Professional Documents
Culture Documents
Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin Di Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Fadhilah Nurina Apsari, Wiwit Rahayu, Sutarto
Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin Di Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Fadhilah Nurina Apsari, Wiwit Rahayu, Sutarto
Jumlah % Jumlah %
RT RT
1. Baik (TKG ≥ 100% AKG) 1 1,67 4 6,67
2. Sedang (TKG 80-99% AKG) 13 21,67 11 18,33
3. Kurang (TKG 70-80% AKG) 5 8,33 9 15,00
4. Defisit (TKG < 70% AKG) 41 68,33 36 60,00
Jumlah 60 100,00 60 100,00
Sumber: Analisis Data Primer
Rumah tangga yang berada di
Tabel 10 menunjukkan bahwa
kategori defisit sebanyak 41 rumah
rumah tangga responden yang berada
tangga dengan proporsi
di kategori baik dalam Tingkat
68,33%.Rumah tangga responden
Konsumsi Energi (TKE) sebanyak 1
yang berada di kategori baik dalam
rumah tangga dengan proporsi
Tingkat Konsumsi Protein (TKP)
1,67%. Rumah tangga yang berada di
sebanyak 4 orang dengan proporsi
kategori sedang sebanyak 13 rumah
6,67%. Rumah tangga yang berada di
tangga dengan proporsi 21,67% dari
kategori sedang sebanyak 11 rumah
total rumah tangga responden.
tangga dengan proporsi 18,33% dari
Rumah tangga yang berada di
total rumah tangga responden.
kategori kurang sebanyak 5 rumah
tangga dengan proporsi 8,33%. Rumah tangga yang berada di
kategori kurang sebanyak 9 rumah
tangga dengan proporsi 15,00%. Hasil analisis korelasi proporsi
Rumah tangga yang berada di pengeluaran konsumsi pangan
kategori defisit sebanyak 36 rumah dengan konsumsi energi dan protein
tangga dengan proporsi 60,00%. rumah tangga responden di
Kecamatan Imogiri Kabupaten
Hubungan Proporsi Pengeluaran Bantul dapat dilihat pada tabel
Konsumsi Pangan dengan berikut.
Konsumsi Energi dan Protein
Tabel 11.Hasil Analisis Korelasi Proporsi Pengeluaran Konsumsi Pangan dengan
Konsumsi Energi dan Protein Rumah Tangga Responden di Kecamatan
Imogiri Kabupaten Bantul Bulan April 2013.
No. Uji Korelasi Hasil Analisis Korelasi
Nilai Probabilitas Koefisien Korelasi
1. Proporsi Pengeluaran Pangan 0,041 -0,265
dengan Konsumsi Energi
2. Proporsi Pengeluaran Pangan 0,125 -0,200
dengan Konsumsi Protein
Sumber: Analisis Data Primer
yang rendah.Nilai koefisien korelasi
Hasil analisis pada Tabel 11
pada hasil analisis tersebut bernilai
menunjukkan bahwa nilai
negatif menunjukkan bahwa
probabilitas proporsi pengeluaran
hubungan antara proporsi
pangan dengan konsumsi energi dan
pengeluaran pangan dengan
proporsi pengeluaran pangan dengan
konsumsi energy berlawanan arah.
konsumsi protein adalah 0,041 dan
Apabila proporsi pengeluaran pangan
0,125.Artinya antara proporsi
tinggi, maka konsumsi energi akan
pengeluaran pangan dengan
rendah. Besarnya proporsi
konsumsi energi rumah tangga
pengeluaran pangan berpengaruh
miskin mempunyai hubungan yang
terhadap rendahnya konsumsi energi.
signifikan dengan tingkat
kepercayaan 95%, sedangkan antara
proporsi pengeluaran pangan dengan Ketahanan Pangan Rumah
konsumsi protein rumah tangga Tangga
Sebaran Rumah Tangga
miskin tidak mempunyai hubungan
menurut tingkat ketahanan pangan
yang signifikan.Hasil koefisien
pada rumah tangga miskin di
korelasi antara proporsi pengeluaran
Kecamatan Imogiri Kabupaten
pangan dengan konsumsi energi
Bantul dapat dilihat pada tabel
adalah -0,265.Proporsi pengeluaran
berikut.
pangan dengan konsumsi energi
mempunyai nilai koefisien korelasi
Tabel 12. Sebaran Rumah Tangga menurut Tingkat Ketahanan Pangan pada
Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul
Kategori Ketahanan Pangan Proporsi Tingkat Jumlah (%)
Pengeluaran Konsumsi RT
Pangan (%) Energi (%)
Tahan pangan (proporsi 35,69-59,20 80,19- 102,09 8 13,33
pengeluaran pangan <60%
dan konsumsi energi >80%)
Kurang Pangan (proporsi 36,55- 59,29 30,06- 78,39 21 35,00
pengeluaran pangan <60%
dan konsumsi energi ≤80%)
Rentan pangan (proporsi 60,90- 73,27 80,19- 97,62 6 10,00
pengeluaran pangan ≥60%
dan konsumsi energi >80%)
Rawan pangan (proporsi 60,14- 81,13 29,77- 79,23 25 41,67
pengeluaran pangan ≥60%
dan konsumsi energi ≤80%)
Jumlah 60 100,00
Sumber: Analisis Data Primer
Kecamatan Imogiri Kabupaten
Kondisi ketahanan pangan
Bantul digunakan untuk konsumsi
rumah tangga miskin yaitu rumah
pangan.Rata-rata konsumsi energi
tangga rawan pangan sebesar
dan protein rumah tangga miskin
41,67%, kurang pangan sebesar
adalah 1.205,17 kkal/orang/hari dan
35,00%, tahan pangan 13,33%, dan
33,61 gram/orang/hari. Rata-rata
rentan pangan sebesar 10,00%.Hasil
Tingkat Konsumsi Energi (TKE)
penelitian sebagian besar rumah
sebesar 60,66% yang termasuk
tangga berada di kategori rawan
kategori defisit, sedangkan Tingkat
pangan menunjukkan bahwa rumah
Konsumsi Protein (TKP) sebesar
tangga memliki proporsi pengeluaran
63,59% yang termasuk kategori
pangan yang lebih besar tetapi
defisit.Proporsi pengeluaran pangan
konsumsi energinya belum terpenuhi.
dengan konsumsi energi mempunyai
Hal ini sesuai dengan Hukum Engel
hubungan yang signifikan,
semakin besar proporsi pengeluaran
sedangkan proporsi pengeluaran
untuk pangan, maka rumah tangga
pangan dengan konsumsi protein
tersebut memiliki tingkat pendapatan
tidak mempunyai hubungan.Nilai
yang rendah
koefisien proporsi pengeluaran
pangan dengan konsumsi energi
KESIMPULAN DAN SARAN
adalah -0,265.Nilai koefisien korelasi
bernilai negatif menunjukkan bahwa
Kesimpulan
hubungan antara proporsi
Besarnya rata-rata proporsi
pengeluaran pangan dengan
pengeluaran konsumsi pangan
konsumsi energi berlawanan arah,
terhadap total pengeluaran rumah
artinya proporsi pengeluaran pangan
tangga miskin adalah 60,10% artinya
tinggi, maka konsumsi energi akan
sebagian besar pengeluaran
konsumsi rumah tangga miskin di rendah, begitu pula
sebaliknya.Kondisi ketahanan
pangan rumah tangga miskin yaitu DAFTAR PUSTAKA
rumah tangga rawan pangan sebesar
41,67%, kurang pangan sebesar Alhusin, S. 2003. Aplikasi Statistik
35,00%, tahan pangan 13,33%, dan Praktis dengan SPSS 10 For
rentan pangan sebesar 10,00%. Windows. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Saran Galih, N. 2009. Meningkatkan
Rendahnya konsumsi energi Ketahanan Pangan Indonesia
dan protein disebabkan karena Berbasis Sumber Daya
rendahnya pendapatan serta Lokal.http://nugrohogalih.wor
pendapatan yang tidak kontinyu dpress.com/2009/02/06/mening
setiap bulan.Oleh karena itu, katkan-ketahanan-pangan-
sebaiknya pemerintah Kabupaten indonesia-berbasis-sumber-
Bantul membuat program-program dayalokal/. Diakses tanggal 14
yang lebih ditujukan untuk Oktober 2012.
meningkatkan pendapatan seperti Maxwell, D; C. Levin; M.A.
pelatihan atau pemberian Klemeseau; M.Rull; S.Morris
keterampilan, agar rumah tangga and C.Aliadeke. 2000. Urban
dapat meningkatkan ketahanan Livelihoods and Food Nutrition
pangannya.Pemerintah setempat Security in Greater Accra
sebaiknya mengadakan penyuluhan Ghana. IFPRI in Collaborative
yang bekerja sama dengan petugas with Noguchi Memorial for
kesehatan mengenai sosialisasi Medical Research andWorld
pangan murah dan bergizi agar Health Organization.Research
masyarakat Kabupaten Bantul dapat Report No.112. Washington,
mengonsumsi makanan dengan harga D.C.
yang murah tetapi tetap bergizi, serta
perlu adanya sosialisasi tentang Supariasa, I., B. Bakri, dan I. Fajar.
informasi kecukupan gizi dan 2002. Penilaian Status Gizi.
pengaruhnya terhadap kesehatan Penerbit Buku Kedokteran
untuk meningkatkan pengetahuan EGC. Jakarta.
tentang gizi kepada masyarakat,
sehingga diharapkan mampu
memperbaiki pola pangan yang
dibutuhkan baik dari sisi kuantitas
maupun kualitas.Sebaiknya
masyarakat setempat mengurangi
pengeluaran untuk tembakau dan
sirih agar pendapatan lebih
dialokasikan pada pengeluaran
pangan yang bergizi sehingga dapat
memenuhi Angka Kecukupan Gizi.