The Effectiveness Test of Giving Infusa of Cincau Leaves (Cyclea Barbata (L.) Miers) Toward SGPT and SGOT Enzyme Levels On The Mice Infected by

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

The Effectiveness Test Of Giving Infusa Of Cincau Leaves (Cyclea barbata (L.

)
Miers) Toward SGPT and SGOT Enzyme Levels On The Mice Infected By
Salmonella Typhi

Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti


ABSTRACT

Typhoid fever is the disease that still be comes an important health issue in
Indonesia which is caused by Salmonella typhi. Green cincau leaves (Cyclea barbata
(L.) Miers) contain flavonoid, saponin, and alkaloid assumed to be used as a medicine
of typhoid hepatitis. This research aimed to know the influence of giving infusa of
green cincau leaves (Cyclea barbata (L.) Miers) during 7 and 14 days toward the
levels of SGPT and SGOT on the mice infected by Salmonella typhi.
This research was true experimental and the research design used Post Test
Only Control Group Design using 30 male mice of Wistar strain divided into 6
groups, those were control treatment during 7 and 14 days (not infected by
Salmonella typhi without giving infusa of green cincau leaves 10% b/v), negative
control during 7 and 14 days (infected by Salmonella typhi by giving infusa of green
cincau leaves 10% b/v) and the group of infusa of green cincau leaves 10% b/v during
7 and 14 days (infected by Salmonella typhi by giving infusa of green cincau leaves
10%). The data measurement of SGPT and SGOT levels was analyzed by T-test.
The research results showed that infusa of green cincau leaves during 14 days
could prevent the increasing of the highest SGPT levels with the significance of 0,000
(p<0,05). Meanwhile infusa of green cincau leaves during 7 and 14 days could
prevent the increasing of SGOT levels, but the effect was comparable with significant
value of 0,163 (p>0,05).
Keywords : (Cyclea barbata (L.) Miers), flavonoid, SGPT dan SGOT, Salmonella
typhi.
Uji Efektivitas Pemberian Infusa Daun Cincau (Cyclea Barbata (L.) Miers)
Terhadap Kadar Enzim SGPT dan SGOT Tikus yang Terinfeksi Salmonella
Typhi

Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti


INTISARI
Demam tifoid merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan
yang penting di Indonesia yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Daun
cincau hijau (Cyclea barbata (L.) Miers) mengandung flavonoid, saponin, dan
alkaloid diduga dapat digunakan sebagai pengobatan pada penyakit hepatitis tifosa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pemberian infusa daun
cincau hijau (Cyclea barbata (L.) Miers) selama 7 dan 14 hari terhadap kadar SGPT
dan SGOT tikus yang terinfeksi Salmonella typhi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni (true experimental)
dan rancangan penelitian menggunakan Post Test Only Control Grup Desingn
menggunakan 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar dibagi dalam 6 kelompok yaitu
kontrol perlakuan selama 7 dan 14 hari (tidak terinfeksi Salmonella typhi tanpa
pemberian infusa daun cincau hijau 10% b/v), kontrol negatif selama 7 dan 14 hari
(terinfeksi Salmonella typhi tanpa pemberian infusa daun cincau hijau 10% b/v) dan
kelompok infusa daun cincau hijau 10% b/v selama 7 hari dan 14 hari (terinfeksi
Salmonella typhi dengan pemberian infusa daun cincau hijau 10% b/v). Data
pengukuran kadar SGPT dan SGOT dianalisa menggunakan uji T.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa daun cincau hijau selama 14 hari
mencegah kenaikan kadar SGPT yang paling besar dengan nilai signifikansi 0,000
(p<0,05). Sedangkan pemberian infusa daun cincau hijau selama 7 maupun 14 hari
efeknya sebanding dalam mencegah kenaikan kadar SGOT dengan nilai signifikansi
0,163 (p>0,05).

Kata kunci : (Cyclea barbata (L.) Miers), flavonoid, SGPT dan SGOT, Salmonella
typhi.

PENDAHULUAN sanitasi rendah dan air bersih terbatas


Demam tifoid merupakan penyakit ini mudah ditemui. Insidensi
penyakit endemik dengan gejala demam tifoid tertinggi terjadi di
bervariasi mulai dari yang ringan Negara-Negara Asia Tenggara dan
seperti demam, malaise, batuk kering Asia bagian Timur Laut, yaitu
sampai rasa sakit pada abdomen dan Indonesia, India, Pakistan (WHO,
berbagai komplikasi lainnya. 2010). Prevalensi demam tifoid di
Penyebaran terjadi secara oral-fekal, Indonesia diperkirakan 800 penderita
oleh karena itu pada daerah dengan per 100.000 penduduk per tahun,
dengan angka kematian 2%. Meskipun enzim SGPT dan SGOT pada tikus
demam tifoid menyerang semua umur, yang terinfeksi Salmonella typhi.
namun golongan terbesar tetap pada METODE PENELITIAN
usia kurang dari 20 tahun (Widoyono, 1. Alat
2011). Erlenmeyer, batang pengaduk,
Pembengkakan hati ringan panci infusa corong, kain flanel,
sampai sedang dijumpai pada 50% neraca analitik, blender, pipet tetes,
kasus dengan demam tifoid dan lebih gelas ukur, beker glass, ayakan
banyak dijumpai karena Salmonella nomer 30 mesh, waterbath, spuit
typhi daripada Salmonella paratyphi. oral, spuit injeksi, silet, tabung
Untuk membedakan apakah hepatitis reaksi, tabung eppendorf, mikro
ini oleh karena tifoid, virus, malaria, hematokrit, seperangkat alat bedah,
atau amuba maka perlu diperhatikan tabung eppendorf, sentrifuge 3000
kelainan fisik, parameter laboratorium, rpm, termometer digital.
dan bila perlu histopatologik hati 2. Bahan
(Utami, 2010). daun cincau hijau (Cyclea barbata
Pengobatan dengan cara-cara (L.) Miers), tikus putih jantan galur
tradisional semakin popular baik wistar umur 2-3 bulan sehat dengan
didalam negeri maupun diluar negeri. berat badan 180-200 gram,
Indonesia memiliki banyak tumbuhan aquades, serum tikus, Salmonella
obat yang tersebar diberbagai daerah. typhi.
Cincau hijau (Cyclea barbata (L.) 3. Determinasi
Miers) merupakan salah satu tanaman Determinasi dilakukan di
obat yang banyak digunakan Laratorium Ekologi dan
masyarakat Indonesia sebagai obat Biosistematik Fakultas Sains dan
tradisional. Secara tradisional daun Matematika jurusan Biologi
cincau hijau digunakan untuk Universitas Diponogoro Semarang.
mengobati peradangan, demam, panas 4. Pembuatan Infusa Daun Cincau
dalam, penurun tekanan darah tinggi Hijau (Cyclea barbata (L.) Miers)
dan diare (Zakaria dkk., 2002). 10% b/v
Berdasarkan penelitian Heyne (1987), Infusa 10% b/v dibuat dengan cara
tanaman cincau hijau mengandung serbuk daun cincau hijau sebanyak
senyawa kimia seperti alkaloid, 10 gram dimasukkan kedalam panci
saponin, flavonoid, klorofil dan infusa, ditambahkan air 100 ml.
karotenoid. Panaskan selama 15 menit,
Berdasarkan efek farmakologis terhitung mulai suhu didalam panci
yang dihasilkan oleh senyawa- mencapai 90˚C, sesekali diaduk.
senyawa yang terkandung dalam daun Setelah 15 menit saring sediaan
cincau hijau terhadap penghambatan selagi panas melalui kain flanel.
bakteri Salmonella typhi, maka peneliti Apabila volume air belum
tertarik untuk melakukan penelitian mencapai 100 ml, ditambahkan air
tentang pengaruh daun cincau (Cyclea panas melalui ampasnya sampai
barbata (L.) Miers) terhadap kadar diperoleh volume 100 ml.
5. Perlakuan hewan uji tanaman yang digunakan dalam
Penelitian ini menggunakan 30 penelitian ini adalah cincau hijau
tikus jantan galur wistar dibagi tiap (Cyclea barbata (L.) Miers).
kelompok 5 ekor sebanyak 6
kelompok. Hari ke-1, 4 kelompok
tikus diinjeksi bakteri Salmonella
typhi secara peroral deng dosis 108
CFU/ml. Hari ke-7 darah tikus
diambil untuk tes titer widal (tes
serologi). Hari ke-1 sampai hari ke-
7 masing-masing kelompok di ukur
suhu tubuh menggunakan
termometer. Dua kelompok hewan
uji diberi perlakuan selama 7 dan
14 hari. Hari ke-14 dan hari ke-21
masing-masing kelompok dibedah
untuk pengukuran SGPT dan SGOT
dengan mengambil darah tikus
melalui jantung (Intrakardial),
kemudian diukur Volume hepar.

ANALISA DATA
Data yang diambil adalah kadar
enzim SGPT, SGOT dan Volume
hepar. Data dianalisa secara statistik
parametrik dan nonparametrik yang
didasarkan pada hasil normalitas
kemudian dilanjutkan dengan
menggunakan uji T dan Mann-
Whitney menggunakan SPSS 16.0
dengan taraf kepercayaan 95%.

HASIL
kunci determinasi :
1b, 2b, 3b, 4b, 12b, 13b, 14a,
15a, 17b, 18b, 19b, 20b, 21b, 22b, 23b,
24b, 25b, 26b, 27a, 28b, 29b, 30b, 31a,
32a, 33b, 34a, 35b, 37b, 38b, 39a, 40b,
… famili 19 : Minispermaceae ………
1b, 2a,3a, 4a, Genus 16 : Cyclea
……… Spesies 1: Cyclea barbata
Miers. Berdasarkan hasil determinasi
dapat diperoleh kepastian bahwa
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar SGPT Tikus yang Terinfeksi Salmonella
typhi
Kelompok perlakuan Lama Mean ±SD (U/L)
pemberian
Kontrol perlakuan 7 hari 22,6 ± 5,95
Kontrol perlakuan 14 hari 22,8 ± 4,53
Kontrol negatif 7 hari 120,2 ± 3,97
Kontrol negatif 14 hari 117,8 ± 5,49
Infusa daun cincau hijau 10% b/v 7 hari 74,8 ± 13,17
Infusa daun cincau hijau 10% b/v 14 hari 28,8 ± 7,22

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk


Kelompok Perlakuan Nilai Keterangan
signifikansi
Kontrol perlakuan selama 7 hari 0,752 Normal
Kontrol perlakuan selama 14 hari 0,460 Normal
Kontrol negatif selama 7 hari 0,535 Normal
Kontrol negatif selama 14 hari 0,660 Normal
Infusa daun cincau hijau 10% b/v selama 7 hari 0,569 Normal
Infusa daun cincau hijau 10% b/v selama 14 hari 0,813 Normal

Tabel 3. Hasil Uji T Kadar SGPT Tikus


Kelompok Nilai keterangan
signifikansi
Kontrol negatif Infusa daun cincau 0,001 Berbeda Signifikan
selama 7 hari hijau 10% b/v
Kontrol negatif Infusa daun cincau 0,000 Berbeda Signifikan
selama 14 hari hijau 10% b/v
Infusa daun Infusa daun cincau 0,001 Berbeda Signifikan
cincau hijau 10% hijau 10% b/v
b/v selama 7 hari

Tabel 4. Hasil Pengukuran Kadar SGOT Tikus yang Terinfeksi Salmonella


typhi
Kelompok perlakuan Lama Mean ± SD (U/L)
pemberian
Kontrol perlakuan 7 hari 22,8±5,98
Kontrol perlakuan 14 hari 23,8±1,72
Kontrol negatif 7 hari 122,8±8,79
Kontrol negatif 14 hari 118,4±6,83
Infusa daun cincau hijau 10% b/v 7 hari 56,8±18,30
Infusa daun cincau hijau 10% b/v 14 hari 40,2±10,36
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk
Kelompok Perlakuan Nilai Keterangan
signifikansi
Kontrol perlakuan selama 7 hari 0,364 Normal
Kontrol perlakuan selama 14 hari 0,223 Normal
Kontrol negatif selama 7 hari 0,299 Normal
Kontrol negatif selama 14 hari 0,507 Normal
Infusa daun cincau hijau 10% b/v selama 7 hari 0,629 Normal
Infusa daun cincau hijau 10% b/v selama 14 hari 0,314 Normal

Tabel 6. Hasil Uji T kadar SGOT Tikus


Kelompok Nilai Keterangan
signifikansi
Kontrol negatif Infusa daun cincau 0,001
selama 7 hari hijau 10% b/v Berbeda Signifikan
Kontrol negatif Infusa daun cincau 0,000
selama 14 hari hijau 10% b/v Berbeda Signifikan
Infusa daun Infusa daun cincau 0,163 Berbeda tidak
cincau hijau 10% hijau 10% b/v Signifikan
b/v selama 7 hari

Tabel 7. Data volume hepar tikus yang terinfeksi Salmonella typhi


Kelompok perlakuan Lama Mean ± SD (ml)
pemberian
Kontrol perlakuan 7 hari 2,94±0,08
Kontrol perlakuan 14 hari 2,96±0,08
Kontrol negatif 7 hari 4,56±0,29
Kontrol negatif 14 hari 5,22±0,42
Infusa daun cincau hijau 10% b/v 7 hari 3,72±0,24
Infusa daun cincau hijau 10% b/v 14 hari 3,20±0.19

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk


Kelompok Perlakuan Nilai Keterangan
signifikansi
Kontrol perlakuan selama 7 hari 0,046 Tidak normal
Kontrol perlakuan selama 14 hari 0,000 Tidak normal
Kontrol negatif selama 7 hari 0,858 Normal
Kontrol negatif selama 14 hari 0,154 Normal
Infusa daun cincau hijau 10% b/v selama 7 hari 0,201 Normal
Infusa daun cincau hijau 10% b/v selama 14 hari 0,468 Normal
Tabel 9. Uji Mann-Whitney

Kelompok Nilai Keterangan


signifikansi
Kontrol negatif Infusa daun cincau 0,008
selama 7 hari hijau 10% b/v selama Berbeda Signifikan
7 hari
Kontrol negatif Infusa daun cincau 0,008
selama 14 hari hijau 10% b/v selama Berbeda Signifikan
14 hari
Infusa daun Infusa daun cincau 0,016
cincau hijau 10% hijau 10% b/v selama Berbeda Signifikan
b/v selama 7 hari 14 hari

PEMBAHASAN tikus benar-benar terinfeksi bakteri


Pada uji efektivitas Salmonella typhi.
pemberian infusa daun cincau hijau Berdasarkan tabel uji T dapat
(Cyclea barbata (L.) Miers) terhadap dilihat bahwa terjadi perbedaan yang
kadar SGPT dan SGOT tikus yang signifikan terhadap kadar SGPT dan
terinfeksi Salmonella typhi, hewan SGOT tikus yang terinfeksi
uji yang digunakan adalah tikus putih Salmonella typhi. Hasil penelitian
jantan galur Wistar umur 2-3 bulan menunjukkan bahwa infusa daun
dengan berat badan 180-200 g. cincau hijau 10% b/v selama 14 hari
Pemberian bakteri secara peroral mencegah kenaikan kadar SGPT
dengan harapan bakteri langsung yang paling besar dengan nilai
melewati saluran pencernaan menuju signifikansi 0,000 (p<0,05)
ke peredaran darah. Masa inkubasi dibandingkan infusa daun cincau
peroral adalah 7-14 hari, respon hijau 10% b/v selama 7 hari.
klinis yang timbul adalah demam, Sedangkan pemberian infusa daun
peningkatan titer widal, peningkatan cincau hijau 10% b/v selama 7
SGPT dan SGOT. maupun 14 hari efeknya sebanding
Parameter yang digunakan dalam mencegah kenaikan kadar
dalam penelitian ini yaitu kenaikan SGOT dengan nilai signifikansi
SGPT dan SGOT. Tes fungsi hati 0,163 (p<0,05). Hal ini terjadi karena
yang diperiksa adalah kadar enzim enzim SGOT tidak spesifik dalam
SGPT dan SGOT karena merupakan mendeteksi adanya kerusakan hati,
indikator yang spesifik untuk sedangkan enzim SGPT lebih
mendeteksi kerusakan jaringan hati. spesifik untuk mendeteksi adanya
Pengukuran suhu tubuh dilakukan kerusakan hati, karena enzim SGPT
karena semua penyakit yang terdapat dihepar dan juga kerja hepar
dikarenakan penyakit infeksi yang berat dalam memproduksi
biasanya ditandai dengan SGPT dibandingkan SGOT yang
peningkatan suhu tubuh. Selain itu terdapat diseluruh tubuh.
dilakukan pemeriksaan serologi (tes Tabel uji Mann-Whitney
widal) untuk mengetahui bahwa diatas menunjukkan infusa daun
cincau hijau 10% b/v selama 7 hari
berbeda signifikan dengan infusa Miers) selama 7 dan 14 hari
daun cincau hijau 10% b/v selama 14 memiliki perbedaan pengaruh
hari dengan nilai signifikansi terhadap kenaikan kadar SGPT
0,016(p<0,05). Sehingga dapat dan SGOT tikus yang
disimpulkan bahwa pemberian terinfeksi Salmonella typhi.
infusa daun cincau hijau 10% b/v Saran
selama 7 hari maupun 14 hari 1. Perlu dilakukan penelitian
mencegah hepatomegali. Pencegahan lebih lanjut tentang efektivitas
hepatomegali paling besar ditunjukan pemberian infusa daun cincau
pada infusa daun cincau hijau 10% hijau (Cyclea barbata (L.)
b/v selama 14 hari dibandingkan 7 Miers) terhadap kadar SGPT
hari. Hal ini terjadi karena zat aktif dan SGOT tikus yang
yang yang tekandung dalam daun terinfeksi Salmonella typhi
cincau hijau yaitu flavonoid dengan menggunakan variasi
memiliki mekanisme kerja dosis.
menghambat enzim cyclooxygenase 2. Perlu dilakukan penelitian
dan lipooxygenase sehingga tidak lebih lanjut dengan
terbentuk asam arakidonat, saponin menggunakan bentuk sediaan
yang mengganggu permeabilitas yang lain
membrane sel bakteri, dan alkaloid
yang dapat mengganggu komponen DAFTAR PUSTAKA
penyusun peptidoglikan pada sel 1. WHO, 2010, The Diagnosis
bakteri. Treatment and Prevention of
typhoid Fever, Background
KESIMPULAN DAN SARAN document, World Health
Kesimpulan Organization, Geneva.
1. Pemberian infusa daun cincau 2. Widoyono, 2011, Penyakit
hijau (Cyclea barbata (L.) Tropis, 41-46, Erlangga,
Miers) selama 7 hari dan 14 Jakarta.
hari berpengaruh terhadap 3. Utami, Nugrah, T., 2010,
kadar SGPT dan SGOT tikus Demam Tifoid, Pekanbaru,
yang terinfeksi Salmonella Riau.
typhi terjadi karena daun 4. Zakaria, F.R., and
cincau hijau memiliki Prangdimurti, E. 2002,
kemampuan menghambat Skrining Aktivitas Biologi
pertumbuhan bakteri Tanaman Cincau Untuk
Salmonella typhi. Pengkayaan Khasiat Gel
2. Pemberian Infusa daun cincau Cincau Hijau, Penelitian,
hijau (Cyclea barbata (L.) Institut Pertanian Bogor,
Miers) selama 7 hari dan 14 Bogor.
hari memiliki pengaruh 5. Heyne, K., 1987, Tumbuhan
terhadap kenaikan kadar SGPT Berguna Indonesia. Jilid II,
dan SGOT tikus yang 753, Jakarta : Yayasan Sarana
terinfeksi Salmonella typhi. Wana Jaya
3. Pemberian infusa daun cincau
hijau (Cyclea barbata (L.)

You might also like