Professional Documents
Culture Documents
Daftar Isi
Daftar Isi
Abstract
10
Achintya, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Abstrak
Latar Belakang: Dismenore, nyeri saat periode menstruasi, angka kejadiannya
sangat tinggi. Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan dismenore, salah
satunya adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). Wanita dengan IMT kurang bisa
mengalami dismenore, begitu juga dengan wanita yang memiliki IMT lebih sampai
gemuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara IMT
dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi semester 7 Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desiain
cross-sectional yang dilaksanakan pada bulan Januari 2017. Penelitian ini
menggunakan pengukuran IMT berdasarkan berat badan dan tinggi badan. Setelah
itu dilakukan pengelompokan IMT normal dan tidak normal (kurang dan lebih-gemuk).
Pengukuran dismenore dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Responden
penelitian ini berjumlah 55 mahasiswi Semester 7 Fakultas Kedokteran Universitas
Hang Tuah yang memenuhi kriteria inklusi, namun tidak memenuhi kriteria eksklusi.
Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dari total 55 responden, yang
mengalami dismenore sebanyak 40 responden (72,7%). Dari 40 responden yang
mengalami dismenore didapatkan 14 responden (35%) mempunyai IMT yang tidak
normal, sedangkan 26 responden (65%) mempunyai IMT normal. Sementara itu dari
15 responden yang tidak mengalami dismenore, hanya 1 responden (6,7%) yang
mempunyai IMT tidak normal dan 14 responden (93,3%) mempunyai IMT yang
normal.
Kesimpulan: Hasil penghitungan resiko relatif (RR) menunjukkan bahwa responden
dengan IMT tidak normal memiliki resiko mengalami dismenore 1,436 kali lebih tinggi
dibandingkan responden yang mempunyai IMT normal. Dari analisis Spearman
didapatkan hasil p =0,036. Oleh karena p<0,050 maka dapat ditarik kesimpulan
terdapat hubungan signifikan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian
dismenore primer pada mahasiswi semester 7 Fakultas Kedokteran Universitas
Hang Tuah.
Latar Belakang
Dismenore, nyeri saat periode menstruasi, angka kejadiannya sangat tinggi.
Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami dismenore. Di
Amerika angka persentasenya sekitar 60%, di Swedia sekitar 72%, dan di Indonesia
diperkirakan 55% perempuan usia produktif menderita dismenore (Proverawati &
Misaroh 2009)
11
Achintya, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
12
Achintya, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
individu tetapi juga terhadap keluarga wanita tersebut, sekolah, dan teman-temannya
(Jeon et al. 2014)
Derajat nyeri dismenore pada setiap wanita tidak sama. Ada yang masih bisa
bekerja (sesekali sambil meringis), adapula yang hingga tidak dapat beraktivitas oleh
karena tidak bisa menahan rasa nyerinya (Proverawati & Misaroh 2009).
Salah satu permasalahan yang dapat menimbulkan dismenore primer adalah
status gizi. Overweight merupakan salah satu faktor resiko dari dismenore primer.
Namun di sisi lain, seseorang dengan underweight ternyata juga dapat mengalami
dismenore primer (Beddu et al. 2015). Karena itulah peneliti tertarik untuk meneliti
lebih lanjut mengenai hubungan antara status gizi dengan dismenore.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dari kejadian dismenore
primer dan menganalisis hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan
kejadian dismenore primer pada mahasiswi semester 7 Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah.
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bertujuan menganalisa hubungan
antara variabel dan merupakan studi observasional karena peneliti hanya melakukan
wawancara dan pengukuran. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-
sectional.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode
pengukuran IMT secara langsung pada responden dan melakukan wawancara
dengan menggunakan kuesioner. Hasil pengukuran IMT dikelompokan menjadi IMT
normal dan IMT tidak normal (underweight dan overweight-obese).
Populasi
Populasi penelitian ini adalah mahasiswi semester 7 Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah.
13
Achintya, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Sampel
Sampel penelitian ini adalah mahasiswi semester 7 Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah yang memenuhi kriteria inklusi, namun tidak memenuhi
kriteria eksklusi. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah: mahasiswi semester 7,
sudah menstruasi dan bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani
Informed consent. Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah: wanita yang pernah
operasi oovorectomi, memiliki penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi
(endometriosis, myoma uteri, kista ovarium, dsb), wanita yang sudah menikah,
wanita yang sudah pernah hamil, wanita yang mengkonsumsi obat hormonal, dan
wanita yang sedang stres berat atau depresi.
Besar Sampel
Besar sampel minimum yang harus didapatkan dari penelitian ini adalah 55
orang.
Klasifikasi Variabel
Variabel bebas (independent variabel) adalah suatu variabel penelitian yang
tidak tergantung pada variabel penelitian lainnya. Variabel bebas pada penelitian ini
adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). Variabel terikat (dependent variabel) adalah
suatu variabel penelitian yang tergantung pada variabel penelitian lain. Pada
penelitian ini variabel terikat adalah dismenore primer.
Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini, jumlah seluruh responden adalah 55 orang. Usia
rata – rata dari responden adalah 21 tahun dengan usia paling muda responden
14
Achintya, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
adalah 19 tahun, sementara usia paling tua adalah 22 tahun. Berat badan rata – rata
responden adalah 52,89 kg. Berat badan terendah dari seluruh responden adalah 37
kg sementara berat badan tertinggi adalah 80 kg. Tinggi badan rata – rata responden
adalah 157,536 cm dengan tinggi badan terendah 147 cm dan yang tertinggi adalah
169 cm. Rata – rata Indeks Massa Tubuh (IMT) responden adalah 21,2976. IMT
terendah responden 15,03 sementara IMT tertinggi responden adalah 31,22.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Indeks Massa Tubuh (IMT) normal
dan tidak normal dengan kejadian dismenore, dari 15 responden yang mempunyai
IMT tidak normal 14 responden pernah mengalami dismenore (93,3%), dan 1
responden (6,7%) tidak pernah mengalami dismenore. Dari 40 responden yang
mempunyai IMT normal, 26 responden (65%) pernah mengalami dismenore
sedangkan 14 responden (35%) tidak pernah mengalami dismenore.
15
Achintya, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
pada 57,5% responden, mual dan muntah pada 47,5% responden, perut kembung
pada 45% responden, dan 27,5% mengalami palpitasi.
Pembahasan
Dari 55 responden, 72,7% responden masuk dalam kategori IMT normal dan
27,3% pada kategori (IMT) tidak normal. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian
besar Indeks Massa Tubuh (IMT) mahasiswi semester 7 Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah masuk dalam kategori normal.
16
Achintya, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Hal ini sesuai teori terdahulu dimana di Indonesia diperkirakan 55% perempuan usia
produktif menderita dismenore (Proverawati & Misaroh, 2009).
Pada penelitian ini didapatkan adanya hubungan antara Indeks Massa Tubuh
yang tidak normal (underweight dan overweight-obese) dengan kejadian dismenore
primer. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa salah satu
permasalahan yang dapat menimbulkan dismenore primer adalah status gizi.
Overweight merupakan salah satu faktor resiko dari dismenore primer. Namun di sisi
lain, seseorang dengan underweight ternyata juga dapat mengalami dismenore
primer(Beddu et al. 2015). Hal ini menunjang penelitian terdahulu yang
mengungkapkan adanya U-shaped relationship antara Indeks Massa tubuh dengan
dismenore, dimana pada IMT tidak normal (underweight dan overweight) secara
signifikan berhubungan dengan dismenore (Ju et al. 2015).
Selain itu, asupan makanan yang kurang pada wanita dengan status gizi
underweight dapat memicu dismenore oleh karena status gizi merupakan salah satu
hal yang penting dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan fungsi organ tubuh
sehingga dapat menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi termasuk haid
(Yustiana 2011). Kecukupan antara ketersediaan bahan metabolik dari faktor
eksternal (asupan makanan) atau dari faktor internal (lemak tubuh) dan penggunaan
energi oleh karena aktifitas fisik mempunyai peran dalam memelihara fungsi
gonadotropin-ovarium (Bringer et al. 1997). Rendahnya asupan kalori, berat badan,
17
Achintya, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu dimana dari 400 wanita
didapatkan prevalensi dismenore sangat tinggi (81,5 di pedesaan dan 76% di daerah
kota). Terdapat hubungan yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
dismenore primer dan adanya peningkatan prevalensi pada wanita underweight
(Madhubala & Jyoti 2012). Tetapi hasil dari penelitian ini bertentangan dengan
penelitian terdahulu yang menunjukan meskipun prevalensi dismenore tinggi dimana
dari 100 siswa terdapat 75% yang mengalami dismenore, tetapi tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara IMT dengan dismenore (Dash 2016).
Kesimpulan
18
Achintya, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Daftar Pustaka
Anurogo, D., 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid, Yogyakarta: ANDI.
Beddu, S., Mukarramah, S. & Lestahulu, V., 2015. Hubungan Status Gizi dan Usia
Menarche dengan Dismenore Primer pada Remaja Putri. The Southeast Asian
Journal of Midwifery, 1(1), pp.16–21.
Dash, M., 2016. Relationship between BMI and Dysmenorrhea among Adolescents
in a College of Nursing at Puducherry, India. International Research Journal of
Medical Sciences.
Fritz, M.A. & Speroff, L., 2011. Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility 8th
ed., Philadelphia, USA: Lippincott Williams & Wilkins.
Jeon, G.E., Cha, N.H. & Sok, S.R., 2014. Factors Influencing the Dysmenorrhea
among Korean Adolescents in Middle School. Journal of Physical Therapy
Science, 26(9), pp.1337–1343.
Ju, H., Jones, M. & Mishra, G., 2014. The prevalence and risk factors of
dysmenorrhea. Epidemiologic Reviews, 36(1), pp.104–113.
Ju, H., Jones, M. & Mishra, G.D., 2015. A U-Shaped Relationship between Body
Mass Index and Dysmenorrhea : A Longitudinal Study. World Academy of
Science, Engineering and Technology International Journal of Medical and
Health Sciences, 2(5), pp.1–12.
Lestari, H., Metusala, J. & Suryanto, D.Y., 2010. Gambaran dismenorea pada remaja
putri sekolah menengah pertama di Manado. Sari Pediatri, 12(2), pp.99–102.
Madhubala, C. & Jyoti, K., 2012. Relation Between Dysmenorrhea and Body Mass
Index in Adolescents with Rural Versus Urban Variation.
Mohapatra, D. et al., 2016. A Study of Relation between Body Mass Index and
Dysmenorrhea and its Impact on Daily Activitied of Medical Students. Asian
19
Achintya, HTMJ Volume 15 no 1; 2017
Novia, I. & Puspitasari, N., 2006. Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian
Dismenore Primer. FKM Universitas Airlangga, pp.96–103.
Proverawati, A. & Misaroh, S., 2009. Menarche: Menstruasi Pertama Penuh Makna,
Yogyakarta: Nuha Medika.
Wallace, S., Keightley, A. & Gie, C., 2010. Review Dysmenorrhea. The Obstetrician
& Gynaecologist, 12, pp.149–154.
Yustiana, 2011. Hubungan Status Gizi dengan Keluhan Nyeri (Dismenore) Saat
Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi SLTP di Surakarta. Universitas
Sebelas Maret: Artikel Digital Library.
20