Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Kost (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi "X" Di Wilayah Jakarta Barat)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA KOST (STUDI


KASUS PADA PERGURUAN TINGGI “X” DI WILAYAH
JAKARTA BARAT)

Sharla Mega Yudia, Kusyogo Cahyo, Aditya Kusumawati


Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Email: sharlamy@ymail.com

ABSTRACT

One of the most complex teenage issues is free sex. College students pretained
in a group of teen with age ranging from 18-24 years old. Because their campus
is far from their home, most of them choose to stay in a boarding house. Lack of
parental supervision and weak social control in the boarding house environment
exacerbate sexual behaviour of college students. The purpose of this study is to
describe premarital sexual behaviour of undergraduate student at University “X”
in West Jakarta Region. This type of research is qualitative research with in-
depth interviews. Population studied are 6 informant who stayed at the boarding
house and 8 triangulation informant which consist of 4 close friends and 4
girlfriends who stayed at boarding house. The results showed that the factors that
caused college student to have a free sex is due to high amount of allowance that
encourage them to try new things, the influence of the surrounding environment
like friends, best friends or boyfriend or girlfriend, lack of attitude that doesn’t care
about the limit of friendship from the opposite sex, lack of supervision from the
owner of the boarding house, believe in a stigma that rules were made to be
broken, early sex education given from parents to their children is still very taboo,
and an increasing accessible of media information.

Keyword:premarital sexual behavior, boarding student, university

PENDAHULUAN
Remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
peralihan individu dari masa yang pesat baik dari fisik,
kanak-kanak ke masa dewasa.[1] psikologis maupun intelektual.
Menurut World Health Remaja memiliki sifat yang khas,
Organization (WHO), remaja yaitu memiliki rasa keingintahuan
adalah penduduk dalam rentang yang tinggi, menyukai
usia 10-19 tahun, menurut petualangan dan tantangan serta
Peraturan Menteri Kesehatan berani menanggung segala
Republik Indonesia Nomor 25 macam resiko atas perbuatannya
tahun 2014 remaja adalah tanpa berpikir panjang. Apabila
penduduk dalam rentang usia 10- keputusan yang diambil tidak
18 tahun, sedangkan menurut tepat, mereka akan terjerumus ke
Badan dan Koordinasi Keluarga dalam perilaku beresiko.[2]
Berencana Nasional (BKKBN) Permasalahan remaja
rentang usia remaja adalah 10 merupakan permasalahan yang
sampai 24 tahun.[2] Masa Remaja sangat kompleks, salah satunya
merupakan periode terjadinya adalah seks bebas. Seks bebas

819
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

merupakan hubungan yang masyarakat bahkan dianggap aib


didorong oleh hasrat seksual, oleh keluarga.[7] Akibat lain yang
baik dengan lawan jenis maupun disebabkan dari perilaku seks
sesama jenis, tanpa adanya bebas adalah meningkatnya
ikatan perkawinan, dan dapat ancaman Infeksi Menular Seksual
dilakukan secara bebas dengan (IMS) termasuk HIV/AIDS.World
banyak orang.[3] Perilaku seksual Health Organization (WHO)
dan pacaran berkaitan erat satu memperkirakan, pada tahun 2008
sama lain, karena pacaran akan terdapat 340 juta kasus baru IMS
menghadapkan remaja dengan (gonore, infeksi chalmidya, siflis,
kondisi yang meningkatkan dan trikomonas) setiap
pengalaman seksual mereka.[4] tahunnya.[8]
Berdasarkan survey SDKI Mahasiswa tergolong
tahun 2012 mengenai Kesehatan kedalam kelompok remaja usia 18
Reproduksi Remaja, secara sampai 24 tahun.Remaja yang
nasional terjadi peningkatan baru memasuki dunia perkuliahan
angka remaja yang pernah memiliki keinginan untuk hidup
melakukan hubungan seksual mandiri dan jauh dari orang
pranikah dibandingkan dengan tua.Salah satu caranya adalah
data hasil SKRRI 2007. Hasil dengan tinggal di kost-
survei SDKI 2012 KRR kostan.Kontrol orang tua yang
menunjukkan bahwa sekitar 9,3% kurang, ditambah kontrol sosial
atau sekitar 3,7 juta remaja yang lemah di lingkungan kost-
menyatakan pernah melakukan kostan, membuat mahasiswa
hubungan seksual pranikah, berani menanggung segala macam
sedangkan hasil SKRRI 2007 resiko atas perbuatannya tanpa
hanya sekitar 7% atau sekitar 3 berpikir panjang, salah satunya
juta remaja.[4] Data tersebut adalah melakukan hubungan
diperkuat oleh survey Badan seksual pranikah.
Kependudukan dan Keluarga Berdasarkan uraian masalah
Berencana Nasional (BKKBN) diatas, peneliti merasa perlu untuk
yang menyebutkan 5,3% pelajar melakukan penelitian tentang
SMA di Jakarta pernah perilaku seksual pada mahasiswa
berhubungan seks bebas, dan kost di Perguruan Tinggi “X”
63% remaja di Indonesia sudah wilayah Jakarta Barat.
pernah melakukan kontak
seksual dengan lawan jenisnya.[5] METODE PENELITIAN
Akibat yang paling menonjol Penelitian ini merupakan
dari perilaku seks bebas adalah penelitian kualitatif dengan
meningkatnya angka Kehamilan rancangan studi kasus.Alasan
yang Tidak Diinginkan (KTD). peneliti menggunakan penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh kualitatif karena peneliti bermaksud
BKKBN, di Indonesia terdapat untuk mengetahui perilaku seksual
sekitar 2,4 juta kasus aborsi pranikah pada mahasiswa kost di
setiap tahunnya, di mana 700 ribu Perguruan Tinggi “X” wilayah
di antaranya dilakukan oleh Jakarta Barat secara lebih
remaja.[6]Selain itu, besar mendalam.
kemungkinan remaja mendapat Subjek penelitian pada
sanksi sosial seperti, dikucilkan penelitian ini dipilih menggunakan
oleh teman, dihujat oleh teknik snowball.Subjek dalam

820
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

penelitian ini terdiri dari 6 informan kelamin (22%), dan melakukan


utama yang merupakan hubungan seksual (6,2%).[9]
mahasiswa kost dan 8 informan Berdasarkan hasil penelitian,
triangulan yang terdiri dari 4 teman subjek menjelaskan bahwa
dekat dan 4 pasangan mahasiswa tahapan yang sering kali dilakukan
kost.Data yang dikumpulkan dalam berhubungan seksual
meliputi data primer yang adalah mencari moment yang tepat
didapatkan melalui wawancara dan membuat pasangan
mendalam dan data sekunder yang terangsang dengan menyentuh
didapatkan dari sumber buku, bagian-bagian sensitif dari tubuh
jurnal kesehatan, artikel kesehatan pasangan, saat pasangan sudah
dan literatur lain yang relevan. terangsang subjek mengatakan
tidak sulit untuk mengajak
HASIL PENELITIAN& pasangan melakukan hubungan
PEMBAHASAN seksual pranikah tanpa paksaan
A. Perilaku Seksual Pranikah sedikitpun. Hasil penelitian tersebut
Melalui informasi dari hasil sesuai dengan penelitian yang
penelitian dijelaskan bahwa selain dilakukan Laily (2004), yang
berhubungan intim, aktivitas mengatakan bahwa terjadinya
seksual yang subjek penelitian hubungan seksual pertama tidak
lakukan selama pacaran antara sesalu diawali dengan permintaan
lain adalah blow job atau lisan tetapi dengan stimulus atau
memasukan penis kedalam mulut rangsangan langsung terhadap
pasangan, gerepe-gerepe atau pasangannya.[9]
meraba, menyentuh, meremas Melihat pada hasil penelitian
tubuh pasangan, petting atau serta penelitian terdahulu, peneliti
menggesek-gesekan alat kelamin, simpulkan bahwa perilaku seksual
ngocok atau istilah yang digunakan mahasiswa kost dipengaruhi oleh
untuk masturbasi dengan bantuan lingkungan pergaulan dan orientasi
tangan pasangan. Berdasarkan seksual mereka. Rasa ingin tahu
hasil penelitian, sebagian besar dan fantasi seksual menyebabkan
subjek terpengaruh stigma bahwa subjek ingin mempraktekan apa
mengobrol, jalan-jalan, nonton, yang orang dewasa lakukan.
berpelukan hingga ciuman Teman sebaya juga memainkan
merupakan hal yang wajar peranan yang sangat kuat
dilakukan bagi orang pacaran, terhadap sikap dan perilaku
sehingga membuat mereka ingin seksual subjek penelitian.
mengeksplor lebih dari rubuh
pasangannya. Hal ini sesuai B. Karakteristik Subjek
dengan studi kasus yang dilakukan Penelitian
oleh Pilar PKBI Jawa Tengah Pada wawancara yang
(2006), tentang perilaku seksual dilakukan kepada 6 subjek
mahasiswa diketahui bahwa penelitian diawali dengan menggali
mereka melakukan aktivitas karakteristik subjek berdasarkan
pacaran dan mengobrol (100%), umur dan faktor sosial ekonomi
berpegangan tangan (80%), (fakultas, semester, tempat kost
mencium pipi atau kening (69%), dan jumlah uang saku
mencium bibir (51%), mencium perbulan).Informan termuda
leher (28%), meraba dada/alat berusia 19 tahun dan informan
tertua berusia 22 tahun. Sebagian

821
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

besar subjek penelitian berada di Media massa mempunyai


fakultas ekonomi dan bisnis peranan besar dalam memberikan
semester 8, sementara dua subjek informasi seksual, remaja yang
penelitian lainnya berada di belum pernah mengetahui masalah
fakultas teknik semester 4 dan 10. seksualitas dengan lengkap akan
Sebagian besar subjek penelitian mencoba dan meniru apa yang
tinggal di rumah kost jalan tawakal mereka dengan dan lihat. Hal ini
ujung, sementara dua subjek sesuai dengan penelitian Oktavia
penelitian lainnya tinggal di rumah (2013), bahwa proporsi gaya hidup
kost jalan susilo dan jalan berisiko terjadinya perilaku seksual
tawakal.Jumlah uang saku pranikah pada remaja yaitu
perbulan tertinggi mahasiswa kost menonton video porno sebesar
yaitu 8 juta dan terendah 2 juta. 76,2%, terpengaruh dengan
Jumlah uang saku yang bacaan atau tontonan porno
begitu tinggi mengakibatkan sehingga memiliki keinginan untuk
mudahnya subjek untuk mencoba mencoba melakukan hubungan
hal-hal baru yang mereka anggap seksual sebesar 15,3% dan
modern, misalnya pergi ke tempat- melakukan perilaku seksual
tempat hiburan malam, seperti pranikah karena pengaruh dari
kafe, bar dan diskotik untuk bacaan atau tontonanan porno
bersenang-senang, meminum- sebesar 7,7%.[12]
minuman beralkohol hingga Dari hasil penelitian dapat
mencoba obat-obatan terlarang peneliti simpulkan bahwa media
yang bisa membuat kontrol diri informasi yang biasa digunakan
mereka rendah dan berani oleh subjek penelitian adalah
melakukan perilaku-perilaku internet.Subjek biasa mengakses
menyimpang. internet melalui
smartphone.Informasi yang biasa
C. Akses Media Informasi diakses diantaranya adalah
Sebagian besar subjek masalah seputar seksual dan
penelitian, mengakses informasi pornografi.Dengan semakin
tentang seksualitas melalui internet canggihnya tekhnologi (seperti
dari smartphone yang mereka internet) menyebabkan
miliki.Mengakses internet melalui penyebaran informasi secara cepat
smartphone memudahkan mereka dan mudah, baik informasi yang
menemukan informasi apapun, bersifat positif maupun
kapanpun dan dimanapun. Subyek negatif.Informasi yang diterima
biasa mengakses informasi seputar tersebut dapat mempengaruhi
seksual seperti konten pornografi, perilaku seksual seseorang.
gaya seksual dan meme yang
menyangkut seksualitas dari D. Peran Teman Sebaya
smartphonenya. Sejalan dengan Hasil penelitian juga
penelitian Oktavia (2013), bahwa menunjukan bahwa dilingkungan
terjadinya perilaku seksual pergaulannya mahasiswa kost
pranikah pada remaja yaitu akibat sering berdiskusi mengenai
terpengaruh dengan bacaan atau seksualitas dengan teman-
tontonan porno sehingga memiliki temannya dan mereka mengakui
keinginan untuk mencoba bahwa teman-teman terdekat
melakukan hubungan seksual.[12] pernah melakukan hubungan
seksual pranikah dengan pacar

822
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

maupun bukan dengan pacarnya terdahulu yang dilakukan oleh


melainkan wanita pekerja seks Israwati (2014) yang menyatakan
yang ditemui dari tempat-tempat bahwa informan yang tidak
hiburan. mendapatkan informasi seputar
Hasil penelitian ini sesuai perilaku seks pranikah dari orang
dengan penelitian yang dilakukan tua karena orang tua informan
oleh Iswarati dan T.Y. Prihyugiarto, masih menganggap tabu untuk
dari Puslitbang KB dan Kesehatan membicarakan masalah tersebut
Reproduksi BKKBN yang dan karena budaya yang tidak
menyatakan bahwa remaja yang memperbolehkan berbicara
mempunyai teman pernah masalah seks didepan umum apa
melakukan hubungan seksual lagi didepan anak-anak karena itu
pranikah dan mendorongnya untuk merupakan hal yang negatif,
melakukan hubungan seksual sehingga orang tua merasa malu
pranikah cenderung 1,8 kali lebih untuk membicarakannya.[16]
banyak bersikap setuju melakukan Melihat pada hasil penelitian
hubungan seksual pranikah serta penelitian terdahulu, peneliti
daripada remaja yang tidak simpulkan bahwa subjek tidak
mempunyai teman pernah mendapatkan informasi tentang
melakukan hubungan seksual seksualitas dari orang tua, hal
pranikah dan mendorongnya tersebut menyebabkan subjek
melakukan hubungan seksual mencari informasi sendiri tentang
pranikah.[15] seksualitas dan kesehatan
Melihat pada hasil penelitian reproduksi dari lingkungan sekitar
serta penelitian terdahulu, peneliti yang kebenarannya belum
simpulkan bahwa peran teman diketahui.
sebaya menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan mahasiswa KESIMPULAN
kost melakukan perilaku seksual 1. Subjek penelitian berada pada
pranikah dikarenakan kebiasaan rentang 19-22 tahun.
berdiskusi, bertukar informasi Menempuh pendidikan S1 di
mengenai masalah seksualitas dan Fakultas Ekonomi Bisnis dan
banyaknya teman yang sudah Fakultas Teknik Perguruan
melakukan hubungan seksual Tinggi “X” Wilayah Jakarta
pranikah dijadikan sebagai tolak Barat. Rata-rata tempat kost
ukur mahasiswa kost dalam subjek penelitian berada dijalan
mengambil keputusan dan tawakal, tawakal ujung dan
bertindak. susilo. Uang saku rata-rata tiap
bulan adalah Rp. 2.000.000,00
E. Peran Keluarga – Rp.8.000.000,00.
Berdasarkan hasil penelitian, 2. Sebagian besar subjek
dijelaskan hubungan subjek penelitian mulai melakukan
dengan orang tua mereka baik-baik hubungan seksual semenjak
saja, meskipun demikian, namun duduk dibangku SMP, SMA dan
untuk mebicarakan masalah yang Kuliah. Perilaku seksual
bersifat sensitif subjek mengatakan mahasiswa kost dipengaruhi
lebih nyaman untuk bercerita oleh lingkungan pergaulan dan
dengan teman dibandingkan orang orientasi seksual mereka. Rasa
tua.Hasil penelitian ini tentu sesuai ingin tahu dan fantasi seksual
jika dikaitkan dengan penelitian menyebabkan subjek ingin

823
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

mempraktekan apa yang orang 2005/2006 (Teori


dewasa lakukan. Teman sebaya Perkembangan Moral Kohlberg).
juga memainkan peranan yang Semarang: Universitas Negeri
sangat kuat terhadap sikap dan Semarang. 2006.
perilaku seksual subjek 4. Survei Demografi dan
penelitian. Kesehatan Indonesia.
3. Media informasi yang biasa Kesehatan Reproduksi Remaja.
digunakan oleh subjek adalah 2012. Diakses pada tanggal 4
internet. Subjek biasa Januari 2017 pada pukul 23.03
mengakses internet melalui WIB melalui
smartphone. Informasi yang http://kesga.kemkes.go.id/image
biasa diakses diantaranya s/pedoman/SDKI-2012-Remaja-
adalah masalah seputar seksual Indonesia.pdf
dan pornografi. 5. BKKBN. Remaja Pelaku Seks
4. Kebiasaan berdiskusi, bertukar Bebas Meningkat, (Online),
informasi mengenai masalah 2012, (www.bkkbn.go.id
seksualitas dan banyaknya diakses pada 30 Agustus 2016)
teman yang sudah melakukan 6. Handayani, S. dan
hubungan seksual pranikah Wahyuningrum, D. Pengaruh
menjadi faktor yang Penyuluhan Tentang Bahaya
menyebabkan subjek penelitian Seks bebas Terhadap Sikap
melakukan hubungan seksual Remaja dalam Seks bebas di
pranikah dengan pasangannya. SMAN 1 Wedi Klaten. Diakses
5. Subjek tidak pernah berdiskusi pada 19 Desember 2016 pukul
tentang permasalahan sensitif 21.48 WIB melalui
dengan orang tua dan orang tua http://download.portalgaruda.org
tidak memberikan informasi /article.php?article=130850&val
tentang seksualitas, hal tersebut =5478
menyebabkan subjek mencari 7. Perkumpulan Keluarga
informasi sendiri tentang Berencana Indonesia DIY.
seksualitas dan kesehatan Kehamilan yang Tidak
reproduksi dari lingkungan Diinginkan. Yogyakarta: PKBI
sekitar yang kebenarannya DIY. 2016. Diakses pada
belum diketahui. tanggal 19 Januari 2016 pukul
22.00 WIB melalui http://pkbi-
DAFTAR PUSTAKA diy.info/?page_id=3534
1. Kusmiran, E. Kesehatan 8. Anonim. Skripsi: Pencegahan
Reproduksi Remaja dan Wanita. Infeksi Menular Seksual (IMS) di
Jakarta: Salemba Medika. 2012. SMA Prayatna Medan tahun
2. Pusat Data dan Informasi 2015. Medan : Universitas
Kementerian Kesehatan RI. Sumatera Utara. 2015. Diakses
Situasi Kesehatan Reproduksi pada tanggal 19 Januari 2017
remaja. Jakarta: Kementerian pukul 20.23 WIB melalui
Kesehatan RI. 2015. http://repository.usu.ac.id/bitstre
3. Wahareni, P.A. Skripsi: Sikap am/123456789/56224/5/Chapter
remaja Terhadap Perilaku Seks %20I.pdf
Bebas Ditinjau dari Tingkat 9. Mentari, D.S. Skripsi: Perilaku
Penalaran Moral pada Siswa Seksual Pranikah Mahasiswa
Kelas Dua SMA Kesatrian 1 Kost di Kota Semarang.
Semarang tahun Ajaran

824
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Semarang: Universitas Mahasiswa Semester V STIKes


Diponegoro, 2011. X Jakarta Timur 2012. Jurnal
10. Suru, E. Gambaran Perilaku ilmiah: STIKes M.H Thamrin.
Remaja yang Berkaitan dengan 2013.
Rokok, Minuman Beralkohol, 12. Iswarati dan T.Y. Prihyugiarto.
dan Seks Pranikah Kel.Mancani Faktor-Faktor yang
Kota Palopo. Skripsi. Fakultas Mempengaruhi Sikap terhadap
Kesehatan Masyarakat. Perilaku Seksual Pra Nikah
Universitas Hasanuddin pada Remaja di Indonesia.
Makassar, 2010. Jurnal Ilmiah Keluarga
11. Oktavia, F. dan Setyorogo, Berencana dan Kesehatan
Soedijono. Faktor-Faktor Yang Reproduksi, 2(2), 2008.
Berhubungan Dengan Perilaku
Seksual Pranikah Pada

825

You might also like