Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No.

x, 20xx: xxx - xxx

PENGARUH TOPIKAL GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera) KONSENTRASI 10%,20%


TERHADAP KADAR LIMFOSIT, MONOSIT TIKUS GALUR WISTAR (Rattus
norvegicus) PADA LUKA BAKAR DERAJAT II

Roisatul Husniyah, Budi Susatia, Ni Luh Putu Eka S


Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Jl. Besar Ijen No 77C Malang
Email: Roisatul_husniyah@ymail.com

EFFECT OF TOPICAL ALOE VERA GEL FOR WISTAR RAT’S LYMPHOCYTE AND
MONOCYTE LEVELS IN SECOND DEGREE SKIN BURN

Abstract: Skin burn is skin tissue’s response to the thermal injury that causes infection,
ulcers, morbidity, and mortality in patients. This study aims to determine effect of topical
Aloe vera Gel Concentration 10%, 20% for Wistar Rat’s (Rattus norvegicus) Lymphocyte
and Monocyte Levels In Second Degree Skin burn. This research used experimental
design with 60 wistar rats divided into four groups; NaCl 0,9% group, Silver Sulfadiazine
1% group, Aloe vera 10% group, and Aloe vera 20% group. Each grop will be performed
complete blood sampling on days 4, 8, 12. All data is processed and analyzed statistically
using SPSS 23. The result of the study based on the Independent T-test and Paired T-test
showed that the comparison means of of lymphocytes and Monocytes between NaCl
0,9%, Silver Sulfadiazine 1%, Aloe vera 10%, and Aloe vera 20% has no significant
difference (p>0,05). Conclusion of this study is Aloe vera 10% and 20% have the same
effect with Silver Sulfadiazine 1% for healing of skin burns that assessed from
lymphocytes and monocytes levels.

Keywords: Skin burn, Gel Aloe vera, Lymphocyte, Monocyte.

Abstrak: Luka bakar merupakan respon jaringan kulit terhadap trauma suhu yang menyebabkan
infeksi, ulkus, morbiditas, dan kematian pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh topikal gel Lidah buaya (Aloe vera) konsentrasi 10%,20% terhadap kadar limfosit,
monosit tikus galur wistar (Rattus norvegicus) pada luka bakar derajat II. Penelitian ini
menggunakan desain Eksperimental dengan sampel 60 tikus terbagi dalam 4 kelompok; kelompok
NaCl 0,9%, kelompok Silver Sulfadiazine 1%, kelompok Aloe vera 10%, dan kelompok Aloe vera
20%. Masing-masing kelompok akan dilakukan pengambilan sampel darah lengkap pada hari ke
4, 8, 12. Semua data diolah dan dianalisis statistik menggunakan SPSS 23. Hasil penelitian
berdasarkan uji Independent T-test dan Paired T-test menunjukkan bahwa hasil perbandingan
rerata kadar limfosit dan monosit antara kelompok NaCl 0,9%, Silver Sulfadiazine 1%, Aloe vera
10%, dan Aloe vera 20% tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05). Jadi dari penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa Aloe vera 10% dan 20% memiliki efek yang sama dengan Silver
Sulfadiazine 1% dalam hal penyembuhan luka bakar yang dinilai dari kadar limfosit dan monosit

Kata kunci: Luka Bakar, Gel Lidah Buaya, Limfosit, Monosit

131
Judul Singkat…. (Fulanet. al)

PENDAHULUAN antibakteri, dan antijamur dalam tanaman


Luka bakar merupakan respon jaringan tersebut telah digunakan masyarakat dalam
kulit dan subkutan terhadap trauma suhu terapi tradisional terutama dalam hal luka
(Grace dan Borley, 2007). Luka bakar dapat bakar (Verma, 2011). Salah satu manfaat yang
menyebabkan infeksi, dan ulkus. Luka bakar diharapkan melalui penggunaan Aloe vera
dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik adalah dapat meningkatkan imunitas sehingga
di rumah maupun di luar rumah. Berdasarkan dapat mencegah terjadinya infeksi pada luka
hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat bakar.
dkk (2014) jumlah pasien luka bakar mulai Aloe vera dalam pemanfaatannya terdapat
tahun 2007 hingga 2011 di RS Dr.Soetomo berbagai sediaan, salah satunya yaitu dalam
Surabaya yaitu sebanyak 665 pasien dengan bentuk gel. Konsentrasi gel mempengaruhi
48,3% penyebab terbanyak adalah karena keefektifitasan dari lidah buaya. Hal ini salah
percikan api. Menurut perkiraan World Health satunya dibuktikan oleh penelitian yang
Organization (WHO) tahun 2017 terdapat dilakukan oleh Sulistyani dkk (2016) yang
180.000 kematian dalam setiap tahun yang menguji aktivitas antibakteri infusa daun lidah
disebabkan oleh luka bakar yang sebagian buaya pada konsentrasi 20, 40, dan 60%
besar terjadi di negara berpenghasilan rendah sebagai antibakteri, kesimpulan dari penelitian
dan menengah. Luka bakar yang non fatal tersebut yaitu Aloe vera konsentrasi 20% sudah
walaupun tidak menyebabkan kematian namun memberikan efek antibakteri. Selain itu,
dapat menyebabkan morbiditas pada pasien. penelitian lain dilakukan oleh Fadhilah dkk
Menurut Astrawinata (dalam Nurdiana dkk, (2013) yang menguji efek saponin pada Aloe
2008), luka bakar yang banyak ditemukan vera konsentrasi 15%, 20%, dan 25%
adalah luka bakar derajat II. didapatkan kesimpulan bahwa konsentrasi 20%
Infeksi merupakan salah satu komplikasi merupakan konsentrasi yang terbaik.
luka bakar. Sistem tubuh yang berperan dalam Berdasarkan latar belakang tersebut,
merespon infeksi adalah system kekebalan peneliti bermaksud untuk meneliti tentang gel
tubuh. Sistem kekebalan (imunitas) tubuh Lidah Buaya (Aloe vera) sebagai suatu
merupakan suatu system yang berfungsi untuk antiinflamasi dan immunomodulator yang
melindungi tubuh dari benda asing dan mempengaruhi system imunitas pada luka
mempromosikan perbaikan jaringan akibat bakar derajat II dengan hewan coba tikus
trauma termasuk trauma akibat luka bakar. wistar melalui penilaian kadar limfosit dan
Menurut Sheeler dan Bianchi (dalam monosit. Pengambilan sampel darah lengkap
Miksusanti, 2010), sel limfosit merupakan akan dilakukan pada hari ke 4, 8, dan 12
leukosit agranulosit yang berperan dalam dikarenakan hari ke 4 mewakili fase inflamasi,
sistem perlindungan tubuh spesifik dengan hari ke 8 dan 12 mewakili fase proliferasi.
mensintesis dan mensekresi antibodi atau Konsentrasi yang peneliti gunakan yaitu 10%
immunoglobulin ke dalam jaringan darah dan 20%.
sebagai respon terhadap keberadaan benda Penelitian ini bertujuan untuk Untuk
asing sedangkan monosit merupakan bentuk mengetahui pengaruh topikal gel Lidah buaya
leukosit (sel darah putih) non spesifik yang (Aloe vera) konsentrasi 10%,20% terhadap
berbeda dari granulosit karena susunan kadar limfosit, monosit tikus galur wistar
morfologi intinya dan sifat sitoplasmanya yang (Rattus norvegicus) pada luka bakar derajat II.
relatif agranular. Kedua sel ini berperan dalam
peradangan dan melepaskan mediator-mediator
inflamasi. Tujuannya adalah untuk melawan METODE PENELITIAN
benda asing dalam tubuh agar benda asing Desain Penelitian
tidak menyebabkan infeksi berkelanjutan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
Aloe vera (lidah buaya) merupakan desain penelitian experimental. Metode
tanaman herbal yang popular di masyarakat. pengamatan dalam penelitian ini menggunakan
Kandungan antioksidan, anti inflamasi, pengamatan post-tes only control group

132
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx

design, yaitu untuk mengukur pengaruh gel luka bakar cara basah yaitu menggunakan
Lidah Buaya (Aloe vera) pada kelompok logam yang dibungkus dengan kassa yang
eksperimen dengan cara membandingkan dicelupkan di air mendidih selama 3 menit lalu
kelompok tersebut dengan kelompok control ditempelkan di kulit tikus selama 10 detik.
yaitu: kelompok AV10 (kelompok perlakuan Setelah itu, tikus langsung dilakukan
menggunakan gel lidah buaya 10% sebanyak perawatan luka terbuka dengan menggunakan
12 tikus), kelompok AV20 (kelompok terapi sesuai dengan masing-masing kelompok
perlakuan menggunakan gel lidah buaya 20% selama 4 hari (12 tikus), 8 hari (12 tikus), dan
sebanyak 12 tikus), kelompok NS (kelompok 12 hari (12 tikus). Pembedahan dan
kontrol menggunakan NaCl 0,9% sebanyak 12 pengambilan sampe darah melalui jantung
tikus), dan kelompok SSD (kelompok kontrol dilakukan pada hari ke 4, 8, dan 12.
menggunakan Silver sulfadiazine 1% sebanyak Pemeriksaan sampel dilakukan di
12 tikus). Laboratorium Patologi Klinik Universitas
Variabel dalam penelitian ini yaitu perawatan Brawijaya Malang.
luka menggunakan gel Lidah Buaya (variabel
bebas) dan kadar limfositdan monosit pada Gel Lidah Buaya
tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar Spesies lidah buaya yang digunakan peneliti
dengan luka bakar derajat II (variabel terikat). adalah Aloe vera (L) webb berdasarkan
identifikasi tumbuhan yang dilakukan oleh
Sampel Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya
Jumlah sampel yang digunakan berdasarkan Purwodadi LIPI. Analisa fitokimia dan
rumus Federer adalah sebanyak 36 ekor tikus pembuatan gel dilakukan di Laboratorium
galur wistar dengan luka bakar derajat II yang Materia Medika Batu. Berdasarkan analisa
tiap kelompok terdapat 3 ekor tikus galur fitokimia, gel lidah buaya yang digunakan oleh
wistar dengan luka bakar derajat II per satu peneliti mengandung zat tanin, saponin,
kali pemeriksaan dengan menggunakan teknik terpenoid, dan vitamin C. Pembuatan gel lidah
sampling Purposive Sampling. buaya melalui 2 tahap yaitu tahap maserasi dan
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak tahap ekstraksi.
36 tikus putih galur wistar jantan dengan berat
150 – 250 gram yang telah dinyatakan sehat Analisa Statistik
oleh dinas peternakan dan kesehatan hewan Semua data di analisis dan dibuat grafik
kabupaten Malang. Sampel penelitian menggunakan SPSS 23.0 dan Microsoft excel
ditempatkan di bak plastik standard (1 tikus 2007. Data ditampilkan dalam bentuk Mean
per bak) berukuran 35x25x10 yang ditutup dan diuji menggunakan uji komparatif
dengan anyaman kawat. Semua tikus diberi independent t-test dan Paired t-test. Data
pakan yang dibuat oleh tim peneliti yang dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan
resepnya berasal dari dosen gizi dan diberi apabila p-value <0,05.
minum ad libitum selama penelitian.
Pemeriksaan sampel dilakukan di HASIL PENELITIAN
Laboratorium klinik Universitas Brawijaya Pada hari ke 8 dan 12 setelah diberi luka bakar,
Malang. kelompok yang diberikan perawatan
menggunakan gel lidah buaya 10% dan 20%
Prosedur Penelitian mengalami penurunan rata-rata kadar limfosit
Penelitian ini diawali dengan aklimitasi tikus dibandingkan dengan kelompok yang
selama 7 hari. Kemudian dilakukan diberikan perawatan menggunakan NaCl 0,9%
pencukuran rambut tikus di area linea mediana dan kelompok yang diberikan perawatan
yang merupakan lokasi pembuatan luka bakar. menggunakan Silver sulfadiazine 1% (diagram
Lalu tikus di anestesi menggunakan anestesi 1). Berdasarkan analisa SPSS 23.0 tidak
Chloroform, kemudian tikus dilakukan terdapat perbedaan yang bermakna antara
pembuatan luka bakar cara basah. Pembuatan

133
Judul Singkat…. (Fulanet. al)

kelompok perlakuan dibandingkan kelompok


kontrol.

Hasil Pemeriksaan Kadar Limfosit yang Diberikan Perawatan


dengan NaCl, SSD, AV10%, dan AV20% hari ke 4, 8, dan 12
100.00
80.00
kadar

60.00
40.00
20.00
0.00
NS SSD AVA AVB
HARI 4 73.67 75.67 76.33 75.33
HARI 8 74.33 66.00 74.00 68.00
HARI 12 77.67 78.00 68.67 63.33

Diagram 1. Diagram hasil pemeriksaan kadar limfosit tikus galur wistar yang diberikan
perawatan menggunakan NaCl 0,9%, Silver Sulfadiazine 1%, Aloe vera 10%, dan Aloe
vera 20% antara hari ke 4,8,dan 12.

Berdasarkan diagram 1, kadar limfosit Pada hari ke 8 dan 12 setelah diberi luka bakar,
tertinggi hari ke 4 yaitu pada kelompok yang kelompok yang diberikan perawatan
diberikan perawatan menggunakan gel lidah menggunakan gel lidah buaya 10% dan 20%
buaya 10% sebesar 76,33. Pada hari ke 8, mengalami peningkatan rata-rata kadar
kadar limfosit tertinggi pada kelompok yang monosit dibandingkan dengan kelompok yang
diberikan perawatan menggunakan NaCl 0,9% diberikan perawatan menggunakan NaCl 0,9%
sebesar 74,33. Pada hari ke 12, kadar limfosit dan kelompok yang diberikan perawatan
tertinggi pada kelompok yang diberikan menggunakan Silver sulfadiazine 1% (diagram
perawatan menggunakan Silver sulfadiazine 2).
1% sebesar 78,00.
Hasil Pemeriksaan Kadar monosit yang Diberikan
Perawatan dengan NaCl, SSD, AV10%, dan AV20% hari
ke 4, 8, dan 12
25.00
20.00
kadar

15.00
10.00
5.00
0.00
NS SSD AVA AVB
HARI 4 11.33 10.67 12.33 12.33
HARI 8 13.67 17.67 14.00 15.00
HARI 12 13.67 12.33 16.33 20.00

134
Jurnal Keperawatan Terapan, Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx

Gambar 4.7 Diagram hasil pemeriksaan kadar monosit tikus galur wistar yang diberikan
perawatan menggunakan NaCl 0,9%, Silver Sulfadiazine 1%, Aloe vera 10%, dan Aloe vera
20% antara hari ke 4,8,dan 12.

135

You might also like