimana penulis hanya
setempat sebagai pengawas limbah beranggapan pencemaran Sungai
industri perusahaan dengan cara Kerumutan hanya bisa dicemari oleh
memberikan laporan bila ada limbah industri hasil dari pengolahan
kejanggalan atas lingkungan hidup kelapa sawit. Akan tetapi dari temuan
disekitarnya. yang diperoleh Walhi bahwasannya
Badan Lingkungan Hidup pupuk2 non organik yang digunakan
Kabupaten Pelalawan melakukan memberi dampak yang cukup besar
pengawasan lingkungan hidup terhadap terhadap pencemaran lingkungan
limbah industri. Pengawasan dilakukan termasuk sungai. Dengan demikian,
dengan cara melakukan inspeksi jelaslah bahwa pengawasan yang
lapangan, pengamatan langsung, dan melekat antara pemerintah, LSM, dan
menerima laporan kondisi limbah masyarakat harus bersinergi untuk
industri setiap 6 (enam) bulan sekali. menata dan mengelola lingkungan yang
Setiap perusahaan yang memiliki lebih baik dan sehat bagi kehidupan
limbah wajib memiliki izin lingkungan manusia dan alam.
yang yang diterbitkan oleh Badan Memang bukan rahasia lagi
Lingkungan Hidup Kabupaten limbah-limbah industri memberi
Pelalawan. dampak yang sangat buruk bagi ekologi
Hasil observasi peneliti terlihat air, tanah, udara, dan ekosistem yang
bahwa pengawasan yang dilakukan berada di dalamnya. Untuk itu perlu ada
BLH Kabupaten Pelalawan sudah upaya pencegahan yang tersistematis
terlaksana, sebagaimana yang telah agar pencemaran lingkungan yang
direncanakan sebelumnya. Dimana bersumber dari limbah industri
dalam melakukan pengawasan, BLH khususnya industri kelapa sawit di
tidak hanya mendatangi, meminta Kabupaten Pelalawan dapat
laporan, melakukan inspeksi dan diminimalisir.
sebagainya, akan tetapi pendekatan
pembinaan terus dilakukan BLH agar Walhi sebagai salah satu
perusahaan sadar akan bahayanya lembaga swadaya masyarakat yang
limbah industri terhadap lingkungan menfokuskan perhatiannya terhadap
dengan cara melakukan diskusi bersama lingkungan hidup, terus menerus
dan pelatihan yang ditaja BLH memberikan kritikan dan saran kepada
Kabupaten Pelalawan. pemerintah mengenai dampak
2. Lembaga Swadaya Masyarakat lingkungan akibat dari pencemaran
Pengawasan terhadap limbah limbah yang menyebabkan kerusakan
industri tidak hanya menjadi ekosistem di Sungai Kerumutan. Salah
tanggungjawab pemerintah semata, satu bentuk perhatian tersebut adalah
akan tetapi menjadi tanggungjawab dengan melakukan penelitian terhadap
seluruh elemen masyarakat tidak pembuangan limbah di atas angka baku
terkecuali Lembaga Swadaya yang mengalir dari tempat
Masyarakat. Dalam penelitian LSM penampungan limbah ke sungai
yang aktif melakukan pemantauan dan Kerumutan dan dampak pupuk sawit
pengamatan kondisi sungai kerumutan yang terbawa air di saat banjir menuju
yakni Walhi cabang Riau. ke sungai Kerumutan merupakan
Pengamatan yang terus menerus penyebab terjadinya pencemaran sungai
dilakukan Walhi terdapat hasil yang

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 12


yang mengakibatkan banyaknya ikan- Pelalawan mengenai dugaan
ikan yang mati secara mendadak. pencemaran Sungai Kerumutan.
Hasil dari penelitian dan Badan Lingkungan Hidup
pemantauan yang dilakukan Walhi merupakan instansi yang berwenang
disampaikan kepada BLH Kabupaten dalam pelaksanaan pengawasan
Pelalawan sebagai bentuk lingkungan hidup, dalam hal ini limbah
pertanggungjawaban terhadap industri kelapa sawit. Selain BLH,
lingkungan dan penyebab terjadinya partisipasi masyarakat juga sangat
pencemaran lingkungan akibat limbah penting demi terciptanya lingkungan
kelapa sawit. Namun, demikian hidup yang sehat dan tidak tercemar.
masukan yang diberikan Walhi kepada Permasalahan yang berkaitan dengan
BLH tidak serta merta ditindak lanjuti lingkungan semakin lama akan semakin
akan tetapi menunggu hasil kajian dari kompleks, tidak mungkin semuanya
tim BLH untuk membuat kesimpulan. dapat diakomodir oleh satu instansi
Disinilah letaknya sinergitas yang dalam waktu yang bersamaan. Sangat
sebenarnya, tetapi sinergtitas yang mungkin terjadi suatu bentuk
bersumber dari Walhi kepada BLH pelanggaran misalnya suatu perusahaan
belum mampu menjawab terjadinya yang tidak mengelola limbahnya sesuai
pencemaran lingkungan yang aturan, sehingga mengakibatkan
diakibatkan limbah industri kelapa kerugian bagi masyarakat sekitar
sawit, sehingga membutuhkan data-data industri tersebut.
yang lebih valid lagi untuk menentukan Sebenarnya sinergitas antara
penyebab dari pencemaran tersebut. masyarakat, LSM, dan pemerintah
Upaya-upaya kerjasama antara dalam menanggapi masalah pencemaran
pemerintah, LSM, masyarakat, dan lingkungan yang diakibatkan dari
pihak swasta sangat perlu dicanangkan limbah industri kelapa sawit telah
untuk mengembalikan lingkungan yang terjadi, akan tetapi belum mampu
sehat dan bersih. Setiap ada temuan memberikan hasil yang maksimal dalam
yang dianggap melanggar semua pihak mengetahui penyebab pencemaran
harus menahan diri dan tidak bertindak lingkungan. Masyarakat dalam hal ini
semena-mena akan tetapi membuat telah berperan aktif dengan memberikan
laporan tertulis kepada pemangku berbagai masukan yang berupa
kepentingan yakni BLH Kabupaten penyampaian laporan pencemaran
Pelalawan, begitu juga dengan lingkungan kepada BLH baik secara
perusahaan hendaknya instropeksi individu maupun berkelompok, akan
dalam pengelolaan limbah industri dan tetapi permasalahan tersebut kurang
tidak mengabaikan masukan-masukan ditindak lanjuti dikarenakan
dari masyarakat sekitarnya. keterbatasan anggaran yang dimiliki
3. Masyarakat Sekitar Sungai BLH dalam meneliti dan menyelidikan
Kerumutan Kabupaten Pelalawan hasil laporan masyarakat.
Pengawasan limbah industri
kelapa sawit yang dilakukan masyarakat C. Pelaksanaan Pengawasan Limbah
disekitar Sungai Kerumutan cukup Industri Kelapa Sawit
aktif. Dimana selama beberapa tahun a. Komunikasi
terakhir terdapat laporan yang Dalam rangka menghasilkan
disampaikan masyarakat kepada hubungan yang sinergi maka harus
pemerintah yakni BLH Kabupaten menciptakan komunikasi dan koordinasi
yang baik, karena pada dasarnya

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 13


sinergitas akan terjadi apabila terjadi melalui beberapa pihak sehingga tidak
koordinasi dan komunikasi yang baik bersifat satu pintu dan tidak tercatat
antara keduanya. Komunikasi tidak dengan baik oleh pihak yang
dapat berdiri sendiri tanpa adanya berwenang. Kurang adanya koordinasi
koordinasi seperti yang dinyatakan oleh yang efektif dalam pengawasan limbah
Hasan (2005 : 18) bahwasannya dalam industri karena komunikasi yang
komunikasi dibutuhkan koordinasi. berjalan pun tidak efektif sehingga akan
Komunikasi merupakan cara yang mempengaruhi sinergitas antara
digunakan sumber untuk pemerintah dan masyarakat dalam
menyampaikan informasi dan kemudian pengawasan limbah industri.
si penerima pesan memberikan
rangangan atas informasi yang D. Faktor-faktor yang Menghambat
disampaikan. Munculnya rangsangan ini Pelaksanaan Fungsi Pengawasan
artinya adanya timbal balik dari si Badan Lingkungan Hidup
penerima sehingga terjadilah pertukaran terhadap Limbah Industri di
informasi. Komunikasi yang terjalin Kabupaten Pelalawan.
pun kurang begitu efektif dan interaktif
sehingga masih bersifat satu arah. Berikut adalah faktor-faktor
Feedback dalam komunikasi pada yang menghambat Pelaksanaan Fungsi
program pengawasan limbah industri Pengawasan Badan Lingkungan Hidup
tidak terlihat dan didominasi oleh BLH terhadap Limbah Industri di Kabupaten
Kabupaten Pelalawan. Inefektif Pelalawan.
komunikasi yang terjadi akan 1. Faktor Internal
mempengaruhi koordinasi dalam sebuah Dalam pengawasan limbah
program yang juga berakibat industri penulis menemukan faktor
mempengaruhi sinergitas yang terjadi. jumlah personil pengawas, sarana dan
Dengan demikian, jelaslah prasarana yang masih kurang. Personil
bahwa sinergitas antara pemerintah pengawas yang dimiliki oleh badan
dengan masyarakat luas sangat terbatas lingkungan hidup (BLH) Kabupaten
dan tidak bersifat mengikat, sehingga Pelalawan memang masih kurang jika
hasil pengawasan limbah industri dibandingkan dengan jumlah
menjadi kurang baik dan kurang perusahaan industri yang harus diawasi.
transparan. Rendahnya hubungan ini Sedangkan sarana dan prasarana
menjadi pintu bagi perusahaan untuk operasional yang kurang dalam
terus bergerak mengelola limbah melakukan pengawasan seperti mobil
sebagaimana yang diinginkannya bukan operasional, labor mini, alat pengukur
berdasarkan ketentuan yang mengikat. mutu air dan udara, dan sebagainya
b. Koordinasi yang berfungsi untuk mendukung
Sinergitas yang dibangun selain pengawasan Badan Lingkungan Hidup.
komunikasi juga perlu adanya Selain itu kurannya dukungan
koordinasi. Koordinasi yang ada dalam dana dari Pemerintah Daerah untuk
program ini hanya sebatas pengumpulan operasional pembinaan, pengendalian
(collecting) bantuan kontribusi dari dan pengawasan lingkungan hidup
masyarkat dan swasta. Koordinasi dalam rangka kegiatan pengawasan
kegiatan yang selayaknya harus ada limbah industri.
tetapi tidak terjadi. Bahkan untuk 2. Faktor Eksternal
pengumpulan kontribusi ini saja ada Faktor tersebut adalah berasal
permasalahan yaitu pengumpulan yang dari perusahaan yang memiliki limbah

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 14


industri dan laboratorium yang kurang. B. Saran-saran
Dimana perusahaan memberikan 1. Badan Lingkungan Hidup (BLH)
laporan seringkali terlambat khususnya Kabupaten Pelalawan hendaknya
pada laporan hasil uji labor, hal ini mengajukan permohonan kepada
disebabkan labor yang memiliki Bupati untuk menambah jumlah
sertifikasi sangat sedikit sedangkan personil ataupun pegawai khususnya
jumlah perusahaan yang menghasilkan pada bidang pengawasan, selain itu
limbah industri sangat banyak. Apalagi hendaknya BLH menginventarisasi
laboratorium yang bekerjasama sangat sarana dan prasarana yang
jauh lokasinya yakni berada di Provinsi dibutuhkan dalam mendukung
Sumatera Utara. pekerjaan lapangan terutama bidang
PENUTUP pengawasan agar pengawasan limbah
A. Kesimpulan industri dapat dilaksanakan dengan
1. Pengawasan yang dilaksanakan baik dan maksimal, sehingga
Badan Lingkungan Hidup terhadap lingkungan hidup tidak tercemari
limbah industri di Kabupaten lagi.
Pelalawan berisifat melekat dan 2. Hendak pemerintah bersama
terikat, sehingga ada jadwal perusahaan bersama-sama mencari
kunjungan dan sanksi atas solusi dalam mencari laboratorium
pelanggaran. Selain itu pengawasan yang mampu menguji limbah
juga bisa dilakukan LSM dan industri dengan cepat dan hasil yang
masyarakat untuk memberikan akurat, seperti bekerjasama dengan
perbandingan hasil yang lebih baik lembaga pendidikan tinggi yang ada
lagi dalam pengelolaan limbah di Riau (UR, UIR, Unirab, Unilak,
industri. dan UIN Susqa).
2. Sinergitas antara pemerintah, LSM, 3. Bagi masyarakat hendak proaktif
dan masyarakat belum tercipta dalam menyikapi dan memandang
dengan baik. Dimana pemerintah limbah industri, apabila ada
jarang langsung merespon temuan- keanehan segela membuat laporan
temuan masyarakat atas pelanggaran kepada pemerintah agar cepat
pengelolaan limbah industri dan dilakukan tindakan pencegahan agar
sebagainya. Selain itu, permerintah tidak meluas seperti pernah terjadi
belum mampu mengelola sumber pada sungai Kampar beberapa waktu
daya diluar lingkungannya yang bisa yang lalu.
diberdaya sebagai perpanjangan
mata dari pemerintah dalam DAFTAR PUSTAKA
pengelolaan limbah industri Arikunto Suharsimi, 2010. Prosedur
3. Kendala dalam melakukan fungsi Penelitian Suatu Pendekatan
pengawasan yang dihadapi Badan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Lingkungan Hidup Kabupaten Bohari. 1992. Pengawasan Keuangan
Pelalawan terdapat pada faktor Negara. Jakarta: Rajawali Press
internal (kekurangan personil, Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data
sarana dan prasaran pendukung) dan Penelitian Kualitatif. Jakarta:
faktor ekternal yakni keterbatasan Raja Grafindo Persada.
perusahaan dan laboratorium Fathoni, Abdurrahmat. 2006.
penguji limbah yang sangat sedikit Organisasi dan Manajemen,
jumlahnya. Jakarta: Rineka Cipta.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 15


Gulo, W. 2005. Metode Penelitian. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Jakarta: Grasindo Kuantitatif, Kualitatif dan R&
Harahap, Sofyan, 2001. Sistem D. Bandung: Alfabeta.
Pengawasan Manajemen. Terry, G.R. 2011. Prinsip-Prinsip
Jakarta: Quantum. Manajemen, Jakarta: Bumi
Hasibuan S.P Malayu. 2011. Aksara.
Manajemen. Jakarta: Bumi Yin, Robert K. 2003. Studi Kasus
Aksara. Desain dan Metode, Jakarta:
Kristanto, Philip. 2013. Ekologi Raja Grafindo Persada
Industri. Yogyakarta: ANDI.
Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air Peraturan Perundang-Undangan:
dan Pemanfaatan Limbah Undang-Undang Dasar (UUD)
Industri. Jakarta: Rajawali Republik Indonesia Tahun 1945
Manullang. 2006. Dasar-Dasar Undang-Undang Republik Indonesia
Manajemen. Jakarta: Ghalia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Indonesia. Perlindungan dan Pengelolaan
Meleong, Lexy J. 2014. Metodologi Lingkungan Hidup.
Penelitian Kualitatif. Bandung: Peraturan Pemerintah Republik
Remaja Rosda Karya. Indonesia Nomor 101 Tahun
Reksohadiprodjo, Sukanto. 2015. 2014 Tentang Pengelolaan
Dasar-Dasar Manajemen. Limbah Bahan Berbahaya dan
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Beracun
Peraturan Daerah Nomor 09 tahun 2012
Sarwoto. 2010. Dasar-Dasar tentang Perubahan Kedua Atas
Organisasi Dan Manajemen. Peraturan Daerah Nomor 07
Jakarta: Ghalia Indonesia. tahun 2008 tentang Susunan
Satrawijaya, A. Tresna. 2009. Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pencemaran Lingkungan. Daerah Kabupaten Pelalawan.
Jakarta: Rineka Cipta. Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 16
Siagian, Sondang P. 2008. Pengantar Tahun 2013 Tentang Penjabaran
Manajemen. Jakarta: Bumi Tugas dan Fungsi Satuan Kerja
Aksara. Perangkat Daerah Kabupaten
Siswanto, H.B. 2011. Pengantar Pelalawan.
Manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara Jurnal:
Siswandi dan Indra Iman. 2009. Andy Ansyari. 2014. Pelaksanaan
Aplikasi Manajemen Tupoksi Badan Lingkungan
Perusahaan. Jakarta: Mitra Hidup Kabupaten Kampar
Wicana Media. Terhadap Daerah Aliran Sungai
Sukarna. 2011. Dasar-Dasar Tahun 2013. Pekanbaru: Jurusan
Manajemen. Bandung: Mandar Ilmu Pemerintahan – Fakultas
Maju. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sule Erni Trisnawati, dan Kurniawan Universitas Riau.
Saefullah. 2005. Pengantar
Manajemen. Jakarta: Prenada Sumber Lain-lain:
Media.
Aktualonline. Selasa 5 Mei 2015.
Tentang Dugaan Pencemaran PT

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 16


Mas Komisi III DPRD
Pelalawan Pertanyakan BLH

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 17

You might also like