Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG

TERIGU MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA PABRIK MIE


MUSBAR PEKANBARU

Oleh:
Atdri Rakian
Pembimbing : Liswar Hamid dan Iwan Nauli Daulay

Faculty of Economcs Riau University, Pekanabru Indonesia


email : atdrirakian@gmail.com

Analysis Inventory Control of Raw Material Wheat Flour Using EOQ Method at
Pabrik Mie Musbar Pekanbaru

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the optimal amount of the purchase of
raw materials, amount of safety stock, reorder point, and the total inventory cost
for the year 2009-2013 in Pabrik Mie Musbar Pekanbaru. The basic method
applied in this research is descriptive analysis. Research location named Pabrik
Mie Musbar PekanbaruLocation of the study determined intentionally (purposive)
at Pabrik Mie Musbar considering that Pabrik Mie Musbar is a factory
producing noodles are made from wheat flour, which Pabrik Mie Musbar should
be able to determine how much flour are ordered so that the cost of capital is not
exhausted in the purchase of flour wheat alone. The use of the method Economic
Order Quantity can determine the optimal quantity and frequency of ordering raw
materials flour so that the inventory cost can be more efficient.Based on the
calculations, that the purchase of raw materials wheat flour according to the
EOQ method for years 2009-2013 is greater than the policy of the company and
the quantity of flour purchase an average of the years 2009-2013 amounted to
987,3956 sack. Safety stock average for the period 2009-2013 amounted to 69,067
sacks. During the years 2009-2013 Pabrik Mie Musbar not apply any reorder
point, while the average of reorder point according to the EOQ method of
94,06668 sack. The total cost of raw material inventories during the year 2009-
2013 according to the EOQ method is smaller than the policy of the company and
the total cost of inventory on average in 2009-2013 amounted to Rp
410.948,3272. From the research that has been done shows that the inventory
control flour in Pabrik Mie Musbar during years 2009-2013 is inefficient.

Keyword: Purchasing, Safety Stock, Reorder Point and Total Inventor Cost

PENDAHULUAN persediaan akan mengakibatkan


Masalah pengendalian kegagalan dalam menjalankan usaha
persediaan bahan baku merupakan perusahaan. Persediaan barang
masalah yang sangat penting dalam dagangan dalam perusahaan
perusahaan, sehingga kegagalan merupakan salah satu harta benda
dalam perencanaan dan pengendalian perusahaan yang sangat besar
JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 1
jumlahnya bila dibandingkan dengan Ada banyak metode
aktiva lainnya, dan persediaan pengendalian bahan baku yang dapat
barang ini merupakan harta lancar digunakan. Pada penelitian ini
yang selalu mengalami perputaran digunakan Analisis EOQ (Economic
dalam jangka waktu yang relatif Order Quantity). Model jumlah
singkat yaitu kurang dari satu tahun, pesanan terhemat (economic order
sehingga perencanaan dan quantity model = EOQ model)
pengendalian persediaan penting digunakan dalam menentukan jumlah
untuk dilaksanakan. bahan atau barang yang akan
Menurut Carter (2009:308), dipesan atau dibuat pada setiap kali
biaya angkut pembelian dapat pemesanan atau pembuatan serta
dibebankan ke harpga bahan baku jumlah biaya pengadaan bahan atau
yang tertulis di faktur sebagai biaya barang tersebut (Pardede, 2010:469).
bahan baku. Akan tetapi, saat Metode EOQ berusaha mencapai
bahan baku dikeluarkan untuk tingkat persediaan yang seminimal
produksi, bahan baku tersebut mungkin, biaya rendah, dan mutu
dikenakan tarif beban angkut yang lebih baik. Perencanaan dengan
pembelian. Oleh karena itu fungsi metode EOQ akan mampu
pengendalian dan perencanaan meminimalisasi terjadinya out of
persediaan memiliki peranan stock sehingga tidak mengganggu
penting dan harus dimiliki oleh proses produksi perusahaan karena
setiap perusahaan. Inventory adanya efisiensi persediaan bahan
control adalah segala tindakan yang baku dalam perusahaan yang
dilakukan untuk mengusahakan bersangkutan. Selain itu juga dengan
tersedianya bahan-bahan (sediaan) adanya penerapan metode EOQ,
dalam jumlah tertentu pada satu titik perusahaan akan mampu mengurangi
waktu tertentu (Pardede, 2010:457). biaya penyimpanan, penghematan
Masalah utama yang sering ruang untuk gudang, dan masalah
dihadapi dalam perencanaan dan yang timbul dari banyaknya
pengendalian bahan baku adalah persediaan yang menumpuk sehingga
dalam menentukan persediaan bahan mengurangi resiko yang dapat timbul
baku yang paling tepat sehingga karena persediaan yang ada di
tidak menganggu proses produksi. gudang.
Adapun masalah tersebut, yaitu Pabrik Mie Musbar
dalam menentukan berapa kuantitas merupakan usaha rumahan milik
yang akan dibeli, berapa kuantitas pribadi yang memproduksi mie
yang akan dibeli setiap kali kuning. Banyaknya usaha sejenis
pembelian, kapan pemesanan bahan tidak membuat Mie Musbar kalah
harus dilakukan, berapa kuantitas bersaing, bahkan sampai saat ini mie
bahan yang selalu ada dalam yang dihasilkan oleh pabrik Mie
persediaan (safety stock) agar Musbar selalu habis dibeli oleh
terhindar dari kemacetan produksi. pelanggannya.

Tabel 1 : Rata-rata Pemesanan dan Pemakaian Bahan Baku Tepung Terigu


Tahun 2009 – 2013
Pemesanan Pemakaian
Tahun Selisih (Karung)
(Karung) (Karung)
JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 2
2009 12.000 8625 3.375
2010 12.000 8675 3.325
2011 10.800 8650 2.150
2012 10.800 8675 2.125
2013 9.600 8625 975
Sumber : Mie Musbar 2014

Dari tabel 1, dapat diketahui mengendalikan persediaan tepung


bahwa dalam pengadaan persediaan terigu pada Pabrik Mie Musbar
tepung terigu tiap tahunnya, jumlah Pekanbaru.
pemesanan yang dilakukan oleh Mie
Musbar memiliki selisih yang cukup TINJAUAN PUSTAKA
besar apabila dibandingkan dengan Pengertian Persediaan
jumlah pemakaiannya. Meskipun Persedian (Iventory)
dari tahun ketahun selisih dari merupakan salah satu komponen
pemesanan dan pemakaian tepung yang mempunyai peranan penting
terigu semakin kecil, tapi hal ini dalam suatu perusahaan. Setiap
belum tentu sudah sesuai dengan perusahaan biasanya memiliki
kebutuhan. persediaan untuk dapat
Masalah pengendalian melangsungkan kegiatan
persediaan bahan baku ini dapat perusahaannya. Keberadaan
dapat dikendalikan dengan persedian dalam suatu sistem
penerapan Metode EOQ. Dimana mempunyai suatu tujuan tertentu.
EOQ ini dapat mengetahui berapa Alasan utamanya adalah karena
jumlah kebutuhan bahan baku yang sumber daya tersebut dibutuhkan.
optimal untuk dipesan, kapan Dengan kata lain, persediaan
perusahaan harus memesan kembali, digunakan untuk menghadapi
berapa jumlah persediaan pengaman ketidakpastian.
yang harus dicadangkan oleh pabrik Untuk memahami arti persediaan,
sehingga tidak menghambat maka akan dijelaskan beberapa
efektifitas produksi, ketepatan waktu definisi persediaan sebagai berikut :
pengiriman dan dapat menjaga Pontas M. Pardede (2007),
kualitas produknya. Hal inilah yang menjelaskan bahwa persediaan
membuat penulis tertarik untuk (inventory) adalah “Sejumlah
melakukan penelitian dengan judul bahan atau barang yang tersedia
“Analisis Pengendalian Persediaan untuk digunakan sewaktu-waktu
Bahan Baku Tepung Terigu di masa yang akan datang”.
Menggunakan Metode EOQ pada Render dan Heizer (2005),
Pabrik MIE MUSBAR Pekanbaru.” persediaan merupakan material
Penelitian ini bertujuan untuk yang ditempatkan di sepanjang
menentukan perencanaan persediaan jaringan proses produksi dan jalur
bahan baku tepung terigu yang distribusi.
optimal menurut metode Economic Menurut Nasution dan
Order Quantity (EOQ) pada Pabrik Prasetyawan (2008:144)
Mie Musbar, serta untuk Persediaan adalah sumber daya
membuktikan metode Economic menganggur (idle recourses) yang
Order Quantity (EOQ) efektif dalam menunggu proses lebih lanjut.
JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 3
Proses lebih lanjut adalah berupa kerugian yang timbul sebagai akibat
kegiatan produksi pada sistem adanya persediaan. Biaya sistem
manufaktur, kegiatan pemasaran persediaan terdiri dari: (Nasution,
pada sistem distribusi ataupun 2008: 121).
kegiatan konsumsi pada sistem a. Biaya Pembelian (Purchasing
rumah tangga. Cost), adalah biaya yang
Menurut Ristono (2009;1) dikeluarkan untuk membeli
Persediaan dapat diartikan sebagai barang.
barang-barang yang disimpan b. Biaya Pengadaan (Procurement
untuk digunakan atau dijual pada Cost), dibedakan atas 2 jenis
masa atau periode yang akan sesuai asal usul barang, yaitu:
datang. - Biaya pemesanan (ordering cost),
Peranan dan Fungsi Persediaan adalah semua pengeluaran yang
Menurut Render Barry dan timbul untuk mendatangkan barang
Jay Haizer (2005), persediaan dapat dari luar.
memiliki berbagai fungsi penting - Biaya pembuatan (setup cost),
yang menambah fleksibilitas dari adalah semua pengeluaran yang
operasi suatu perusahaan,yaitu : timbul dalam mempersiapkan
Untuk memberikan suatu stok produksi suatu barang.
barang-barang agar dapat c. Biaya penyimpanan (Holding
memenuhi permintaan yang Cost), adalah semua pengeluaran
diantisipasi akan timbul dari yang timbul akibat menyimpan
konsumen. barang. Biaya ini meliputi:
Untuk memasang produksi - Biaya Modal. Penumpukan barang
dengan distribusi. di gudang berarti penumpukan
Untuk mengambil keuntungan modal, dimana modal perusahaan
dari potongan jumlah, karena memiliki ongkos (expense) yang
pembelian dalam jumlah besar dapat diukur dengan suatu bunga
dapat secara substansial bank
menurunkan biaya produk. - Biaya Gudang. Barang yang
Untuk melakukan hegding disimpan memerlukan tempat
terhadap inflasi dan perubahan penyimpanan sehingga timbul
harga. biaya gudang. Bila gudang dan
Untuk menghindari dari peralatannya disewa maka biaya
kekurangan stok yang dapat gudangnya merupakan biaya sewa
terjadi karena cuaca, kekurangan sedangkan bila perusahaan
pasokan, masalah mutu atau mempunyai gudang sendiri maka
pengiriman yang tidak tepat. biaya gudang merupakan biaya
depresiasi.
Untuk menjaga agar operasi dapat
- Biaya Kerusakan dan Penyusutan.
berlangsung dengan baik dengan
Barang yang disimpan dapat
menggunakan “barang dalam
mengalami kerusakan dan
proses” dalam persediaannya.
penyusutan karena beratnya
berkurang atau jumlahnya
Biaya-biaya dalam Persediaan
berkurang karena hilang. Biaya
Secara umum dapat dikatakan
kerusakan dan penyusutan biasanya
bahwa biaya system persediaan
adalah semua pengeluaran dan
JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 4
diukur dari pengalaman sesuai produksi. Kondisi ini diistilahkan
persentasenya. sebagai biaya penalti atau hukuman
- Biaya Kadaluarsa (Absolence). kerugian bagi perusahaan.
Barang yang disimpan dapat - Waktu Pemenuhan. Lamanya
mengalami penurunan nilai karena gudang kosong berarti lamanya
perubahan teknologi dan model proses produksi terhenti atau
sepeti barang-barang elektronik. lamanya perusahaan tidak
Biaya kadaluarsa biasanya diukur mendapat keuntungan, sehingga
dengan besarnya penurunan nilai waktu menganggur tersebut dapat
jual dari barang tersebut. diartikan sebagai uang yang hilang.
- Biaya Asuransi. Barang yang Biaya waktu pemenuhan diukur
disimpan diasuransikan untuk berdasarkan waktu yang diperlukan
menjaga dari hal-hal yang tak untuk memenuhi gudang.
diinginkan seperti kebakaran. Biaya - Biaya Pengadaan Darurat. Supaya
asuransi tergantung jenis barang konsumen tidak kecewa maka dapat
yang diasuransikan dan perjanjian dilakukan pengadaan darurat yang
dengan perusahaan asuransi. biasanya menimbulkan biaya yang
- Biaya Administrasi dan lebih besar dari pengadaan normal.
Pemindahan. Biaya ini dikeluarkan Kelebihan biaya dibandingkan
untuk mengadministrasikan pengadaan normal ini dapat
persediaan barang yang ada, baik dijadikan ukuran untuk menentukan
pada saat pemesanan, penerimaan biaya kekurangan persediaan.
barang maupun penyimpanannya
dan biaya untuk memindahkan Pengendalian Persediaan
barang dari, ke, dan di dalam Menurut Baroto (2006:52)
tempat penyimpanan, termasuk Pengendaliaan persediaan
upah buruh dan biaya peralatan merupakan fungsi manajerial yang
handling. sangat penting. Bila persediaan
d. Biaya Kekurangan Persediaan dilebihkan, biaya penyimpanan dan
(Shortage Cost). Bila perusahaan modal yang diperlukan akan
kehabisan barang pada saat ada bertambah. Bila perusahaan menahan
permintaan, maka akan terjadi terlalu banyak modalnya dalam
keadaan kekurangan persediaan. persediaan, menyebabkan biaya
Keadaan ini akan menimbulkan penyimpanan yang berlebihan.
kerugian karena proses produksi Kelebihan persediaan juga membuat
akan terganggu dan kehilangan modal menjadi macet, semestinya
kesempatan mendapat modal tersebut dapat diinvestasikan
keuntungan atau kehilangan pada sektor lain yang lebih
konsumen pelanggan karena menguntungkan (opportunity cost).
kecewa sehiggan beralih ke Sebalikanya bila persediaan
tempat lain. Biaya kekurangan dikurangi, suatu ketika bias
persediaan dapat diukur dari: mengalami stock out (kehabisan
- Kuantitas tidak dapat dipenuhi. barang). Bila perusahaan tidak
Biasanya diukur dari keuntungan memiliki persediaan yang
yang hilang karena tidak dapat mencukupi, biaya pengadaan darurat
memenuhi permintaan atau dari akan lebih mahal. Dampak lain,
kerugian akibat terhentinya proses mungkin kosongnya barang di
JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 5
pasaran dapat membuat konsumen Economic Order Quantity (EOQ)
kecewa dan lari ke merk lain. Dalam meminimumkan
Menurut Ristono (2009:1) biaya, diperlukan pengetahuan
Persediaan dapat diartikan sebagai tentang jumlah pemesanan yang
barang-barang yang disimpan untuk paling ekonomis. Dalam usaha
digunakan atau dijualpada masa atau menentukan jumlah pemesanan yang
periode yang akan datang. paling ekonomis tersebut, terdapat
Pengendalian persediaan dua biaya utama yaitu biaya
juga dapat diartikan sebagai pemesanan (ordering cost) dan biaya
serangkaian kebijakan pengendalian penyimpanan (carrying cost) yang
untuk menentukan tingkat persediaan memiliki sifat berbanding terbalik.
yang harus di jaga, kapan pesanan Apabila barang yang dipesan dalam
untuk menambah persediaan harus jumlah yang banyak, biaya
dilakukan dan berapa besar pesanan pemesanan sedikit namun akan
harus diadakan. Pengendalian terkendala pada biaya penyimpanan
persediaan menentukan dan yang cenderung besar. Namun
menjamin tersedianya persediaan apabila frekuensi pemesanan sering
yang tepat dalam kuantitas yang dilakukan, maka biaya pemesanan
tepat (Herjanto, 2007). akan tinggi walaupun bisa
meminumkan biaya penyimpanan.
Tujuan Pengendalian Persediaan Untuk itu diperlukan keseimbangan
Assauri (2004:177) menyatakan antara kedua biaya. Dengan kata lain,
bahwa tujuan pengendalian jumlah pemesanan yang paling
persediaan secara terperinci dapatlah ekonomis merupakan jumlah atau
dinyatakan sebagai usaha untuk: besarnya pesanan yang memiliki
a) Menjaga agar perusahaan tidak biaya pemesanan dan biaya
kehabisan persediaan sehingga penyimpanan yang minimum.
kegiatan produksi tidak terhenti. Metode yang dapat digunakan untuk
b) Menjaga supaya pembentukan menentukan jumlah pemesanan yang
persediaan oleh perusahaan tidak paling ekonomis adalah dengan
terlalu besar atau berlebih- menggunakan model Economic
lebihan, sehingga biaya-biaya Order Quantity (EOQ).
yang timbul dari persediaan tidak Metode EOQ dapat
terlalu besar. digunakan apabila kebutuhan-
c) Menjaga agar pembelian secara kebutuhan permintaan pada masa
kecil-kecilan dapat dihindari yang akan datang memiliki jumlah
karena ini akan berakibat biaya yang konstan dan relatif memiliki
pemesanan menjadi besar. fluktuasi perubahan yang sangat
kecil. Apabila jumlah permintaan
Bahan Baku dan masa tenggang diketahui, maka
Menurut Nasution dan dapat diasumsikan bahwa jumlah
Prasetyawan (2008:113) Bahan baku permintaan dan masa tenggang
adalah barang-barang yang dibeli merupakan bilangan yang konstan
dari pemasok (supplier) dan akan dan diketahui. EOQ dihitung dengan
digunakan atau diolah menjadi menganalisis total biaya (TC). Total
produk jadi yang akan dihasilkan Biaya pada satu periode merupakan
oleh perusahaan. jumlah dari biaya pemesanan
JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 6
ditambah biaya penyimpanan selama menjaga kemungkinan
periode tertentu. keterlambatan datangnya barang
Adapun menurut Render dan yang dibeli agar perushaaan tidak
Heizer (2010:92) EOQ merupakan mengalami “stock out”/gangguan
salah satu teknik pengendaliaan kelancaran kegiatan produksi
persediaan tertua dan paling terkenal. karena kehabisan barang.
Teknik ini relatif mudah digunakan
tetapi, didasarkan pada beberapa KERANGKA PENELITIAN
asumsi sebagai berikut: Dalam pelaksanaan produksi mie,
Tingkat permintaan diketahui dan Pabrik Mie Musbar menetapkan
bersifat konstan. kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam
Lead time diketahui dan bersifat pengadaan bahan baku tepung terigu.
konstan. Kebijaksanaan tersebut meliputi
Persediaan diterima dengan segera. biaya-biaya pengadaan bahan baku
Tidak mungkin diberikan diskon. tepung terigu, kuantitas pemesanan
Biaya variabel yang muncul hanya tepung, dan frekuensi pemesanan
biaya pemesanan dan biaya tepung terigu. Langkah selanjutnya
penyimpanan persediaan sepanjang yaitu mengadakan analisis dengan
waktu. menggunakan metode EOQ. Metode
Keadaan kehabisan stock EOQ merupakan suatu metode yang
(kekurangan) dapat dihindari sama memperhitungkan jumlah kuantitas
sekali bila pemesanan dilakukan barang yang diperoleh dengan biaya
pada waktu yang tepat. yang minimal, atau sering juga
Safety Stock disebut sebagai jumlah pembelian
Persediaan pengaman adalah yang optimal. Unsur-unsur yang
persediaan tambahan yang diadakan mempengaruhi jumlah optimal
untuk melindungi atau menjaga tepung terirgu per pemesanan yaitu
kemungkinan terjadinya kekurangan permintaan tepung terigu, kuantitas
bahan (stock out) (Rangkuti, 2007). tepung terigu per pemesanan, dan
biaya penyimpanan tepung terigu.
Reorder Point Kemudian hasil perhitungan menurut
Menurut Fredi Rangkuti (2007), kebijakan perusahaan dibandingkan
reorder point terjadi apabila jumlah dengan metode EOQ, dari hasil
persediaan yang terdapat di dalam perbandingan tersebut dapat dilihat
stok berkurang terus. Faktor yang efisiensi pengendalian persediaan
mempengaruhi pemesanan ulang yang diterapkan perusahaan.
(reorder point): Kerangka pemikiran penelitian dapat
a. Waktu yang diperlukan dari saat digambarkan sebagai berikut :
pemesanan sampai dengan barang
datang di perusahaan (Lead
Time).
b. Tingkat pemakaian barang rata-
rata / hari atau satuan waktu
lainnya.
c. Persediaan besi/safety stock
(jumlah persediaan barang yang
minimum harus ada untuk
JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 7
digunakan adalah dengan metode
Q*(EOQ) studi kasus.
Lokasi Penelitian
Penelitian yang penulis
Safety lakukan berlokasi pada Pabrik Mie
Stock Musbar jalan Rajawali no 86,
Basic Order
Quantity
Pekanbaru, Riau.
Jenis dan Sumber Data
Reorder Data yang digunakan pada
Point penelitian ini meliputi :
- Data primer adalah data yang
Total Cost diperoleh atau dikumpulkan oleh
(TC) peneliti secara langsung dari
sumber datanya. Data primer
disebut juga sebagai data asli atau
data baru yang memiliki sifat up to
Gambar 1 : Kerangka Penelitian date. Untuk mendapat data primer,
peneliti harus mengumpulkannya
Hipotesis secara langsung. Teknik yang dapat
Menurut Narbuko dan digunakan peneliti untuk
Achmadi (2010), salah satu ciri mengumpulkan data primer antara
penelitian deskriptif itu adalah lain observasi, wawancara, dan
bersifat menyajikan potret keadaan penyebaran kuesioner (Jumiati dan
yang bisa mengajukan hipotesis atau Norazah, 2012 : 50). Data primer
tidak. dalam penelitian ini yaitu sumber
Menurut Zuriah (2009), data yang diperoleh secara
penelitian deskriptif adalah langsung dari Pabrik Mie Musbar.
penelitian yang diarahkan untuk - Data sekunder adalah data yang
memberikan gejala-gejala, fakta- diperoleh atau dikumpulkan
fakta atau kejadian-kejadian secara peneliti dari berbagai sumber yang
sistematis dan akurat, mengenai telah ada (peneliti sebagai tangan
sifat-sifat populasi atau daerah kedua). Data sekunder dapat
tertentu. Dalam penelitian deskriptif diperoleh dari berbagai sumber
cenderung tidak perlu mencari atau seperti Biro Pusat Statistik (BPS),
menerangkan saling hubungan dan buku, laporan, jurnal, dan lain-lain
menguji hipotesis. (Jumiati dan Norazah, 2012 : 50).
Berdasarkan pendapat dari
beberapa ahli diatas, maka penulis Teknik Pengumpulan Data
menyimpulkan untuk tidak 1. Wawancara.Wawancara
menuliskan hipotesis pada skripsi ini merupakan metode pengumpulan
guna untuk menyederhanakan informasi dengan bertanya
tulisan. langsung kepada pihak yang
terkait dan data dapat
METODE PENELITIAN dikumpulkan melalui pertanyaan
Metode dasar yang digunakan langsung sehingga diperoleh data
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, kuantitatif maupun
deskriptif. teknik penelitian yang keduanya (Wibisono, 2006).
JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 8
2. Pengamatan (Observasi). = xS
Pengamatan atau observasi
merupakan teknik pengumpulan - Biaya penyimpanan pertahun.
data dengan cara melakukan Merupakan biaya yang dikeluarkan
pengamatan langsung terhadap sehubungan dengan penyimpanan
objek penelitian yang diamati, bahan baku yang dibeli. Besarnya
kemudian mencatat informasi biaya penyipanan tergantung pada
yang diperoleh selama jumlah bahan baku yang dipesan
pengamatan di Pabrik Mie setiap kali pemesanan.
Musbar. Biaya penyimpanan per tahun
3. Penelusuran literatur (Library = tingkat persediaan rata-rata x biaya
research). Ialah mencari kembali penyimpanan per kg per tahun
informasi / literatur yang pernah = (jumlah persanan tepung terigu :2)
ditulis orang mengenai suatu x biaya penyimpanan per kg per
topik tertentu. Informasi tersebut tahun
terdapat dalam publikasi yang = xH
diterbitkan baik didalam maupun - Jumlah pesanan bahan baku optimal
diluar negeri. Penelusuran dapat diperoleh saat biaya pemesanan per
dilakukan dengan cara manual tahun dama dengan biaya
dan internet. penyimpanan per tahun.
xS= xHh
Metode Analisis Data
1. Jumlah pemesanan bahan baku - Jumlah optimal tepung terigu per
yang sesuai EOQ. Analisa ini pemesanan
digunakan untuk mengetahui
kuantitas pembelian bahan baku
kacang tanah yang ekonomis 2 D S = Q2 H
(setiap kali pesan). Kuantitas Q2 =
pembelian bahan baku tepung
terigu yang ekonomis dicapai Q* =
pada saat biaya pemesanan
tahunan sama dengan biaya Keterangan:
penyimpanan tahunan. Q = Jumlah tepung terigu setiap
- Biaya pemesanan per tahun. pemesanan (kg)
Merupakan biaya-biaya yang Q* = Jumlah optimal tepung
dikeluarkan sehubungan dengan terigu per pemesanan (kg)
kegiatan pemesanan bahan baku. D = Permintaan tepung terigu
Biaya pemesanan berubah sesuai tahunan (kg)
dengan frekuensi pemesanan. S = Biaya pemesanan tepung
Biaya pemesanan per tahun = terigu tiap kali pesan (Rp)
jumlah pemesanan tepung terigu H = Biaya penyimpanan tepung
yang dilakukan pertahun x biaya terigu per kg (Rp)
pemesanan tepung terigu setiap kali
pesan 2. Frekuensi pembelian bahan baku.
= Frekuensi pembelian yang
optimal (I) dapat diperoleh setelah
nilai Q* optimal diketahui:

JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 9


Z = nilai dikalikan dengan
I =
penyimpangan 5% (dilihat pada
I = frekuensi pemesanan optimal tabelZ kurva normal )
D = permintaan tahunan SL = standar penyimpangan
Q* = jumlah optimal per pemesanan permintaan keadaan selama waktu
tunggu
3. Total biaya persediaan bahan
SL =
baku (Total Inventory Cost). Total
biaya persediaan bahan baku Keterangan:
tepung terigu yang optimal ialah SL = Standar deviasi
penjumlahan dari total biaya x = Pemakaian bahan baku
pesan dan total biaya simpan sebenarnya (kg)
bahan baku tepung terigu. Q* y = Perkiraan penggunaan bahan
ialah jumlah optimal tepung terigu baku (kg)
per pemesanan (kg). H ialah biaya n = Jumlah data (bulan)
penyimpanan tepung terigu per kg 5. Lead time perusahaan. Lead time
per tahun dan S merupakan biaya merupakan waktu perusahaan
pemesanan tepung terigu setiap dalam menunggu bahan baku
kali pesan (Rp). yang dipesan datang. Data yang
TIC = Total biaya pesan + Total digunakan untuk perhitungan lead
biaya simpan time berdasarkan pengalaman
perusahaan.
TIC =
6. Reorder point (ROP). Reorder
TIC = total biaya persediaan bahan point (ROP) atau titik pemesanan
baku kembali adalah suatu keadaan
Q* = jumlah optimal per pemesanan dimana bahan baku pada jumlah
(Kg) tertentu yang mengharuskan
H = permintaan tahunan tepung sebuah perusahaan harus kembali
terigu (Kg) melakukan pengadaan bahan baku
S = biaya pemesanan per kali kembali untuk menjaga
pemesanan (Rp) keberlanjutan proses produksi.
C = biaya penyimpanan per Kg ROP = SS + ( LT x
per tahun AU)
ROP = titik yang menunjukan
4. Safety stock yang dibutuhkan tingkat persediaan sehingga
perusahaan. Berapa banyak safety perusahaan harus memesan kembali
stock yang dibutuhkan perusahaan (kg)
sebagai antisipasi persediaan LT = Tenggang waktu antara
bahan baku agar produksi tidak pemesanan sampai kedatangannya di
terganggu ketika bahan baku gudang (hari)
dipesan/belum sampai dan siap SS = safety stock (kg)
untuk digunakan. AU = pemakaian rata-rata dalam
satu satuan waktu tertentu (kg/hari)
Ss = Z x SL

JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 10


HASIL PENELITIAN DAN Tabel 3. Kuantitas Pemesanan dan
PEMBAHASAN Frekuensi Optimal Menurut
Perhitungan EOQ Metode Economic Order Quantity
Jumlah penggunaan bahan baku,
Tahun Produksi 2009-2013
besarnya biaya pemesanan setiap kali
pesan dan biaya penyimpanan per Kuantitas
karung pada Pabrik Mie Musbar per Frekuensi
Tahun
selama periode tahun 2009-2013 Pemesanan (kali)
dapat dilihat pada tabel 2 berikut : (Karung)
Tabel 2. Jumlah Penggunaan, 2009 1016,466 9
Biaya Pemesanan per Pesan dan
2010 982,251 9
Biaya Penyimpanan per Karung
Bahan Baku Tepung Terigu 2011 979,421 9
Tahun Produksi 2009-2013 2012 982,251 9
Pemak 2013 976,589 9
Biaya
aian Biaya Rata-
Pemes 987,3956 9
Tepun Penyimp rata
Tah anan
g anan per
un per Sumber : Analisis Data Sekunder
Terigu Unit
Pesan Safety Stock
(Karu (Rp)
(Rp) Besarnya persediaan
ng)
200 pengaman (safety stock) dipengaruhi
8.625 25.000 417,391
9 oleh besarnya penggunaan bahan
201 23.076, baku tepung terigu setiap bulan.
8.675 414,985
0 923 Besarnya penggunaan bahan baku
201 23.076,
8.650 416,184 tepung terigu setiap tahun produksi
1 923
201 23.076, menentukan besarnya standar deviasi
8.675 414,985 Tabel 4. Besarnya Safety Stock
2 923
201 23.076, Bahan Baku Tepung Terigu
8.625 417,391
3 923 Optimal Menurut Metode EOQ
Sumber : Analisis Data Sekunder Tahun 2009-2013
Dari hasil analisis dapat diketahui Standar α Safety
jumlah pemesanan optimal bahan Tahun
Deviasi (5%) Stock
baku tepung terigu setiap kali pesan, 2009 42,236 1,65 69,6894
frekuensi pemesanan optimal, serta 2010 42,6448 1,65 70,3639
biaya total minimal yang dikeluarkan 2011 39,308 1,65 64,8582
selama satu tahun produksi. 2012 36,0242 1,65 59,4399
Persediaan bahan baku menurut
2013 49,0801 1,65 80,982
metode Economic Order Quantity
Rata-rata Safety Stock 69,067
dapat dilihat pada tabel berikut :
Sumber : Analisis Data Sekunder
Reorder Point
Pada Pabrik Mie Musbar,
lead time yang terjadi saat

JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 11


melakukan pembelian tepung terigu Sumber : Analisis Data Sekunder
adalah 1 hari. Sedangkan untuk Pembahasan
jumlah pemakaian rata-rata dalam Berdasarkan hasil analisa
setahun (AU), berdasarkan hasil penelitian dan hasil perhitungan yang
wawancara dengan pemilik Pabrik telah dilakukan di atas, maka dapat
Mie Musbar, diketahui pemakaian diketahui bahwa pemakaian bahan
rata-rata tepung terigu di Pabrik Mie baku oleh Pabrik Mie Musbar masih
Musbar adalah sebesar 25 karung per belum stabil, sehingga pabrik belum
hari. mampu menyediakan bahan baku
Tabel 5. Reorder Point Optimal secara efisien setiap tahunnya.
Bahan Baku Tepung Terigu Untuk mengatasi pemakaian yang
Tahun 2009-2013 tidak efisien tersebut dapat
Tahun Reorder Point digunakan sebuah metode pembelian
2009 94,6894 yang biasa dikenal dengan Economic
2010 95,3639 Order Quantity (EOQ).
2011 89,8582 Berdasarkan tabel diketahui
2012 84,4399 bahwa terjadi perbedaan yang cukup
2013 105,982 besar antara kebijakan yang
dilakukan oleh perusahaan dengan
Rata-rata 94,06668
metode EOQ dalam hal kuantitas
Sumber : Analisis Data Sekunder
pembelian bahan baku tepung terigu
Total Biaya Persediaan
yang dilakukan per pemesanan dan
Tabel 6. Perbandingan Total Biaya
jumlah frekuensi pemesanan. Selisih
Persediaan Bahan Baku Tepung
pembelian bahan baku terbesar
Terigu Antara Kebijakan
terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar
Perusahaan dengan Metode EOQ
776,589 karung sedangkan selisih
Total Biaya (Rp) yang terkecil yatu terjadi pada tahun
Ta Kebija 2010 yaitu sebesar 732,251 karung.
hu kan Metode Selisih (Rp) Selisih frekuensi pembelian bahan
n Perusa EOQ baku terbesar terjadi pada tahun 2010
haan sampai 2013 yaitu sebesar 43 kali,
20 1.499.9 424.263 1.075.735,8 sedangkan selisih yang terkecil yaitu
09 99,781 ,914 67 terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar
20 1.499.9 407.619 1.092.380,2 39 kali.
10 99,707 ,4414 66 Metode Economic Order
20 1.499.9 407.619 1.092.379,9 Quantity dapat meminimalkan biaya
11 99,157 ,256 01 yang dikeluarkan perusahaan. Pada
20 1.499.9 407.619 1.092.380,2 tabel dapat diketahui bahwa selisih
12 99,707 ,4414 66 yang didapat antara kedua
20 1.499.9 407.619 1.092.379,4 perhitungan sangat besar, hal ini
13 99,777 ,583 17 membuktikan bahwa biaya yang
JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 12
dikeluarkan oleh Pabrik Mie Musbar KESIMPULAN DAN SARAN
sangat besar apabila dibandingkan Kesimpulan
dengan perhitungan biaya menurut 1. Pembelian bahan baku tepung
metode EOQ. Dari Tabel diketahui terigu untuk produksi mie yang
bahwa selisih total biaya persediaan optimal menurut metode
bahan baku tepung terigu antara Economic Order Quantity selama
kebijakan perusahaan dengan metode tahun 2009-2013 di Pabrik Mie
EOQ terendah terjadi pada tahun Musbar untuk setiap kali pesan
2009 yaitu Rp 1.075.735,867, lebih besar daripada kebijakan
sedangkan selisih tertinggi terjadi perusahaan. Pembelian bahan
pada periode produksi 2010 dan baku tepung terigu rata-rata untuk
2012 yaitu Rp 1.092.380,266. Hal ini periode tahun 2009-2013 sebesar
berarti apabila perusahaan 987,3956 karung per pemesanan.
menggunakan metode EOQ, maka 2. Rata-rata kuantitas persediaan
biaya yang dikeluarkan lebih sedkit pengaman menurut metode
dan perusahaan dapat menghemat Economic Order Quantity untuk
pengeluaran terutama dari segi biaya periode tahun 2009-2013 adalah
persediaan. sebesar 69,067 karung, dibulatkan
Jumlah tepung terigu yang menjadi 70 karung.
harus dibeli untuk setiap kali 3. Rata-rata titik pemesanan kembali
pemesanan dengan metode EOQ (reorder point) menurut metode
memang lebih besar dibandingakna Economic Order Quantity di
dengan jumlah pembelian yang Pabrik Mie Musbar yaitu pada
dilakukan pabrik selama ini. Namun saat persediaan di gudang tinggal
demikian frekuensi pembelian dalam 94,06668 karung, dibulatkan
satu tahun lebih sedikit, yaitu sekitar menjadi 95 karung. Jadi Pabrik
9 kali dalam satu tahun. Selain itu harus memesan kembali pada saat
juga kontrol terhadap persediaan persediaan bahan baku di gudang
akan lebih efektif dengan adanya tinggal 95 karung.
penentuan persediaan pengaman dan 4. Total biaya persediaan bahan
reorder point. Persediaan pengaman baku tepung terigu untuk proses
diadakan dengan tujuan apabila produksi yang dikeluarkan Pabrik
pengiriman bahan baku tidak sampai Mie Musbar pada tahun 2009-
pada waktunya perusahaan masih 2013 menurut metode Economic
memiliki stok untuk menutupi Order Quantity lebih kecil dari
keterlambatan pengiriman bahan kebijakan pabrik. Rata-rata total
baku. Selisih safety stock terbesar biaya persediaan bahan baku
terjadi pada tahun 2011 sebesar tepung terigu menurut metode
35,1418 karung, sedangkan untuk Economic Order Quantity untuk
selisih terendah terjadi pada tahun tahun 2009-2013 sebesar Rp
2012 sebesar 9,4399 karung. 410.948, 3272.
JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 13
Saran Carter, William K. 2009. Akuntansi
Berdasarkan simpulan diatas, maka Biaya. Penerbit: Salemba
peneliti dapat memberikan saran Empat. Jakarta.
kepada perusahaan yang dapat Elviyati. 2002. Perencanaan dan
digunakan sebagai bahan Pengendalian Persediaan
pertimbangan adalah: Pada Pabrik Roti Sinar
1. Bagi pihak manajemen Pabrik Medan. Medan: Universitas
Mie Musbar kedepannya dapat Sumatera Utara.
mempertimbangkan untuk Ginting, Rosnani, 2007. Sistem
menggunakan metode EOQ dalam Produksi , Medan: Graha
melakukan pembeliaan persediaan Ilmu.
tepung terigu, karena dengan Gonzalez, Jose L., & Daniel
metode EOQ pabrik dapat Gonzales. 2010. Analysis of
melakukan penghematan biaya an Economic Order Quantity
persediaan sehingga penghematan and Reorder Point Inventory
yang diperoleh pabrik dapat Control Model for Company
dialokasikan untuk kebutuhan XYZ. California Polytechnic
lain. State University.
2. Pabrik sebaiknya menentukan Heizer, Jay & Barry Render. 2005.
besarnya persediaan pengaman Manajemen Operasi. Edisi 7.
(safety stock), titik pemesanan Salemba Empat. Jakarta
kembali (reorder point), dan Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen
persediaan maksimum (maximum Operasi. Edisi kesebelas. PT
inventory) untuk menghindari Gramedia Widia Sarana
resiko kehabisan bahan baku Indonesia. Jakarta
(stock out) dan juga kelebihan Manggala, Loudy. 2011. Analisis
bahan baku sehingga dapat Persediaan Farmasi pada
meminimalisasi biaya bahan baku Rumah Sakit Ananda
bagi Pabrik Mie Musbar. Purwokerto.Semarang:
Universitas Diponegoro.
Mwansele, HA at all, 2011.
DAFTAR PUSTAKA Determination of Inventory
Assauri, Sofian. 2004. Manajemen Control Policies at Urafiki
Produksi dan Operasi. Edisi Textile Mills Co Ltd in Dar-
Revisi. Lembaga Penerbit es-Salaam. Tanzania.
Fakultas Ekonomi, Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi.
Universitas Indonesia. Jakarta 2010. Metode Penelitian.
Baroto, Teguh. 2006. Perencanaan Penerbit Bumi Aksara.
dan Pengendalian Produksi. Jakarta
Ghalia Indonesia. Jakarta Nasution, Arman H. dan
Prasetyawan, Yudha. 2008.
JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 14
Perencanaan & Pengendalian Ristono, Agus. 2009. Manajemen
Produksi. Yogyakarta: Graha Persediaan. Penerbit Graha
Ilmu Ilmu. Yogyakarta
Pardede, Pontas. 2007. Manajemen Ruauw, Eyverson, 2011.
Operasi dan Produksi:Teori, Pengendalian Persediaan
Model, dan Kebijakan. Bahan Baku ( Contoh
Penerbit: Andi. Yogyakarta. Pengendalian pada Usaha
Pulungan, Andi Akbar. 2004. Grenda Bakery
Perencanaan dan Pengawasan Lianli,Manado ).
Persediaan Bahan Baku pada Sasmita, Jumiati dan Norazah Bte
UD. Pusaka Bakti. Medan: Mohd Suki. 2012.
Universitas Sumatera Utara. Metodologi Penelitian.
Puspika, Juliana. & Desi Anita. Penerbit UR Press. Pekanbaru
2013. Inventory Control dan Siagian, P. 2006. Penelitian
Perencanaan Persediaan Operasional Teori dan
Bahan Baku Produksi Roti Praktek. Penerbit: UI Press.
pada Pabrik Roti Bobo Jakarta
Pekanbaru. Pekanbaru: STIE Tripomo, Tedjo dan
PELITA INDONESIA. Udan.2005.Manajemen
Rangkuti, F. 2007. Manajemen strategi.Rekayasa
Persediaan Aplikasi di Sains:Bandung
Bidang Bisnis. Penerbit: PT. Wibisono, Dermawan. 2006.
Raja Grafindo Persada. Manajemen Kinerja. Penerbit
Jakarta. Erlangga. Jakarta
Renta,Nova dkk, 2013. Analisis Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi
Pengendalian Persediaan Penelitian Sosial dan
Bahan Baku Rokok pada Pendidikan Teori-Aplikasi.
PT.Gentong Gotri Semarang Penerbit Bumi Aksara.
Guna Meningkatkan Efisiensi Jakarta
Biaya Persediaan. Jurnal
Universitas Diponegoro.

JOM FEKON VOL. 2 NO.1 FEBRUARI 2015 15

You might also like