Professional Documents
Culture Documents
Ni Nyoman Santi Tri Ulandari, Putu Ayu Swandewi Astuti, I Nyoman Adiputra
Ni Nyoman Santi Tri Ulandari, Putu Ayu Swandewi Astuti, I Nyoman Adiputra
Public Health and Preventive Medicine Archive (PHPMA) 2018, Volume 2, Number 2: 121-125
E-ISSN: 2503-2356
Ni Nyoman Santi Tri Ulandari,1,4* Putu Ayu Swandewi Astuti,2 I Nyoman Adiputra3
ABSTRACT
Background and purpose: The purpose of the study was to the crude of OR. Multivariate analyses were performed to determine
determine the risk factors of employment, education and other the adjusted OR.
risk factors on the occurrence of cataracts in patients seeking Results: Four variables were found to be risk factors to the occurrence of
treatment at Eye Health Center in the City of Mataram, West Nusa cataracts: education, income, occupation and exposure to sunlight with
Tenggara. each crude OR of 10.50 (95% CI: 3.39 to 32.52); 6.23 (95% CI: 2.35 to
Methods: The study was a case-control with a sample of cases 16.51), 10.52 (95% CI: 3.56 to 31.12); and 3.11 (95% CI: 1.25 to 7.78).
and controls, respectively amounted to 40 (1: 1). The dependent While diabetes mellitus, family history of cataracts, smoking behavior
variable was patients with cataract and independent variables and exposure to smoke was not statistically proven as a risk factor for
were: education, employment, income, diabetes mellitus, history cataracts. The multivariate analysis showed that most risk factors played
of cataracts, smoking behavior, and exposure to smoke and sun a role in the occurrence of cataract was employment with OR=9.81 (95%
exposure. Data were collected by means of interviews using CI: 1.85 to 52.02) and education with OR=6.53 (95% CI: 1.42 to 29.92).
questionnaires and tracking documents of patients’ medical Conclusion: Employment and education were significant risk factors
records. Data analysis was performed using univariate, bivariate to to the occurrence of cataracts in patients who visited the Eye Health
determine the comparability between cases and controls and to see Center in the City of Mataram, West Nusa Tenggara.
ABSTRAK
1
Public Health Postgraduate Latar belakang dan tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk Hasil: Penelitian menemukan empat variabel yang menjadi faktor
Program Udayana University, mengetahui faktor risiko pekerjaan, pendidikan dan faktor risiko risiko kejadian katarak yaitu pendidikan, pendapatan, pekerjaan dan
2
School of Public Health Faculty lainnya terhadap terjadinya katarak pada pasien yang berobat di Balai paparan sinar matahari dengan crude OR masing-masing sebesar
of Medicine Udayana University,
3 Kesehatan Mata Masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 10,50 (95%CI: 3,39-32,52); 6,23 (95%CI: 2,35-16,51), 10,52 (95%CI:
Physiology Department Faculty
of Medicine Udayana University, Metode: Desain penelitian adalah kasus-kontrol dengan jumlah 3,56-31,12); dan 3,11 (95%CI: 1,25-7,78). Sedangkan diabetes
4
College of Health Sciences sampel kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 40 (1:1). Variabel melitus, riwayat keluarga dengan penyakit katarak, perilaku merokok
(STIKES) Mataram City terikat adalah pasien dengan katarak dan variabel bebas adalah: dan paparan asap secara statistik tidak dijumpai sebagai faktor risiko
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, diabetes melitus, riwayat penyakit katarak. Pada analisis multivariat diperoleh bahwa faktor risiko yang
*
Correspondence to: katarak, perilaku merokok, paparan asap dan paparan sinar matahari. paling berperan adalah pekerjaan dengan OR=9,81 (95%CI: 1,85-
Ni Nyoman Santi Tri Ulandari, Public Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner 52,02) dan pendidikan dengan OR=6,53 (95%CI: 1,42-29,92).
Health Postgraduate Program dan penelusuran dokumen catatan medis pasien. Analisis data Simpulan: Pekerjaan dan pendidikan merupakan faktor risiko yang
Udayana University, College of
Health Sciences (STIKES) Mataram dilakukan secara univariat, bivariat untuk mengetahui komparabilitas signifikan terhadap terjadinya katarak pada pasien yang berkunjung
City antara kelompok kasus dan kontrol dan untuk melihat crude OR. di Balai Kesehatan Mata Masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara
santhi_rastika@yahoo.com Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui adjusted OR. Barat.
122 Published by DiscoverSys | Public Health and Preventive Medicine Archive 2018; 2(2): 121-125 | doi: 10.15562/phpma.v2i2.137
LAPORAN HASIL PENELITIAN
besar tidak memiliki penyakit diabetes melitus Hasil analisis bivariat seperti disajikan pada
(68; 85,0%), tidak ada riwayat penyakit katarak Tabel 2 menunjukkan bahwa diabetes mellitus
pada keluarga (64; 80,0%), pendidikan rendah (51; meningkatkan risiko katarak sebesar 2,25 kali
63,8%), tidak merokok (47; 58,8%), berpendapatan (OR=2,25; 95%CI: 0,62-8,18); riwayat penyakit
rendah (43; 53,8%), pekerjaan ≥4 jam di luar katarak pada keluarga sebesar 1,37 kali (OR=1,37;
gedung (48; 60,0%), terpapar asap (67; 83,8%) 95%CI: 0,45-4,12); perilaku merokok sebesar 0,90
dan terpapar sinar matahari <4 jam (43; 53,7%). kali (OR=0,90; 95%CI: 0,37-2,12); paparan asap
Sedangkan untuk karakteristik antara kasus dan sebesar 2,61 kali (OR=2,61; 95%CI: 0,73-9,32);
kontrol berdasarkan umur dan jenis kelamin sudah namun semua variabel tersebut secara statistik
dimiripkan dan disajikan pada Tabel 1. tidak bermakna karena batas bawah CI kurang
Tabel 1 Karakteristik umur dan jenis kelamin pada kelompok kasus dan kontrol
Kasus Kontrol
Variabel n % n % Nilai p
Umur 1,000
≥40 tahun 37 92,5 37 92,5
<40 tahun 3 7,5 3 7,5
Jenis kelamin 1,000
Laki-laki 17 42,5 17 42,5
Perempuan 23 57,5 23 57,5
Published by DiscoverSys | Public Health and Preventive Medicine Archive 2018; 2(2): 121-125 | doi: 10.15562/phpma.v2i2.137 123
LAPORAN HASIL PENELITIAN
dari satu. Sedangkan variabel yang secara statistik sekitar 41,7%.6 Dalam suatu penelitian pada tahun
bermakna meningkatkan risiko terjadinya katarak 2007 juga melaporkan bahwa prevalensi katarak
yaitu pendidikan sebesar 10,50 kali (OR=10,50; cukup tinggi pada jenis pekerjaan tertentu, yaitu
95%CI: 3,39-32,52) pendapatan sebesar 6,23 kali pegawai sebesar 8,8% dan petani/nelayan/buruh
(OR=6,23; 95%CI: 2,35-16,51), pekerjaan sebesar sebesar 17,8%.4
10,52 kali (OR=10,52; 95%CI: 3,56-31,12) dan Pekerjaan di luar gedung erat kaitannya dengan
paparan sinar matahari sebesar 3,11 kali (OR=3,11; paparan sinar matahari. Hasil penelitian ini
95%CI: 1,25-7,78). menunjukkan bahwa paparan sinar matahari secara
Pada penelitian ini, analisis multivariat statistik mempunyai hubungan yang bermakna
dilakukan dengan menggunakan logistic regression dengan kejadian katarak. Efek dari radiasi sinar
metode enter. Dari analisis tersebut dapat terlihat ultraviolet yang berasal dari sinar matahari secara
bahwa ada dua variabel yang secara statistik terus menerus dapat menyebabkan terjadinya
bermakna meningkatkan risiko terjadinya katarak kekeruhan pada lensa mata dan menyebabkan
pada pasien yang berobat di BKMM Kota Mataram, terjadinya katarak.7 Dalam sebuah literatur yang
Nusa Tenggara Barat, yaitu pekerjaan dengan berbeda juga mengungkapkan bahwa penyelidikan
OR=9,81 (95%CI: 1,85-52,01), dan pendidikan epidemiologi menunjukkan di daerah-daerah yang
dengan OR=6,53 (95%CI: 1,42-29,92). Hasilnya sepanjang tahun selalu ada sinar matahari yang
disajikan pada Tabel 3. kuat, insiden katarak akan meningkat.8 Penelitian
yang dilakukan pada tahun 2013 juga menunjukkan
bahwa responden pada kelompok yang bertempat
DISKUSI
tinggal di daerah pantai dengan tingkat kejadian
Pada analisis multivariat, variabel pekerjaan katarak lebih tinggi (61%) dibanding yang
dan pendidikan memiliki pengaruh terhadap bertempat tinggal di daerah pegunungan yaitu
terjadinya katarak, responden yang bekerja di luar 36%.9
gedung ≥4 jam mempunyai risiko sebesar 9,81 kali Selain pekerjaan, pada penelitian ini juga
untuk terjadinya katarak dibandingkan dengan dijumpai bahwa pendidikan secara statistik memiliki
responden yang bekerja <4 jam di luar gedung. pengaruh terhadap terjadinya katarak. Pada
Sedangkan pendidikan rendah mempunyai analisis multivariat, responden yang berpendidikan
risiko meningkatkan katarak sebesar 6,53 kali rendah mempunyai risiko sebesar 6,53 kali lebih
dibandingkan dengan pendidikan tinggi. tinggi untuk terjadi katarak dibandingkan dengan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pekerjaaan responden yang memiliki pendidikan tinggi.
secara statistik berperan dalam terjadinya katarak, Pendidikan rendah dikelompokkan mulai dari tidak
responden yang pekerjaannya ≥4 jam di luar gedung sekolah sampai lulus SMP, sedangkan pendidikan
mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan tinggi dikelompokkan dari tamat SMA sampai
dengan responden pekerjaannya <4 jam di luar sarjana. Penelitian ini sejalan dengan penelitian lain
gedung. Dari wawancara diketahui bahwa rata- yang dilakukan pada tahun 2009, yang melaporkan
rata pekerjaan responden yang dilakukan di luar bahwa rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan
gedung adalah sebagai petani, buruh bangunan, rendahnya sumber daya manusia dan berdampak
dan pedagang keliling, sedangkan responden yang pada kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pekerjaannya di dalam gedung sebagian besar penyakit khususnya katarak.10
sebagai pembantu rumah tangga, guru dan ibu Pendidikan rendah pada responden
rumah tangga (tidak bekerja). Rata-rata responden kemungkinan juga berhubungan dengan pekerjaan
bekerja dari pukul 06.00-17.00. Hasil penelitian ini yang tidak formal, dengan pekerjaan tidak formal
sejalan dengan penelitian lain yang melaporkan yang kemungkinan berpengaruh pada tingkat
bahwa pekerjaan responden yang berada di luar pendapatan yang diperoleh. Pada penelitian yang
gedung dapat meningkatkan kematangan katarak berbeda menerangkan bahwa responden yang
sebesar 58,3% dibandingkan dengan responden memiliki pendapatan <Rp 500.000/bulan dapat
pada kelompok pekerja di dalam gedung yaitu meningkatkan kejadian katarak 2 kali dibandingkan
124 Published by DiscoverSys | Public Health and Preventive Medicine Archive 2018; 2(2): 121-125 | doi: 10.15562/phpma.v2i2.137
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Published by DiscoverSys | Public Health and Preventive Medicine Archive 2018; 2(2): 121-125 | doi: 10.15562/phpma.v2i2.137 125