Professional Documents
Culture Documents
Peran Personal Diversity Kompetensi and
Peran Personal Diversity Kompetensi and
Peran Personal Diversity Kompetensi and
Samuel PD Anantadjaya
School of Business
Faculty of Business Administration & Humanities
Swiss German University, BSD City, Serpong, Tangerang, Indonesia
Email: ethan.eryn@gmail.com
ABSTRACT
Personal diversity is something that can be found in every person. Some are gained since he/she was
born and some are obtained along with his/her life. Personal diversity often became a very sensitive issue and
these differences tend to be avoided either by individuals or organizations. But it cannot be denied if personal
diversity is not something that can be avoided and must be faced by everyone. There are many management
books that discuss about diversity. Those books talk about what diversity are, types of diversity, and the
importance of managing diversity. Competence itself is important for an employee to be able to have a good
performance. Personal diversity and competence are two things that will affect the individual's performance and
definitely will affect the performance of the organization. Related with those problem, this study would like to
know how the influence of personal diversity and competence to one’s performance.
All data were collected using a questionnaire, in which the questionnaire contains the respondent data
to determine the diversity of the respondents and 14 point statement to determine the competence and
performance. Collected a total of 125 questionnaires were obtained from 5 selected companies. These five
companies were chosen because they have the same characteristics, which have a diverse employee. The
collected data was then analyzed using structural equation modeling. From the analysis it was found that
personal diversity and competence has a direct influence on a person's performance and personal diversity has
inversely influence with one's competence.
ABSTRAK
Personal diversity merupakan suatu hal yang dimiliki oleh setiap orang. Beberapa hal tersebut
diperoleh sejak individu lahir, dan beberapa hal lainnya diperoleh sepanjang perjalanan hidup. Personal
diversity kerap menjadi suatu isu yang sensitif sehingga perbedaan tersebut sering kali dihindari oleh individu
dan organisasi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa personal diversity merupakan suatu hal yang tidak dapat
dihindari dan harus dihadapi oleh siapapun. Banyak buku manajemen yang membahas tentang diversity. Buku
tersebut membahas diversity tersebut, seperti; tipe dari diversity, dan peran penting dari managing diversity.
Kompetensi merupakan suatu hal penting juga bagi individu untuk dapat menghasilkan kinerja yang baik.
Personal diversity dan kompetensi merupakan dua hal yang akan memberikan pengaruh terhadap kinerja
individu sehingga juga akan memberikan pengaruh terhadap kinerja organisasi. Sehubungan dengan masalah
tersebut, penelitian ini berupaya untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari personal diversity dan kompetensi
terhadap kinerja seseorang.
Semua data didalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner, dimana kuesioner tersebut
ditujukan untuk mengukur diversity dari para responden, termasuk dengan 14 poin pertanyaan untuk
mengetahui kompetensi dan kinerja. Total 125 kuesioner berhasil diperoleh dari 5 perusahaan. Kelima
1 Penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Dr. Adang Widjana (Universitas 17 Agustus 1945, Cirebon, Indonesia), Dr.
Yusuf Osman Raihin (Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia), dan Bapak Hadisoepadma, MM (Universitas Padjajaran,
Bandung, Indonesia) atas komentar dan perbaikan yang diberikan sehingga penelitian ini menjadi lebih baik.
Vol. 2, No. 2, September 2014
[179]
ISSN # 2338-8854
INSIGHT - EmergINg Markets: BuSIness and ManaGement STudies Journal
perusahaan ini dipilih karena memiliki karakteristik yang sama, khususnya dengan komposisi tenaga kerja yang
beranekaragam. Data yang terkumpul dianalisa melalui structural equation modeling. Dari analisa yang
dilakukan, ditemukan bahwa personal diversity dan kompetensi memberikan pengaruh terhadap kinerja individ
dan personal diversity memiliki pengaruh terbalik terhadap kompetensi individu.
I. PENDAHULAN
Manusia adalah aset terbesar dari suatu organisasi karena manusialah yang bisa
mengelola semua sumber daya yang dimiliki oleh organisasi. Akan menjadi hal yang sia-sia
bagi organisasi jika memiliki sumber daya yang berlimpah tapi manusia yang ada di dalamnya
tidak memiliki kualitas yang baik untuk dapat mengelolanya.
Untuk bisa memilih dan mengelola manusia juga bukan perkara yang mudah bagi
organisasi. Karena karakter dari manusia yang unik dan berbeda-beda. Mulai dari usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, agama, etnis, bahkan golongan darah pun bisa mempengaruhi
kepribadian seseorang. Khusus untuk masalah etnis dan agama, di negara Indonesia ini yang
merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia, ada banyak etnis dan agama yang
terkadang menimbulkan kesulitan tersendiri dalam mengelola sumber daya manusia. Masalah
perbedaan ini juga seringkali menjadi isu yang sensitif, apalagi jika sudah menyangkut SARA
(suku, agama, ras, antar golongan). Tapi mau tidak mau hidup di negara yang multikultural
sudah pasti kita akan dihadapkan dengan masalah tersebut.
Ada banyak sekali fakta tentang konflik SARA yang berujung pada kerusuhan, baik di
dalam negeri maupun luar negeri. Untuk kasus luar negeri yang paling hangat adalah konflik
Rohingya, konflik yang terjadi di Myanmar ini pada awalnya diduga sejumlah pihak adalah
konflik antar agama padahal yang sebenarnya terjadi adalah masalah etnis di negara itu yang
tidak bisa menerima keberadaan etnis lainnya (Putra, 2012). Selain konflik Rohingya di
Myanmar, ada juga konflik agama yang terjadi di Nigeria dimana dugaan pemerintah
dilakukan oleh kelompok militan Islam, Boko Haram, yang melakukan penyerangan di kota
Postikum, Negara Bagian Yobe, sehingga menewaskan 8 orang. Sebelumnya juga sempat
terjadi pembakaran masjid dan sekolah Islam di kota Benin yang mengakibatkan lima orang
tewas dan enam cedera (British Broadcasting Corporation, 2012).
Untuk kasus di dalam negeri, ada konflik Sampit, konflik antar etnis yang terjadi di
Kalimantan ini melibatkan dua etnis, yaitu Dayak dan Madura. Kekerasan awalnya terjadi di
Kalimantan Barat pada 1996-1997 hingga Februari 2001 di Sampit, Kalimantan Tengah,
dimana sedikitnya 500 orang Madura tewas (British Broadcasting Corporation, 2004). Konflik
lain di negeri ini yang terkenal adalah kerusuhan Poso di Sulawesi Tengah. Konflik ini
merupakan konflik antar agama, yaitu Islam dan Kristen. Konflik terjadi pada akhir tahun
1998 sampai dengan tahun 2000. Setelah sempat reda untuk beberapa saat, konflik pecah lagi
pada akhir tahun 2001. Selama konflik berlangsung banyak korban jiwa yang berjatuhan,
sekitar 1.000 orang tewas, puluhan ribu harus keluar dari desa-desa mereka, dan banyak
gereja-gereja yang dibakar (British Broadcasting Corporation, 2004).
Jika kita mundur ke tahun 1998, tepatnya Mei 1998, dimana saat itu merupakan saat
yang cukup bersejarah bagi negara Indonesia, lahirnya reformasi. Tapi reformasi tersebut juga
menyisakan catatan hitam, dimana terjadi kerusuhan yang “berbau” rasialis, khususnya
terhadap keturunan Cina. Tidak hanya penjarahan, perusakan, dan pembakaran toko/rumah
warga keturunan Cina, tapi juga banyak korban jiwa dan pemerkosaan. Laporan Tim
Vol. 2, No. 2, September 2014
[180]
ISSN # 2338-8854
INSIGHT - EmergINg Markets: BuSIness and ManaGement STudies Journal
Gabungan Pencari Fakta menyebutkan bahwa sebanyak 1.250 warga keturunan Cina tewas,
24 luka-luka, dan 85 perempuan menjadi korban pelecehan seksual dan pemerkosaan (Wen,
2011).
Konflik antara etnis atau agama tersebut sudah lama berlalu akan tetapi bukan berarti
isu mengenai SARA sudah hilang sama sekali. Ibarat bom waktu, isu SARA ini bisa meledak
kapan saja. Bukti masalah SARA ini belum hilang bisa dilihat saat kampanye Calon Gubernur
DKI Jakarta belum lama ini. Banyak sekali black campaign yang dilakukan untuk
menjatuhkan calon pasangan dengan menggunakan isu-isu SARA, khususnya etnis dan
agama. Hasutan untuk tidak memilih calon pasangan tertentu dengan isu SARA banyak
beredar melalui selebaran, spanduk, dan situs jejaring sosial (Ramadhan & Ariefyanto, 2012).
Selain kasus-kasus yang sudah diungkap di atas juga ada kasus lain yang sampai
sekarang sejak tahun 2006 seperti tidak menemui win-win solution, yaitu kasus GKI Yasmin
di Bogor dimana para jemaat GKI Yasmin yang sebenarnya memiliki ijin resmi untuk
bangunan gerejanya ditolak untuk beribadah di gereja tersebut (Saudale, 2012).
Ada beberapa contoh penggunaan golongan darah untuk mendapatkan hasil maksimal
dari anggota organisasi di Jepang, tahun 1930an militer Jepang menggunakannya untuk
melatih prajurit-prajuritnya dan selama Perang Dunia II, para tentara kekaisaran Jepang
membentuk kelompok-kelompok tempurnya sesuai dengan golongan darah. Tim sofbol
wanita Jepang yang mendapatkan medali emas di Olimpiade Beijing juga menggunakan teori
golongan darah ini untuk menyesuaikan latihan untuk setiap pemainnya (Evans, 2012).
Selain masalah SARA dan golongan darah yang sudah dibahas di atas, masalah yang
sering terjadi juga di lingkungan kerja adalah masalah senioritas. Dimana seringkali karyawan
yang sudah memiliki masa bakti cukup lama di suatu organisasi dan merasa senior akan
menghambat pekerjaan. Salah satu kasusnya yang didapat dari hasil wawancara dengan
karyawan di salah satu tempat penelitian ini, Grup Pengembang Properti, mengatakan bahwa
ada karyawan senior yang seharusnya lebih mengerti budaya perusahaan justru jadi
menghambat pekerjaan karena sikap senioritasnya sehingga tidak berkenan untuk ditambah
porsi pekerjaannya bila dibutuhkan karena merasa pekerjaannya yang sekarang sudah banyak.
Padahal menurut teori, salah satu alasan pentingnya untuk mengelola keragaman
dalam organisasi adalah jika kita mengelola keragaman secara efektif maka bisa
meningkatkan efektivitas dari organisasi (Jones & George, 2008). Hasil penelitian di bidang
pendidikan di Amerika menunjukan bahwa semakin beragam guru menghasilkan prestasi
siswa yang lebih baik (Boser, 2011). Ini menunjukan bahwa tujuan organisasi, dalam hal ini
sekolah, untuk menghasilkan siswa yang berprestasi tercapai dengan mengelola keragaman
para karyawannya (guru).
Penelitian lainnya di Amerika terkait dengan masalah personal diversity ini adalah
penelitian yang melihat kinerja dari orang “kulit p utih”, “kulit hitam”, dan Hispanic. Dari
ketiga ras yang ada tersebut hasilnya menunjukkan adanya perbedaan kinerja (Roth, Huffcutt,
& Bobko, 2003).
Keragaman adalah perbedaan di antara orang-orang karena usia, jenis kelamin, ras,
etnis, agama, orientasi seksual, latar belakang sosial ekonomi, pendidikan, pengalaman,
penampilan fisik, kemampuan/ketidakmampuan, dan karakteristik lain yang digunakan untuk
membedakan antara orang yang satu dengan yang lainnya (Jones & George, 2008; Dessler,
2004). Atau secara lebih singkat diversity atau keragaman dapat diartikan sebagai
karakteristik-karakteristik manusia yang membuat orang berbeda satu sama lainnya. Kecuali
dikelola secara efektif, keragaman di antara para tenaga kerja akan menimbulkan
kesalahpahaman yang bisa menghasilkan efek negatif bagi produktivitas dan kerjasama tim.
Keragaman menjadi tantangan tersendiri bagi organisasi, dimana organisasi dituntut untuk
dapat memanfaatkannya sebagai nilai tambah bagi organisasi atau hanya melihat keragaman
ini sebagai cermin toleransi akan perbedaan.
Vol. 2, No. 2, September 2014
[182]
ISSN # 2338-8854
INSIGHT - EmergINg Markets: BuSIness and ManaGement STudies Journal
Ada banyak hal yang merupakan personal diversity seseorang yang membedakannya
dengan individu lainnya. Beberapa sumber keragaman di tempat kerja adalah sebagai berikut:
Ketidakmampuan
Latar
Teori lain membaginya menjadi dua kategori, yaitu kategori primer (karakteristik
genetik) dimana karakteristik ini sudah menjadi bawaan seseorang sejak dia lahir, dan
kategori sekunder, karakteristik yang didapatkan seseorang sepanjang hidupnya (Hellriegel &
Slocum, 2004). Kedua kategori ini (primer dan sekunder) akan menentukan bagaimana
seseorang berperilaku atau bertindak, dimana karakteristik-karakteristik tersebut akan
memberikan efek yang berbeda-beda pada organisasi. Kategori tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Selain teori-teori yang telah disebutkan di atas, tabel di bawah ini merupakan beberapa
Vol. 2, No. 2, September 2014
[183]
ISSN # 2338-8854
INSIGHT - EmergINg Markets: BuSIness and ManaGement STudies Journal
[184]
ISSN # 2338-8854
INSIGHT - EmergINg Markets: BuSIness and ManaGement STudies Journal
Variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu variabel laten dan variabel
manifes. Setiap variabel laten harus memiliki minimal 2 variabel manifes supaya dapat
dijelaskan dan diukur (Santoso, 2012). Variabel laten sendiri dibagi lagi menjadi 2, yaitu
variabel laten eksogen dan variabel laten endogen. Variabel laten eksogen penelitian ini terdiri
dari personal diversity dan kompetensi, dan variabel endogennya adalah kinerja. Untuk detail
variabel yang digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Paul Leedy (Arikunto, 2010) dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat ketelitian 10%. Perhitungan sampel adalah
sebagai berikut:
dimana:
N= jumlah sampel
Z= standard score untuk α yang dipilih
e= sampling error atau tingkat ketelitian yang dipergunakan
α= tingkat kepercayaan
P= proporsi populasi yang akan diteliti (jika populasi tidak dapat diperkirakan,
maka diambil kemungkinan terburuk, yaitu P=0.5)
Dari perhitungan sampel minimum adalah sebesar 97 responden, tetapi jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 200 sampel untuk menyesuaikan dengan
jumlah sampel yang direkomendasikan untuk pengolahan menggunakan SEM, yaitu 100-200
Vol. 2, No. 2, September 2014
[186]
ISSN # 2338-8854
INSIGHT - EmergINg Markets: BuSIness and ManaGement STudies Journal
IV. ANALISIS
Data penelitian ini didapatkan dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan-
karyawan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki karyawan dengan karakteristik pribadi
yang beragam. Dari 200 kuesioner yang disebarkan di 5 perusahaan hanya 150 kuesioner yang
kembali dan terdapat 25 kuesioner yang tidak valid karena tidak diisi dengan lengkap.
Response rate dari ke-200 kuesioner yang disebarkan kepada kuesioner penelitian di 5
lokasi penelitian yang ada adalah sebagai berikut:
Sumber: AMOS
Hasil di atas menunjukkan bahwa model menghasilkan nilai degree of freedom positif,
yaitu 249. Ini berarti model termasuk dalam kategori overidentified yang berarti estimasi dan
penilaian model bisa dilakukan (Santoso, 2012).
Hasil pada tabel menunjukkan bahwa 1 kriteria, yaitu CMIN tidak memenuhi cut off
value dan 1 kriteria, yaitu RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) memiliki
nilai marginal atau berbeda tipis dengan cut off value. Akan tetapi, dari 6 kriteria yang ada
masih terdapat 4 kriteria yang masuk dalam syarat sehingga model masih dapat dikatakan
baik. Bahkan model dapat dikatakan baik jika terdapat minimal satu saja hasil analisis yang
memenuhi cut off value yang disyaratkan (Firman, Wiguna, & Waliulu, 2011). Dari hasil di
atas berarti model yang ada sudah fit, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pengujian ini
menghasilkan konfirmasi yang baik atas dimensi-dimensi variabel laten serta hubungan
kausalitas antar variabel laten.
Estimate
suku <--- personaldiversity -.211
agama <--- personaldiversity -.085
pt <--- personaldiversity -.023
sas <--- personaldiversity .114
das <--- personaldiversity -.049
lb <--- personaldiversity .675
pk <--- personaldiversity .979
gd <--- personaldiversity .041
k1 <--- kompetensi .438
p2 <--- kompetensi .590
p1 <--- kompetensi .498
kl1 <--- kinerja .612
kl2 <--- kinerja .349
kn1 <--- kinerja .377
kn2 <--- kinerja .455
k2 <--- kompetensi .408
pr1 <--- kompetensi .729
pr2 <--- kompetensi .638
kd1 <--- kinerja .314
kd2 <--- kinerja .649
s1 <--- kinerja .773
s2 <--- kinerja .717
Sumber: AMOS
∑ #$+"/+%/*0/ )!+/*"1
+ ∑34
dimana:
1. Standardized loading diperoleh langsung dari standardized loading tiap-tiap indicator
2
2. εj adalah measurement error = 1 – ( standardized loading)
Perhitungan reliabilitas:
%#!"+) /*5%#*$- = 6.67 ᄉ = 0.591
6.67 ᄉ 8 9.7:
6.6 ᄉᄃ
Kompetensi = 6.6 ᄉᄃ 8 :.ᄃᄉ 7 = 0.726
:,
:
Kinerja = :. = 0.780
: 8 I.I
respesifikasi. Respesifikasi dapat dilakukan dengan menambah atau mengurangi jalur yang
ada pada model awal yang telah dibuat. Tujuan dari dilakukannya respesifikasi adalah untuk
menurunkan nilai chi-square karena semakin kecil nilai chi-square menunjukkan bahwa
model tersebut semakin fit dengan data yang ada (Santoso, 2012).
Selain nilai chi-square, tabel di bawah berikut ini menunjukkan perbandingan nilai-
nilai lain yang dihasilkan sebelum dan sesudah model direspesifikasi:
Sumber: AMOS
Kinerja suku
Nilai ini menunjukkan bahwa kinerja dan suku memiliki hubungan sebesar 24%. Hal ini
sesuai dengan fenomena umum yang dapat kita lihat di masyarakat bahwa seringkali
beberapa pekerjaan dianggap masyarakat akan lebih baik kinerjanya jika dikerjakan atau
dilakukan oleh suku tertentu. Contohnya adalah pekerjaan debt collector di Indonesia yang
mayoritas dijalankan oleh suku tertentu atau contoh lainnya adalah pekerjaan sebagai
bouncer di Amerika yang banyak didominasi oleh orang-orang berkulit hitam.
Kompetensi suku
Nilai -0.03 yang ada pada jalur kompetensi-suku memiliki arti bahwa ada hubungan antara
kompetensi dan suku. Sedangkan nilai negatif yang ada artinya adalah semakin baik
kompetensi maka keberagaman suku semakin menurun.
Suku agama
Nilai ini menunjukkan adanya hubungan antara suku dan agama sebesar 52%. Nilai positif
yang ada memiliki arti bahwa semakin beragam suku maka agama yang ada juga semakin
beragam. Hal ini sesuai dengan keadaan yang ada di Indonesia. Walaupun ada agama yang
menjadi mayoritas di Indonesia, tetapi berdasarkan data sensus agama yang dianut oleh
masyarakat di Indonesia juga sangat beragam.
Kompetensi kinerja
Vol. 2, No. 2, September 2014
[196]
ISSN # 2338-8854
INSIGHT - EmergINg Markets: BuSIness and ManaGement STudies Journal
Nilai yang ada pada jalur ini menunjukkan jika kompetensi seseorang memiliki hubungan
positif yang sangat besar terhadap kinerjanya sebesar 84%. Sama seperti hubungan
personal diversity dengan kinerja, nilai positif pada jalur ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi kompetensi seseorang maka semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkannya.
Nilai-nilai yang ada pada variabel manifest, khususnya untuk variabel manifes yang ada
pada variabel laten personal diversity:
Nilai pada varibel manifes yang dilihat secara khusus hanya 3 variabel, yaitu suku,
agama, dan golongan darah. Hal ini dilakukan karena ketiga variabel ini masih jarang
diangkat sebagai topik penelitian dan dianggap sangat sensitif untuk dibahas. Akan tetapi,
hasil ini ingin menunjukkan jika ternyata hal-hal yang seringkali dihindari oleh organisasi
memiliki pengaruh.
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa suku memiliki pengaruh sebesar 17%. Hal ini
berarti sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Amerika, dimana pada penelitian tersebut
menghasilkan kesimpulan bahwa ada perbedaan dari knowledge, skill competencies, dan
attitude dari ketiga ras yang diteliti, yaitu Asian American, European American, dan Hispanic
(Fraga, Atkinson, & Wampold, 2004). Oleh karena suku ternyata memiliki pengaruh maka
sudah seharusnya organisasi bisa memanfaatkan hal ini secara positif. Dengan pengelolaan
yang baik, keragaman etnis/suku bisa menjadi keunggulan bagi organisasi, seperti hasil dari
penelitian yang dilakukan di Belanda dimana kesimpulannya adalah jika level keragaman
etnis yang ada dalam kelompok kerja hanya sedang-sedang saja ternyata tidak memberikan
efek apapun terhadap business outcomes (sales, profit, dan profit per share). Tapi
sebaliknyasemakin beragam etnis yang ada dalam tim kerja maka hasilnya lebih positif
(Hoogendoorn & van Praag, 2012).
Walaupun nilai pengaruh dari agama sangat kecil, hanya 2% tetapi ini berarti agama
tetap memiliki pengaruh. Bukti nyata yang dapat menjadi contoh adalah dari jurnal penelitian
oleh Marcus Noland dengan judul Religion, Culture, and Economic Performance, dimana
agama ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu
negara. Dalam penelitian yang dilakukan Marcus Noland ini secara khusus melihat agama
Islam (Noland, 2003).
Yang terakhir adalah golongan darah, dari hasil perhitungan AMOS didapatkan nilai
sebesar 4%. Sama seperti variabel agama yang telah dibahas di atas dimana nilai yang
dihasilkan kecil akan tetapi hal ini menunjukkan bahwa tetap ada pengaruh. Hal ini dapat
Vol. 2, No. 2, September 2014
[197]
ISSN # 2338-8854
INSIGHT - EmergINg Markets: BuSIness and ManaGement STudies Journal
dibuktikan dengan kasus-kasus yang banyak dipraktekkan di Jepang. Seperti contoh kasus
dari artikel yang terdapat di www.bbc.co.uk dimana dikatakan bahwa di Jepang penggunaan
golongan darah untuk meningkatkan kinerja dan kompetensi dinilai berhasil. Dimulai di tahun
1930an selama perang dunia II, militer Jepang melatih dan membentuk grup-grup prajuritnya
berdasarkan tipe golongan darahnya. Kemudian di tahun 2008 pada Olimpiade Beijing, tim
sofbol wanita Jepang yang memenangkan medali emas ternyata memberikan pelatihan yang
menyesuaikan dengan tipe golongan darah masing-masing atletnya (Evans, 2012).
Untuk hipotesis H3hasilnya adalah ditolak karena ternyata berdasarkan output AMOS yang
dihasilkan nilainya adalah negatif (-0.06). Nilai negatif yang dihasilkan menunjukkan
bahwa personal diversity ternyata memiliki pengaruh yang berbanding terbalik terhadap
kompetensi yang berarti semakin tinggi personal diversity seseorang maka semakin rendah
kompetensinya.
Jika melihat nilai-nilai yang terdapat pada jalur di model persamaan struktural yang ada,
khususnya model setelah dilakukan respesifikasi dimana terdapat penambahan jalur dari
kinerja ke suku, suku ke agama, dan kompetensi ke suku maka hasil dari model ini juga
menunjukkan kesusaian dengan fenomena-fenomena umum yang ada di masyarakat.
Misalnya nilai pada jalur suku ke agama sebesar positif 52% hal ini menunjukkan bahwa
ada keterkaitan yang kuat antara suku dengan agama, jadi suku tertentu pasti mayoritasnya
memeluk agama yang sama. Begitu juga dengan nilai pada jalur kinerja ke suku dimana
hasilnya adalah positif 24%. Hasil ini menunjukkan adanya keterkaitan yang kuat antara
kinerja seseorang dengan suku yang dimilikinya. Jika melihat fenomena yang ada di
masyarakat, ada jenis pekerjaan tertentu yang banyak dilakukan oleh suku tertentu karena
hasilnya dinilai lebih baik. Contohnya adalah pekerjaan debt collector di Indonesia yang
mayoritas dijalankan oleh suku tertentu atau contoh lainnya adalah pekerjaan sebagai
bouncer di Amerika yang banyak didominasi oleh orang-orang berkulit hitam.
Melihat hasil perhitungan AMOS untuk 3 variabel yang dianggap sensitif dan seringkali
dihindari, yaitu suku, agama, dan golongan darah ternyata hasilnya menunjukkan bahwa
ketiga variabel ini memiliki pengaruh terhadap kinerja dan kompetensi seseorang. Suku
memiliki pengaruh sebesar 17%, agama sebesar 2%, dan golongan darah sebesar 4%.
Sedangkan, saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ternyata keragaman karyawan atau personal
diversity seseorang memiliki pengaruh terhadap kinerja maupun kompetensinya, baik itu
pengaruh langsung maupun tidak langsung. Maka sudah seharusnya organisasi menaruh
Vol. 2, No. 2, September 2014
[198]
ISSN # 2338-8854
INSIGHT - EmergINg Markets: BuSIness and ManaGement STudies Journal
perhatian terhadap isu ini. Organisasi harus berani mengangkat isu tentang keragaman ini
secara terbuka dan tidak menganggapnya sebagai sesuatu hal yang tabu dan justru harus
bisa mengelola keragaman yang ada dengan baik karena akan bermanfaat bagi kinerja
perusahaan. Selain itu, masyarakat luas juga harus menyadari bahwa keragaman bukan
sesuatu yang harus dihindari. Terlebih kita sebagai orang Indonesia yang merupakan salah
satu negara dengan tingkat keragaman yang tinggi.
Hasil pengolahan data hipotesis H1 memang menghasilkan nilai positif, akan tetapi nilai
positif yang dihasilkan hanya sebesar 2%. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan
untuk menguatkan hasil yang didapat dari penelitian ini. Begitu pula untuk hasil hipotesis
H3 dimana ternyata hipotesis ini ditolak, tetapi nilai negatifnya hanya sebesar 6%. Untuk
itu disarankan untuk penelitian selanjutnya bisa membahas lebih dalam lagi mengenai
masalah ini untuk menguatkan hasil atau dapat memberikan hasil yang berbeda.
BIBLIOGRAPHY
Anggraeni, N. (2011). Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12
No. 2 .
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta.
Bernardin, H. J., & Russell, J. E. (2003). Human Resource Management. New York:
McGraw-Hill/Irwin.
Boser, U. (2011). Teacher Diversity Matters: A State-by-State Analysis of Teachers of Color.
Center for American Progress.
Boulter, N., Dalziel, M., & Hill, J. (2003). Manusia dan Kompetensi: Panduan untuk
Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
British Broadcasting Corporation. (2004, June 28). Indonesia Flashpoints: Kalimantan.
Retrieved March 1, 2012, from British Broadcasting Corporation:
http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/3811219.stm
British Broadcasting Corporation. (2004, June 28). Indonesia Flashpoints: Sulawesi.
Retrieved March 1, 2012, from British Broadcasting Corporation:
http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/3812737.stm
British Broadcasting Corporation. (2012, January 11). Penembakan di Nigeria, Delapan
Tewas. Retrieved March 1, 2012, from British Broadcasting Corporation:
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/01/120110_nigeriaclash.shtml
Cascio, W. F. (2003). Managing Human Resource: Productivity, Quality of Work Life, Profits.
McGraw-Hill/Irwin.
Cattell, R. B., Young, H. B., & Hundleby, J. D. (1964). Blood Groups and Personality Traits.
American Journal of Human Genetics Vol. 16 No. 4 .
Dessler, G. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kesembilan. Jakarta: Indeks.
Evans, R. (2012, November 5). Japan and Blood Types: Does It Determine Personality?
Retrieved November 5, 2012, from British Broadcasting Corporation:
Vol. 2, No. 2, September 2014
[199]
ISSN # 2338-8854
INSIGHT - EmergINg Markets: BuSIness and ManaGement STudies Journal
http://www.bbc.co.uk/news/magazine-20170787
Firman, A. A., Wiguna, I. A., & Waliulu, Y. E. (2011). Pengaruh Karakteristik Individu
Terhadap Prestasi Kerja Staf Perusahaan Konstruksi Dengan Metode Structural
Equation Modelling (SEM). Seminar Nasional Pascasarjana XI-ITS .
Fraga, E. D., Atkinson, D. R., & Wampold, B. E. (2004). Ethnic Group Preferences for
Multicultural Counseling Competencies. Cultural Diversity and Ethnic Minority
Psychology Vol. 10, No. 1 .
Ghozali, I. (2008). Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 16. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunastri, N. M. (2009). Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik
Organisasi, Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi Pada CV Kecak Denpasar).
Forum Manajemen, Volume 7, Nomor 1 .
He, M., Wolpin, B., Rexrode, K., Manson, J. E., Rimm, E., Hu, F. B., et al. (2012). ABO
Blood Group and Risk of Coronary Heart Disease in Two Prospective Cohort Studies.
Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology .
Hellriegel, D., & Slocum, J. W. (2004). Organizational Behavior (10th ed.). Mason, OH,
USA: Thomson/South-Western.
Hoogendoorn, S., & van Praag, M. (2012). Ethnic Diversity and Team Performance: A Field
Experiment. Tinbergen Institute Discussion Paper .
Indra, J., & Anantadjaya, S. P. (2011). Balancing the Firm's Scores: A Performance and
Control Study in Indonesian Financing Industry. The 7th Asia Pacific Management
Accounting Association (APMAA) Conference & Doctoral Colloquium. Shah Alam,
Selangor, Malaysia: APMAA & UiTM.
Indrawati, Y. (2006). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Matematika Dalam
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada Sekolah Menengah Atas
Kota Palembang. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 4, No. 7 .
Jones, G. R., & George, J. M. (2008). Contemporary Management (5th ed.). New York City,
NY, USA: McGraw-Hill/Irwin.
Mangkunegara, A. P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Na'im, A., & Syaputra, H. (2011, October). Sensus Penduduk 2010. Retrieved from Badan
Pusat Statistik: http://sp2010.bps.go.id/
Narimawati, U. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.
Bandung: Agung Media.
Noland, M. (2003, August). Religion, Culture, and Economic Performance. Retrieved
December 1, 2012, from KDI School Working Paper Series:
www.iie.com/publications/wp/03-8.pdf
Pramudyo, A. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Dosen Negeri
Dipekerjakan Pada Kopertis Wilayah V Yogyakarta. Jurnal Bisnis: Teori dan
Implementasi .
Putra, Y. P. (2012, Agustus 7). Konflik Rohingya Dinilai Bukan Persoalan Agama. Retrieved
from Republika Online: http://www.republika.co.id/berita/internasional/tragedi-
rohingya/12/08/07/m8e7i9-konflik-rohingya-dinilai-bukan-persoalan-agama
Ramadhan, B., & Ariefyanto, M. (2012, Juli 18). Isu SARA Mulai Mengelinding di Pilkada
DKI. Retrieved from Republika Online: http://www.republika.co.id/berita/menuju-
jakarta-1/news/12/07/18/m7cge5-isu-sara-mulai-mengelinding-di-pilkada-dki
Vol. 2, No. 2, September 2014
[200]
ISSN # 2338-8854
INSIGHT - EmergINg Markets: BuSIness and ManaGement STudies Journal
Roth, P. L., Huffcutt, A. I., & Bobko, P. (2003). Ethnic Group Differences in Measures of Job
Performance: A New Meta-Analysis. Journal of Applied Psychology .
Sakamoto, A., & Yamazaki, K. (2002, April). Blood-Typical Personality Stereotypes and Self-
Fulfilling Prophecy: A Natural Experiment with Time-Series Data of 1978-1988.
Retrieved December 18, 2012, from Department of Psychology:
www.hss.ocha.ac.jp/psych/socpsy/sakamoto/media/2003-2004/blood_typical.pdf
Santoso, S. (2012). Analisis SEM Menggunakan AMOS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Saudale, V. (2012, December 25). GKI Yasmin Denied Christmas Service in Bogor Church
Again. Retrieved December 25, 2012, from Jakarta Globe:
http://www.thejakartaglobe.com/news/gki-yasmin-denied-christmas-service-in-bogor-
church-
again/563498?utm_source=newsletter&utm_medium=email&utm_campaign=jgnewsl
etter
Sedarmayanti. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama.
Torrington, D., Hall, L., & Taylor, S. (2005). Human Resource Management. Essex, UK:
Pearson Education Limited.
Wen, T. (2011, Desember 7). Apa Yang Terjadi Pada Mei 1998 Di Jakarta? Retrieved from
Tionghoanews.com: Media Bacaan Digital Tionghoa Indonesia:
http://yinnihuaren.blogspot.com/2011/12/apa-yang-terjadi-pada-mei-1998-di.html