Professional Documents
Culture Documents
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas Dosen Pembimbing: Wiwi Kustio Priliana.,Ssit.,Spd.,Mph
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas Dosen Pembimbing: Wiwi Kustio Priliana.,Ssit.,Spd.,Mph
PIJAT OKSITOSIN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen Pembimbing : Wiwi Kustio Priliana.,SSIT.,SPd.,MPH
KELAS 3 A
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian ···························································································· 1
BAB 2 SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Pijat Oksitosin························································································
a. Pengertian ···················································································
b. Tujuan ··························································································
c. Manfaat ·······················································································
d. Indikasi ·························································································
e. Kontra Indikasi ·············································································
f. Cara Kerja Hormon Oksitosin ······················································
g. Efek Fisiologi Pijat Oksitosin ························································
h. Cara Menstimulus Hormon Oksitosin··········································
B. Prosedur Pijat Oksitosin ········································································
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Periode post partum adalah jarak waktu antara kelahiran bayi dan
kembalinya organ-organ reproduksi kepada keadaan tidak hamil (Wong,Perry,
Hockenberry, Wilson, & Lowdermilk, 2006).Berbagai perubahan anatomi dan
fisiologis yang nyata terjadi selama masa ini seiring dengan proses yang terjadi
selama masa kehamilan dikembalikan (Reeder, Martin, & Griffin, 2011).
Kemajuan involusi dapat diukur dengan mengkaji tinggi dan konsistensi
fundus uterus.Fundus dapat meninggi segera setelah persalinan dan pada hari
pertama pasca partum, tapi kemudian turun sekitar 1 cm atau satu jari setiap hari
(Reeder, Martin, & Griffin, 2011).Apabila uterus gagal kembali pada keadaan
tidak hamil, maka disebut dengan subinvolusi uterus. Hal ini merupakan salah
satu penyebab komplikasi pada masa post partum seperti perdarahan dan jika
tidak tertangani akan berlanjut pada kematian ibu (Stright, 2005).
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013), jumlah
ibu nifas di Indonesia sebanyak 4.975.636 jiwa. Berdasarkan data hasil Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI)
di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup.Melengkapi hal tersebut,
data laporan dari daerah yang diterima Kementerian Kesehatan RI menunjukkan
bahwa jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan tahun 2013
adalah sebanyak 5019 orang
Penyebab kematian ibu melahirkan menurut Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (2010) mencakup tiga faktor utama yaitu perdarahan (28%),
eklampsia (24%), dan infeksi (11%). Penyebab terbanyak perdarahan setelah
persalinan 50%-60% karena kelemahan atau tidak adanya kontraksi uterus.
Pada umumnya, ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak gerakan.
Ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan
dampak yang tidak diinginkan. Apabila ibu post partum melakukan ambulasi
dini, hal tersebut dapat memperlancar terjadinya proses involusi uteri. Salah satu
aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah melahirkan adalah
senam nifas (Danuatmaja dan Meiliasari, 2009).
Pijat oksitosin adalah pemijatan pada daerah tulang belakang leher,
punggung atau sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae
kelima sampai keenam (Cholis, 2015). Oksitosin dikeluarkan oleh glandula
pituitary posterior dan bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara.
Oksitosin didalam sirkulasi darah menyebabkan kontraksi uterus dan pada waktu
yang sama membantu proses involusi uterus (Sibagariang, 2010). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Khairani, Komariah, dan Mardiah (2012) dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh pijat oksitosin terhadap involusi uterus pada
ibu post partum.
Menurut Morris (2011),pijat dapat mengurangi hormon stres dan
meningkatkan rasa nyaman dengan pengeluaran hormon oksitosin. Hormon
oksitosin atau yang sering disebut dengan love hormone bisa dirangsang
pengeluarannya dengan melakukan pemijatan. Oksitosin juga dikeluarkan pada
saat melahirkan karena dapat menyebabkan kontraksi. Selain itu, oksitosin juga
berperan dalam proses menyusui. Hormon oksitoksin yang dilepas dari kelenjar
hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengompresi pembuluh
darah dan membantu proses hemostasis. Kontraksi dan retraksi otot uterin akan
mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini akan membantu mengurangi
perdarahan (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005).
Menurut uraian latar belakang di atas maka kami akan membuat makalah
tentang pijat oksitosin.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaiman cara
melakuakan pijat oksitosin?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui cara melakukan pijat oksitosin.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik pijatt oksitosin
b. Mengetahui prosedur melalukan pijat oksitosin
D. Manfaat
1. Teoritis
Makalah ini dapat digunakan sebagai informasi dan bahan masukan tentang
pijat oksitosin. Makalah ini juga dapat digunakan sebagai upaya
pengembangan ilmu keperawatan dan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan dalam hal mengatasi masalah postpartum.
2. Praktis
a. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dengan dilakukan makalah ini dapat member gambaran
kepada institusi pendidikan tentang pijat oksitosin.
b. Bagi tenaga Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan konstribusi kepada tenaga
pelayanan kesehatan mengenai gambaran pijat oksitosin.
c. Bagi Masyarakat
Dengan adanya hasil makalah ini diharapkan dapat member
pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya melakukan
tindakan pijat oksitosin pada ibu post partum.
BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PIJAT OKSITOSIN
Materi Penyuluhan
Pokok Bahasan :
A. Pijat oksitosin
1) Pengertian
2) Kegunaan
3) Cara kerja hormone oksitosin.
4) Cara menstimulus hormone oksitosin
B. Prosedur melakukan pijat oksitosin
1) Persiapan ibu
2) Persiapan alat
3) Cara melakukan pijat oksitosin.
Waktu : 30 menit
Sasaran : Mahasiswa
Tempat : Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta,
A. Latar Belakang
D. Strategi Pelaksanaan.
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. Media
a. Video
b. Power point
3. Materi
a. Pijat oksitosin
1) Pengertian
2) Kegunaan
3) Cara kerja hormone oksitosin.
4) Cara menstimulus hormone oksitosin
b. Prosedur melakukan pijat oksitosin
1) Persiapan ibu
2) Persiapan alat
3) Cara melakukan pijat oksitosin.
A. PELAKSANAAN KEGIATAN
N TAHAP/ KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN SASARAN
O WAKTU
1. Pembukaan - Memberi salam - Menjawab salam
: 5menit - Memperkenalkan diri - Menyimak
- Mengkomunikasikan - Menyimak
pokok bahasan - Menyimak
- Meyampaikan tujuan
2. Pelaksanaa - Menjelaskan - Menyimak
n : 20 pengertian pijat
menit oksitosin
- Menjelaskan tujuan - Menyimak
pijat oksitosin
- Menjelaskan manfaat - Menyimak
pijat oksitosin
- Menjelaskan teknik
pijat oksitosin - Menyimak
- Menjelaskan waktu
yang tepat dilakukan
pijat oksitosin - Menyimak
- Memberikan
kesempatan kepada
keluarga untuk - Bertanya
bertanya
- Memberikan
kesempatan penyaji
untuk menjawab - Memperhatikan
pertanyaan
3. Penutup : 5 - Menyimpulkan materi - Memperhatikan
menit yang telah
disampaikan
- Memberikan salam - Menjawab salam
penutup
B. SETTING TEMPAT
: Fasilitator
: Klien dan Keluarga
: Penyaji
BAB III
MATERI
PIJAT OKSITOSIN
A. PENGERTIAN
Oksitosin (Oxytocin) adalah salah satu dari dua hormone yang dibentuk
oleh sel-sel neuronal nuclei hipotalamik dan disimpan dalam lobus posterior
pituitary, hormone lainnya adalah vasopressin. Ia memiliki
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau
reflex let down. Dengan dilakukan pemijatan ini ibu akan merasa rileks,
kelelahan setelah melahirkan akan hilang, sehingga dengan begitu hormon
oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar (Mardiyaningsih, 2010).
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang
tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima- keenam dan merupakan
usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan
(Yohmi & Roesli, 2009).
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai
dari nervus ke 5 - 6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf
parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga
oksitosin keluar ( Hamranani 2010).
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau
reflex let down. Selain untuk merangsang refleks let down manfaat pijat oksitosin
adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement),
mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin,
mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI, 2007).
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pijat oksitosin
merupakan tindakan yang dapat dilakukan pada ibu pasca seksio sesarea untuk
meningkatkan produksi ASI sehingga proses menyusui dapat terpenuhi.
B. Waktu pelaksanaan yang tepat
Waktu yang tepat untuk pijat oksitosin adalah sebelum menyusui atau
memerah ASI, lebih disarankan. Atau saat pikiran ibu sedang pusing, badan
pegal-pegal. Cukup 3-5 menit saja per sesi (Depkes, 2007).
D. Kegunaan
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau let
down reflex. Selain untuk merangsang let down reflex manfaat pijat oksitosin
adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement),
mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormone oksitosin,
mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI, 2007).
E. Indikasi
Menururt Heather (2008) pijat oksitisin dapat dilakukan pada :
a. Ibu yang baru mempunyai bayi dan sedang memberikan ASI ekslusif.
b. Ibu postpartum spontan maupun section cesarean.
c. Ibu yang memiliki masalah dalam memberikan ASI ekslusif.
Gambar 3.1
Pijat Oksitosin (Perinasia, 2011)
DAFTAR PUSTAKA
Bobak IM, Lowdermilk DL, Jensen MD. 1995. Buku Ajar Keperawatan Maternitas
(Maternity Nursing) Edisi 4.
Cuningham. 2006. Obsietri Williams. Edisi 21.Volume 1. Jakarta: EGC.
Mardiansyih, dkk (2011) Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu Post Sectio Cesarea di RS Wilayah
Jawa Tengah. http://lontar.ui.ac.id/file??/pdf/abstract20822666.pdf. diakses
pada tanggal 17 Oktober 2018.
Maria A Wijayarti dan Peter Anugerah (penterjemah). 2005. Jakarta: EGC
Pillitery. 2003. Maternal and Child Health Nursing. Buku I. Fourth Edition.
Philadelphia: Lippincott
Suhermi, Dkk. 2008 . Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta: Fitramaya.